ketergantungan - terjemahan1

27
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERGANTUNGAN: FAKTOR-FAKTOR PERKEMBANGAN, SOSIAL, DAN NEUROBIOLOGIS Michele Preyde dan Gerald Adams Kedewasaan didefinisikan dengan dua cara yang berbeda. Yang pertama, kedewasaan ialah sebuah masa yang penuh dengan berbagai pengalaman yang menyenangkan, titik tolak untuk menjadi orang dewasa muda yang progresif dan produktif. Yang kedua ialah masa terjadinya konflik dalam diri dan adanya permasalahan dalam keluarga yang tidak hanya berperan dalam pertumbuhan remaja, tetapi juga bisa menyebabkan disfungsi, apatis, dan merasa asing. Selain itu, kedewasaan bisa menjadi sebuah proses penting bagi seseorang atau yang lainnya, tetapi tidak diragukan lagi, kedewsaan memberikan baik kesempatan dan masalah bagi setiap orang dewasa. Pembahasan bab ini memfokuskan pada salah satu masalah yang sering muncul pada remaja – ketergantungan. Dalam bab ini, kita akan memfokuskan perhatian kita pada beberapoa permasalahan. Apa yang kami tulis, jika berhasil, akan mengarahkan pemahaman Anda. Kami akan membahas masalah mengenai pengertian ketergantungan, dan mengungkapkan tantangan yang dihadapi ketika melakukan penelitian ilmiah mengenai permasalahan ini – seperti memperkirakan nilai rata-ratanya. Kemudian,

Transcript of ketergantungan - terjemahan1

Page 1: ketergantungan - terjemahan1

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERGANTUNGAN:

FAKTOR-FAKTOR PERKEMBANGAN, SOSIAL, DAN

NEUROBIOLOGIS

Michele Preyde dan Gerald Adams

Kedewasaan didefinisikan dengan dua cara yang berbeda. Yang pertama,

kedewasaan ialah sebuah masa yang penuh dengan berbagai pengalaman yang

menyenangkan, titik tolak untuk menjadi orang dewasa muda yang progresif dan

produktif. Yang kedua ialah masa terjadinya konflik dalam diri dan adanya

permasalahan dalam keluarga yang tidak hanya berperan dalam pertumbuhan

remaja, tetapi juga bisa menyebabkan disfungsi, apatis, dan merasa asing. Selain

itu, kedewasaan bisa menjadi sebuah proses penting bagi seseorang atau yang

lainnya, tetapi tidak diragukan lagi, kedewsaan memberikan baik kesempatan dan

masalah bagi setiap orang dewasa. Pembahasan bab ini memfokuskan pada salah

satu masalah yang sering muncul pada remaja – ketergantungan.

Dalam bab ini, kita akan memfokuskan perhatian kita pada beberapoa

permasalahan. Apa yang kami tulis, jika berhasil, akan mengarahkan pemahaman

Anda. Kami akan membahas masalah mengenai pengertian ketergantungan, dan

mengungkapkan tantangan yang dihadapi ketika melakukan penelitian ilmiah

mengenai permasalahan ini – seperti memperkirakan nilai rata-ratanya.

Kemudian, kami akan membahas beberapa teori tentang ketergantungan yang

lebih menarik. Yang terakhir, kami akan membahas beberapa faktor

perkembangan, sosial, dan neurobiologis yang berperan terhadap masalah

ketergantungan pada remaja. Penjelasan singkat ini diharapkan dapat

menjembatani Anda dengan berbagai pemikiran dalam buku ini.

DEFINISI KETERGANTUNGAN

Ada banyak konsep-konsep tentang ketergantungan. Ketergantungan sering

dianggap sebagai masalah pribadi dan sosial – dalam kasus pertama,

ketergantungan dilihat sebagai kelemahan dalam diri remaja yang kehilangan

Page 2: ketergantungan - terjemahan1

kontrol atau motivasi; sedangkan pada kasus kedua, ketergantungan berhubungan

dengan kondisi lingkungan yang miskin dan kurangnya kesempatan. Kriteria

tentang definisi ketergantungan sangat ambigu.

Setidaknya ada dua faktor yang berperan dalam keambiguan konsep

ketergantungan. Cara bagaimana ketergantungan dikonseptualisasikan berubah

sepanjang waktu, dan tidak ada definisi yang dapat diterima secara umum –

definisi ketergantungan berubah dari waktu ke waktu. Sebelumnya,

ketergantungan disamakan dengan ketergantungan (dependence) psikologis

(West, 2006). Pada umumnya, ketergantungan dianggap sebagai respon terhadap

hal-hal yang dilakukan seseorang sebagai adaptasi psikologis terhadap narkoba,

dimana seseorang akan mengalami sakau jika tidak mengkonsumsi narkoba. Oleh

karena itu, ketergantungan ialah kondisi dimana seseorang membutuhkan,

contohnya narkoba, agar tidak ada reaksi fisik maupun psikologis … (and which

often involves tolerance and dependence) (Carpenter, 2001).

Para ahli sekarang meyakini bahwa ketergantungan hanya diakibatkan oleh

penggunaan zat-zat tertentu. Beberapa ahli (termasuk konselor ketergantungan)

masih memegang prinsip ini (Walters dan Gilbert, 2000). Selain itu, penjelasan

para ahli menyebutkan adanya pembatasan objek ketergantungan hanya pada

narkoba. Contohnya, The Merck Manual, sebuah buku panduan bio medis,

ketergantungan didefinisikan sebagai penyalahgunaan zat-zat tertentu (Berkow

dkk., 1997: Bag. 15 bab 195), khususnya dalam membandingkan dan

membedakan konsep ketergantungan (dependence) fisik dan psikologis.

Ketergantungan, sebuah konsep tanpa definisi yang pasti dan dapat diterima secara umum. Digunakan untuk mengacu pada sebuah gaya hidup yang dicirikan oleh keinginan yang sangat kuat untuk mengkonsumsi narkoba; bisa terjadi tanpa adanya ketergantungan (dependence) fisik. Ketergantungan menimbulkan resiko. Oleh karena itu, penggunaan narkoba harus dihentikan, apakah remaja yang ketergantungan itu mengerti atau tidak dan setuju atau tidak.

Sesuai dengan definisi biomedis, ketergantungan juga dijelaskan sebagai

penyimpangan perilaku biologis (Leshner, 2001) sebagai akibat dari serangkaian

perubahan yang terjadi di otak; adaptasi syaraf ini disebabkan oleh pengalaman

yang berulang-ulang. Hipotesanya ialah bahwa kerusakan pada korteks bagian

depan pada otak merusak kemampuan pengambilan keputusan yang berpengaruh

terhadap penyimpangan perilaku terhadap, dalam masalah ini, narkoba. Konsep

Page 3: ketergantungan - terjemahan1

ketergantungan berawal dari perspektif ini, walaupun mungkin terlalu berfokus

pada narkoba, ini sangat membantu memahami konsep yang berhubungan dengan

penyimpangan dalam penggunaan zat-zat tertentu.

Bahkan dalam pembatasan istilah ketergantungan hanya pada suatu zat

tertentu (contohnya narkoba), definisi ketergantungan masih bisa dikatakan

longgar. Pemahaman yang ada muncul lebih jauh dari definisi yang lebih luas

yang mencakup sindrom dengan gejala yang heterogen, meliputi masalah perilaku

yang mendorong (dan mungkin kesadaran yang mendorong) munculnya keinginan

terhadap sesuatu. Ada penggunaan istilah “ketergantungan” yang lebih luas –

yaitu, penggunaan istilah ini diperluas meliputi ketergantungan terhadap

bermacam objek, seperti kecanduan berjudi, internet, dan seks. Kata kunci

“ketergantungan” yang lainnya yaitu … (ideas of compulsivity), beresiko

mengalami hal yang merugikan/membahayakan, dan masalah dengan motivasi.

West (2006) menyebutkan bahwa definisi ketergantungan sebagai sebuah

sindrom meliputi … (reward-seeking) yang berakibat pada … (significant harm).

Menurutnya, ketergantungan ialah masalah sistem motivasional seseorang.

Ketergantungan juga mencakup dorongan hati, merasa menginginkan sesuatu, dan

rasa (sense) identitas seseorang (West, 2006). Ini juga bisa mencakup

ketergantungan (dependence) – baik fisik atau psikis – dan mabuk. Ini merupakan

bentuk akibat dari keputusan yang dibuat seseorang, perasaan emosional yang

muncul terhadap sesuatu yang diinginkan; ini merupakan bagian dari perilaku

kebiasaan (habitual behaviour), dan sebagian besar mencakup perilaku dan

perasaan.

Yang serupa dengan definisi ini ialah perilaku yang menimbulkan dorongan

(compulsive behaviour), terhadap sesuatu yang diinginkan, yang berakibat pada

… (risk of harm) dan tindakan yang bisa menimbulkan masalah. Bagaimana

konsep ketergantungan ini dilihat mempengaruhi bagaimana masyarakat dan para

ahli meresponnya, dan bagaimana penelitian terhadap permasalahan ini dilakukan.

Walters dan Gilbert (2000) berusaha untuk menjelaskan definisi operasional

dari konsep ketergantungan. Dalam penelitian sebelumnya, Walters (1999)

mengemukakan bahwa mungkin ada empat kata kunci dari definisi operasional

ini: … (a general progression element) (terdiri dari ketergantungan [dependence]

Page 4: ketergantungan - terjemahan1

fisik maupun psikiologis), penuh perhatian, merasa kurang kontrol, dan terus-

menerus menunjukkan wajah yang kurang menyenangkan. Walters dan Gilbert

(2000) bertanya pada klien yang mengikuti kelas pendidikan narkoba (n = 31),

dan Anggota (n = 20) dari Asosiasi Psikologi Amerika (hanya Divisi

Ketergantungan), untuk menjelaskan konsep ketergantungan. Tidak hanya seorang

yang memberikan definisi yang mengandung keempat kata kunci tersebut. Lebih

jauh lagi, di antara kedua kelompok tersebut terdapat perbedaan. Respon para ahli

pada awalnya 50% ialah ketergantungan fisik, dan serempak mereka

mendefinisikan ketergantungan sebagai serangkaian perilaku yang mempunyai

karakteristik tersendiri. Tetapi, “para ahli senior mungkin memasukkan

ketergantungan (dependence) fisik dalam definisi ketergantungan versi mereka

daripada para ahli junior” (Walter dan Gilbert, 2000: 218). Para ahli junior lebih

mendefinisikan ketergantungan sebagai perilaku yang didorong karena kebiasaan

(compulsive-habitual behaviour). Perbedaan ini mungkin menindikasikan adanya

perubahan dalam konsep ini. Sebaliknya, respon awal dari kelompok klien

(mendekati 30%) menyebutkan bahwa ketergantungan dikarenakan kurangnya

kontrol, dan mereka mendefinisikan ketergantungan sebagai sebuah cara pandang

terhadap sesuatu (fokus terhadap kurangnya kontrol, merasa harus terus

berperilaku seperti yang biasa mereka lakukan, dan tidak mau memulai). Walters

dan Golbert menyatakan bahwa mungkin saja ada definisi operasionalnya. Tetapi

seseorang yang ketergantungan mungkin saja mempunyai definisi sederhana

tentang sikapnya. Oleh karena itu, kriteria ketergantungan bisa bervariasi

berdasarkan usia dan pengetahuan. Walaupun demikian, tanta definisi operasional,

konsep ketergantungan sangat sulit untuk mendapatkan kredibilitas ilmiah.

Ketergantungan juga dijelaskan sebagai sebuah proses yang dinamis

(Shaffer dan Albanese, 2005) yang intensitasnya fluktuatif – bahwa mereka yang

mengalami ketergantungan bisa mengalami masa ketika mereka harus menahan

rasa kecanduan, … (exacerbation), dan mengontrol penggunaan barang yang

membuat mereka ketergantungan. Pendapat mengenai konsep ini juga muncul

untuk membedakan para ahli dan klien (Walters dan Gilbert, 2000). Tetapi, para

klien yang mendapat pelayanan psikologis masalah ini cenderung melihat

ketergantungan sebagai sebuah kebutuhan, keinginan, dan kurangnya kontrol.

Page 5: ketergantungan - terjemahan1

Para ahli (psikolog masalah ketergantungan) menunjukkan kecenderungan untuk

melihat ketergantungan sebagai perilaku yang muncul karena adanya dorongan,

adanya ketergantungan (dependence) fisik, dan kurangnya kontrol.

Ada bermacam definisi ketergantungan. Karena makna yang sulit dipahami

dan tidak adanya definisi yang jelas, akhirnya dilakukanlah penelitian dan praktek

klinis, seperti penentuan nilai rata-rata dan penelitian terhadap epidemiologi,

penilaian, dan pengobatan. Meskipun demikian, hasil dari penelitiannya

terakumulasi dalam sifat dasar ketergantungan dan masa remaja.

SEKILAS TENTANG TEORI KETERGANTUNGAN

Banyak teori dikemukakan untuk menjelaskan definisi ketergantungan,

mulai dari penjelasan personal atau interpersonal hingga penjelasan kontekstual.

Teori yang berlawanan menjelaskan bahwa jalan menuju ketergantungan itu

berbeda untuk setiap orangnya, dan bahwa ketergantungan itu sangat unik.

Dalam hipotesis batu loncatan, mariyuana diyakini sebagai langkah pertama

menuju narkoba jenis lainnya. Cohen (1972) mengemukakan bahwa mereka yang

kecanduan narkoba biasanya mencoba beberapa jenis narkoba sebelum akhirnya

ketergantungan. Kandel (1975) mengemukakan … (a multiple-stage progress

theory), sebuah teori yang mengemukakan bahwa remaja yang mengkonsumsi

zat-zat aditif (narkoba) biasanya melalui empat tahapan terlebih dahulu, diawali

oleh bir atau anggur atau keduanya, kemudian berlanjut mencoba rokok atau

minuman keras, lalu mariyuana, dan terakhir menggunakat zat-zat psikoaktif dan

obat-obatan terlarang. Kandel menyebutkan bahwa obat-obatan legal … (are

necessary intermediates between non-use and marijuana). Teori batu loncatan dan

… (multiple stage progress theories) membawa kita menuju perkembangan teori

yang sedang populer … (gateway theory) (Demoss, 1992), dimana teori ini

menyatakan bahwa ketergantungan dimulai oleh narkoba yang tidak terlalu keras

(jenis ringan) lalu berlanjut pada narkoba jenis keras. Teori-teori yang

mengemukakan bahwa tidak ada pola yang konsisten untuk penggunaan narkoba,

yaitu seperti:

(1) gerbang menuju narkoba tidak harus berawal dari narkoba jenis ringan yang kemudian berlanjut pada pemakaian narkoba jenis keras atau obat-obatan terlarang … (2) narkoba

Page 6: ketergantungan - terjemahan1

jenis apapun bisa membuka jalan untuk narkoba jenis lainnya karena diikuti oleh peningkatan resiko yang disebabkan oleh penggunaan narkoba jenis lainnya … (3) dua jenis narkoba merupakan pintu gerbang menuju narkoba jenis lainnya. (Chen dkk., 2002: 802)

Pemahaman tentang gerbang menuju narkoba ini telah berkembang lebih

dari 30 tahun. Bisa dilihat bahwa tidak ada proses linear dari narkoba jenis ringan

pada narkoba jenis keras, tetapi ada kemungkinan penggunaan narkoba diawali

setelah mencoba satu atau beberapa jenis narkoba. Bagaimana teori ini berlaku

untuk ketergantungan pada zat-zat aditif lainnya sama sekali tidak jelas.

Teori kelompok teman sebaya (Oetting dan Beauvais, 1986)

menggambarkan hubungan antara penggunaan zat-zat pada remaja dan

penggunaan zat-zat pada teman sebaya mereka. Bagi kelompok remaja yang

bermasalah dengan penggunaan zat-zat tertentu, masalah ketergantungan ini

muncul untuk menormalkan dan menguatkan perilaku. Salah satu pertanyaan

penting mengenai teori ini adalah, apakah remaja dalam memilih teman, mereka

memilih teman yang menjadi pengguna zat-zat tertentu, atau apakah teman sebaya

mereka menyuruh remaja menggunakan zat-zat terlarang? Simons-Morton dan

Chen (2006) melaporkan bahwa ada pengaruh timbal balik; tetapi “sosialisasi

merupakan pengaruh yang lebih sesuai daripada memilih teman sebaya” (Simon-

Morton dan Chen, 2006: 1211).

Teori atribusi berhubungan dengan bagaimana oarng menjelaskan perilaku

orang lain. Proses membuat sebuah atribut merupakan sebuah cara untuk

menjelaskan perilaku seseorang … (in an effort to make sense of the world).

Perilaku seseorang bisa dihubungkan dengan penyebab internal (contohnya,

karakter dasar seseorang) atau penyebab eksternal (situasi). Hal yang harus

diperhatikan ialah bahwa atribusi dibuat dari informasi yang kurang bahkan

kadang tidak lengkap. Hal lainnya yang harus menjadi perhatian ialah bahwa

kesalahan atribusi mungkin saja terjadi – kenyatannya, kesalahan atribusi yang

utama sering terjadi; yaitu perilaku remaja sering dihubungkan dengan sifat

internal mereka (pembawaan lahir) sementara penyebab eksternal seringkali

diabaikan. Atribusi negatif pada remaja bisa benar-benar membahayakan. Teori

atribusi telah digunakan untuk menggambarkan penggunaan kata ketergantungan

sebagai label dan bisa meningkatkan rasa ketidaktanggungjawaban, belajar

berputus asa, dan tidak peduli (Davies, 1997). Begitupun juga penggunaan istilah

Page 7: ketergantungan - terjemahan1

“ketergantungan” membawa pada kondisi putus asa karena … (self fulfilling

prophecy), ketergantungan (dependence), dan … (low self-efficacy) (Walters,

1999). Teori atribusi bisa membantu menjelaskan ketergantungan pada remaja dan

bagaimana orang lain melihat remaja yang mengalami ketergantungan. Ini bisa

dilengkapi dengan tes … (self-efficacy) dan teori kognitif sosial.

Teori kognitif sosial (Bandura, 1977) digunakan untuk menjelaskan perilaku

sebagai sesuatu yang dipelajari … (symbolically) melalui pemrosesan respon

informasi terpusat sebelum perilaku “ditampilkan” – yaitu, seorang individu

mengamati perilaku orang lain kemudian membentuk gambaran simbolis mereka

yang menjadi model. Individu menerapkan proses motivasional ketika dia

memilih perilaku saat ditunjuk sebagai model, atau memilih perilaku model yang

menurutnya efektif untuk tujuannya. Penguatan (reinforcement) merupakan

sebuah respon mekanis yang memperkuat perilaku dengan memberikan pengaruh

informasional dan motivasional. Orang-orang menunjukkan reaksi evaluasi diri

dan reaksi atas respon yang datang dari luar sebagai panduan untuk bersikap di

masa yang akan datang. Reaksi evaluasi diri bisa membawa seseorang pada

perasaan … (self-efficacy). Menurut Bandura (2000: 212):

… (self-efficacy) ialah kepercayaan seseorang terhadap kemampuan diri untuk menunjukkan kontrol terhadap berbagai kejadian yang mempengaruhi kehidupannya. Kepercayaan … (efficacy) membentuk dasar-dasar … (human agency). Jika orang-orang percaya bahwa perilaku mereka itu mengandung akibat, maka dorongan untuk berperilaku sangat sedikit.

Bandura (1999, 214) menegaskan bahwa … (self-efficacy) bisa

meningkatkan perubahan keinginan melalui beberapa proses, termasuk afektif,

kognitif, pilihan (choice), dan motivasional. … (self efficacy) bisa mempengaruhi:

setiap fase perubahan seseorang – usaha awal untuk mengatasi penyalahgunaan narkoba, … (achievement of desired changes), proses penyembuhan dari sakit, dan perawatan jangka panjang untuk kehidupan yang bebas narkoba. Tantangan utama yang dihadapi mantan pecandu narkoba ialah menggunakan kembali narkoba setelah sembuh dari ketergantungan.

Wilayah yang … (vulnerability) bisa teridentifikasi ketika menilai persepsi

remaja tentang … (self-efficacy). Dalam teori kognitif sosial, keluarga biasanya

merupakan pembentuk karakter yang paling mempengaruhi dan pengatur perilaku

dan kepercayaan apa yang dianut seseorang; namun demikian, banyak pihak lain

bisa terlibat dalam proses ini, termasuk teman, terutama teman satu kelompok.

Contohnya, penelitian baru-baru ini mengemukakan bahwa perilaku merokok

Page 8: ketergantungan - terjemahan1

yang dilakukan oleh teman dekat merupakan pihak yang sangat mempengaruhi di

antara siswa remaja putra, sementara perokok yang lebih tua sangat

mempengaruhi siswa remaja putri (Leatherdale dkk., 2006). Teori kognitif sosial

berfungsi untuk menjelaskan beberapa observasi tentang mereka yang mengalami

ketergantungan, terutama mereka yang menjadi model perilaku dalam keluarga

dan teman sebaya, dan pengaruh … (self-efficacy) seseorang terhadap proses

penyembuhan.

West (2006) melakukan tinjauan yang komperhensif tentang beberapa teori

untuk menghasilkan teori baru tentang motivasi agar bisa menjelaskan

ketergantungan, dan mengelompokkan sejumlah teori ke dalam tiga tipologi

utama. Kelompok pertama terdiri dari teori-teori yang mengemukakan bahwa

ketergantungan dilakukan dikarenakan pilihan yang dibuat. Pilihan-pilihan ini

bisa saja rasional, irasional, stabil, atau tidak stabil. Kelompok kedua mencakup

konsep dorongan hati, paksaan, dan kontrol diri. Yang paling diperhatikan ialah

model “penyakit” (disease model), dimana ketergantungan dijelaskan sebagai

dorongan hati yang sangat kuat yang diakibatkan karena perubahan patologis di

dalam otak. Pengelompokkan ini juga mencakup konsep-konsep lain, seperti

kepribadian sebagai faktor yang mempengaruhi, … (self-efficacy), dan mengatur

diri sendiri. Kelompok ketiga menjelaskan teori-teori yang menjelaskan

ketergantungan sebagai sebuah kebiasaan atau hasil dari pembelajaran

instrumental. West khusus membahas teori-teori klasik, … (operant), dan teori

pembelajaran sosial di antara teori-teori lainnya. Ini mungkin bisa dibantah, tetapi

dalam teori pembelajaran sosial, individu secara aktif mencari karakter model dan

memperhatikannya lalu kemudian menirunya - … (suggesting) bahwa teori ini …

(misclassified). Yang terakhir, West mengemukakan teori barunya tentang

motivasi, yang berisi lima elemen level tinggi (PRIME: plans, responses,

impulses, motives, dan evaluations – rencana, respon, keinginan, motif, dan

evaluasi) yang saling mempengaruhi satu sama lain dan dipengaruhi sistem

lainnya, seperti kondisi emosional. Dalam teori PRIME yang dikemukakan oleh

West ini, ketergantungan dijelaskan sebagai (West, 1006: 147):

sebuah konsep sosial, bukan sebagai objek yang bisa didefinisikan secara berbeda. Mengacu pada teori yang dikemukakan sebelumnya, ketergantungan dilihat sebagai sebuah kondisi yang kronis dari “sistem motivasion” dimana perilaku ingin memperoleh reward (hadiah) menjadi “di luar kontrol". Ini sering menghasilkan sindrom-sindrom tertentu,

Page 9: ketergantungan - terjemahan1

seperti “sindrom ketergantungan (dependence) alkohol yang gejala-gejalanya yaitu sangat menginginkannya dan menarik diri dari masyarakat, tetapi ini bukan permasalahannya.

Ketergantungan bisa bervariasi berdasarkan tingkat keparahan kasusnya dan

merupakan bukti adanya pola perilaku yang berbeda, mulai dari kecanduan

minuman keras hingga … (a chronis and sustained level of behaviour). Namun

tidak selalu bahwa perilaku tersebut menggambarkan ketergantungan. West

(2006: 175) mengemukakan bahwa ada tiga tipe utama abnormalitas yang

menyebabkan ketergantungan, seperti di bawah ini:

1. Abnormalitas dalam sistem motivasi seorang individu yang muncul

secara independen dalam perilaku ketergantungan, seperti

kecenderungan untuk merasa takut, depresi, atau … (impulsiveness).

2. Abnormalitas dalam sitem motivasi yang muncul dari perilaku

ketergantungan itu sendiri, seperti … (of a strongly entrenched habit or

an acquired drive).

3. Abnormalitas dalam lingungan fisik atau sosial, seperti adanya tekanan

dari lingkungan sosial atau tekanan lainnya yang sangat kuat yang

masuk ke dalam aktivitas individu.

Teori West tentang ketergantungan ini sangat menarik karena menjangkau

neurobiologi, psikologi, dan ilmu sosial. West berusaha untuk … (address) segi-

segi masalah ketergantungan, mencakup awal ketergantungan, bagaimana

mengakhirinya, ketergantungan yang kronis, dan ketergantungan lagi (kambuh

kembali). Dalam teori PRIME-nya tentang motivasi, West menjelaskan konsep

ketergantungan dan membantu mengembangkan pemahaman sejumlah

manifestasinya. Teori yang baru digagas ini bisa membuktikan bermanfaat untuk

memahami ketergantungan pada remaja.

FAKTOR PERKEMBANGAN, SOSIAL, DAN NEUROBIOLOGIS YANG

BERHUBUNGAN DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN

… (the etiology) ketergantungan tidak seluruhnya jelas, tetapi apa yang

diketahui ialah bahwa ketergantungan ialah sebuah proses yang kompleks

(Berkow dkk., 1997; West, 2006). Faktor yang mempengaruhi katergantungan

Page 10: ketergantungan - terjemahan1

mencakup karakteristik fisik seperti pengaruh genetis, kepribadian, dan kelas

sosial-ekonomi. Faktor psikologis yang berpengaruh terhadap ketergantungan

termasuk cenderung merasa takut, depresi atau … (impulsiveness), dan, terutama,

… (distress) emosional dimana narkoba bisa menyembuhkan ketegangan

emosional. Keadaan sosial, seperti tekanan dari kelompok atau teman sebaya,

mengasingkan diri dari masyarakat, tekanan dari lingkungan atau dari media

massa, juga merupakan faktor penting yang berpengaruh ketika mengembangkan

pemahaman tentang masalah ketergantungan pada remaja.

Walaupun definisinya berbeda, tingkat penggunaan zat aditif pada remaja

telah dilaporkan di beberapa negara. Secara umum, mayoritas (~ 80-90%) di

Prancis dan Anerika melaporkan mereka pernah mengkonsumsi alkohol saat lulus

SMA (Essau dkk., 2002). Tingkat rata-ratanya pada remaja, secara umum, cukup

bervariasi. Contohnya, di Kanada, tingkat remaja yang senang berjudi berbeda-

beda (Gupta dan Derevensky, 1998). Lebih dari 80% siswa SMA melaporkan

pernah berjudi tahun lalu, 35,1% berjudi bulan lalu; tetapi tingkat patologis judi

bisa diketahui dengan pengukuran menggunakan DSM-IV yaitu 4,5%. Di

Amerika, alkohol ialah minuman yang sangat populer di kalangan remaja – 25%

remaja berumur 13 tahun melaporkan telah meminum alkohol pada 30 hari

terakhir (Grant dan Dawson, 1997). Ini penting juga bahwa, sebagai tambahan

untuk masalah definisi dan metodologis dalam melaporkan tingkat rata-rata, tidak

cukup jelas berapa banyak figur-figur di atas menggambarkan kelompok remaja

yang bermacam-macam di seluruh dunia.

Kebanyakan faktor yang mengandung resiko sudah dikelompokkan menurut

klasifikasinya. Beman (1995) telah mengklasifikasikan faktor-faktor resiko yang

berhubungan dengan ketergantungan, di antaranya yaitu faktor resiko demografis,

sosial, perilaku, dan individual. Sullivan dan Farrell (2002) telah … (organize)

pengklasifikasian mengenai … (early initiation to substance use), faktor genetis-

biologis, psikologis, faktor yang berhubungan dengan teman sebaya, keluarga,

sekolah, dan kelompok, kejadian-kejadian yang traumatis dan negatif, dan banyak

faktor beresiko lainnya. Para ahli yang lainnya telah mengembangkan klasifikasi

berdasarkan faktor intrapersonal, interpersonal, dan lingkungan (environmental)

Page 11: ketergantungan - terjemahan1

atau faktor kontekstual. Dalam bab ini, faktor resiko akan dibahas dalam

klasifikasi faktor perkembangan, sosial, dan neurobiologis.

FAKTOR PERKEMBANGAN

Perkembangan psikologis bisa … (be compromise) oleh masalah

ketergantungan dan kesehatan mental. … (the comorbidity) gangguan mental dan

ketergantungan pada zat-zat aditif sangat tinggi (Kessler dan Walters, 2002).

Penelitian pada remaja yang tinggal dalam suatu komunitas atau tinggal di panti

rehabilitasi … (appears to confirm two models) (Newcomb dkk., 1997): yang

pertama, masalah kesehatan mental remaja bisa dilihat untuk … (precede)

perilaku ketergantungan; sementara di sisi lain, perilaku ketergantungan juga bisa

memperburuk masalah kesehatan mental. Ketika studi kepustakaan tentang tipe-

tipe ketergantungan berkembang, maka kita bisa membedakan pola yang sama

dalam bidang masalah yang lainnya, seperti kecanduan judi. Penelitian yang

dilakukan di Cina menjelaskan hubungan antara kesehatan mental dengan

kecanduan internet atau benda elektronik lainnya. Mahasiswa yang kecanduan

internet ditunjuk untuk membedakan mereka dengan mahasiswa yang tidak

kecanduan internet dalam sejumlah level (Xiaoming, 2005). Mahasiswa yang

kecanduan internet menunjukkan skor negatif lebih banyak yang berkaitan dengan

masalah kesehatan mental, dukungan sosial, kepuasan dalam hidup, ketakutan

untuk berinteraksi, … (self-rating depression), dan harga diri daripada mereka

yang tidak kecanduan internet. Wang dan He (2000: 316) menyimpulkan bahwa:

Kecanduan game elektronik menyebabkan munculnya masalah kepribadian (seperti rindu akan … (stimulation, emotionally, enxiety, dan concealment) dan masalah kesehatan mental (seperti somatization, sensitifitas terhadap hubungan interpersonal, permusuhan, dan paranoid).

Tentu saja mungkin ada beberapa tantangan, seperti pengalaman negatif

dalam hidup, yang membuat remaja mudah mengalami ketergantungan.

Keluarga diyakini memberikan pengaruh yang sangat penting terhadap

perkembangan anak. Keluarga sebagai orang yang memberi perhatian yang selalu

ada baik secara emosional ataupun secara fisik penting untuk kesehatan kejiwaan

anak dan remaja. Kesulitan hubungan antara orang tua-anak bisa berlangsung

Page 12: ketergantungan - terjemahan1

selama masa kanak-kanak dan remaja. Formoso, dkk. (2000) menunjukkan bahwa

kurangnya perhatian dari keluarga, kurangnya keahlian parenting yang positif,

dan manajemen keluarga yang kurang baik merupakan faktor-faktor penting yang

menyebabkan perilaku menggunakan zat-zat terlarang atau kriminalitas pada

remaja. Sebaliknya, pengawasan dan monitoring yang dilakukan secara intens bisa

mengurangi resiko percobaan menggunakan narkoba (Chilcoat dkk., 1995).

Dengan demikian, interaksi dengan orang tua yang positif bisa melindungi remaja,

sementara kurangnya interaksi orang tua membuat anak beresiko mengalami

penggunaan zat-zat terlarang dan ketergantungan.

Penelitian diawali dengan penegasan tentang adanya hubungan antara

ketergantungan pada remaja dengan kelompok etnis yang berbeda. … (the

association among substance use) dan pengalaman awal yang tidak

menyenangkan ditunjukkan dalam … (victimization) di antara remaja di Afrika

Selatan (Morojele dan Brook, 2006). Gabungan antara permasalahan keluarga dan

kesulitan-kesulitan lain yang dialami dalam keluarga serta masalah alkohol

dilaporkan muncul di antara komunitas warga Australia pribumi yang tinggal di

tempat terpencil (remote area) (Kelly dan Kowalyszyn, 2003). Di Taiwan, ada

sedikit perbedaan antara siswa Han dan pribumi mengenai penggunaan minuman

beralkohol dan penyalahgunaannya (Yeh dan Chiang, 2005). Bagi remaja-remaja

Han, masalah minuman beralkohol dialami oleh pria, orang tua yang peminum,

rumah tangga yang single parent, dan teman sebaya yang juga peminum,

sementara untuk siswa pribumi, masalah minuman beralkohol dialami oleh pria,

orang tua yang peminum, dan teman sebaya yang juga peminum – contohnya,

struktur keluarga hanya muncul bersama dengan masalah minuman beralkohol

yang dialami oleh siswa Han. Sementara persamaan dalam karakteristik remaja

dengan permasalahan ketergantungan bisa dilihat di berbagai etnis, beberapa etnis

… (experience) gabungan yang unik antara faktor-faktor personal, interpersonal,

keluarga dan faktor sosio-ekonomi yang mempengaruhi sifat-sifat ketergantungan.

Contoh yang sesuai diberikan olah remaja yang tinggal di First Nations …

(reserves) di Kanada.

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL

Page 13: ketergantungan - terjemahan1

Remaja bisa menjadi sangat sensitif jika berhubungan dengan interaksi

sosial mereka. Mereka mungkin dianggap aneh oleh keluarganya, bisa menjadi

sangat sensitif karena tekanan dari teman sebaya dan mengalami … (angst in this

time of) perubahan yang sangat besar. Lebih jauh lagi, keputusan yang mereka

buat mungkin mengandung konsekuensi yang sangat besar, walaupun

keputusannya sering dibuat dalam kondisi pikiran yang … (invincible).

Usaha untuk menjelaskan pola ketergantungan dan penggunaan zat-zat

terlarang yang dialami remaja dikemukakan sebagai mekanisme psikososial yang

mendasari … (health inequities). …(health inequities) dilihat sangat relevan

dalam masa transisi yang penting antara anak-anak menuju orang dewasa.

Hubungan antara status sosioekonomi dan penggunaan zat-zat terlarang mendapat

lebih banyak perhatian; tetapi hubungannya sangat rumit (Goodman dan Huang,

2002). Bukti menunjukkan adanya hubungan antara status sosio-ekonomi yang

rendanh dengan perilaku merokok pada remaja, tetapi hubungannnya dengan

perilaku ketergantungan lainnya bervariasi. Begitu juga dengan mereka yang

secara sosial termarjinalkan, tingkat ketergantungannya sangat tinggi.

Di Kanada, ketergantungan pada remaja pada penduduk pribumi dikaitkan

dengan sejarah pemindahan mereka (contohnya, relokasi … (to reserves)),

kehilangan jalan hidup, … (mandatory residential schooling), dan usaha-usaha

pemerintah yang lainnya dalam mencampurkan budaya (Denov dan Campbell,

2002). Pengaruh perlakuan terhadap penduduk pribumi ini disebut-sebut sebagai

kehilangan kebudayaan tradisional dan identitas mereka secara signifikan,

hilangnya kontrol atas kondisi kehidupan mereka, menghancurkan ekonomi

tradisional, dan mengalami stres. Ini membawa pada pola perilaku merusak

“mempengaruhi penduduk pribumi untuk menyalahgunakan narkoba, bunuh diri,

dan perilaku lainnya yang bisa menyakiti diri sendiri” (Denov dan Campbell,

2002: 25). Tingkat rata-rata perokok di antara penduduk remaja Kanada asli

dilaporkan sebanyak 50% bagi mereka yang berumur 10-19 tahun, dan 82% bagi

mereka yang berumur 15-19 tahun (Retnakaran dkk., 2005). Gambaran ini lebih

tinggi dari rata-rata pada usia tertentu. Pada tahun 1990 dalam Davis Inlet, 80-

85% warga yang berumur sekurang-kurangnya 15 tahun merupakan pecandu

Page 14: ketergantungan - terjemahan1

alkohol, dimana setengahnya melaporkan bahwa mereka mabuk setiap hari

(Wadden, 1991). Banyak remaja pribumi melaporkan bahwa mereka menghirup

narkoba sejak tahun 1970-an, dimana 62% suku Cree dan Inuit mengungkapkan

bahwa mereka … (sniffed gas) (York, 1990), dan menurut laporan jumlahnya

meningkat. … (Gas-sniffing) yang berkepanjangan sangat berbahaya, bisa

merusak ginjal dan hati, serta merusak sistem syaraf dan otak secara permanen.

Permasalahan sosial, yaitu perilaku antisosial dan agresif, juga merupakan hasil

dari … (gas –sniffing). Lebih dari 15 tahun yang lalu, banyak kelompok anak-

anak dan remaja ditemukan sedang … (sniff gas) dalam kondisi yang

membahayakan (contohnya, dalam temperatur yang dingin dengan cahaya lilin)

dan bahkan hingga mencoba bunuh diri dengan … (gas-sniffing) (Denov dan

Campbell, 2002). Tingkat rata-rata terbesar dalam penyalahgunaan narkoba

muncul di antara kelompok yang secara geografis dan secara sosial

termarjinalkan. Untuk remaja pribumi, tingkat rata-rata ketergantungan alkohol,

… (gas sniffing), dan bunuh diri dikaitkan denganm hidup mereka yang suram

dan kebingungan tentang jati diri mereka.

… (the course) dan akibat dari penyalahgunaan narkoba pada remaja telah

diuji berkenaan dengan tiga sampel utama: komunitas, proses rehabilitasi

(terutama bagi mereka menderita lagi ketergantungan) dan mereka yang sembuh

tetapi tidak direhabilitasi (Wagner dan Tarolla, 2002). Hasilnya ialah masalah

penyalahgunaan pada remaja bervariasi, dan bahwa “… (course) dan hasilnya juga

bervariasi” (Wagner dan Tarolla, 2002: 132). Ketergantungan yang kambuh lagi

dalam jangka waktu setahun rehabilitasi umum terjadi; dalam sampel komunitas,

… (comorbid psychopathology) signifikan dan mempunyai pengaruh yang buruk

terhadap hasil (outcome). Juga dilaporkan bahwa remaja yang sembuh sdari

ketergantungan tanpa rehabilitasi bertumpu pada usaha mereka sendiri, pengaruh

sosial yang positif, dan aktivitas yang terstruktur yang tidak berhubungan dengan

obat (Wagner dan Tarolla, 2002). Secara umum, ketergantungan mungkin tidak

sesuai dengan penelitian ini.

FAKTOR-FAKTOR NEUROBIOLOGIS

Page 15: ketergantungan - terjemahan1

Sebuah penelitian dilakukan ntuk memahami efek narkoba sebagai “hadiah”

biologis. Narkoba mempunyai kemampuan untuk mengaktifkan rangkaian

endogin otak (endogenous brain circuitry) (Wise dan Bozarth, 1985) dan

mekanisme syaraf – contohnya, … (blocking the dopamine reuptake mechanism)

(Wise, 1984). Baru-baru ini, Koob dkk., (2004) melakukan banyak penelitian dan

tinjauan untuk menentukan mekanisme neurobiologis yang terlibat dalam perilaku

ketergantungan pada narkoba. Koob dkk., (2004: 739) mendefinisikan

ketergantungan pada narkoba sebagai “penyimpangan perilaku akut yang

dicirikan dengan adanya dorongan untuk mengkonsumsi narkoba, tidak bisa

mengontrol konsumsi obat, dan rusaknya fungsi sosial dan pekerjaan seseorang”.

Koob menggarisbawahi kerangka heuristik tentang perubahan neuroadaptif dalam

… (brain neurocircuity) yang muncul untuk menjelaskan tahapan siklus

ketergantungan yang berbeda (Koob, 2000, 2003, 2006; Weiss dan Koob, 2001).

Dalam kerangka ini, dikemukakan bahwa perubahan neurobiologis yang utama

dalam kasus penyalahgunaan zat-zat aditif mencakup sistem … (a compromised

reward sistem), sistem ketegangan dalam otak yang … (over-activated), dan

fungsi korteks … (compromised). Koob berhasil mencapai model ini melalui

tinjauan beberapa tipe penelitian. Dari penelitian hewan, ditemukan bahwa

disregulasi dari mekanisme neurokimia tertentu dalam sistem … (brain reward

sistem) dan ketegangan otak memudahkan untuk ketergantungan kembali.

Perilaku mudah mengalami ketergantungan ini diketahui melalui penelitian

genetis yang melibatkan pengkodean gen dan elemen-elemen neurokimia dalam

… (the brain reward dan stress sistem). Dari … (human imaging studies),

ditunjukkan bahwa … (neurocircuits) berperan dalam perilaku mabuk berat,

ketergantungan yang sudah parah, dan mudah untuk mengalami ketergantungan

lagi. Dengan demikian, langkah besar dibuat dalam mengembangkan pemahaman

tentang mekanisme neurobiologis yang berperan dalam kasus ketergantungan

narkoba. Walaupun pemahaman ini masih belum sempurna, (Koob, contohnya,

mengemukakan bahwa arahan untuk penelitian selanjutnya harus meneliti

perubahan farmakologis tertentu), arahan selanjutnya harus mencakup usaha-

usaha untuk memahami faktor-faktor neurokognitif yang menyebabkan … (non-

substance related addiction).

Page 16: ketergantungan - terjemahan1

Gagasan bahwa konsep ketergantungan tidak lagi dibatasi hanya pada obat-

obatan menjadi terkenal dalam beberapa bidang. Para peneliti telah berusaha

menunjukkan bahwa ketergantungan bisa meluas dan bisa diklasifikasi ulang

menjadi kategori ketergantungan non-farmakologis. Para peneliti sampai saat ini

berfokus pada membandingkan perilaku berjudi dengan konsep ketergantungan

tradisional. Dalam penelitian terakhirnya, Potenza (2006) dan Petry (2006)

menemukan bahwa … (current state of knowledge) dalam masalah ini

mengemukakan bahwa persamaan yang substansial terlihat di antara patologis

berjudi dan penyalahgunaan narkoba. Bahkan, persamaan dalam fungsi

neurokognitif juga ditunjukkan dalam sebuah penelitian yang prospektif dengan

menggunakan sample yang diambil dari pusat rehabilitasi ketergantungan dan

pusat kesehatan mental. Goudriann dkk (2006) menemukan bahwa …

(pathological gamblers) dan kelompok yang mengalami ketergantungan alkohol

dicirikan dengan fungsi eksekutif yang berkurang (kemungkinan disfungsi …

(frontal lobe circuitry). Dengan demikian, ada perngembangan menjadi etiologi

neurokognitif umum bagi orang-orang yang mengalami ketergantungan

alkohol/berjudi.

Perkembangan masalah ketergantungan narkoba sangat kompleks,

meibatkan banyak penyebab seperti farmakologis, genetic, dan lingkungan.

Walaupun sejumlah penelitian telah menunjukkan efek ketergantungan narkoba

terhadap … (neural circuitry), namun factor neurobiologist yang mengikuti objek

keinginan lainnya tidak terlalu banyak diketahui.

Gas sniffing