Mengubah Paradigma Masyarakat Surabaya Dalam Budaya Pemakaian Helm Pengguna Roda Dua_2

28
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp : 031 596 1505, Fax : 031 596 1504 ABSTRAK Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang penting karena menyangkut keselamatan dan ketertiban masyarakat. Oleh karena itu dalam plaksanaannya perlu diatur dengan sebuah peraturan yaitu UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang memuat perilaku manusia disaat mengendarai motor termasuk pemakaian helm yang terdapat di Pasal 106 ayat (8) tentang perlengkapan kendaraan bermotor. Tingkat kesadaran hukum berlalu lintas masyarakat sangat perlu diketahui secara mendalam. Sebagai contoh kecil adalah masyarakat Surabaya khususnya daerah Surabaya Timur. Penelitian terhadap kesadaran berlalu lintas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesadaran dari masyarakat sehingga dapat dijadikan acuan dalam upaya peningkatan perilaku tertib hukum. Penelitian dilakukan dengan cara pengamatan selama tiga jam kepada pengguna roda dua di Surabaya Timur, tepatnya dia Jl. Arief Rahman Hakim dan Jl. Raya Merr. Pencatatan hasil ditulis berdasarkan klasifikasi besar pengendara memakai helm dan tidak memakai helm. Selanjutkan, penelitian diteruskan dengan pembagian kuesioner secara acak ke 50 pengguna roda dua di kawasan yang sama. Dari ke-50 pengendara roda dua yang mengisi kuesioner, 29 pengendara bermotor tidak memakai helm dan 21 sisanya memakai helm. Dari ke 29 pengendara yang tidak memakai helm, kebanyakan memberikan alasan karena jarak yang ditempuh sangat dekat (11 pengendara) sehingga tidak membutuhkan helm. Alasan lainnya karena terburu-buru (10 pengendara), tidak memiliki helm (5 pengendara), dan malas untuk memakainya (4 pengendara). i 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 7 8

description

Wawasan Kebangsaan

Transcript of Mengubah Paradigma Masyarakat Surabaya Dalam Budaya Pemakaian Helm Pengguna Roda Dua_2

JURUSAN TRANSPORTASI LAUTFAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYAKampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp : 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

ABSTRAK

Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang penting karena menyangkut keselamatan dan ketertiban masyarakat. Oleh karena itu dalam plaksanaannya perlu diatur dengan sebuah peraturan yaitu UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang memuat perilaku manusia disaat mengendarai motor termasuk pemakaian helm yang terdapat di Pasal 106 ayat (8) tentang perlengkapan kendaraan bermotor. Tingkat kesadaran hukum berlalu lintas masyarakat sangat perlu diketahui secara mendalam. Sebagai contoh kecil adalah masyarakat Surabaya khususnya daerah Surabaya Timur. Penelitian terhadap kesadaran berlalu lintas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesadaran dari masyarakat sehingga dapat dijadikan acuan dalam upaya peningkatan perilaku tertib hukum. Penelitian dilakukan dengan cara pengamatan selama tiga jam kepada pengguna roda dua di Surabaya Timur, tepatnya dia Jl. Arief Rahman Hakim dan Jl. Raya Merr. Pencatatan hasil ditulis berdasarkan klasifikasi besar pengendara memakai helm dan tidak memakai helm. Selanjutkan, penelitian diteruskan dengan pembagian kuesioner secara acak ke 50 pengguna roda dua di kawasan yang sama. Dari ke-50 pengendara roda dua yang mengisi kuesioner, 29 pengendara bermotor tidak memakai helm dan 21 sisanya memakai helm. Dari ke 29 pengendara yang tidak memakai helm, kebanyakan memberikan alasan karena jarak yang ditempuh sangat dekat (11 pengendara) sehingga tidak membutuhkan helm. Alasan lainnya karena terburu-buru (10 pengendara), tidak memiliki helm (5 pengendara), dan malas untuk memakainya (4 pengendara).

i

123456

1

2

3456789

10111213141516171819202122

78

JURUSAN TRANSPORTASI LAUTFAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYAKampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp : 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya

makalah yang berjudul " Mengubah Paradigma Masyarakat Surabaya dalam Budaya

Pemakaian Helm dan Spion saat Mengendarai Kendaraan Roda Dua ".

Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,

maka penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ni Made Gusti Rai, M.Psi selaku dosen pembimbing Wawasan

Kebangsaan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya kelas 53, yang

memberi dorongan dan tema menarik untuk makalah kami.

2. Rekan-rekan sejurusan, Manajemen Transportasi Laut angkatan 2011 yang

selalu membantu kami dalam penyusunan makalah dan konsep video dalam

memenuhi mata kuliah ini.

3. Rekan-rekan kelas, yang selalu menjadi alarm kami dalam menyusun

makalah ini agar cepat selesai.

Penyusun berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Penyusun menyadari

bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penyusun mengharapkan kritik

dan saran dari pembaca.

Surabaya, Maret 2015

Penyusun

i

123456

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

78

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iv

DAFTAR TABEL....................................................................................................................v

I. PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2

1.3 Tujuan dan Manfaat.................................................................................................2

1.4 Batasan Masalah............................................................................................................2

1.5 Metodologi Penelitian....................................................................................................2

1.5.1 Metode Observasi.............................................................................................3

1.5.2 Metode Wawancara..........................................................................................3

II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................4

2.1 Helm..............................................................................................................................4

2.1.1 Definisi Helm..........................................................................................................4

2.1.2 Manfaat Helm...................................................................................................6

2.2 Spion..............................................................................................................................6

2.2.1 Definisi Spion..........................................................................................................6

2.2.2 Manfaat Spion.........................................................................................................7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................8

3.1 Hasil.........................................................................................................................8

Tabel 3. 2 Tabel Pengedara tidak Pengguna Helm...........................................................8

3.2 Pembahasan..............................................................................................................9

3.2.1 Landasan Penggunaan Helm.............................................................................9

3.2.2 Kondisi Penggunaan Saat Ini..........................................................................10

3.2.3 Dampak dan Solusi bagi Pelanggar................................................................10

ii

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

12

JURUSAN TRANSPORTASI LAUTFAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYAKampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp : 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

V. PENUTUP.........................................................................................................................12

5.1 Kesimpulan..................................................................................................................12

5.2 Saran............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

LAMPIRAN...........................................................................................................................14

1. Kuesioner...................................................................................................................14

2. Dokumentasi Pengambilan Video..............................................................................15

iii

123456

1

2

3

4

5

6

7

8

9

78

JURUSAN TRANSPORTASI LAUTFAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYAKampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp : 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Contoh Helm Half Face.........................................................................................5Gambar 2. Kaca Spion pada kendaraan roda dua.....................................................................7Gambar 3. Kuesioner.............................................................................................................14Gambar 4. Pengarahan Host...................................................................................................15Gambar 5. Pengarahan Pengambilan Video...........................................................................15Gambar 6. Cek Hasil Video...................................................................................................16

iv

123456

1

2

3456789

10

78

JURUSAN TRANSPORTASI LAUTFAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYAKampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp : 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Tabel Pengendara Pengguna Helm..........................................................................8Tabel 3. 2 Tabel Pengedara tidak Pengguna Helm...................................................................8

v

123456

1

2

345

6

7

78

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang penting karena menyangkut

keselamatan dan ketertiban masyarakat. Oleh karena itu dalam plaksanaannya perlu

diatur dengan sebuah peraturan yaitu UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan, yang memuat perilaku manusia disaat mengendarai motor termasuk

pemakaian helm yang terdapat di Pasal 106 ayat (8) tentang perlengkapan kendaraan

bermotor. Kepolisian sebagai alat Negara bertugas melaksanakan keamanan,

ketertiban, penegak hukum, perlindungan dan penganyoman bagi masyarakat. Oleh

karena itu fungsi dari Polisi khususnya Polisi lalu lintas melaksanakan penjagaan,

pengaturan, pengawasan dan patroli di jalan raya dan lingkungan masyarakat.

Masyarakat menjadikan lalu lintas sebagai faktor utama yang berpengaruh

dalam aktivitas. Sehingga jika terdapat banyak masalah atau gangguan akan

menghambat aktivitas masyarakat. Hambatan tersebut dapat berupa kecelakaan,

kemacetan maupun tindakan hukum karena pelanggaran. Oleh karena itu, untuk

mengurangi hambatan tersebut diperlukan kesadaran hukum dalam berlalu lintas

sehingga dapat tercipta situasi kondisi yang sesuai dengan harapan.

Pemerintah (PP) No.44/1993 pasal 89 ayat (2) yang menyebutkan bahwa

“Setiap motor dengan atau tanpa kereta samping, dilengkapi dengan helm untuk

pengemudi dan penumpangnya”.Hal itu dikarenakan penegakan aturan itu tidaklah

bisa dilakukan sepenuhnya. Tampaknya sekarang ini peraturan wajib helm kembali

akan ditegakkan. Meningkatnya jumlah penderita geger otak karena kecelakaan lalu

lintas akibat pemakaian helm yang cenderung tidak 2 sesuai prosedur dan bahkan ada

beberapa yang tidak memakai menjadi alasan utama peraturan ini dikeluarkan

Kesadaran hukum merupakan kesadaran yang ada dalam diri manusia tentang

hukum yang diharapkan (Adjisoedarmo dkk : 2009). Namun, masyarakat saat ini

memiliki kesadaran hukum yang kurang khususnya dalam tertib lalu lintas. Akibatnya

1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

2

banyak imbas yang tidak baik dari pelanggaran tersebut. Seperti luka, trauma, bahkan

kehilangan nyawa akibat pelanggaran tersebut. Tingkat kesadaran hukum berlalu

lintas masyarakat sangat perlu diketahui secara mendalam. Sebagai contoh kecil

adalah masyarakat Surabaya khususnya daerah Surabaya Utara. Penelitian terhadap

kesadaran berlalu lintas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesadaran dari

masyarakat sehingga dapat dijadikan acuan dalam upaya peningkatan perilaku tertib

hukum.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi penggunaan helm dan spion saat ini?

2. Apa alasan pelanggar dan penaat aturan pengguna helm dan spion?

3. Bagaimana dampak dan solutif bagi pelanggar dan penaat pengguna helm dan

spion?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat pembahasan makalah ini antara lain:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Kebangsaan.

2. Sebagai wawasan pembaca agar memahami pentingnya penggunaan helm dan

spion.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah pada makalah ini antara lain:

1. Penelitian ini dilakukan di Surabaya Timur, khususnya kawasan Arif

Rachman Hakim

2. Hanya membatasi penggunaan helm dan spion pada roda dua, mengacu pada

judul kami. Untuk pelanggaran lain diabaikan.

1.5 Metodologi PenelitianMetode penelitian yang kami gunakan antara lain:

1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

2526

2

1.5.1 Metode ObservasiMetode observasi dilakukan dengan pengamatan selama tiga jam kepada

pengguna roda dua di Surabaya Timur. Pencatatan hasil ditulis berdasarkan

klasifikasi besar pengendara memakai helm dan tidak memakai helm. Kemudian dari

dua klasifikasi tersebut dibagi lagi menjadi pengendara sendiri dan pengendara

berdua. Kemudian masing-masing bercabang sebagai kendaraan berspion lengkap,

berspion satu dan tidak berspion. Serta yang terakhir yaitu cabang satu pengendara

dan kedua pengendara (bagi pengendara berdua). Namun dalam penelitian ini menitik

beratkan pada penggunaan helm sebagai kesadaran dan peraturan lalu lintas. Adapun

penggunaan spion hanya untuk mengetahui kecenderungan pada pengendara dalam

pemakaian spion.

1.5.2 Metode WawancaraWawancara dilakukan kepada 50 responden secara acak untuk mengetahui

alasan dari penaat aturan maupun pelanggar aturan. Wawancara dilakukan kepada

masyarakat Surabaya Timur.

1

12

3

4

5

6

7

8

9

10

11

1213

14

15

2

3.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Helm

2.1.1 Definisi Helm

Helm adalah bentuk perlindungan tubuh yang dikenakan di kepala dan biasanya

dibuat dari metal atau bahan keras lainnya seperti kevlar, serat resin, atau plastik.

Helm biasanya digunakan sebagai perlindungan kepala untuk berbagai aktivitas

pertempuran (militer), atau aktivitas sipil seperti olahraga, pertambangan, atau

berkendara. Helm dapat memberi perlindungan tambahan pada sebagian dari kepala

(bergantung pada strukturnya) dari benda jatuh atau berkecepatan tinggi. Di beberapa

negara, salah satunya di Indonesia, helm wajib digunakan bagi pengendara sepeda

motor. Helm yang digunakan untuk melindungi kepala bila terjadi kecelakaan lalu-

lintas pada para pengguna sepeda motor. Pertama sekali dicetuskan untuk diwajibkan

untuk digunakan di Indonesia oleh Kepala Kepolisian RI Hoegeng, tetapi

mendapatkan penolakan yang keras pada waktu itu, kemudian ditetapkan secara resmi

di dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992.

1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

2

Gambar 1. Contoh Helm Half Face

Inti mekanisme perlindungan Helm adalah penyerapan energi momentum yang

diterima ke seluruh bagian helm. Oleh karenanya meski terdapat berbagai bentuk

helm bentuk dan struktur-nya mempertimbangkan kemampuannya menyerap energi

tabrakan. Ukuran dan beratnya juga merupakan pertimbangan lain sebab ukuran yang

lebih besar juga meningkatkan risiko terhadap pengguna. Pada helm, terdapat

beberapa lapisan, lapisan luar yang keras didesain untuk dapat pecah jika mengalami

benturan untuk mengurangi dampak tekanan sebelum sampai ke kepala. Lapisan ini

biasanya terbuat dari bahan polycarbonate. Di sebelah dalam dari lapisan luar adalah

lapisan yang sama pentingnya untuk dampak pelapis-penyangga. Biasanya dibuat dari

bahan polystyrene (styrofoam). Lapisan tebal ini memberikan bantalan yang berfungsi

menahan goncangan sewaktu helm terbentur benda keras sementara kepala masih

bergerak. Sewaktu ada tabrakan yang membenturkan bagian kepala dengan benda

keras, lapisan keras luar dan lapisan dalam helm meyebarkan tekanan keseluruh

materi helm. Helm tersebut mencegah adanya benturan yang dapat mematahkan

tengkorak. Benturan yang kuat memberi kemungkinan terhadap pecahnya helm dan

membuat lapisan dalam rusak. Proses ini memberikan waktu ekstra, reduksi tekanan

dan jarak kepada kepala/otak untuk lebih teredam. Ketika lapisan dalam terkoyak,

dapat memberikan hambatan yang cukup terhadap menghambat kepala/otak dengan

berhenti secara lebih perlahan/lembut, dibanding proses benturan keras yang terjadi

terhadap kepala/otak tanpa menggunakan helm. Lapisan dalam yang merupakan

bagian dalam yang terdiri dari bahan lunak dan kain untuk menempatkan kepala

secara pas dan tepat pada rongga helm. Bagian penting lainnya dalam helm ada tali

pengikat helm. Helm tidak akan berfungsi dengan baik kalau tidak dilengkapi atau

tidak mengikatkan tali pengikatnya.

Helm motor dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok yaitu helm

separuh kepala (half face), tiga perempat (open face) dan penuh (full face). Helm

1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

2

yang memberikan perlindungan yang paling baik adalah helm penuh karena seluruh

kepada dilindungi dari benturan.

2.1.2 Manfaat Helm

1. Melindungi Kepala dari Benturan Saat Kecelakaan.

2. Melindungi Mata dari Angin, Debu dan Kotoran serta Benda Keras

Lainnya.

3. Melindungi Kepala dari Panasnya Terik Matahari.

4. Melindungi Kepala dari Basah Air Hujan.

5. Membuat Penampilan Menjadi Lebih Baik (Estetika).

6. Mencegah Tilang Polisi Lalu Lintas.

2.2 Spion

2.2.1 Definisi Spion

Kaca spion adalah cermin yang digunakan di mobil atau sepeda motor ataupun

kendaraan lainnya untuk melihat keadaan atau lalu lintas yang ada di belakang

kendaraan, atau pada saat memundurkan kendaraan, ataupun untuk melihat

kebelakang pada saat akan membelok/pindah lajur lalu lintas. Setiap kendaraan

bermotor menggunakan beberapa kaca spion sekaligus untuk memperluas pandangan

dan mengurangi titik buta pengemudi. Pada sepeda motor, peletakan kaca spion

terdapat pada stang kiri dan kanan.

1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

2

Gambar 2. Kaca Spion pada kendaraan roda dua

2.2.2 Manfaat SpionKaca spion motor sangat berfungsi sekali untuk melihat kendaraan yang ada di

belakang anda agar anda dapat mengatur laju motor anda dengan baik, berikut ada

beberapa fungsi spion motor:

1. Sebagai batas patokan kemudi dengan kendaraan lain, jadi ada baiknya jika anda

menggunakan spion yang tangkainya sedikit lebih panjang. Sehingga jika terjadi

benturan, kaca spion lah yang terkena pertama ketimbang mengenai stang

kemudi.

2. Agar pengelihatan Anda terhadap bagian belakang (blank spot) lebih luas,

gunakan spion dengan model kacanya yang agak cembung (konvex mirror).

1

1

2

34

5

6

7

8

9

10

11

12

2

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil observasi yang diperoleh sebagai berikut :

a. Jumlah total = 50 pengendara

b. Pengendara memakai helm = 21 pengendara

d. Pengendara tidak memakai helm = 29 pengendara

Hasil wawancara yang telah dilakukan :

Tabel 3. 1 Tabel Pengendara Pengguna Helm

No. AlasanPersentase

(%)

1 Keselamatan 4

2 Takut Polisi 2

3 Menaati Aturan 8

4 Terbiasa 5

5 Gaya 1

Total 21

Tabel 3. 2 Tabel Pengedara tidak Pengguna Helm

No. AlasanPersentase

(%)

1 Dekat 11

2 Malas 4

3 Buru-buru 10

4 Tidak Punya 5

1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

2

Total 29

3.2 Pembahasan

3.2.1 Landasan Penggunaan Helm

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, telah didapat beberapa persoalan yang

berkaitan dengan penggunaan helm. Sehingga diperlukan analisis penggunaan helm

ditinjau dari segi Hukum, Sosial, dan Medis.

a) Penggunaan helm ditinjau dari segi hukum

Penggunaan helm dari segi hukum telah diatur sedemikian rupa dalam UU

No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang berbunyi :

(1) Setiap Kendaraan Bermotor Yang Dioperasikan di Jalan wajib dilengkapi dengan

perlengkapan Kendaraan Bermotor.

(2) Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi Sepeda Motor berupa

helm Standar Nasional Indonesia.

b) Penggunaan helm ditinjau dari segi sosial

Penggunaan helm dari segi sosial, dapat diartikan dalam beberapa makna.

Yaitu sebagai norma atau kebiasaan yang ada di masyarakat Indonesia pengendara

umumnya mengenakan helm sebagai pelindung kepala. Selain itu juga dapat diartikan

sebagai acuan penilaian akhlak dari masyarakat terhadap pengendara.

c) Penggunaan helm ditinjau dari segi kesehatan

Salah akibat paling berbahaya dalam kecelakaan kendaraan bermotor adalah

cedera kepala, cedera kepala akan berakibat sangat fatal jika tidak ditangani secepat

mungkin. Penggunaan helm yang telah memenuhi standar SNI akan sangat membantu

jika terjadi kasus seperti ini. Ciri-ciri helm SNI yaitu melindungi bagian atas dan

belakang kepala (seperti helm half face), dengan kondisi busa, kaca dan tempurung

1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

2

helm sudah memenuhi syarat-syarat keselamatan. Sehingga helm dapat melindungi

pengguna dari benturan, angin, air hujan, debu dan panas matahari.

3.2.2 Kondisi Penggunaan Saat Ini

Dewasa ini pengendara roda dua banyak yang memakai helm, namun banyak pula

yang tidak mengenakanya karena berbagai alasan. Penggunaan helm di masyarakat

mungkin akan sesuai dengan hasil observasi di jalan Arif Rachman Hakim dan Ir. H.

Soekarno menyatakan bahwa dari 50 total pengendara yang diobservasi terdapat 42%

atau 21 pengendara yang memakai helm. Dan dijumpai 58% atau 29 pengendara tidak

memakai helm.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa saat ini lebih banyak pengendara yang tidak

memakai helm di lingkungan Arif Rachman Hakim dan Ir. H. Soekarno daripada

pengendara berhelm.

Hal ini juga menunjukkan bahwa kesadaran hukum dalam berlalu lintas masih

kurang dari masyarakat Surabaya. Sehingga perlu adanya perubahan demi terciptanya

masyarakat yang tertib hukum.

Selain penggunaan helm, hasil observasi dapat menjelaskan kecenderungan

bahwa pengendara menggunakan spion lengkap lebih banyak daripada pengguna

spion satu. Dan pengguna spion satu tidak lebih sedikit dari kendaraan tak berspion.

Hal ini berlaku bagi pengguna helm maupun bukan pengguna helm dalam

berkendara.

1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

2

V. PENUTUP

5.1 KesimpulanPenggunaan helm telah diatur dalam UU. Sehingga menjadi kewajiban bagi

pengendara di Indonesia untuk menggunakannya. Selain itu ada juga norma

masyarakat yang menilai pengendara berdasarkan penggunaan helm dan spion

kendaraan, dan dari segi kesehatan helm didesain untuk melindungi kepala saat

berkendara. Sehingga perlu adanya kesadaran bagi pengendara untuk tertib lalu lintas

dan kemudian melakukan pembiasaan diri.

Menurut hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan menghasilkan beberapa

pandangan mahasiswa yang salah khususnya mengenai menggunakan helm atau tidak

menggunakan helm. Bagi pengguna helm berpandangan karena takut polisi, terbiasa,

dan bergaya. Hal ini perlu dirubah dalam pemikiran kita. Karena pandangan tersebut

tidak menjamin pengendara akan selalu mengenakan helm kemanapun perginya.

Sehingga perlu adanya kesadaran bahwa helm didesain untuk melindungi kepala saat

berkendara yang telah diatur oleh UU dan masyarakat juga akan menilai pengendara

tentang akhlaknya dari segi pemakaian helm.

Selain pengguna helm dijumpai pula alasan salah bagi bukan pengguna helm

saat berkendara antara lain karena malas, tidak punya dan buru-buru. Pandangan-

pandangan tersebut dapat dirubah dengan pembiasaan kemanapun dalam berkendara.

Walaupun awal pembiasaan ini akan dirasa berat karena diluar kebiasaannya. Serta

menyadari bahaya dari pelanggaran penggunaan helm seperti keselamatan terancam

bahkan nyawa pun terancam, dari segi hukum dapat disidang, dari segi sosial dapat

dinilai kurang baik.

1

1

2

34

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

2

5.2 SaranAdapun saran yang dapat kami sampaikan sebagai mahasiswa untuk

Mengubah Paradigma Masyarakat Surabaya dalam Budaya Pemakaian Helm saat

Mengendarai Kendaraan Roda Dua adalah sebagai berikut :

a. Sebaiknya tidak menghiraukan modis atau tidak helmnya, namun yang

penting sudah berlabel SNI. Begitu juga dengan spion yang penting dapat

digunakan sesuai fungsinya.

b. Mengadakan penyuluhan terhadap civitas akademika di wilayah kampus

(dapat bekerjasama dengan pihak berwajib)

c. Pemasangan ex-banner atau spanduk yang berisikan mengenai pentingnya

pemakaian helm sesuai dengan prosedur yang dapat dipasang di wilayah

kampus.

d. Penyuluhan melalui media social. Media sosial ini  didesain untuk

memudahkan interaksi sosial, yang bersifat interaktif atau dua arah.

Dengan demikian media sosial, semestinya dapat dimaksimalkan oleh para

penyuluh untuk media komunikasi dalam kegiatan penyuluhannya dan

sebagai alat untuk melahirkan, mengembangkan dan mendiseminasikan

inovasi baru yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan dan

peradaban pembangunan manusia Indonesia masa depan, terutama dalam

menunjang pelaksanaan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya

menggunakan helm yang benar bagi pengendara roda dua. Salah satu

contoh penyuluhan tersebut adalah dengan pembuatan meme yang dapat

disebar luas kan di Instagram, Facebook, Twitter, dan media social lainnya.

Penyuluhan ini tidak hanya akan berpengaruh pada civitas akademika saja,

namun juga ke masyarakat luas.

1

12

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

2

DAFTAR PUSTAKA

Adjisoedarmo, Soedito dkk. 2014. Buku Ajar Jatidiri Unsoed. Cetakan Kesebelas

(Revisi). Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Anonim. 1993. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan

Lalu Lintas Jalan.

Kansil, C.S.T. Kansil, Christine. Disiplin Dalam Berlalu Lintas di Jalan Raya.

Rineka Cipta. Jakarta : 1995.

1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

2

LAMPIRAN

1. Kuesioner

Gambar 3. Kuesioner

1

1

2

3

4

5

6

2

2. Dokumentasi Pengambilan Video

Gambar 4. Pengarahan Host

Gambar 5. Pengarahan Pengambilan Video

1

1

2

3

4

5

6

2

Gambar 6. Cek Hasil Video

1

1

2

3

2