MENGENAL PEMBAGIAN SYOK
description
Transcript of MENGENAL PEMBAGIAN SYOK
MENGENAL PEMBAGIAN SYOK
MENGENAL PEMBAGIAN SYOK
Syok
BAB I
PENDAHULUAN
Syok merupakan suatu kondisi akibat berbagai macam etiologi. Syok
memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Syok karena dehidrasi atau syok
hipovolemik merupakan penyebab tersering kematian pada bayi, anak-anak dan
dewasa, insidens syok di seluruh dunia mencapai 6-20 juta penderita setiap
tahunnya.
Syok dapat merusak semua jaringan dan sistem organ dalam tubuh.
Keterlambatan dalam mengenali dan menangani syok dapat menyebabkan
perubahan yang cepat dari syok reversibel yang terkompensasi menjadi gagal
multi sistem organ hingga kematian. Morbiditas syok dapat bervariasi, dari gagal
ginjal, kerusakan jaringan otak, iskemia usus, gagal jantung hingga kematian.
Syok didefinisikan sebagai hipoperfusi jaringan. Akan tetapi di tinjau dari
sirkulasi , syok merupakan kehilangan kemampuan kompensasi jantung dan
pembuluh darah terhadap faktor pencetus syok. Trias syok adalah hipoksemia,
peninggian asam laktat, dan peninggian CO2 . sedangkan trias yang merupakan
tanda kritis pada syok yaitu pengurangan volume darah,penurunan tekanan darah
dan penurunan resistensi kapiler.
Fungsi utama dari system kardiovaskular adalah menyediakan oksigen dan
zat-zat lain yang dibutuhkan oleh sel. Hubungan yang tak terpecahkan ini
fungsinya adalah membuang sisa produk dari berbagai proses metabolik. Syok
sirkulasi atau kegagalan kardiovaskular terjadi ketika oksigen sistemik dan suplai
nutrisi menjadi inadequate untuk memenuhi kebutuhun metabolik tubuh dan
sistem organ. Hasilnya keadaan anaerobik tak mampu menghasilkan adenosine
triphosphate dalam sel, menyebabkan penumpukan asam laktat, sebuah indikator
objektif dari status fungsional dari sistem sirkulasi. Keadaan ini berefek dari
melemahnya perfusi yang masih reversible untuk sementara, yang sampai titik
tertentu menjadi irreversible. Pemecahan dari proses biokimia yang penting
dibutuhkan untuk mempertahankan intergritas seluler. Terganggunya fungsi dari
pompa energy-dependent cell membrane mengakibatkan oedem intracellular dan
asidosis dan sering terjadi kematian sel. Ditingkat makroskopik, keadaan
hipoksemia menyeluruh menyebabkan multisystem organ failure dan akhirnya
pasien meninggal.
Kegagalan kardiovaskular diakibatkan oleh kekurangan kardiak output
(CO), sistemik vascular resistance (SVR), atau keduanya. CO adalah hasil dari
heart rate dan stroke volume. Stroke volume ditentukan oleh tekanan pengisian
ventrikel kiri dan kontraksi miokard. SVR menggambarkan tahanan ke ejeksi
ventrikel kiri (afterload). Di dalam kamus "shock," yang didominasi
vasokonstriksi di klasifikasikan sebagai "cold shock" dan yang didominasi oleh
vasodilatasi disebut "warm shock." Pengenalan dan manajemen yang dini dari
berbagai tipe dan kegagalan sirkulasi adalah sangat krusial untuk mengembalikan
perfusi jaringan yang adekuat sebelum kerusakan organ menjadi tidak dapat
diperbaiki dan bradycardic/asystolic cardiac arrest terjadi.
Penulisan referat ini bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa
masalah syok bukan hanya sekedar masalah hipoperfusi jaringan mediator dan
kegagalan multi organ. Masalah syok adalah masalah yang memerlukan
pengalaman klinis yang lebih jauh., sementara dalam bidang penelitian syok
masih merupakan tantangan yang sangat luas.
BAB II
ISI
II.1 Definisi
Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler
(jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh
dalam jumlah yang memadai sehingga terjadi gangguan perfusi ke sel dan
jaringan
II.2 Tanda dan Gejala Syok
Sistem Kardiovaskuler
- Gangguan sirkulasi perifer - pucat, ekstremitas dingin. Kurangnya pengisian vena
perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah.
- Nadai cepat dan halus
- Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan, karena adanya
mekanisme kompensasi sampai terjadi 1/3 dari volume sirkulasi darah.
- Vena perifer kolaps .vena leher merupakan penilain yang paling baik.
- CVP rendah
Sistem Respirasi
- Pernapasan cepat dan dangkal.
Sistem saraf pusat
- Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan darah rendah
sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah sampai tidak sadar.
Obat sedatif dan analgetika jangan diberikan sampai yakin bahwa gelisahnya
pasien memang karena kesakitan.
Sistem kulit/otot
- Turgor menurun ,mata cekung,mukosa lidah kering
Sistem Saluran Cerna
Bisa terjadi mual dan muntah.
Sistem Saluran Kencing
Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin pasien dewasa adalah 60
ml/jam 1/5--1 ml/kg/jam). Pada anak 1-2ml/kg/jam.
II.3 Klasifikasi
- Syok secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologinya ada 4 kategori:
1 . Syok Hipovolemik
2 . Syok Kardiogenik
3 . Syok Distributif terbagi atas 3 yaitu: Syok Septik, - Syok Anafilaktif, Syok
Neurogenik
4 . Syok Obtruktif
II.4 Derajat Syok
Menentukan derajat syok :
1. Syok Ringan (kehilangan volume cairan di bawah 20% dari volume total)
Penurunan perfusi hanya pada jaringan dan organ non vital seperti kulit, lemak,
otot rangka, dan tulang. Jaringan ini relatif dapat hidup lebih lama dengan perfusi
rendah, tanpa adanya perubahan jaringan yang menetap (irreversible). Kesadaran
tidak terganggu, produksi urin normal atau hanya sedikit menurun, asidosis
metabolik tidak ada atau ringan.
2. Syok Sedang (kehilangan 20% - 40% dari volume darah total)
Perfusi ke organ vital selain jantung dan otak menurun (hati, usus, ginjal). Organ-
organ ini tidak dapat mentoleransi hipoperfusi lebih lama seperti pada lemak, kulit
dan otot. Pada keadaan ini terdapat oliguri (urin kurang dari 0,5 mg/kg/jam) dan
asidosis metabolik. Akan tetapi kesadaran relatif masih baik.
3. Syok Berat (kehilangan > 40% dari volume darah total)
Perfusi ke jantung dan otak tidak adekuat. Mekanisme kompensasi syok beraksi
untuk menyediakan aliran darah ke dua organ vital. Pada syok lanjut terjadi
vasokontriksi di semua pembuluh darah lain. Terjadi oliguri dan asidosis berat,
gangguan kesadaran dan tanda-tanda hipoksia jantung (EKG abnormal, curah
jantung menurun).
II.5 Stadium syok
Stadium awal
Ini dimana keadaan hipoperfusi menyebabkan hipoksia, menyebabkan
mitokondria menjadi tidak mampu menghasilkan adenosine triphosphate. Karena
kekurangan oksigen, membrane sel menjadi rusak dan sel melakukan respirasi
anaerobik. Ini menyebabkan peningkatan asam piruvat dan laktat yang
menghasilkan asidosis metabolik. Zat yang berbahaya ini harus dihancurkan dari
sel, terutama oleh hati, tetapi proses peghancuran ini membutuhkan oksigen
Stadium Kompensasi
Pada tingkat ini ditandai dengan pengaturan berbagai mekanisme fisiologi
tubuh, termasuk neural, humoral dan mekanisme biokimia dengan tujuan
mengkompensasi keadaan syok. Akibat dari asidosis, pasien akan mulai
hiperventilasi supaya oksigen lebih banyak terhirup. Baroreseptor di arteri
mendeteksi keadaan hipotensi, dan menyebabkan pelepasan adrenalin dan
noradrenalin. Ini menyebabkan vasokontriksi yang luas menghasilkan
peningkatan tidak hanya tekanan darah tapi juga frekuensi jantung. hormone ini
juga menyebabkan vasokontriksi di ginjal, gastrointestinal tract dan organ-organ
lain untuk mengalihkan darah ke jantung paru dan otak. Kekurangan darah di
sistem ginjal menyebabkan produksi di urin rendah. Stadium ini di tandai dengan
takikardi, gaduh gelisah, kulit pucat, dingin, pengisian kapiler lambat.
Stadium Progressive atau dekompensasi
Jika penyebab keadaan ini tidak di tangani dengan benar, syok akan
menuju ke tingkat progresif dan mekanisme kompensasi mulai gagal. Karena
penurunan perfusi sel, ion natrium meningkat ketika ion kalium keluar.
Metabolisme anaerobik terus berlanjut, meningkatkan produk-produk dari asidosis
metabolik, arteriol dan precapillary sphincters kontriksi sesuai dengan darah yang
ada didalam kapiler-kapiler. Karenanya tekanan hidrostatik akan meningkat dan,
kombinasi dengan pelepasan histamin, ini menyebabkan kebocoran dari protein
dan cairan ke dalam jaringan. Karena kehilangan cairan, konsentrasi dan
kekentalan darah meningkat, menyebabkan adanya endapan pada micro-
circulation. stadium dekompensasi ditandai oleh takikardi semakin nyata,
takipnoe, asidosis, kesadaran semakin turun, tekanan darah makin berkurang, dan
oliguria.
Stadium refrakter atau irriversible
Pada stadium ini, telah terjadi kegagalan pada organ-organ vital dan shock
tidak dapat lagi diatasi. Sehingga tekanan darah tidak terukur, nadi tidak teraba,
kesadaran sangat menurun, gagal multi-organ dan anuria.Telah terjadi kerusakan
otak dan kematian sel dan akan segera terjadi kematian.
I. Syok Hipovolemik
Adalah Terganggunya sistem sirkulasi akibat dari volume darah
intravaskular yang berkurang.
Etiologi
1 Kehilangan volume intravaskular
o Gastroenteritis
o Luka bakar
o Diabetes insipidus
o Heat stroke
2 Perdarahan
o Trauma
o Pembedahan
o Perdarahan gastrointestinal
3 Kehilangan volume interstitial
o Sepsis
o Sindroma nefrotik
o Obstruksi intestinal
Patofisiologi
1. Tekanan darah vena dan atrium kanan akan menurun karena berkurangnya
volume darah. Keadaan ini kemudian akan diperberat apabila terjadi vasokontriksi
yang menyeluruh.
2. Sebagai mekanisme kompensasi menurunnya isi sekuncup akan dijumpai
takikardi.
3. Tekanan nadi dan tekanan darah sistolik menurun karena menurunnya isi
sekuncup. Tekanan sistolik mungkin meninggi karena vasokontriksi.
4. Menurunnya jumlah aliran darah ke organ-organ tubuh akan menimbulkan
iskemia yang menyeluruh.
5. Berkurangnya aliran darah akan menimbulkan iskemia jaringan, akan
meningkatan metabolik anaerobik dengan hasil akhir tertimbunnya asam laktat,
asam amino dan asam fosfat dijaringan. Hal ini menimbulkan asidosis metabolik
yang menyebabkan yang dapat menyebabkan pecahnya membran lisosom dengan
enzim-enzim litik yang menyebabkan matinya sel. Hipoksia dan asidosis
metabolik menimbulkan gangguan fungsi kontraksi otot jantung sehingga curah
jantung dan tekanan darah makin menurun. Tekanan darah yang rendah
mengakibatkan semakin buruknya perfusi jaringan. Hipoksia dan asidosis
metabolik menyebabkan vasokontriksi arteri dan vena pulmonalis, hal ini
menimbulkan peniggian tahanan pulmonal yang mengganggu perfusi dan
pengembangan paru. Akibatnya terjadi kolaps paru, kongesti pembuluh darah
paru, edema interstisial dan alveolar. Maka pada penderita dengan syok
hipovolemik terlihat gangguan pernafasan. Iskemia pada otak akan menimbulkan
edema otak dengan segala akibatnya. Pada ginjal, iskemia ini akan menyebabkan
gagal ginjal
6. Sebagai mekanisme kompensasi terhadap hipovolemia, cairan interstisial akan
masuk kedalam pembuluh darah sehingga hematokrit menurun.
7. Karena cairan interstisial jumlahnya berkurang akibat masuknya cairan tersebut
kedalam ruang intraseluler, maka penambahan cairan sangat mutlak diperlukan
untuk memperbaiki gangguan metabolik dan hemodinamik ini.
8. Pada syok juga terjadi peninggian sekresi kortisol 5-10 kali lipat. Kortisol
mempunyai efek inotrofik positif pada jantung dan memperbaiki metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein.
9. Sekresi renin dari sel-sel juksta glomerulus ginjal meningkat sehingga pelepasan
angiotensin I dan II juga meningkat. Angiotensin II ialah vasokonstriktor yang
kuat dan merangsang pelepasan kalium oleh ginjal.
10. Meningginya sekresi norepinefrin akan mengakibatkan vasokonstriksi, selain itu
juga mempunyai sedikit efek inotrofik positif pada miokardium. Efineprin
disekresikan hampir tiga kali lipat daripada norepinefrin, terutama menyebabkan
peninggian isi sekuncup dan denyut jantung. Kerja kedua katekolamin ini
dipotensiasi oleh aldosteron.
11. Peninggian sekresi hormon antidiuretik (ADH) dari ‘hipofisis’ posterior
mengakibatkan resorpsi air ditubulus distal meningkat.
Berdasarkan persentase kehilangan volume darah yang akut, syok
hemoragik dibedakan atas kelas-kelas, yaitu:
1. Pendarahan kelas I : Kehilangan volume darah hingga 15%
Gejala klinis minimal. Bila tidak ada komplikasi, akan terjadi takikardi minimal.
Tidak ada perubahan berarti dari tekanan darah, tekanan nadi, atau frekuensi
pernapasan. Pada penderita yang dalam keadaan sehat, jumlah kehilangan darah
ini tidak perlu diganti, karena pengisian transkapiler dan mekanisme kompensasi
akan memulihkan volume darah dalam 24 jam.
2. Pendarahan kelas II: kehilangan volume darah 15-30%
Pada laki-laki 70 kg, kehilangan volume darah 750-1500 cc.
Gejala klinis berupa takikardi ( >100 x/menit), takipneu, penurunan tekanan nadi,
perubahan sistem saraf sentral yang tidak jelas seperti cemas, ketakutan, atau
sikap permusuhan. Walau kehilangan darah dan perubahan kardiovaskular besar,
namun produksi urin hanya sedikit terpengaruh (20-30 ml/jam untuk orang
dewasa)
3. Perdarahan kelas III : Kehilangan volume darah 30-40%
Kehilangan darah dapat mencapai 2000 ml. Penderita menunjukkan tanda klasik
perfusi yang tidak adekuat, antara lain: takikardi dan takipneu yang jelas,
perubahan status mental dan penurunan tekanan darah sistolik. Penderitanya
hampir selalu memerlukan transfusi darah. Keputusan untuk memberikan
transfusi darah didasarkan atas respon penderita terhadap resusitasi cairan semula,
perfusi dan oksigenasi organ yang adekuat.
4. Perdarahan Kelas IV: kehilangan volume darah >40 %
Jiwa penderita terancam. Gejala: takikardi yang jelas, penurunan tekanan darah
sistolik yang besar, tekanan nadi sangat sempit (atau tekanan diastolik tidak
teraba), kesadaran menurun, produksi urin hampir tidak ada, kulit dingin dan
pucat.
Penderita membutuhkan transfusi cepat dan intervensi pembedahan segera.
Keputusan tersebut didasarkan atas respon terhadap resusitasi cairan yang
diberikan. Jika kehilangan volume darah >50%, penderita tidak sadar, denyut nadi
dan tekanan darah menghilang.
.
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan jasmani,meliputi penilaian ABCDEserta respon penderita terhadap
terapi yakni melalui tanda-tanda vital ,produksi urin,dan tingkat kesadaran.
1. Airway dan Breathing
Tujuan: menjamin airway yang paten dengan cukupnya pertukaran ventilasi dan
oksigenasi. Diberikan tambahan oksigen untuk mempertahankan saturasi >95%.
2. Sirkulasi
Kontrol pendarahan dengan:
- Mengendalikan pendarahan
- Memperoleh akses intravena yang cukup
- Menilai perfusi jaringan
Pengendalian pendarahan:
tekanan langsung pada tempat pendarahan (balut tekan).Dari luka luar
PASG (Pneumatic Anti Shock Garment).Pendarahan patah tulang pelvis dan
ekstremitas bawah
operasiPendarahan internal
3. Disability : pemeriksaan neurologi
Menentukan tingkat kesadaran, pergerakan mata dan respon pupil, funsi motorik
dan sensorik. Manfaat: menilai perfusi otak, mengikuti perkembangan kelainan
neurologi dan meramalkan pemulihan.
4. Exposure : pemeriksaan lengkap
Pemeriksaan lengkap terhadap cedera lain yang mengancam jiwa serta
pencegahan terjadi hipotermi pada penderita.
5. Dilatasi Lambung: dekompresi
Dilatasi lambung pada penderita trauma, terutama anak-anak mengakibatkan
terjadinya hipotensi dan disritmia jantung yang tidak dapat diterangkan. Distensi
lambung menyebabkan terapi syok menjadi sulit. Pada penderita yang tidak sadar,
distensi lambung menyebabkan resiko aspirasi isi lambung. Dekompresi
dilakukan dengan memasukkan selang melalui mulut atau hidung dan
memasangnya pada penyedot untuk mengeluarkan isi lambung.
6. Pemasangan kateter urin
Memudahkan penilaian adanya hematuria dan evaluasi perfusi ginjal dengan
memantau produksi urin.
Kontraindikasi: darah pada uretra, prostat letak tinggi, mudah bergerak.
Terapi awal cairan:
Larutan elektrolit isotonik digunakan untuk resusitasi awal karena dapat mengisi
ruang intravaskuler dalam waktu singkat dan dapat menstabilkan volume vaskuler
dengan cara mengganti kehilangan cairan berikutnya ke dalam ruang interstisial
dan intraseluler. Larutan Ringer Laktat adalah cairan pilihan pertama dan NaCl
fisiologis adalah pilihan kedua, karena NaCl fisiologis dapat menyebabkan
terjadinya asidosis hipokloremik.
Jumlah cairan dan darah yang diperlukan untuk resusitasi sukar diramalkan pada
evaluasi awal penderita. Perhitungan kasar untuk jumlah total volume kristaloid
yang diperlukan adalah mengganti setiap mililiter darah yang hilang dengan 3 ml
cairan kristaloid. Sehingga memungkinkan resusitasi volume plasma yang hilang
ke dalam ruang interstisial dan intraseluler, dikenal dengan “hukum 3 untuk 1”
(“3 for 1 rule”).
Bila sewaktu resusitasi, jumlah cairan yang diperlukan melebihi perkiraan, maka
diperlukan penilaian ulang yang teliti dan perlu mencari cedera yang belum
diketahui atau penyebab lain.
Evaluasi resusitasi cairan dan perfusi organ
.A. Umum
Pulihnya tekanan darah menjadi normal, tekanan nadi dan denyut nadi merupakan
tanda positif yang menandakan bahwa perfusi sedang kembali ke keadaan normal,
tetapi tidak memberi informasi tentang perfusi organ.
B.produks urine
Jumlah produksi urin merupakan indikator penting untuk perfusi ginjal.
Penggantian volume yang memadai mengahsilkan pengeluaran urin sekitar 0,5
ml/kgBB/jam pada orang dewasa, 1 ml/kgBB/jam pada anak-anak dan 2
ml/kgBB/jam pada bayi. Jika jumlahnya kurang atau makin turunnya produksi
dengan berat jenis yang naik menandakan resusitasi yang tidak cukup.
C. Kesimbangan Asam-basa
Penderita syok hipovolemik dini akan mengalami alkalosis pernafasan karena
takipneu. Alkalosis respiratorik disusul dengan asidosis metabolik ringan dalam
tahap syok dini tidak perlu diterapi. Asidosis metabolik yang berat dapat terjadi
pada syok yang terlalu lama atau berat. Asidosis yang persisten pada penderita
syok yang normothermic harus diobati dengan cairan darah dan dipertimbangkan
intervensi operasi untuk mengendalikan pendarahan. Defisit basa yang diperoleh
dari analisa gas darah arteri dapat memperkirakan beratnya defisit perfusi yang
akut.
Respon terhaadap resusitasi cairan awal
Respon penderita terhadap resusitasi awal merupakan kunci untuk menentukan
terapi berikutnya. Pola respon yang potensial tersebut, dibagi dalam 3 kelompok:
1. Repon Cepat
Penderia cepat memberi respon ketika bolus cairan awal dan tetap hemodinamis
normal kalau bolus cairan awal selesai dan cairan kemudian diperlambat sampai
kecepatan maintenance.
2. Respon sementara
Sebagian besar penderita akan berespon terhadap pemberian cairan, namun bila
tetesan diperlambat hemodinamik menurun kembali karena kehilangan darah yang
masih berlangsuna.
3.Respon minimal aau tanpa respon .
Walaupun sudah diberikan cairan dan darah cukup, tetap tanpa respon, perlu
operasi segera.
II. SYOK KARDIOGENIK
Definisi
Adalah gangguan yang disebabkan oleh penurunan curah jantung sistemik
pada keadaan volume intravaskular yang cukup dan dapat mengakibatkan
hipoksia jaringan. syok kardiogenik biasanya ditandai dengan penurunan tekanan
darah (sistolik kurang dari 90 mmHg, atau berkurangnya tekanan arteri rata-rata
lebih dari 30 mmHg) dan atau penurunan pengeluaran urin (kurang dari 0,5
ml/kg/jam) dengan laju nadi lebih dari 60 kali per menit dengan atau tanpa adanya
kongesti organ.
Etiologi :
Penyebab terbanyak Infark miokard akut
Karena ruptur septal ventrikel
Disfungsi / ruptur otot papilaris,
Disfungsi / infark ventrikel.
Obat-obatan yang mendepresi jantung
Patofisiologi
Tanda dan gejala syok kardiogenik mencerminkan sifat sirkulasi
patofisiologi gagal jantung.Kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah
jantung, yang pada gilirannya menurunkan tekanan darah arteria ke organ-organ
vital. Aliran darah ke arteri koroner berkurang, sehingga asupan oksigen ke
jantung menurun, yang pada gilirannya meningkatkan iskemia dan penurunan
lebih lanjut kemampuan jantung untuk memompa, akhirnya terjadilah lingkaran
setan.
Tanda klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah, nadi cepat dan
lemah, hipoksia otak yang termanifestasi dengan adanya konfusi dan agitasi,
penurunan haluaran urin, serta kulit yang dingin dan lembab.
Disritmia sering terjadi akibat penurunan oksigen ke jantung.seperti pada gagal
jantung, penggunaan kateter arteri pulmonal untuk mengukur tekanan
ventrikel kiri dan curah jantung sangat penting untuk mengkaji beratnya masalah
dan mengevaluasi penatalaksanaan yang telah dilakukan. Peningkatan tekanan
akhir diastolik ventrikel kiri yang berkelanjutan (LVEDP = Left Ventrikel End
Diastolik Pressure) menunjukkan bahwa jantung gagal untuk berfungsi sebagai
pompa yang efektif.
Manifestasi klinis:
Ditandai dengan gangguan fungsi jantung berupa:
Disritmia seperti takikardia supraventrikular
Bunyi jantung terdengar jauh
Perubahan kesadaran (irritabilitas, gelisah)
Kulit kering, dingin dan pucat
Nadi teraba lemah dan kecil
Hipotensi yang meakibatkan perfusi jaringan tidak cukup
Takipne, gangguan pola nafas
Oliguria.
Pemeriksaan Diagnostik
Electrocardiogram (ECG)
Sonogram
Scan jantung
Kateterisasi jantung
Roentgen dada
Enzim hepar
Elektrolit oksimetri nadi
AGD
Kreatinin
Albumin / transforin serum
Penatalaksanaan
Tindakan resusitasi
Tujuannya adalah mencegah kerusakan organ sewaktu pasien dibawah untuk
terapi defenitif.Mempertahankan tekanan arteri rata-rata yang adekuat untuk
mencegah sekuela neurologi dan ginjal adalah vital.
Berikan obat-obatan untuk mengatasi Hipotensi bila :
TD < 70mmHg dan gejala syok(+) → NE 0,5-30 mcg/mnt iv
TD 70-100mmHg+ gejala syok(+) → Dopamine 5-15mcg/kg/mnt IV
TD 70-100mmHg+gjl syok (-) → Dobutamin 2-20mcg/kg/mnt IV
TD > 100mmHg → Nitrogliserin 10-20 mcg/menit IV
Menentukan secara dini Anatomi Koroner
Hal ini merupakan langkah penting dalam tatalaksana syok kardiogenik yang
berasal dari kegagalan pompa.Hipotensi diatasi segera dengan IABP( intra-aortic
ballon counterpulsation). IABP menggunakan counterpulsation internal untuk
menguatkan kerja pemompaan jantung dengan cara pengembangan dan
pengempisan balon secara teratur yang diletakkan di aorta descendens
Melakukan Revaskularisasi Dini
Setelah menentukan anatomi koroner ,harus diikuti dengan pemilihan modalitas
terapi secepatnya. melakukan revaskularisasi dgn melakukan PCI (percutaneus
coronary intervention) / CABG( coronary artery bypass graft surgery).
III. SYOK DISTRIBUTIF
a. Syok Septik
Adalah suatu sindrom respon inflamasi sistemik atau systemic inflammatory
response syndrome (SIRS) yang terkait dengan adanya suatu infeksi.
Patofisiologi :
syok septik tidak terlepas dari sepsis dimana kuman gram negatif akan
mengeluarkan endotoksin dan masuk airan darah akan menyebabkan proses
inflamasi yang melibatkan berbagai mediator inflamasi yaitu
sitokin,neutrofil,komplemen. Target seluler dari mediator-mediator ini akan
menstimulasi pelepasan sitokin, eicosanoid, protease, radikal oksigen, dan nitrat
oksida (NO) dan katabolitnya. Sitokin menyebabkan diferensiasi sel-T, sel-B, dan
sel-sel natural killer, yang mengarah pada kerusakan jaringan secara langsung.
Aktivasi dari rangkaian inflamasi ini juga akan menyebabkan mata rantai
hiperkatabolisme dan demam. Kerusakan pada sistem kardiovaskuler akan
menyebabkan disfungsi miokardium sehngga menyebabakan hipotensi.
Manifestasi klinis :
Pada mikrokardiovaskular terjadi penurunan atau rendah TVS(tahanan
vaskular sistemik),sebagian besar disebabkan karena vasodilatasi karena efek
mediator (prostglandin,kinin,histamin) sehingga terjadi peningatan permiabilitas
kapiler →berkurang voloume intravaskuler →berkurang sirkulasi →respon
terhadap penurunan TVS →curah jantung biasanya meningkat tapi tidak cukup
untuk mempertahankan perfusi jaringan dan organ.
Gejala klinis : penurunan tekanan darah sistole 90mmHg,
takikardia, takipneu,
demam, dan leukositosis
.
Penatalaksanaan
Resusitasi dilakukan segera mungkin saat pasien tiba di IGD
Meliputi : A,B,C,terapi cairan kristaloid,dan tranfusi bila diperlukan.
Terapi cairan :Hipovolemia terjadi pada sepsis,diatasi dengan pemberian ringer
laktat , diharapkan dengan pemberian cairan ada peningkatn tekanan darah,
frekuensi jantung, kecukupan isi nadi.
Pemberian antibiotik spektrum luas: ceftriaxone,cefotaxim
Pemberian vasopresor, diberikan setelah keadaan hipovolemik teratasi : beri
dopamin >8mcg/kg/mnt atau norepinerfin 0,1-0,5mcg/kgBB/mnt IV
b. Syok Anafilaktif
Anafilaksis adalah reaksi yang timbul beberapa detik-menit setelah
seseorang terpajan oleh alergen atau faktor pencetus non alergen seperti zat
kimia ,obat. Anafilaksis dapat terjadi tanpa adanya hipotensi dimana obstruksi
saluran napas merupakan gejala utamanya.
Syok anafilaksis : merupakan manifestasi klinis dari anafilaksis yang ditandai
dengan adanya hipotensi dan kolaps sirkulasi darah
Penyebab suntikan :AB (penicilin,sefalosporin),anestesi gigitan serangga.
Manifestasi klinis pada :
kulit :urtikaria ,eritem,edem di bibir,muka,extremitas
Mata :gatal, lakrimasi
Pernapasan : hidung:gatal,tersumbat
laring : rasa tercekik, suara serak, sesak napas, edema,spasme
lidah : edema
bronkus : batuk,sesak,spasme
-.
Kardiovaskuler : hipotensi, takikardi, aritmi, gelombag T datar atau T terbalik,
infark miokard
GIT : disfagia, mual, muntah, kolik, diare, peristaltik usus meningkat
PENATALAKSANAAN
Epinefrin 1 : 1000 -> 0,01ml/kg BB -0,3ml SC dan dapat diberikan setiap 15-20
menit sampai 3 atau 4x ,kadang-kadang dosis dapat diberikan sampai 0,5ml
Bila pencetus adalah alergen seperti penicilin,serangga dapat diberi suntikan
infiltrasi Epinerfin 1:1000 0,1-0,3ml →di bekas tempat suntikan → mengurangi
absorpsi alergen. 2 hal penting yg harus diperhatikan:
1. pernapasan yg lancar sehingga oksigenasi baik
2 . Sistem kardiovaskuler harus berfungsi dgn baiK perfusi ke jaringan
baik.
Penyebab tersering kematian adalah tersumbatnya saluran pernapasan akibat edem
dan spasme bronkus. pada edema laring kdg juga diperlukan trakeostomi.
Pemberian O2 4-6 L/mnt juga sangat penting
Bronkodilator diperlukan bila terjadi obstruksi saluran napas bagian bawah, seperti
pada asma , beri salbutamol 0,25cc-0,5cc dalam 2-4ml NaCl 0,9% di berikan
melalui nebulasi atau aminofilin 5-6mg/kg BB
PENCEGAHAN
Sebelum memberikan obat :
- Adakah indikasi memberikan obat,adakah riwayat alergi obat tertentu atau alergi
makanan,lakukan skin tes
Sewaktu meminum obat :
- Kalau mungkin obat diberikan oral
- Hindari pemakaian intermiten
- Sesudah membrikan suntikan pasien hrus diobservasi
- Menberitahukan pasien kemungiana reaksi yg dapt terjadi
- Sediakan obat untuk mengatasi keadaan darurat.
c. Syok Neurogenik
Pada syok neurogenik terjadi gangguan perfusi jaringan yang disebabkan
karena disfungsi sistim saraf simpatis sehingga terjadi vasodilatasi.
Misalnya : trauma pada tulang belakang.
Etiologi :
Trauma medula spinalis dengan quadriplegia atau paraplegia (syok spinal).
Rangsangan hebat yang kurang menyenangkan seperti rasa nyeri hebat pada
fraktur
tulang.
Rangsangan pada medula spinalis seperti penggunaan obat anestesi spinal/lumbal.
Trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat otonom).
Suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut
Patofisiologi
Syok neurogenik termasuk syok distributif dimana penurunan perfusi jaringan
dalam syok distributif merupakan hasil utama dari hipotensi arterial karena
penurunan resistensi pembuluh darah sistemik (systemic vascular resistance).
Sebagai tambahan, penurunan dalam efektifitas sirkulasi volume plasma sering
terjadi dari penurunan venous tone, pengumpulan darah di pembuluh darah vena,
kehilangan volume intravaskuler dan intersisial karena peningkatan permeabilitas
kapiler. Akhirnya, terjadi disfungsi miokard primer yang bermanifestasi sebagai
dilatasi ventrikel, penurunan fraksi ejeksi, dan penurunan kurva fungsi ventrikel.
Pada keadaan ini akan terdapat peningkatan aliran vaskuler dengan akibat
sekunder terjadi berkurangnya cairan dalam sirkulasi. Syok neurogenik mengacu
pada hilangnya tonus simpatik (cedera spinal). Gambaran klasik pada syok
neurogenik adalah hipotensi tanpa takikardi atau vasokonstriksi kulit.
Syok neurogenik terjadi karena reaksi vasovagal berlebihan yang mengakibatkan
vasodilatasi menyeluruh di regio splanknikus, sehingga perfusi ke otak berkurang.
Reaksi vasovagal umumnya disebabkan oleh suhu lingkungan yang panas,
terkejut, takut atau nyeri. Syok neurogenik bisa juga akibat rangsangan
parasimpatis ke jantung yang memperlambat kecepatan denyut jantung dan
menurunkan rangsangan simpatis ke pembuluh darah. Misalnya pingsan
mendadak akibat gangguan emosional.
Pada penggunaan anestesi spinal, obat anestesi melumpuhkan kendali neurogenik
sfingter prekapiler dan menekan tonus venomotor. Pasien dengan nyeri hebat,
stress, emosi dan ketakutan meningkatkan vasodilatasi karena mekanisme reflek
yang tidak jelas yang menimbulkan volume sirkulasi yang tidak efektif dan terjadi
sinkop.
Manifestasi Klinis
Hampir sama dengan syok pada
tekanan darah turun
nadi tidak bertambah cepat, bahkan bradikardi,
kadang disertai paraplegia.
keadaan lanjut pasien menjadi tidak sadar, barulah nadi bertambah cepat.
kulit terasa agak hangat dan cepat berwarna kemerahan karna pengumpulan darah
di dalam arteriol, kapiler dan vena
Penatalaksanaan
Konsep dasar untuk syok distributif adalah dengan pemberian vasoaktif
seperti fenilefrin dan efedrin, untuk mengurangi daerah vaskuler dengan
penyempitan sfingter prekapiler dan vena kapasitan untuk mendorong keluar
darah yang berkumpul ditempat tersebut.
Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisi
Trendelenburg).
Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen, sebaiknya dengan
menggunakan masker. Pada pasien dengan distress respirasi dan hipotensi yang
berat, penggunaan endotracheal tube dan ventilator mekanik sangat dianjurkan.
Langkah ini untuk menghindari pemasangan endotracheal yang darurat jika terjadi
distres respirasi yang berulang. Ventilator mekanik juga dapat menolong
menstabilkan hemodinamik dengan menurunkan penggunaan oksigen dari otot-
otot respirasi.13
Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang dengan resusitasi cairan.
Cairan kristaloid seperti NaCl 0,9% atau Ringer Laktat sebaiknya diberikan per
infus secara cepat 250-500 cc bolus dengan pengawasan yang cermat terhadap
tekanan darah, akral, turgor kulit, dan urin output untuk menilai respon terhadap
terapi.
Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan obat-obat
vasoaktif (adrenergik; agonis alfa yang indikasi kontra bila ada perdarahan seperti
ruptur lien)
Dopamin
Merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis > 10 mcg/kg/menit, berefek serupa
dengan norepinefrin. Jarang terjadi takikardi.
· Norepinefrin
Efektif jika dopamin tidak adekuat dalam menaikkan tekanan darah. Monitor
terjadinya hipovolemi atau cardiac output yang rendah jika norepinefrin gagal
dalam menaikkan tekanan darah secara adekuat. Pada pemberian subkutan,
diserap tidak sempurna jadi sebaiknya diberikan per infus. Obat ini merupakan
obat yang terbaik karena pengaruh vasokonstriksi perifernya lebih besar dari
pengaruh terhadap jantung (palpitasi). Pemberian obat ini dihentikan bila tekanan
darah sudah normal kembali. Awasi pemberian obat ini pada wanita hamil, karena
dapat menimbulkan kontraksi otot-otot uterus.
· Epinefrin
Pada pemberian subkutan atau im, diserap dengan sempurna dan dimetabolisme
cepat dalam badan. Efek vasokonstriksi perifer sama kuat dengan pengaruhnya
terhadap jantung Sebelum pemberian obat ini harus diperhatikan dulu bahwa
pasien tidak mengalami syok hipovolemik. Perlu diingat obat yang dapat
menyebabkan vasodilatasi perifer tidak boleh diberikan pada pasien syok
neurogenik
· Dobutamin
Berguna jika tekanan darah rendah yang diakibatkan oleh menurunnya cardiac
output. Dobutamin dapat menurunkan tekanan darah melalui vasodilatasi perifer.
IV. SYOK OBSTRUKTIF
Syok obstruktif terjadi oleh karena curah jantung yang tidak adekuat akibat
sumbatan aliran darah dari ventrikel yang mengalami hambatan secara mekanik.
Biasanya didapati pada:
Penyakit jantung kongenital
Tamponade jantung
o Akibat adanya darah di dalam perikard mencegah jantung
memompa darah ke seluruh tubuh.
Emboli paru massif
o Merupakan hasil dari tromboemboli yang terjadi pada pembuluh
darah paru dan menghalangi kembalinya darah ke jantung.
Tension pneumothorax.
o Karena peningkatan tekanan dalam thorak, aliran darah atau
venous return terhambat masuk ke jantung.
Manifestasi klinis
Sama seperti syok hipovolemik stadium kompensasi, tetapi gagal terjadi
perbaikan dengan resusitasi cairan secara agresif.
BAB III
KESIMPULAN
Syok didefinisikan sebagai hipoperfusi jaringan, tetapi di tinjau dari
sirkulasi , syok merupakan kehilangan kemampuan kompensasi jantung dan
pembuluh darah terhadap faktor pencetus syok. Kita perlu mengenali lebih jauh
tanda atau gejala syok agar keadaan ini dapat atasi sehingga tidak meninbulkan
komplikasi dan bahkan kematian.
Syok dibagi atas 4 bagian besar (1) syok hipovolemik,(2)syok kardiogenik,(3)
syok distributif terbagi atas yaitu: Syok Septik, - Syok Anafilaktif, Syok
Neurogenik , (4)Syok Obtruktif.
dimana masing-masing syok dengan etiologi yang berbeda,tapi kita harus teliti
melihat tanda-tanda syok yang timbul ,dimana ada penurunan tekanan darah atau
hipotensi,nadi lemah,hipoksia jantung,volume urin berkurang ,kulit dingin dan
lembab. Dengan adanya tanda-tanda syok yang timbul ,dapat juga ditentukan
derajat syok(ringan,sedang,berat)sehingga keadaan ini dapat diatasi.