Membandingkan Variable Cost di Setiap Proses Produksi Dalam Suatu Perusahaan

4
Variable cost adalah biaya yang besar kecilnya tergantung dari sedikit atau banyaknya produk dan jasa yang akan dihasilkan. Semakin besar produk yang ingin dihasilkan, biaya tidak tetap akan semakin tinggi dan sebaliknya. Berlandaskan konsep variable cost diatas, saya akan sedikit mengurai variable cost pada suatu proses produksi. Lalu, akan membandingkannya dan mengurutkannya dari yang costnya terendah hingga yang tertinggi. Intermitten Process Intermittent process adalah proses produksi yang terputus, karena memproduksi produk-produk yang memiliki spesifikasi yang berbeda- beda, sehingga memerlukan waktu set up yang relatif lama. Intermittent proses sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu job shop proses dan batch proses. Saya akan mencoba menjelaskan variable cost dimasing-masing proses produksi. Job shop Dalam job shop, variable cost yang paling berpengaruh adalah biaya upah karyawan serta biaya pembelian bahan atau material yang digunakan. Biaya karyawan dalam job shop terbilang tinggi. Hal ini dikarenakan dalam proses job shop, dibutuhkan tenaga kerja yang sudah ahli. Sehingga upah yang harus dikeluarkan disesuaikan dengan kemampuan mereka. Semisalnya dalam percetakan, seorang karyawan setidaknya harus mampu mengoprasikan komputer atau mesin percetakan lainnya. Contoh lainnya pembuatan gear, seorang karyawan dalam perusahaan ini harus mampu menggunakan peralatan khusus dalam membuat rangkain gear. Selanjutnya adalah bahan. Dalam proses job shop, bahan yang digunakan tergantung dari berapa banyak permintaan dari konsumen. Sehingga biaya untuk membeli bahan baku akan semakin mahal seiring dengan semakin banyaknya pesanan dari konsumen. Selain itu, bahan baku yang digunakan pun bervariasi dan banyak jenisnya. Hal ini juga membuat biaya bahan baku semakin bertambah. Batch

description

Variab

Transcript of Membandingkan Variable Cost di Setiap Proses Produksi Dalam Suatu Perusahaan

Page 1: Membandingkan Variable Cost di Setiap Proses Produksi Dalam Suatu Perusahaan

Variable cost adalah biaya yang besar kecilnya tergantung dari sedikit atau banyaknya produk dan jasa yang akan dihasilkan. Semakin besar produk yang ingin dihasilkan, biaya tidak tetap akan semakin tinggi dan sebaliknya.

Berlandaskan konsep variable cost diatas, saya akan sedikit mengurai variable cost pada suatu proses produksi. Lalu, akan membandingkannya dan mengurutkannya dari yang costnya terendah hingga yang tertinggi.

Intermitten Process

Intermittent process adalah proses produksi yang terputus, karena memproduksi produk-produk yang memiliki spesifikasi yang berbeda-beda, sehingga memerlukan waktu set up yang relatif lama. Intermittent proses sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu job shop proses dan batch proses. Saya akan mencoba menjelaskan variable cost dimasing-masing proses produksi.

Job shop Dalam job shop, variable cost yang paling berpengaruh adalah biaya upah karyawan serta biaya pembelian bahan atau material yang digunakan. Biaya karyawan dalam job shop terbilang tinggi. Hal ini dikarenakan dalam proses job shop, dibutuhkan tenaga kerja yang sudah ahli. Sehingga upah yang harus dikeluarkan disesuaikan dengan kemampuan mereka. Semisalnya dalam percetakan, seorang karyawan setidaknya harus mampu mengoprasikan komputer atau mesin percetakan lainnya. Contoh lainnya pembuatan gear, seorang karyawan dalam perusahaan ini harus mampu menggunakan peralatan khusus dalam membuat rangkain gear.Selanjutnya adalah bahan. Dalam proses job shop, bahan yang digunakan tergantung dari berapa banyak permintaan dari konsumen. Sehingga biaya untuk membeli bahan baku akan semakin mahal seiring dengan semakin banyaknya pesanan dari konsumen. Selain itu, bahan baku yang digunakan pun bervariasi dan banyak jenisnya. Hal ini juga membuat biaya bahan baku semakin bertambah.

BatchProses produksi dengan sistem batch pada umumnya digunakan pada industri makanan cepat saji. Sebut saja McDonald, KFC, dan yang lainnya. Proses batch memiliki tingkat variable cost yang tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah (moderat). Hal ini dikarenakan bahan baku yang digunakan dalam proses batch relatif murah dan tidak terlalu banyak variasinya. Selain itu, jumlah item yang diproduksi tidak banyak dan telah dihitung atau diperkirakan jumlahnya. Tenaga kerja dalam sistem batch pun tidak dituntut memiliki keahlian yang tinggi. Hal ini dikarenakan pada sistem batch telah ada standarisasi produk tersendirinya. Selain itu, karyawan pun hanya difokuskan pada satu workstasion dan satu keahlian saja. Semisalnya, di McDonald, ada yang menjadi kasih dan ada yang dibagian dapur. Jadi, kemampuan yang dibutuhkan hanya mengoperasikan mesin kasir saja atau memasak pesanan saja. Jumlah tenaga kerja dalam sistem batch pun tidak begitu banyak dan relatif kecil.

Page 2: Membandingkan Variable Cost di Setiap Proses Produksi Dalam Suatu Perusahaan

Project Process

Pada umumnya, sistem project proses banyak digunakan oleh industrik konstruksi. Hal ini dikarenakan project process hanya memproduksi satu unit saja. Produksi pun berdasarkan projek dan pesanan client. Secara garis besar, project process memiliki tingkat variable cost yang paling tinggi diantara sistem lainnya. Mengapa? Karena project proses membutuhkan bahan baku yang tidak sedikit. Selain itu, bahan baku pun tidak hanya satu, tetapi sangat bervariasi. Sebagai contoh, project pembangunan mall. Untuk mendirikan sebuah mall, seorang kontraktor tidak hanya membutuhkan semen atau batu bata saja, tapi mulai dari bahan dasar bangunan hingga kelistrikan dan fasilitas lainnya. Selain biaya produksi yang tinggi, beban gaji karyawan pun terbilang sangat tinggi. Untuk membuat sebuah gedung misalnya, tenaga kerja yang dibutuhkan tidak hanya buruh saja, tetapi ada mandor, arsitek, ahli keuangan, ahli kelistrikan, surveyor, dan lainnya. Sehingga beban gaji akan terus bertambah seiring dengan tingkat kesulitnya projek yang dikerjakan.

Line Flow Process

Line flow process lebih sering diterapkan pada produksi otomotif atau produksi sejenisnya. Sistem ini tergolong memiliki tingkat variable cost yang rendah namun tingkat produksi yang tinggi. Upah yang dibayarkan relatif rendah dan jumlah tenaga kerja pun tidak begitu banyak. Apalagi penggunaan robot semakin marak didunia industri yang membuat penyerapan tenaga kerja semakin berkurang. Namun, ini mengurangi beban upah karyawan di perusahaan tersebut.

Selain itu, biaya produksi dalam line flow process pun terbilang rendah. Pada umumnya, line flow process hanya merakit dan bahan-bahan yang dibutuhkan bisa dibeli dari produsen lain dengan harga yang relatif murah dengan kuantitas yang banyak. Line flow process juga tidak memiliki terlalu banyak variasi produk, sehingga bahan yang digunakanpun tidak terlalu bervariasi.

Jadi, sebagai kesimpulan, untuk yang memiliki tingkat variable cost tertinggi adalah project process. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dalam project proses biaya produksi terbilang tinggi serta beban upah karyawan yang terbilang besar. Sehingga, tidak heran project case memiliki variable cost yang tinggi. Urutan kedua adalah job shop, disusul batch shop, dan terakhir line flow process. Sebagai pemanis tulisan saya, berikut ini saya sajikan table perbandingan antar proses yang ada. Terima kasih.

Page 3: Membandingkan Variable Cost di Setiap Proses Produksi Dalam Suatu Perusahaan