Memahami Hadist tentang ciri iman dan ibadah yang diterima Allah
-
Upload
eloknadlifah -
Category
Education
-
view
489 -
download
3
Transcript of Memahami Hadist tentang ciri iman dan ibadah yang diterima Allah
memahami Hadist tentang ciri iman dan ibadah yang
diterima Allah
1. MENULIS HADITS TENTANG IMAN SERTA MENGHAFALNYA
االميان معرفة ابلقلب وقول ابللسان وعمل ابالركان. )رواه ابن ماجه عن علي بن ايب طالب( .١
قال فاخربين عن االميان قال ان تؤمن ابهلل ومالئكته وكتبه ورسله واليوم االخر وتؤمن ابلقدر .٢ )رواه مسلم عن عمر بن اخلطب( خريه وشره.
االميان بضع وسبعون شعبة فافضلها قول الاله االهللا وادان ها اماطة االذى عن الطريق واحلياء .٣ اىب هريرة(شعبة منا االميان. )رواه مسلم عن
2. MENULIS HADITS TENTANG IBADAH SERTA MENGHAFALNYA
قال هللا تعاىل اان خري شريك فمن اشرك معي شريكا فهو للشريك اييها الناس اخلصوا . ٤اعمالكم هلل فان هللا ال يقبل من االمال اال ما خلص له. وال تقولوا هذا هلل وللرحم فاهنا
وال تقولوا هلل ولوجوهكم فاهنا لوجوهكم وليس هلل منها شيء. لرمحه وليس هلل منها شيء )رواه البزار عن الضحاق(
1. ARTI DAN ISI KANDUNGAN HADIST
Hadits Pertama
“Iman itu adalah dipercaya dalam hati, diucapkan dengan lisan dan
diamalkan dengan perbuatan.” (HR. Ibnu Majah dari Ali Bin Abi
Thalib)
Hadits pertama menjelaskan tentang prinsip-prinsip dalam
keimanan. Hadits tersebut menjelaskan bahwa iman terdiri atas tiga
unsur yakni diyakini dengan hati, diucapkan dengan perbuatan, dan
diamalkan dalam perbuatan. Ketiga unsur ini tidak dapat berdiri
sendiri-sendiri. Jika ada satu unsur yang tidak dimliki seseorang,
berarti ia belum menjadi orang yang beriman. Dengan demikian, orang
yang beriman hatinya selalu meyakini sepenuh hati, lisannya
mengucapkan secara benar, kemudian keyakinan dan ucapan itu
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Hadits Kedua
“Jibril berkata, ”kabarkanlah kepadaku tentang iman? ”Rasulullah
SAW bersabda, ”Iman itu ialah kamu percaya kepada Allah SWT,
malaikat-malaikat-Nya, kitrab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir,
dan kamu percaya pada takdir tang baik dan yang buruk. ” (HR.
Muslim dari Umar bin khattab)
Hadits kedua menjelaskan tentang pengajaran malaikat Jibril
kepada para sahabat melalui Rasulullah SAW. Ada enam pokok
keyakinan yang harus diyakini oleh setiap orang yang mengaku
beriman. Keyakinan ini sering disebut dengan rukun iman. Keenam
keyakinan itu ialah Iman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-
kitab-Nya, hari akhir dan iman pada takdir yang baik dan buruk.
Keenam keyakinan ini tidak boleh dipilih-pilih karena merupakan satu
kesatuan.
Hadits Ketiga
“Iman itu ada tujuh puluh cabang. Yang paling utama ialah ucapan la
ilaha illallah, sedangkan yang paling rendah ialah menyingkirkan
gangguan dari tengah jalan. Adapun malu juga sebagian dari iman.”
(HR. Muslim dari Abi Hurairah)
Hadits ketiga menjelaskan bahwa banyak macam amal yang
termasuk bentuk keimanan. Kata tujuh puluh satu bukan berarti
jumlahnya, tetapi menunjukkan bahwa amal itu banyak macamnya.
Amal yang paling utama nilainya dalam keimanan adalah ucapan la
ilaha illallah. Ucapan ini merupakan puncak keimanan karena
pernyataan itu sebagai pengakuan bahwa tidak ada sesembahan,
kecuali hanya Allah SWT. Adapun perbuatan yang dianggap kecil
ialah menyingkirkan gangguan dari tengah jalan. Meskipun dianggap
kecil, amal tersebut dapat membawa manfaat bagi orang lain.
Perbuatan itu banyak orang yang dapat selamat dari kesengsaraan di
jalan, bahkan dalam hadits itu dijelaskan bahwa rasa malu pun
termasuk dari iman. Malu disini ialah malu untuk berbuat maksiat.
Orang yang sudah tidak merasa malu ketika melakukan kemaksiatan,
berarti ia sudah kehilangan iman dihatinya.
Hadits Keempat
”Allah SWT berfirman, Aku adalah sebaik-baik sekutu. Barang siapa
mempersekutukan aku dengan yang lain, berarti ia telah diserahkan
kepada sekutu itu. Wahai manusia! Beramallah kalian dengan ikhlas
karena Allah SWT, sesungguhnya Allah tidak menerima amal
seseorang, kecuali yang didasari keikhlasan kepada-Nya. Janganlah
kalian mengucapkan, ’Ini demi Allah dan ini demi
kekeluargaan.’Perbuatan itu hanya karena kekeluargaan, tidak
sedikitpun karena Allah. Jangan pula kalian mengucapkan, ’Ini demi
Allah dan ini demi pemimpin kalian.’Amalan seperti itu hanyalahuntuk
kehormatan pemimpin kalian, tidak sedikitpun karena Allah.” (HR.
Al-Bazzar dari Ad-Dahaq dalam hadits muslim)
Hadits keempat menjelaskan tentang pentingnya keikhlasan dalam
beramal. Kunci diterimanya amal seseorang salah satunya ialah
keikhlasan niatnya. Jika amal itu tidak ikhlaskarena Allah, sia-sialah
amal itu meskipun amal itu baik.
2. PENERAPAN HADITS SERTA PERILAKU ORANG YANG
BERIMAN DAN TIDAK BERIMAN
Adapun penerepan dari keempat hadits tersebut dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu sebagai berikut :
1. Memiliki rasa senang terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad SAW
sebagai petunjuk hidupnya.
2. Gemar mempelajari hadits-hadits dalam rangkamemahami ajaran Islam.
3. Meyakini kebenaran ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad SAW
melalui hadits-hadits beliau.
4. Melaksanakan ajaran-ajaran yang terdapat dalam hadits Nabi Muhammad
SAW dalam kehidupan.
5. Berusaha mengingatkan mutu amal agar Allah SWT berkenan
menerimanya sebagai bentuk ibadah dan amal saleh.
6. Meningkatkan keimanan dan tidak menyekutukan Allah SWT dengan
sesuatu pun.
7. Memurnikan niat dalam segala ibadah hanya untuk mendapatkan ridha
Allah SWT.
Perilaku Orang beriman
1) Meyakini rukun-rukun iman yang 6 dengan sepenuh hati
2) Mendasari setiap perbuatan dengan keimanan kepada Allah
3) Berhati-hati dalam perkataan dan perbuatan agar tidak melanggar larangan
Allah
4) Senantiasa menjadikan al qur’an dan hadits sebagai pedoman hidup
5) Menjadi para rasul sebagai teladan dalam beriman, berilmu, dan beramal
6) Menyiapkan amalan shaleh untuk bekal akhirat
7) Meyakini segala sesuatu tidak lepas dari takdir Allah
8) Berperilaku sesuai isi hati dengan perkataan dan perbuatan
9) Mempelajari lebih mendalam mengenai iman dan cabang-cabangnya
untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku Orang tidak beriman
1) Meyakini rukun-rukun iman yang 6 dengan tidak dengan sepenuh hati
2) Tidak mendasari setiap perbuatan dengan keimanan kepada Allah
3) Tidak berhati-hati dalam perkataan dan perbuatan agar tidak melanggar
larangan Allah
4) Tidak menjadikan al qur’an dan hadits sebagai pedoman hidup
5) Tidak menjadi para rasul sebagai teladan dalam beriman, berilmu, dan
beramal
6) Tidak menyiapkan amalan shaleh untuk bekal akhirat
7) Tidak meyakini segala sesuatu tidak lepas dari takdir Allah
8) Berperilaku tidak sesuai isi hati dengan perkataan dan perbuatan
9) Tidak mau mempelajari lebih mendalam mengenai iman dan cabang-
cabangnya untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.