Mekanisme Radang kronis

2
Mekanisme Radang kronis Radang kronis dapat diartikan sebagai inflamasi yang berdurasi panjang (berminggu-minggu hingga bertahun-tahun) dan terjadi proses secara simultan dari inflamasi aktif, cedera jaringan, dan penyembuhan. Perbedaannya dengan radang akut, radang akut ditandai dengan perubahan vaskuler, edema, dan infiltrasi neutrofil dalam jumlah besar. Sedangkan radang kronik ditandai oleh infiltrasi sel mononuklir (seperti makrofag, limfosit, dan sel plasma), destruksi jaringan, dan perbaikan (meliputi proliferasi pembuluh darah baru/angiogenesis dan fibrosis) (Mitchell & Cotran, 2003). Radang kronik dapat timbul melalui satu atau dua jalan. Dapat timbul menyusul radang akut, atau responnya sejak awal bersifat kronik. Perubahan radang akut menjadi radang kronik berlangsung bila respon radang akut tidak dapat reda, disebabkan agen penyebab jejas yang menetap atau terdapat gangguan pada proses penyembuhan normal. Ada kalanya radang kronik sejak awal merupakan proses primer. Sering penyebab jejas memiliki toksisitas rendah dibandingkan dengan penyebab yang menimbulkan radang akut. Terdapat 3 kelompok besar yang menjadi penyebabnya, yaitu infeksi persisten oleh mikroorganisme intrasel tertentu (seperti basil tuberkel, Treponema palidum, dan jamur-jamur tertentu), kontak lama dengan bahan yang tidak dapat hancur (misalnya silika), penyakit autoimun. Bila suatu radang berlangsung lebih lama dari 4 atau 6 minggu disebut kronik. Tetapi karena banyak kebergantungan respon efektif tuan rumah dan sifat alami jejas, maka batasan waktu tidak banyak artinya. Pembedaan antara radang akut dan kronik sebaiknya berdasarkan pola morfologi reaksi (Robbins & Kumar, 1995).

Transcript of Mekanisme Radang kronis

Page 1: Mekanisme Radang kronis

Mekanisme Radang kronis

Radang kronis dapat diartikan sebagai inflamasi yang berdurasi panjang (berminggu-

minggu hingga bertahun-tahun) dan terjadi proses secara simultan dari inflamasi aktif, cedera

jaringan, dan penyembuhan. Perbedaannya dengan radang akut, radang akut ditandai dengan

perubahan vaskuler, edema, dan infiltrasi neutrofil dalam jumlah besar. Sedangkan radang

kronik ditandai oleh infiltrasi sel mononuklir (seperti makrofag, limfosit, dan sel plasma),

destruksi jaringan, dan perbaikan (meliputi proliferasi pembuluh darah baru/angiogenesis

dan fibrosis) (Mitchell & Cotran, 2003).

Radang kronik dapat timbul melalui satu atau dua jalan. Dapat timbul menyusul radang

akut, atau responnya sejak awal bersifat kronik. Perubahan radang akut menjadi radang kronik

berlangsung bila respon radang akut tidak dapat reda, disebabkan agen penyebab jejas yang

menetap atau terdapat gangguan pada proses penyembuhan normal. Ada kalanya radang

kronik sejak awal merupakan proses primer. Sering penyebab jejas memiliki toksisitas rendah

dibandingkan dengan penyebab yang menimbulkan radang akut. Terdapat 3 kelompok besar

yang menjadi penyebabnya, yaitu infeksi persisten oleh mikroorganisme intrasel tertentu

(seperti basil tuberkel, Treponema palidum, dan jamur-jamur tertentu), kontak lama dengan

bahan yang tidak dapat hancur (misalnya silika), penyakit autoimun. Bila suatu radang

berlangsung lebih lama dari 4 atau 6 minggu disebut kronik. Tetapi karena banyak

kebergantungan respon efektif tuan rumah dan sifat alami jejas, maka batasan waktu tidak

banyak artinya. Pembedaan antara radang akut dan kronik sebaiknya berdasarkan pola

morfologi reaksi (Robbins & Kumar, 1995).