Mekanisme Pengelolaan Bantuan.ppt

23
MEKANISME PENGELOLAAN BANTUAN OLEH : AGUSTINUS ARA

Transcript of Mekanisme Pengelolaan Bantuan.ppt

  • MEKANISME PENGELOLAAN BANTUANOLEH :AGUSTINUS ARA

  • JENIS BANTUANSUMBER DAYA MANUSIAOBAT DAN PERBEKALAN KESEHATANBANTUAN SDM INTERNASIONALDONASI OBAT DARI DONOR INTERNASIONAL.

  • 1. PENGELOLAAN SDMSAAT BENCANA TERJADI MOBILISASI SDMKESEHATAN YANG TERGABUNG DALAM SATU TIM PENANGGULANGAN KRISIS MELIPUTI :TIM REAKSI CEPAT (TRC)TIM PENILAI CEPAT (TPC)/RHATIM BANTUAN KESEHATAN

  • TIM REAKSI CEPATTim yang diharapkan dapat segera bergerak dalam waktu 024 jam setelah ada informasi kejadian bencana.Kompetensi TRC disesuaikan dengan jenis bencana spesifik di daerah dan dampak kesehatan yang mungkin timbul.

  • Contoh untuk bencana gempa bumi dgn karakteristik korban luka dan fraktur. Kompetensi TRC terdiri dari :Pelayanan medik;1. dokter umum2. dokter spesialis bedah/orthopedi3. dokter spesialis anestesi4. perawat mahir (perawat bedah, gadar)5. tenaga Disaster Victims Identification (DVI)6. apoteker/tenaga teknis kefarmasian7. sopir ambulans

  • Surveilans epidemiolog/sanitarianPetugas komunikasiPetugas logistik

  • TIM PENIAIAN CEPAT (RHA TEAM)Tim yang bisa diberangkatkan dalam waktu 024 jam atau bersamaan dengan TRC dan bertugas melakukan penilaian dampak bencana dan mengidentifikasi kebutuhan bidang kesehatan, minimal terdiri dari:a) dokter umumb) epidemiologc) sanitarian

  • TIM BANTUAN KESEHATANTim yang diberangkatkan berdasarkan rekomendasi Tim RHA untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan peralatan yang lebih memadai, minimal terdiri dari:a) dokter umum dan spesialisb) apoteker dan tenaga teknis kefarmasianc) perawatd) perawat Mahire) bidanf) sanitariang) ahli gizih) tenaga surveilansi) entomolog

  • ESTIMASI KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN DI LOKASI BENCANAUntuk jumlah penduduk/pengungsi antara 10.000 20.000 orang: Dokter umum : 4 org Perawat : 10 20 org Bidan : 8 16 org Apoteker : 2 org Tenaga teknisRumah sakit, dapat dilihat dalam rumus kebutuhan tenaga di fasilitas rujukan/rumah sakit Kebutuhan dokter umum = ( pasien/40) dr umum di tempat Kebutuhan dokter spesialis Bedah = [( pasien dr bedah/5) / 5] dr bedah di tempat Kebutuhan dokter spesialis anestesi = [( pasien dr bedah/15) / 5] dr anestesi di tempat

  • PENDAYAGUNAAN TENAGADistribusi:Penanggung jawab dalam pendistribusian SDM kesehatan untuk tingkat provinsi dan kabupaten/kota adalah dinas kesehatan. Pada saat bencana, bantuan kesehatan yang berasal dari dalam/luarnegeri diterima oleh dinas kesehatan berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan didistribusikan oleh dinas kesehatan.

  • Mobilisasi :Mobilisasi SDM kesehatan dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan SDM kesehatan pada saat dan pasca bencana bila masalah kesehatan yang timbul akibat bencana tidak dapat ditangani oleh daerah tersebut sehingga memerlukan bantuan dari regional, nasional dan internasional.

  • OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATANMasalah utama yang sering berkaitan dengan obat dan perbekalan kesehatan donasi sebagai berikut :Obat dan perbekalan kesehatan donasi sering tidak sesuai dgn situasi darurat yang terjadi, baik dari aspek pola penyakit maupun tingkat pelayanan kesehatan yang tersedia.Obat tersebut sering tidak dikenal oleh tenaga kesehatan setempat maupun pasien, bahkan kadangkadang tidak memenuhi standar pengobatan yang berlaku.

  • Obat dan perbekalan kesehatan donasi sering tiba tanpa terlebih dahulu disortir dan diberi label dalam bahasa lokal/inggris, bahkan tanpa ada nama generiknyaKualitas obat dan perbekalan kesehatan donasi kadangkala tidak sesuai dengan standar yang berlaku di negara donorPihak donor kadang tidak menghiraukan prosedur administrasi negara penerima.Pihak donor sering menyebutkan nilai obat lebih tinggi dari yang semestinya.Obat dan perbekalan kesehatan donasi dalam jumlah yang tidak sesuai kebutuhan, akibatnya beberapa obat berlebih harus dimusnahkan. Hal ini dapat menimbulkan masalah pada negara penerima.

  • PENGELOLAAN BANTUAN SDM INTERNASIONALPrinsip utama dalam pengelolaan sumber daya manusia internasional yang efektif adalah sebagai berikut :Dapat membedakan antara kebutuhan yang bersifat segera untuk menyelamatkan nyawa (pencarian, penyelamatan dan pelayanan medis darurat) dan tipe bantuan kesehatan yang dibutuhkan untuk rehabilitasi jangka panjang. setiap tipe membutuhkan kebijakan dan pendekatan strategis yang berbeda.

  • Memastikan bahwa tim medis dari luar dapat segera beroperasi pada 24 jam pertama (golden hours), tepat waktu untuk menyelamatkan nyawa. Keterlambatan untuk membantu korban bencana disebabkan oleh :Hambatan logistik (akses, transportasi, cuaca) Kurangnya personel medis. Tim bantuan medis dari luar hanya akan menambah masalah

  • Pada saat kekurangan sumber daya manusia menjadi masalah, permintaan ditargetkan terutama pada negara tetangga atau negara lain dalam subregional yang sama.Menerima sukarelawan atau tim medis dari luar dengan kriteria sebagai berikut :Disponsori oleh organisasi yang dikenal dengan baik dan dapat menjamin kualifikasi sukarelawan atau tim medis yang dikirimkan.Mengetahui atau familier dengan bahasa, kebudayaan dan level teknologi yang sesuai untuk situasi bencana di daerah tersebut.Dapat bekerja tanpa dukungan yang berlebihan dari orang lainMau dan dapat tinggal selama periode waktu yang sesuai dan layak.

  • Informasikan kepada media, misi diplomatik, konsulat, dan agensi lain mengenai kriteria, kebijakan dan menjelaskan prosedur registrasi, kewajiban, cakupan kerja dan supervisi sebelum menerima atau mengirimkan tim medis

  • PENGELOLAAN DONASI OBAT DARI DONOR INTERNASIONALAdapun empat prinsip tersebut adalah sebagai berikut:Prinsip pertama: obat sumbangan harus memberikan keuntungan yang sebesarbesarnya bagi negara penerima, sehingga bantuan harus didasarkan pada kebutuhan, sehingga kalau ada obat yang tidak diinginkan, maka kita dapat menolaknyaPrinsip kedua: obat sumbangan harus mengacu kepada keperluan dan sesuai dengan otoritas penerima dan harus mendukung kebijakan pemerintah di bidang kesehatan dan sesuai dengan persyaratan administrasi yang berlaku.

  • prinsip ketiga: tidak boleh terjadi standar ganda penetapan kualitas. Jika kualitas salah satu item obat tidak diterima di negara donor, sebaiknya hal ini juga diberlakukan di negara penerima.Prinsip keempat: harus ada komunikasi yang efektif antara negara donor dan negara penerima, sumbangan harus berdasarkan permohonan dan sebaiknya tidak dikirimkan tanpa adanya pemberitahuan.

  • VERIFIKASI BANTUAN OBAT DARI DONASIPihak dinas kesehatan kabupaten/kota berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota bila obat dan perbekalan kesehatan langsung dikirim ke kabupaten/kota.Dinas Kesehatan Provinsi berkoordinasi dengan BPBD Provinsi bila obat dan perbekalan kesehatan donasi langsung dikirim ke ProvinsiPihak Kementerian Kesehatan (Ditjen Binfar dan Alkes) bila obat dan Perbekalan Kesehatan di terima di tingkat NasionalBila obat dan perbekalan kesehatan diterima oleh BPBD atau BNPB, maka BPBD atau BNPB memberikan informasi bantuan ke Dinas Kesehatan Provinsi di tingkat provinsi atau Kementerian Kesehatan di tingkat nasional.

  • PERSYARATAN TEKNIS OBAT SUMBANGANMasa kadaluarsa obat dan perbekalan kesehatan sumbangan minimal 2 tahun pada saat diterima oleh penerima bantuan. Hal ini dimaksudkan agar obat dan perbekalan kesehatan tersebut dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan program maupun situasi daruratObat dan perbekalan kesehatan sumbangan yang diterima harus berasal dari sumber resmi dan mempunyai izin edar di negeri pemberi atau mendapat pengakuan dari WHO atau lembaga independen lainnya. Hal ini diperlukan untuk menjamin keamanan dari obat dan perbekalan kesehatan yang akan diterima;

  • Obat yang diterima sebaiknya sesuai dengan DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional), hal ini diperlukan agar tidak mengganggu Program Penggunaan Obat Esensial di sarana kesehatanKekuatan/Potensi/Dosis dari obat sebaiknya sama dengan obat yang biasa digunakan oleh petugas kesehatan.Semua obat dan perbekalan kesehatan menggunakan label berbahasa Indonesia atau bahasa Inggris.

  • Obat dan perbekalan kesehatan sumbangan sebaiknya memenuhi aturan internasional pengiriman barang yaitu setiap obat dan perbekalan kesehatan yang dikirim hendaknya disertai dengan detail isi karton yang menyebutkan secara spesifik bentuk sediaan, jumlah, nomor batch, tanggal kadaluarsa (expire date), volume, berat dan kondisi penyimpanan yang khususObat dan perbekalan kesehatan sumbangan donor bisa mendapat fasilitas pembebasan tarif pajak sesuai perundang undangan yang berlakuObat dan perbekalan kesehatan donasi yang rusak/kadaluwarsa dilakukan pemusnahan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.