TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

16
205 Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi ISSN : 2442 - 9708 (Online) Vol. 20 No. 2 September 2020 :205-220 ISSN : 1411 - 8831 (Print) Doi: http://dx.doi.org/10.25105/mraai.v20i2.5597 TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN RISIKO UNTUK MENINGKATKAN NILAI PERUSAHAAN Edwin Triyuwono 1* Suwandi Ng 2 Fransiskus Eduardus Daromes 3 1,2,3 Universitas Atma Jaya Makassar *[email protected] Abstract The aims of the research is to test the effect of corporate governance on firm value mediated by risk. The populations used are listed companies on Indonesia Stock Exchange (IDX) and period of 2013-2018. Purposive sampling is used to determine the sample and secondary data are used in the form of annual and financial reports of the companies. Path analysis and Sobel tests are utilized to test the hypothesis. Research results found that corporate governance has positive and significant effect on risk. Meanwhile, risk has a positive and significant effect on firm value. This research also found that risk mediated the effect of corporate governance to firm value. The research implications is to enrich literature of agency theory and stakeholder theory and provide suggestions to companies, investors and the government on the prominence of implementing corporate governance to manage risks for the sustainability of the company which will provide benefits to its stakeholders. Keywords: Corporate Governance; Firm Value; Risk; Risk Management; Sustainability. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh tata kelola perusahaan terhadap nilai perusahaan yang dimediasi oleh risiko. Populasi yang digunakan adalah perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2018. Purposive sampling digunakan untuk menentukan sampel dan data sekunder digunakan dalam bentuk laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan. Analisis jalur dan uji Sobel digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menemukan bahwa tata kelola perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap risiko. Sementara itu, risiko memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini juga menemukan bahwa risiko memediasi pengaruh tata kelola perusahaan terhadap nilai perusahaan. Implikasi penelitian ini adalah untuk memperkaya literatur tentang teori agensi dan teori pemangku kepentingandan memberikan saran kepada perusahaan, investor dan pemerintah tentang kegunaan menerapkan tata kelola perusahaan untuk mengelola risiko bagi keberlanjutan perusahaan yang akan memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingannya.

Transcript of TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Page 1: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

205

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi ISSN : 2442 - 9708 (Online) Vol. 20 No. 2 September 2020 :205-220 ISSN : 1411 - 8831 (Print) Doi: http://dx.doi.org/10.25105/mraai.v20i2.5597

TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN RISIKO UNTUK MENINGKATKAN NILAI

PERUSAHAAN

Edwin Triyuwono1*

Suwandi Ng2 Fransiskus Eduardus Daromes3

1,2,3Universitas Atma Jaya Makassar *[email protected]

Abstract The aims of the research is to test the effect of corporate governance on firm value mediated by risk. The populations used are listed companies on Indonesia Stock Exchange (IDX) and period of 2013-2018. Purposive sampling is used to determine the sample and secondary data are used in the form of annual and financial reports of the companies. Path analysis and Sobel tests are utilized to test the hypothesis. Research results found that corporate governance has positive and significant effect on risk. Meanwhile, risk has a positive and significant effect on firm value. This research also found that risk mediated the effect of corporate governance to firm value. The research implications is to enrich literature of agency theory and stakeholder theory and provide suggestions to companies, investors and the government on the prominence of implementing corporate governance to manage risks for the sustainability of the company which will provide benefits to its stakeholders. Keywords: Corporate Governance; Firm Value; Risk; Risk Management;

Sustainability.

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh tata kelola perusahaan terhadap nilai perusahaan yang dimediasi oleh risiko. Populasi yang digunakan adalah perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2018. Purposive sampling digunakan untuk menentukan sampel dan data sekunder digunakan dalam bentuk laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan. Analisis jalur dan uji Sobel digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menemukan bahwa tata kelola perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap risiko. Sementara itu, risiko memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini juga menemukan bahwa risiko memediasi pengaruh tata kelola perusahaan terhadap nilai perusahaan. Implikasi penelitian ini adalah untuk memperkaya literatur tentang teori agensi dan teori pemangku kepentingandan memberikan saran kepada perusahaan, investor dan pemerintah tentang kegunaan menerapkan tata kelola perusahaan untuk mengelola risiko bagi keberlanjutan perusahaan yang akan memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingannya.

Page 2: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No.2 September 2020

206

Kata kunci: Keberlanjutan; Manajemen Risiko; Nilai Perusahaan,Risiko; Tata Kelola Perusahaan.

JEL Classification : M40, G32, G34 Submission date: September 2019 Accepted date: September 2020 *Corresponding Author PENDAHULUAN

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkanlevel tertinggi (All Time High) pada awal tahun 2018. IHSG mencapai level tertingginyadi 6.689pada tanggal 19 Februari 2018 (Sugianto, 2018). Pencapaian fantastis IHSG ini memberikan sebuah gambaran sederhana bahwa perusahaan-perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) menarik minat investor baik lokal maupun asing. Selain itu, peningkatan IHSG yang tinggi ini mengindikasikan bahwa kepercayaan khalayak umum terhadap perusahaan-perusahaan yang listing di BEI juga turut meningkat. Istilah nilai perusahaan merupakan cerminan kepercayaan publik yang dapat dicermati dari harga sahamnya. Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi nilai perusahaan (Putri & Suprasto, 2016; Suhartanti & Asyik, 2015). Fidhayatin & Dewi (2012) berargumen bahwa nilai perusahaan dapat diukur melalui harga saham perusahaan dan diamati melalui kesejahteraan pemegang saham.

Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi akan value sebuah perusahaan publik dalam pasar. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai tanggapanpemilik modal terhadap kesuksesan perusahaan dalam pengelolaan sumberdaya dan bisa diamati pada harga saham (Sujoko & Soebiataro, 2007). Nilai perusahaan terbentuk dari akumulasi kepercayaan pemangku kepentinganterhadap perusahaan. Nilai perusahaan merupakan representasi dari kepercayaan pemangku kepentinganpada suatu perusahaan melalui proses kegiatan perusahaan selama beberapa tahun(Ng & Daromes, 2016).

Perusahaan selalu senantiasa berupaya untuk memperoleh serta mempertahankan kepercayaan publik. Salah satu upaya yang ditempuh perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan publik adalah penerapan tata kelola terintegrasidalam perusahaan. Tata kelola perusahaan yang terintegrasi akan memastikan bahwa setiap pemangku kepentinganperusahaan mendapatkan haknya masing-masing. Tata kelola perusahaan yang baik adalah suatu hal yang mutlak diperlukan dalam memastikan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh berbagai kelompok pemangku kepentingan (Ganescu & Gangone, 2012).

Salah satu kasus yang mencerminkan buruknya tata kelola perusahaan adalah PT Tiga Pilar SejahteraFood(TPS Food) Tbk. MengutipBinsasi (2019), beberapa poin terkait dugaan pelanggaran yang dilakukan manajemen lama TPS Food dipaparkan oleh akuntan publik Ernst & Young (EY). Poin-poin itu antara lain, terdapat indikasi pernyataan berlebihsebesar 4 triliun rupiah pada akun piutang, persediaan dan aset tetap serta ditemukan nominal sebesar Rp662 miliar pada akun penjualan dan Rp329 miliar pada akun EBITDA Entitas Food. Kemudian, terindikasi aliran dana sebesar 1,78 triliun rupiah dengan beragam skenario TPS Food kepada kelompok yang diduga merupakan kelompok yang berkaitan dengan manajemen lama. Terakhir,

Page 3: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Tata Kelola Perusahaan Sebagai Mekanisme Pengelolaan Risiko Untuk Meningkatkan Nilai Perusahaan

207

pengungkapan yang memadai kepada pemangku kepentingan tidak ditemukan berkaitan dengan transaksi dengan pihak-pihak terafiliasi.

Contoh kasus di atas menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan yang diimplementasi dengan buruk akan sangat mempengaruhi kepercayaan pemangku kepentingan terhadap perusahaan. Sejak tahun 2018, perdagangan saham TPS Food sudah disuspensi oleh BEI karena konflik yang berlarut-larut dalam tubuh perusahaan TPS Food. Harga saham jatuh pada titik terendah yakni Rp168 per lembar saham. Hal ini jelas merugikan investor sebagai pemegang saham yang mencerminkan risiko yang tinggi dalam berinvestasi. Dengan demikian, tata kelola perusahaan memang diperlukan untukmempertahankankeberlanjutan usaha sebuah bisnis.

Tata kelola adalah salah satu bidang bisnis utama untuk meningkatkan kepercayaan investor dan memungkinkan untuk melindungi kepentingan investor (Ullah et al., 2017). Dengan demikian, hal ini konsisten dengan teori yang dominan menjelaskan tentang adanya hubungan atau kontrak antara dua belah pihak dalam perusahaan yakni teori agensi. Teori agensi yang dikemukakan oleh Jensen & Meckling (1976) sebagai salah satu teori dalam ilmu ekonomi merupakan teori yang menjelaskan antara hubungan 2 (dua) pihak dimana terjadi pelimpahan wewenang dari satu pihak ke pihak lain.

Tata kelola perusahaan adalah elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi dan pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kepercayaan investor (Haryono & Paminto, 2015; OECD, 2004; Škare & Hasić, 2016). Penerapan tata kelola perusahaan dapat menopang kelangsungan bisnis dan mendorong peningkatan kepercayaan dari investor dan masyarakat(Haryono & Paminto, 2015). Sejatinya, tujuan perusahaan menerapkan tata kelola perusahaan agar perusahaan dapat berkelanjutan dalam jangka panjang. Škare & Hasić (2016) berpendapat tujuan dari implementasi praktik tata kelola terbaik adalah untuk memastikan bahwa semua pemegang saham puas dengan tata kelola dan untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang bagi perusahaan.

Manajemen juga perlu mempertimbangkan aspek risiko yang melekat dalam kegiatan bisnis dan juga pasar. Isu paling hangat yang terjadi saat ini adalah perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Efek domino dari perang dagang ini bukan hanya berimbas pada indeks lokal Tiongkok dan Amerika saja tetapi juga indeks dunia. Indeks saham (IHSG) di Indonesia sendiri di awal tahun 2018 telah mencapai level tertingginya di level 6.689. Pada tanggal 04 Mei 2019, IHSG terbenam di level 5.792 atau sudah turun 13,41% atau sebesar 896 poin dari level tertinggi (Sugianto, 2018). Selain itu penguatan mata uang dolar Amerika (USD) terhadap Rupiah juga turut mempengaruhi laju IHSG. Hal ini disebabkan adanya rencana suku bunga dinaikkan oleh The Fed, bank sentral Amerika Serikat. (Sugianto, 2018).

Penurunan yang terjadi pada indeks dunia ini mengisyaratkan adanya kekhawatiran para investor dalam berinvestasi terutama pada pasar modal negara berkembang (emerging market) seperti Indonesia. Kekhawatiran global ini adalah salah satu bentuk dari risiko sistematis.Risiko initak terhindarkan oleh perusahaan-perusahaan sehingga pengaruhnya berdampak pada seluruh perusahaan. Buktinya IHSG tumbang disertai dengan seluruh sektor yang memerah. Berdasarkan data RTI, seluruh sektor saham di Bursa Efek Indonesia ditutup memerah, sektor consumer goods dan infrastruktur turun paling dalam yaitu 2,35 persen dan 2,10 persen (Kartini, 2018).

Ketidakpastian global (risiko sistematis) tidak dapat dihindari, akan tetapi emiten-emiten dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi risiko ini dengan terus

Page 4: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No.2 September 2020

208

menerus menguatkan penerapan tata kelola perusahaan.Pengadopsian praktik tata kelola terbaik menjadi penting guna menghadapi risiko yang ada.Bokpin & Isshaq (2006) berargumen kualitas pengungkapan sangat terkait dengan konsep tata kelola perusahaan, sehingga semakin banyak perusahaan mengungkapkan semakin baik tingkat transparansi yang merupakan indikasi dari praktik tata kelola yang berkualitas. Maka dari itu, semakin berkualitasnya praktik tata kelola sebuah perusahaan maka terdapat kecenderungan risiko yang dapat dikendalikan. Risiko yang lebih terkendali mengindikasikan bahwa nilai perusahaan akan mengalami kenaikan. Hal ini mengisyaratkan bahwa pemangku kepentingan akan lebih percaya untuk melakukan investasi pada perusahaan yang tingkat risikonya lebih terkendali, kemudian akan mendorong naik harga saham perusahaan sehingga terindikasi terjadi peningkatan nilai perusahaan.

Penelitian ini menguji tata kelola perusahaan sebagai variabel bebas, risiko sebagai variabel intermediasi, dan nilai perusahaan sebagai variabel terikat. Pengaplikasian tata kelola perusahaan yang efektif dapat menunjang proses penentuan keputusansehingga akan menciptakan keputusan yang lebih optimal, efisiensi kinerja operasional akan meningkat sehingga dapat mengurangi biaya modal dan dapat mengelola risiko serta dapat meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan.Oleh sebab itu, agar tata kelola perusahaan dapat meningkatkan value perusahaan maka dibutuhkan perantara dalam bentuk risiko. Penelitian-penelitian terdahulu hanya mengambil sampel di salah satu jenis sektor saja sehingga peneliti mempertimbangkan penggunaan seluruh sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia.Pengembangan lainnya adalah penggunaan ASEAN Corporate Governance Scorecard sebagai alat ukur tata kelola perusahaan dan tobin’s Q hasil modifikasi Gaio & Raposo (2011) digunakanuntuk mengukur nilai perusahaan. REVIU LITERATUR DAN HIPOTESIS Penelitian ini menggunakan dua teori utama yaitu teori agensi dan teori pemangku kepentingan (stakeholders). Selain itu, akan dibahas juga tentang semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Teori agensi yang dikembangkan oleh Jensen & Meckling (1976)menjelaskan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di mana satu orang atau lebih (disebut prinsipal) menyewa orang lain (disebut agen) untuk melakukan jasa atau tugas atas nama prinsipal yang melibatkan pelimpahan sebagian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Teori ini menjelaskan hubungan agensi sebagai hubungan yang tidak seimbang dalam hal informasi antara prinsipal dan agen.

Sementara, teori pemangku kepentinganyang dikembangkan oleh Freeman (1984) memaparkan berbagai pihak yang berkepentingan dan pihak kepada siapa perusahaan bertanggung jawab.Pemangku kepentingan merupakan individu atau kumpulan individu/komunitas yang memiliki hubungan serta kepentingan dengan perusahaan. Pemangku kepentingantermasuk di dalamnya adalah pemerintah, investor, kelompok politik, pelanggan, pemasok, karyawan, lembaga masyarakat, dan alam. Nilai perusahaan diartikan sebagai tanggapanpemilik modal terhadap kesuksesan perusahaan dalam pengelolaan sumberdaya dan bisa diamati pada harga saham (Sujoko & Soebiataro, 2007). Nilai perusahaan juga dapat dijadikan gambaran kepercayaan masyarakat yang sangat berkaitan dengan harga saham. Menurut Husnan

Page 5: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Tata Kelola Perusahaan Sebagai Mekanisme Pengelolaan Risiko Untuk Meningkatkan Nilai Perusahaan

209

& Pudjiastuti (2015), nilai perusahaan diartikan sebagai harga yang sanggup dibayar oleh calon pembeli jika perusahaan dijual.

FCGI (2001)menjelaskantata kelola perusahaansebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pemangku kepentingan internal dan eksternal perusahaan berkaitan dengan hak dan kewajiban pemangku kepentingan. Menurut Rankin et al. (2012)tata kelola perusahaandalam hal yang sangat mendasar adalah sebuah mekanisme bisnis perusahaan yang diarahkan dan dikontrol.

Risiko merupakan distorsi hasil yang diperoleh dari hasil yang diharapkan. Brigham & Houston (2009) mendefinisikan risiko sebagai probabilitas akan terjadinya suatu kejadian yang tidak diharapkan. Konsep risiko dalam portofolio sekuritas dibedakanyakni risiko sistematis/risiko pasar dan risiko spesifik/risiko yang dapat didiversifikasikan. Menurut Brigham & Houston (2009), risiko sistematis/pasar adalah risiko yang muncul dari faktor-faktor makro yang secara sistematis akan mempengaruhisebagian besar perusahaan yaitu perang dagang, inflasi, krisis moneter, tingkat suku bunga dan faktor lainnya. Sementara, risiko spesifik/risiko non sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh kejadian-kejadian tertentu seperti kasus hukum, pemogokan karyawan, keberhasilan atau kegagalan pemasaran, dan kejadian-kejadian lainnya yang spesifik bagi suatu perusahaan (Brigham & Houston, 2009). Kerangka Pemikiran Teoritis

Penelitian ini menguji tata kelola perusahaan, risiko, dan nilai perusahaan dalam satu kerangka pemikiran teoritis. Teori agensi dan teoripemangku kepentingandigunakan untuk mendukung penelitian ini.Kerangka pemikiran teoritis adalah sebagai berikut:

Gambar 1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Jensen & Meckling (1976) menyatakan dalam teori agensi, jika kedua belah pihak berusaha untuk memaksimalkan kekayaan individualnya, maka ada pertimbangan yang kuat untuk mempercayai bahwa terdapat kecenderungan tindakan menyimpang dari agen.Salah satu metode untuk menyelaraskan kepentingan antar individu di dalam sebuah perusahaan adalah penerapan tata kelola perusahaan sebagai mekanisme yang menyelaraskan kepentingan-kepentingan tersebut. Tata kelola diterapkan oleh suatu perusahaan demi melindungi kepentingan para investor sebagai pemilik modal dan juga pemangku kepentinganlainnya. Perlindungan yang lebih baik terhadap investor akan meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham perusahaan (Zaidirina & Lindrianasari, 2015) serta pemangku kepentingan lainnya.

Freeman (1984)mendefinisikan teori pemangku kepentingansebagai teori yang menggambarkan kepada siapa perusahaan bertanggung jawab. Nilai perusahaan tercipta dari akumulasi kepercayaan pemangku kepentingansecara luas. Faktor risiko menjadi pertimbangan pemangku kepentinganterutama investor dalam berinvestasi. Perusahaan

Page 6: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No.2 September 2020

210

yang mampu mengendalikan risiko menjadi lebih menarik. Penerapan tata kelola perusahaan menjadikan perusahaan memiliki tameng yang mendorong perusahaan siap sedia menghadapi risiko melalui manajemen risikonya. Tata Kelola Perusahaan dan Risiko

Tata kelola perusahaan adalah sistem monitoring dan manajemen yang mempengaruhi penentuan dan pencapaian tujuan perusahaan, sistem ini adalah cara untuk mengukur dan mengontrol risiko perusahaan dan meyakinkan bahwa pengaplikasiannya efektif (Detthamrong et al., 2017). Salah satu wujud tata kelola perusahaan berupa manajemen risiko. Darmawi (2005) berargumen bahwa manajemen risiko adalahupayadalammemahami, menganalisis serta mengontrol risiko pada aktivitasperusahaan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi perusahaan. Manajemen akan dilibatkan untuk menganalisis serta memformulasikan upaya-upaya untuk menghadapi potensi-potensi tidak pasti yang dapat merugikan perusahaan di masa mendatang.

Adi et al.(2013), Alam & Shah (2013) danIqbal et al.(2015) menemukan bahwa terdapat pengaruh positif tata kelola perusahaan terhadap risiko. Sementara, Haryono & Paminto(2015), Lee et al.(2016), Mathew et al.(2018) dan Uddin & Hassan(2014)menemukan pengaruh negatiftata kelola perusahaan terhadap risiko.

Penerapan tata kelola dapat mengurangi asimetri informasi sehingga keseimbangan informasi akan tercapai. Dengan begitu, pihak luar perusahaan dapat mengestimasi dengan baik arus kas masa depan yang diharapkan (Misra & Vishnani, 2012).Tata kelola perusahaan dalam wujud manajemen risikodapat menjadi mekanisme yang mengelola risiko perusahaan sehingga lebih mendorong pengambilan risiko yang lebih besar.Penerapan manajemen risiko ini akan membuat perusahaan dapat melakukan antisipasi untuk meminimalkan dampak buruk dari risiko terutama risiko pasar dengan tetap memperoleh manfaat yang optimal.

: Tata kelola perusahaan berpengaruh positif terhadap risiko Risiko dan Nilai Perusahaan

Risiko sistematis atau risiko pasar merupakan risiko yang berkaitan keadaan makro ekonomi secara keseluruhan. Risiko ini memberikan makna perubahan yang lebih besar atau lebih kecil dari return saham suatu perusahaan terhadap return pasar (Wibowo, 2012). Risiko sistematis/pasar ini akan mempengaruhi seluruh perusahaan dan tidak dapat dihindari dengan melakukan diversifikasi. Prasetia et al. (2014) berargumen bahwa risiko dan nilai perusahaan memiliki hubungan yakni dengan semakin meningkatnya harga saham, maka volume saham akan meningkat yang akan mempengaruhi nilai perusahaan di mata pemangku kepentingan dengan ekspektasi akan mendapatkan return optimal.

Hasil penelitian Alghifari (2014) dan Prasetia et al. (2014) menemukan bahwa terdapat pengaruhpositif risiko sistematis terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Gunawan & Juniarti (2014), Haryono & Paminto (2015), , Rumondor et al. (2015), Sari (2017), Wibowo(2012) yang menemukan bahwa risikoberpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Risiko sistematis/pasar merupakan risiko yang tidak dapat dihindari. Risiko sistematis/pasar yang diproksikan oleh betasaham akan mempengaruhi return saham. Semakin tinggi beta saham, maka semakin tinggi perubahan return dan begitu pula

Page 7: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Tata Kelola Perusahaan Sebagai Mekanisme Pengelolaan Risiko Untuk Meningkatkan Nilai Perusahaan

211

sebaliknya. Di sini berlaku prinsip high risk high return. Perubahan pada return saham mengindikasi terjadi perubahan pada nilai ekuitas perusahaan.

: Risiko berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Peran Mediasi Risiko dalam Pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

Nilai suatu perusahaan tercermin dalam harga sahamnya. Soliha & Taswan (2002) menyatakan keinginan pemilik modal adalah value perusahaan yang tinggi, karena valueperusahaan yang tinggi akanmenunjukkan kesejahteraanpemilik modal yang tinggi. Pemangku kepentingan terutama investor tentunya akan lebih terdorong menginvestasikan dana pada perusahaan dengan value yang tinggidisertai dengan harapan memperoleh return tinggi. Pihak prinsipal menyerahkan tugas pengelolaan kepada profesional untuk melakukan pengelola perusahaan guna mencapai nilai perusahaan yang tinggi.

Teori pemangku kepentingan mempertimbangkan hubungan yang ada antara perusahaan dan para pemangku kepentingan (Rankin et al., 2012). Maksimalisasi nilai perusahaan diperlukan guna meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham ataupun masyarakat yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Salah satu usaha pemaksimalan nilai perusahaan adalah penerapan tata kelola untuk mengelola risiko. Manajemen risiko yang baik akan memberikan perusahaan keunggulan terutama karena mampu menghadapi risiko yang kemungkinan timbul di masa mendatang.

: Risiko memediasi pengaruh tata kelola perusahaan terhadap nilai perusahaan METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori. Data dokumenter berupa laporan tahunan dan laporan keuangan dimanfaatkan sebagai sumber informasi. Sumber data adalah data sekunder. Seluruh data diperoleh melaluisitus Bursa Efek Indonesia, situs resmi perusahaan-perusahaan sampel serta Pemeringkatan Efek Indonesia (PEFINDO). Analisis konten (content analysis) digunakan untuk mengumpulkan data.

Penentuan Sampel

Seluruh perusahaan yang listingpada Bursa Efek Indonesia digunakan sebagai populasi. Purposive sampling digunakan sebagai metode penentuan sampeldengan kriteria yaitu, (1) perusahaan yang melaporkan laporan keuangan dan laporan tahunan untuk periode 2013-2018; (2) perusahaan yang menyediakan laporan keuangan dan tahunan dengan bahasa Indonesia dan/atau bahasa Indonesia dan bahasa lain dan mata uang pelaporannya adalah rupiah; (3) perusahaan yang tidak mengalami delisting maupun suspensi yang berkepanjangan selama periode 2013-2018 serta (4) memiliki data yang memadaiterkait dengan variabel penelitian.Jumlah perusahaan yang sesuai kriteria adalah 259perusahaan dari 617 perusahaan dengan periode 6 tahun sehingga diperoleh 1.554 unit analisis.

Page 8: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No.2 September 2020

212

Tabel 1 Perhitungan Sampel Penelitian

No. Kriteria Jumlah 1 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018 617 2 Perusahaan yang menggunakan mata uang dolar sebagai mata uang pelaporan (92) 3 Perusahaan yang disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (7) 4 Perusahaan dengan data tidak lengkap terkait variabel yang diteliti (259) Jumlah Sampel 259

Sumber: Hasil Pengolahan Data Definisi Operasional Variabel Penelitian

Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s Q modifikasi Gaio & Raposo (2011). Formula penghitungan Tobin’s Q adalah:

....... (1)

Keterangan: : nilai Tobin’s Q perusahaan i pada tahun t

: total aset (nilai buku) perusahaan i pada tahun t : total ekuitas (nilai pasar) perusahaan i pada tahun t : total ekuitas (nilai buku) perusahaan i pada tahun t

Pengukuran tata kelola perusahaanmenggunakan ASEAN Corporate

Governance Scorecard. Setiap indikator dalam scorecardakan diberikan angka 1 jika melakukan sesuai indikator scorecard dan diberi angka 0 jika tidak melakukan sesuai indikator scorecard. Jumlah dari indikator yang dilakukan tersebut kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan indikator yang diharapkan per komponen dan dikali dengan nilai maksimum per komponen yang tertera pada tabel 2. Dengan demikian, formula penghitungannya adalah sebagai berikut:

....... (2)

Keterangan: CGS : corporate governance score / skor tata kelola perusahaan Σdi : total pengungkapan indikatorscorecardpada perusahaan i ti : total indikatorscorecard

Tabel 2

Komponen Penilaian ASEAN Corporate Governance Scorecard Jumlah Item Nilai Maksimum

Hak-hak pemegang saham 26 10

Perlakuan yang adil terhadap pemegang saham 17 15

Peran pemangku kepentingan 21 10

Pengungkapan dan transparansi 42 25

Tanggung jawab dewan 79 40

185 100

Page 9: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Tata Kelola Perusahaan Sebagai Mekanisme Pengelolaan Risiko Untuk Meningkatkan Nilai Perusahaan

213

Sumber : ADB (2014) Keseluruhan nilai maksimum yang diperoleh per komponen kemudian

dijumlahkan untuk mendapatkan skor tata kelola perusahaan. Risiko diukur berdasarkan beta saham (β) yang telah dihitung oleh PT

Pemeringkatan Efek Indonesia (PEFINDO). Penghitungan Beta saham yang dilakukan oleh PEFINDO berpedoman pada rumus single index model (model indeks tunggal). Rumus indeks pasar tunggal yang dikutip dari laporan beta Pefindo adalah:

....... (3)

Keterangan: : return dari saham i pada periode t

: konstanta : beta untuk saham i

: return dari indeks kumulatif market pada periode t : residual regresi

Metode Analisis Data

Analisis jalur (path analysis) diterapkanpada penelitian ini yang membentuk persamaan berikut:

Keterangan:

: Tata Kelola Perusahaan :Risiko : Nilai Perusahaan

ε : Unexplained Variance HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini mengambil perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai sampel. Berdasarkan hasil screening, diperoleh sebanyak 259 perusahaan dengan 1.554 unit analisis dan peneliti menggunakan uji kesesuaian model hingga menghasilkan 745 unit analisis yang diuji dengan analisis jalur.Selanjutnya, data ditabulasi dan diuji normalitasnya sebelum diproses dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan hasil uji normalitas disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Statistik Deskriptif

Tujuan statistik deskriptif adalah untuk memudahkan sebuah informasi untuk dipahami dengan mengamati minimum, maksimum, rata-rata serta standar deviasi dari suatu data.

Tabel 3 Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Tata Kelola Perusahaan 745 16,57 87,08 48,9029 15,30152

Risiko 745 0,3020 2,0970 1,008815 0,4580416

Page 10: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No.2 September 2020

214

Nilai Perusahaan 745 0,4060 1,4990 0,970421 0,2365528 Sumber: Output SPSS diolah

Tata kelola perusahaan menunjukkan rata-rata 48,9029 dan standar penyimpangansebesar 15,30152. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia rata-rata memiliki nilai ASEAN Corporate Governance Scorecard yang masuk kategori rendah. Standar deviasi data tata kelola perusahaanyang lebih rendah dari rata-rata mengindikasikan data dari penelitian ini menyebar.

Variabel risiko memiliki rata-ratasebesar 1,008815disertai standar deviasi sebesar 0,4580416. Nilai average sebesar 1,008815 menunjukkan bahwa kebanyakan perusahaan sampel memiliki beta saham yang bersifat agresif atau risikonya lebih tinggi dari risiko pasar karena nilai beta>1. Standar penyimpangan yang lebih rendah dari rata-rata mengindikasikan data dari penelitian ini menyebar.

Nilai perusahaan memiliki rata-rata sebesar 0,970421 dan standar penyimpangan sebesar 0,2365528. Nilai averagesebesar 0,970421 berarti perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki nilai buku perusahaan yang lebih rendah dari nilai pasar perusahaan diindikasikan dengan nilai Q kurang dari 1 sehingga persepsi pasar lebih rendah terhadap perusahaan sampel. Data nilai perusahaan juga menunjukkan hanya ada sedikit data yang menyimpang dari rata-rata terlihat dari standar deviasi yang lebih rendah daripada rata-rata.

Analisis Jalur (Path Analysis)

Hipotesis diuji dengan pengunaan model regresi analisis jalur yang dilakukan setelah uji kesesuaian model. Hasil koefisien jalur persamaan struktural adalah sebagai berikut.

Tabel 4 Koefisien Jalur

Struktur Model Standardized Beta Sig.

Substruktur 1 Tata Kelola Perusahaan àRisiko

0,132 0,000**

Substruktur 2 Risiko àNilai Perusahaan

0,085

0,021*

*signifikan kurang dari 5%, ** kurang dari 1%

Berdasarkan hasil pengolahan estimasikoefisien jalur di atas, model analisis jalur dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2 Model Analisis Jalur

Page 11: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Tata Kelola Perusahaan Sebagai Mekanisme Pengelolaan Risiko Untuk Meningkatkan Nilai Perusahaan

215

Uji Sobel Uji sobel (sobel test)bertujuan untuk menguji hubungan mediasi pada penelitian ini. Hasil uji sobel tertera di tabel berikut.

Tabel 5 Hasil Uji Sobel

Kombinasi Variabel Nilai Estimasi StandardError Uji Sobel Kesimpulan t sig Tata Kelola Perusahaan à Risiko à Nilai Perusahaan 0,028; 0,045 0,008 ; 0,019 1,961 0,049 H3 Diterima

Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan hasil uji sobel di atas, maka dapat dinyatakan bahwa H3 diterima

karena nilai probabilitasnya lebih kecil daripada 0,05.

Pembahasan Tata Kelola Perusahaan dan Risiko

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa tata kelola perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko. Hal ini menunjukkan makna bahwa semakin tinggi penerapan tata kelola perusahaancenderung akan meningkatkan risiko.

Teori agensi menegaskan bahwa adanya pemisahan antara pemilik modal dan pengelola perusahaan maka akan memunculkanketidakseimbangan informasi. Ketidakseimbangan informasi antara pemilik modal dan pengelola perusahaan menyebabkan pihak pengelola mempunyai informasi yang lebih memadai daripada pemilik modal. Dengan demikian, untuk menekan tingkat asimetri informasi diperlukan sebuah sistem tata kelola perusahaan yang memadai untuk mereduksi asimetri informasi ini sehingga informasi yang diperoleh oleh pihak prinsipal akan seimbang dengan pihak agen. Informasi yang memadai ini dapat digunakan untuk kepentingan semua pihak. Temuan dari penelitian mengindikasikan bahwa tata kelola perusahaan yang diterapkan semakin tinggi maka ada kecenderungan risiko yang dihadapi juga semakin tinggi. Rankin et al. (2012) berpendapat fokus utama tata kelola perusahaan telah bergeser menjadi manajamen risiko. Dengan demikian, tata kelola perusahaan menitikberatkan pada pengelolaan risiko. Kemudian, penerapan tata kelola perusahaan yang memadai cenderung membuatpihak manajemen untuk mengambil risiko (risk-taking) yang lebih tinggi. Praktik tata kelola perusahaan yang baikcenderung lebih mendorong pengambilan risiko yang berlebihan daripada membatasinya(Iqbal et al., 2015).

Hasil penelitian ini konsisten dengan Adi et al.(2013), Alam & Shah (2013) danIqbal et al.(2015) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh positif dari tata kelola perusahaan terhadap risiko, akan tetapi tidak konsisten dengan penelitianHaryono & Paminto(2015), Lee et al.(2016), Mathew et al.(2018) dan Uddin & Hassan(2014) yang menemukan bahwa tata kelola berpengaruh negatif terhadap risiko.

Risiko dan Nilai Perusahaan

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini menandakan bahwa semakin meningkatnya risiko maka ada kecenderungan peningkatan nilai perusahaan.

Page 12: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No.2 September 2020

216

Teori pemangku kepentingan menyatakan tanggung jawab dari perusahaan tidak hanya kepada pemilik perusahaan semata dengan terbatas pada fokus untuk memperoleh penghasilan pendapatan keuangan, namun menjadi lebih luas dengan memperhitungkan faktor sosial, yaitu kepentingan masyarakat (pemangku kepentingan).Dalam upaya pemaksimalan nilai perusahaan bagi kepentingan pemangku kepentingan secara luas, tentu tidak dapat lepas dari faktor risiko. Maka dari itu, risiko yang dihadapi oleh perusahaan harus dihadapi dalam rangka pemaksimalan nilai perusahaan. Ketika tingkat risiko yang dihadapi tinggi, maka perubahan pada nilai perusahaan akan semakin tinggi pula.Temuan penelitian ini menunjukkan ketika risiko yang dihadapi perusahaan tinggi maka kecenderungan perubahan pada nilai ekuitas perusahaan juga akan semakin tinggi. Prinsip high risk high return berlaku yaitu ketika risiko yang dihadapi tinggi, maka potensi reward yang akanditerima juga tinggi. Dunia investasi mengenal hubungan antara risiko dan keuntungan, sehingga ketika risiko tinggi maka return atau keuntungan yang akan diterima juga tinggi dan begitu sebaliknya (Rumondor et al., 2015). Risiko yang mampu dikendalikan akan memberikan hasil yang maksimal bagi keberlanjutan perusahaan. Risiko yang terkendali ini akan membuat perusahaan menjadi lebih dipercaya oleh pasar maka ada kecenderungan nilai perusahaan akan meningkat.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Alghifari (2014) dan Prasetia et al. (2014) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif daririsiko terhadap nilai perusahaan. Sementara itu, penelitian iniinkonsisten dengan Gunawan & Juniarti (2014), Haryono & Paminto (2015), Rumondor et al. (2015), Sari (2017) dan Wibowo(2012) yang menemukan risiko memiliki pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Peran Mediasi Risiko dalam Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Pengujian sobel yang dilakukan menunjukkan bahwa risiko dapat berperan dalam memediasi pengaruh tata kelola perusahaan pada nilai perusahaan. Hasil pengujian ini bermakna tata kelola perusahaan yang diterapkan dengan baik akan memicu perusahaan untuk lebih risk taker.Praktik tata kelola perusahaan yang baikcenderung lebih mendorong pengambilan risiko yang lebih besar daripada membatasinya(Iqbal et al., 2015). Perusahaan yang terlibat dalam proyek yang berisiko diharapkan akan memberikan return yang lebih banyak daripada perusahaan yang kurang berani untuk mengambil risiko (Alam & Shah, 2013). Kemudian, risiko harus dikelola dan menjadi penting terlebih untuk mendukung keberlanjutan perusahaan. Pergeseran lingkungan bisnis terutama karena adanya teknologi yang begitu cepat pengaruhnya memunculkan risiko-risiko baru yang akan mempengaruhi pemangku kepentingansecara keseluruhan. Maka dari itu, perusahaan dapat merespon risiko ini dengan mengaplikasikan tata kelola perusahaan berbasismanajemen risiko.

Keberhasilan mediasi ini memberikan makna bahwa perusahaan harus mampu mengendalikan risiko perusahaan melalui tata kelola perusahaan demi meningkatkan kepercayaan pemangku kepentinganserta mendukung keberlanjutan perusahaan karena harus dipahami bahwa pergeseran model bisnis akan memunculkan berbagai macam risiko yang tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, risiko tersebut harus dikendalikan dan dikelola demi menjaga keberlanjutan perusahaan.

Page 13: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Tata Kelola Perusahaan Sebagai Mekanisme Pengelolaan Risiko Untuk Meningkatkan Nilai Perusahaan

217

SIMPULAN,KETERBATASAN DAN SARAN Simpulan

Penelitian ini memberikan beberapa insight. Tata kelola perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap risiko. Hasil ini mengindikasikan bahwa tata kelola perusahaan cenderung meningkatkan risiko. Hal ini dikarenakan tata kelola perusahaan yang memadai memungkinkan pengambilan risikoyang lebih tinggi. Sementara itu, risiko memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa peningkatan risiko cenderung akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan risiko yang mampu dikendalikan akan memberikan dampak yang maksimal bagi keberlanjutan perusahaan. Temuan lain menemukan bahwa risiko berperan dalam memediasi tata kelola pada nilai perusahaan. Hal ini berartiperusahaan harus mampu mengendalikan risiko perusahaan melalui tata kelola perusahaan demi meningkatkan kepercayaan pemangku kepentinganserta mendukung keberlanjutan perusahaan

Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yakni penggunaan metode analisis konten (content analysis) dengan Scorecard ASEAN CGsebagai alat ukur tata kelola perusahaanyang menimbulkan kesenjangan antara perusahaan besar dan kecil, kemudian belum digunakannya variabel kontrol yang menyebabkan adanya kesenjangan antara perusahaan dengan berbagai karakteristik yang berbeda dan risiko hanya diukur dengan menggunakan indikator beta saham.

Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Beberapa masukan untuk penelitian masa mendatang adalah penggunaan metode analisis dan alat ukur lain dalam mengukur tata kelola seperti penggunaan mekanisme tata kelola seperti komposisi dewan komisaris, diversifikasi gender dan frekuensi rapat. Lalu, menambah variabel kontrol untuk mengurangi kesenjangan antara perusahaan dengan berbagai karakteristik yang berbeda dan penelitian selanjutnya dapat mempertimbangan menggunakan indikator risikoseperti risiko nilai tukar, risiko inflasi dan risiko suku bunga.

DAFTAR PUSTAKA ADB. (2014). ASEAN Corporate Governance Scorecard Country Reports and

Assessments 2013–2014. https://www.adb.org/sites/default/files/publication/42600/asean-corporate-governance-scorecard.pdf.

Adi, T. W., Suhadak, Handayani, S. R., & Rahayu, S. M. (2013). The Influence of Corporate Governance and Capital Structure on Risk, Financial Performance and Firm Value: A Study on The Mining Company Listed in Indonesia Stock Exchange in 2009-2012. European Journal of Business and Management, 5(29), 200–218.

Alam, A., & Shah, S. Z. A. (2013). Corporate Governance and Its Impact on Firm Risk.

Page 14: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No.2 September 2020

218

International Journal of Management, Economics and Social Sciences, 2(2), 76–98.

Alghifari, E. S. (2014). Pengaruh Risiko Sistematis Terhadap Kinerja Perusahaan dan Implikasinya pada Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011). Jurnal Ilmu Manajemen & Bisnis, 05(01), 1–16.

Binsasi, K. de R. (2019). Investor AISA: Kasus AISA adalah skandal dalam pasar modal Indonesia. Kontan. https://investasi.kontan.co.id/news/investor-aisa-kasus-aisa-adalah-skandal-dalam-pasar-modal-indonesia.

Bokpin, G. A., & Isshaq, Z. (2006). Corporate Governance, Disclosure and Foreign Share Ownership on The Ghana Stock Exchange. Managerial Auditing Journal, 24(7), 688–703. https://doi.org/10.1108/EL-01-2017-0019

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2009). Fundamentals of Financial Management. South-Western Cengage Learning.

Darmawi, H. (2005). Manajemen Risiko. Bumi Aksara. Detthamrong, U., Chancharat, N., & Vithessonthi, C. (2017). Corporate Governance,

Capital Structure and Firm Performance: Evidence from Thailand. Research in International Business and Finance, 42, 689–709. https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2017.07.011.

FCGI. (2001). Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan). https://muhariefeffendi.files.wordpress.com/2009/12/fcgi_booklet_ii.pdf.

Fidhayatin, S. K., & Dewi, N. H. U. (2012). Analisis Nilai Perusahaan, Kinerja Perusahaan dan Kesempatan Bertumbuh Perusahaan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI. The Indonesian Accounting Journal, 2(2), 203–214.

Freeman, E. R. (1984). Strategic Management: A Stakeholder Approach. Pitman. Gaio, C., & Raposo, C. (2011). Earnings quality and firm valuation : international

evidence. Accounting and Finance, 51, 467–499. Ganescu, M. C., & Gangone, A. D. (2012). A Methodology for Measuring Responsible

Corporate Governance in Countries of Emerging Europe. The USV Annaly of Economics and Public Administration, 12(2(16)), 129–139.

Gunawan, L., & Juniarti. (2014). Pengaruh Family Control, Firm Risk, Size, dan Age Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi. Business Accounting Review, 2(1), 41–50.

Haryono, U., & Paminto, A. (2015). Corporate Governance and Firm Value : The Mediating Effect of Financial Performance and Firm Risk. European Journal of Business and Management, 7(35), 18–24.

Husnan, S., & Pudjiastuti, E. (2015). Dasar-dasar Manajemen Keuangan (7th ed.). UPP STIM YKPN.

Iqbal, J., Strobl, S., & Vähämaa, S. (2015). Corporate Governance and The Systemic Risk of Financial Institutions. Journal of Economics and Business, 82, 42–61. https://doi.org/10.1016/j.jeconbus.2015.06.001.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of The Firm : Managerial Behavior , Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics,3(4), 305–360.

Kartini, D. (2018). IHSG berakhir tumbang 1,35%, semua sektor berguguran. Kontan. https://investasi.kontan.co.id/news/ihsg-berakhir-tumbang-135-semua-sektor-

Page 15: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Tata Kelola Perusahaan Sebagai Mekanisme Pengelolaan Risiko Untuk Meningkatkan Nilai Perusahaan

219

berguguran. Lee, S., Kim, Y. K., & Kim, K. (2016). Corporate Governance, Firm Risk, and

Corporate Social Responsibility: Evidence from Korean Firms. The Journal of Applied Business Research, 32(1), 303–316.

Mathew, S., Ibrahim, S., & Archbold, S. (2018). Corporate Governance and Firm Risk. Corporate Governance (Bingley), 18(1), 52–67. https://doi.org/10.1108/CG-02-2017-0024.

Misra, D., & Vishnani, S. (2012). Impact of Corporate Governance Regulation on Market Risk. Vikalpa, 37(2), 19–32.

Ng, S., & Daromes, F. E. (2016). Peran Kemampuan Manajerial Sebagai Mekanisme Peningkatan Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 13(2), 174–193. https://doi.org/10.21002/jaki.2016.10

OECD. (2004). OECD Principles of Corporate Governance. http://www.oecd.org/dataoecd/32/18/31557724.pdf.

Prasetia, T. E., Tommy, P., & Saerang, I. S. (2014). Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI. EMBA, 2(2), 879–889.

Putri, I. A. S., & Suprasto, B. (2016). Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 15(1), 667–694.

Rankin, M., Stanton, P. A., McGowan, S. C., Ferlauto, K., & Tilling, M. (2012). Contemporary Issues in Accounting. John Wiley & Sons Australia Ltd.

Rumondor, R., Mangantar, M., & Sumarauw, J. S. B. (2015). Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Sub Sektor Plastik dan Pengemasan di BEI. EMBA, 3(3), 159–169.

Sari, L. (2017). Dampak Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan Perusahaan, dan Risiko Pasar terhadap Nilai Perusahaan [Universitas Dian Nuswantoro]. http://eprints.dinus.ac.id/22713/3/jurnal_19640.pdf.

Škare, M., & Hasić, T. (2016). Corporate Governance, Firm Performance, and Economic Growth – Theoretical Analysis. Journal of Business Economics and Management, 17(1), 35–51. https://doi.org/10.3846/16111699.2015.1071278.

Soliha, E., & Taswan. (2002). Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 9(2), 149–163.

Sugianto, D. (2018). Perjalanan IHSG: Awal Tahun Rekor, Sekarang Ambruk. Detik Finance. https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4008664/perjalanan-ihsg-awal-tahun-rekor-sekarang-ambruk.

Suhartanti, T., & Asyik, N. F. (2015). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, 4(8), 1–15.

Sujoko, & Soebiataro, U. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 9(1), 41–48. https://doi.org/10.9744/jmk.9.1.pp.41-48

Uddin, H., & Hassan, M. K. (2014). Corporate Governance Disclosure and Security’s Market Risk in The United Arab Emirates. International Journal of Economics and Finance, 6(1), 39–52. https://doi.org/10.5539/ijef.v6n1p39.

Ullah, M., Afgan, N., Hashim, M., & Khan, M. A. (2017). The Impact of Corporate

Page 16: TATA KELOLA PERUSAHAAN SEBAGAI MEKANISME PENGELOLAAN …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No.2 September 2020

220

Governance on Financial Performance of Banks Evidence from Pakistan. City University Research Journal, 14–20. http://www.cityuniversity.edu.pk/curj/Journals/Journal/special_aic_16/2.pdf.

Wibowo, A. (2012). Peran Kinerja Perusahaan dan Risiko Sistematis Dalam Menentukan Pengaruh Inflasi Terhadap Nilai Perusahaan. Media Ekonomi Dan Manajemen, 26(2), 1–18.

Zaidirina, N. A., & Lindrianasari, N. A. (2015). Corporate Governance Perception Index, Performance and Value of The Firm in Indonesia. International Journal of Monetary Economics and Finance, 8(4), 385. https://doi.org/10.1504/IJMEF.2015.073230.