Mekanisme Luka Robek

3
http://gildamn.blogspot.com/p/forensik-referat-deskripsi- luka.html PATOMEKANISME LUKA ROBEK (VULNUS LASERATU Luka robek merupakan luka terbuka yang terjadi akibat kekerasan tumpul yang kuat sehingga melampaui elastisitas kulit atau otot. Laserasi disebabkan oleh benda yang permukaannya runcing tetapi tidak begitu tajam sehingga merobek kulit dan jaringan bawah kulit dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit dan bawah kulit. Tepi dari laserasi ireguler dan kasar, disekitarnya terdapat luka lecet yang diakibatkan oleh bagian yang lebih rata dari benda tersebut yang mengalami indentasi. Pada beberapa kasus, robeknya kulit atau membran mukosa dan jaringan dibawahnya tidak sempurna dan terdapat jembatan jaringan. Jembatan jaringan, tepi luka yang ireguler, kasar dan luka lecet membedakan laserasi dengan luka oleh benda tajam seperti pisau. Tepi dari laserasi dapat menunjukkan arah terjadinya kekerasan. Tepi yang paling rusak dan tepi laserasi yang landai menunjukkan arah awal kekerasan. Sisi laserasi yang terdapat memar juga menunjukkan arah awal kekerasan. Bentuk dari laserasi dapat menggambarkan bahan dari benda penyebab kekerasan tersebut. Karena daya kekenyalan jaringan regangan jaringan yang berlebihan terjadi sebelum robeknya jaringan terjadi. Sehingga pukulan yang terjadi karena palu tidak harus berbentuk permukaan palu atau laserasi yang berbentuk semisirkuler. Sering terjadi sobekan dari ujung laserasi yang sudutnya berbeda dengan laserasi itu sendiri

description

mekanisme terhadap luka yang robek

Transcript of Mekanisme Luka Robek

Page 1: Mekanisme Luka Robek

http://gildamn.blogspot.com/p/forensik-referat-deskripsi-luka.html

PATOMEKANISME LUKA ROBEK (VULNUS LASERATU

Luka robek merupakan luka terbuka yang terjadi akibat kekerasan tumpul yang kuat

sehingga melampaui elastisitas kulit atau otot. Laserasi disebabkan oleh benda yang

permukaannya runcing tetapi tidak begitu tajam sehingga merobek kulit dan jaringan bawah

kulit dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit dan bawah kulit. Tepi dari laserasi ireguler

dan kasar, disekitarnya terdapat luka lecet yang diakibatkan oleh bagian yang lebih rata dari

benda tersebut yang mengalami indentasi.

Pada beberapa kasus, robeknya kulit atau membran mukosa dan jaringan dibawahnya

tidak sempurna dan terdapat jembatan jaringan. Jembatan jaringan, tepi luka yang ireguler,

kasar dan luka lecet membedakan laserasi dengan luka oleh benda tajam seperti pisau. Tepi

dari laserasi dapat menunjukkan arah terjadinya kekerasan. Tepi yang paling rusak dan tepi

laserasi yang landai menunjukkan arah awal kekerasan. Sisi laserasi yang terdapat memar

juga  menunjukkan arah awal kekerasan.

Bentuk dari laserasi dapat menggambarkan bahan dari benda penyebab kekerasan

tersebut. Karena daya kekenyalan jaringan regangan jaringan yang berlebihan terjadi sebelum

robeknya jaringan terjadi. Sehingga pukulan yang terjadi karena palu tidak harus berbentuk

permukaan palu atau laserasi yang berbentuk semisirkuler. Sering terjadi sobekan dari ujung

laserasi yang sudutnya berbeda dengan laserasi itu sendiri yang disebut dengan “swallow

tails”. Beberapa benda dapat menghasilkan pola laserasi yang mirip.

Seiring waktu, terjadi perubahan terhadap gambaran laserasi tersebut, perubahan

tersebut tampak pada lecet dan memarnya. Perubahan awal yaitu pembekuan dari darah, yang

berada pada dasar laserasi dan penyebarannya ke sekitar kulit atau membran mukosa. Bekuan

darah yang bercampur dengan bekuan dari cairan jaringan bergabung membentuk skar atau

krusta. Jaringan parut pertama kali tumbuh pada dasar laserasi, yang secara bertahap mengisi

saluran luka. Kemudian, epitel mulai tumbuh ke bawah di atas jaringan skar dan

penyembuhan selesai. Skar tersebut tidak mengandung apendises meliputi kelenjar keringat,

rambut dan struktur lain.

Perkiraan kejadian saat kejadian pada luka laserasi sulit ditentukan tidak seperti luka

atau memar. Pembagiannya adalah sangat segera segera, beberapa hari, dan lebih dari

beberapa hari. Laserasi yang terjadi setelah mati dapat dibedakan dengan yang terjadi saat

korban hidup yaitu tidak adanya perdarahan.

Page 2: Mekanisme Luka Robek

Laserasi dapat menyebabkan perdarahan hebat. Sebuah laserasi kecil tanpa adanya

robekan arteri dapat menyebabkan akibat yang fatal bila perdarahan terjadi terus menerus.

Laserasi yang multipel yang mengenai jaringan kutis dan sub kutis dapat menyebabkan

perdarahan yang hebat sehingga menyebabkan sampai dengan kematian. Adanya

diskontinuitas kulit atau membran mukosa dapat menyebabkan kuman yang berasal dari

permukaan luka maupun dari sekitar kulit yang luka  masuk ke dalam jaringan.

Bila luka terjadi dekat persendian maka akan terasa nyeri, khususnya pada saat sendi

tersebut di gerakkan ke arah laserasi tersebut sehingga dapat menyebabkan disfungsi dari

sendi tersebut. Benturan yang terjadi pada jaringan bawah kulit yang memiliki jaringan lemak

dapat menyebabkan emboli lemak pada paru atau sirkulasi sistemik.

Laserasi juga dapat terjadi pada organ akibat dari tekanan yang kuat dari suatu

pukulan seperi pada organ jantung, aorta, hati dan limpa.Hal yang harus diwaspadai dari

laserasi organ yaitu robekan yang komplit yang dapat terjadi dalam jangka waktu lama

setelah trauma yang dapat menyebabkan perdarahan hebat.

Pada skenario korban ditemukan tewas dengan luka pada dada sebelah kiri. Dari foto

yang terdapat pada skenario terdapat luka robek yang terjadi akibat benda semi tajam. Pada

Penekanan karena trauma tumpul dengan penggunaan benda semi tajam mengakibatkan

rusaknya kulit dan jaringan subkutan. Perubahan awal terjadi pembekuan darah pada dasar

laserasi dan penyebarannya ke sekitar kulit atau membran mukosa. Bekuan darah yang

bercampur dengan bekuan dari cairan jaringan bergabung membentuk skar atau krusta.