Mediakom 43

72
ETALASE MEDIAKOM 43 | JULI | 2013 | i

description

Mediakom edisi 43

Transcript of Mediakom 43

Page 1: Mediakom 43

etalase

mediakom 43 | JULI | 2013 | i

Page 2: Mediakom 43

ii | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 3: Mediakom 43

Jaminan kesehatan nasional (JKN), untuk Indonesia yang lebih sehat. Pernyataan itu, mengisyaratkan komitmen yang kuat untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat. Komitmen itu ditandai dengan terbentuknya 6 kelompok kerja (pokja) yang

mempersiapkan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional, yang akan dimulai 1 Januari 2014.

Ke enam pokja itu yakni: pokja fasilitas kesehatan, sistem rujukan dan infrastruktur, pokja pembiayaan, transformasi kelembagaan dan program, pokja regulasi, pokja kefarmasian dan alat kesehatan, pokja SDM dan capacity building dan pokja sosialisiasi dan advokasi.

Pokja ini telah bekerja sejak penetapannya 9 Mei 2012. Tahun 2013 masih melakukan finalisasi, persiapan implementasi dan sinergisitas dari berbagai komponen untuk suksesnya pelaksanaan JKN tahun depan.

Memang, ada sebagian kalangan yang meragukan akan kesiapan pelaksanaan JKN Januari tahun depan. Keraguan ini wajar, karena memang memerlukan pengorganisasian yang cukup komplek dari berbagai komponen pendukung seperti tercermin dalam pokja di atas. Akan tetapi, JKN yang akan

SUSUNAN REDAKSIPENANGGUNG JAWAB: drg. Murti Utami, MPH • PEMIMPIN REDAKSI: Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS • SEKRETARIS REDAKSI: Sri Wahyuni, S.Sos, MM • REDAKTUR/PENULIS: Dra. Hikmandari A, M.Ed, Busroni S.IP, Prawito, SKM, MM M. Rijadi, SKM, MSc.PH, Aji Muhawarman, ST, Resty Kiantini, SKM, M.Kes, Giri Inayah, S.Sos, MKM, Dewi Indah Sari, SE, MM, Awallokita Mayangsari, SKM, Waspodo Purwanto, Hambali, Rahmadi, Eko Budiharjo, Juni Widiyastuti, SKM, Dessyana Fa’as, SE, Siti Khadijah • DESIGN GRAFIS & FOTOGRAFER: drg. Anitasari, S,M, Wayang Mas Jendra, S.Sn, • SEKRETARIAT: Endang Retnowaty, Iriyadi, ZahrudiALAMAT REDAKSI: PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK, Gedung Kementerian Kesehatan RI, Ruang 109, Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4 - 9, Jakarta, 12950 • Telepon: 021-5201590 ; 021 - 52907416-9

• Fax: 021-5223002 ; 021-52960661 • Email: infodepkes.go.id ; [email protected] • Call Center : 021 – 500567

REDAKSI MENERIMA NASKAH DARI PEMBACA, DAPAT DIKIRIM KE ALAMAT EMAIL: [email protected]

POKJA untuK IndOnesIA yAng lebIh sehAt

fOtO

drg. Murti Utami, MPH

dilaksanakan bukan barang baru, tapi sebagian besar peserta, sarana kesehatan, tenaga dan pelaksananya, sudah melakukan pekerjaan itu selama ini. Harapanya, kalau ada kendala, mereka akan mampu mengidentifikasi dan memberi solusi secepatnya.

Bila masih ada kekurangan disana-sini saat pelaksanaan, tentu harus dimaklumi. Sebab tidak ada sistem yang dibangun langsung sempurna dalam waktu singkat. Semua membutuhkan proses dan waktu, untuk perbaikan dan perbaikan, mendekati “kesempurnaan”.

Nah, secara lebih rinci tentang apa dan bagaimana JKN, kami kemukakan dalam rubrik media utama. Selain itu, kami ketengahkan “Rapor Hijau” untuk Kementerian Kesehatan dalam pelayanan publik pada rubrik Stopress. Penilaian itu dilakukan Ombudsman Republik Indonesia dengan melakukan observasi terhadap 18 kementerian yang menyelenggarakan pelayanan publik khususnya unit pelayanan perizinan.

Pada kesempatan yang baik pula, kami redaksi mediakom yang selalu menyajikan berita “info sehat untuk semua”, mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H. Mohon maaf lahir batin.* Redaksi

ilustrasi cover: complot /shutterstock.com

etalase

mediakom 43 | JULI | 2013 | 1

Page 4: Mediakom 43

*Bila perlu penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes (kode lokal) 500567

d a f t a r i s im e d i a k o m e d i s i 4 3

surat pembaca

2 | mediakom 43 | JULI | 2013

ETALASE / 1 info SEhAT / 4-9

• Pencegahan hiPertensi • Penyebab hiPertensi • ciri-ciri hiPertensi

STop prESS / 10-17

• Presiden resmikan rscm kirana• Presiden aPresiasi Prestasi rscm raih akreditasi Jci• kerJasama kode akses darurat 119• kementerian kesehatan Pelayan Publik terbaik versi OMBUDSMAN RI

Tanya:Mulai 1 Januari 2014, masa berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN). Apakah Program Jampersal dan Jamkesmas apa dihentikan?

Jawab:JKN merupakan sistem asuransi sosial yang wajib bagi seluruh penduduknya dan WNA yang bekerja lebih dari 6 bulan di Indonesia. Artinya secara bertahap semua harus menjadi peserta, sehingga semua harus membayar iuran kecuali yang miskin dan tidak mampu, iurannya dibayar oleh pemerintah.

Keuntungan asuransi sosial ini adalah : semua yg merupakan indikasi medis akan dijamin ( yang tidak dijamin antara lain kepentingan kosmetik, medical check up dll) Dengan demikian, program Jamkesmas dan Jampersal sudah masuk kedalam sistem penjaminan JKN.

Artinya : ANC, persalinan, PNC juga talasemia yang selama ini semua dijamin program pemerintah maka mulai 1 Januari 2014, maka. yang miskin dan tidak mampu yang menjadi peserta penerima bantuan iuran PBI (atau selama ini peserta jamkesmas) serta jamkesda/apapun istilahnya) iurannya akan dibayar pemerintah/pemda, sedangkan yang mampu harus menjadi peserta JKN dengan membayar iuran.

Besaran iuran bagi pekerja bukan penerima upah (atau sering disebut pekerja informal) , saat ini masih dalam rancangan Perpres. tetapi relatif tidak mahal. Sebagai contoh iuran untuk kelas 3 antara 22.500 - 25.500 (angka pasti masih dilakukan re-evaluasi).

Artinya dengan membayar iuran setahun sekitar 270.000-300.000 saja , maka seluruh penyakit dan tindakkan medis termasuk partus , talasemia dan lain lain sudah di cover oleh JKN. Sangat murah bukan? Padahal dengan membayar sendiri : hanya utk partus saja , biayanya sudah lebih dari Rp 300.000, belum kalau mengalami sakit lain. (Redaksi)

PenJelAsAn JAmInAn KesehAtAn nAsIOnAl

Page 5: Mediakom 43

mediakom 43 | JULI | 2013 | 3

rAGAM / 36-39• wasPadai hiPertensi, kendalikan tekanan darah• Perubahan Peraturan tentang Pengangkatan DOKTER DAN BIDAN PTT• kemenkes kendalikan Penyakit hePatitis di indonesia

pEriSTiwA / 40-45

• bantuan kemkes untuk gemPa aceh• kemenkes buka Posko gemPa aceh• Pramuka berPeran kendalikan Penyakit• Jabatan Fungsional Pembimbing kesehatan kerJa

dAErAh / 46-57

• dokter keluarga untuk masyarakat kePri

BBM / 58-60• setiaP Pagi, niat hari ini, tanPa koruPsi• aPa itu gratiFikasi?

KoLoM / 61• bPJs lebih baik

rESEnSi / 62-63

UnTUK rAKYAT / 32-35• aPel siaga mudik lebaran• 9 Pesan untuk JaJaran kesehatan menJelang arus MUDIK LEBARAN• ramadhan saat tePat berhenti merokok

MEdiA UTAMA / 18-31

• Jkn untuk indonesia yang lebih sehat• menJelang era reFormasi kesehatan PERORANGAN • manFaat Jaminan kesehatan nasional • Jenis Pelayanan Jaminan kesehatan nasional• siaPa Peserta Jkn ? • PendaFtaran Peserta Jkn • tantangan awal bPJs di tahun 2014• tidak ada Perbedaan layanan orang miskin DAN KAYA • era standarisasi layanan kesehatan berkelas INTERNASIONAL

LEnTErA / 64-68

Page 6: Mediakom 43

hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara

kronis (dalam jangka waktu lama). Pada pemeriksaan tekanan darah akan diperoleh dua angka.

Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Bila tekanan darah 120/80 mmHg maka dikatakan normal.

Sedangkan pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg ke atas.

Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan

pEncEGAhAn hipErTEnSi

jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. Selain faktor genetika, usia, dan jenis kelamin, ada beberapa faktor penyebab lain, antara lain:

• Stres atau perasaan tertekan.

• Kegemukan (Obesitas).

• Kebiasaan merokok.

• Kurang berolahraga.

• Kelainan kadar lemak dalam darah (Dislipidemia).

• Konsumsi yang berlebihan atas garam, alkohol, dan makanan yang berlemak tinggi.

• Kurang mengonsumsi makanan yang berserat dan diet yang tidak seimbang.

• Sedangkan gejala umum yang mungkin terjadi pada orang dengan tekanan darah tinggi meliputi:

• Sakit kepala saat bangun tidur yang kemudian menghilang setelah beberapa jam.

• Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk.

• Mudah lelah, lesu, Impoten.

• Telinga berdenging.

• Detak jantung berdebar cepat.

• Pandangan agak kabur, susah tidur, sakit pinggang, dan mudah menjadi marah.

Apabila anda merasakan beberapa gejala di atas, segera cari bantuan untuk mengatasi tekanan darah tinggi anda mengingat banyaknya komplikasi serius yang bisa anda alami diantaranya:

KERUSAKAN OTAK Tekanan darah yang terlalu tinggi menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak (stroke) akibatnya, darah tercecer dari daerah otak tertentu sedangkan bagian otak lain tidak teraliri cukup sehingga bagian otak menjadi rusak.

info sehat

4 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 7: Mediakom 43

KERUSAKAN JANTUNG Tekanan darah yang tinggi menyebabkan pembesaran otot jantung kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran otot jantung kiri disebabkan jantung bekerja keras untuk memompa darah.

KERUSAKAN GINJAL Tingginya tekanan darah akan membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan. Akhirnya, pembuluh darah menjadi rusak dan menyebabkan fungsi ginjal menurun hingga mengalami kegagalan ginjal.

KERUSAKAN MATA Tekanan darah yang tinggi menyebabkan tertekannya pembuluh darah dan syaraf pada mata sehingga penglihatan terganggu.

pencegahan hipertensi dapat Anda lakukan dengan melakukan beberapa hal berikut.

• Mengonsumsi makanan yang kaya akan serat (Sayur dan buah).

• Mengurangi konsumsi garam, alkohol, dan makanan yang berlemak tinggi.

• Mengurangi berat badan, istirahat yang cukup, dan olahraga yang teratur.

• Lakukan pengecekan tekanan darah secara rutin.

• Beberapa orang yang memiliki sistem metabolisme tubuh yang buruk, biasanya tidak akan mengalami perubahan yang signifikan bahkan setelah menjalankan hal-hal di atas.

• Apabila beberapa cara di atas sudah tidak mempan, penting bagi Anda untuk mengonsumsi obat baik obat yang diresepkan dokter ataupun alternatif herbal untuk tekanan darah tinggi.

pengobatan Alternatif hipertensi, Kendalikan Tekanan darah Tinggi Anda

Dalam pengobatan hipertensi, kuncinya terletak pada sistem peredaran darah. Jika sistem peredaran darah sehat maka tekanan darah dalam tubuh akan stabil. Mari kita perhatikan 2 jenis herbal yang dapat anda konsumsi untuk mengendalikan tekanan darah anda.

Noni Juice atau yang dikenal dengan nama Mengkudu, mengandung scopoletin yang terbukti dapat menurunkan tekanan darah tinggi dengan melebarkan pembuluh darah yang menyempit.

Noni juga menstimulasi tubuh untuk memproduksi Nitrit oksida yang juga berkhasiat melemaskan dan melebarkan pembuluh darah serta mengurangi tekanan pada arteri dan jantung sehingga bermanfaat untuk memperbaiki sistem peredaran darah dan

kardiovaskular sekaligus mencegah terjadinya stroke.

Selain itu, kandungan proseronin (proxeronine) yang terdapat dalam buah Noni mampu melebarkan pembuluh darah sehingga menghilangkan penyumbatan pada pembuluh darah dan berfungsi sangat baik dalam penyembuhan stroke dan serangan jantung.

Nutrasetikal yang terkandung dalam Noni juga mampu meningkatkan

kesehatan struktur sel dalam sistem

mediakom 43 | JULI | 2013 | 5

Page 8: Mediakom 43

peredaran darah. Dalam penelitian dokter Neil Solomon, dari 1.989 orang yang mengonsumsi Noni juice untuk membantu tekanan darah tinggi mereka, 85% di antaranya melaporkan adanya penurunan.

Dari 2.397 orang yang mengonsumsi Noni untuk membantu gejala-gejala penyakit jantung, 77% di antaranya melaporkan gejala-gejala yang lebih ringan. Terakhir, dari 1.893 orang yang mengonsumsi Noni untuk membantu gejala-gejala stroke, 51% di antaranya terbantu.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam Noni dan telah diuji khasiatnya secara praklinis maupun secara klinis. Hasilnya? Noni terbukti ampuh mengatasi berbagai penyakit dan gangguan kesehatan lainnya termasuk mengatasi dan mengendalikan tekanan darah.

Herbal lain yang juga berkhasiat untuk hipertensi adalah Sarang Semut. Seperti Noni Juice, mekanisme Sarang Semut dalam mengatasi hipertensi adalah dengan menyehatkan dan melancarkan sistem peredaran darah dalam tubuh.

Sarang Semut kaya akan kandungan antioksidan yang dapat membantu mengatasi hipertensi, misalnya, salah

satu antioksidan yang terkandung dalam Sarang Semut, tokoferol, terbukti membantu mengencerkan darah, mencegah penggumpalan darah, dan memperbaiki sistem kerja jantung, serta menurunkan tekanan darah.

Flavonoid, senyawa antioksidan lain dalam Sarang Semut, berkhasiat mencegah terjadinya penggumpalan darah yang juga dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi.

Selain kandungan antioksidannya yang tinggi, multi-mineral yang terdapat dalam Sarang Semut juga berperan penting dalam menyehatkan sistem peredaran darah dalam tubuh, misalnya, kalium, bertugas dalam merangsang pengeluaran cairan dalam tubuh. Jika proses pengeluaran kemih lancar, otomatis tekanan darah akan turun.

Mineral lain dalam Sarang Semut, besi dan magnesium, berperan penting dalam menyediakan dan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kebutuhan oksigen yang terpenuhi akan membantu melancarkan peredaran darah yang selanjutnya membantu kestabilan tekanan darah.

Kandungan antioksidan yang tinggi dan multi-mineral yang terkandung baik dalam Noni juice maupun Sarang Semut sangat baik untuk mengatasi hipertensi dan mencegah terjadinya berbagai komplikasi yang diakibatkannya karena kemampuannya yang mengagumkan

dalam melancarkan dan menyehatkan sistem peredaran darah.

Tekanan darah yang stabil tidak hanya dapat mencegah berbagai komplikasi akibat hipertensi tetapi juga dapat

membantu mengendalikan stres dan menimbulkan perasaan rileks

pada tubuh sehingga memudahkan tubuh untuk beristirahat.*

Penyebab Hipertensi

Berdasarkan penyebab hipertensi, dapat diklasifikasikan sebagai :

1. HIPERTENSI PRIMER Hipertensi primer didefinisikan sebagai hipertensi yang tidak disebabkan oleh adanya gangguan organ lain seperti ginjal dan jantung. Hipertensi ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti faktor keturunan, pola hidup yang tidak seimbang, keramaian, stress, dan pekerjaan. Sikap yang dapat menyebabkan hipertensi seperti konsumsi tinggi lemak, garam, aktivitas yang rendah, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kafein. Sebagian besar hipertensi primer disebabkan oleh faktor stress.

2. HIPERTENSI SEKUNDER Hipertensi yang disebabkan oleh gangguan ginjal, endokrin, dan kekakuan dari aorta.

Kondisi stress dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena saat seseorang dalam kondisi stress akan terjadi pengeluaran beberapa hormon yang akan menyebabkan penyempitan dari pembuluh darah, dan pengeluaran cairan lambung yang berlebihan, akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah kenyang, nyeri lambung yang berulang, dan nyeri kepala. Kondisi stress yang terus menerus dapat menyebabkan komplikasi hipertensi pula. Pola hidup yang tidak seimbang, merupakan sikap hidup yang

info sehat

6 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 9: Mediakom 43

tidak tepat komposisi antara asupan makanan, olahraga dan istirahat, sehingga menimbulkan gejala awal seperti obesitas yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan lain seperti kencing manis, dan gangguan jantung.

Konsumsi garam berlebihan, dapat menimbulkan darah tinggi diakibatkan oleh peningkatan kekentalan dari darah, sehingga jantung membutuhkan tenaga yang lebih untuk mendorong darah sampai ke jaringan paling kecil. Kebiasaan konsumsi alkohol, kafein, merokok dapat menyebabkan kekakuan dari pembuluh darah sehingga kemampuan elastisitas pada saat mengalami tekanan yang tinggi menjadi hilang. PEMBAGIAN HIPERTENSI Berdasarkan asosiasi hipertensi eropa 2003, diklasifikasikan hipertensi sebagai berikut : Katagori Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan diastolik (mmHg) Optimal < 120 <80 Normal <130 <85 Hipertensi Ringan 140-159 90-99 Sedang 160-180 100-110 Berat ≥ 180 ≥ 110 KOMPLIKASI HIPERTENSI Kondisi hipertensi yang berkepanjangan menyebabkan gangguan pembuluh darah di seluruh organ tubuh manusia. Angka kematian yang tinggi pada penderita darah tinggi terutama disebabkan oleh gangguan jantung. 1. Organ Jantung Kompensasi jantung terhadap kerja yang keras akibat hipertensi berupa penebalan otot jantung kiri. Kondisi ini akan memperkecil rongga jantung untuk memompa, sehingga jantung akan semakin membutuhkan energi

yang besar. Kondisi ini disertai dengan adanya gangguan pembuluh darah jantung sendiri (koroner) akan menimbulkan kekurangan oksigen dari otot jantung dan menyebabkan nyeri. Apabila kondisi dibiarkan terus menerus akan menyebabkan kegagalan jantung untuk memompa dan menimbulkan kematian. 2. Sistem Saraf Gangguan dari sistem saraf terjadi pada sistem retina (mata bagian dalam) dan sistem saraf pusat (otak). Didalam retina terdapat pembuluh-pembuluh darah tipis yang akan melebar saat terjadi hipertensi, dan memungkinkan terjadi pecah pembuluh darah yang akan menyebabkan gangguan penglihatan. 3. Sistem Ginjal Hipertensi yang berkepanjangan akan menyebabkan kerusakan dari pembuluh darah ginjal, sehingga fungsi ginjal sebagai pembuang zat-zat racun bagi tubuh tidak berfungsi dengan baik, akibatnya terjadi penumpukan zat yang berbahaya bagi tubuh yang dapat merusak organ tubuh lain terutama otak.

INDIKASI PENGOBATAN Terapi mulai dilakukan pada tekanan sistolik >140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg dengan tujuan optimal adalah 140/90 mmHg, karena dari hasil penelitian tidak ada perbedaan angka kematian pada pasien dengan tensi 140/90 mmHg atau lebih rendah lagi, patokan ini hanya dipergunakan tanpa adanya gangguan gula darah. Tujuan pengobatan darah tinggi pada pasien gula darah untuk mencapai tensi 130/85 mmHg, karena terdapat perbedaan harapan hidup antara tensi 154/87 mmHg dengan 144/82 mmHg pada pasien dengan gangguan gula darah (Diabetes Melitus). Pengobatan Pengobatan dapat dilakukan dengan perubahan gaya hidup seperti mengurangi makanan berlemak (daging merah, minyak, jeroan), dan mengandung garam, meningkatkan aktivitas melalui olahraga yang teratur , menghidari rokok, alkohol dan mengurangi stress. Tetapi kondisi hipertensi harus tetap dalam pengawasan dokter sehingga pemilihan olahraga dan makanan akan lebih tepat.*

mediakom 43 | JULI | 2013 | 7

Page 10: Mediakom 43

ciri-ciri hipErTEnSi

Pada umumnya gejala hipertensi tidak diketahui dengan pasti. Sebagian besar penderita baru menyadari jika ia telah

mengidap penyakt hipertensi setelah terjadi komplikasi pada organ lain seperti ginjal, mata, otak, dan jantung. Sakit kepala, mimisan,limbung dan mabuk sering dianggap sebagai ciri-ciri hipertensi.

Data pada sebuah klinik di Paris menyebutkan bahwa dari 1771

penderita penyakit hipertensi yang tidak diobati, mengalami sakit kepala 40,5 %, berdebar 28,5 %, sering buang air kecil waktu malam 20,4 %, rasa limbung 20,8 %, dan sering mengalami telinga berdengung 13,8 %.

Gejala hipertensi yang sudah terjadi komplikasi bisa berupa gangguan penglihatan, gangguan saraf, lemah jantung dan gejala lain karena penurunan fungsi ginjal. lemah jantung yang lebih dikenal gagal ginjal biasanya diikuti rasa sesak di dada. Sementara itu

gangguan penglihatan sering dutemui pada penderita hipertensi berat.

Pada umumnya gejala komplikasi hipertensi berbeda-beda antara satu tempat dan dan tempat lainnya.

Gejala hipertensi yang terjadi komplikasi pada jantung bisa menyebabkan gagal jantung , pada otot bisa menyebabkan stroke yang membuat anggota badan lumpuh. Serangan isekmi pada otak bisa ditandai dengan kesemutan pada wajah dan anggota badan atau kehilngan

info sehat

8 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 11: Mediakom 43

kesadaran dan kembali pulih setelah 24 jam.

Peningkatan tekanan darah mendadak pada orang yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal bisa menyebabkan pembuluh darah di otak mengalami penciutan mendadak. Sebagian lagi mengalami pelebaran disertai merembesnya serum atau cairan dari dinding pembuluh darah otak yang menyebabkan otak menjadi lembab yang biasanya disebut dengan stroke yang berakibat pada kelumpuhan saraf otak.

Komplikasi hipertensi pada gagal jantung bisa mempercepat proses arterosclerosis pada penyakit jantung koroner. Salah satu teori menyebutkan bahwa sel intima dari dinding pembuluh darah koroner yang mempercepat timbulnya pengendapan kolesterol pada bagian dalam dinding pembuluh darah.

Hipertensi juga bisa menyebabkan tekanan sistolik dalam bilk kiri bertambah. Hal ini menyebabkan tekanan otot jantung naik, sehingga kebutuhan oksigen pada otot jantung meningkat. selanjutnya terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan

oksigen dan darah yang dialirkan sehingga

terjadi

angina pectoris. Dengan mengobati hipertensi maka proses penyakit jantung koroner dapat dikurangi atau dihambat.

Itulah gejala-gejala hipertensi yang timbul beserta ciri-ciri penyakit hipertensi yang sudah mempunyai komplikasi pada organ tubuh.

Ciri-ciri hipertensiDarah tinggi atau hipertensi dikenal

sebagai “Silent killer” dalam dunia medis karena penyakit yang satu ini biasanya menyerang penderita secara tiba-tiba tanpa gejala apapun yang biasanya terjadi pada penderita hipertensi primer. Pada penderita hipertensi sekunder gejala hipertensi dapat di deteksi melalui reaksi tubuh terhadap serangan penyakit ini. Pada umumnya seseorang akan dinyatakan bebas dari hipertensi jika tekanan darahnya normal. Hal ini bisa di lihat dari tekanan darah sistolik (jantung mengkerut) dan diastolik (jantung mengembang) berkisar 120/80mmHg. Seseorang akan dinyatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya lebih dari 140/90 mmHg. Berikut ini adalah gejala-gejala hipertensi seperti mudah marah, muka merah, gelisah, tengku terasa pegal, kepala terasa sakit,

sesak

napas, kelelahan padahal tidak melakukan kerja berat, mimisan (keluar darah dari hidung) yang biasanya terjadi pada penderita yang sudah akut. Sedangkan bahaya yang dihadapi oleh penderita hipertensi juga cukup fatal sehingga akan mengakibatkan gangguan pada kegiatan sehari-hari hingga kematian. Penderita hipertensi beresiko lebih mudah mengalami kerusakan ginjal, stroke atau pecahnya pembuluh darah di otak yang juga disusul dengan kelumpuhan, dan juga pendarahan selaput bening (retina). Mengetahui penyebab penyakit hipertensi akan menghindarkan kamu dari resiko penyakit ini, berikut adalah penyebabnya. Orang yang banyak mengkonsumsi alkohol, kokain, dan merokok, keracunan timbal akut, memiliki penyakit ginjal, preeklamasi kehamilan dan juga kelainan hormon. Kamu bisa menghindari pemicu munculnya penyakit ini dengan mulai membiasakan hidup sehat. Sebelum hipertensi menjadi cukup parah, ada baiknya kamu mulai melakukan pengobatan tanpa obat kimia seperti olah raga bisa jalan cepat atau bersepeda selama 30-45 menit 3 atau 4 kali seminggu, melakukan diet rendah garam, lemak jenuh dan kolesterol (hubungi dokter), tidak mengkonsumsi alkohol, rileks dan stop merokok. Pencegahan penyakit ini juga sama yaitu dengan ber-olah raga secara teratur, pola makan sehat, tidak mengkonsumsi alkohol, dan berhenti merokok. Hipertensi tidak hanya menyerang orang tua saja namun sekarang ini telah menjangkiti kaum muda. Mencegah selalu lebih mudah dari pada mengobati. Jangan sampai kamu menyesal karena tidak menjaga kesehatan pada saat muda sehingga penyakit menumpuk di masa tua.*

mediakom 43 | JULI | 2013 | 9

Page 12: Mediakom 43

Presiden RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Ani Yudhoyono, didampingi oleh Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, Direktur

Utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), DR. Dr. C. Heriawan Soejono, Sp.PD, KGer, M.Epid, dan Gubernur DKI Jakarta, Ir. H. Joko Widodo, meresmikan Unit Pelayanan Terpadu Kesehatan

(UPTK) Mata RSCM Kirana.Dalam sambutannya, Presiden

menyadari bahwa angka kebutaan di tanah air masih cukup tinggi. Penyebab kebutaan di tanah air, lebih banyak disebabkan oleh penyakit katarak yang diikuti oleh berbagai sebab lain. Kebutaan akibat penyakit katarak ini, setiap tahunnya cenderung meningkat.

Peningkatan risiko kebutaan salah

satunya disebabkan oleh adanya backlog katarak atau keterbatasan kemampuan dalam menjangkau pelayanan operasi katarak. Keterbatasan itu, meliputi diantaranya ketersediaan jumlah spesialis penyakit mata yang masih kurang, serta sering terlambatnya penduduk untuk pergi berobat ke puskesmas maupun institusi kesehatan yang lain.

Di penghujung acara, Presiden juga

Presiden resmikan rsCm kirana

Presiden resmikan RSCM Kirana didampingi Menteri Kesehatan dan Gubernur DKI Jakarta.

stop press

10 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 13: Mediakom 43

Menkes RI memberikan dukungan dan semangat bagi seluruh jajaran pimpinan dan staf, serta secara khusus bagi UPTK Mata RSCM Kirana untuk dapat mencapai visi menjadi pusat Oftamologi terbaik di Indonesia sekaligus salah satu layanan kesehatan mata terbaik di Asia Pasifik pada tahun 2014 mendatang.

“Pastikan pencapaian visi tersebut dengan terus meningkatkan kualitas dan memperluas akses pelayanan penanganan penyakit mata bagi warga bangsa khususnya masyarakat miskin; dengan peningkatan sosialisasi penyakit mata di kalangan masyarakat, utamanya kaitan antara penyakit itu dengan pola hidup sehat, dengan pencegahan polusi melalui kegiatan pelestarian lingkungan hidup dan dengan kebiasaan

mengkonsumsi makanan yang bergizi”, tandas Presiden SBY.

RSCM Kirana merupakan suatu Center of Excellence yang didalamnya terdapat Pelayanan Klinis Mutakhir, Pendidikan dan Pelatihan, Riset Klinis Dasar dan Komprehensif, Rehabilitasi dan Optimalisasi Penglihatan, serta Pengembangan Produk dan Kebijakan Komunitas, serta upaya-upaya pencegahan kebutaan. RSCM Kirana terdiri dari 6 lantai. Terdapat 5 kamar bedah dengan 6 tempat tindakan bedah yang dilengkapi peralatan serta sistem monitor yang lengkap. Kamar bedah tersebut diberikan secara khusus kepada para pasien yang membutuhkan tindakan pembedahan. Kamar bedah RSCM Kirana memberikan pelayanan

yang cepat, tepat, akurat dan yang terpenting mengutamakan keselamatan pasien. Bagi masyarakat yang menjalani rawat inap, RSCM Kirana menyediakan 21 tempat tidur di ruang perawatan yang terletak di lantai 4. Dengan rincian, 12 tempat tidur untuk kelas 3, 4 tempat tidur kelas 2, 2 tempat tidur anak, 1 tempat tidur isolasi, serta viP dan vviP masing-masing 1 tempat tidur.

“Bagi para pasien yang berasal dari kalangan tidak mampu, serta pemilik Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), KJS (Kartu Jakarta Sehat), Jamkesda, GAKIN (Keluarga Miskin), tak perlu khawatir. Karena kamar bedah RSCM Kirana akan tetap melayani, tanpa membedakan dalam penggunaan alat bedah”, ujar Dirut RSCM.*

Presiden aPresiasi Prestasi rsCm raih akreditasi JCi

Mboi, Sp.A, MPH pada kegiatan Apresiasi Akreditasi JCI RSCM bertempat di auditorium RSCM Kirana, Jakarta (4/7). Kegiatan tersebut juga dihadiri pula oleh Menteri Sekretaris Negara, Letjen TNI (Purn.) Sudi Silalahi; Gubernur DKI Jakarta, Ir. H. Joko Widodo; dan Utusan Khusus Presiden RI untuk Millenium Development Goals (MDGs), Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, Sp.M (K).

Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan apresiasi tinggi atas prestasi RSCM menjadi RS Pemerintah pertama yang memperoleh akreditasi JCI pada April 2013 lalu. Menurutnya, pelayanan berstandar internasional dapat meningkatkan kepercayaan P

residen RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Ani Yudhoyono menyaksikan penyerahan sertifikat akreditasi Joint

Commision International (JCI) dari Direktur Utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), DR. Dr. C. Heriawan Soejono, Sp.PD, KGer, M.Epid kepada Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah

mediakom 43 | JULI | 2013 | 11

Page 14: Mediakom 43

masyarakat terhadap pelayanan RS, terutama RS Pemerintah.

“Dengan pelayanan tersebut, kita dapat menahan arus masyarakat yang berobat ke luar negeri”, ujar Presiden SBY.

Presiden juga mengharapkan seluruh jajaran direksi, manajemen, serta tim medis RSCM, dapat memberikan pelayanan yang profesional, berkualitas, dan mengacu pada pendekatan ”Better, Cheaper, Easier and Faster”.

”Berikanlah pelayanan yang lebih baik (better); Layanan yang mudah, cepat, dan tidak berbelit-belit (easier); Layanan yang lebih murah (cheaper) agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat; serta layanan yang cepat (faster) terutama bagi pasien yang dalam kondisi kritis” tambahnya.

Berkaitan dengan hal tersebut,

bahwa pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi juga diperuntukkan bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat yang kurang mampu.

”Semoga hal ini dapat menjadi contoh serta semangat bagi rumah sakit lainnya untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan bagi mereka yang sakit dengan sepenuh hati”, tandas Menkes.*

”Berikanlah pelayanan yang lebih baik (better); layanan

yang mudah, cepat, dan tidak berbelit-belit (easier);

layanan yang lebih murah (cheaper) agar dapat

menjangkau seluruh lapisan masyarakat; serta layanan

yang cepat (faster) terutama bagi pasien yang dalam

kondisi kritis” Dr. h. susilo Bambang Yudhoyono , Presiden ri

Menkes RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, menerangkan bahwa saat ini terdapat 8 RS di Indonesia yang telah berstandar Internasional. Dari jumlah tersebut, dua diantaranya merupakan RS Pemerintah, yaitu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta dan RSUP Sanglah di Denpasar.

Menkes berharap, akreditasi internasional yang berhasil diperoleh RS Pemerintah dapat menjadi momentum

stop press

12 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 15: Mediakom 43

kerJasamakode akses darurat

119P

ada hari Senin (3/6), Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Akmal Taher, SpU (K), melakukan penandatanganan

Perjanjian Kerja Sama Pembukaan Kode Akses Panggilan Darurat 119 Kegawatdaruratan Bidang Kesehatan, bersama PT Telekomunikasi Indonesia,

Tbk, dan 9 Provider Telekomunikasi, yang berperan sebagai penyelenggara, yaitu PT Telekomunikasi Selular, PT Indosat Tbk, PT XL AXIATA Tbk, PT Smartfren Telecom, PT Bakrie Telecom Tbk, PT Axis Telekom Indonesia, PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, PT Smart Telecom, PT Hutchison 3 Indonesia.

Perjanjian ini dimaksudkan

sebagai dukungan terhadap Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Kementerian Kesehatan RI, melalui pembukaan kode akses panggilan darurat 119. Tujuan Perjanjian ini adalah terwujudnya kerja sama produktif antara para pihak dalam rangka peningkatan pelayanan pemberian informasi penanggulangan

mediakom 43 | JULI | 2013 | 13

Foto bersama usai Penandatangan MOU Kode Akses 119

Page 16: Mediakom 43

gawat darurat terpadu, kepada masyarakat dalam SPGDT dan sebagai landasan hukum dalam pelaksanaan Perjanjian pembukaan kode akses panggilan darurat 119.

SPGDT adalah suatu sistem penanggulangan pasien gawat darurat, yang terdiri dari unsur, pelayanan pra rumah sakit, pelayanan di rumah sakit dan pelayanan antar rumah sakit. SPGDT harus berjalan terpadu, baik pra, intra dan antar rumah sakit. Hal ini demi mewujudkan tujuan yang lebih tinggi yaitu Safe Community, yaitu keadaan sehat dan aman yang tercipta dari, oleh dan untuk masyarakat.

Dalam upaya mewujudkan SPGDT, rumah sakit perlu membentuk jejaring atau sistem yang terintegrasi, yang dimulai dari pra rumah sakit, antar rumah sakit dan intra rumah sakit. “Salah satunya adalah dengan melalui call center,” kata Prof. Akmal.

SPGDT Call Center merupakan salah satu unsur pelayanan, bertujuan mempermudah akses pelayanan penderita gawat darurat. Dengan adanya SPGDT Call Center119, maka diharapkan akan memberikan kemudahan kepada masyarakat mendapat pertolongan, pada saat terjadi kasus kegawatdaruratan serta untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas, lanjut Prof. Akmal.

Dirjen BUK menambahkan, Pemerintah dan segenap masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan kesehatan kegawatdaruratan.

Berdasarkan laporan Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan Kemenkes RI Dr. Chairul Radjab Nasution,SpPD,KGEH,FINASIM,M.Kes, dalam paparannya pada acara

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pembukaan Kode Akses Panggilan Darurat 119, menyampaikan bahwa Nomor Kode Akses 119 adalah kode akses kegawatdaruratan bidang kesehatan, yang telah diberikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika kepada Kementerian Kesehatan sesuai Surat Menteri Komunikasi dan Informatika No.

486/M.KOMINFO/09/2012 tanggal 13 September 2012, Perihal Penetapan Kode Akses Panggilan Darurat 119.

Dr. Chairul Radjab menambahkan, kode akses Panggilan Darurat 119, adalah milik Kementerian Kesehatan yang dapat diakses oleh pengguna (masyarakat) setelah jalurnya dibuka oleh para penyelenggara telekomunikasi. Dalam rangka membuka jalur tersebut, diperlukan suatu Perjanjian Kerja Sama antara Kementerian Kesehatan dengan para penyelenggara telekomunikasi.

“Perjanjian kerja sama ini merupakan payung hukum dari penyelenggara telekomunikasi, untuk membuka kode panggilan darurat 119 di seluruh Indonesia dalam mendukung program Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) baik dalam keadaan sehari-hari maupun bencana,” jelas Dr. Chairul.

Kode akses 119 menurut Dr. Chairul, adalah kode akses yang tidak berbayar bagi pelanggan PT. Telekomunikasi Indonesia sedangkan untuk penyelenggara telekomunikasi lainnya, diberlakukan tarif normal bagi penggunanya, sehingga Perjanjian Kerja Sama antara Kementerian Kesehatan dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dibuat tersendiri dan terpisah dari penyelenggara telekomunikasi lainnya. Diharapkan, Sembilan (9) penyelenggara lain dapat segera menyesuaikan dengan PT. Telekomunikasi, terkait pembebasan biaya.

Lebih lanjut, Dr. Chairul menyampaikan dalam laporannya, dengan adanya perjanjian kerja sama ini, diharapkan seluruh penyelenggara telekomunikasi dapat membuka nomor kode akses 119, di seluruh wilayah Indonesia dan tergantung kesiapan dari daerah masing-masing.*

Dengan adanya SPGDT Call

Center 119, maka diharapkan

akan memberikan kemudahan

kepada masyarakat mendapat

pertolongan, pada saat terjadi

kasus kegawatdaruratan serta

untuk meningkatkan akses

masyarakat terhadap pelayanan

kegawatdaruratan yang

berkualitas

Prof. Dr. dr. Akmal TaherDirektur Jenderal Bina upaya

kesehatan kementerian

kesehatan ri

stop press

14 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 17: Mediakom 43

ketua Ombudsman RI, Danang Girindrawardana memberikan rapor hijau kepada empat kemeterian yakni: Kementerian Kesehatan, Kementerian

ESDM, , Kementerian Perdagangan, dan

Kementerian Perindustrian.“Ombudsman Republik Indonesia

melakukan observasi terhadap 18 kementerian yang menyelenggarakan pelayanan publik khususnya unit pelayanan perizinan. Observasi itu

dilakukan berdasarkan Undang-Undang nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang memuat komponen standar pelayanan publik,” kata Danang saat jumpa pers di kantornya, Senin 22 Juli 2013, di Jakarta.

mediakom 43 | JULI | 2013 | 15

kementerian kesehatanPelayan Publik terbaikversi ombudsman ri

Page 18: Mediakom 43

stop press

16 | mediakom 43 | JULI | 2013

Suasana pelayanan di Unit Layanan Terpadu Kementerian Kesehatan

Page 19: Mediakom 43

Menurut Danang, kondisi penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih jauh dari harapan masyarakat. Setidaknya gambaran itu tercermin dari hasil survei World Bank pada 2011 terhadap 183 negara yang menempatkan Indonesia di urutan ke-129 dalam hal pelayanan publik.

Khusus tingkat kementerian, dari hasil observasi ada lima kementerian yang mendapat rapor merah karena belum mematuhi seluruh komponen standar pelayanan yang tertuang dalam UU Pelayanan Publik tersebut.

“Kelima kementerian itu adalah Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sosial, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi,” ujarnya.Danang menjelaskan ada tiga kategori

penilaian dalam observasi ini. Ketiganya adalah kategori merah untuk kementerian yang kepatuhan rendah terhadap UU nomor 25 tahun 2009, kategori kuning untuk kepatuhan sedang, dan kategori hijau untuk kementerian dengan kepatuhan tinggi. “Lima kementerian masuk zona merah, sembilan kementerian di zona kuning, dan empat kementerian

pada zona hijau,” imbuhnya.Sembilan kementerian yang dinilai

dapat rapor kuning dalam menjalankan UU Pelayanan Publik adalah Kementerian Agama, Kemenkum HAM, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Riset dan Teknologi.* (Pra)

mediakom 43 | JULI | 2013 | 17

Page 20: Mediakom 43

mu

et

da

im

aa

18 | mediakom 43 | JULI | 2013

Jknuntuk

indonesia yang lebih

sehat

Page 21: Mediakom 43

mediakom 43 | JULI | 2013 | 19

1 Januari 2014, hari bersejarah bagi kesehatan rakyat Indonesia. Mengapa, hari itu dimulainya penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Era baru pelayanan kesehatan komprehenship. Pola gotong royong yang telah lama diimpikan. Sikaya membatu saudaranya yang miskin. Orang yang sehat membantu saudaranya yang sakit. Inilah sejatinya asuransi sosial dalam JKN.

Gotong royong ini melibatkan seluruh warga negara Indonesia, baik yang berdomisili di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri, bahkan termasuk warga asing yang tinggal di Indonesia. Pelibatan seluruh penduduk Indonesia yang mencapai kurang lebih 250 juta, tentu sangat dahsyat dampak positifnya bagi individu, masyarakat, bangsa dan negara.

Individu akan terjamin layanan kesehatanya, masyarakat

akan merasakan kebersamaan, saling tolong menolong yang terbingkai dalam satu kesatuan nasionalisme Bangsa dan Negara Indonesia.

Jadi, dengan melibatkan banyak pihak, mulai dari pelayanan kesehatan pemerintah, swasta, TNI, POLRI, akan memungkinkan akses pelayanan kesehatan terjangkau seluruh masyarakat. Secara kualitas pelayanan, setiap Penyelenggara pelayanan kesehatan (PPK) harus berlomba, untuk memberi pelayanan yang terbaik. Jika PPK pelayanannya buruk, pelan tapi pasti, akan ditinggalkan masyarakat. Dengan JKN semangat gotong-royong dan saling melayani akan terwujud.

Cakupan pelayanan JKN lebih menyeluruh, dibanding asuransi lainnya. Ia memberi layanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam satu paket untuk setiap orangnya. Insyallah, dengan JKN Indonesia lebih sehat.*

Page 22: Mediakom 43

mu

et

da

im

aa

20 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 23: Mediakom 43

membayangkan biaya pengobatan saat ini terasa sangat menakutkan, bagaimana tidak setiap kali kita jatuh sakit, tidak sedikit

rupiah harus dikeluarkan. Apalagi bagi kalangan dengan penghasilan pas – pasan apabila ada keluarga yang menderita sakit dan memerlukan penanganan cukup lama, bisa miskin mendadak. Untuk keluarga yang mampu apabila sakitnya memerlukan perawatan yang lama dan mahal juga akan berpikir ulang tidak masalah.

Kesehatan menjadi salah satu jaring pengaman sosial utama, dimana ketahanan sebuah bangsa akan rapuh bila penduduknya tidak sehat, untuk itu setiap negara berusaha menyehatkan penduduknya, baik dengan cara mencegah maupun mengobati dengan

penyediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan yang mencukupi. Indonesia sebagai negara besar, dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta tak luput dari permasalahan ini, bahkan lebih kompleks. Wilayah geografis Indonesia yang luas dan terdiri atas pulau – pulau besar dan kecil membuat penyediaan sarana dan tenaga kesehatan menjadi agak sulit, selain itu sebaran penduduk yang tidak merata membuat sarana kesehatan hanya terkonsentrasi di beberapa pulau, karena pembangunan sarana kesehatan di daerah yang jarang penduduknya secara ekonomis kurang efisien bagi pengusaha atau pihak swasta sebagai partner pemerintah untuk investasi. Hanya pemerintah yang mampu menyediakan pusat layanan kesehatan di daerah – daerah tersebut melalui puskesmas

yang kini berjumlah hampir 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia.

Soal kesehatan seperti kita ketahui mempunyai implikasi yang luas, baik dari aspek ekonomi, sosial dan politik. Seperti kasus Flu Burung adalah kasus yang cukup menyita perhatian media massa dan masyarakat karena sudah jatuh korban jiwa, selain itu dampak ekonomi juga mengemuka dengan adanya pemusnahan sejumlah unggas secara massal di beberapa lokasi yang terindikasi menulari manusia. Beban biaya penanggulangan kesehatan menjadi sangat tinggi terutama bagi anggota masyarakat dan pemerintah. Sebab saat ini masih banyak anggota masyarakat yang belum terlindungi oleh asuransi kesehatan , berdasarkan data yang dirilis oleh Dewan Sistim Jaminan Sosial Nasional jumlah penduduk yang

menJelang era reformasi kesehatan Perorangan

mediakom 43 | JULI | 2013 | 21

Page 24: Mediakom 43

telah menerima asuransi sebesar 151 juta jiwa, masih ada 88 juta penduduk yang belum dijamin. Jaminan tersebut dikeluarkan oleh pihak pemerintah dan swasta, dengan peserta adalah PNS, TNI, Polri dan Karyawan swasta, dan non – karyawan. Dari data yang diterima DJSN, peserta BPJS Kesehatan yang sudah terdaftar adalah Askes Pegawai Negeri Sipil (PNS)/Pensiunan TNI/POLRI sebanyak 17,3 juta, Asabri 2,2 juta, Jamkesmas 76,4 juta, Jamsostek 5,6 juta, Jamkesda 31,8 juta, Asuransi Komersial 2,9 juta, dan Self Insured 15,4 juta.

seDia paYuNG seBelum huJaN

Bicara kesehatan perorangan (individu) adalah bicara risiko, setiap individu mempunyai risiko kesehatan sama, untuk mengantisipasi

kemungkinan jatuh sakit sudah banyak individu yang mampu atau karena dibiayai oleh perusahaan dimana mereka bekerja masuk dalam program asuransi. Lalu bagaimana dengan mereka yang kurang mampu? Kesehatan individu merupakan isu penting, secara normatif negara mempunyai kewajiban menjamin kesehatan warga negaranya, hal ini tertuang dalam UUD 1945 yaitu : Pasal 28 H ayat (1) (2) (3) UUD 45, (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan., (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Selain itu dalam pasal 34 ayat (1) (2) UUD 45 yang berbunyi:

(1) Fakir miskin dan anak-anak

yang terlantar dipelihara oleh negara. (2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

Tindak lanjutnya dari amanat UUD 1945 adalah UU No. 40 tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional (SJSN) , sebuah program perlindungan kesehatan perorangan yang diberikan pemerintah kepada setiap warga negara Indonesia. Dalam Pasal 19 ayat (2) UU 40/2004 SJSN menyebutkan, Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Metode pembiayaan kesehatan individu yang ditanggung pemerintah secara umum terbagi dua, pertama bersumber dari

Pelayanan di loket Puskesmas

mu

et

da

im

aa

22 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 25: Mediakom 43

hasil pajak, kedua menggunakan sistim kapitasi seperti yang akan diterapkan di Indonesia, prinsipnya adalah sejumlah individu ditanggung dengan nilai nominal tertentu. Saat ini sejumlah pemerintah daerah telah menerapkan model kapitasi ini melalui progam Jamkesda, seperti Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang diterapkan oleh Pemda DKI Jakarta.

Pemerintah melalui peraturan perundangan di atas diwajibkan menyediakan payung agar kalau hujan rakyat tidak basah. Asuransi kesehatan ibaratnya seperti sebuah payung, di mana saat sehat mungkin kita tidak begitu memerlukan, tapi bila musim hujan kita akan mencari – cari payung di rumah, bahkan kalau perlu membeli lagi.

era GotoNG roYoNG

Program perlindungan kesehatan bukan lah hal yang baru , asuransi kesehatan sudah dikenal bahkan sudah diterapkan oleh pihak pemerintah dan swasta. Persoalannya, sistim perlindungan ini lebih banyak mengikat mereka yang mempunyai penghasilan tetap dan mereka yang mempunyai penghasilan cukup untuk membayar premi, sedangkan kaum pinggiran (marginal) belum tersentuh oleh program ini. Sehingga terjadi kesenjangan yang cukup dalam, asas pemerataan kesejahteraan yang tidak merata saat ini terjadi di bidang kesehatan. Lebih – lebih biaya kesehatan, dalam hal ini pengobatan cukup tinggi, sehingga masyarakat kurang mampu tidak mampu dapat mengakses pelayanan kesehatan.

Pemerintah telah menerbitkan aturan, bahwa 10% dari dana APBN dan APBD dialokasi untuk kesehatan, namun itu belum cukup memadai

untuk menjamin masyarakat tetap sehat. Untuk itu pemerintah mengeluarkan program Jaminan Kesehatan Nasional yang merupakan perintah dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS. Program JKN adalah sebuah asuransi sosial sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 1 angka 3 UU No. 40 / 2004 tentang SJSN menyatakan, asuransi sosial adalah suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya.

Dalam sistim ini pembiayaan ditanggung pemerintah dan penerima pertanggungan, baik itu PNS/TNI/POLRI, karyawan swasta, profesional, buruh, pengusaha. Intinya semua orang yang mampu diwajibkan untuk membayar premi asuransi ini, sedangkan mereka yang tidak mampu, iurannya akan dibayari oleh pemerintah lewat program Penerima Bantuan Iuran (PBI). Besaran atau prosentase pemotongan biaya premi adalah 5 persen dari gaji pokok untuk semua warga negara indonesia,

namun mekanisme pemotongan antara pegawai pemerintah dan swasta berbeda. Program Jaminan Kesehatan Nasional ini menganut asas gotong – royong, seperti dikatakan oleh Direktur Kepesertaan dan Hubungan Antar Lembaga PT Askes (Persero) Sri Endang Tidarwati, “Yang menerima upah akan membayar. Disinilah akan menghidupkan budaya gotong royong. Yang sakit dibayar oleh yang sehat dan tidak mampu dibantu,” kata Endang dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Rabu (8/5/2013)..

JKN nanti akan dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), badan ini terbentuk dari PT ASKES dan PT. Jamsostek kesehatan yang saat ini sudah mengelola sistim jaminan kesehatan bagi PNS,TNI-Polri dan pekerja. Saat ini kedua perusahaan asuransi milik pemerintah ini sudah mempunyai kepersertaan kurang lebih 120 juta anggota atau penerima jaminan asuransi kesehatan. Nanti nya JKN akan diberlakukan bagi semua warga negara Indonesia tanpa terkecuali. Namun yang lebih penting adalah mencegah dari mengobati.* (Pw)

mediakom 43 | JULI | 2013 | 23

Page 26: Mediakom 43

manfaat Jaminan kesehatan nasional

manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat

non medis meliputi akomodasi dan ambulans.

Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis.

Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:

a. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan HepatitisB (DPTHB), Polio, dan Campak.

c. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana. vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

d. Skrining kesehatan, diberikan

secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu. Meskipun manfaat yang dijamin

dalam JKN bersifat komprehensif, masih ada manfaat yang tidak dijamin meliputi: a. Tidak sesuai prosedur; b. Pelayanan di luar Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS; c. Pelayanan bertujuan kosmetik; d. General checkup, pengobatan alternatif; e. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, pengobatan impotensi; f. Pelayanan kesehatan pada saat bencana ; dan g. Pasien Bunuh Diri /Penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa diri sendiri/ bunuh diri/narkoba.* ( Pra)

mu

et

da

im

aa

24 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 27: Mediakom 43

Jenis PelayananJaminan kesehatan nasional

ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta JKN, yaitu berupa pelayanan kesehatan (medis) serta akomodasi dan ambulans (non

medis). Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.

PROSEDUR PELAyANAN Peserta yang memerlukan pelayanan

kesehatan pertama-tama harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat

pertama. Bila Peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama, kecuali dalam keadaan kegawatdaruratan medis.

KOMPENSASI PELAyANAN Bila di suatu daerah belum tersedia

Fasilitas Kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta, BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi, berupa: penggantian uang tunai, pengiriman tenaga kesehatan atau penyediaan

Fasilitas Kesehatan tertentu. Penggantian uang tunai hanya digunakan untuk biaya pelayanan kesehatan dan transportasi.

Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Penyelenggara pelayanan kesehatan

meliputi semua Fasilitas Kesehatan yang menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas kesehatan milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta yang memenuhi persyaratan melalui proses kredensialing (penilaian) dan rekredensialing ( penilaian kembali).*

(Pw)

mediakom 43 | JULI | 2013 | 25

Page 28: Mediakom 43

Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yakni setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia,

yang telah membayar Iuran. Peserta tersebut meliputi: penerima bantuan iuran (PBI) dan bukan PBI dengan rincian sebagai berikut: a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan

meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu.

b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas:

1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:

Pegawai Negeri Sipil; Anggota TNI; Anggota Polri;Pejabat Negara; Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri; Pegawai Swasta; dan pekerja yang tidak termasuk kategori sebelumnya yang menerima upah.

2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan

anggota keluarganya, yaitu: Pekerja di luar hubungan kerja atau

Pekerja mandiri dan Pekerja selain yang disebutkan sebelumnya yang bukan penerima Upah.

Pekerja sebagaimana dimaksud poin 1 dan poin 2, termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.

3) Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas:

Investor; Pemberi Kerja; Penerima Pensiun; veteran; Perintis Kemerdekaan; dan

bukan pekerja yang tidak termasuk dalam kategori yang disebutkan sebelumnya.

4) Penerima pensiun terdiri atas: Pegawai Negeri Sipil yang berhenti

dengan hak pensiun; Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun; Penerima Pensiun selain

PNS, anggota TNI/Polri, dan pejabat negara, serta janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang mendapat hak pensiun.

Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi: Istri atau suami yang sah dari peserta. Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari peserta, dengan kriteria: tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (duapuluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal. Sedangkan Peserta bukan PBI JKN dapat juga mengikutsertakan anggota keluarga yang lain.

5) WNI di Luar Negeri Jaminan kesehatan bagi pekerja

WNI yang bekerja di luar negeri diatur dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tersendiri.*

(Pw)

siaPa Peserta Jkn ?

mu

et

da

im

aa

26 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 29: Mediakom 43

Pendaftaran Peserta Jkn Syarat pendaftaran akan diatur kemudian dalam peraturan BPJS. Sedang lokasi pendaftaran peserta dilakukan di kantor BPJS terdekat/ setempat.

PROSEDUR PENDAFTARAN PESERTA

a. Pemerintah mendaftarkan PBI JKN sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.

b. Pemberi Kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja dapat mendaftarkan diri sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.

c. Bukan pekerja dan peserta lainnya wajib mendaftarkan diri dan keluarganya sebagai peserta kepada BPJS Kesehatan.

HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA

Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak mendapatkan a) identitas Peserta dan b) manfaat pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berkewajiban untuk: a. membayar iuran dan b. melaporkan data kepesertaannya kepada BPJS Kesehatan dengan menunjukkan identitas Peserta pada saat pindah domisili dan atau pindah kerja.

MASA BERLAKU KEPESERTAAN

Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional berlaku selama yang bersangkutan membayar iuran sesuai dengan kelompok peserta. Status kepesertaan akan hilang bila Peserta tidak membayar Iuran atau meninggal dunia. Sedangkan ketentuan lebih lanjut terhadap hal tersebut diatas, akan diatur oleh Peraturan BPJS.

PENTAHAPAN KEPESERTAAN

Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pertama mulai 1 Januari 2014, kepesertaannya paling sedikit meliputi: PBI Jaminan Kesehatan; Anggota TNI/PNS di lingkungan Kementerian Pertahanan dan anggota keluarganya; Anggota Polri/PNS di lingkungan Polri dan anggota keluarganya; peserta asuransi kesehatan PT Askes (Persero) beserta anggota keluarganya, serta peserta jaminan pemeliharaan kesehatan Jamsostek dan anggota keluarganya. Selanjutnya tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta BPJS Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019 (Pw)

kelebihan sistem asuransi sosial di bandingkan

dengan asuransi komersial antara lain

ASURANSI KOMERSIAL 1. Kepesertaan bersifat sukarela 2. Profit 3. Manfaat sesuai dengan premi yang dibayarkan.

ASURANSI SOSIAL 1. Kepesertaan bersifat wajib (untuk semua penduduk) * * 2. Non Profit 3. Manfaat komprehensif

** berpotensi mencakup 100% penduduk (universal coverage) dan relatif dapat menekan peningkatan biaya pelayanan kesehatan.

mediakom 43 | JULI | 2013 | 27

Page 30: Mediakom 43

Penerapan JKN memang bisa dikatakan sebagai langkah besar pemerintah di bidang kesehatan, bagaimana tidak setelah 59 tahun Indonesia merdeka baru kali ini

pemerintah mempedulikan kesehatan individu – individu secara langsung. Meski begitu, BPJS bukannya tanpa halangan, sejumlah persoalan yang berkait dengan pelayanan kesehatan akan mengemuka. Ibaratnya sebuah bola salju (snow ball) program JKN akan mendorong sub sistim kesehatan lainnya. Seperti ketersediaan alat – alat kesehatan yang standar nasional untuk di pusat pelayanan kesehatan (PPK) primer yakni puskesmas, ketersediaan obat – obat yang mencukupi, tenaga medis , baik dokter, perawat, dan bidan yang kompeten dan berjumlah cukup untuk memenuhi rasio jumlah Pusat Pelayanan Kesehatan Primer yang ada.

Kenapa bisa demikian, karena nanti PPK Primer akan menjadi ujung tombak pelayanan program JKN, sehingga pemberdayaan puskesmas dan klinik sangat urgen untuk dilaksanakan. Sistim rujukan menjadi tulang punggung dalam JKN, dimana pasien yang tidak dapat tertangani di PPK Primer akan

dirujuk ke PPK sekunder, bila belum juga tertangani baru ke PPK Tersier. Tentunya setiap rujukan harus berpegang pada kriteria –kriteria yang sudah standar dan baku untuk jenis – jenis penyakit yang bisa dirujuk dan tak perlu dirujuk. Disinilah peran nakes di PPK Primer sangat diandalkan, disamping alat –alat kesehatan, obat – obatan yang tersedia. Untuk itu setiap PPK Primer perlu distandarkan di semua aspeknya, dan dijabarkan secara baku standar penanganan pasien yang boleh dan yang tidak boleh. Bila penanganan di PPK Primer tidak optimal, maka PPK sekunder akan mengalami penumpukan pasien – pasien rujukan dari PPK Primer.

Tak dipungkiri bahwa Pusat Pelayanan Kesehatan baik primer, sekunder dan tersier lebih banyak di Pulau Jawa, dengan sendirinya peserta JKN di pulau Jawa tidak begitu kesulitan mendapatkan layanan kesehatan. Bagaimana dengan di pulau – pulau lain ? Dalam program JKN ada asas keadilan, dimana setiap peserta harus mendapatkan standar pelayanan yang sama, dimana pun dia berada selama masih di wilayah Republik ini. Kesenjangan ini harus dijembatani dengan

tantangan aWal bPJs di tahun 2014

pembangunan PPK – PPK baru di pulau – pulau yang luas tapi jumlah penduduk nya sedikit dan daerah – daerah terpencil agar semua warga negara mendapatkan fasilitas layanan yang sama. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi tersebut ? Yang jelas hanya pemerintah yang mampu mengadakannya karena kalau dibebankan kepada pihak swasta akan sulit. Kenapa sulit ? Pihak swasta pasti akan menghitung untung dan rugi dalam berinventasi dan menghitung waktu pengembalian modal.

Inisiasi untuk mengantisipasi JKN sudah dilaksanakan, antara penerapan e-katalog dan sistim Standar Nasional Indonesia untuk alat –alat kesehatan, e-katalog untuk obat – obatan. Langkah awal ini diharapkan dapat mendukung kelancaran pelayanan JKN, selain itu standarisasi PPK Primer. Semua aspek dan sub sistim yang mendukung operasional JKN yang ujungnya pada kepuasan pasien dan keadilan layanan masih banyak yang harus diadakan. Pekerjaan rumah yang tak kalah penting adalah penanganan di sektor Public Health, dimana upaya pencegahan terhadap penyakit akan lebih murah dibandingkan tindakan medis. Sosialisasi gaya hidup sehat , seperti kampanye anti rokok dengan penetapan kawasan bebas rokok adalah inisiasi yang positif untuk mengurangi biaya kesehatan di sektor personal care. Kedua sektor ini harus tetap berimbang agar kesejahteraan di bidang kesehatan dapat terwujud.* (P)

mu

et

da

im

aa

28 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 31: Mediakom 43

drg. usman sumantri, msc:tidak ada Perbedaanlayanan orang miskindan kaya

menjelang pelaksanaan program asuransi sosial Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejumlah pihak yang terkait dengan program

sedang sibuk melakukan sosialisasi kepada para pemangku kepentingan JKN, antara lain tenaga medis, kalangan perguruan tinggi, rumah sakit. Diharapkan pada saat matahari terbit di 1 Januari 2014 program JKN dapat berjalan dengan lancar. Pada tahap awal kepesertaan JKN dari peserta Jamkesmas, peserta JPK Jamsostek, peserta Askes anggota TNI/Polri beserta keluarganya. Secara bertahap seluruh warga negara Indonesia akan masuk dalam program perlindungan individu dari JKN. Berikut wawancara Mediakom dengan drg. Usman Sumantri, Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Kementerian Kesehatan.

Bagaimana persiapan JKN?Terkait dengan berbagai sub sistem

yang lain, pertama sub sistem SDM kesehatan, termasuk dokter, bidan dan distribusi, sistem harus didorong oleh kompetensi SDM yang memadai. Kedua, sub sistem pelayanan kesehatan harus diatur secara berjenjang atau bertingkat, ada PPK tingkat 1, tingkat 2 dan tingkat 3, finance harus tersusun, standar pelayanan di PPK 1 sampai PPK 3 harus jelas, apa saja yang diberikan dan apa yang tidak berikan. Sub sistiem pelayanan membutuhkan standar mutu dan standar - standar biaya untuk alat, bahan, tarif dan standar pelayanan itu sendiri. Sub sistem yang lain adalah mendorong sub sistem pembiayaan yang sesuai atau harmoni itu menjadi fungsi dalam JKN, karena pembiayaan dalam JKN harus tersedia dan cukup. Keempat sub sistem farmasi dan alat kesehatan, dengan adanya sub sistem

mediakom 43 | JULI | 2013 | 29

Page 32: Mediakom 43

ini harus tersedia kecukupan obat, cukup kualitas dan kuantitas, plus bisa mendorong harga. Untuk itu diperlukan program seperti e-katalog, standarisasi jenis dan alat kesehatan yang dipakai. JKN akan diselenggarakan secara nasional sesuai dengan pasal 19 UU No. 40 tahun 2004 tentang SJSN, dimana pemerintah sebagai regulator dan operatornya adalah BPJS.

Apa prinsip - prinsip dalam penyelenggaraan JKN?

Prinsip pertama harus bersifat nasional, pertimbangannya efisiensi, portability (orang sakit bisa dilayani di mana saja, orang Bali kalau sakit di Jakarta bisa dilayani), transparansi, akuntabilitas, kalau satu badan lebih mudah diawasi dari pada banyak badan. Kedua, penyelenggaranya tidak boleh memperoleh profit/nirlaba, tidak boleh berbentuk PT, seperti PT Askes,

PT Jamsostek, harus berbentuk badan hukum publik di bawah presiden dan bertanggung jawab kepada presiden untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan. Ketiga, wajib bagi seluruh penduduk, tidak terkecuali siapapun, dari tukang becak sampai presiden wajib mengikuti program ini. Keempat, portabilitas dan dana amanah (keuntungan dikembalikan kepada kepentingan peserta)

Apa yang dimaksud prinsip “ekuitas” dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan?

Ekuitas , maksudnya persamaan di dalam hak untuk mendapat pelayanan kesehatan berdasarkan kebutuhan dasar yang layak. Kalau orang miskin bisa dilayani operasi jantungnya, orang kaya dilayani operasi jantungnya, prosedurnya tidak berbeda, kaya miskin sama. Yang membedakan adalah kenyamanannya, convenient, ada kelas tiga, kelas dua dan kelas satu sesuai dengan besaran iuran yang dibayar.

Bagaimana prinsip kepesertaannya?Bagi yang punya upah seperti

PNS makanya upah dipotong 2 persen dari gaji pokok dan tunjangan pegawai , dan pemberi kerjanya (pemerintah) membayar 3 persen, kalau dia pegawai formal berarti majikannya, pertanggungannya

menjadi 5 anggota keluarga (suami, istri dan 3 anak). Jadi nanti pemberi kerja mendaftarkan pekerjanya kepada BPJS dengan iurannya. Kalau tidak punya majikan,tetapi mampu membayar, besarannya ditentukan oleh pemerintah. Yang tidak mampu membayar iuran, iurannya ditetapkan oleh pemerintah, namanya Penerima Bantuan Iuran (PBI), by name by address ditentukan oleh pemerintah, nantinya sekitar 86,4 juta jiwa orang dibayari

pemerintah. Setiap tahun PBI berubah, ke depan menggunakan Nomor Induk Kependudukan. Peserta PBI 2014 berasal dari peserta Jamkesmas 2013, setiap 6 bulan sekali data ini akan divalidasi oleh Kementerian Sosial.

Bagaimana dengan pelayanan JKN?Pelayanan itu yang ditanggung JKN

adalah komprehensif, meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif tetapi sifatnya kesehatan perorangan (personal care). Dalam hal ini termasuk konsultasi kesehatan , pemasangan alat kontrasepsi, tapi untuk public health adalah urusan pemerintah. JKN hanya melayani kebutuhan dasar kesehatan.

Apa itu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan?

Berasal dari PT Askes sekarang yang bertransformasi menjadi BPJS, badan hukumnya pun berubah, dibentuk oleh UU No. 12 tahun 2011, tugasnya untuk mengelola dan menyelenggarakan dana – dana jaminan sosial nasional. Kepengurusan BPJS terdiri dari, dewan direksi, dewan pengawas internal, dan Dewan Jaminan Sosial Nasional di luar BPJS. Tugas Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) adalah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), anggotanya terdiri dari 15 orang ahli, wakil pemerintah, pemberi kerja, pekerja, dan profesional. Operasional BPJS Kesehatan mulai 1 Januari 2014 peserta Jamkesmas dipindahkan ke BPJS, jaminan pemeliharaan kesehatan Jamsostek dipindahkan ke BPJS, pegawai negeri sipil, pensiunan veteran, TNI – Polri akan dipindahkan ke BPJS. Total jumlah pada tahun 2014 peserta BPJS pada tahap awal adalah 121,6 juta, secara bertahap pencapaian kepersertaan seluruh penduduk pada tahun 2019. *

kalau tidak punya majikan,tetapi mampu membayar

besarannya ditentukan oleh pemerintah. Yang tidak

mampu membayar iuran, iurannya ditetapkan oleh

pemerintah, namanya penerima Bantuan iuran (pBi), by

name by address ditentukan oleh pemerintah, nantinya

sekitar 86,4 juta jiwa orang dibayari pemerintah.

mu

et

da

im

aa

30 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 33: Mediakom 43

era standarisasi layanan kesehatan berkelas internasional

rumah sakit pemerintah saat ini masih memiliki stigma yang buruk dalam hal pelayanan, seperti kurang ramahnya petugas rumah sakit, antrean ber jam –

jam , kurangnya kebersihan rumah sakit. Namun saat ini rumah sakit pemerintah (RSUP) pun mengalami transformasi dalam hal pelayanan, bahkan di Indonesia saat ini sudah ada rumah sakit pemerintah yang diakui secara internasional dalam hal pelayanan. Rumah sakit pemerintah yang pertama mendapatkan pengakuan internasional dalam pelayanan adalah Rumah Sakit Umum Pusat dr. Cipto Mangukusumo atau lebih dikenal dengan RSCM. Pada bulan April 2013 lalu RSCM telah berhasil mencapai prestasi istimewa, yaitu menjadi rumah sakit pemerintah pertama di Indonesia yang terakreditasi dengan standar pelayanan rumah sakit berkelas dunia oleh lembaga mutu internasional, Joint Commission International (JCI).

RSCM diwajibkan tidak membedakan status / golongan

ekonomi, karena standar JCI menetapkan keseragaman pelayanan medis di rumah sakit, meminta dokter dan seluruh tenaga kesehatan merawat pasien sesuai dengan ketentuan tindakan/ pengobatan yang telah ditetapkan. Selain itu JCI juga meminta rumah sakit menjamin keberlanjutan perawatan pasien sesuai kebutuhan medis pasien terlepasdari masalah administrasi. Sehingga tata laksana pasien bisa lebih efektif dan efisien.

Rumah Sakit Sanglah di Bali adalah RS Pemerintah kedua yang memperoleh pengakuan dari JCI, sebuah lembaga akreditasi yang bermarkas di Chicago, AS. Saat ini Kementerian Kesehatan sedang menyiapkan 7 rumah sakit unggulan lainnya agar mendapat akreditasi layanan internasional, selain kedua rumah sakit tadi masih ada 5 rumah sakit lagi yang masih dalam proses penilaian, yaitu RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUP Adam Malik Medan, RSPAD Gatot Subroto, RSUP Fatmawati, RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar.Menurut Dirjen Bina Upaya

Kesehatan, Prof. Akmal Taher, penyediaan pelayanan kesehatan bermutu di RS maupun masyarakat adalah tugas Kementerian Kesehatan untuk mencapai visi masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.

Prof. Akmal Taher menambahkan sejak tahun ini akreditasi RS beralih dan berorientasi pada paradigma baru. Penilaian didasarkan pada focus patient atau consumer care yang dikenal Akreditasi versi 2012.

“Keselamatan pasien menjadi indikator standar utama penilaian Akreditasi 2012, di dalamnya menekan pada focus patient atau consumer care, standar managemen, patient safety, MDGS”, tandasnya.

Saat ini ada 32 RSUP di Indonesia bisa diakreditasi Internasional secara bertahap, diharapkan akan dapat mengurangi warga Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri.*

(Pw)

RSCM sebagai salah satu Rumah Sakit yang sudah mendapat akreditasi JCI

mediakom 43 | JULI | 2013 | 31

Page 34: Mediakom 43

apel Siaga Pelayanan Kesehatan Mudik Lebaran diikuti lebih kurang 250 personel Tim Kesehatan yang terdiri dari lintas

program di Kementerian Kesehatan

serta lintas sektor, seperti Palang Merah Indonesia (PMI), Jasa Raharja, TNI/Polri, Kwarnas Gerakan Pramuka, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta, perwakilan organisasi masyarakat, perwakilan Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Kemenkes RI di sekitar jalur mudik.

Pada apel tersebut, Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD, selaku Inspektur Apel Siaga Pelayanan Kesehatan Mudik Lebaran di

APeL SIAGAMUDIK LebARAn

untuk rakyat

32 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 35: Mediakom 43

Halaman Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta (25/7).

Dalam sambutannya, Prof. Ghufron mengutip data Kementerian Perhubungan RI yang menyebutkan bahwa jumlah pemudik 15.121.854 (2011) meningkat menjadi 17.326.060 (2012).

“Tahun ini, diperkirakan jumlah pemudik akan meningkat menjadi lebih dari 18 juta jiwa”, ujar Prof. Ghufron.

Sementara itu, data Korps Lalu Lintas Polri saat Operasi Ketupat menyebutkan

MenKeS MeLePAS KARyAwAn MUDIK bARenG

mediakom 43 | JULI | 2013 | 33

Page 36: Mediakom 43

bahwa pada 2012 terjadi 5.233 kasus kecelakaan. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 10.31% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tercatat, sebanyak 72% dari seluruh kejadian kecelakaan pada tahun 2012 melibatkan sepeda motor.

Guna mengantisipasi hal tersebut, di bidang kesehatan, setiap tahun sejak lima dasawarsa lalu, Pemerintah bersama masyarakat melakukan berbagai kegiatan pelayanan kesehatan bagi pemudik, mulai H-14 hingga H+14, di tempat-tempat yang diperlukan pada jalur arus mudik Lebaran. Upaya tersebut dilakukan dengan tujuan menurunkan angka kecelakaan, angka kematian dan tindak kejahatan.

Kegiatan lapangan yang akan dilakukan, antara lain: 1) Penyebaran informasi; 2) Penyediaan distribusi logistik (obat-obatan, tenda pos kesehatan, emergency-kit, dan peta mudik lebaran); 3)aPengurangan faktor risiko melalui pemeriksaan kesehatan pengemudi angkutan umum di 11 Provinsi; 4) Pengendalian faktor risiko (sistem kewaspadaan dini KLB, pemeriksaan/inspeksi sanitasi, dan pemeriksaan kesehatan di tempat umum); 5) Promosi kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan himbauan untuk menjadikan Bulan Ramadhan sebagai saat yang tepat untuk berhenti merokok; 6) Pelayanan Medis dengan menyiagakan Pos Kesehatan Pelabuhan (206 pos), Pos Kesehatan Terpadu Lintas Sektor (646 buah); Puskesmas dan Ambulans 24 jam (892 buah); serta menginstruksikan kepada 1.554 RS di sekitar Sumatera, Jawa dan Bali untuk siaga 24 jam.*

(Pra)

9 PeSAn UnTUK JAJARAn KeSehATAn MenJeLAnG ARUS MUDIK LebARAn

Wamenkes, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD memberikan 9 Pesan untuk Jajaran Kesehatan

menghadapi Arus Mudik Lebaran. Pesan itu disampaikan saat menjadi Inspektur Apel Siaga Pelayanan Kesehatan Mudik Lebaran di Halaman Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta (25/7).

Pertama, menyiagakan Puskesmas dan RS yang berada di jalur mudik lebaran melalui penyiapan tenaga dan logistik berupa paket obat, leaflet, spanduk, standing banner, identitas petugas, peta Mudik Lebaran, Buku Informasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mudik Lebaran, yang akan didistribusikan di pos-pos kesehatan di lokasi-lokasi rawan kemacetan dan rawan kecelakaan selama mudik Lebaran.

Kedua, menyediakan pos kesehatan lapangan pada jalur mudik lebaran terutama di daerah rawan kecelakaan dan rawan kemacetan.

Ketiga, menyiagakan pos kesehatan di pelabuhan, bandara, dan pos lintas batas darat agar mampu menangani

kegawatdaruratan, KLB, dan masalah kesehatan akibat melonjaknya pemudik.

Keempat, mengintensifkan sistem kewaspadaan melalui pengumpulan data-data penyakit yang harus dipantau selama 24 jam selama masa periode arus mudik. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya penyakit menular potensial KLB.

Kelima, melakukan pemeriksaan faktor risiko kecelakaan pada pengemudi bus yang mencakup pemeriksaan tekanan darah, amfetamin, alkohol dan gula darah.

Keenam, melakukan pemeriksaan makanan minuman dan pemeriksaan sanitasi tempat-tempat umum, seperti di terminal, stasiun, pelabuhan dan rest area.

Ketujuh, penyampaian pesan-pesan “mudik sehat” melalui media cetak dan media elektronik, khususnya pengemudi dan pemudik

Kedelapan, menyiagakan layanan informasi melalui “Halo Kemkes” di nomor telepon: (kode lokal) 500567.

Kesembilan, meningkatkan jejaring kemitraan antara jajaran lintas sektor di tingkat pusat dan daerah beserta seluruh lapisan masyarakat, LSM, dan swasta.*(Pra)

untuk rakyat

34 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 37: Mediakom 43

MEDIA KUISMEDIAKUIS :1. JKN merupakan program pemerintah yang

akan diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2014, apakah kepanjangan JKN? dan apa itu program JKN?

2. Siapakah yang wajib menjadi peserta jaminan kesehatan nasional?

3. PBI adalah peserta yang jaminan kesehatannya dibayarkan oleh pemerintah, apakah kepanjangan dari PBI siapakah yang termasuk PBI?

Kirimkan jawaban kuis dengan mencantumkan biodata lengkap (nama, alamat, kota/kabupaten, provinsi, kode pos dan no telp yang mudah dihubungi).

Jawaban dapat dikirim melalui:Email : [email protected] (Subject : Mediakuis)Fax : 021 - 52921669Pos : Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kemenkes, Jl. HR. Rasuna Said

Blok X5, Kav. 4-9, Jakarta Selatan

Jawaban diterima redaksi paling lambat minggu Keempat bulan Agustus 2013.

Nama pemenang akan diumumkan di Majalah Mediakom edisi 44 Agustus 2013.

10 Pemenang MediaKuis masing-masing akan mendapat Kaos Polo Shirt dari Mediakom.Hadiah pemenang akan dikirim melalui pos.

Kuis ini tidak berlaku bagi Keluarga Besar Pusat Komunikasi Publik Kemenkes RI.

para perokok yang berpuasa akan berhenti merokok sejak sahur sampai berbuka puasa. Kementerian Kesehatan menganjurkan kepada masyarakat luas agar memanfaatkan momentum bulan suci Ramadhan tahun ini untuk berhenti merokok sepenuhnya.

Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P, MARS, DTM&H, DTCE, terdapat 7 hal penting tentang berhenti merokok di bulan Ramadhan, yaitu :

Pertama, asap rokok mengandung 4.000 jenis senyawa kimia, 400 jenis diantaranya merupakan zat beracun dan 43 diantaranya dapat menyebabkan kanker.

Kedua, asap rokok menimbulkan gangguan pada orang lain. Tentu pada saat beribadah puasa maka

seseorang tidak sepatutnya menimbulkan gangguan pada orang lain Ketiga, selama bulan suci ramadhan anda sudah berhenti

merokok dari mulai sahur sampai berbuka, lanjutkan untuk tidak merokok sampai pada sahur berikutnya

Keempat, tanamkan niat yang kuat di bulan suci ini untuk berhenti merokok dan juga menolak godaan untuk mulai merokok

Kelima, lakukan sesuatu yang menyehatkan jiwa raga misalnya berolahraga, berkebun, melukis, minum air secara perlahan dan menarik nafas dalam untuk mencegah keinginan untuk merokok

Keenam, perilaku berhenti merokok agar dilanjutkan pada hari-hari selanjutnya setelah bulan Ramadhan

Ketujuh, berhenti merokok di bulan Ramadhan akan memberi manfaat bagi kesehatan dan kehidupan serta lingkungan.* (Pra)

mediakom 43 | JULI | 2013 | 35

RAMADhAn SAAT TePAT beRhenTI MeROKOK

Page 38: Mediakom 43

Judul di atas merupakan topik Hari Kesehatan Sedunia ke-65 tahun 2013, yang lalu. Ini menjadi momentum bagi setiap negara di

seluruh dunia, terutama Indonesia bersama-sama masyarakat untuk memahami apa yang perlu diwaspadai terhadap hipertensi ini dan bagaimana pengendalian tekanan darah yang seharusnya pemerintah dan masyarakat lakukan. Selain itu topik tersebut memberikan pesan, bahwa pentingnya keteraturan kontrol tekanan darah, dalam upaya meminimalisasi munculnya hipertensi. Kesadaran terhadap hipertensi ini merupakan kesadaran kita semua sebagai individu maupun sebagai bagian anggota masyarakat untuk memeriksakan tekanan darahnya secara rutin dan sejak dini tanpa harus menunggu adanya gejala.

Hipertensi merupakan salah satu isu kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, bahkan ini sudah merupakan isu di berbagai negara di dunia. Hipertensi termasuk ke dalam penyakit tidak menular dan saat ini masalah hipertensi telah menjadi sebuah agenda bagi Kementerian Kesehatan RI, dalam hal pengelolaannya di segenap lapisan

masyarakat. Hipertensi merupakan salah satu risiko morbiditas dan mortalitas prematur yang meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik (Smeltzer & Bare, 2001). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut borderline hypertension (garis batas hipertensi). Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin (Udjianti.W.J, 2010). Hipertensi ini sering baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ misalnya gangguan fungsi jantung atau stroke karena pada dasarnya hipertensi ini seringkali muncul tanpa gejala, sehingga disebut sebagai silent killer.

Tingkat prevalensi hipertensi di seluruh dunia masih tinggi. Lebih dari seperempat jumlah populasi dunia saat ini menderita hipertensi. Di negara Kanada tercatat satu dari lima orang

wASpAdAi hipErTEnSi, KendAlIKAn teKAnAn dArAh

Rosidi Roslan* *Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga , Kementerian Kesehatan RI*Mahasiswa Doktoral Manajemen SDM Universitas Persada Indonesia (UPI) YAI Jakarta

dewasa memiliki tekanan darah tinggi dan prevalensinya lebih dari 50% pada mereka yang berusia 55-74 tahun. 84% orang Kanada yang hipertensi tidak mengelola masalah kesehatan mereka secara tepat (Campbell, Norm RC, dkk, 2001). Data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 Indonesia juga menunjukkan hipertensi atau tekanan darah tinggi prevalensinya cukup tinggi dan sudah pasti menjadi masalah kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas di Indonesia adalah sebesar 31,7%. Menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%). Provinsi Jawa Timur, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, DI Yogyakarta, Riau, Sulawesi Barat, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tengah Tenggara Barat, merupakan provinsi yang mempunyai prevalensi hipertensi lebih tinggi dari angka nasional. Sedangkan prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 7,2%, ditambah kasus yang minum obat hipertensi prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara saat diambil data riset adalah 7,6% (kasus yang

ragam

36 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 39: Mediakom 43

minum obat hipertensi hanya 0,4%). Dengan demikian cakupan diagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan hanya mencapai 24,0%, atau dengan kata lain sebanyak 76,0% kasus hipertensi dalam masyarakat belum terdiagnosis. apabila kriteria hipertensi sesuai Jnc vii 2003 juga diterapkan untuk penduduk 15-17 tahun, maka terdapat 4050 (8,4%) responden umur 15-17 tahun yang telah mengalami hipertensi.

Hipertensi dan Kontrol Tekanan Darah

Hipertensi hanya dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah, menjaga agar tekanan darah selalu terkontrol, merupakan salah satu cara yang paling baik untuk quick response yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi. Namun sebaliknya ketidakteraturan dalam kontrol tekanan darah akan berdampak terhadap kemungkinan terjadinya kasus hipertensi, dan menurut Campbell, Norm RC, dkk, 2001 bahwa hipertensi yang tidak terkontrol diperkirakan akan menjadi salah satu risiko utama yang menyebabkan kematian. Dalam kerangka yang lebih luas tekanan darah yang tidak terkontrol tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama (Breaux-Shropshire, dkk, 2012). Salah satu jurnal kesehatan masyarakat Kanada tahun 2001, menyebutkan bahwa lebih dari 20% dari orang Kanada dewasa memiliki hipertensi. Lebih dari 40% dari mereka dengan hipertensi tidak menyadari dan lebih dari 40%, sementara menyadari, memiliki tekanan darah yang tidak terkontrol. Pengukuran tekanan darah dan rujukan ke perawatan yang tepat merupakan langkah penting untuk meningkatkan kontrol tekanan darah.

Sebenarnya banyak cara bagaimana

mengontrol tekanan darah. Salah satu studi tahun 2009 yang dilakukan oleh Ibrahim Almuntaser dkk memberikan bukti bahwa dengan pemberian pengobatan anti hipertensi (antihypertensive treatment) mengurangi tekanan darah secara signifikan untuk 3 (tiga) bulan. Terapi obat antihipertensi dalam mengontrol tekanan darah, sementara ini cukup terbukti. Di lain pihak juga adanya peningkatan kontrol terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh He Mengxue tahun 2011, maka akan memberikan keuntungan terhadap pasien hipertensi tersebut. Pengukuran tekanan darah dan rujukan ke perawatan yang tepat merupakan langkah penting untuk meningkatkan kontrol tekanan darah (Campbell, Norm RC, dkk, 2001).

Kontrol Hipertensi oleh Masyarakat dan Pemerintah

Seharusnya setiap individu harus merubah gaya hidup. Intervensi gaya hidup dapat mencegah dan membantu dalam mengontrol hipertensi, misalnya berhenti merokok dan menghindari asap rokok serta mengurangi asupan garam yang tinggi, obesitas, mengonsumsi alkohol yang berlebihan, makan gorengan atau makanan berlemak, lakukan aktivitas fisik, cukup istirahat, dan kontrol stres menjadi sebuah rangkaian kewajiban yang harus ditaati oleh seorang individu untuk terhindar dari hipertensi. Selain itu pemeriksaan kesehatan dengan deteksi dini secara rutin dan teratur perlu dilakukan agar lebih menjamin status kesehatan secara keseluruhan.

Dari sisi pemerintah, dalam mengatasi hipertensi, ada banyak hal yang sudah dilakukan diantaranya; mengembangkan dan memperkuat

kegiatan deteksi dini hipertensi secara aktif (skrining); meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini melalui kegiatan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (Posbindu PTM); dan meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi puskesmas untuk pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM). Tidak lupa pula bahwa tindakan preventif menjadi fokus utama dalam pengendalian hipertensi misalnya dengan fokus perhatian pada tindakan peningkatan pelayanan kesehatan dan deteksi dini. Sementara itu bagi petugas-petugas kesehatan yang berada di fasilitas pelayanan kesehatan harus tetap mengupdate informasi dan memberikan informasi yang berkaitan dengan perubahan gaya hidup bagi masyarakat, dan pastikan informasi tersebut sudah ada pada pasien hipertensi, ini merupakan langkah yang sangat penting dalam mencegah dan membantu kontrol terhadap hipertensi. Upaya lain yang harus dilakukan bisa saja para petugas di fasilitas pelayanan kesehatan melakukan identifikasi terhadap individu yang berisiko terhadap hipertensi, peningkatan pengawasan, intervensi pencegahan dan memfasilitasi secara cepat dan tepat dalam rujukan dini pasien.

Sebuah pendekatan yang lebih komprehensif dalam pengendalian hipertensi sangat diperlukan dan Pemerintah harus serius terhadap program-program yang dibuat dan segera diimplementasikan dan dirasakan oleh rakyat banyak. Pada akhirnya, peningkatan pengetahuan, meningkatkan kesadaran dan kontrol terhadap tekanan darah sebagai langkah awal yang sangat baik dalam mewaspadai hipertensi. *

mediakom 43 | JULI | 2013 | 37

Page 40: Mediakom 43

tenaga kesehatan yaitu dokter dan bidan adalah motor utama lembaga kesehatan yang melayani masyarakat. Untuk mengatasi kekurangan

tenaga kesehatan tersebut Kementerian Kesehatan mengeluarkan keputusan perubahan tentang penempatan tenaga Dokter dan Bidan PTT untuk mengoptimalkan layanan kesehatan di wilayah – wilayah terpencil.

Kepala Biro Kepegawaian Kemenkes RI, dr. Pattiselanno Robert Johan, MARS, dalam acara temu media mengenai Dokter/Dokter Gigi/Bidan PTT, di Lingkungan Kemenkes RI pada (10/5), terdapat beberapa perubahan peraturan tentang pengangkatan Pegawai Tidak Tetap (PTT), dalam peraturan Menteri Kesehatan, yaitu :

Pertama, mengenai masa penugasan bagi Dokter PTT, awalnya dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 683 Tahun 2011, yang ditugaskan di lokasi terpencil dan sangat terpencil yaitu selama 1 tahun. Kemudian ditetapkan kembali dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 07 Tahun 2013 masa penugasan menjadi 2 tahun.

Kedua, pengangkatan kembali

PerubAhAn PerAturAn tentAng

PengAngKAtAndOKter dAn

bIdAn Ptt

Dokter PTT tidak diatur dalam Kepmenkes No. 683 Tahun 2011, akan tetapi diatur dalam Permenkes No. 07 Tahun 2013 bahwa pengangkatan Dokter yaitu paling banyak satu kali masa penugasan. Sementara itu, pengangkatan kembali Bidan PTT paling banyak dua kali masa penugasan sesuai ketentuan dalam Kepmenkes No. 683 Tahun 2011 dan Permenkes No. 07 Tahun 2013.

Ketiga, tahapan seleksi Bidan PTT tingkat Kabupaten/Kota tidak diatur dalam Kepmenkes No. 683 Tahun 2011,

tapi diatur dalam Permenkes No. 07 Tahun 2013, Bidan PTT harus terlebih dahulu lulus seleksi administrasi dan dapat melaksanakan seleksi ujian tulis/psikotest/wawancara/uji keterampilan.

Keempat, mengenai pembiayaan seleksi di Kabupaten/Kota tidak diatur dalam Kepmenkes No. 683 Tahun 2011, namun dalam Permenkes No. 07 Tahun 2013 tentang Biaya Penyelenggaraan Seleksi Bidan PTT yaitu dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota.

Kelima, perpindahan/perubahan lokasi penugasan Dokter dan Bidan antar provinsi, dalam Kepmenkes No. 683 Tahun 2011, perpindahan lokasi penugasan Dokter tidak dapat dilakukan, kecuali pindah tugas antar Kabupaten/Kota. Sedangkan Bidan dapat melakukan perubahan pemindahan lokasi tugas baik antar provinsi maupun antar Kabupaten/Kota

Selanjutnya dalam Permenkes No. 07 Tahun 2013 menetapkan bahwa Dokter dan Bidan tidak dapat melakukan perubahan lokasi tugas antar provinsi. Sementara itu, antar Kabupaten/Kota dalam satu provinsi dapat dilakukan, pada saat perpanjangan yang ditetapkan oleh Menteri.*

dr. Pattiselanno Robert Johan, MARS,Kepala biro Kepegawaian Kemenkes RI

ragam

38 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 41: Mediakom 43

hepatitis adalah proses peradangan sel-sel hati, yang bisa disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasit) obat-obatan,

konsumsi alkohol, lemak yang berlebih dan penyakit autoimmune.

Kementerian Kesehatan melakukan pengendalian penyakit Hepatitis di Indonesia, melalui kebijakan pengendalian yaitu mengurangi kesakitan dan kematian akibat virus Hepatitis, mengurangi transmisi dari berbagai penyebab virus Hepatitis, dan

mengurangi dampak sosial ekonomi akibat virus Hepatitis pada level individu, kelompok masyarakat, dan populasi.

Realisasi program Kemenkes dalam mengurangi kesakitan dan kematian akibat virus hepatitis yaitu dengan meningkatkan kepedulian, kemitraan dan mobilisasi sumber dana, dengan dilakukannya peringatan Hari Hepatitis Sedunia, kemitraan dengan Kementerian terkait untuk menghilangkan stigma, seminar terbuka untuk petugas kesehatan dan

masyarakat awam, serta pembuatan media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Hepatitis A, B dan C.

Demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P, MARS, DTM&H, DTCE, pada acara temu media, di lingkungan Kemenkes, pada (12/7).

Masalah Hepatitis di Indonesia yang paling rawan ada pada wanita hamil. dr. Rino, Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), berpendapat bahwa Hepatitis B ada pada anak karena ia masuk melalui jalan lahir ibunya. “Dianjurkan agar wanita melakukan pemeriksaan hepatitis, lebih awal lebih baik”, papar dr. Rino.

Pencegahan Hepatitis pada bayi bisa dilakukan melalui Imunisasi. Menurut Prof. Tjandra, Imunisasi pada bayi dilaksanakan sejak 1997, dengan cakupan sebesar 4,5 juta bayi pada tahun 2012.

“Sejak 1992 Palang Merah Indonesia (PMI) telah melakukan penapisan terhadap darah donor untuk mencegah penularan hepatitis b, c dan hiv”, tambah Prof. Tjandra.

Lanjut Prof. Tjandra, Kemenkes juga melakukan perawatan, dukungan dan pengobatan, dengan melakukan pengembangan buku pedoman pengendalian Hepatitis, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Diagnosis dan Pengobatan Hepatitis B (berkolaborasi dengan asosiasi profesi), modul pelatihan deteksi dini Hepatitis B. Selain itu pemenuhan ketersediaan obat-obatan anti virus di PT. Askes .

Kemenkes juga melakukan jejaring dan kemitraan, bersama dengan ikatan profesi PPHI, IDAI, Patklin, POGI, LSM (Peduli AIDS, Penasun), Lintas Program di lingkungan Kemenkes, Dinkes Propinsi, LSM Internasional (HCPI, FHI), dan WHO, untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat virus Hepatitis.*( Pra)

mediakom 43 | JULI | 2013 | 39

KemenKes KendAlIKAn PenyAKIt hePAtItIs dI IndOnesIA

klik

Dokt

er.c

om

Page 42: Mediakom 43

bantuan kemenkesuntuk gemPa aCeh

peristiwa

40 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 43: Mediakom 43

mediakom 43 | JULI | 2013 | 41

Page 44: Mediakom 43

bencana gempa di Aceh telah menimbulkan korban jiwa dan harta yang tidak sedikit jumlahnya, tim Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit

dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL) Kementerian Kesehatan RI, membantu pelayanan kesehatan di lokasi bencana. Selain itu, Dirjen PP dan PL Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P, MARS, DTM&H, DTCE, juga menggerakan UPT Ditjen PP dan PL yang ada di daerah melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Banda Aceh, KKP Sabang dan KKP Lhokseumawe untuk turut serta membantu korban bencana gempa, berkoordinasi dengan bersama Unit Kementerian Kesehatan lain serta Dinas Kesehatan setempat.

”Hingga (6/7), data korban meninggal berjumlah 42 orang, luka-luka 167 orang, korban yang hilang

sebanyak 7 orang, dan korban yang mengungsi 43.123 orang”, ujar Prof. Tjandra.

Tim PP dan PL yang bertugas membantu korban gempa di Aceh telah memberikan logistik kesehatan, antara lain vaksin anti rabies 400 vial, zink 3.400 tablet, oralit 2.800 sachet, kelambu 200 set, abate 40 kg, emergency kit 5 paket, pamflet 400 buah

Data Rawat Inap (RI) dan Rawat Jalan (RJ) di Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah pada tanggal (2/7) ada 4 orang yang di Rawat Inap dan 49 korban Rawat Jalan. Sementara itu, korban luka yang di Rawat Inap hingga (7/7) berjumlah 2 orang dan yang di Rawat Jalan 148 orang.

Dinkes Kabupaten Bireun membuat Pos Kesehatan 24 jam di lokasi pengungsian. Saat ini, jumlah pengungsi di Desa Buter berjumlah 149

KK (460 orang) di 23 titik pengungsian. 1 titik tempat pengungsian terdapat 15-20 orang.

Data korban gempa di Pos Kesehatan (Poskes) desa Buter Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah, pada (4/7) terdapat 305 orang, sedangkan pada (5/7) sebanyak 189 orang, kemudian pada (6/7) korban yang dibawa ke Poskes adalah 91 orang dan pada (7/7) sebanyak 64 orang. Sementara itu, 5 besar penyakit yang ditemukan oleh Tim dari PP dan PL adalah penyakit ISPA, Dispepsia, luka-luka, gangguan otot, hipertensi. Tidak ada peningkatan bermakna penyakit berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Senin (8/7), tim akan memperkuat sistem surveilans penyakit mengingat sebagian petugas Surveilans Epidemiologi setempat menjadi korban gempa”, jelas Prof. Tjandra.*

peristiwa

42 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 45: Mediakom 43

kementerian Kesehatan membuka posko kesehatan di lokasi pengungsian di Desa Kulem Parakanis Kecamatan Timang Gajah, Aceh. Di lokasi

tersebut, tidak terdapat korban jiwa dan tidak terdapat peningkatan penyakit yang berarti terhadap penyakit ISPA dan diare selama pasca bencana. Sedangkan penyakit tertinggi yang ditangani posko kesehatan adalah hipertensi.

Kemkes, melalui Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P, MARS, DTM&H, DTCE, mengirim Tim Ditjen P2PL dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL PP) Medan untuk turut membantu gempa yang terjadi di Aceh.

Hingga saat ini, masih terlihat sampah dibuang sembarangan. Sanitarian dari BTKL PP Medan telah menganjurkan kepada Geucik (kepala desa) selaku tokoh masyarakat untuk

membuat tempat pembuangan sampah sementara dengan menggali lubang ukuran 1 x 2 meter, dan dianjurkan untuk membakar sampah setiap harinya guna mencegah timbulnya vector penyakit.

Sementara itu, sarana Mandi, Cuci, Kakus (MCK) di lokasi pengungsian telah disediakan oleh Pemda setempat. Tim BTKLPP Medan telah melakukan penyemprotan dengan mistblower dan larutan actellic di lokasi pengungsian guna mengurangi kepadatan lalat, karena tumpukan sampah organik yang dibuang sembarangan. Selain itu juga telah dilakukan pengambilan sampel air terhadap air subsidi PDAM yang ada di lokasi pengungsian.

Kondisi di posko pengungsian Desa Cekal di Kecamatan Timang Gajah, tidak terdapat peningkatan yang berarti terhadap penyakit ISPA dan Diare pasca 5 hari gempa. Selain itu, kondisi dapur umum, terlihat bersih dan rapi. Penanganan sampah lebih terkoordinir,

dikumpulkan di satu tempat dan dibakar setiap sore hari, juga telah dilakukan pengambilan sampel air dan tidak ditemukan kepadatan vector penyakit seperti lalat dan nyamuk.

Posko Dusun 5 Bintang Setiye Desa Cekal Kecamatan Timang Gajah, tidak melaporkan adanya korban jiwa. Pemberian pelayanan kesehatan dipusatkan di Puskesmas Pembantu Desa Cekal, pengungsi berasal dari 13 rumah yang rusak parah.

“Keluhan penyakit korban gempa yang mengungsi di Desa Cekal Kecamatan Timang Gajah kebanyakan adalah Hipertensi. Penanganan sampah belum baik, sampah terlihat dibuang sembarangan di sekitar tenda pengungsi. Upaya yang dilakukan yaitu penyemprotan dengan mistblower dan larutan actellic guna mengurangi kepadatan lalat dan dilakukan pengambilan sampel air”, ujar Prof. Tjandra.* (D)

kemenkes buka Posko gemPa aCeh

mediakom 43 | JULI | 2013 | 43

Page 46: Mediakom 43

direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP dan PL) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), MARS,

DTM&H, DTCE, mencanangkan Gebyar Pramuka Saka Bakti Husada Bidang PP dan PL yang dilaksanakan secara nasional di Pelabuhan Ratu, Sukabumi (30/6). Kegiatan pencanangan dilakukan bersama dengan kegiatan olimpiade dan perkemahan Kwartir cabang Sukabumi.

Dalam sambutannya, Prof. Tjandra menyebutkan terdapat 5 aspek yang dapat dilakukan para anggota Pramuka dalam Pengendalian Penyakit, yaitu: 1) Mendapat pengetahuan yang ditandai dengan memperoleh Syarat Kecakapan Khusus; 2) Menyebarkan pengetahuan itu kepada sesama anggota pramuka, sehingga makin luas pramuka yang menguasainya; 3) Menerapkan

pengetahuan yang didapat dari orang tua, keluarga, lingkungan sekitar rumah, sekolah dan lain-lain; 4) Anggota pramuka dapat secara langsung menerapkan kegiatan kesehatan Saka Bakti Husada di lapangan; dan 5) Pramuka dapat berperan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

“Dalam melakukan kegiatan nyata Saka Bakti Husada bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), para anggota Pramuka dapat secara aktif menganjurkan perokok untuk menghentikan kebiasaannya, membawa mereka yang mengalami gejala batuk lebih dari 2 minggu ke Puskesmas. Selain itu, para anggota Pramuka juga dapat mengingatkan para Ibu untuk membawa anak mereka ke Posyandu, dan lain-lain”, terang Prof. Tjandra.

Pramuka berPeran kendalikan Penyakit

Pada akhir sambutannya, Prof. Tjandra menegaskan tiga alasan pentingnya keterlibatan gerakan pramuka dalam Saka Bakti Husada bidang PP dan PL ini, yaitu: 1) Gerakan Pramuka dengan jutaan anggota di seluruh Indonesia sangat berperan penting untuk membantu menyelesaikan permasalahan kesehatan; 2) Anggota pramuka sebagai generasi muda dapat menjadi agen perubahan penting, baik untuk sesama kalangan muda, untuk orang tua dan keluarganya dan juga untuk masyarakat secara keseluruhan; 3) Generasi muda anggota pramuka, pada masanya kelak akan menjadi anggota dan pimpinan masyarakat.

Saat ini, sudah ada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) sebagai inisiator untuk terlaksananya kegiatan di daerah. Buku pedoman dan penetapan Syarat Kecakapan Khusus. Selanjutnya, perlu dibuat panduan kegiatan pengorganisasian dan pelatihan bagi Pembina di lapangan, antara KKP dan BTKL di wilayahnya.

Prof. Tjandra berharap, meluasnya kegiatan Saka Bakti Husada bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan ke berbagai daerah sehingga Pramuka dapat lebih menerapkan kegiatannya yang secara langsung membantu kegiatan di lapangan dan memberi dampak langsung bagi situasi epidemiologi di masyarakat.*Menkes apresiasi

anggota Pramuka

peristiwa

44 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 47: Mediakom 43

menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH tandatangani MOU dengan Kepala Badan Kepegawaian Nasional, Peraturan Jabatan

Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja dan angka kreditnya, di Jakarta, 16 Juli 2013.

Menurut Menkes, penandatanganan ini untuk meningkatkan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil untuk melaksanakan tugas di bidang kesehatan kerja. Saat ini, tenaga kesehatan kerja tersebut telah banyak dihasilkan oleh perguruan tinggi negeri maupun swasta, dalam dan luar negeri. Mulai strata D3, S1, S2, dan S3. Seluruhnya saat ini berjumlah 10.339 orang.

Selain itu, sejak tahun 2010-2013 sebanyak 750 orang tenaga kesehatan telah dilatih di bidang kesehatan kerja dan mereka telah melaksanakan upaya kesehatan kerja baik di Puskesmas, Balai-Balai Kesehatan, KKP, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun

2013, pasal 30 menetapkan harus ada formasinya pada setiap tempat kerja/kantor seperti Kantor Kementerian Kesehatan, Kementerian lain, Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota serta satuan kerja lainnya di daerah, rumah sakit, balai-balai kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah pekerja/pegawai, luas wilayah kerja, dan jumlah unit organisasi lingkup kesehatan kerja pada instansi pemerintah.

“Setiap kantor Pemerintah baik pusat maupun daerah serta semua fasilitas kesehatan mulai tahun 2013 ini sudah harus merencanakan mengangkat atau melakukan penyesuaian dalam jabatan bagi tenaga kesehatan yang ada saat ini”, tegas Menkes.

Menkes juga menginstruksikan kepada semua pimpinan Kementerian Kesehatan, khususnya Kepala Badan PPSDM, Kepala Biro Kepegawaian dan unit utama lainnya untuk segera menindak lanjuti peraturan ini. “Segera mulai lakukan perencanaan pengangkatan, penempatan dan penyesuaian/inpassing, peningkatan

kompetensi dan pembinaan bagi tenaga fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja, sehingga tenaga kesehatan ini dapat segera melaksanakan fungsinya”, ujarnya.

Bedasarkan hasil kajian WHO, bahaya di tempat kerja merupakan penyebab atau pemberi kontribusi bagi kematian dini dari jutaan orang di seluruh dunia. Juga mengakibatkan penyakit, serta kecacatan bagi lebih dari ratusan orang tiap tahunnya. Selain itu, diketahui bahwa setiap tempat kerja memiliki potensi bahaya yang dapat menimbulkan berbagai penyakit dan kecelakan pada pekerja, baik penyakit umum yang ada di tempat kerja, maupun penyakit akibat kerja yang diakibatkan karena faktor lingkungan, proses, cara kerja serta bahan yang dipakai dalam bekerja.

Mengingat besarnya jumlah pekerja dan besarnya permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan pekerja, seperti penyakit akibat kerja, cidera kerja dan kematian akibat kerja, maka diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi khusus di bidang kesehatan kerja. * (P)

Jabatan fungsionalPembimbing kesehatan kerJa

mediakom 43 | JULI | 2013 | 45

Page 48: Mediakom 43

Pulau Penyengat sebagai pulau wisata

d a e r a h

46 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 49: Mediakom 43

Dokter Keluarga

KepriMasyarakat

untuk

Program dokter keluarga ternyata mampu memperkuat pelayanan primer. Ia bertugas

mempromosikan pola hidup sehat, pencegahan dan pengendalian penyakit

kronis, deteksi dini dan pelaporan penyakit menular. Melalui program ini, angka orang

sakit dapat dikendalikan. Sehingga jumlah kunjungan ke rumah sakit jadi berkurang.

mediakom 43 | JULI | 2013 | 47

Page 50: Mediakom 43

tanggung. Dengan situasi dan kondisi seperti ini, maka munculah program dokter keluarga. Dulu masyarakat harus menanggung biaya transportasi ke puskesmas, sekarang dengan mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat melalui dokter keluarga, maka masyarakat tidak terbebani biaya transportasi yang mahal untuk berkunjung ke puskesmas. Mengapa? karena dokter yang mendatangi masyarakat ke wilayah terpencil dan sangat terpencil.

Untuk mendukung program dokter keluarga, tahun 2012 pemerintah daerah provinsi memberi insentif dokter keluarga Rp 7 juta/bulan, kemudian ada tambahan Rp 1 juta dari kabupaten/kota yang bersangkutan. Besaran tambahan berbeda-beda, bergantung kemampuan wilayah masing-masing. Karena besaran tidak sama mengakibatkan kecemburuan dari tenaga kesehatan, terutama dari pulau-pulau terpencil.

Guna mengurangi kecemburuan, mulai tahun 2013 pemerintah daerah mengelompokkan wilayah dengan kriteria

biasa, terpencil dan sangat terpencil. Wilayah biasa mendapat insentif Rp 5 juta, wilayah terpencil Rp 6 juta dan wilayah sangat terpencil Rp 7 juta.

Kepri dapat menjadi alternatif bagi tenaga dokter yang akan menjadi dokter keluarga. Semakin jauh dan semakin terpencil, semakin tinggi insentif yang akan diberikan.

Tenaga kesehatan di Kepri umumnya sudah memenuhi standar nasional seperti dokter spesialis, dokter gigi. SDM kesehatan sudah bagus, hanya penyebarannya saja yang masih kurang merata. Ada 290 dokter spesialis, tetapi penyebarannya kurang merata. Sebagian besar berada di pulau Batam dan Tanjung Pinang.

Untuk menjawab masalah distribusi, saat ini membiayai program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDK) 70 dokter asal Kepri mengikuti pendidikan spesialis. Setelah lulus mereka tidak serta merta kembali ke kota atau kabupaten asal, tapi harus mengabdi ke wilayah kabupaten yang

Menurut Kadinkes Provinsi Kepulauan Riau Tjetjep Yudiana, SKM, M.Kes, sejak tahun 2011 orientasi

Dinas Kesehatan Kepulauan Riau (Kepri) mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, salah satunya melalui pendekatan layanan dokter keluarga. Walau demikian, dokter keluarga sudah diawali tahun 2010 dengan 115 tenaga dokter keluarga. Mereka tinggal di rumah masyarakat, kemudian tempat bertugas di pustu (Puskesmas Pembantu), mereka melakukan home visit. Satu dokter keluarga bertanggung jawab untuk satu desa yang terdiri dari 6-7 pulau. Mereka keliling dari satu pulau ke pulau berikutnya.

MENGAPA DOKTER KELUARGA?

Menurut Tjejep Yudiana, kenyataannya, di Kepri satu pulau hanya berisi maksimal 50 keluarga. Sementara akses ke ibu kota kecamatan jauh. Tidak ada transportasi umum antar pulau kecil yang sangat terpencil tersebut. Apalagi ke ibu kota kabupaten untuk merujuk penyakit-penyakit yang harus di tangani dokter spesialis, tentu sangat sulit.

“Ketika ada masyarakat yang sakit, mereka mendatangi puskesmas dengan jarak yang sangat jauh. Sarana transportasi mahal. Misalnya harus sewa kapal karena tidak ada transportasi umum. Jarak waktu tempuh kurang lebih 6 jam dengan menggunakan perahu bertenaga mesin”, ujarnya.

Walau masyarakat sudah mendapat jaminan kesehatan seperti Jamkesmas atau Jamkesda, mereka tetap masih merasa keberatan dengan biaya transportasi yang harus mereka

Kadinkes Provinsi Kepri Tjetjep yudiana, SKM, M.Kes

d a e r a h

48 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 51: Mediakom 43

membutuhkan.Dengan dokter keluarga,

keterbatasan fasilitas dapat diatasi dengan adanya program ini. Sebelumnya, seperti penduduk yang berada di kepulauan, harus menunggu Puskesmas terapung datang. Kedatangan puskesmas ini ditentukan waktunya. Rata-rata setiap pulau mendapat kunjungan hanya 3 kali seminggu.

Akibat hanya seminggu 3 kali berkunjung, orang yang sakit tidak selalu mendapat pelayanan. Mereka yang mendapat pelayanan kesehatan hanya masyarakat yang sakit saat ada kunjungan. Bila tidak ada kunjungan, masyarakat hanya mampu menunggu, hingga kunjungan puskesmas terapung datang.

bekas penambangan bauksit di Pulau bintan

geografis yang memiliki banyak jumlah pulau, penduduknya menyebar utamanya di pulau terpencil dan sangat terpencil.

Kepulauan Ini kaya dengan sumber daya alam utamanya adalah Bauksit. Pulau Bintan merupakan tambang

Pulau Dompak

DEMOGRAFIS PROvINSI KEPRI

Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Riau 251.810,71 km2, meliliki 2408 pulau, terbagi 7 kabupaten/kota, 2 kota dan kabupaten dengan keadaan

mediakom 43 | JULI | 2013 | 49

Page 52: Mediakom 43

Pusat pemerintahan Provinsi Kepri di pulau Dompak

Bauksit terbesar di Indonesia. Biji bauksit jika diproses dengan proses bayer, maka akan menghasilkan alumina. Dari alumina inilah logam alumunium dibuat. Alumunium yang dielektolisa akan menghasilkan logam alumunium. Alumina yang berasal dari bauksit memiliki banyak kegunaan.

Pulau Dompak adalah sebuah pulau di provinsi Kepulauan Riau (Kepri) di sebelah selatan kota Tanjung Pinang merupakan kota yang khusus dibangun untuk pusat pemerintahan Kepri dan akan dijadikan ibukota provinsi Kepri. Pulau Dompak yang dihubungkan dengan dua buah jembatan dengan kota Tanjung Pinang bagian selatan dengan luas tanah kurang-lebih 995 hektar.

Pusat pemerintahan pindah ke Pulau Dompak awal Januari 2013, yang sebelumnya berada di Tanjung Pinang. Termasuk kantor Dinas kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri)

Masjid Raya di Pulau Dompak, Kepri

Jembatan yang menghubungkan ke Pulau Dompak

d a e r a h

50 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 53: Mediakom 43

Kepulauan Riau yang terkenal dengan gurindam dua belasnya merupakan puisi, hasil karya Raja Haji Ali. Ia seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau.

Pulau Penyengat atau Pulau Penyengat Inderasakti merupakan salah satu sumber sejarah yang di miliki Kepri yaitu sebuah pulau yang berjarak kurang lebih 3 km dari kota Tanjung Pinang pusat pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau yang berukuran kurang lebih 2.500 meter x 750 meter, dan berjarak lebih kurang 35 km dari pulau Batam. Pulau ini dapat dituju dengan menggunakan perahu boat atau lebih dikenal boat pompong. Dengan menggunakan boat pompong, memerlukan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.

Pulau Penyengat merupakan salah satu obyek wisata di Kepulauan Riau. Di dalam pulau kecil tersebut ada salah satu objek wisata yang bisa di liat adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi. Pulau penyengat dan komplek istana di Pulau Penyengat telah dicalonkan ke UNESCO untuk dijadikan salah satu Situs Warisan Dunia.

“apabila terpelihara lidah niscaydapat daripadanya faedah”

(gurindam dua belas)Gedung DPRD Propinsi Kepri

mediakom 43 | JULI | 2013 | 51

Page 54: Mediakom 43

Rumah Sakit Umum Propinsi Kepri

MINIM PERALATAN KESEHATAN

Permasalahan yang dialami dokter keluarga menyangkut sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, apalagi seperti di puskesmas pembantu, tentu peralatannya lebih minim lagi. Alat transportasi juga sulit. Namun fasilitasi seperti tabung oksigen portable dan yang berhubungan dengan kondisi darurat telah disiapkan.

Menurut dr. Mario, dokter keluarga di daerah terpencil sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Memang pengetahuannya tidak berkembang seperti dikota, tapi mempunyai daya ungkit yang besar untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Selain itu, dokter keluarga harus punya tambahan jiwa sosial untuk merasakan sulitnya hidup di masyarakat pedesaan.

Dr. Mario dan bidan Devi di Polindes Siaga, Tanah

merah penaga Kec. Teluk bintan, Kab bintan

MENyIAPKAN DOKTER KELUARGA

Dinas Kesehatan Kepri terlebih dahulu menyiapkan prasarana dan sarana dokter keluarga di daerah terpencil dan sangat terpencil yang membutuhkan dokter keluarga. Berikutnya mempersiapkan dokter yang akan bertugas. Mereka telah disiapkan rumah, asuransi, basic salary dan tambahan insentif dari Pemda setempat.

Menurut Tjetjep Yudiana, dokter keluarga sangat membantu dalam pengentasan gizi buruk Provinsi Kepri. Berhasil mengendalikan penyakit seperti hiv-aids dan tb Paru dan beberapa penyakit lainnya. Selain itu dokter

d a e r a h

52 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 55: Mediakom 43

keluarga juga mengajarkan tentang pola hidup bersih pada masyarakat.

“Memang, Kepri juga daerah wisata, dengan masalah utamanya yaitu hiv AIDS. Untuk masalah ini sudah ada sosialisasi pencegahan, penanggulangan hiv/aids dan pencegahan narkoba di sekolah SMP, SMA dan Universitas. Ini merupakan bagian tugas dari dokter keluarga”, tambahnya.

Menurut Tjejep, dokter keluarga juga melakukan pemberdayaan masyarakat, melalui pemberdayaan semua kader posyandu. Upaya ini dalam rangka menurunkan angka kematian ibu, bayi dan penyakit menular.

“Gizi buruk di Kepri 3%, semua berkat program dokter keluarga dan bidan keluarga selama 3 tahun mengabdi”, ujarnya.

JAMKESDA DAN RUJUKAN

Provinsi Kepri tahun 2013 mengeluarkan dana Rp 30 milyar untuk membiayai Jamkesda. Anggaran itu mencukupi seluruh pasien, termasuk pasien yang cuci darah. Sekarang ini ada 68 pasien cuci darah.

Khusus pulau Anambas, pemerintahannya juga menyediakan anggaran Rp 8 milyar untuk membiayai pelayanan kesehatan seluruh warganya. Di Anambas, bila akan berobat cukup mudah, hanya membawa KTP warga Anambas.

Dokter keluarga melakukan diagnosis dini untuk pencegahan, seperti infeksi dasar yang mampu ditanggulangi. Sedangkan penyakit

kronis harus dirujuk ke rumah sakit yang menyediakan dokter spesialis dan fasilitas pelayanan kesehatan penunjangnya.

Mekanismenya, dokter keluarga merujuk ke puskesmas dangan jarak tempuh sangat jauh. Biaya transportasi dan perawatan di RSUD menjadi tanggungan pemda dan program Jamkesda. Apabila RSUD kabupaten tidak mampu, maka harus segera merujuk ke RSUD provinsi yaitu: RSUD Batu Delapan di Tanjung Pinang atau RS Tanjung Uban. Jika RSUD provinsi tidak bisa menangani maka di rujuk ke RS yang besar seperti RS Cipto Mangunkusumo, RS Dharmais, RS Harapan Kita, RS Hasan Sadikin, RS Adam Malik dan juga beberapa rumah

mediakom 43 | JULI | 2013 | 53

Page 56: Mediakom 43

sakit yang ada di Pekanbaru, Padang dan Palembang.

Saat ini Provinsi Kepri sudah bekerjasama dengan rumah sakit besar untuk melayani pasien Jamkesda dan

Jamkesmas. Karena Jamkesmas tidak ada biaya transportasi, maka dibayar oleh Jamkesda.

Menurut Kadinkes Kepri, saat ini sudah bekerjasama dengan beberapa

rumah sakit. Sehingga memudahkan penghitungan pembiayaan pasien. Biaya pasien tidak dihitung perorangan, tapi biaya seluruh pasien jamkesda di rumah sakit, seluruhnya dibayar Jamkesda.

Penduduk tepi pantai

d a e r a h

54 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 57: Mediakom 43

“Untuk daerah seperti Kepri, Jamkesmas kurang efektif karena tidak menanggung biaya transportasi, untuk itu Pemda sedang mengembangkan rumah sakit provinisi menjadi Tipe B.

Dengan begitu beban rujukan ke rumah sakit yang lebih jauh berkurang. Kami ingin semua spesialis ada di Kepri, seperti spesialis kanker, spesialis stroke, jantung, bedah tulang, harapnya.

mediakom 43 | JULI | 2013 | 55

Page 58: Mediakom 43

PERLU ADANyA KERJASAMA LINTAS SEKTOR

Kepri sebagian penduduknya tinggal di pinggir pantai, berprofesi sebagai nelayan. Masyarakatnya masih banyak yang melakukan budaya BAB di laut. Hanya sedikit yang mempunyai jamban sehat dan memenuhi syarat. Perlu adanya kerja sama lintas sektor terkait dalam pembenahannya. Sekarang ada beberapa rumah pinggir pantai yang sudah mempunyai WC komunal.

Wilayah ini sulit mendapat air bersih. Perlu adanya kerja sama dengan Dinas terkait. Untuk menyiapkan air bersih dan lingkungan sehat.

Saat ini sedang dilaksanakan program rehabilitasi rumah tidak layak huni di pinggir pantai. Gubernur mentargetkan 35.000 rumah di rehabilitasi. Dalam jangka waktu 3 tahun sudah ada 15.000 yang direhab.*

Perumahan tepi pantai di kec teluk bintan, Kab bintan, Kepri

d a e r a h

56 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 59: Mediakom 43

Daerah Perkampungan nelayan di Kac Teluk bintan, Kab bintan, Kepri

banyak di temui air payau di Kepri

wC komunial di tepi pantai di Kec. Teluk bintan, Kab. bintan

mediakom 43 | JULI | 2013 | 57

Page 60: Mediakom 43

korupsi merupakan perbuatan mengambil sesuatu yang sebenarnya bukan haknya, yang merugikan kepentingan

publik atau masyarakat luas untuk keuntungan pribadi atau golongan. Korupsi merupakan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang

tindak pidana korupsi (UU No. 31 Tahun 1999 junto UU No.20 Tahun 2001).

Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja. Korupsi menimbulkan efek domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara. Korupsi bukan suatu bentuk tindak pidana biasa karena merusak sendi-sendi yang paling dasar yaitu etika sosial bahkan kemanusiaan.

Tindakan korupsi dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari pribadi yang terdiri dari (a) aspek moral, seperti: lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, sikap atau perilaku hidup konsumtif dan (b) aspek sosial seperti keluarga yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku korup. Faktor eksternal bisa tercermin dalam aspek

setiap pagi,niat hari ini,

tanpa korupsi

birokrasi bersih melayani

58 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 61: Mediakom 43

ekonomi, misalnya: penghasilan atau gaji tidak mencukupi kebutuhan, instabilitas politik, kepentingan politis, kekuasaan, ketiadaan akuntabilitas dan transparansi, serta lemahnya penegakan hukum serta aspek sosial yaitu lingkungan atau masyarakat yang kurang mendukung perilaku anti korupsi.

Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah berkembang secara sistematis dan kronis termasuk Pejabat Publik, Pejabat Negara atau Aparatur Negara. Hal ini berdampak tidak hanya merugikan keuangan negara, akan tetapi juga melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas.

Pemberantasan korupsi tidak

cukup dengan mengandalkan proses penegakan hukum. Upaya itu perlu dilakukan dengan tindakan preventif-strategis melalui pembudayaan anti korupsi di lingkungan lembaga dan aparatur pemerintah. Pembudayaan anti korupsi dapat dilakukan melalui komunikasi pendidikan dan budaya anti korupsi. Budaya anti korupsi merupakan hasil internalisasi nilai-nilai 9 (sembilan) anti korupsi yang meliputi

Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung Jawab, Sederhana, Kerja Keras, Berani dan Adil.

Untuk mempercepat pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Kementerian Kesehatan telah disusun Strategi Komunikasi Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 232/Menkes/SK/vi/2013 tentang strategi komunikasi Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (Strakom PBAK) Kementerian Kesehatan Tahun 2013.

Strategi Komunikasi PBAK menggambarkan panduan dalam berkomunikasi untuk perubahan

perilaku dan budaya anti korupsi di lingkungan Kemenkes, mulai dari: (1) analisis situasi potensi rawan korupsi, (2) analisis budaya dan komunikasi antikorupsi, (3) penetapan dampak dan sasaran komunikasi, (4) pemilihan khalayak sasaran, (5) pengemasan pesan komunikasi, (6) pemilihan media dan kegiatan komunikasi, (7) penetapan komunikator, (8) pelaksanaan kegiatan komunikasi, dan

(9) monitoring dan evaluasi strategi komunikasi PBAK.

Untuk mengetahui kondisi aspek budaya dan komunikasi Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) di lingkungan Kementerian Kesehatan telah dilakukan pre-assessment PBAK pada empat satuan kerja terpilih. Pre-assessment PBAK meliputi dua aspek yaitu aspek budaya dan aspek komunikasi.

Berdasarkan analisis situasi, pesan utama untuk komunikasi anti korupsi adalah SEHAT TANPA KORUPSI, serta nilai dominan anti korupsi adalah Tanggungjawab dan Disiplin.

Pesan pendukung anti korupsi antara lain :

• melayani (bukan dilayani) dengan hati,

• hari gini masih korupsi?, • korupsi merampas hak masyarakat

untuk sehat, • tolak gratifikasi, • minta imbalan bukan jamannya lagi.

Ayo kita dukung pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan korupsi (PPK), dimulai dari diri sendiri.*

(Dyah)

mediakom 43 | JULI | 2013 | 59

Page 62: Mediakom 43

Dalam suatu sidang kasus korupsi terdakwa dituduh oleh Jaksa menerima “gratifikasi” dari pihak lain untuk masuk melancarkan

urusan yang berkait dengan wewenang atau tugas terdakwa sebagai birokrat. Terdakwa agak bingung dengan tuduhan itu, apa maksud tuduhan Jaksa tersebut. Lalu ia mencoba mengingat – ingat apa yang pernah dilakukannya berkaitan dengan jabatannya, karena dia pikir selama ini tidak menerima uang atau barang dari pihak lain karena jabatannya. Setelah Jaksa menjelaskan arti “gratifikasi” dan mencocokan pengertian dengan kasusnya baru ia tahu maksud tuduhan itu.

Supaya kita memahami maksud istilah tersebut dan tidak salah mengartikannya, berikut penjelasannya.

Ketentuan Peraturan Gratifikasi Pengertian Gratifikasi menurut penjelasan Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001

Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang

diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.

Pengecualian Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Pasal 12 C ayat (1) : Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Peraturan yang mengatur Gratifikasi adalah:

Pasal 12B ayat (1) UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001, berbunyi Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya,

Pasal 12C ayat (1) UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001, berbunyi Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B Ayat (1) tidak berlaku, jika penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada KPK

Penjelasan aturan HukumPasal 12 UU No. 20/2001

- Didenda dengan pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar:

- Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya.

- Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima bayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;

SanksiPasal 12B ayat (2) UU no. 31/1999 jo UU No. 20/2001 Pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar. Sumber :KPK

birokrasi bersih melayani

60 | mediakom 43 | JULI | 2013

aPa itu gratifikasi?

Page 63: Mediakom 43

saat sosialisasi Jaminan Kese-hatan Nasional ( JKN), banyak sekali pertanyaan peserta yang sangat menggelitik dan bernada tak percaya. Misal:

peserta dari BPKP, mereka bertanya; apakah dengan Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan ini akan lebih baik dalam pelayanan kesehatan, dibanding PT. Askes saat ini. Saya merasa belum mendapat manfaat yang optimal sebagai peserta askes. Masih ada saja pelayanan yang tidak menyenangkan. Mulai dari antrian panjang, sistem administrasi yang ribet, lama dan penjaminan yang sangat minimalis. Sehingga tetap saja pasien yang harus mengeluarkan biaya lebih be sar. Kalau orang yang mengelola sama, unit pelayanan kesehatannya juga sama. Apakah yakin BPJS akan bisa lebih baik?

BPJS, insya Allah lebih baik. Untuk apa kalau tidak lebih baik melakukan perubahan dengan menggunakan BPJS? Begitu, dr. Usman Sumantri, sebagai pem bicara mengawali jawaban dengan nada bertanya. Kepala Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan ( P2JK) ini mengatakan sekarang pengelola berbentuk PT, jelas mereka selain melayani juga akan mencari untung. Apalagi besaran penggantian biaya kesehatan peserta askes sudah diten-tukan berdasarkan kesepakatan pemberi pelayanan kesehatan (PPK) dan PT. Askes. Model ini, akan merugikan pasien.

BPJS akan mengelola dengan sistem nirlaba, artinya; tidak mencari untung. Seluruh biaya iuran dari peserta sebesar-besarnya untuk menjamin kualitas dan kenyamanan pelayanan. Peserta yang kaya membantu yang miskin, yang sehat membantu yang sakit. Jadi, mengelola pe-layanan kesehatan dengan sistem gotong royong yang melibatkan seluruh warga Negara Indonesia, termasuk WNA yang sudah berdomisili di Indonesia, sekurang-kurangnya 6 bulan.

“Disamping itu, cakupan pelayanan juga akan diperluas. Tidak cukup hanya melibatkan puskesmas dan rumah sakit pemerintah pusat dan daerah. Tapi juga melibatkan poliklinik-poliklinik dan praktek dokter swasta. Dengan demikian cakupan semakin luas yang memungkinan masyarakat mendapat pelayanan yang cepat dan tepat”, tegas Usman.

Apalagi melalui Sistem Jaminan Sosial Nasional ini menyebutkan, menjamin pelayanan kesehatan berdasarkan “kebu-tuhan dasar atas indikasi medis”. Artinya; setiap masyarakat terjamin akan pelayanan kesehatan yang menjadi kebutuhan dasar. Contoh: seseorang mempunyai kebutuhan dasar untuk melihat. Agar dapat melihat, maka seseorang tersebut membutuhkan pe-meriksaan mata, pengobatan dan mungkin penggunaan kaca mata. Maka, seluruh ke-butuhan yang menyebabkan terpenuhinya kebutuhan untuk melihat, termasuk tinda-

kan medis itu dijamin oleh BPJS.Melalui sistem ini, secara terpadu juga

dilakukan pengawasan oleh berbagai pihak untuk menjamin segera ada perbaikan, bila ada penyimpangan. Oleh sebab itu, semua pihak termasuk masyarakat juga harus turut serta memberikan pengawasan.

Diakhir tanya jawab, Usman menga-takan; bila ada kekurangan dalam BPJS, tentu hal yang wajar, karena tidak ada sistem apapun yang langsung sempurna. Pasti perlu waktu dan proses untuk terus memperbaikinya. Tapi kalau tidak berani mencoba yang kita anggap lebih baik, maka tak pernah ada perbaikan. Nah, 1 Januari 2014 merupakan waktu untuk memulai semua itu yang terkait dengan JKN.

“Kita sudah menyiapkan delapan pokja yang bekerja secara sungguh-sungguh agar JKN dapat berjalan dengan baik, se-suai yang diharapkan. Hari ini, kita sedang bekerja melalui pokja sosialisasi. Tujuannya, agar peserta dapat menangkap pesan kunci yang dapat mendorong orang lain terlibat dan bekerja untuk menyiapkan pelaksa-naan JKN tahun depan”, ujar Ira Kusno saat menjadi nara sumber sosialisasi.

Betulkah JKN akan lebih baik? Kita harus yakin. Sebab, keyakinan akan meng-antarkan kepada keberhasilan. Apalagi masyarakat akan terus mendukung setiap langkah yang mengarah kepada perbaikan, khususnya pelayanan publik, tak terkeculai dengan pelayanan kesehatan.*

bPJs lebIh bAIKPrawito

mediakom 43 | JULI | 2013 | 61

kolom

Page 64: Mediakom 43

BUKU sejarah pembangunan kesehatan Indonesia ini dapat dianggap sebagai kelanjutan buku sejarah sebelumnya yang ditulis untuk merekam berbagai peristiwa pembangunan kesehatan pada

periode 1973-2012. Buku ini dibagi dalam beberapa bab menurut periode tugas Menteri Kesehatan yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pemb a-ngunan kesehatan. Tiap bab menguraikan tentang profil Menteri Kesehatan, keadaan perkembangan kesehatan nasional, kebijakan-kebijakan, program-program, hal-hal yang sudah dicapai dan hal-hal khusus yang dilaksanakan.

Buku ini menggambarkan perjalanan kegiatan-kegiatan pemba ngunan kese-hatan untuk meningkatkan kesadaran,

PEDOMAN pelayanan gizi rumah sakit disusun sebagai upaya untuk mening-katkan pelayanan gizi di rumah sakit dan menjalankan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kese hatan yang mengamanatkan upaya perbaikan gizi

masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perorangan dan masyarakat. Untuk itu Pemerintah bertanggung jawab da lam menetapkan standar pelayanan gizi dan standar tenaga gizi pada berbagai tingkat pelayanan.

Pelayanan gizi merupakan salah satu pelayanan yang memiliki peranan sangat penting dalam pelayanan kesehatan di RS. Banyak faktor yang mempengaruhi masalah kurang gizi di RS diantaranya adalah perkiraan kebutuhan gizi pasien yang tidak akurat, koordinasi yang kurang

antar tim, seperti monitoring dan pencata-tan berat badan dan tinggi badan yang tidak dilaksanakan, asupan makanan yang kurang, tingkat beratnya penyakit dan status gizi awal masuk RS.

Diharapkan dengan terbitnya buku pe-doman ini, mutu pelayanan gizi khususnya di RS dapat lebih ditingkatkan sehingga proses penyembuhan pasien dapat di-laksanakan secepat mungkin. Lebih jauh tujuan untuk meningkatkan status gizi baik perorangan maupun masyarakat secara umum dapat tercapai.

Nomor Klasifikasi : 610.09 Ind s Judul : Sejarah Pembangunan Kesehatan Indonesia 1973-2012Impresum : Jakarta: Kementerian Kesehatan RI: Sekretariat Jenderal, 2012 Kolasi : xii, 460 hal; Ilus; 20 x 15 cmISBN : 978-602-235-171-9Subyek : 1. health service – history 2. health service – growth and develoPment 3. HEALTH

Nomor Klasifikasi : 612.3 Ind p Judul : Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)Impresum : Jakarta: Kementerian Kesehatan RI: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2013 Kolasi : viii, 154 hal; Ilus; 25 cmISBN : 978-602-235-336-2Subyek : 1. NUTRITION 2. NUTRITION PROCESSES 3. HOSPITAL

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-ting-ginya, sebagai investasi bagi pembangu-nan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.

Pada bagian akhir buku ini memuat perjalanan karir dan hasil kerja Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedyan-ingsih, MPH, Dr.PH. Beliau wafat pada tanggal 2 Mei 2012, setelah dua setengah tahun masa jabatan (Oktober 2009 – April 2012)

resensi

62 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 65: Mediakom 43

PNEUMONIA merupakan penyakit yang paling serius dan paling membahayakan jiwa anak-anak dibandingkan dengan in-feksi saluran pernapasan lainnya terutama

pada bayi dan anak berusia di bawah 5 ta-hun. Dari tahun ke tahun pneumonia men-duduki peringkat atas sebagai penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia.

Strategi dalam penanggulangan pneu-monia adalah penemuan dini dan tata laksana anak batuk dan atau kesukaran bernapas yang tepat. Sejak tahun 2009, Ke-menterian Kesehatan telah mengadaptasi, menggunakan dan menyebarluaskan tata-

PNEUMONIA merupakan penyebab utama kematian balita di Indonesia mau-pun di dunia. Namun penyakit ini tidak banyak mendapat perhatian sehingga sering disebut sebagai pembunuh balita yang terlupakan (the forgotten killer of

children).Untuk mengatasi penyakit tersebut,

Kementerian Kesehatan bersama seluruh unsur terkait telah melakukan berbagai upaya dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat pneumo-nia.

Sesuai dengan perkembangan situasi dan ilmu pengetahuan, ruang lingkup pengendalian ISPA semakin meluas yang meliputi pengendalian pneumonia balita, pengendalian ISPA umur > 5 tahun, kesiap

siagaan dan respon terhadap pandemi influenza, penyakit pernapasan lain yang berpotensi wabah dan faktor risiko ISPA.

Buku pedoman ini merupakan hasil revisi keempat yang dapat dijadikan acuan bagi tenaga kesehatan, pemangku kepen-tingan dan pengambil kebijakan di semua jenjang administrasi dalam rangka pe-ngendalian penyakit ISPA di Indonesia.

Nomor Klasifikasi : 616.241 Ind m Judul : Modul Tata Laksana Standar PneumoniaImpresum : Jakarta: Kementerian Kesehatan RI: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2012 Kolasi : vii, 119 hal; Ilus; 28 cmISBN : 978-602-235-066-8Subyek : 1. PNEUMONIA 2. INFANT 3. CHILD 4. RESPIRATORY TRACT INFECTION

Nomor Klasifikasi : 616.24 Ind p Judul : Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan AkutImpresum : Jakarta: Kementerian Kesehatan RI: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2012 Kolasi : x, 61 hal; Ilus; 28 cmISBN : 978-602-235-046-0Subyek : 1. PNEUMONIA 2. RESPIRATORY TRACT INFECTION

laksana pneumonia balita yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian balita karena pneumonia.

Modul tatalaksana ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para tenaga kesehatan baik untuk dokter maupun bidan dan perawat dalam melaksanakan tatalaksana pneumonia pada balita di pelayanan kesehatan dasar.

mediakom 43 | JULI | 2013 | 63

Informasi lebih lanjut tentang buku ini dapat menghubungi Pustakawan Perpustakaan Kementerian Kesehatan pada nomor telepon (021) 5223003, email: [email protected], atau [email protected], facebook: Perpustakaan Kementerian Kesehatan, dan twitter: @

depkeslib. Buku digital dapat dibaca dan diunduh melalui website: http://perpustakaan.depkes.go.id.

Page 66: Mediakom 43

Ari, sebut saja begitu. Dia mengikuti acara outbond yang diselenggarakan institusinya dengan

setengah hati. Apalagi setelah instruktur memerintahkan berbagai kegiatan yang tidak masuk akal. Diantaranya, mengikuti permainan yang aneh-aneh. Misalnya memindahkan bola tenis meja dengan beberapa untas tali. Prakteknya menimbulkan kesulitan, karena berkali-kali bola itu jatuh sebelum sampai finis. Dia berpikir mengapa tidak pakai tangan saja, pasti lebih mudah dan cepat.

Dia tak habis pikir lagi ketika harus memindahkan air pakai ember ke suatu tempat, tapi mengangkatnya harus menggunakan tongkat beramai-ramai. Pasti sulit dan berkali-kali tumpah sebelum sampai tujuan. “Kurang kerjaan’ jauh-jauh dari Jakarta ke Cipanas, hanya buang-buang waktu. Begitu,keluhnya. Ia terus berpikir negatif.

Dia mengikuti permainan hanya sekedarnya, kalau sudah bosan bahkan meninggalkan acara. Dia mencari kegiatan sendiri yang tidak ada hubungannya dengan outbond. Wajahnya tampak setengah cemberut, hatinya galau, walau mengikuti permainan, sambil bermalas malasan.

Dampak dari cara pandang negatif ini dapat menyebabkan kekecewaan demi kekecewaan berikutnya. Apalagi dalam penyelenggaraan banyak kekurangan disana sini yang tidak dia harapkan. Misalnya; menuju lokasi perjalanan pergi-pulang macet. Apalagi kemacetan Jabodetabek itu tak dapat diprediksi. Hari kerja atau

libur, pagi, siang, sore atau malam, bisa saja macet total. Teman sekamar yang tidak sesuai harapan, menu makanan yang tidak menggugah selera, dan masih banyak kekurangan-kekurangan lain bila diinventarisasi. Semua ketidaksempurnaan acara itu akan menambah akumulasi kekecewaan.

Bila kekecewaan itu terlontar

berPIKIr POsItIfPrawito

lentera

64 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 67: Mediakom 43

melalui tutur kata dan perilaku kepada orang lain akan menambah panjang deret kekecewaan itu. Apalagi, pihak lain itu juga kecewa dengan adanya lontaran tersebut. Akibatnya mereka saling kecewa. Kalau sudah begini, apa enaknya hidup dalam bingkai kekecewaan. Pasti tak ada kedamaian. Bingkai ini dapat terjadi di rumah tangga, institusi atau organisasi.

Bila sudah seperti ini, Jangan berharap produktif, sekedar untuk berkomunikasi yang jujur, tulus dan nyamanpun tidak terjadi. Sebaliknya komunikasi palsu, karena saling mengecewakan. Sehingga dapat

menimbulkan pertengkaran batin, dan salah paham. Cara pandang negatif mustahil dapat menyelesaikan masalah. Tapi justru menambah masalah.

Untuk menghindari hal-hal negatif dan dampaknya, ada baiknya kita merubah cara pandang dalam menghadapi setiap masalah. Yakni dari cara pandang negatif, kepada

cara pandang positif. Bahwa setiap diri, orang lain, organisasi pasti ada kekurangannya. Karena begitulah sunatullahnya. Takdir yang tak dapat dilawan. Sehingga setiap orang punya kesempatan untuk memperbaiki secara bertahap menjadi lebih baik. Bukan untuk mencapai kesempurnaan, karena kesempurnaan itu hanya milikNya.

Memandang masalah dari sudut positif akan lebih bermanfaat. Karena banyak manfaat yang dapat ditemukan. Mengapa ? Karena kita berusaha untuk menemukan hikmah yang dapat menghadirkan manfaat baru.

Memindahkan bola tenis dengan

beberapa untas tali, hanyalah permainan. Kita dituntut menemukan hikmah dibalik permainan itu. Diantara hikmah yang diperoleh yakni; saling mengenal anggota tim, kerja sama tim, cara baru memindahkan bola secara cepat, semangat dan gembira.

Kegembiraan, akan lebih memberi peluang hadirnya kreatifitas dan nilai-

nilai positif. Sebaliknya, kekecewaan akan menghadirkan amarah dalam hati atau bentuk ucapan, tindakan dan sifat negatif lainnya.

Memandang kekurangan secara positif akan memudahkan memetakan masalah dan menemukan solusi. Sebab situasi yang gembira, dapat menentukan masalah secara tepat dan intervensi yang akurat pula. Sambil terus melakukan evaluasi kekurangan sebagai bahan masukan perbaikan dikemudian hari. Memang tidak ada perbaikan yang instan. Semua perlu waktu, proses dan pentahapan.

Cara pandang positif memberi ruang untuk bersabar secara berkesinambungan. Ia dapat sabar saat menemukan kekurangan, sabar melakukan perbaikan dan sabar menanti adanya perubahan perbaikan. Bahkan sanggup bersabar disaat belum ada perubahan perbaikan, walau sudah berpuluh puluh tahun melakukan perbaikan.

Berpikir positif memberi ruang harapan yang luas dalam diri kita. Setiap kali melakukan perbaikan selalu tumbuh harapan adanya perubahan positif walau sangat sedikit. Ia tak pernah putus asa dan terus berharap sambil melakukan perbaikan, sampai suatu saat, hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini .

Berpikir positif juga dapat mengalirkan harapan sampai jauh. Lebih jauh dari umur hidupnya, bahkan Ia mampu mengalirkan harapan itu ke generasi-generasi berikutnya.*

mediakom 43 | JULI | 2013 | 65

Page 68: Mediakom 43

suatu sore, Kamis 21 Juni 2012, dua tamu laki dan perempuan, berpakaian rapih dan keren. Mereka berdua masuk ke dalam lift

menuju lantai 4 Kemkes. Ketika baru masuk, tamu laki-laki merapikan dasi, mematut-matut diri, sambil bercermin di dinding kaca lift. Tak ketinggalan tamu perempuan melakukan hal yang sama. Merapikan pakaian dan rambut. Ketika itu terucap kata “ Ih..aku kok kelihatan ibu-ibu banget ya” ?

Pertanyaan itu tak ada yang menjawab, semua diam. Padahal dalam lift itu ada lima orang, termasuk saya juga diam. Hanya saja, saya berbisik dalam hati, Yach..namanya juga manusia, pastilah suatu saat akan tua. Bila wanita akan menjadi nenek, lelaki akan menjadi kakek. Secara fisik pasti akan tampak jelek. Kulit menjadi keriput, gigi habis, ingatan menjadi pelupa, rambut memutih dan seterusnya. Itulah bungkus. Ya, bungkus atau casing..!

Suatu saat, ada penceramah ramadhan membawa cenderamata berupa pena berharga kurang lebih Rp 500 ribu. Kepada audiens, ia mengatakan siapa diantara Anda yang menghendaki bungkus pena? ,

seraya sang penceramah mengangkat bungkus itu tinggi-tinggi. Tak satupun jamaah yang bergerak. Kemudian sang penceramah meremas bungkus yang terbuat dari karton tebal itu sampai rusak. Selanjut, sang penceramah mengangkat lagi bungkus rusak itu dan

menawarkan, siapa diantara Anda yang menginginkan bungkus ini? Jamaah hanya tersenyum-senyum, tapi ada yang berbisik “ bungkus bagus saja, nggak mau, apalagi rusak. Kalau isinya saya mau”.

Rupanya, sang penceramah melihat dan mendengar bisikan itu. Kemudian Ia mengangkat bolpoint, siapa yang menghendaki ini? sambil mengangkat

tangan tinggi-tinggi. Sebagian besar jamaah mengacungkan tangan, tapi cuma ngacung. Tak ada yang bergerak untuk mengambil dari tangan penceramah. Setelah berulang-ulang penceramah mengangkat pena, baru ada satu orang yang lari mendekat dan

mengambilnya. Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kisah di atas?

Sampai kapanpun produk, isi selalu lebih mahal dan berharga dari pada bungkus. Sebagus apapun bungkusnya. Kalau boleh memilih, manusia akan memilih isi yang bagus, walau tidak berbungkus bagus, itu Sunatullah. Biasanya, bungkus lebih dahulu rusak atau hilang dibanding isi. Bila, kita beli baju. Bungkus hanya ukuran hari, sudah masuk keranjang sampah. Tapi bajunya, bisa bertahun-tahun bertahan dalam lemari.

Manusia mempunyai struktur bungkus dan isi, atau sering disebut jasmani dan rohani. Rohani jauh lebih penting dari pada jasmani, sebagaimana ilustrasi bungkus dan isi di atas. Hanya saja manusia lebih sering dan focus untuk urusan bungkus, padahal bungkus akan segera sirna. Sementara rohani yang lebih penting tidak mendapat perhatian yang utama. Seperti penggambaran di awal cerita tentang

tertIPu "bungKus"Prawito

lentera

66 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 69: Mediakom 43

wanita yang wajahnya seperti kelihatan ibu-ibu, karena sudah termakan umur. Komentarnya begitu sedih dan merana. Bila ada biaya, banyak yang kemudian melakukan operasi, agar tampak lebih muda, segar dan news. Berapapun harganya. Luar biasa…!

Bandingkan dengan masalah rohaninya. Ia tak mendapat perhatian yang cukup. Rohani yang kering dari mengingat Sang Pencipta, dengan berdzikir. Sulit berdzikir dengan hati, lisan dan amal perbuatannya. Ia sibuk dengan pekerjaan lain yang dianggap lebih penting. Akhirnya, rohani menjadi terabaikan dan menjadi bagian pinggir dalam kehidupannya. Bila sudah demikian, maka manusia seperti ini akan semakin jauh, jauh dan bisa sangat jauh dari ketenangan hidup. Sebab semua diukur hanya dari “bungkus”.

Sementara, manusia hidup saat ini terlalu banyak dimanjakan oleh bungkus. Lalu manusia silau dengan berbagai merek bungkus. Seolah-olah kalau bisa memenuhi keinginan mendapat berbagai bungkus sebagai “kesuksesan” dan bangga. Seperti rumah bagus, kendaraan mewah, dan harta berlimpah. Padahal semua itu hanyalah bungkus. Untuk urusan bungkus, manusia siap untuk banting tulang, peras keringat, berangkat pagi, pulang malam, bahkan pagi lagi. Tapi untuk urusan rohani ?, tak peduli…!

Bila rohani tidak terawat, pasti tidak sehat, karena menjadi lahan subur bagi tumbuhnya berbagai penyakit rohani. Seperti rasa iri, dengki, sombong, amarah, takabur, musrik, bakhil, pelit dan dzalim. Baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Penyakit ini bila dibiarkan tumbuh dalam rohani manusia akan melalap habis seluruh kehidupanya. Betapa banyak contoh orang yang secara “bungkus” sukses, tapi diri dan keluarganya berantakan. Hal ini disebabkan karena rohani tidak

mendapat perhatian yang cukup.Bagaimana merawat rohani ? lebih

murah dan lebih mudah bila mau. Ia tak menuntut materi sebanyak memenuhi kebutuhan bungkus. Ia hanya perlu bersyukur dengan nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya. Misal: berinfaq. Berapa besaranya? Bergantung tinggi kualitas rasa syukurnya. Semakin baik kualitas syukurnya, semakin besar infaqnya, sesuai rezeki yang dimilikinya. Sebaliknya, bila rendah kualitas syukurnya. Berinfaq pakai perhitungan yang rumit, akhirnya hanya berinfaq dengan nilai rupiah yang paling kecil. Bila nilai rupiah yang paling kecil tak tersedia dalam dompetnya, ngak jadi berinfaq. Padahal untuk urusan bungkus, mampu membeli dengan harga mahal dan bangga. Bahkan bertanya, ada yang lebih mahal lagi?

Merawat rohani hanya butuh kerendahan hati, merasa hina dihadapan yang Maha Kuasa dan Maha Besar. Nyawa kehidupan ada ditanganNya, tak kuasa untuk menahan dan mempertahankan. Untuk itu, Ia tak akan mengejar bungkus. Ia menjadikan bungkus hanya sebagai sarana memperlancar dan menunjang pemenuhan kebutuhan rohani. Sehingga rohani menjadi lebih sehat dan terawat. Sebab, dengan rohani yang baik, jasmani akan menjadi baik. Tutur katanya baik, cara pandangnya baik, perilakunya juga ikut baik. Kebaikan ini akan terus terbawa sampai akhirat menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Sementara jasmani akan terhenti, setelah mati.

Sebaliknya rohani yang buruk, akan menjadi buruk semua jasmani, seperti mayat hidup yang tak punya arti. Keburukan ini akan terus dibawa menghadap pengadilan akhirat yang tak dapat disuap lagi. Na’udzubillah mindzalik.*

mediakom 43 | JULI | 2013 | 67

Page 70: Mediakom 43

Orang berkarakter bukan kebetulan atau warisan. Tapi hasil dari proses pendidikan yang

panjang. Bermula dari pertemuan dua insan yang baik-baik. Kemudian mendidik anak mulai dari alam rahim. Sang ibu telah menamkan nilai-nilai kebaikan dengan selalu berperilaku baik, menjauhi semua perilaku yang buruk. Setelah anak lahir dan tubuh dengan sehat, Ia terus mendapat pendidikan, latihan dan pembiasaan nilai-nilai luhur yang bersifat universal. Lingkungan keluarga menjadi media pembelajaran dan keteladanan.

Selanjutnya, kebiasaan ini masuk dalam pergaulan di lingkungan sekitar dan sekolah, sampai anak tumbuh menjadi remaja. Apakah mereka sudah kokoh memiliki karakter ? Belum..! Masih harus banyak dilakukan uji coba, sampai betul-betul kokoh, seperti seorang pengembala di zaman Umar Bin Khattab.

Ketika itu, ada seorang anak pengembala dengan ratusan domba. Umar mendatanginya, kemudian bertanya, milik siapakah domba ini? Milik majikan, jawab sang pengembala. Bolehkah aku beli satu ekor dan sampaikan kepada majikanmu, bahwa satu domba dimakan srigala. Atau kalian diam saja, majikanmu pasti juga tidak hafal dengan ratus domba seperti ini.

Sang pengembala menjawab “tidak”, seraya mengucapkan, boleh jadi majikan tak akan melihat, tapi Tuhan majikan itu pasti melihat. Aku tak akan mungkin sembunyi dariNya.

Apakah karakter sudah cukup kokoh bersemayam dalam dada ? Jawabnya belum. Setelah itu, masih harus menciptakan lingkungan yang kondusif, agar karakter tetap kokoh dalam dada. Seperti adanya komunitas yang saling mengingatkan dan menguatkan agar tetap berpendirian dengan karakter yang diyakini. Sebab, lingkungan yang buruk punya pengaruh besar untuk merontokkan karakter menjadi berkeping-keping. Sekali lagi, semua ini hanya ikhtiar, hasilnya bergantung kepada kepribadiannya masing-masing.

“Menjadi orang penting itu baik, tapi lebih penting menjadi orang baik” kata Hoegeng. Orang penting karena posisinya, dapat membuat banyak kebijakan publik yang baik. Tapi kalau orang penting ini tidak baik, maka akan banyak kekacauan. Idealnya sih posisi penting ditempati oleh orang yang baik-baik. Disinilah tantangannya untuk melahirkan banyak orang baik, yang memiliki karakter dan kompetensi sekaligus.

Sekalipun susah dan berat, ikhtiar membangun

mendIdIK KArAKterPrawito

manusia yang mempunyai karakter dan kompetensi sekaligus harus tetap dilakukan, walau belum tampak hasil yang menggembirakan. Paling tidak secara individu atau komunitas dan institusi, sudah berusaha ke arah tersebut. Sehingga kelak ketika Tuhan bertanya: Apakah Anda sudah berikhtiar membangun karakter dan kompetensi untuk kelangsungan kehidupan generasi kalian? Jawabnya: sudah. Tapi, kalau tak ada yang mau bergerak, hanya bisa mencibir, semua apatis. Ini salah siapa ?*

lentera

68 | mediakom 43 | JULI | 2013

Page 71: Mediakom 43

perluinfo

kesehatan

halokemkes500567

CARA MENGHUBUNGITelp : telp ke (kode lokal) 500567 telp rumah : tekan 500567 hp : tekan (kode lokal) 500567Faximili : (021) 529 21669SMS : 081281562620Email : [email protected] : halo kemkes pusat komunikasi publik Gedung kementerian kesehatan ri, Blok ruang 109 Jl. hr rasuna said Blok X5 kav. 4 - 9, Jakarta, 12950

APA ITU HALO KEMKES?halo kemkes adalah layanan kesehatan yang memberikan informasi kesehatan dan penerimaan laporan pengaduan serta masukan di bidang kesehatan melalui telepon

* Untuk Penelpon dari wilayah di luar Jabotabek menggunakan kode area wilayah masing - masing. mediakom 43 | JULI | 2013 | 69

Page 72: Mediakom 43

lentera

70 | mediakom 43 | JULI | 2013