Matriks Review RPP LPI Bintang Hidayanto (9 November 2020) PASAL PERTANYAAN ... · 2020. 11....
Transcript of Matriks Review RPP LPI Bintang Hidayanto (9 November 2020) PASAL PERTANYAAN ... · 2020. 11....
Matriks Review RPP LPI
Bintang Hidayanto (9 November 2020)
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
Umum Apakah ada rencana bagi SWF Indonesia untuk
menundukkan diri dengan Santiago Principles?
Apabila iya, maka diperlukan review
menyeluruh atas RPP agar sesuai
dengan ketentuan Santiago Principles,
termasuk generally accepted
principlesnya.
Pasal 1(1)
Investasi Pemerintah Pusat yang selanjutnya
disebut Investasi adalah pengelolaan aset
berupa uang atau barang milik atau untuk
kepentingan Pemerintah Pusat yang bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan, manfaat
ekonomi, dan manfaat lainnya.
1. Tujuan Investasi Pemerintah harus untuk
kepentingan yang sebesar-besarnya bagi negara
di masa depan. Penegasan ini penting agar kata
“manfaat lainnya” dijadikan escape clause untuk
melakukan investasi yang ternyata tidak
bermanfaat bagi negara (dan bahkan bukan
hanya untuk kepentingan Pemerintah Pusat). Hal
ini untuk memberikan setidaknya suatu fiduciary
duty kepada LPI bahwa semua yang
dilakukannya adalah hanya untuk kepentingan
dan manfaat bangsa dan negara.
2. Apa yang dimaksud dengan “barang milik atau
untuk kepentingan Pemerintah Pusat” – secara
khususnya, apa yang dimaksud dengan “barang
… untuk kepentingan Pemerintah Pusat?”. Perlu
ditekankan lagi bahwa investasi ini bukan untuk
kepentingan Pemerintah Pusat, melainkan untuk
kepentingan negara.
Tujuan didirikan SWF di dunia setidaknya
ada 3 garis besar:
1. Stabilization funds – untuk
melindungi budget dan ekonomi
dalam terjadinya price swing
terhadap komoditas (Rusia, Chile
dan Mexico). Pada umumnya
stabilization funds memiliki tujuan
short-medium term
2. Tabungan/saving funds – yang
mengkonversi asset non-
renewable menjadi portfolio
asset yang lebih beragam untuk
memenuhi kewajiban
superanuasi masa mendatang
dan mencegah Dutch disease
(Libya, Kuwait). Kebalikan dari
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
3. SWF umumnya didirikan untuk keperluan
ekonomi makro dan stabilitas ekonomi makro,
sehingga perlu dipisahkan dari sekedar investasi
dengan tujuan quick yield. Sehubungan dengan
ini, perlu ada koordinasi antara LPI dan pemangku
kepentingan makro ekonomi nasional, supaya
konsisten dengan kebijakan makro ekonomi
nasional.
4. Keterkaitan antara SWF dengan stakeholders
kepemerintahan lainnya perlu dijelaskan secara
eksplisit agar public memahami peran LPI dalam
keseluruhan ekosistem ekonomi makro nasional.
Ini juga merupakan salah satu Santiago GAAP.
Hal ini terkait dengan resiko dan exposure
terhadap nilai tukar yang dapat mempengaruhi
SWF apabila bersinggungan dengan dana
berdenominasi asing.
stabilization funds, saving funds
adalah untuk jangka panjang.
3. Korporasi yang melakukan
investasi dengan menggunakan
dana cadangan – agar
memaksimalkan asset yang
sudah ada untuk mendapatkan
returns yang berlipat (Singapore,
Korea).
LPI akan mengambil bentuk yang mana?
Fakta fakta untuk dipertimbangkan:
1. Indonesia merupakan negara net
importer migas dengan produksi
yang terus menurun
2. Indonesia merupakan eksportir
CPO terbesar dunia
3. Indonesia memiliki cadangan
nikel terbesar di dunia
4. Indonesia adalah salah satu
negara eksportir thermal coal
terbesar dunia
5. Apakah ada kepentingan untuk
melakukan hedging terhadap
resiko dalam negeri dengan
memegang asset yang bersifat
counter?
6. Indonesia membutuhkan dana
besar untuk pembangunan
infrastruktur
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
Penggunaan variable-variable diatas
akan tergantung dari tujuan LPI ini -
apakah sebagai savings funds,
stabilization funds atau investment
corporation.
Pasal 1(2)
Lembaga Pengelola Investasi yang
selanjutnya disebut LPI adalah lembaga yang
dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor
11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan diberi
kewenangan khusus (sui generis) dalam
rangka pengelolaan
Apakah “Lembaga” merupakan badan hukum? Penyelarasan nama dengan status LPI
sebagai Badan Hukum sesuai Pasal 2(1)
RPP
Pasal 1 (3)
Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya
disebut BUMN adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan.
Definisi BUMN ditautkan dengan UU mengenai BUMN Definisi BUMN ditautkan dengan UU
mengenai BUMN
Pasal 1(10)
Manajer Investasi adalah perusahaan atau
badan hukum/lembaga yang telah
memperoleh persetujuan atau izin dari otoritas
untuk beroperasi sebagai manajer investasi,
secara khusus melakukan pengelolaan aset.
Apakah definisi dan fungsi Manajer Investasi sama
dengan defisini sebagaimana diatur dalam UU Pasar
Modal? Berdasarkan UU Pasar Modal, Manajer Investasi
tidak terbatas hanya pada badan hukum/Lembaga,
melainkan bisa berupa orang perseorangan, perusahaan,
usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang
terorganisasi.
Didiskusikan lebih lanjut
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
Pasal 1(11)
Dana Kelolaan Investasi (Fund) adalah sarana
kendaraan investasi yang antara lain dapat
berbentuk dana yang dikelola melalui
perusahaan patungan, reksadana atau kontrak
investasi kolektif atau bentuk lainnya baik
berbadan hukum Indonesia maupun berbadan
hukum asing di mana LPI berinvestasi di
dalamnya dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan.
1. Bagaimana partisipasi LPI dalam Fund?
2. Apakah mengikuti struktur LP/GP?
3. Bagaimana dengan perpajakannya?
4. Apabila dibuat entitas luar negeri, bagaimana
dengan statusnya dan hubungannya antara LPI
dengan pemerintah – terlebih soal apakah negara
tersebut memiliki pembatasan soal kepemilikan
akhir yang merupakan pemerintah?
5. Apabila dilakukan dalam bentuk entitas dalam
negeri, apakah bentuknya PT dan LPI menjadi
pemegang saham? Bagaimana dengan
perpajakannya, terutama soal capital gains tax
dan dividend tax?
6. Apa bentuk tanggung jawab dan pembatasan
tanggung jawab LPI dalam suatu Fund? Apabila
suatu fund merugi, apa yang dapat dilakukan oleh
LPI/Pemerintah?
Didiskusikan lebih lanjut
Pasal 2(1)
LPI merupakan Badan Hukum Indonesia yang
sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia.
1. Apakah kepemilikan dibuktikan dalam bentuk
saham?
2. Apabila iya, entitas yang mana yang akan menjadi
pemegang saham?
3. Apabila terdapat kepemilikan langsung berupa
ekuitas oleh pemerintah dalam LPI, apakah LPI
secara definisi menjadi BUMN?
4. Apabila tidak, harus ada pengecualian agar LPI
tidak didefinisikan sebagai BUMN
5. Apabila LPI dimiliki secara ekuitas oleh
Pemerintah, bagaimana menghilangkan hak-hak
dan peran “pemegang saham” sebagaimana
pada umumnya diberlakukan untuk bentuk PT?
Legal framework SWF pada umumnya
terdiri dari 3 bentuk:
1. Badan hukum terpisah (ADIA)
2. BUMN (Temasek, GIC atau
China Investment Cooperation)
3. Pool of assets (Canada,
Botswana, Chile, Norway)
Apakah LPI akan mencontoh salah satu
atau membuat bentuk baru? Tidak ada
bentuk baku SWF, namun yang perlu
diperhatikan bahwa bentuk SWF harus
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan tujuan dari SWF tersebut.
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
Pasal 2(2)
LPI bertanggung jawab kepada Presiden.
1. Sejauh apa pertanggung jawaban LPI kepada
Presiden? Berdasarkan RPP, peran Presiden
adalah:
a. Mengangkat dan memberhentikan
anggota Dewan Pengawas; dan
b. Menerima pengusulan peningkatan
dan/atau pengurangan modal LPI.
2. Apakah Presiden dapat menjatuhkan sanksi?
Apakah Presiden bertindak layaknya pemegang
saham dalam LPI? Atau pertanggungjawaban ini
layaknya suatu LPNK?
3. Apabila layaknya LPNK, apakah dapat dianggap
sebagai badan hukum sesuai amanat RPP?
Didiskusikan lebih lanjut
Santiago GAAP juga mensyaratkan agar
ada mekanisme pertanggung jawaban
yang jelas.
Pasal 2(3)
LPI dapat menggunakan nama Nusantara
Investment Authority.
Istilah “Authority” berararti otoritas, dan ada implikasi
terhadap kewenangan LPI apabila LPI dianggap sebagai
suatu otoritas. Apakah ini serupa dengan Abu Dhabi
Investment Authority?
Sebagai perbandingan ADIA bukan merupakan badan
hukum, melainkan lebih merupakan LPNK.
Didiskusikan nomenklatur “Authority”
apakah tept dari sudut pandang
Indonesia.
Pasal 3(1)
(1) Modal LPI bersumber dari: a. penyertaan
modal negara; dan/atau
b. sumber lainnya
Apa yang dimaksud dengan sumber lainnya?
Didiskusikan lebih lanjut - Lebih baik
diperjelas agar menjadi pagar pembatas.
Salah satu mekanisme yang sudah
disebutkan di RPP ini adalah melalui
kapitalisasi laba ditahan – dan ini bisa
disebutkan secara eksplisit disini.
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
Berdasarkan Santiago GAAP, sumber
dana SWF harus diumukan secara public
dan dapat diakses oleh public.
Pasal 3(2)
Penyertaan modal negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, dapat berasal
dari:
a. dana tunai; 1. Apabila dana tunai bukan dari pemerintah,
apakah dana tunai ini akan masuk dalam bentuk
hutang atau dalam bentuk partisipasi modal
ekuitas? Apabila dalam bentuk partisipasi modal
ekuitas, apakah ini berarti bahwa partisipasi
modal swasta dapat dianggap sebagai pemilik
dalam LPI?
2. Bagaimana struktur investasi dari negara-negara
lain yang ingin berkontribusi dalam SWF
Indonesia ini?
Didiskusikan lebih lanjut
b. barang milik negara;
1. Bagaimana barang milik negara, piutang dan
saham dapat dipergunakan untuk keperluan
pendanaan investasi? Apakah maksud ketentuan
ini untuk asset management yang dilakukan oleh
LPI?
2. Apabila demikian, maka apakah asset yang di
Kelola oleh LPI adalah merupakan asset LPI dan
bukan asset dari pemilik sebelumnya?
Didiskusikan lebih lanjut
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
c. piutang negara pada BUMN atau perseroan
terbatas; dan/atau
1. Mengenai piutang negara pada BUMN, apakah
piutang dapat dikonversikan menjadi modal
dalam LPI? Apabila demikian, apakah artinya LPI
akan menjadi pemegang piutang atas BUMN/PT
tersebut melalui cara pengalihan piutang
pemerintah?
2. Apabila piutang tersebut dialihkan kepada LPI,
dan dalam hal piutang tersebut dikonversikan
menjadi modal, apakah akan mempengaruhi
struktur kepemilikan BUMN?
3. Bagaimana justifikasi Kementerian Keungan agar
pengalihan ini tidak dianggap sebagai kerugian
negara? Apakah keuangan LPI dianggap
keuangan negara?
Didiskusikan lebih lanjut
d. saham milik negara pada BUMN atau
perseroan terbatas
1. Bagaimana saham milik negara pada BUMN atau
PT dapat digunakan sebagai modal LPI?
2. Apakah kepemilikan saham negara pada BUMN
kemudian menjadi portfolio saham yang dimiliki
oleh LPI?
3. Apabila demikian, apakah hal ini akan
mempengaruhi struktur kepemilikan BUMN
tersebut?
4. Apabila iya, maka apakah akan mempengaruhi
governane BUMN tersebut? Dimana LPI, selaku
pemegang saham, memiliki hak pemegang
saham dalam BUMN tersebut.
1. Diskusi mengenai status
kepemilikan saham pada BUMN
setelah dialihkan kepada LPI,
dan apakah LPI jadi memiliki
kewenangan pemegang saham
dalam entitas-entitas tersebut?
2. Diskusi mengenai status badan
hukum atau bukan LPI karena
berkaitan dengan kemampuan
LPI memiliki saham pada entitas
lain.
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
5. Apakah dimungkinkan bagi LPI untuk menjadi
pemegang saham? Kembali ke pertanyaan –
apakah LPI merupakan badan hukum dan badan
hukum dalam bentuk apa?
Pasal 3(3)
Modal LPI ditetapkan sebesar
Rp75.000.000.000.000,00 (tujuh puluh lima
triliun rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
Apakah ini modal dasar? Atau modal disetor? Apabila
menggunakan konsep modal dasar dan disetor, apakah
LPI bentuknya PT?
Kebanyakan SWF mengelola dana hasil windfall atau
forex reserve. Apakah SWF ini akan didanai oleh APBN
atau sumber dana lainnya, dibandingkan windfall atau
forex reserve?
Diskusi mengenai filosofi permodalan
SWF – apakah dari windfall, forex
reserve, trade surplus, suntikan APBN
atau dana pihak ketiga?
a. penyetoran modal awal LPI berupa dana
tunai paling sedikit sebesar
Rp15.000.000.000.000,00 (lima belas triliun
rupiah); dan
Apakah ini akan dibukukan sebagai ekuitas layaknya
saham? Atau bentuk lain – seperti misalnya partisipasi
modal (layaknya konsep LP dan GP). Apabila demikian,
maka di Indonesia saat ini hal tersebut mirip bentuk
firma/CV. Apakah LPI akan berbentuk CV/firma?
Diskusi mengenai pembukuan modal
pada LPI dan status bentuk badan hukum
LPI.
b. pemenuhan modal LPI setelah penyetoran
modal awal sebagaimana dimaksud pada
huruf a dilakukan secara bertahap sampai
dengan tahun 2021.
Apakah ada batas waktu di tahun 2021? Bagaimana bila
tidak terpenuhi?
Pasal 3(4)
Modal LPI sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat dilakukan penambahan melalui
penyertaan modal negara dan/atau kapitalisasi
laba ditahan LPI.
Kapitalisasi laba ditahan tidak disebutkan dalam Pasal 3. Disarankan agar bentuk penyertaan
modal disebutkan secara konsisten
dalam PP ini.
Pasal 4 (2)
Kantor tersebut apakah hanya merupakan alamat saja
atau berupa kantor cabang/entitas baru?
Didiskusikan lebih lanjut.
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
LPI dapat mempunyai kantor di luar Jakarta
dan di luar wilayah Negara Republik Indonesia.
Perlu diperhatikan ketentuan negara penerima – apakah
suatu entitas asing dapat memiliki kantor di suatu negara
dan berkegiatan selaku SWF negara asing?
Pasal 5
LPI bertujuan meningkatkan dan
mengoptimalkan nilai Investasi yang dikelola
secara jangka panjang dalam rangka
mendukung pembangunan secara
berkelanjutan.
Investasi didefinisikan sebagai suatu tindakan, dan bukan
sebagai suatu kata benda. Dalam Pasal 5, terkesan
bahwa Investasi diperlakukan seperti kata benda.
Apa yang dikelola secara jangka panjang? Apakah upaya
investasinya atau investasinya sendiri? Perlu diperjelas.
Perlu ditambahkan prinsip bahwa ini untuk sebesar-
besarnya kemakmuran bagi negara dan rakyatnya. Pada
umumnya, tujuan SWF-SWF di negara lain juga
menyebutkan prinsip ini secara eksplisit.
Sudah mulai banyak SWF yang juga menambahkan
prinsip sustainability sebagai salah satu guiding principle
dalam melakukan kegiatan investasi. Dalam pasal ini
perlu ditambahkan bahwa pembangunan juga harus yang
sustainable.
Pasal 6(1)
LPI berfungsi mengelola Investasi.
Sama seperti komen diatas, Investasi didefinisikan
sebagai suatu perbuatan. Diksinya menjadi kurang tepat
apabila LPI mengelola suatu perbuatan, karena LPI
seharusnya yang mengelola asset/investasinya itu sendiri.
Didiskusikan lebih lanjut perihal diksi
“Authority” – karena apabila approachnya
lebih menyerupai Temasek, maka ini
bentuknya adalah suatu korporasi.
Apabila bentuknya sepertin AIDA, maka
ini lebih mirip kepada LPNK, bukan
otoritas.
Pasal 6(2)
Pasal 6(2) terkesan redundant dengan pasal 6(1) dan
tidak mengandung makna tersendiri. Apa perbedaan
fungsi dan tugas dalam konteks pasal 6(2)?
Disederhanakan bahasanya, dengan
memberikan kewenangan kepada LPI
secara spesifik dan jelas.
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
LPI bertugas merencanakan,
menyelenggarakan, mengawasi dan
mengendalikan serta mengevaluasi Investasi.
Pasal 7(1)
Dalam melaksanakan fungsi dan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, LPI
berwenang untuk:
Kewenangan yang disebutkan terkesan tidak terstruktur
dan tidak secara jelas mengelompokkan fungsi LPI jika
dikaitkan dengan tujuan SWF tersebut.
Lebih baik apabila kewenangan LPI
dibagi menjadi fungsi yang hendak
dicapai SWF – apabila sebagai
simpanan, investasi asset, stabilization
funds atau bentuk lainnya – sehingga
kewenangannya akan terbagi tergantung
fungsinya, dan memberikan pemahaman
yang lebih lanjut kepada masyarakat soal
fungsi dan peran SWF.
a. melakukan penempatan dana dalam
instrumen keuangan;
b. menjalankan kegiatan pengelolaan aset; 1. Dalam hal dilakukan pengalihan asset
pemerintah/BUMN kepada LPI, apakah LPI
menjadi pemilik atas asset tersebut atau hanya
bertindak selaku pengelola? Dalam hal LPI
menjadi pemilik, apakah LPI juga turut
melaksanakan core business sehubungan
dengan asset tersebut? Misalnya, asset yang
dialihkan adalah kilang minyak – apakah LPI
diharapkan untuk melaksanakan day-to-day
operations sehubungan dengan kilang minyak
tersebut?
2. Apa contoh kegiatan pengelolaan asset yang
dapat dilakukan oleh LPI?
c. melakukan kerja sama dengan pihak lain
termasuk entitas dana perwalian (trust fund);
3. Apa perbedaannya dengan point (d) dibawah?
Kerjasama dalam bentuk apa? Sehubungan
dengan trust fund, apa peran LPI – apakah
sebagai investor atau sebagai partner?
Didiskusikan lebih lanjut.
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
d. menentukan calon mitra investasi; 4. Apa yang dimaksud dengan “calon mitra
investasi?” Apakah investasi disini sesuai dengan
definisi “Investasi”?
5. Apa contohnya dimana LPI memiliki mitra
investasi? Dalam hal ini, perlu diperjelas juga apa
arti dari kata “mitra” – apakah sekedar counterpart
bisnis atau memang mitra yang sama-sama
menanggung resiko dan keuntungan dari suatu
investasi?
Didiskusikan lebih lanjut.
e. memberikan dan menerima pinjaman;
dan/atau
1. Apabila LPI dapat memberikan pinjaman, maka
apakah perlu dilakukan pengecualian terhadap
UU Perbankan – mengingat ada kemungkinan
LPI melakukan pengumpulan dana masyarakat
dan meminjamkannya ke pihak ketiga.
2. Apabila LPI menerima pinjaman, perlu diperjelas
sehubungan dengan bentuk LPI – karena ini
mempengaruhi tanggung jawab hukum organ-
organnya.
Didiskusikan lebih lanjut. mengenai
legalitas LPI dalam memberikan hutang
kepada pihak ketiga.
Apabila LPI memberikan pinjaman, lebih
baik pinjaman dibatasi hanya dengan
pinjaman yang secured.
f. menatausahakan aset Apa yang dimaksud dengan “menatausahakan asset”?
Apakah maksudnya melakukan restrukturisasi terhadap
asset?
Perlu ditambahkan bentuk kewenangan LPI lainnya,
selama hal tersebut disetujui melalui mekanisme
governance yang sudah diatur.
Pasal 7(2)
Dalam menjalankan kewenangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LPI
dapat melakukan kerja sama dengan pihak
Pasal 7(2) sepertinya tidak menambahkan kewenangan
LPI, karena ini sudah disebutkan di Pasal 7(1), dan hanya
melebarkan maksud dari melakukan kerjasama dengan
pihak ketiga. Pasal ini dapat digabungkan dengan Pasal
7(1)(c)
Pasal ini dapat digabungkan dengan
Pasal 7(1)(c)
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
ketiga termasuk tetapi tidak terbatas pada
mitra investasi, Manajer Investasi, BUMN,
badan atau lembaga pemerintah, dan/atau
entitas lainnya baik di dalam negeri maupun di
luar negeri.
Bab IV mengatur mengenai Struktur
Organisasi – Komen Menyusul karena
sifatnya lebih administratif
Pasal 37 (1)
(1) Aset LPI dapat berasal dari:
a. penyertaan modal negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a;
b. hasil pengembangan usaha dan
pengembangan aset LPI;
c. pemindahtanganan aset negara atau aset
BUMN;
Lihat komen dibawah
d. hibah; dan/atau
e. sumber lain yang sah. Apakah LPI dapat membeli asset? Seharusnya iya,
apabila iya, lebih baik dicantumkan agar tidak masuk
dalam kategori “sumber lain yang sah”.
Apa contoh sumber lain yang sah selain dari yang sudah
disebutkan diatas?
Pasal 37(2)
Aset LPI merupakan milik dan tanggung jawab
LPI.
1. Apabila LPI menjadi pemiliki asset, maka
bagaimana dengan pelaksanaan pengoperasian
asset tersebut?
2. Apakah asset disini juga dimaksud degan ekuitas
pada perusahaan?
Untuk didiskusikan lebih lanjut
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
Pasal 38(1)
Pemindahtanganan aset negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) huruf c tidak
termasuk aset yang merupakan:
a. pengelolaan cabang produksi yang penting
dan menguasai hajat hidup orang banyak;
dan/atau
Apa saja yang masuk dalam deifinisi cabang produksi
yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak?
b. pengelolaan bumi, air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya.
Pasal 38(2)
LPI dapat bekerjasama dengan Pemerintah
Pusat untuk optimalisasi aset negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui
kuasa kelola dan/atau bentuk kerjasama
lainnya tanpa melalui pemindahtanganan aset
dengan tetap mengacu kepada ketentuan
peraturan perundangundangan.
1. Apakah terbatas pada Pemerintah Pusat saja?
Memungkinkan untuk dikembangkan menjadi
asset pemerintah daerah?
2. Dalam hal LPI bertindak selaku kuasa kelola,
apakah dengan demikian kewajiban operasional
terletak pada LPI? Apakah LPI, selaku investment
arm memiliki kemampuan sejauh itu?
3. Apakah mekanisme kuasa kelola? Apakah LPI
akan mendapatkan fee atas pelaksanaak kuasa
kelola tersebut?
4. Apa contoh asset yang dapat dikuasa kelolakan
oleh LPI selai dari asset yang dikecualikan dan
how does it fit into the entire SWF structure and
its goals?
Pasal 39(1)
Apa yang dimaksud dengan meningkatkan nilai asset?
Diperjelas agar pemahamannya tepat.
Didiskusikan lebih lanjut
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
Dalam rangka meningkatkan nilai aset, LPI
dapat bekerja sama dengan pihak ketiga.
Pasal 39(2)
Dalam melakukan kerja sama dengan pihak
ketiga, LPI mempertimbangkan reputasi baik,
kemampuan keuangan dan/atau keahlian
pihak ketiga calon mitra kerja sama.
Hal ini seharusnya diatur secara lebih mendetail
mengenai kriteria pihak ketiga yang dapat melakukan
kerja sama dengan LPI. Harus juga mempertimbangkan
hubungan internasional dan pengenaan sanksi-sanksi
internasional terhadap suatu negara atau badan tertentu.
Apa perbedaan antara pasal mengenai tugas dan fungsi
LPI?
Pasal 39(3)
Kerja sama dengan pihak ketiga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan:
a. memberikan atau menerima kuasa kelola; Dalam hal LPI menerima kuasa kelola, apakah artinya LPI
melaksanakan kegiatan operasional atas asset tersebut?
b. membentuk perusahaan patungan; atau
c. bentuk kerja sama lainnya.
Pasal 39(4)
Kerja sama melalui kuasa kelola sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a dilakukan
dengan penyerahan pengelolaan aset yang
diperjanjikan kepada pihak ketiga melalui
pemberian kuasa.
Pasal 39(5)
Sebagai pemilik saham mayoritas, maka partisipasi
modalnya juga menjadi mayoritas, kecuali LPI bisa
mendapatkan nilai investasi per saham yang lebih murah
Ketentuan bahwa LPI memiliki porsi
saham terbesar dalam perusahaan
minyak dan gas bumi dan air
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
Dalam kerja sama melalui pembentukan
perusahaan patungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf b, LPI harus memiliki porsi
kepemilikan mayoritas dan menjadi penentu di
dalam pengambilan keputusan apabila
perusahaan patungan bergerak di sektor dan
jenis usaha:
dibandingkan pemegang saham lainnya. Hal ini
berpotensi menyulitkan LPI terutama sehubungan dengan
industry migas, dimana diperlukan biaya tinggi dengan
resiko yang besar.
1. Apa dasar disyaratkannya kepemilikan mayoritas
– padahal untuk menjadi pemegang saham
penentu, tidak perlu menjadi mayoritas?
.
2. Apa artinya pemegang saham penentu? Apakah
harus menjadi satu-satunya pemegang saham
penentu? Memungkinkan sekali dalam suatu
perusahaan terdapat beberapa pemegang saham
dengan hak voting yang lebih besar dibandingkan
pemegang saham lain.
3. Keputusan sehubungan dengan apa? Ada
banyak kemungkinan layer keputuzan tergantung
dari tipe reserved mattersnya.
kota/kabupaten dapat berimbas pada
kebutuhan dana bagi LPI yang besar.
Investasinya menjadi investasi sector
khusus, dimana LPI akan disibukkan
dengan menjalankan kegiatan usaha
day-to-day layaknya pemegang saham
mayoritas pada umumnya.
a. distribusi air minum satu-satunya di kota
atau kabupaten; atau
b. pertambangan minyak dan gas dalam
negeri.
Pasal 39(6)
Dalam hal kerja sama dilakukan dengan
membentuk perusahaan patungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b,
aset LPI dapat dipindahtangankan untuk
dijadikan penyertaan modal dalam
perusahaan patungan.
Perlu diperhatikan apabila asset LPI merupakan asset
yang sebelumnya milik negara/BUMN. Apakah ini artinya
asset negara/BUMN dapat dialihkan menjadi asset JV
melalui mekanisme ini?
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
Pasal 40(1)
LPI dapat memberi atau menerima pinjaman.
1. Apabila LPI dapat memberikan pinjaman, maka
apakah perlu dilakukan pengecualian terhadap
UU Perbankan – mengingat ada kemungkinan
LPI melakukan pengumpulan dana masyarakat
dan meminjamkannya ke pihak ketiga.
2. Bagaimana dengan mekanisme persetujuannya?
3. Apa sebenarnya struktur SWF yang hendak
dipilih? Apabila LPI dapat melakukan pinjaman,
lalu bagaimana apabila LPI default? Apakah itu
berarti keseluruhan SWF juga default?
4. Dalam hal LPI memberikan pinjaman, perlu
disebut bahwa pinjaman harus dalam bentuk
secured lending, dan mengatur mengenai
ketentuan minimum dalam perjanjian pemberian
hutang tersebut – seperti misalnya jursidiksi
penyelesaian sengketa, hukum yang mengatur,
banker’s clause bagi LPI, dsb.
5. Kemudian, bagaimana mekanisme
persetujuannya?
Lebih baik LPI tidak perlu berhutang,
melainkan hutang dilakukan oleh anak
perusahaan LPI (dalam hal LPI
merupakan suatu perseroan)
Pasal 40(2)
Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat berupa fasilitas kredit, surat hutang,
atau instrumen pinjaman lainnya.
Kembali pada pertanyaan mengenai struktur LPI – apabila
LPI mengeluarkan surat hutang, apakah Kemudian,
bagaimana mekanisme persetujuannya?
Pasal 40(3)
Perlu diperhatikan dalam hal terjadi eksekusi terhadap
asset tersebut – terutama bagi asset yang bersumber dari
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
Dalam rangka menerima pinjaman, LPI dapat
menjaminkan asetnya.
milik negara atau BUMN. Kemudian, bagaimana
mekanisme persetujuannya?
Pasal 40(6)
LPI dapat memberi penjaminan kepada
perusahaan patungan LPI untuk menerima
pinjaman.
1. Istilah yang digunakan kurang tepat – LPI bukan
memberikan jaminan kepada JV, melainkan
bertindak sebagai guarantor/borgtocht;
2. Apa syarat bagi suatu JV untuk bisa mendapatkan
parent company guarantee dari LPI? Kemudian,
bagaimana mekanisme persetujuannya?
Pasal 43 (1)
Dalam melakukan pengelolaan aset, LPI dapat
berinvestasi dengan mendirikan Dana
Kelolaan Investasi (Fund) atau berpartisipasi
dalam Dana Kelolaan Investasi (Fund) yang
didirikan oleh pihak ketiga.
Apabila Fund didirikan di luar negeri, bagaimana dengan
aspek perjapakan Indonesia – terutama terkait dengan
capital gains tax, dividend tax dan transfer tax?
Pasal 43(4)
Status hukum dan bentuk Dana Kelolaan
Investasi (Fund) dapat berbentuk perusahaan
patungan, reksadana atau kontrak investasi
kolektif maupun bentuk lainnya baik berbadan
hukum Indonesia maupun berbadan hukum
asing.
1. Apakah reksadana atau kontrak investasi kolektif
merupakan badan hukum?
2. Apa yang dimaksud dengan status hukum?
Pasal 52 (6)
1. Bagaimana mekanisme penambahan modal?
Apakah sama dengan mekanisme penyetoran
modal?
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
Dalam hal akumulasi kerugian LPI mencapai
50% (lima puluh persen) dari modal awal,
Pemerintah dapat menambah modal LPI.
2. Apa yang dimaksud dengan “akumulasi
kerugian”? Apakah akumulasi dalam 1 tahun?
Pasal 56(1)
Aset negara dan aset BUMN dapat
dipindahtangankan kepada LPI.
Bagaimana mekanisme pegalihan asset negara kepada
LPI? Kemudian setelah dialihkan, apakah LPI menjadi
operator atas asset tersebut?
Pasal 56(2)
Aset BUMN yang dipindahtangankan kepada
LPI sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan persetujuan LPI dapat
dipindahtangankan secara langsung kepada
perusahaan patungan yang dibentuk oleh LPI.
1. Hal ini memungkinkan asset negara/BUMN
dialihkan kepada pihak ketiga melalui mekanisme
JV dengan LPI dan berpotensi mem-bypass
ketentuan mengenai penghapusan atau
pengalihan asset negara dan BUMN. Apakah ini
cara untuk melakukan privatisasi melalui LPI?
2. Apa kriteria JV yang dapat menerima asset
negara/BUMN tesebut?
Pasal 56(3)
Aset BUMN dapat dipindahtangankan kepada
perusahaan patungan yang dibentuk oleh LPI.
Pengulangan dari Pasal 56(2)?
Pasal 57(1)
Aset negara dapat dipindahtangankan menjadi
aset LPI dengan cara penyertaan modal
negara.
Apakah ini berbeda dari cara pengalihan asset negara
sebagaimana diatur dalam Pasal 56(2)?
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
Pasal 57(2)
Pemindahtanganan aset negara menjadi aset
LPI dengan cara penyertaan modal negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dicatat
dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
sebagai penyertaan modal negara kepada LPI.
Apakah asset demikina dapat juga dialihkan oleh LPI
kepada JV?
Pasal 57(3)
Pemindahtanganan aset negara dengan cara
penyertaan modal negara yang berasal dari
konversi piutang negara, dicatat dalam
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagai
penyertaan modal negara kepada LPI
Apabila menerima penyertaan modal dari negara, apakah
ini berarti bahwa LPI menurpaka BUMN? Apa yang
membedakan LPI dengan BUMN?
Pasal 57(4)
Aset negara yang dipindahtangankan menjadi
aset LPI sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak dalam sengketa, dan tidak terdapat
kepemilikan atas hak istimewa pihak manapun
kecuali disepakati oleh pemilik hak.
Apa yang dimaksud dengan kepemilikan atas hak
istimewa?
Pasal 58(1)
Aset BUMN dapat dipindahtangankan menjadi
aset LPI dengan cara:
a. jual beli; atau
b. cara lain yang sah.
1. Apa saja bentuk lain pemindahtanganan yang sah?
Apakah hibah?
2. Dalam hal dilakukan jual beli, wajib dilakukan penilaian
nilai asset.
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
Pasal 58(2)
Aset BUMN yang dipindahtangankan menjadi
aset LPI sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak dalam sengketa, tidak sedang dilakukan
sita pidana atau perdata, dan tidak terdapat
kepemilikan atas hak istimewa pihak manapun
kecuali disepakati oleh pemilik hak.
Pasal 59(2)
Dalam pemindahtanganan aset BUMN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LPI
memperoleh hak preferensi.
Apa yang dimaksud dengan hak preferensi?
Pasal 59(4)
Hak preferensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), dengan persetujuan LPI, dapat
dilimpahkan kepada perusahaan patungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 huruf
b untuk melaksanakan pemindahtanganan
aset atas nama LPI.
Apakah ini berarti bahwa JV dapat secara langsung
melakukan pengambilalihan asset BUMN melalui
mekanisme pengalihan “hak istimewa”?
Pasal 60(3)
Aset BUMN yang dipindahtangankan menjadi
aset perusahaan patungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dalam sengketa,
tidak sedang dilakukan sita pidana atau
perdata, dan tidak terdapat kepemilikan atas
hak istimewa pihak manapun kecuali
disepakati oleh pemilik hak.
Pertanyaan sama dengan di atas
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
Pasal 61(1)
LPI melalui perusahaan patungan yang
dibentuk dapat bekerja sama dengan badan
usaha swasta.
Apa maksud dari kerjasama dengan swasta? Lihat komen
dibawah.
Pasal 61(2)
Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dalam bentuk
pemindahtanganan aset.
Mengapa kerja sama antara LPI melalui perusahaan
patungan dengan badan usaha swasta terkesan hanya
berkaitan dengan pemindahtanganan asset? Apakah
pasal 61(1) spesifik mengatur mengenai kerjasama antara
JV LPI dan pihak ketiga sehubungan dengan
pemindahtanganan asset?
Aset siapa yang dipindahtangankan? Apakah maksudnya
asset swasta atau asset negara/BUMN?
Pasal 63(1)
LPI dapat melakukan konversi aset yang
dimiliknya ke dalam bentuk lain.
Apa yang dimaksud dengan “melakukan konversi asset ke
dalam bentuk lain”?
Pasal 64
Pengaturan penyertaan modal negara kepada
BUMN berlaku secara mutatis mutandis bagi
LPI.
Apa yang membedakan LPI dengan BUMN? Apakah ini
berarti bahwa LPI adalah BUMN? Apabila LPI adalah
BUMN, maka governance harus mengikuti ketentuan
UUPT dan UU BUMN.
Pasal 67
Perlu dipertegas mengenai komitmen sustainable
development.
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
LPI memastikan kebijakan investasi
dilaksanakan dengan memperhatikan
tanggung jawab lingkungan dan sosial.
Pasal 71(1)
LPI memberikan bantuan hukum kepada
anggota Dewan Pengawas, anggota Dewan
Direktur, pegawai, mantan anggota Dewan
Pengawas, mantan anggota Dewan Direktur,
dan mantan pegawai LPI atas tuntutan pidana
dan/atau gugatan perdata yang dapat
menimbulkan kewajiban dan/atau akibat
hukum sepanjang keputusan dan/atau
kebijakan yang diambil dilakukan dengan itikad
baik, dan sesuai dengan tugas dan
wewenangnya.
Dalam hal LPI digugat sehubugan dengan Tindakan
korporasi, maka LPI sendiri yang akan digugat dan bukan
organnya. Lain halnya dalam ha terjadi Tindakan pribadi,
seperti misalnya Tindakan criminal. Dalam hal terjadi
tindakan criminal oleh organ LPI, maka sudah pasti
tindakan tersebut tidak diambil dengan itikad baik dan
sesuai tugas dan kewenangannya.
Pasal ini menjadi oxymoron dan cyclical.
Didiskusikan
Pasal 72
Dalam menjalankan tugasnya, LPI dapat
bekerja sama dengan pihak lain baik di dalam
maupun luar negeri.
Apa maksud dari pasal ini yang berbeda dari pasal-pasal
sebelumnya? Bentuk kerja sama yang dimaksud disini
apakah berbeda dari bentuk kerja sama yang sudah
disebutkan sebelumn-sebelumnya?
Pasal 73 (1)
LPI tidak dapat dipailitkan, kecuali dapat
dibuktikan LPI dalam kondisi insolven.
Berdasarkan UU Kepailitan, keadaan insolven bukanlah
syarat diajukan pailit. Apakah UU Kepailitan perlu
dikesampingkan? Dalam hal demikian, apakah PP dapat
mengesampingkan suatu UU yang tatananannya lebih
tinggi?
Apabila LPI di pailitkan, apa yang terjadi dengan asset-
aset lain?
Sesuai saran sebelumnya, lebih baik LPI
selaku holding tidak melakukan
Tindakan-tindakan yang dapat berakibat
pada default sehingga dapat
menimbulkan resiko kepailitan. Hal-hal
tersebut lebih tepat dilakukan oleh anak
perusahaan LPI.
PASAL PERTANYAAN/PERMASALAHAN REKOMENDASI
Bagaimana jika LPI dipailitkan berdasarkan hukum negara
lain? PP ini tidak bisa membatasi keberlakuan hukum
negara lain.