MATERI UAS

9
MATERI UAS PERTEMUAN KE-13 Kode Etik dan Rahasia Bank H Bab 6, 7 , dan 8 Buku referensi: Malayu S.P. Hasibuan, 2011, Dasar-Dasar Perbankan, Bumi Aksara. (MH) Hermansyah, 2013, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media (H) Peter S. Rose, 2005, Commercial Bank Management, McGraw-Hill. (PR)

description

MATERI UAS. PERTEMUAN KE- 1 3 Kode Etik dan Rahasia Bank H Bab 6, 7 , dan 8 Buku referensi : Malayu S.P. Hasibuan , 2011, Dasar-Dasar Perbankan , Bumi Aksara . (MH) Hermansyah , 2013, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media (H) - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of MATERI UAS

Page 1: MATERI UAS

MATERI UAS

PERTEMUAN KE-13 Kode Etik dan Rahasia Bank

H Bab 6, 7 , dan 8

Buku referensi: Malayu S.P. Hasibuan, 2011, Dasar-Dasar Perbankan,

Bumi Aksara. (MH)Hermansyah, 2013, Hukum Perbankan Nasional

Indonesia, Kencana Prenada Media (H)Peter S. Rose, 2005, Commercial Bank Management,

McGraw-Hill. (PR)

Page 2: MATERI UAS

Kode Etik Bankir IndonesiaKode Etik Bankir sebagai alat penuntun profesi berisi nilai-nilai dan norma untuk bertingkah laku secara baik dan pantas yang terdiri dari 9 (sembilan) prinsip yang dapat dijabarkan sebagai beikut :1. Seorang bankir patuh dan taat pada ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.2. Seorang bankir melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi yang bertalian dengan kegiatan banknya.

Page 3: MATERI UAS

Kode Etik Bankir Indonesia

3. Seorang bankir mengindari diri dari persaingan yang tidak sehat.

4. Seorang bankir tidak menyalahi wewenang untuk kepentingan pribadi.

5. Seorang bankir menghindarkan diri dari keterlibatan pengambilan keputusan jika terdapat pertentangan kepentingan.

6. Seorang bankir menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya.

Page 4: MATERI UAS

Kode Etik Bankir Indonesia

7. Seorang bankir memperhitungkan dampak yang merugikan dari setiap kebijakan yang diterapkan banknya terhadap keadaan ekonomi, sosial dan lingkungan.

8. Seorang bankir tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri pribadi maupun keluarganya.

9. Seorang bankir tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya

Page 5: MATERI UAS

Rahasia Bank

Drs. Muhammad Djumhana, S.H. dalam buku Hukum Perbankan di Indonesia menyatakan bahwa ada 2 (dua) teori mengenai rahasia bank, yaitu :

2 TEORI MENGENAI RAHASIA BANK

1.TEORI RAHASIA

BANK YANG BERSIFAT MUTLAK/

ABSOLUTELY THEORY

2. TEORI RAHASIA

BANK YANG BERSIFAT

NISBI/ RELATIF

Page 6: MATERI UAS

Rahasia Bank

1. TEORI RAHASIA BANK YANG BERSIFAT MUTLAK/

ABSOLUTELY THEORY

Menurut teori ini bank berkewajiban

menyimpan rahasia atau keterangan-

keterangan mengenai nasabahnya dalam

keadaan apapun juga baik keadaan biasa

maupun keadaan luar biasa.

Teori ini menonjolkan kepentingan individu, sehingga kepentingan

negara dan masyarakat sering

terabaikan.

Page 7: MATERI UAS

Rahasia Bank

2. TEORI RAHASIA BANK YANG BERSIFAT NISBI/ RELATIF

Menurut teori ini bank diperbolehkan

membuka rahasia atau memberi keterangan

mengenai nasabahnya untuk kepentingan yang mendesak, misalnya untuk

kepentingan negara atau kepentingan

hukum.Teori ini banyak dianut

oleh bank-bank dibanyak negara

termasuk Indonesia. Adanya pengecualian

dalam ketentuan rahasia bank

memungkinkan untuk kepentingan tertentu

suatu badan atau instansi diperbolehkan meminta keterangan

atau data tentang keadaan keuangan nasabah ybs sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku

Page 8: MATERI UAS

Pengecualian Ketentuan Rahasia Bank Menurut UU No.7 Tahun 1992 jo. UU No. 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan

a. Untuk kepentingan perpajakanb. Untuk kepentingan

penyelesaian piutang bank yang telah diserahkan kepada

BUPLN/ PUPNc. Untuk kepentingan peradilan dalam perkara

pidanad. Dalam perkara perdata antara bank dengan nasabah

e. Dalam tukar menukar informasi antar bankf. Atas permintaan,

persetujuan atau kuasa dari nasabah penyimpan atau ahli

warisnya

Page 9: MATERI UAS

Pengecualian terhadap Ketentuan Rahasia Bank di luar UU No.7 Tahun 1992 jo. UU No. 10 Tahun 1998

tentang Perbankan

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diberikan kewenangan dalam membuka rahasia bank. Kewenangan ini didasarkan kepada : Surat Mahkamah Agung No.KMA/694/R.45/XII/2004 Perihal Pertimbangan Hukum atas Pelaksanaan Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dengan ketentuan rahasia bank yang ditandatangani