Materi Penyuluhan Hipertensi

10
Materi Penyuluhan Hipertensi A. Definisi dan Klasifikasi Hipertensi Hipertensi adalah penigkatan tekanan systole yang tingginya tergantung umur individu yang mengalaminya. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stres yang dialami. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2014). Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII (Joint National Committee on the prevention, detection, evaluation and treatment of high blood pressure, yang berpusat di Amerika) (Kemenkes RI 2014) Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah Sistole (mmHg) Tekanan Darah Diastole (mmHg) Normal <120 <80 Prehipertensi 120-139 80-89 Hipertensi Stage 1 140-159 90-99 Hipertensi Stage 2 160 atau >160 100 atau >100

description

penyuluhan hipertensi di masyarakat

Transcript of Materi Penyuluhan Hipertensi

Materi Penyuluhan Hipertensi

A. Definisi dan Klasifikasi HipertensiHipertensi adalah penigkatan tekanan systole yang tingginya tergantung umur individu yang mengalaminya. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stres yang dialami. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2014). Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.

Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII (Joint National Committee on the prevention, detection, evaluation and treatment of high blood pressure, yang berpusat di Amerika) (Kemenkes RI 2014)Klasifikasi Tekanan DarahTekanan Darah Sistole (mmHg)Tekanan Darah Diastole (mmHg)

Normal100

HHipertesi Menurut Kelompok UmurKelompok UsiaNormal (mmHg)Hipertensi (mmHg)

Bayi80/4090/60

Anak7-11 th100/60120/80

Remaja12-17 th115/70130/80

Dewasa20-45 th45-65 th>65 th120-125/75-80135-140/85150/85135/90140/90-160/95160/95

B. Penyebab Hipertensi1) UsiaInsiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia, Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian premature2) Jenis KelaminUmumnya, insiden pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden hipertensi pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih tinggi. prevalensi hipertensi berdasarkan jenis kelamin tahun 2007 maupun tahun 2013 prevalensi hipertensi perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki (Kemenkes RI 2014). Adapun komplikasi dari penyakit hipertensi adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK), GagaI Ginjal, dan Stroke.3) RasHipertens pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih. Akibat penyakit ini, umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya mortalitas pasien pria kulit hitam dengan diastole 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita berkulit putih.4) Pola HidupPengaturan pola hidup yang tidak baik dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Pola makan yang tidak dijaga dapat menyebabkan masalah hipertensi. Makan makanan bersantan, berlemak, asin yang berlebihan secara terus menerus dapat menyebabkan seseorang mengalami hipertensi. Kebiasaan merokok dan mengkonsumsi minuman berkafein seperti kopi, teh, dan lain sebgainya juga merupakan salah satu pola hidup yang tidak baik. Merokok dipandang sebagai faktor risiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri koroner.

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua golonganyaitu:a. Hipertensi Primer atau EsensialHipertensi yang tidak atau belum diketahui penyebabnya (terdapat sekitar 90% - 95% kasus). Penyebab hipertensi primer atau esensial adalah multi faktor, terdiri dari faktor genetik dan lingkungan. Faktor keturunan bersifat poligenik dan terlihat dari adanya riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga. Faktor predisposisi genetik ini dapat berupa sensitifitas terhadap natrium, kepekaan terhadap stress, peningkatan reaktivitas vaskuler (terhadap vasokonstriksi) dan resistensi insulin.b. Hipertensi sekunder atau RenalHipertensi yang disebabkan atau sebagai akibat dari adanya penyakit lain (terdapat sekitar 5% - 10% kasus) penyebabnya antara lain hipertensi akibat penyakit ginjal (hipertensi renal), hipertensi endokrin, kelainan saraf pusat, obat-obat dan lain-lain.

C. PatogenesisPada geriatri patogenesis terjadinya hipertensi usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada dewasa muda. Faktor yang berperan pada geriatric adalah:a. Penurunan kadar rennin karena menurunya jumlah nefron akibat proses menua.b. Peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium.c. Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer yang pada akhirnya akan mengakibatkan hipertensid. Sistolik saja (ISH = Isolated Systolic Hypertension)

D. Tanda dan Gejala HipertensiPeninggian tekanan darah kadang kadang merupakan satu-satunya gejala. Hipertensi tidak memberikan gejala khas, baru setelah beberapa tahun adakalanya pasien merasakan nyeri kepala pagi hari sebelum bangun tidur, nyeri ini biasanya hilang setelah bangun (Tan dan Raharja, 2001). Pada survai hipertensi di Indonesia tercatat berbagai keluhan yang dihubungkan dengan hipertensi seperti pusing, cepat marah, telinga berdenging, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat ditekuk, mudah lelah, sakit kepala, dan mata berkunang-kunang. Gejala lain yang disebabkan oleh komplikasi hipertensi seperti: gangguan penglihatan, gangguan neurologi, gagal jantung dan gangguan fungsi ginjal tidak jarang dijumpai. Timbulnya gejala tersebut merupakan pertanda bahwa tekanan darah perlu segera diturunkan

E. PenatalaksanaanPenatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari X - }) sendok teh (6 gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olahraga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress. Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter keluarga anda. Adapun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi adalah:1) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).2) Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, crackers, Keripik dan makanan keringyangasin).3) Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).4) Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).5) Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).6) Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandunggaram natrium.7) Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

PEDOMAN PENGOBATAN HIPERTENSI MENURUT ES-2007 (European Society of Hypertension ,ESH-2007)Keputusan untuk memulai pengobatan dengan anti hipertensi berdasarkan 2 kriteria yaitu klasifikasi berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik dan level dari risiko kardiovaskuler total seperti yang terlihat pada gambar 1 :Gambar 1 : Inisiasi pengobatan dengan antihipertensi

Tujuan terapi hipertensi menurut ESH-2007:Pada penderita hipertensi tujuan utama pengobatan adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Tekanan darah sebaiknya diturunkan paling sedikit < 140/90 mmHg, boleh diturunkan lebih rendah lagi sesuai dengan tolerabilitas individu. Pada individu dengan diabetes dan golongan risiko tinggi dan sangat tinggi ( pasca infark miokard, stroke, CKD, proteinuria) sebaiknya tekanan darah diturunkan dibawah 130/80 mmHg.Untuk mencapai tekanan darah sistolik < 140 mmHg atau 130 mmHg dianjurkan pemakaian obat anti hipertensi kombinasi dan sebaiknya anti hipertensi diberikan sebelum adanya kerusakan organ target.

Pemilihan obat anti hipertensi :Dalam pemilihan obat anti hipertensi perlu dipertimbangkan selain untuk menurunkan tekanan darah juga dapat mempertahankan tekanan darah secara normal. Pedoman dari ESH-2007 merekomendasikan 5 golongan obat anti hipertensi yaitu diuretic thiazid, calcium antagonist, ACE inhibitors, angiotensin receptor antagonis dan beta blockers; obat-obatan itu dapat secara setara sebagai first-line treatment : initiation and maintenance baik sebagai monoterapi atau kombinasi. ESH-2007 menganjurkan penggunaan beta blockers dan diuretic thiazid sebaiknya tidak diberikan pada individu dengan sindroma metabolik dan risiko tinggi diabetes karena dari penelitian dapat menimbulkan penyakit diabetes. Terapi hipertensi sering memerlukan lebih dari satu macam obat anti hipertensi sehingga perlu dipertimbangkan pemilihan obat sebagai first class sesuai dengan compelling indications dan pemilihan obat kombinasi yang benar seperti terlihat pada gambar 2 :

Gambar 2. Beberapa obat anti hipertensi yang direkomendasikan untuk kondisi tertentu

Pertimbangan dalam pemilihan obat anti hipertensi antara lain :a. Berdasarkan penelitian penurunan tekanan darah serta mempertimbangkan efek samping obatb. Efek obat terhadap faktor risiko kardiovaskuler dalam hubungannya dengan profil individu dengan hipertensic. Adanya kerusakan organ subklinik, penyakit kardiovaskuler klinik, penyakit ginjal atau diabetes menentukan pemilihan obat anti hipertensid. Interaksi obat bila diberikan bersamaan dengan obat lainnyae. Biaya

Daftar PustakaBandiara Ria. 2008. An Update Management Concept in Hypertension. FK UNPAD/RS Dr. Hasan Sadikin Bandung. (http://pustaka.unpad.ac.id)Kemenkes RI. (2014). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. JakartaMiller, C. A. (2012). Nursing for Wellness in Older Adults. 6th Edition. Philadelphia: Lippicontt Williams & Wilkins.