MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

19
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS HUKUM (2012) BY IHDA25 IHDA25.WORDPRESS.COM MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

description

MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN. UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS HUKUM (2012) BY IHDA25 IHDA25.WORDPRESS.COM. HUKUM PERJANJIAN. A. PENGERTIAN PERJANJIAN. B. ASAS-ASAS HK PERJANJIAN. C. SYARAT SAHNYA PERJANJIAN. D. HAPUSNYA PERJANJIAN. E. BENTUK PERJANJIAN. F. STRUKTUR PERJANJIAN. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

Page 1: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS HUKUM (2012)

BY IHDA25

IHDA25.WORDPRESS.COM

MATERI KULIAHHUKUM PERJANJIAN

Page 2: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

HUKUM PERJANJIANA. PENGERTIAN PERJANJIAN

B. ASAS-ASAS HK PERJANJIAN

C. SYARAT SAHNYA PERJANJIAND. HAPUSNYA PERJANJIAN

E. BENTUK PERJANJIAN

F. STRUKTUR PERJANJIAN

G. KELALAIAN/WANPRESTASI

Page 3: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

Menurut Pasal 1313 KUHPerdata:“Perjanjian adalah Perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

terhadap satu orang lain atau lebih”Kemudian timbulah suatu hubungan hukum 

antara dua orang atau lebih yang disebut Perikatan.

Perikatan di dalamya terdapat hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Perjanjian adalah sumber perikatan.

A. PENGERTIAN PERJANJIAN

Page 4: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

Asas Konsensualitas, yaitu bahwa suatu perjanjian dan perikatan yang timbul telah lahir sejak detik tercapainya kesepakatan, selama para pihak dalam perjanjian tidak menentukan lain. Asas ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata mengenai syarat-syarat sahnya perjanjian.

Asas Kebebasan Berkontrak, yaitu bahwa para pihak dalam suatu perjanjian bebas untuk menentukan materi/isi dari perjanjian sepanjang tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan kepatutan. Asas ini tercermin jelas  dalam Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah mengikat sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.

B. ASAS-ASAS HK PERJANJIAN

Page 5: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

Dalam Pasal 1320 KUH Perdata disebutkan 4 syarat, yaitu:

1. Sepakat, mereka yang mengikatkan dirinya, artinya bahwa para pihak yang mengadakan perjanjian itu harus bersepakat atau setuju mengenai perjanjian yang akan diadakan tersebut, tanpa adanya paksaan, kekhilafan dan penipuan.

2. Kecakapan, yaitu bahwa para pihak yang mengadakan perjanjian  harus cakap menurut hukum,  serta berhak dan berwenang melakukan perjanjian.

C. SYARAT SAHNYA PERJANJIAN

Page 6: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

3. Mengenai suatu hal tertentu, hal ini maksudnya adalah bahwa perjanjian tersebut harus mengenai suatu obyek tertentu.

4. Suatu sebab yang halal, yaitu isi dan tujuan suatu perjanjian  haruslah berdasarkan hal-hal yang tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan  ketertiban.

Pada No. 1 dan 2 disebut Syarat Subyektif. Karena mengenai subyek yang melakukan perjanjian.

Pada No. 3 dan 4 disebut Syarat Objektif. Karena mengenai objek dari sebuah perjanjian.

Page 7: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

Apabila syarat subyektif tidak dapat terpenuhi, maka salah satu pihak mempunyai hak untuk meminta supaya perjanjian itu dibatalkan. Pihak yang dapat meminta pembatalan itu, adalah pihak yang tidak cakap atau pihak yang memberikan sepakatnya (perizinannya) secara tidak bebas.

Sedangkan apabila syarat obyektif yang tidak terpenuhi, maka perjanjian itu akan batal demi hukum. Artinya sejak semula tidak pernah dilahirkan suatu perjanjian dan tidak pernah ada suatu perikatan.

Page 8: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

Mengenai kecakapan Pasal 1329 KUH Perdata menyatakan bahwa setiap orang cakap melakukan perbuatan hukum kecuali yang  oleh undang-undang dinyatakan tidak cakap. 

Pasal 1330 KUH Perdata menyebutkan orang-orang yang tidak cakap untuk membuat suatu perjanjian yakni: Orang yang belum dewasa Mereka yang berada di bawah pengampuan. Semua orang yang dilarang oleh Undang-

Undang untuk membuat perjanjian-perjanjian tertentu.

Page 9: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

Hapusnya suatu perjanjian yaitu dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Pembayaran2. Penawaran pembayaran tunai diikuti oleh

penyimpanan atau penitipan uang atau barang pada Panitera Pengadilan Negeri

3. Pembaharuan utang atau novasi4. Perjumpaan utang atau Kompensasi5. Percampuran utang6. Pembebasan utang7. Musnahnya barang yang terutang8. Batal/Pembatalan9. Lewat waktu

D. HAPUSNYA PERJANJIAN

Page 10: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

E. BENTUK PERJANJIANPERJANJIAN

TULISANDI BAWAH TANGAN

(ONDERHANDS)

OTENTIK

LISAN

Page 11: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

AKTA

Akta adalah suatu tulisan yang memang dengan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa dan ditandatangani pihak yang membuatnya.

Berdasarkan ketentuan pasal 1867 KUH Perdata suatu akta dibagi menjadi 2 (dua), antara lain:

a.  Akta Di bawah Tangan (Onderhands)b. Akta Resmi (Otentik).

Page 12: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

a. Akta Di Bawah Tangan (Onderhands)Adalah akta yang dibuat tidak di hadapan

pejabat yang berwenang atau Notaris. Akta ini yang dibuat dan ditandatangani oleh para pihak yang membuatnya. 

Apabila suatu akta di bawah tangan tidak disangkal oleh Para Pihak, maka berarti mereka mengakui dan tidak menyangkal kebenaran apa yang tertulis pada akta di bawah tangan tersebut, sehingga sesuai pasal 1857 KUH Perdata akta di bawah tangan tersebut memperoleh kekuatan pembuktian yang sama dengan suatu Akta Otentik.

Page 13: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

Perjanjian di bawah tangan terdiri dari:(i)     Akta di bawah tangan biasa

(ii)    Akta Waarmerken, adalah suatu akta di bawah tangan

yang dibuat dan ditandatangani oleh para pihak untuk

kemudian didaftarkan pada Notaris, karena hanya

didaftarkan, maka Notaris tidak bertanggungjawab

terhadap materi/isi maupun tanda tangan para pihak

dalam dokumen yang dibuat oleh para pihak.

(iii)  Akta Legalisasi, adalah suatu akta di bawah tangan

yang dibuat oleh para

pihak  namun  penandatanganannya   disaksikan   oleh  atau

di hadapan Notaris. Namun Notaris tidak bertanggungjawab terhadap

materi/isi dokumen melainkan Notaris hanya bertanggungjawab

terhadap tanda tangan para pihak yang bersangkutan dan tanggal

ditandatanganinya dokumen tersebut.

Page 14: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

b. Akta Resmi (Otentik)Akta Otentik ialah akta yang dibuat oleh pejabat

umum yang berwenang yang memuat atau menguraikan secara otentik sesuatu tindakan yang dilakukan atau suatu keadaan yang dilihat atau disaksikan oleh pejabat umum pembuat akta itu.  Pejabat umum yang dimaksud adalah notaris, hakim, juru sita pada suatu pengadilan, pegawai pencatatan sipil, dan sebagainya.

Suatu akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna bagi para pihak beserta seluruh ahli warisnya atau pihak lain yang mendapat hak dari para pihak. Sehingga apabila suatu pihak mengajukan suatu akta otentik, hakim harus menerimanya dan menganggap apa yang dituliskan di dalam akta itu sungguh-sungguh terjadi, sehingga hakim itu tidak boleh memerintahkan penambahan pembuktian lagi.

Page 15: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

Suatu akta otentik harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

(i)     Akta itu harus dibuat oleh atau di hadapan seorang

pejabat umum.(ii)    Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang.(iii)   Pejabat umum oleh atau di hadapan siapa

akta itu dibuat, harus mempunyai wewenang

untuk membuat akta itu.

TABEL PERBEDAAN AKTA OTENTIK DAN AKTA BAWAH TANGAN(KLIK!)

Page 16: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

PERBEDAAN AKTA OTENTIK AKTA BAWAH TANGAN

DEFINISI Akta yang dibuat oleh atau di hadapan Pejabat Umum (a.l. Notaris)

Akta yang dibuat oleh dan ditandatangani para pihak

MATERI PEMBUKTIAN Apa yang tercantum pada isi Akta otentik berlaku sebagai sesuatu yang benar (bukti sempurna), kecuali dapat dibuktikan sebaliknya dengan alat bukti lain.

Apa yang tercantum pada isi akta di bawah tangan (tulisan atau tanda tangannya) dapat merupakan kekuatan bukti yang sempurna selama tidak disangkal oleh pihak-pihak yang menggunakan akta tersebut.

PENGGUNAANNYA Dalam hal tertentu mempunyai kekuatan eksekutorial.

Tidak pernah mempunyai kekuatan eksekutorial.

Page 17: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

Struktur atau kerangka dari suatu perjanjian, pada umumnya terdiri dari:

Judul/KepalaKomparisi yaitu berisi keterangan-keterangan

mengenai para pihak atau atas permintaan siapa perjanjian itu dibuat.

Keterangan pendahuluan dan uraian singkat mengenai maksud dari para pihak atau yang lazim dinamakan “premisse”.

Isi/Batang Tubuh perjanjian itu sendiri, berupa syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dari perjanjian yang disetujui oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Penutup dari Perjanjian.

F. STRUKTUR PERJANJIAN

Page 18: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

Kelalaian atau Wanprestasi adalah apabila salah satu pihak yang mengadakan perjanjian, tidak melakukan apa yang diperjanjikan.

Kelalaian/Wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak dapat berupa empat macam, yaitu:

Tidak melaksanakan isi perjanjian.Melaksanakan isi perjanjian, tetapi tidak

sebagaimana dijanjikan.Terlambat melaksanakan isi perjanjian.Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian

tidak boleh dilakukannya.

G. KELALAIAN/WANPRESTASI

Page 19: MATERI KULIAH HUKUM PERJANJIAN

Semoga Bermanfaat

TERIMA KASIH