Materi Kuliah Epid & Eko Vet di Univ Brawijaya 2013

103
Widagdo Sri Nugroho Laboratorium Epidemiologi Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan UGM untuk Universitas Brawijaya Malang

Transcript of Materi Kuliah Epid & Eko Vet di Univ Brawijaya 2013

Widagdo Sri NugrohoLaboratorium Epidemiologi

Bagian Kesehatan Masyarakat VeterinerFakultas Kedokteran Hewan UGM

untuk Universitas Brawijaya Malang

Dr. drh. Widagdo Sri Nugroho, M.P.

Alamat rumah: Perum Sedan Asri B-4, Sariharjo, Ngaglik, Sleman., Yogyakarta.

Email: [email protected], [email protected]

Web: http://weesnugroho.staf.ugm.ac.id

Sumber Bacaan

Budiharta, S. Kapita Selekta Epidemiologi Veteriner.

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas gadjah Mada.

Martin, S.W., Meek, A.H., Willeberg, P. 1987. Veterinary

Epidemiology Principles and Methods. IOWA State

Univ. Press.

Salman, M.D. 2003. Animal Disease Surveillance And Survey Systems. Methods and Applications. Blackwell

Pub.

Smith, R.D. 2006. Veterinary Clinical Epidemiology.

Taylor&Francis.

Thrusfield, M. 2005. Veterinary Epidemiology. Blackwell Pub.

Dijkhuizen & Morris. 1997. Animal Health Economics, Principles and Application

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Pokok Bahasan

1. Survei dan kajian observasional

2. Besaran sampel dan metode pengambilan sampel

3. Mengidentifikasi asosiasi penyakit dan faktor penyebab

4. Kuesioner untuk mendapat data epidemiologi

5. Analisis data dan pelaporan kajian

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Source of veterinary data

Data collection

Ecology Causal factors

(host, agent, and environtment

Quantitative evaluation

Modelling Study and Surveys

Experimental studies

Clinical trials,

intervention studies

Observational studies Surveys-Longitudinal

Case-control Kohort Cross-sectional

Economic evaluation

Disease control

1. KAJIAN LAPANGAN EPIDEMIOLOGI

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

BAIK HEWAN DALAM POPULASI/SAMPEL DIPERIKSA SATU KALI

DATA YANG DIKUMPULKAN:

* D+ dan D-

* Sifat-sifat hospes, lingkungan, dan agen

TINGKAT YANG DIHITUNG: Prevalensi D+

KELEBIHAN: Murah

KEKURANGAN:

* Hanya menghitung prevalensi

* Hanya baik untuk penyakit kronis

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

SURVAI

KAJIAN LONGITUDINAL

DIMULAI SEPERTI SURVAI – hewan diuji ada/tidaknya penyakit: Prevalensi dihitung

HEWAN YANG SAMA DIIKUTI DAN DIUJI ULANG THD PENYAKIT YANG SAMA

SAMPEL: terencana, n = 4PQ/L2, cara rambang DATA YANG DIKUMPULKAN:

a. berpenyakit atau tidakb. sifat-sifat hospes: umur, kelamin, bangsa dllc. faktor-faktor lingkungan dan agen

PERHITUNGAN TINGKATa. prevalensib. insidensic. untuk menyidik penyebab: semua tingkat dapat dihitung

KELEBIHAN dan KEKURANGAN: * Memberikan efek waktu* mahal, tidak dapat untuk penyakit langka

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

KAJIAN LINTAS SEKSIONAL

MENYIDIK PENYEBAB PENYAKITSAMPEL: terencana, n = 4PQ/L2, cararambang

DATA YANG DIKUMPULKAN:a. berpenyakit atau tidakb. sifat-sifat hospes: umur, kelamin, bangsa dllc. faktor-faktor lingkungan dan agen

PERHITUNGAN TINGKATa. membandingkan sekaligus 2 hal

* Kelompok hewan sakit vs kelompok tidak sakit* Kelompok terdedah vs kelompok tidak terdedah

b. untuk menyidik penyebab: semua tingkat (prevalensi) dapat dihitung PENGUKURAN ASOSIASI: RG DAN RR KELEBIHAN dan KEKURANGAN:

* Murah* hanya menghitung prevalensi* paling baik untuk mengkaji faktor hospes penyebab penyakit

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Kajian Lintas Seksional1. Tujuan: spesifik dan dapat banyak tujuan

2. Tipe data: Binari/dikotomik (prevalensi dan faktor risiko)

3. Populasi dan unit analisis

4. Besaran dan cara pengambilan sampel

5. Data koleksi dan data manajemen

6. Analisis statistik: Prevalensi, signifikansi (χ2), OR, RR

7. Sistem Survelans

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

KAJIAN KASUS-KONTROL

MEMBANDINGKAN KELOMPOK HEWAN SAKIT (KASUS) DAN KELOMPOK KONTROL

SAMPEL: BIASANYA TIDAK TERENCANA, MENGAPA? DATA YANG DIKUMPULKAN:

a. berpenyakit atau tidakb. sifat-sifat hospesc. faktor-faktor lingkungan dan agen

PERHITUNGAN TINGKATa. (F+/D+) = a/(a+c)b. (F+/D-) = b/(b+d)

ASOSIASI: Ratio Ganjil (RG) KELEBIHAN:

a. murah dan cepatb. untuk menyidik wabah karena waktu jadi kendalac. baik untuk penyakit langka

KEKURANGAN: * Tidak menunjukan urutan waktu antara faktor dan penyakit

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

KAJIAN KOHORT

MEMBANDINGKAN KELOMPOK HEWAN TERDEDAH DAN KELOMPOK TIDAK TERHADAP TIMBULNYA PENYAKIT

SAMPEL: Terencana secara rambang populasi terdedah dantidak DATA YANG DIKUMPULKAN:

a. sakit dan tidak sakitpada permulaan tidak boleh ada hewan yang sakit, pada akhir kajiandiperiksa ulang

b. sifat-sifat hospes, lingkungan, dan agen PERHITUNGAN TINGKAT

a. (D+/F+) = a/(a+b)b. (D+/F-) = c/(c+d)c. Insidensi

ASOSIASI: Ratio Ganjil (RG) dan RR KELEBIHAN:

a. memberikan urutan kejadianb. memberikan tingkat insidensi

KEKURANGAN: * Lama dan mahal

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

2. METODE PENGAMBILAN CONTOH

(SAMPLING METHOD)

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

tanpa ranking contoh:- Hereford - Angus

Kualitatif

(kategoris)

Kuantitatif

(Numerik)

Nominal Ordinal Diskrit Kontinues

(Jujuh)

Jenis Data

dengan ranking contoh: - Ringan, sedng,

berat- Sehat, sakit, mati

Bilangan bulatcontoh:- epg- Σ ternak

Semua Bilangan termasuk desimal

Contohsuhu 37,5°Cpanjang badan 150,2

cm

Penggunaan caratertentu

Representatifdengan populasi

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

* Menggunakan data yang telah ada

* Kurang Representatif- Pasar Hewan

- Catatan laboratorium- - Catatan kasus (Poliklinik),

dll

SAMPEL

TERENCANA TIDAK TERENCANA

KEUNTUNGAN METODE SAMPLING

Mengurangi biaya

Lebih cepat

Lebih luas/praktis

Akurasi tinggi jika dilakukanbenar, menghindari bias

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Convienient Sederhana Sistematis Strata TahapanGanda

Klaster

By Jugdement

DATA TERENCANA

Contoh SENSUS

NONRAMBANG RAMBANG

Cara Pengambilan Contoh Non Rambang

1. Convienience

Pengambilan contoh seenaknya

Untuk informasi awal

Tidak representatif dengan keadaan sebenarnya

Bias besar

2. By Judgement

Contoh dipilih begitu saja oleh penyidik

Untuk informasi awal

Bias

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Cara Pengambilan Contoh Terencana

1. Rambang Sederhana

Kerangka sampling: semua bahan/produk diberi nomor

Produk diambil menggunakan generator angka random

Keuntungan sederhana, bias kecil

Kerugian kerangka sampling sulit diperoleh

2. Rambang Sistematis

Produk dipilih pada interval tertentu

n =

Generator angka rambang untuk memilih angka pertama

Keuntungan seperti rambang sederhana

Kerugian tidak dapat untuk populasi besar

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Jumlah seluruh populasi

Besaran contoh

Random Number

10 66 53 13 45 41 18 77 97 10 70 12 36 08 24 76 10 37 01 67 59 45 46 87

74 64 55 13 48 92 56 99 70 39 18 11 76 99 87 46 15 94 22 43 56 15 24 91

18 02 78 59 22 12 77 31 77 08 25 01 96 97 75 26 27 00 31 32 49 31 10 94

97 19 10 79 78 35 10 32 23 35 53 32 69 16 44 21 15 44 04 06 35 81 59 07

50 91 92 01 00 21 74 20 78 13 14 97 80 66 55 71 97 83 98 14 50 00 00 13

73 70 12 12 29 20 01 66 84 45 45 61 13 04 27 96 92 93 06 66 44 03 51 88

66 72 15 57 41 82 13 15 16 39 02 21 67 75 64 21 71 58 86 68 36 32 14 50

10 79 16 94 14 14 27 63 71 03 18 49 48 69 87 61 16 73 72 73 89 89 86 04

81 21 07 60 01 74 74 68 47 94 29 73 90 36 62 86 89 94 43 28 30 13 62 51

73 79 08 78 11 06 44 77 92 76 21 99 07 80 01 36 23 50 33 41 28 69 22 89

50 27 83 26 35 73 57 81 15 55 50 22 97 13 11 74 23 82 82 39 56 47 54 00

42 70 87 50 67 04 48 80 22 91 20 93 20 47 69 19 77 14 52 11 89 12 77 56

13 99 47 30 23 73 90 64 60 34 45 90 47 17 55 50 75 44 07 37 67 86 80 13

72 92 83 11 07 60 99 39 66 48 90 08 08 17 47 52 42 74 93 83 17 39 39 39

60 13 88 18 10 76 55 23 10 54 59 66 69 23 06 98 38 57 53 89 97 90 35 22

23 53 07 75 91 48 74 34 96 90 27 80 68 36 07 11 78 36 09 50 13 74 24 47

09 53 16 47 16 88 30 14 17 33 53 06 05 51 20 73 03 00 30 83 06 00 06 83

61 99 15 33 16 79 83 80 14 20 51 28 41 68 41 48 60 39 44 20 25 93 28 58

19 75 97 23 31 43 37 39 61 17 21 21 28 23 57 07 58 59 33 76 16 58 13 66

42 89 92 39 09 28 49 27 54 04 73 68 94 79 09 79 22 39 65 76 82 60 35 68

41 42 90 11 75 51 54 18 28 60 36 21 59 43 51 86 87 51 12 90 02 19 60 63

66 11 53 82 38 11 32 67 95 91 69 51 43 23 01 48 43 80 84 02 53 10 53 45

11 67 95 97 89 73 58 11 22 74 64 09 90 00 28 10 20 09 24 06 64 69 19 32

65 24 18 74 82 92 70 60 68 34 34 11 10 00 27 65 27 32 36 93 98 66 62 77

Cara Pengambilan Contoh Terencana

3. Rambang Strata

Populasi dikelompokan dalam strata

Tergantung:

* sifat hospes

* sifat lingkungan

* sifat geografis

4. Tahapan ganda

Sampel rambang diterapkan pada unit organisasi, secara proporsional

Sampel unit dipilih pada unit terakhir

Kabupaten

Kecamatan

Desa

RPH/Produsen

Produk/Daging

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Cara Pengambilan Contoh Terencana

Contoh dipilih 2 dari 5 RPH/pedagang

RPH Jumlah Proporsi Nomor

Potongan Relatif

A 1000 20 00 – 19

B 200 4 20 – 23

C 5000 100 24 – 123

D 50 1 124

E 800 16 125 – 140

* Keuntungan kerangka sampling pada unit akhir

* Kekurangan penyimpangan besar untuk memperkecil, besaran sampel perlu diperbesar 5 – 7 kali

5. Klaster

Diambil semua produkdalam kelompok terpilih

Keuntungan dan kerugianseperti tahapan ganda

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Perkiraan kita mengambil sampel dari sebuah populasi sapi

Diambil 5 ekor sapi dari dua peternakan sapi perah dan 5 ekor sapi dari satu peternakan sapi potong.

Peternakan 5 hewan rata-rata

1. Sapi perah 1 0 0 1 1 0,60

2. Sapi perah 1 0 1 1 1 0,80

3. Sapi potong 0 0 0 0 0 0,00

Catatan: 1 = sero positif

0 = sero negatif

P = Prevalensi = rata-rata keseluruhan = 7/15 = 0,467

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Cara pengambilan contoh: 1. Sampel random sederhana = S2 = P (1 – P)

= P Q

Mean: 7/15 = 0,467S2 = P (1 – P) = 0,467 (1 – 0,467) = 0,249S = standar deviasi = 0,249 = 0,499Se = 0,499/ 15 = 0,129

2. Sampel random stratifikasiMean = 0,467 Mean sapi perah = 7/10 = 0,7S2 (sapi perah) = 0,7 x 0,3 = 0,21Mean sapi potong = 0/5 = 0,0S2 (sapi potong) = 0,0 x 1,0 = 0,0Wsapi perah = 10/15 = 0,667Wsapi potong = 5/15 = 0,333Se = (0,6672 x 0,21/10 + 0,3332 x 0,0/5)1/2 = 0,097

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

3. Sampel kluster, sistematik, atau tahapan ganda

Mean = 7/15 = 0,467(0,467 – 0,60)2 + (0,467 – 0,80)2 + (0,467 – 0,0)2

S2 = ----------------------------------------------------------------

3 – 1= 0,129

Se = (0,129/3)1/2 = 0,207

Kesimpulan :Cara pengambilan sampel dengan Se lebih kecil adalah yang cara pengambilan sampel yang lebih baik

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

BESARAN SAMPEL

PERTIMBANGAN: penggunaan sampel

1. Mendeteksi adanya penyakit pada populasi

2. Estimasi aras penyakit pada populasi

3. Menyidik penyebab penyakit

1. Mendeteksi Penyakita. Diperlukan perkiraan:

1) tingkat keyakinan (konfidensi)

2) prevalensi penyakit bila ada

3) jumlah hewan dalam populasi

b. Rumus:

n = [1 – (1 – a)1/D][N – (D – 1)/2]

n: jumlah sampel

a: tingkat konfidensi

N: jumlah populasi

D: jumlah hewan sakit

contoh

Populasi sapi 1000(N), ada yang sakit 10 (D), Jika kita ingin menguji paling sedikit ada 1 ekor yang + dgn tingkat konfidensi 95 %, berapa sampel (n) yang dibutuhkan ?

n = [1 – (1 – 0,95)1/10][1000 – (10 – 1)/2]

= (1-(1-0,95)0,1) (1000-4.5)

= 0.259 x 995.5 = 258(Konf. 99 % = 0,369 x 995.5 = 367)

D = [1 – (1 – a)1/n][N – (n – 1)/2]

Berapa maksimum hewan sakit jika sampelyang diperksa semuanya negatif

Jika dari Populasi ayam 5000(N), diperksa secara rambang 20 sampel semuanya negatif pulorum, berapa maksimum jumlah yg terkena pulorum ?

D= (1-(1-0.95) 1/20) ( 5000- (20-1)/2) = 1-(1-0.95)0.05) (5000-19/2) = 0.139 x 4990,5 = 694

– Prev 694/5000 : 13.9 %

JIka 200 yang dites : prev mak : 1.5 %

pop 1 % 5% 10% 50%

30 29/30 23/27 19/23 5/7

60 57/60 38/47 23/31 5/7

100 95/99 45/59 25/36 5/7

300 189/235 54/78 28/41 5/7

1000 258/367 56/83 28/42 5/7

10000 294/448 59/90 29/43 5/7

Sampel yang dibutuhkan untuk paling sedikit 1 ekor positif padapemeriksaan (konfidensi 95%/99%)

2. Estimasi Aras Penyakit

a. Diperlukan

1) perkiraan aras penyakit

2) galat/penyimpangan perkiraan tersebut

3) tingkat konfidensi

b. Rumus

P: perkiraan aras

Q: 1 – P

L : Galat yang diinginkan

n = 4PQ/L2 …………… 95%

n = 9PQ/L2 …………… 99%

Bila n>10% populasi

n2= 1/n1+ 1/N

1

Contoh perhitungan:

• Prevalensi = 0,2

• Konfidensi = 95 %

• Galat = 5 %

• n = 4PQ/L2

= 4(0,2)(0,8)/(0,5)(0,5)

= 0,64/0,01 = 64

• Populasi misal 150> 10 %

• N2 = 1/(1/n1 + 1/N)

= 1/(1/64 + 1/150)

=

3. Menyidik Penyebab

a. Diperlukan

1) Estimasi akibat dalam kedua kelompok

yang dibandingkan

2) Tingkat konfidensi

a) galat tipe I

b) galat tipe II

b. Rumus

n =

[Z (2PQ)1/2 - Zß (PeQe + PoQo)1/2]2

(Pe – Po)2

Z = harga z galat tipe I (= 1,96) (untuk galat tipe I 5 %)Zß = harga z galat tipe II(= 0,84) (untuk galat tipe II 20 %)Pe = perkiraan akibat untuk kelompok pertama

Qe = 1 - Pe

Po = perkiraan akibat untuk kelompok kedua

Qo = 1 – Po

P = (Pe + Po)/2

Q = 1 - P

3. MENGINDENTIFIKASI ASOSIASI PENYAKIT DAN FAKTOR

PENYEBAB

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Penyakit dan faktor penyebabKemunculan penyakit populasi tidak semata-mata

faktor etiologi semata-mata

Faktor-faktor (determinan) lingkungan (internal daneksternal) berkontribusi terhadap kejadian penyakit

Ingat Postulat Koch vs Postulat Evans!

Hubungan kejadian penyakit dapat dianalisis secarastatistik dan kekuatan asosiasi dapat diukur

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Ringkasan Tabel 2 x 2Penyakit

(+) (-)Terdedah (+) a b a + bfaktor

Tidak Terde- c d c + ddah faktor (-)

a + c b + d n = a +b+c+d

1. Tingkat penyakit pada populasi (True prevalence) = PenyakitTingkat (D+) = (a + c)/n

2. Tingkat faktor pada populasi = Terdedah (apparent prevalence)Tingkat (F+) = (a + b)/n

3. Tingkat penyakit pada kelompok faktor/terdedahTingkat (D+/F+) = a/(a + b)

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

4. Tingkat penyakit pada kelompok tanpa faktor/tidak terdedah

Tingkat (D+/F-) = c/(c + d)

5. Tingkat faktor/terdedah pada kelompok sakit

Tingkat (F+/D+) = a/(a + c)

6. Tingkat faktor/terdedah pada kelompok tidak sakit

Tingkat (F+/D+) = b/(b + d)

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Fasioliasis

+ - Total

Daerah basah 30 5 35

Daerah kering 7 25 32

Total 37 30 67

1. Tingkat penyakit pada populasi (True prevalence) = penyakitTingkat (D+) = (a + c)/n

= 37/67 = 0,55

2. Tingkat faktor pada populasi = TerdedahTingkat (F+) = (a + b)/n

= 35/67 = 0,52

3. Tingkat penyakit pada kelompok faktor/terdedah Tingkat (D+/F+) = a/(a + b)

= 30/35 = 0,86WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

4. Tingkat penyakit pada kelompok tanpa faktor/tidak terdedah

Tingkat (D+/F-) = c/(c + d)= 7/32 = 0,22

5. Tingkat faktor/terdedah pada kelompok sakitTingkat (F+/D+) = a/(a + c)

= 30/37 = 0,81

6. Tingkat faktor/terdedah pada kelompok tanpa sakit

Tingkat (F+/D-) = b/(b + d)= 5/30 = 0,17

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Pengukuran Asosiasi/Hubungan:

1. Suatu faktor berasosiasi dengan kejadian penyakit, apabila:a. Faktor terdapat lebih sering pada

hewan sakit daripada yang tidakb. tingkat penyakit lebih tinggi pada

kelompok terdedah daripada yang tidak

2. Pengukuran asosiasi statistik: 2

[ | (axd)-(bxc) | - 0,5 n] 2 x n2 = -------------------------------------

(a+b)x(c+d)x(a+c)x(b+d)

2 tabel = 3,84 ( = 0,05, df = 1)WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

3. Pengukuran asosiasi epidemiologik

a. Resiko Relatif (RR)

tingkat (D+/F+) a/(a+b)RR = -------------------- = ---------

tingkat (D+/F-) c/(c+d)

b. Odds Ratio (OR)/Ratio Ganjil (RG)a x d a/b a d

OR/RG = ------ ----- = -- x --b x c c/d b c

4. Effek

- Attributable rate (AR)

- Attributable fraction (AF)

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Attributable Rate (AR) Juga disebut Attributable risk Insidensi penyakit yang terkait dengan pendedahan Tingkat (rate) penyakit yang dalam kelompok

terdedah dukurangi tingkat dalam kelompok takterdedah

Tambahan resiko tambahan/tambahan penyakit yang ada bila terjadi pendedahan pada faktor resiko

Attributable Rate = a/(a+b) – c/(c+d)

AR negatif menunjukkan laju penyakit yang dicegaholeh pendedahan

AR berkisar dari -1 s/d +1

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Attributable Fraction (AF)

Proporsi jumlah sakit yang disebabkan oleh faktorpendedah dalam kelompok terdedah

Attributable Fraction

= {a/(a+b) – c/(c+d)}/{a/(a+b)}

= (RR – 1)/RR

= (OR – 1)/OR (estimasi AF)

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

CONTOH: Fasioliasis

+ - Total

Daerah basah 30 5 35

Daerah kering 7 25 32

Total 37 30 67

[ | (axd)-(bxc) | - 0,5 n] 2 x n [| (30x25) – (5x7) | - 0,5 x 67]2 x 672 = ------------------------------------- = -------------------------------------------------- = 25,03

(a+b)x(c+d)x(a+c)x(b+d) (30+5)x(7+25)x(30+7)x(5+25)

2 tabel = 3,84 ( = 0,05, df = 1)Ho: Tidak ada hubungan kejadian fasioliasis pada daerah basah dan

keringHa: Ada hubungan kejadian fasioliasis pada daerah basah dan

kering

2hitung (25,03) > 2tabel (3,84) Signifikan Ho ditolak atau Ha diterima

Kesimpulan: Ada hubungan kejadian fasioliasis pada daerah basahdan kering

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

30/35RR = ------- = 0,86/0,22 = 3,91

7/32

30 x 25OR = ---------- = 21, 43

5 x 7

AR = 30/35 – 7/32 = 0,86 – 0,22 = 0,64 Interpretasi: 64 % kasus fasioliasis dapat ditimbulkan oleh faktor

daerah basah

AF = (RR-1)/RR= (3,91 – 1)/3,91 = 0,74 = 74 % Interpretasi: Daerah kering mencegah 74 % kasus fasioliasis yang

seharusnya terjadi bila ditempatkan di daerah basah

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Interpretasi:

Risiko (kecepatan) untuk terinfestasi

Fasioliasis pada daerah basah 3,91 lebih besar

daripada daerah kering

Interpretasi :

Kejadian Fasioliasis pada daerah

basah 21,43 x daripada daerah kering

Faktor yang berhubungan dengan penyakit mempunyaitingkat penyakit pada hewan terdedah faktor yang berbedadengan tingkat penyakit yang tidak terdedah faktor

Penyakit Pernafasan

+ -

Bovine respiratory + 140 100

Syncytial virus (BRSV) - 60 100

Tugas saudara mengidentifikasi tingkat signifikansi statistik(asosiasi) dan besarnya kejadian penyakit?

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Latihan (dikerjakan di kelas): Analisis statistik epidemiologik

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

217 83

15 119

VTEC

+ -

Lantai Kotor

Lantai Bersih

VTEC

+ -

209 109

23 92

Air Kotor

Air Bersih

Alat bantu menjaring informasi untuk mendapatkan faktor yang berkaitan dengan Kasus

Dua macam formulir untuk mengumpulkan informasi:

Diisi sendiri oleh responden

Wawancara dengan responden

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Jenis sumber data yang diperoleh melalui formulir:

Data dasar atau data awal, termasuk identitas

Pertanyaan untuk memperoleh informasi

Hasil pemeriksaan

Informasi dari penelitian khusus

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Rancangan daftar pertanyaan Rancang daftar pertanyaan secara terencana

Daftar pertanyaan ditata dengan baik dan jelas, perhatikan latar belakang responden dan pewawancara

Uji lapangan terlebih dahulu daftar pertanyaan

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Aturan membuat daftar pertanyaan

Perlu digunakan formulir tersendiri bagi

pencatatan informasi setiap responden

supaya nalisi menjadi lebih mudah

Semua informasi yang diperlukan harus

ditanyakan secara jelas di dalam formulir

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Aturan membuat daftar pertanyaan

Formulir hasur jelas rancangannya dan

mudah digunakan, setiap bagian perlu

disusun secara berurutan

Formulir harus dirancang dengan baik

dengan baik guna mempermudah

pengolahan dan analisis data

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Pedoman untuk merancang daftar pertanyaan Jangan membuat daftar pertanyaan terlalu panjang

Susun pertanyaan menurut tingkat kesulitannya

Buat kalimat pertanyaan dengan kalimat yang jelasdan sederhana

Pastikan bahwa responden dapat menjawabpertanyaan

Pertanyaan tertutup

Pertanyaan terbuka

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Pengkodean informasi Infomasi/jawaban atas pertanyaan yang disusun

dalam daftar akan mudah dianalisis/diolah dengan melakukan pengkodean

Pengkodean dilakukan dengan memberi angka atau kode untuk informasi tertentu

Misal: nilai 1 untuk jawaban ya

nilai 0 untuk jawaban tidak

Konsisten memberikan kode pada pilihan jawaban yang sama, agar tidak menimbulkan keraguan

Misal: nilai 1 untuk bersih

nilai 2 untuk sedang

nilai 3 untuk kotor

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Uji Coba Kuesioner Untuk mengevaluasi kemampuan kuesioner untuk

menggali informasi yang diharapkan

Uji informal : kepada kolega untuk mengindetifikasi pertanyaan yang kurang tepat, dan atau ambigu dalam draft kuesioner

Uji formal: diujikan pada sekelompok kecil responden (pilot survey), hasil uji tidak digunakan sebagai hasil survei sesungguhnya.

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Validitas dan Realibilitas Kuesioner Penelitian epidemiologi veteriner tidak hanya semata-

mata berkaitan dengan teknis biologik semata tetapi juga aspek sosial

Aspek sosial = mesin/alat uji diagnostik

Validatas dan reliabilitas perlu dipahami untuk mendapatkan informasi yang tepat dan gayut tujuan kajian

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Validitas Ketepatukuran: benar-benar mampu mengukur ciri

atau variable subyek yang dikehendaki

Ketelitian : sensitivitas dan spesifisitas

Unsur:

1. Alat ukur

2. Metode ukur

3. Pengukur

Misal:

• Fraktur tulang paha didagnostik dengan pemeriksaan fisik (valid)

• Pemeriksaan fisik tidak valid untuk mendiagnosis penyebab diabetes

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Reliabilitas Sebuah teknik diagnosis dikatakan reliabel bila

produk uji yang sama/mirip dapat diulang (repeatablity)

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Akurat : reliabel dan valid

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

2

34

56

87

1

Akurasi tinggi=

reliabel dan valid

tinggi

Tidak valid dan

tidak reliabel

Validitas tinggi

dan relialbel

tetapi pada

akurasi yang

rendah

Tidak valid

tetapi reliabel

5. Analisis data dan pelaporan kajian

1. Ringkasan Statistik Menggambarkan kondisi umum populasi dalam

bentuk ringkas. Tipe data kuantitatif: rerata, SD, SE, dll Tipe data kualitatif: Kategoris

2. Analisis Asosiasi Chi squared Odds Ratio Resiko Relative

3. Pemodelan penyakit4. Path Analysis (analisis siagram alir)5. Dll,

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Diskriptif statistik

Distribusi frekuensi

Data jenis unggas dalam suatu populasi

Jenis

unggas

Sampel Jantan Betina

Ayam

Entog

Itik

Burung

Angsa

559

79

108

631

22

59

1

60

631

21

500

78

48

0

1

Tampilkan data di atas agar lebih menarik penyajiannya

No Variabel Identifikasi

1. Penghasilan peternak (INPET) ≤ Rp.500.000 = 77,4% (336/434)

> Rp.500.000 = 22,6% (98/434)

2. Pengalaman beternak sapi (PENGALNAK) Rata-rata = 21,2 tahun

< 20 tahun = 47,7% (207/434)

≥ 20 tahun = 52,3% (227/434)

3. Umur sapi (UMUR) ≤ 2 tahun = 36,6% (159/434)

> 2 tahun = 63,4% (275/434)

4. Jenis kelamin sapi (JEMIN) Jantan = 12,7% (55/434)

Betina = 87,3% (379/434)

5. Status vaksinasi (VAKSIN) Belum = 9,2% (40/434)

Sudah = 90,8% (394/434)

6. Titer (TITER) Protektif (≥200Elisa Unit)= 73,7% (320/434)

Tidak protektif (< 200 Elisa Unit) = 26,3% (114/434)

7. Frekuensi vaksinasi (FREKVAKS) 1 kali = 60,4% (238/394)

2 kali = 39,6% (156/394)

8. Periode pasca vaksinasi (PASVAKS) 0-6 bulan = 34,5% (136/394)

6-12 bulan = 26,4% (104/394)

lebih dari 12 bulan = 39,1% (154/394)

9. Umur sapi pertama kali di vaksin (FIRSTVAKS) 0-6 bulan = 45,9% (181/394)

lebih dari 6 bulan = 54,1% (213/394)

10. Sistem pemeliharaan sapi (SISLIRA) Dilepas tanpa kandang = 5,8% (25/434)

Digembalakan = 53,2% (231/434)

Diikat = 41% (178/434)

Contoh Pelaporan Ringkasan Statistik (Summary statistics)

No VariabelTidak

Protektif Protektif Chi square RG

1 Penghasilan peternak (INPET)

≤ Rp. 500.000,- 89 247 0,04 ns 1,05

> Rp. 500.000,- 25 73

2 Pengalaman beternak sapi (PENGALNAK)

< 20 tahun 57 150 0,33 ns 1,1

≥ 20 tahun 57 170

3 Umur sapi (UMUR)

≤ 2 tahun 73 86 50 ** 4,8

> 2 tahun 41 234

4 Jenis kelamin sapi (JEMIN)

Jantan 28 27 19,75 ** 3,5

Betina 86 293

5 Frekuensi vaksinasi (FREKVAKS)

1 kali 56 182 0,04 ns 0,9

2 kali 38 118

6 Periode pasca vaksinasi (PASVAKS) 3,35 ns

0-6 bulan 36 100 0,78 ns 0,8

6-12 bulan 18 86 3,34 ns 1,7

lebih dari 12 bulan 40 114 0,62 ns 0,8

Contoh Pelaporan Analisis Asosiasi Kekebalan SE dengan Faktor Resiko

Contoh Pelaporan Pemodelan Penyakit

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Logit Pr (Kekebalan protektif SE= 1|x ) = -2,03263 + 1,45601

UMUR + 1,03958 SISLIRA2 + 0,90147 HEVOIR +

0,80138 JEMIN + 0,61015 FREKVAKS + 0,58968

PASVAKS2

Tatalaksana

beternak

Tingkah laku hewan

Kebijakan bibit

Pakan

Deformitas kaki

perolehan

Keadaan

Predisposisi warisan

Ulcer telapak kaki

Disain kandang

Diagram Alir Kejadian Ulcer Telapak Kaki Sapi Perah (David, 1989)

Contoh Pelaporan Analisis Diagram Alir (path analysis)

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, S.U., M.Sc.

Dr. drh. Widagdo Sri Nugroho, M.P.

Lab. Epidemiologi

Bag. Kesmavet FKH UGM

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Ekonomi VeterinerEkonomi konvensional

Ekonomi mikro

Mempelajari perilaku produsen dan konsumen scr individual

Menekankan pd asas produksi dan konsumsi barang terkait

Ekonomi makro

Ekonomi secara keseluruhan

Masalah pendapatan nasional, tabungan , investasi dll

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Ekonomi Pembangunan

Cabang ilmu ekonomi yang berkaitan dgn masalah khusus yang dihadapi oleh negera berkembang spt :

Pengendalian harga

Subsidi

Pajak

Penyaluran dana investasi

Memecahkan taraf hidup masyarakat

dll

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Penerapan prinsip ekonomi untuk pengambilan keputusan

Social benefit cost analysis (analisis kurbanan-manfaat) al :

Project apprasial (kajian proyek) Sebelum proyek berjalan (ex-ante analysis)

Setelah proyek berjalan (ex-post analysis)

Project evaluation (evaluasi proyek)

Budgeting (penganggaran) dan akuntansi

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Penerapan ekonomi pada kebijakan pengendalian penyakit dan program keswan

1. Teori ekonomi tentang perilaku produsen dan konsumen

2. Aspek ekonomi dan sistem keswan dengan mengumpulkan informasi yang gayut, penggunaan teori ekonomi untuk menganalisis interaksi antara produsen dan konsumen yi:a. Mengamati - apa yang dihasilkanb. Biaya yang diperlukan dll

3. Mengetahui karakteristik sistem produksi dan interaksi antara produsen dan konsumen

4. Teknik analisis ekonomi untuk menentukan peringkat dan membandingkan program dengan program yang lain

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Walaupun demikian keputusantidak hanyamempertimbangkan ekonomisaja tetapi juga perlu kajianspesialis sperti drh, sarjanapeternakan, ahli sosiologi, ahlimanajemen dll

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Penentuan harga untuk analisis ekonomi

Harga adalah label atau bobotsesuatu yang digunakan dalamekonomi

Ekonomi modern, harga terjadiatas adanya interaksi antarapenawaran (Supply) danpermintaan (demand)

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Keseimbangan penawaran dan permintaan

Harga

Kuantita

Supply

Demand

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Elastisitas Penawaran dan Permintaan Elastisitas penawaran (permintaan atau harga)

adalah perubahan kuantitas barang yangdiminta atau yang ditawarkan akibatperubahan harga barang 1 %

Rumus :

Elast. Penawaran=Eh = :% perubahan permintaan barang

% perubahan harga barang

Bila Eh > 1 dikatakan bahwa permintaan elastisBila Eh < 1 dikatakan bahwa permintaan inelastisBila Eh = 1 dikatakan bahwa elastis tungggal (unitary elsticity)

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Elastisitas pendapatan (penghasilan) adalah persentaseperubahan permintaan akan suatu barang yangdiakibatkan oleh kenaikan pendapatan riel konsumen 1 %

Rumus :

Ep = % perubahan permintaan barang

% perubahan pendapatan riel

Ep positif = barang normalEp negatif = barang inferiorEp < 1 = barang kebutuhan pokokEp > 1 = barang mewah

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Permintaan vaksin pada harga yang berbeda

25 50 75 100

Harga

Cakupan vaksinasi %

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Soal dikerjakan di kelas:1. Permintaan daging sapi pada hari biasa di Yogyakarta +

1500 kg (potongan 20 ekor). Pada hari raya Idul Fitriterjadi kenaikan pemotongan menjadi 26 ekor (1950 kg).Harga daging biasanya juga mengalami kenaikan dari Rp35.000,-/kg menjadi Rp 42.500,-/kg. Berapa elastisitasharga daging sapi di Yogyakarta

2. Para jagal di Yogyakarta umumnya membeli sapi hidupdi peternakan rakyat sekitar DIY. Sapi hidup yang dibelikemudian dipotong, setelah dikurangi biaya tenaga,biaya angkutan, bunga pinjaman dll harga pembeliandaging jatuh Rp 27.500,-/kg pada hari biasa dan Rp30.000,/kg pada hari Raya Idul Fitri. Berapa Elastisitaspendapatan jagal sapi di DIY

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

jawaban

No. 1

% perubahan permintaan daging = (1950 – 1500)/1500

= 450/1500 = 0,3

% perubahan harga barang = (42.5000 – 35.000)/35.000

= 0,2143

Eh = 0,3/0,2143 = 1,39

Eh > 1 Permintaan elastis

No. 2

% perubahan permintaan barang = 0,3

% perubahan pendapatan riel = (35.000 – 27.500)

42.500 – `30.000

= 0,6

Ep = 0,3/0,6 = 0,5Ep positif Barang normalEp < 1 kebutuhan pokok

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Harga Faktor ProduksiSelama ini harga dianalisis sebagai harga barang yang

dibeli secara langsung.

Tiga faktor produksi :

Tenaga kerja Tenaga orang (lokal, regional, atau asing) dibayar dgn upah

Tenaga mesin (traktr, alat panen dll) disewa atau dibeli

Lahan, termasuk sumber daya alam

Kapital

Manajemen atau entrepreneurship, mencakup

pengambilan resiko

Pada faktor produksi berlaku juga hukum penawaran dan

permintaan

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Penganggaran Peternakan Perlu pengetahuan epidemiologi dan

pengendalikan penyakitMengidentifikasi dan mengatasi problem penyakit Bagaimana penyakit mempengaruhi kesejahteraan

petani Menghitung biaya yang kurbanan utk mengatasi

masalah penyakit Cara yang mudah adalah dgn mengukur dampak

penyakit terhadap pendapatan petani Menghitung anggaran usahatani (farm budgeting) dgn

menghitung input dan output

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Membandingkan Input dan Output dlmAnggaran (farm budgeting)

Beri nilai/harga rupiah butir input danoutput. Gunakan harga pasarNilai input dan output diperoleh dari survai

lapangan Jika data tidak tersedia, untuk estimasi

digunakan parameter produktivitas (%).Parameter produktivitas menunjukkan

berapa nilai yang diperlukan untuk satu unit input atau output pada satu periode waktutertentu.

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Identifikasi biaya input Membeli ternak Jumlah ternak yang dibeli x harga

Biaya pakan Jumlah ternak x kebutuhan per ekor/hr x harga

Biaya kesehatan Jumlah ternak sakit x kunjungan drh x biaya/kunj.

Biaya milkcan, tali, bahan bakar, listrik, bunga pinjaman dll Biaya tenaga kerja Jumlah ternak X kebutuhan tenaga kerja/ekor x tarip

tenaga kerja Biaya alat, bangunan, kendaraan Depresiasi (penyusutan) nilai. Harga awal – harga akhir/umur teknis

Nilai ternak awal tahun atau siklus Inventarisasi harga berdasarkan umur, jenis kelamin, Harga berbeda beda

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Identifikasi nilai outputOportunity cost: nilai peluang sehubungan

dengan kegunaannya

Jumlah ternak x % produktif x produksi per ekor x harga

Nilai akhir tahun

Inventarisasi ternak pada akhir tahunseperti awal tahun

Komposisi ternak berubah karena, mati, lahir, jual, beli

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

4 katagori yang perlu diperhatikan

1. Additional return/keuntungan tambahan Kenaikan produksi susu/lt/sapi Kenaikan penjualan pedet

2. Foregone return / tidak jadi mendapatkantambahan Kulit/wool domba yang mati Ambing-satu putting mati

3. Extra cost Tambahan biaya karena kontrol program (mis

ekstra pengobatan cacing)4. Cost no longer Incurred

Penyelamatan biaya pengobatan Penyelamatan kerusakan susu

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Keuntungan bersih = tambahan penghasilan pertahun

= (1 + 4) – ( 2 + 3 )Contoh : kontrol mastitis di AustraliaMastitis turun dr 50 % -> 30 %Asumsi untuk 100 ekor sapi1. Additional returns $17152. Foregone returns $15753. Extra cost $ 1914. Cost no longer incurred $1667Keuntungan : (1715+1667) – (1575-191)

= $ 1616 tambahan penghasilan per thn

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Analisis Gross Margin Paling praktis untuk perhitungan kepentinganMencoba untuk menentukan apakah peternak

mendapat keuntungan karena kenaikan/perbaikankesehatan kawanan

Untuk analisis kemungkinan, menggunakanpartial farm budgeting

Gross margin menggambarkan secara relatif unitproduksi (per sapi, per ha)

Metode untuk menghitung keuntungan suatuusaha

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Hipotesis hubungan antara fixed cost dan variable cost

Output

Income

Fixed cost

viariable cost

Total cost

Break evenpoint (BEP)

Rugi

Untung

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Format umum untuk penghitungan Gross Margin

Harga Invetraris ternak awal

Biaya pembelian ternak+ +

Total harga permulaan dan semua biaya

=

1 23 4

Biaya untuk : Pakan, pemeliharaan , pemasaran, pembibitan, kesehatan dll

Harga Invetraris ternak akhir

Penjualan hewan dan produknya

+ + =

5 6 7 8

Penjualan barang barang yang masih bermanfaat (by product)

Total harga akhir tahun dan semua penjualan

Gross margin = keuntungan kotor : 8 - 4

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Benefit/Cost AnalysisLangkah langkah penghitungan analisis B/C

1. Identifikasi alternatif tindakan dan / atau program kontrol

2. Untuk setiap alternatif -> identifikasi dan hitung benefit dan cost sejalan dengan waktu

Prevalensi

Tanpa vaksinasi

Dengan vaksinasi

Waktu

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

3. Setarakan harga benefit dan cost

Compounding : Menghitung nilai sekarang (present) dengan yang akan datang (Future)

•Berapakah nilai uang yang akan datang (FV) jika sekarang ada PV

FV : PV ( 1 + i)n

FV : Future value

PV : Present value

I : interest rate

N : jumlah tahun berlangsung

PV : 1000

Interest rate(i) : 10 %

Berapa nilai 2 tahun akan datang ?

FV = 1000 ( 1 + 0,1)2

= 1000 x 1.21

= 1210

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Discounting: menghitung nilai yang akan datang (future value),dengan nilai sekarang (present value)

( 1 + r)n

FVPV =

Kalau 5 tahun yang akan datang, gaji dosen Rp. 6.000.000, berapa kah gaji dosen sekarang dgn tingkat reduksi/diskonrate (r ): 10 %.

6.jt/1.61051 :3.7256 jt

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

4. Pilih alternatif A atau B

( Rp Netto Present Value : NPV)

NPV (A): TPV benefit A- TPV cost A

NPV (B): TPV benefit B- TPV cost B

NPV positif untung, NPV negatif Rugi

B/C analisis: TPV benefit/ TPV cost

B/C rasio > 1 untung

B/C rasio < 1 rugi

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Contoh perhitungan:Bibit yang digunakan jantan kebiri (bakalan steer).

Berat awal + 350 kg, dengan penambahan berat badan 1,0

– 1,5 kg/hari.

Harga bibit Rp 9.500,00/kg hidup dengan lama

penggemukan adalah 100 hari.

Pakan hijauan 50 kg/hari dengan harga Rp 75,00/kg.

Konsentrat 6 kg/hari dengan harga Rp 525/kg.

Berat akhir = 350 kg + (100 hari x 1,2 kg) = 470 kg dengan

harga jual Rp 10.000,00/kg.

Pupuk yag dihasilkan 100 kg harga Rp. 500/kg

1. Berapa keuntungan kalau dihitung dengan gross margin?

2. Apakah usaha penggemukan tersebut untung atau rugi?

analisis rasio B/C bila bunga bank 10% per tahun

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Biaya (input) Penerimaan (output)

1. Beli bibit 350 kg x Rp 9500,- Rp 3.325.000,-

2. Rumput 50 kg x100 hr x Rp 75,- Rp 375.000,-

3. Konsentrat 6 kgx100 hrxRp525,-Rp 315.000,-

4. Pekerja 100 hr x Rp 1000,- Rp 100.000,-

5. Supervisi 100 hr x Rp 1.500 Rp 150.000,-

6. Sewa kandang 100 hr x Rp 500,- Rp 50,000,-

1. Penjualan 470kgxRp 10.000,-Rp 4700.000,-

2. Pupuk 100 kg x Rp 500,- Rp 50.000,-

Total Rp 4.135.000,- Total Rp 4.750.000,-

Tabel 1. Anggaran usaha penggemukan sapi potong

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

TPV

TPV cost = ----------

(1 + r)n

4.135.000 4.135.000

= -------------------- = -------------- = 4.030.214,42

(1 + 0,10)100/365 1,026

TPV

TPV benefit = ----------

(1 + r)n

4.750.000 4.750.000

= -------------------- = -------------- = 4.629.629,63

(1 + 0,10)100/365 1,026

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

NPV = TPV benefit – TPV cost

= 4.629.629,63 –4.030.214,42 = 599.415,21

Keuntungan usaha penggemukan tersebut = Rp

599.415,21

TPV benefit 4.629.629,63

B/C ratio = ----------------- = ------------------ = 1,15

TPV cost 4.030.214,42

B/C ratio > 1 untung

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Year Discount

factor

Undiscounted

Costs Benefits

Discounted

Costs Benefits

1

2

3

4

0,95a

0,91

0,86

0,82

27. 0

15. 10

10. 20

0 25

25,7b 0,0

13,7 9,1

8,6 17,2

0,0 20,5

Total 52 55 48,0 46,8

a 0,95 = 1/(1 + 5/100)1

b 25,7 = 0,95 x 27

Contoh yang lain, pendekatan cost-benefit untuk suatu

program vaksinasi.

WS Nugroho/Epid S1/untuk FKH UBM

Perhitungan dalam juta (1.000.000) dan

bunga/tahun 5 %.

NPV dari program ini turun $ 46,8 - $ 48,0 = $- 1,2

juta.

B/C ratio adalah 0,975 (46,8/48,0), sedikit di

bawah dari nilai batas minimum = 1.