Materi Inisiasi Ke-2 Isu Kebijakan Publik
Click here to load reader
-
Upload
nathan-williams -
Category
Documents
-
view
413 -
download
4
Transcript of Materi Inisiasi Ke-2 Isu Kebijakan Publik
Modul 2
Isu Kebijakan Publik
Drs. Suharno, M.Si. Milwan, S.Sos., M.Si.
emahaman atas isu kebijakan dalam proses pembuatan kebijakan
memiliki urgensi yang sangat tinggi. Karena proses pembuatan
kebijakan publik di segala sistem politik pada umumnya berawal dari adanya
kesadaran terhadap adanya suatu masalah atau isu tertentu. Walaupun perlu
juga dipahami bahwa proses masuknya isu menjadi agenda kebijakan pada
hakikatnya merupakan suatu proses yang “berdosis politik” sangat tinggi.
Proses tersebut terkait erat dengan distribusi kekuasaan riil di suatu negara,
organisasi-organisasi atau masyarakat secara keseluruhan. Mengingat hal
tersebut, menjadi sangat penting pembahasan mengenai makna isu kebijakan,
urgensi isu kebijakan publik, kriteria sebuah isu dapat menjadi agenda
kebijakan publik, dan tipologi isu-isu kebijakan pada modul ini.
Dalam Modul 2 ini, Anda akan diperkenalkan bagaimana cara
memahami makna isu kebijakan publik, mengetahui urgensinya, menjelaskan
kriteria-kriteria agar sebuah isu dapat menjadi kebijakan publik, dan tipe-tipe
kebijakan publik.
Setelah mempelajari modul ini dengan baik, kompetensi umum yang
harus Anda kuasai, yaitu mampu menjelaskan isu kebijakan publik.
Sedangkan kompetensi khusus yang harus Anda kuasai setelah mempelajari
modul ini, yaitu mampu:
1. menjelaskan makna isu kebijakan publik;
2. menjelaskan urgensi isu kebijakan publik;
3. mendeskripsikan kriteria isu yang dapat menjadi agenda kebijakan
publik;
4. mendeskripsikan tipologi isu-isu kebijakan publik.
P
PENDAHULUAN
2.2 Kebijakan Pemerintah
Ruang lingkup materi modul ini meliputi:
1. makna isu kebijakan publik;
2. urgensi isu kebijakan publik;
3. kriteria isu sehingga dapat menjadi kebijakan publik;
4. tipologi isu kebijakan publik.
Petunjuk Belajar
Agar Anda memahami isi modul ini dengan baik, perhatikanlah petunjuk
berikut.
1. Bacalah keseluruhan isi bahasan dalam kegiatan belajar ini secara
menyeluruh terlebih dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian
mempelajari bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu
berilah tanda khusus pada bagian yang Anda anggap penting.
3. Apabila ada bagian yang tidak atau kurang Anda mengerti maka berilah
tanda lain lagi dan catat dalam buku catatan Anda untuk dapat Anda
tanyakan pada waktu ada tutorial tatap muka.
4. Setelah Anda mempelajari dengan hati-hati setiap bagian dari modul ini,
cobalah lakukan evaluasi sendiri hasil belajar Anda dengan cara
membuat pertanyaan sendiri dan berusaha menjawabnya sendiri,
sehingga Anda merasa yakin bahwa Anda sekarang telah memahami
masalah isu kebijakan.
5. Buatlah kesimpulan dalam kata-kata Anda sendiri dari ke seluruh bahan
yang Anda baca dalam modul ini.
6. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia.
IPEM4538/MODUL 2 2.3
Kegiatan Belajar 1
Makna Isu dan Urgensi Isu Kebijakan Publik
A. MAKNA ISU KEBIJAKAN
Makna yang terkandung dalam terminologi isu untuk lingkup analisis
kebijakan publik (public policy analysis) berbeda dengan apa yang umumnya
dipahami orang awam dalam perbincangan sehari-hari. Pemahaman isu pada
percakapan keseharian sering disalahkaprahkan dan tidak jarang dikenakan
pada suatu peristiwa yang berkonotasi negatif. Makna “isu” sering
diidentikkan dengan “kabar burung”, misalnya Si Fulan diciduk polisi ketika
mengikuti acara pernikahan di kampungnya. Dalam kajian ini, isu bukanlah
dalam makna yang berkonotasi dengan peristiwa-peristiwa negatif, sepele
atau amat disederhanakan. Oleh karena itu, langkah pertama-tama yang perlu
dilakukan adalah meluruskan permaknaan isu tersebut.
Walaupun juga perlu diakui bahwa di pelbagai literatur, istilah isu
tersebut sering tidak dirumuskan secara jelas, namun sebagai suatu technical
term utamanya dalam konteks kebijakan publik, muatan maknanya lebih
kurang sama dengan apa yang sering disebut sebagai “masalah kebijakan”
(policy problem). Dalam analisis kebijakan publik, konsep ini menempati
posisi sentral. Hal ini terjadi barangkali ada kaitannya dengan fakta, bahwa
proses pembuatan kebijakan publik apapun pada umumnya berawal dari
adanya awareness of a problem (kesadaran akan adanya masalah tertentu).
Di sisi lain, awal dimulainya proses pembuatan kebijakan publik juga
dapat berlangsung karena adanya masalah tertentu yang sudah lama dianggap
belum pernah tersentuh atau ditanggulangi melalui suatu kebijakan
pemerintah. Jadi sebetulnya, isu kebijakan (policy issues) secara umum
muncul karena telah terjadi silang pendapat di antara para aktor mengenai
arah tindakan yang telah atau akan ditempuh, atau pertentangan pandangan
mengenai karakter permasalahan itu sendiri.
Suatu kelaziman bahwa isu kebijakan merupakan produk atau fungsi dari
adanya perdebatan baik tentang rumusan, rincian, penjelasan, maupun
penilaian atas suatu masalah tertentu (Hoogwood, 1986). Di sisi lain, isu
bukan hanya mengandung makna adanya masalah atau ancaman, tetapi juga
2.4 Kebijakan Pemerintah
peluang-peluang bagi tindakan positif tertentu dan kecenderungan-
kecenderungan yang dipersepsikan sebagai memiliki nilai potensial yang
signifikan (Hoogwood dan Lewis A, 1986). Dengan pemahaman semacam
itu maka menurut Alford dan Friedland (dalam Solichin Abdul Wahab, 2004)
isu bisa berupa kebijakan-kebijakan alternatif (alternative policies), atau
suatu proses yang dimaksudkan untuk menciptakan kebijakan baru, atau
kesadaran untuk kelompok mengenai kebijakan-kebijakan tertentu yang
dianggap bermanfaat bagi mereka.
Dari hal tersebut di atas dapat dipahami bahwa timbulnya isu kebijakan
publik terutama karena telah terjadi konflik atau “perbedaan persepsional” di
antara para aktor atas suatu situasi problematik yang dihadapi oleh
masyarakat pada suatu waktu tertentu.
Dunn membagi perangkat isu kebijakan secara berurutan yang terdiri
atas isu utama, isu sekunder, isu fungsional, dan isu minor. Berdasarkan
kategori ini, makna penting yang melekat pada suatu isu akan ditentukan oleh
perangkat yang dimiliki. Artinya, makin tinggi status peringkat yang
diberikan atas suatu isu maka pada umumnya makin strategis pula posisinya
secara politis. Sebagai contoh kasus misalnya, antara status peringkat
masalah pergantian pengurus organisasi politik tingkat wilayah kecamatan
merupakan masalah yang dalam perseptif politik cukup ekstrem. Kategorisasi
tersebut di atas hendaknya tidak dipahami secara kaku karena dalam
prakteknya masing-masing peringkat isu tadi bisa jadi timpang tindih, suatu
isu yang semula hanya merupakan isu sekunder, berikutnya dapat berubah
menjadi isu utama.
Dalam suatu kehidupan, baik bermasyarakat maupun bernegara tidak
pernah lepas dari isu. Bahkan dalam masyarakat politik manapun, isu
kebijakan publik tidak pernah akan berhenti, dinamika perkembangannya
menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat, budaya politik, dan
karakter sistem politiknya. Dari waktu ke waktu yang berbeda barangkali
hanyalah daerah kebijakannya (policy area) dan jenis isu yang berkembang.
Semakin kompleks suatu masyarakat akan semakin kompleks masalah yang
dihadapi, dan sudah barang tentu semakin kompleks dan beragam pula isu
kebijakan yang berkembang dan dihadapi. Hanya saja barangkali
penyebabnya, jenis isu kebijakan yang berkembang maupun respon yang
diberikan dalam suatu masyarakat tertentu mungkin berbeda dengan
masyarakat yang lain. Misalnya, jenis isu yang berkembang maupun respon
yang diberikan pada masyarakat Indonesia berbeda dengan jenis isu yang
IPEM4538/MODUL 2 2.5
berkembang dan respon yang diberikan masyarakat Iran. Akan tetapi, di era
sekarang, di mana globalisasi telah merambah ke segala belahan dunia, isu
yang berkembang di suatu masyarakat atau negara bisa merembet ke negara
lain.
B. URGENSI ISU KEBIJAKAN PUBLIK
Sedikitnya ada dua alasan yang dapat digunakan untuk menjelaskan
urgensi isu kebijakan publik ini. Pertama, proses pembuatan kebijakan
publik dari sistem politik manapun umumnya berangkat dari adanya tingkat
kesadaran tertentu atas suatu masalah atau isu tertentu. Kedua, derajat
keterbukaan, yakni tingkat relatif demokratis atau tidaknya suatu sistem
politik, di antaranya dapat diukur dari cara bagaimana mekanisme
mengalirnya isu menjadi agenda kebijakan pemerintah, dan akhirnya menjadi
kebijakan publik.
Dalam kajian ini, yang dimaksud kebijakan publik adalah sebagaimana
yang dikemukan Thomas R. Dye (dalam Budi Winarno, 2005), yakni apapun
yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan. Dalam
pengertian yang dikemukakan Solichin Abdul Wahab, kebijakan publik
dimaksudkan sebagai tindakan (politik) apapun yang diambil oleh pemerintah
(pada semua level) dalam menyikapi sesuatu permasalahan yang terjadi
dalam konteks atau lingkungan sistem politiknya. Dengan pemahaman ini
maka perilaku kebijakan (policy behavior) akan mencakup pula kegagalan
bertindak yang tidak disengaja, dan keputusan yang sengaja untuk tidak
berbuat sesuatu apapun. Agar sebuah isu dapat menjadi kebijakan publik
praktis harus mampu menembus pelbagai pintu akses kekuasaan berupa
saluran-saluran tertentu (birokrasi dan politik) baik formal maupun informal,
yang sekiranya tersedia pada sistem politik tidak jarang menjadi semacam
”arena” atau ajang pertarungan kepentingan politik, baik terselubung atau
terang-terangan (Solichin Abdul Wahab, 2004).
2.6 Kebijakan Pemerintah
1) Bagaimana awal munculnya masalah kebijakan publik?
2) Apa yang menjadi penyebab utama timbulnya isu kebijakan publik?
3) Sebutkan dua alasan yang dapat digunakan untuk menjelaskan urgensi
isu kebijakan publik!
4) Bagaimana pembagian perangkat isu kebijakan menurut Dunn?
5) Apakah kebijakan publik hanya menyangkut apa yang seharusnya
dilakukan oleh Pemerintah? Jika tidak bagaimana seharusnya?
Petunjuk Jawaban Latihan
1) a. Pelajari tentang proses timbulnya kebijakan publik sebagaimana
uraian yang terdapat pada bagian pertama Kegiatan Belajar 1.
b. Pahami bagaimana masalah bisa muncul sebagai masalah kebijakan
publik.
c. Diskusikan hasil rumusan Anda tersebut dengan teman-teman di
sekitar Anda.
2) a. Pelajari materi penyebab utama timbulnya masalah publik
sebagaimana uraian yang terdapat pada bagian kedua Kegiatan
Belajar 1.
b. Pahami bagaimana penyebab-penyebab tersebut terkait dengan
masalah publik.
c. Diskusikan hasil rumusan Anda tersebut dengan teman-teman di
sekitar Anda.
3) a. Pelajari materi urgensi kebijakan publik sebagaimana uraian yang
terdapat pada bagian kedua Kegiatan Belajar 1.
b. Pahami bagaimana masalah kebijakan publik tanpa adanya urgensi
dimaksud.
c. Diskusikan hasil rumusan Anda tersebut dengan teman-teman Anda
untuk menjawab secara jelas latihan ini.
4) a. Pelajari pendapat Dunn sebagaimana uraian yang terdapat pada
bagian kedua Kegiatan Belajar 1.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
IPEM4538/MODUL 2 2.7
b. Pahami pembagian perangkat isu kebijakan sebagaimana
dikemukakan oleh pakar yang lain.
c. Diskusikan hasil rumusan Anda tersebut dengan teman-teman Anda
untuk menjawab secara jelas latihan ini.
5) a. Pelajari kembali materi secara keseluruhan.
b. Pahami bagaimana pengertian isu kebijakan publik.
c. Diskusikan hasil rumusan Anda tersebut dengan teman-teman Anda
untuk menjawab secara jelas latihan ini.
Proses pembuatan kebijakan publik di segala sistem politik
umumnya berawal dari adanya kesadaran terhadap adanya suatu masalah
atau isu tertentu meskipun proses masuknya isu menjadi agenda
kebijakan merupakan suatu proses politik. Makna yang terkandung
dalam terminologi isu untuk lingkup analisis kebijakan publik (public
policy analysis) lebih kurang sama dengan apa yang sering disebut
sebagai “masalah kebijakan” (policy problem) karena proses pembuatan kebijakan publik apapun pada umumnya berawal dari adanya awareness
of a problem (kesadaran akan adanya masalah tertentu). Isu kebijakan
(policy issues) secara umum muncul karena telah terjadi silang pendapat
di antara para aktor mengenai arah tindakan yang telah atau akan
ditempuh, atau pertentangan pandangan mengenai karakter permasalahan
itu sendiri.
Kebijakan publik memperoleh urgensi karena proses pembuatan
kebijakan publik dari sistem politik manapun umumnya berangkat dari
adanya tingkat kesadaran tertentu atas suatu masalah atau isu tertentu,
serta adanya derajat keterbukaan, yakni tingkat relatif demokratis atau
tidaknya suatu sistem politik, di antaranya dapat diukur dari cara
bagaimana mekanisme mengalirnya isu menjadi agenda kebijakan pemerintah, dan akhirnya menjadi kebijakan publik.
RANGKUMAN
2.8 Kebijakan Pemerintah
1) Proses pembuatan kebijakan publik pada umumnya berawal dari ....
A. keinginan kepala pemerintahan
B. adanya kesadaran terhadap adanya suatu masalah atau isu tertentu
C. adanya isu tertentu dalam pemerintahan
D. adanya paksaan atau tekanan dari masyarakat
2) Pembagian perangkat isu kebijakan menurut Dunn, kecuali isu ....
A. utama
B. sekunder C. fungsional
D. alternatif
3) Sebuah isu kebijakan dapat menjadi sebuah kebijakan publik jika ....
A. diakomodasi oleh pemerintah
B. mampu lolos memasuki akses kekuasaan
C. didukung oleh rakyat banyak
D. memiliki arti penting dan strategis
4) Berdasarkan pendapat Thomas R. Dye maka kebijakan publik adalah
segala kegiatan yang .... A. dipilih untuk dilakukan oleh pemerintah
B. seharusnya dilakukan oleh pemerintah
C. dipilih untuk tidak dilakukan oleh pemerintah
D. jawaban A dan C benar
5) Selain terdapatnya kesadaran akan adanya masalah (awareness of a
problem), proses isu publik menjadi kebijakan publik juga dipengaruhi
oleh ....
A. derajat keterbukaan
B. intelektualitas pejabat pemerintah
C. ketersediaan dana
D. dukungan masyarakat
6) Berdasarkan kategorisasi yang diberikan oleh Dunn maka makna penting
yang melekat pada suatu isu akan ditentukan oleh perangkat yang
dimiliki. Hal ini berarti ....
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
IPEM4538/MODUL 2 2.9
A. semakin tinggi peringkat sebuah isu, makin rendah posisinya secara
politis
B. semakin rendah peringkat sebuah isu, makin sulit untuk dirumuskan
menjadi kebijakan publik
C. semakin tinggi peringkat suatu isu semakin besar peran pemerintah
dalam menjadikannya kebijakan publik D. semakin tinggi status peringkat yang diberikan atas suatu isu maka
makin strategis posisinya secara politis
7) Kekuasaan menjadi sangat penting artinya dalam masalah kebijakan
publik karena dalam hubungan dengan proses formulasi kebijakan
publik, kekuasaan berfungsi sebagai ....
A. perumus kebijakan publik
B. implementor/penerap kebijakan publik
C. sasaran kebijakan publik
D. pintu masuk sebuah isu menjadi kebijakan publik
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup < 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar
100%Jumlah Soal
2.10 Kebijakan Pemerintah
Kegiatan Belajar 2
Kriteria Isu dapat Menjadi Agenda Kebijakan dan Tipologi Isu-isu Kebijakan
A. KRITERIA ISU DAPAT MENJADI AGENDA KEBIJAKAN
Dalam realita dan praktek politik sistem politik manapun ternyata tidak
semua isu yang pernah atau sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat
kemudian secara otomatis menjadi kebijakan publik. Di sisi yang lain,
terkadang kita dihadapkan dengan fenomena yang mengejutkan adanya
sejumlah isu tertentu dalam bidang tertentu yang dengan begitu mulus
mendapatkan respon, masuk menjadi agenda kebijakan publik/pemerintah
(public policy agenda) untuk dibicarakan di tingkat kabinet atau parlemen,
bahkan kemudian diambil langkah-langkah konkret terhadapnya.
Di sisi lain, sering terjadi ada sejumlah isu tertentu yang sebenarnya juga
sangat mendasar, tetapi tidak pernah dapat beranjak untuk melewati rambu-
rambu birokrasi dan saluran-saluran politik pembuatan kebijakan. Isu
tersebut hanya sampai pada saluran terbatas infrastruktur politik. Sebagai
contoh untuk kasus isu ini adalah suksesi kepemimpinan nasional pada masa
perintahan Orde Baru. Sebelum reformasi tahun 1998 walaupun isu tersebut
sudah mengemukakan secara sporadis, tidak pernah sampai ke dalam agenda
kebijakan di MPR sebagai lembaga pemilih dan menetapkan kepemimpinan
nasional. Dalam banyak kasus, ada isu-isu kebijakan yang ternyata baru
memperoleh respon positif setelah melalui proses dan tenggang waktu cukup
lama. Jeritan para tenaga honorer agar diperhatikan dalam proses
pengangkatan CPNS baru memperoleh respon akhir-akhir ini di bawah
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, walaupun belum memuaskan.
Pada masa Orde Baru, kasus SDSB (nama lain dari Porkas pada pertengahan
dasawarsa 1970-an) telah diprotes keras oleh masyarakat, baru tahun 1993
dikeluarkan kebijakan penghapusannya. Begitu pula Pilkada langsung yang
telah sejak lama dituntut, tetapi baru tahun 2005 diselenggarakan.
Beberapa kriteria untuk suatu isu kebijakan dapat dijadikan agenda
kebijakan antara lain:
1. isu tersebut telah mencapai titik kritis tertentu, sehingga isu tersebut
praktis tidak lagi diabaikan begitu saja: atau isu tersebut telah
IPEM4538/MODUL 2 2.11
dipersepsikan sebagai suatu ancaman serius yang apabila tidak segera di
atasi justru akan menimbulkan luapan kritis baru yang jauh lebih hebat di
masa datang;
2. isu tersebut telah mencapai tingkat partikularitas tertentu yang dapat
menimbulkan dampak (impact) yang bersifat dramatik;
3. isu tersebut menyangkut emosi tertentu dilihat dari sudut kepentingan
orang banyak, bahkan umat manusia pada umumnya, dan mendapatkan
dukungan berupa liputan media massa yang luas;
4. isu tersebut menjangkau dampak yang amat luas;
5. isu tersebut mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan (legitimasi)
dalam masyarakat;
6. isu tersebut menyangkut suatu persoalan yang ifalie, di mana posisinya
sulit untuk dijelaskan tetapi mudah dirasakan kehadirannya (Hogwood,
Brian W. and Lewis A. Gunn, 1986).
Kredibilitas dan makna ilmiah dari enam kriteria tersebut cukup tinggi,
tetapi hal tersebut janganlah hendaknya dijadikan sebagai resep siap pakai,
melainkan sekedar sebagai semacam kerangka acuan. Dalam banyak kasus
telah banyak bukti bahwa meskipun beberapa persyaratan di atas relatif
terpenuhi, banyak praktek kebijakan di Indonesia ternyata tidak jalan
(Solichin Abdul Wahab, 2004).
B. TIPOLOGI ISU-ISU KEBIJAKAN
Isu kebijakan dapat diklasifikasikan sesuai dengan hierarki dari tipe-
tipenya. Tipe-tipe tersebut adalah sebagai berikut.
1. Isu utama (major issues). Isu ini mencakup yurisdiksi teritorial suatu
negara. Wiliam N. Dunn menandai isu ini secara khusus ditemui pada
tingkat pemerintah tertinggi di dalam atau di antara yurisdiksi/wewenang
federal, bagian, dan lokal. Isu-isu utama secara khusus meliputi
persoalan tentang misi instansi, sifat-sifat, dan tujuan organisasi
pemerintah, seperti Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan, dan
sebagainya.
2. Isu sekunder (secondary issues) adalah isu yang terletak pada tingkat
instansi pelaksana program-program di pemerintahan federal, negara
bagian, dan lokal. Isu ini dapat berisi prioritas-prioritas program dan
2.12 Kebijakan Pemerintah
definisi kelompok-kelompok sasaran dan penerima dampak. Contoh isu
ini ialah isu mengenai bagaimana mendefinisikan kemiskinan keluarga.
3. Isu fungsional (functional issues) ialah isu yang terletak di antara tingkat
program dan proyek, dan memasukkan pertanyaan-pertanyaan seperti
anggaran, keuangan, dan usaha untuk memperolehnya.
4. Isu minor (minor issues) adalah isu-isu yang ditemukan paling sering
pada tingkat proyek-proyek yang spesifik. Isu minor meliputi personal,
staf, keuntungan bekerja, waktu liburan, jam kerja, dan petunjuk
pelaksanaan serta peraturan (William N. Dunn, 2005).
Sumber: William N. Dunn: 2003 hal. 220.
Gambar 2.1.
Hierarki Tipe-tipe Isu Kebijakan Strategis
Sementara itu, Lowi (1972) mengklasifikasikan isu-isu kebijakan
sebagai berikut.
1. Isu kebijakan distributif, yakni distribusi sumber-sumber daya baru.
2. Isu kebijakan redistributif, yakni perubahan distribusi sumber daya yang
sudah ada.
3. Isu kebijakan regulatif, yakni regulasi dan kontrol aktivitas.
4. Isu kebijakan konstituen pembentukan atau reorganisasi motivasi.
IPEM4538/MODUL 2 2.13
1) Sebutkan sedikitnya 4 (empat) kriteria agar sebuah isu dapat diangkat
menjadi sebuah kebijakan publik!
2) Jelaskan sebuah ironi dalam pembuatan kebijakan publik!
3) Apa yang dimaksud dengan isu utama? Berikan contoh!
4) Jelaskan pengertian isu sekunder, fungsional, dan minor!
5) Sebutkan klasifikasi isu kebijakan menurut Lowi!
Petunjuk Jawaban Latihan
1) a. Pelajari tentang kriteria-kriteria isu dapat menjadi kebijakan publik
sebagaimana uraian yang terdapat pada bagian pertama Kegiatan
Belajar 2.
b. Pahami bagaimana kriteria tersebut dapat menjadi syarat sebuah
kebijakan publik.
c. Diskusikan hasil rumusan Anda tersebut dengan teman-teman di
sekitar Anda.
2) a. Pelajari materi kriteria-kriteria isu dapat menjadi kebijakan publik
sebagaimana uraian yang terdapat pada Kegiatan Belajar 2.
b. Pahami mengapa sebuah isu begitu cepat menjadi kebijakan publik
sekalipun kurang mendasar dan mengapa sebuah persoalan
mendasar tidak mudah menjadi kebijakan publik.
c. Diskusikan hasil rumusan Anda tersebut dengan teman-teman di
sekitar Anda.
3) a. Pelajari kembali kategorisasi isu menurut William N. Dunn.
b. Pahami bagaimana kategorisasi isu kebijakan publik dimaksud.
c. Diskusikan hasil rumusan Anda tersebut dengan teman-teman Anda
untuk menjawab secara jelas latihan ini.
4) a. Pelajari kembali pendapat William N. Dunn.
b. Pahami pengertian jenis-jenis isu menurut William N. Dunn.
c. Diskusikan hasil rumusan Anda tersebut dengan teman-teman Anda
untuk menjawab secara jelas latihan ini.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
2.14 Kebijakan Pemerintah
5) a. Pelajari pendapat Lowi mengenai klasifikasi isu kebijakan.
b. Pahami bagaimana klasifikasi isu kebijakan menurut Lowi
dimaksud.
c. Diskusikan hasil rumusan Anda tersebut dengan teman-teman Anda
untuk menjawab secara jelas latihan ini.
Suatu isu kebijakan dapat dijadikan agenda kebijakan antara lain jika isu tersebut telah mencapai titik kritis tertentu, telah mencapai
tingkat partikularitas tertentu yang dapat menimbulkan dampak (impact)
yang bersifat dramatik, menyangkut emosi tertentu dilihat dari sudut
kepentingan orang banyak, mendapatkan dukungan berupa liputan media
massa yang luas, menjangkau dampak yang luas, mempermasalahkan
kekuasaan dan keabsahan (legitimasi) dalam masyarakat, serta
menyangkut suatu persoalan yang fashionable, di mana posisinya sulit
untuk dijelaskan tetapi mudah dirasakan kehadirannya.
1) Menurut Lowi isu-isu kebijakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut,
kecuali ....
A. distributif
B. redistributif
C. regulatif
D. komutatif
2) Isu tertentu tersebut telah mencapai titik kritis sehingga praktis tidak lagi
diabaikan begitu saja serta telah dipersepsikan sebagai suatu ancaman
serius yang apabila segera diatasi justru akan menimbulkan luapan kritis
baru yang jauh lebih besar dan hebat di masa mendatang, adalah
pengertian dari ....
A. isu utama
B. isu kritis
C. isu sekunder
D. kriteria isu kebijakan
RANGKUMAN
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
IPEM4538/MODUL 2 2.15
3) Isu ini merupakan isu pertengahan antara program dan proyek yang
memasukkan hal-hal yang berhubungan dengan anggaran, keuangan, dan
usaha untuk memperolehnya adalah pengertian dari isu ....
A. sekunder
B. fungsional (functional issues)
C. median D. finansial
4) Berikut merupakan isu-isu yang termasuk isu minor (minor issues),
kecuali ....
A. pendapatan dan laba usaha
B. personal dan staf
C. keuntungan bekerja
D. waktu liburan dan jam kerja
5) Isu yang mencakup yurisdiksi teritorial suatu negara merupakan
penjelasan dari isu ....
A. sekunder B. utama
C. fungsional
D. minor
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar
100%Jumlah Soal
2.16 Kebijakan Pemerintah
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1
1) B. Adanya kesadaran terhadap adanya suatu masalah atau isu tertentu.
2) D. Alternatif.
3) B. Mampu lolos memasuki akses kekuasaan.
4) D. Jawaban A dan C benar.
5) A. Derajat keterbukaan.
6) D. Semakin tinggi status peringkat yang diberikan atas suatu isu maka
makin strategis posisinya secara politis.
7) D. Pintu masuk sebuah isu menjadi kebijakan publik.
Tes Formatif 2
1) D. Komutatif.
2) B. Isu kritis.
3) B. Fungsional (functional issues).
4) A. Pendapatan dan laba usaha.
5) B. Utama.
IPEM4538/MODUL 2 2.17
Daftar Pustaka
Dunn, William N. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hoogwood, Brian W., and Lewis A. Gunn. (1986). Policy Analysis For The
Real World. Oxford: Oxford University Press.
Lowi, TJ. (1972). “Four Systems of Policy Politics and Choice”, Public
Administration Review.
Wahab, Solichin Abdul. (2004). Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Winarno, Budi. (2005). Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta:
Media Press.