Materi Hernia

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia inguinalis ini frekuensinya pada jenis kelamin laki-laki lebih tinggi daripada wanita. Karena struktur anatomis dari kanal inguinal pada pria lebih besar, serta aktivitas (khususnya pekerjaan) yang menyebabkan manifestasi peningkatan tekanan intraabdomen memberikan predisposisi besar kondisi hernia inguinalis pada pria. Hernia femoralis hanya sekitar 3% dari keseluruhan hernia abdominal. Frekuensi pada wanita lebih banyak daripada pria. Perbandingannya antara perempuan dan laki- laki yaitu 4:1. Kondisi ini dihubungkan dengan struktur panggul yang lebih luas memberikan predisposisi lebih besar, khususnya wanita lanjut usia akibat penurunan kekuatan ligament. Hernia umbilikalis B. Tujuan 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis, WOC dari hernia inguinalis, femoralis, dan umbilikalis. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan hernia inguinalis, femoralis, dan umbilikalis.

description

hernia

Transcript of Materi Hernia

Page 1: Materi Hernia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hernia inguinalis ini frekuensinya pada jenis kelamin laki-laki lebih tinggi

daripada wanita. Karena struktur anatomis dari kanal inguinal pada pria lebih besar,

serta aktivitas (khususnya pekerjaan) yang menyebabkan manifestasi peningkatan

tekanan intraabdomen memberikan predisposisi besar kondisi hernia inguinalis pada

pria.

Hernia femoralis hanya sekitar 3% dari keseluruhan hernia abdominal.

Frekuensi pada wanita lebih banyak daripada pria. Perbandingannya antara

perempuan dan laki-laki yaitu 4:1. Kondisi ini dihubungkan dengan struktur panggul

yang lebih luas memberikan predisposisi lebih besar, khususnya wanita lanjut usia

akibat penurunan kekuatan ligament.

Hernia umbilikalis

B. Tujuan

1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi,

manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis, WOC dari

hernia inguinalis, femoralis, dan umbilikalis.

2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan

hernia inguinalis, femoralis, dan umbilikalis.

Page 2: Materi Hernia

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Hernia Femoralis

a. Anatomi dan Fisiologi Hernia Femoralis

Kanalis femoralis terletak medial dari vena femoralis di dalam lakuna

vasorum, dorsal dari ligamen inguinalis, tempat vena safena magna bermuara di

dalam vena femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi yang keras dan

tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh ligamen inguinalis, kaudodorsal oleh

pinggir os pubis dari ligamen iliopektineale (ligamen Cooper), sebelah lateral oleh

vena femoralis, dan disebelah medial oleh ligamen lakunare Gimbernati. Hernia

femoralis keluar melalui lakuna vasorum kaudal dari ligamen inguinalis. Keadaan

anatomi ini sering mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis (Sjamsuhidayat,

2005).

b. Pengertian

Hernia femoralis adalah benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis.

Selanjutnya isi hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong

sejajar dengan pembuluh darah balik paha (vena femoralis). Hernia femoralis ini

terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita daripada pria. Ini

mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan secara

bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih

masuk ke dalam kantung.

Page 3: Materi Hernia

c. Etiologi

Predisposisi penyebab terjadinya hernia femoralis sama dengan terjadinya

hernia inguinalis. Hernia inguinalis terletak pada lemahnya dinding akibat defek

congenital yang tidak diketahui. Lemahnya dinding dapat terjadi karena usia

lanjut akibat perubahan stuktur fisik dari dinding rongga. Faktor penyebab lainnya

adalah kehamilan multipara, obesitas dan degenerasi jaringan ikat karena usia

lanjut.

Ada faktor presipitasi yaitu kelemahan struktur aponeurosis dan fascia

tranversa. Pada orang tua karena degenerasi atau atropi tekanan intra abdomen

meningkat, batuk yang kuat / kronis, konstipasi kronis, mengangkat bebab berat,

aktifitas, seperti atlet angkat besi, balap sepeda dan berbagai jenis olahraga

lainnya.

d. Patofisiologi

Hernia femoralis akan berkembang dengan proses waktu, dengan berbagai

aktivitas yang meningkatkan tekanan intraabdomen akan mendorong lemak

preperitoneal ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan

terjadinya hernia. Kurangnya tonus otot abdominal, obesitas, dan kehamilan

multipara juga meningkatkan resiko pada wanita untuk mengalami hernia

femoralis.

Hernia femoralis sekunder dapat terjadi sebagai komplikasi herniorafipada

hernia inguinalis, terutama yang memakai teknik Bassini atau Shouldice yang

menyebabkan fasia transversa dan ligamentum inguinale lebih bergeser ke

ventrokranial sehingga kanalis femoralis lebih luas. Sebagian besar hernia

femoralis berkembang hanya pada satu sisi, tetapi sekitar 15% dari hernia

femoralis bersifat bilateral dan kondisi hernia bilateral cenderung lebih tinggi

untuk terjadi hernia strangulasi, serta sekitar 20% hernia bisa berkembang menjadi

hernia inklarserata (Erickson, 2009).

e. Manifestasi Klinis

Pada hernia femoralis kadang tidak menimbulkan gejala. Tapi ada beberapa

gejala yang sering tampak yaitu:

1. Nampak benjolan di lipat paha bagian atas atau pangkal paha.

2. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit atau nyeri di paha dan

disertai perasaan mual.

Page 4: Materi Hernia

3. Hernia femoralis dapat menyebabkan sakit waktu kencing (dysuria) disertai

hematuria (kencing darah) disamping benjolan di bawah sela paha.

4. Bila pasien mengejan dan disertai batuk maka benjolan hernia akan

bertambah besar.

f. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan yang dilakukan untuk pasien hernia femoralis adalah:

1. Pemeriksaan diameter anulus inguinalis.

2. Pemeriksaan penunjang. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar

gas dalam usus atau obtruksi usus.

3. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan

hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih dan

ketidakseimbangan cairan elektrolit.

g. Komplikasi

1. Hernia berulang.

2. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki.

3. Pendarahan yang berlebihan atau infeksiluka bedah.

4. Luka pada usus.

5. Setelah hernigrafi dapat terjadi hematoma.

6. Postes urin dan feses.

7. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.

8. Strangulasi (penyumbatan aliran darah).

9. Gangguan perfusi jaringan.

h. WOC

Page 5: Materi Hernia

2. Definisi Hernia Inguinalis

a. Definisi

Hernia Inguinalis adalah kondisi prostusi (penonjolan) organ intestinal

masuk ke rongga melalui defek atau bagian dinding yang tipis atau lemah dari

cincin inguinalis. Materi yang masuk lebih sering adalah usus halus, tetapi bisa

juga merupakan suatu jaringan lemak / omentum (Erickson, 2009).

Sebanyak 10% dari populasi mengembangkan beberapa jenis hernia selama

hidup. Sebanyak 50% adalah untuk hernia inguinalis tidak langsung, dimana

pria : wanita memilki rasio 7:1, sementara 25% adalah untuk hernia inguinalis

langsung. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini

berhubungan dengan berbagai aktivitas yang memungkinkan peningkatan tekanan

intraabdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang (Erickson, 2009).

b. Etiologi

1) Faktor Predisposisi

a) Terdapat defek atau kelainan berupa sebagian dinding rongga yang lemah.

Lemahnya dinding dapat terjadi pada usia lanjut akibat perubahan struktur

fisik dari dinding rongga.

b) Umur.

2) Faktor Presipitasi

a) Adanya peningkatan tekanan intraabdomen. Tekanan intraabdominal

umumnya meningkat sebagai akibat dari kehamilan atau kegemukan.

b) Batuk yang kuat, bersin yang kuat, mengedan akibat sembelit juga dapat

meningkatkan tekanan intraabdomen.

Page 6: Materi Hernia

c. Patofisiologi

Defek pada dinding otot mungkin kongenital karena melemahkan jaringan

atau ruang luas pada ligamen inguinal atau dapat disebabkan oleh trauma.

Tekanan intra abdominal paling umum meningkat sebagai akibat dari kehamilan

atau kegemukan. Mengangkat berat juga menyebabkan peningkatan tekanan,

seperti pada batuk dan cidera traumatik karena tekanan tumpul. Bila dua dari

faktor ini ada bersama dengan kelemahan otot, individu akan mengalami hernia.

Hernia inguinalis indirek, hernia ini terjadi melalui cincin inguinal dan

melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumya terjadi pada

pria dari pada wanita.Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat

menjadi sangat besar dan sering turun ke skrotum.

Hernia inguinalis direk, hernia ini melewati dinding abdomen di area

kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis

indirek. Ini lebih umum pada lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap

terjadi pada area yang lemah ini karena efisiensi kongenital.

d. Tanda dan Gejala

Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia.

1) Pada hernia keluhan satu-satunya adalah benjolan dilipat paha yang muncul

pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang setelah

berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di

daerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan

pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong

hernia.

2) Nyeri yang disertai mual atau  muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi

karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau ganggren.

e. Penatalaksanaan

1) Pengobatan operatif merupakan satu – satunya pengobatan hernia inguinalis

yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakan. Untuk

memperoleh keberhasilan maka factor – factor yang menimbulka terjadinya

hernia harus dicari dan diperbaiki (batuk kronik, prostate,tumor, ascites, dll)

dan defek yang ada direkonstruksi dan diaproksimasi tanpa tegangan.

Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari.

Page 7: Materi Hernia

a) Herniotomy, dilakukan untuk membuang kantong hernia sampai ke lehernya,

kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian

direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin kemudian dipotong.

b) Herniorafi : membuang kantong hernia disertai tindakan dedah plastik untuk

memperkuat dinding perut bagian bawah di belakang kanalis inguinalis.

Indikasi pembedahan pada hernia inguinalis, meliputi hal –hal berikut.

1. Penonjolan besar yang mengindikasikan peningkatan risiko hernia

inkarserata atau hernia strangulata

2. Nyeri hebat yang merupakan respon masuknya penonjolan memenuhi kanal

3. Definisi Hernia Umbilikalis

a. Definisi

Hernia umbilikalis adalah suatu penonjolan (prostrusi) ketika isi suatu

organ abdominal masuk ke rongga melalui defek atau bagian dinding yang tipis

dan lemah. Isi yang masuk dapat berupa organ intestinal atau jaringan lemak

abdomen/omentun (Erickson, 2009).

b. Etiologi

Penyebab belum pasti diketahui, tetapi terdapat predisposisi penting dalam

pembentukan hernia umbilikalis. Predisposisi usia terutama setelah kelahiran

dapat menjadi predisposisi terbentuknya hernia umbilikalis. Hernia umbilikalis

pada umum terjadi pada bayi baru lahir, khususnya kelahiran prematur

(Snyder,2007).

Pada orang dewasa, kondisi apa pun yang dapat meningkatkan tekanan

intraabdominal dapat menyebabkan pembentukan hernia umbilikalis. Kondisi

obesitas, mengangkat benda berat, akumulasi cairan abdomen (asites), batuk,

mengejan(berusaha kuat untuk buang air kecil atau buang air besar), penyakit

paru obstruksi kronik (PPOK), atau kehamilan multipara memberikan respons

peningkatan tekanan intraabdominal yang menjadi predisposisi hernia

umbilikalis.

c. Patofisiologi

Hernia umbilikalis yang terjadi pada anak-anak merupakan efek sekunder dari

kegagalan penutupan cincin pusar, tetapi pada orang dewasa yang mengalami hernia

umbilikalis, hanya 1 dari 10 orang dewasa yang memiliki riwayat hernia umbilikalis pada

masa anak-anak. Hernia umbilikalis sering menonjol melalui kelemahan otot daerah

Page 8: Materi Hernia

sekitar pusar. Area ini pada masa perkembangan janin merupakan jalan pasokan

pembuluh darah dari ibu ke janin. Setelah lahir, tali pusar dipotong dan meninggalkan

sisa tempat sebagai pusar. Hernia umbilikalis pada bayi (kongenital) secara fisiologis

akan hilang dengan spontan pada usia 1-2 tahun.

Hernia umbilikalis pada orang dewasa dapat terjadi melalui kanal anterior yang

dibatasi oleh linea alba, posterior oleh fasia umbilikalis, dan rektus lateral. Hernia

umbilikalis dewasa ketika jaringan perhubungan (fasia) dari dinding perut diarea pusar

mengalami kelemahan. Kelemahan ini berlangsung sampai periode beberapa tahun

sampai akhirnya isi perut masuk ke dalam kantung dan membentuk tonjolan di sekitar

umbilikalis. Pada fase awal hernia umbilkalis biasanya kecil dan hanya berisi lemak

omentum. Kemudian isi abdominal (kolon transversus, usus halus, omentum besar)

terdorong ke dalam kantung akibat tekanan intraabdomen, menyebabkan hernia

umbilikalis bisa tumbuh membesar.

Dengan berlanjutnya proses hernia, kondisi hernia inkarserata dengan penjepitan

usus menyebabkan obstruksi intestinal. Apabila suplai darah dari bagian usus yang

terperangkap dalam hernia terganggu (hernia ini disebut dengan hernia stangulasi) dan

usus akan mengalami iskemia lalu nekrosis, serta akan memberikan manifestasi yang

fatal.

d. Pengkajian Penatalaksanaan Medis

1) Konservatif.

Hernia umbilikalis kecil yang mudah didorong kembali kedalam perut (penurunan).

Pada orang dewasa, berat badan normal dapat diawasi dengan ketat, terutama jika

individu mempunyai risiko bedah pembedahan yang tinggi (Katz, 2001).

2) Pembedahan.

Perbaikan hernia umbilikalis direkomendasikan dalam semua orang dewasa lainnya.

Hernia umbilikalis besar sering diperlukan dentgan prosedur Mayo, dengan

menggunakan implan poliuretan untuk memberikan dukungan kepada kantung hernia

didalam perut (Ginsburrg, 2007).

Page 9: Materi Hernia

e. WOC

Aktual/risiko syok hipovolemik

Gangguan gastrointestinal: mua,lmuntah penurunan intake

nutrisi dan cairan

Pasca bedah

Respons psikologis

Prabedah

Nekrosis intestinal

Intervensi bedahKecemasan pemenuhan

informasi

Intervensi bedah relatif Interfensi konservatif

Gangguan suplayi darah ke intestinal yang masuk dalam

kantung hernia

Gangguan vaskularisasi Hernia strangulata

Ketidaknyamanan abdominal

Hernia umbilikalis didapat

Respon keluarga dan psikologis pada bayi atau anak tarhadap

hopitilisasi

Dampak hopitalisasi perubahan peran keluarga akibat perubahan family center gangguan proses bermain

Hernia umbilikalis kongenital

Hernia iresponibel

Masuknya omentum organ intestinal ke kantung

umbilikalis

bayi baru lahir, khususnya kelahiran prematuritas

Kelemahan dinding abdominal Tekanan intra abdominal tinggi

Prostrusi hilang timbul

Hernia responibel

Obstruksi intestinal Ileus

obstruksi

Gangguan pasase Hernia inkarserata

Kerusakan jaringan

pascabedah

Perubahan asupan nutrisi pascabedah

Respon sistemik

pascaprosedur

Port de entree

Risiko ketidakseimban

gan nutrisi kurang dari kebutuhan

Risiko injury

Risiko inveksi

Respons sensitifitas saraf lokal

Ketidaknyamanan abdominal

Nyeri

Resiko ketidak seimbangan cairan tubuh

Page 10: Materi Hernia

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Pengkajian meliputi identitas klien yaitu:

a. Nama lengkap

b. Alamat

c. Tempat tanggal lahir

d. Jenis kelamin

e. Agama

f. Pendidikan, dll

2. Keluhan utama

Keluhan utama yang dirasakan pada pasien hernia femoralis yaitu biasanya

mengeluh adanya benjolan pada lipat paha.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pada riwayat penyakit dahulu yang penting untuk diobservasi adalah ada atau

tidaknya penyakit sistemik, seperti: DM, hipertensi, dan tuberkolosis sehingga

dapat dipertimbangkan sebagai sarana pengkajian preoperatif.

4. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada riwayat penyakit sekarang, keluhan lain yang didapatkan yaitu sesuai dengan

kondisi hernia saat ini.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Pada riwayat keluarga yang pernah mengalami atau menderita penyakit DM,

hipertensi, tuberkolosis sangat beresiko tinggi untuk terkena hernia femoralis.

B. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik yang didapatkan sesuai dengan manifestasi klinik hernia. Pada

pemeriksaan fisik fokus akan didapatkan yaitu:

1. Infeksi : secara umum akan terlihat penonjolan abnormalpada lipat paha. Apabila

tidak terlihat dan terdapat riwayat adanya penonjolan, maka dengan pemeriksaan

sederhana pasien didorong untuk melakukan aktivitas peningkatan intraabdomen,

seperti mengedan untuk menilai adanya penonjolan pada lipat paha.

2. Palpasi : nyeri tekan pada lipat paha dan pada paha atas.

Page 11: Materi Hernia

3. Auskultasi : penurunan bising usus atau tidak ada menandakan gejala obstruksi

intestinal.

Pengkajian diagnostik yang dapat membantu, meliputi pemeriksaan kultur

jaringan untuk mendeteksi adanya adenitas tuberkulosa, foto polos abdomen untuk

mendeteksi adanya udara pada usus untuk mendeteksi adanya ileus, dan CT Scan

untuk mendeteksi adanya hernia.

C. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan dyspneu

2. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipoksia

3. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran

4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tonus otot menurun

5. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan kerja ginjal

6. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake inadekuat

7. Nyeri berhubungan dengan ketidaknyamanan kondisi penyakit.

D. Rencana Keperawatan

1. Gangguan Pola nafas berhubungan dengan dispneu

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pola pernafasan

pasien efektif (reguler)

Kriteria Hasil:

a. Pasien memperlihatkan frekuensim pernafasan yang efektif

b. Pasien adaptif mengatasi faktor-fektor penyebab

Intervensi Rasional

Observasi fungsi pernafasan, catat

RR, dispneu, atau perubahan TTV

Distres pernafasan dan perubahan

pada TTV dapat terjadi sebagai

akibat stress fisiologis dan nyeri

atau dapat menunjukkan

terjadinya syok sehubungan

dengan hipoksia

Page 12: Materi Hernia

Berikan posisi yang nyaman

biasanya dengan peninggian tempat

tidur

Meningkatkan inspirasi maksimal,

meningkatkan ekspansi paru dan

ventilasi pada sisi yang tidak sakit

Jelaskan pada pasien tentang etiologi

/ faktor pencetus adanya sesak

Pengetahuan apa yang diharapkan

dapat mengembangkan kepatuhan

klien terhadap rencana terapeutik

Evaluasi

S: Pasien mengatakan nafasnya sudah teratur dan tidak mengalami sesak lagi

O: RR : 18x/menit pasien tidak tampak gelisah

N :80x/menit

TD : 110/90 mmHg

A: Masalah teratasi total

P: Hentikan intervensi

2. Gangguan perfusi jaringan serebral b/d hipoksia

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam gangguan perfusi jaringan serebral teratasi

Kriteria hasil : kesadaran komposmetis, TIK normal, tidak pucat, lemah dan TD

normal

Intervensi Rasional

Observasi neurologis setiap 1-2 jam Untuk mengetahui tingkat

perubahan dan status neurologis

Ukur suhu pasien minimal setiap 4

jam

Hipotermi menyebabkan

penurunan tekanan perfusi

serebral

Tinggikan tempat tidur pasien

bagian kepala 30oC

Mencegah peningkatan TIK dan

untuk memvasilitasi drainase vena

sehingga menurunkan edema

Page 13: Materi Hernia

serebral

Berikan histmani 2, reseptor

antagonis sesuai program

Untuk mecegah perkembangan

ulkus tekanan

Evaluasi

S : Pasien merasa nyaman

O : Suhu 36oC, TD 110/90 mmHg, N 60x/menit

A : Masalah teratasi total

P : hentikan Intervensi

3. Resiko tinggi cedera b/d penurunan kesadaran

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kesadaran pasien

optimal (composmentis)

Kriteria Hasil : Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menybabkan

cedera, pasien dan anggota keluarga atau pemberi asuhan mengembangkan

strategi untuk mempertahankan keamanan

Intervensi Rasional

Observasi faktor-faktor yang

dapat berkontribusi terhadap

cedera

Untuk meningkatkan kesadaran

pasien, anggota keluarga, dan

pemberi asuhan

Ajarkan pada pasien dan

keluarga tentang perlunya

penerangan yang aman.

Sarankan pasien untuk memakai

kaca mata

Untuk mengurangi silau

Ajarkan pasien dengan gaya

berjalan yang tidak stabil tentang

penggunaan peralatan adaptif

Untuk menurunkan potensial

cedera

Evaluasi

S : Pasien mengatakan pengetahuan tentang pencegahan cedera bertambah

O : Dapat melakukan tindakan dari yang diajarkan pemberi asuhan

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

Page 14: Materi Hernia

4. Intoleransi aktifitas b/d tonus otot menurun

Tujuan : Pasien berpartisipasi dalam kegiatan

Kriteria Hasil : pasien bebas dyspnea dan takikardi selama aktivitas.

Intervensi Rasional

Monitor respon fisiologis terhadap

aktivitas

Respon bervariasi dari hari ke hari

Berikan bantuan perawatan yang

pasien sendiri tidak mampu

Mengurangi kebutuhan energi

Jadwalkan perawatan pasien

sehingga tidak mengganggu

isitirahat

Ekstra istirahat perlu jika karena

meningkatkan kebutuhan

metabolic

Evaluasi

S: Pasien mengatakan tidak merasakan lelah lagi

O: tonus otot meningkat

A: Maslah teratasi sebagian

P: Lanjutkan Intervensi

5. Gangguan eliminasi urin b/d penurunan kerja ginjal

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam urine pasien

normal

Kriteria Hasil : Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan, pasien

mengatakan peningkatan kenyamanan, pasien dan anggota keluarga atau

pasangan mendemostrasikan ketrampilan mengelola masalah eliminasi urine

Intervensi Rasional

Pantau status neuromuscular dan

pola berkemih pasien

dokumentasikan dan laporkan

asupan dan haluaran pasien

Pengukuran asupan dan haluaran

yang akurat sangat penting untuk

pemberian terapi penggantian

cairan yang benar

Berikan perawatan untuk kondisi

perkemihan pasien dengan tepat

Perawatan kondisi perkemihan

dapat meningkatkan kenyamanan

Page 15: Materi Hernia

dan sesuai program, pantau

kemajuannya

pada pasien

Dorong asupan cairan 3000mL/24

jam jika tidak dikontraindikasikan

Untuk melembabkan membrane

mukosa dan melarutkan zat kimia

dalam tubuh

Dorong pasien untuk

mengungkapkan perasaan dan

keluhannya tentang masalah

perkemihan

Mendengar aktif menunjukkan

respek kepada pasien,

pengungkapan secara bebas dapat

membantu mengetahui ketakutan

pasien

Evaluasi

S : pasien mengatakan urine yang dikeluarkan lancer dan tidak ada gangguan

O : urine normal ( frekuensi, warna, bau )

A : Masalah teratasi total

P : Hentikan Intervensi

6. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d intake inadekuat

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam volume cairan

pasien terpenuhi

Kriteria Hasil : Pasien mempertahankan berat badan normal dalam hubungannya

dengan tinggi badan dan usia, asupan dan haluaran cairan tetap dalam kadar yang

tepat sesuai usia dan kondisi fisik

Intervensi Rasional

Timbang BB pasien setiap hari

sebelum sarapan

Untuk membantu mendeteksi

perubahan keseimbangan cairan

Ukur asupan cairan dan haluaran

urine untuk mendapatkan status

cairan

Penurunan asupan atau

peningkatan haluaran

mengakibatkan deficit cairan

dan mengakibatkan kelebihan

cairan

Periksa membrane mukosa mulut

setiap hari

Membrane mukosa kering

merupakan suatu indikasi

dehidrasi

Page 16: Materi Hernia

Evaluasi

S: Pasien mengatakan mukosa bibirnya tetap berwarna merah dan lembab

O : membrane mukosa lembab, BB normal, asupan = haluaran

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

7. Nyeri b/d ketidaknyamanan kondisi penyakit

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam nyeri yang

dirasakan Px berkurang

Kriteria Hasil : Mengenali faktor penyebab, Menggunakan metode pencegahan non

analgetik untuk mengurangi nyeri, Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol

Intervensi Rasional

Observasi isyarat-isyarat (gerakan

tubuh)non verbal dari

ketidaknyamanan,khususnya

ketidakmampuan untuk

komunikasi secara efektif.

Mengetahui respon

komunikasi non verbal Px

Gunakan komunikasi terapeutik

agar klien dapat mengekspresikan

nyeri

Komunikasi terapeutik

berguna untuk menilai respon

nyeri pasien

Ajarkan penggunaan teknik non

farmakologik (kompres air hangat)

Agar Px dapat melakukan

secara mandiri tindakan

tanpa menggunakan obat

Berikan analgesik sesuai anjuran Untuk mengurangi rasa nyeri

Evaluasi

S : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang

O : pasien tidak tampak menyeringai, pasien tidak kesakitan

A : Masalah teratasi sebagian

P : LAnjutkan Intervensi

Page 17: Materi Hernia

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian

lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui

defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. 

Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Berdasarkan terjadinya, hernia

dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi

nama menurut letaknya, misalnya diafragma, inguinal, umbilikal, femoral.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi sempurnanya makalah

ini untuk kedepannya.