materi hasil penyuluhan

10
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) KELOMPOK 5 Annissa Kallista 1110103000002 Fuad Hariyanto 11101030000 Ummi Habibah 1110103000027 Yesinta Diandra 1110103000093 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

description

Hasil penyuluhan

Transcript of materi hasil penyuluhan

Page 1: materi hasil penyuluhan

LAPORAN HASIL KEGIATAN

PENYULUHAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)

KELOMPOK 5

Annissa Kallista 1110103000002

Fuad Hariyanto 11101030000

Ummi Habibah 1110103000027

Yesinta Diandra 1110103000093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015

KATA PENGANTAR

Page 2: materi hasil penyuluhan

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, dengan segala nikmat dan karunia yang

telah diberikan sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah penyuluhan

pesantren dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Program Studi Pendidikan

Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Puskesmas Kosambi.

Shalawat dan salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW karena telah

membawa manusia menuju zaman yang penuh dengan cahaya ilmu.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dr.

Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed selaku pembimbing kami dan seluruh staf Puskesmas

Kosambi yang telah memberikan kesempatan dalam penyusunan makalah penyuluhan Infeksi

Menular Seksual (IMS) ini.

Kami sadari bahwa makalah penyuluhan Infeksi Menular Seksual ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun untuk kesempurnaan makalah yang kami buat ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa kedokteran.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, Agustus 2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Infeksi menular seksual atau IMS merupakan sebuah penyakit infeksi yang dapat

ditularkan melalui hubungan seksual. Namun tidak hanya melalui hubungan seksual saja,

penularan dapat juga terjadi dari ibu ke janin dalam kandungan atau saat melalui jalan lahir

Page 3: materi hasil penyuluhan

atau pada pasien dengan higenitas yang buruk. Infeksi menular seksual menempati peringkat

10 besar alasan seorang pasien berobat di banyak negara berkembang. Lebih dari 30 jenis

patogen dapat ditularkan melalui hubungan seksual dengn manifestasi klinis yang berbeda-

beda tergantung jenis kelamin dan usia.1

Infeksi menular seksual (IMS) lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual

dengan berganti-ganti pasangan. Ataupun berbagai macam cara hubungan seksual baik

melalui vagina, oral maupun anal. Wanita pekerja seksual (WPS) merupakan salah satu

kelompok yang berisiko tinggi terjadi IMS. Daerah lokalisasi yang berada di desa Dadap

Kosambi merupakan salah satu daerah lokalisasi yang cukup ramai di Tangerang dengan

jumlah WPS sekitar 600 wanita dan memiliki 50 tempat yang aktif untuk transaksi seksual.

Setiap bulan para WPS diminta datang ke Puskesmas Pembantu untuk dilakukan penapisan

rutin HIV, menangani masalah IMS dan pembagian kondom gratis. Dari WPS yang datang ke

puskesmas pembantu tersebut ternyata tingkat kejadian IMS yang terjadi masih cukup tinggi.

Pada penelitian Diagnosis Komunitas yang kami lakukan, yang di ambil dari data

sekunder didapatkan hasil bahwa terdapat lebih banyak WPS yang mengalami keluhan IMS

yaitu sebesar 67 responden (52%) dari pada yang tidak mengalami keluhan IMS yaitu 63

(48%) dari total 130 responden di Puskesmas Pembantu Desa Dadap tahun 2015.

1.2. Tujuan

Kegiatan “Penyuluhan IMS pada kumpulan WPS di Desa Dadap” ini bertujuan antara

lain:

1. Membantu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya kesehatan

reproduksi untuk mencegah terjadinya IMS.

2. Mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan akibat perilaku

hidup tidak bersih dan sehat

3. Mengurangi angka kejadian penyakit akibat pola hidup yang tidak sehat di

lingkungan WPS di desa Dadap.

4. Merupakan peran aktif dokter muda UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam

menanamkan nilai-nilai keislaman dan pengabdian kepada masyarakat.

Page 4: materi hasil penyuluhan

BAB II

PENYULUHAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL

2.1. Judul Penyuluhan

Penyuluhan tentang Infeksi Menular Seksual

2.2. Profil Lokalisasi

Nama Lokalisasi : Melati 1

Alamat : Kelurahan Dadap

Mulai berdiri : Tahun 1982

Status Tanah :Milik Sendiri

Status Bangunan :Milik Sendiri

Jumlah santri dalam 2 tahun terakhir :

Tabel 1. Jumlah Santri PONPES Ruhul Jadid

Jumlah Santri

2013 2014

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

98 158 104 156

256 260

Page 5: materi hasil penyuluhan

Guru

Tetap : Laki-laki 10 orang, 8 orang perempuan

Tidak Tetap : -

2.3. Rencana Observasi

1. 15 Agustus 2015 : Observasi tempat dan meminta izin untuk memberikan

penyuluhan kepada ketua RT kelurahan Dadap

2. 22 Agustus 2015 : Observasi cafe serta lingkungannya dan menentukan prioritas

masalah sehingga dapat ditentukan penyuluhan apa yang sesuai untuk diberikan

2.4. Hasil Observasi

Cafe-cafe yang ada disekitar lokalisasi berjumlah kurang lebih 60 cafe yang

dijadikan tempat perkumpulan dari wps, tidak semua cafe yang aktif untuk dijadikan

tempat bekerja mereka. Dalam 1 cafe terdapat kurang lebih7-15 wps, dan didalam

cafe masing-masing terdapat sekat. Di dalam 1 cafe yang menurut ketua RT agak

baik, cafe tersebut tidak memiliki ventilasi atau tidak ada sirkulasi udara, berdebu,

gelap, kotor dan daerah berada dilingkungan pantai. Di luar cafe terlihat cafe-cafe lain

yang keadaan bagian dalamnya hampir kurang lebih menyerupai cafe melati tersebut.

2.5. Penentuan Kebutuhan Promosi kesehatan

a. Diagnosis Masalah

Diagnosis Sosial

Dari total jumlah wps yang beobat ke puskemas pembantu didpatkan paling

banyak wps mengeluh adanya duh tubuh atau keputihan.

Diagnosis Epidemiologi

Dari hasil anamnesis dan pengamatan kami, rata-rata wps yang selesai bekerja,

mereka tidak mencuci atau membilas vagina setelah selesai berhubungan. Hal ini

menyebabkan banyak wps yang mengeluh duh tubuh atau keputihan. Dari survey

dengan para wps yang m\berobat ke puskesmas pembantu terbanyak adalah duh

tubuh atau keputihan.

Diagnosis Perilaku dan Lingkungan

Masalah Perilaku:

1. Tempat pekerjaan

Kamar yang kotor

Page 6: materi hasil penyuluhan

Membuang sampah tidak ditempatnya

2. Masalah lingkungan :

Banyak WPS yang belum mengetahui cara membersihkan alat reproduksi yang

baik dan benar.

Diagnosis Pendidikan dan Organisasional :

Faktor predisposisi (predisposing factor) : kurangnya pengetahuan wps

mengenai cara untuk melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat

Faktor pemungkin (enabling factor) : Lingkungan dan fasilitas yang kurang

mendukung dalam kebersihan wps serta jarangnya diberikan penyuluhan

Faktor penguat (reinforcing factor) : ketua RT, wps, dan warga sekitar masih

kurang tanggap untuk menangggulangi masalah kurangnya kebersihan di

lingkungan dan kebersihan alat reproduksi wps nya sendiri.

Diagnosis Administratif dan Kebijakan

Kurangnya pengetahuan para wps akan kesehatan dan cara pemeliharaanya.

Pihak warga dan tenaga kesehatan setempat memiliki peran sebagai contoh dan

panutan para wps dalam menerapkan hidup bersih dan sehat.

2.6. Penentuan Prioritas Masalah

Dari hasil observasi kami terhadap wps dan lingkungan cafe melati , ditemukan

masalah sebagai berikut :

1. Risiko terjadinya infeksi menular seksual di cafe melati kelurahan dadap.

No

.Parameter Masalah

1 2 3 4 5

1. Besarnya masalah √

2. Berat/ ringannya akibat yang

ditimbulkan

3. Sumberdaya yang tersedia √

4. Manfaat yang besar dan lama √

Jumlah 18

2. Kurangnya pengetahuan wps tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat para

wps

Page 7: materi hasil penyuluhan

No

.Parameter Masalah

1 2 3 4 5

1. Besarnya masalah √

2. Berat/ ringannya akibat yang

ditimbulkan

3. Sumberdaya yang tersedia √

4. Manfaat yang besar dan lama √

Jumlah 19

3. Kurangnya pengetahuan para wps tentang kesehatan reproduksi

No

.Parameter Masalah

1 2 3 4 5

1. Besarnya masalah √

2. Berat/ ringannya akibat yang

ditimbulkan

3. Sumberdaya yang tersedia √

4. Manfaat yang besar dan lama √

Jumlah 16

Dari penentuan skala prioritas diatas, kami memilih masalah perilaku hidup bersih dan

sehat karena masih kurangnya pengetahuan santri tentang kebersihan, masalah infeksi

menular seksual tetap kami berikan karena masalah tersebut merupakan masalah yang banyak

terjadi di lokalisasi kelurahan Dadap. Masalah ini akan terus ada jika tidak ada perbaikan

pengetahuan kepada para santri.