Materi Dr. Nurul
-
Upload
yoga-rahmadiyanto -
Category
Documents
-
view
234 -
download
0
description
Transcript of Materi Dr. Nurul
Bencanamenyebabkan dampak yang besar bagi masyarakat yang mengalaminya akibat dari :
- mengungsi atau pindah ke tempat lain- tinggal berdesak-desakan - kekurangan makanan - kekurangan air bersih- sanitasi kurang baik- fasilitas kesehatan tidak memadai
↓meningkatkan angka kesakitan dan kematian,
termasuk bayi dan anak
Problem pada bayi baru lahir di daerah bencana :
Masalah pemberian makanan ASI/SF? Masalah ibu menyusui Pengetahuan ibu Persediaan air bersih Lingkungan padat Sarana prasarana dalam bidang
kesehatan
Peran Ai Susu Ibu (ASI)
Dalam keadaan bencana air susu ibu (ASI) menjadi sangat penting karena merupakan langkah cepat dan tepat yang dapat menyelamatkan jiwa bayi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang tidak disusui dan hidup di daerah yang rawan penyakit dan lingkungan tidak higienis 6-25 kali kemungkinan meninggal, dibanding anak yang disusui.
Menyusui bayi secara eksklusif sangat menguntungkan, karena aman dan produksinya terjamin, serta tidak terpajan air yang terkontaminasi kuman.
Kelebihan ASI
mengandung zat gizi paling sempurna untuk pertumbuhan bayi dan perkembangan kecerdasannya
memberikan cukup energi bagi pertumbuhan bayi
pertumbuhan sel otak optimal Protein ASI adalah spesifik untuk
manusia, risiko alergi sangat kecil
Kelebihan ASI
memberikan perlindungan terhadap infeksi dan alergi, dan akan merangsang pertumbuhan sistem kekebalan tubuh bayi.
Mempererat ikatan batin antara ibu dan bayi. selalu tersedia, bersih, dan segar. jarang menyebabkan diare lebih ekonomis, hemat, dan praktis. dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian bayi. dapat membantu program Keluarga Berencana
Mitos ASI pada keadaan gempa :
Dalam keadaan stres, ibu tidak dapat menyusui
Ibu yang malnutrisi tidak dapat memproduksi cukup ASI
ASI yang sudah berhenti tidak dapat diusahakan untuk diproduksi kembali
Pemberian makanan/ minuman pengganti ASI (susu formula dan/ atau cairan lainnya) merupakan tindakan yang diperlukan pada keadaan bencana.
Realita
Ibu dapat menyusui dengan baik dalam keadaan stres.
Cara mengatasi : meningkatkan hisapan bayi pada payudara
Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui mempunyai respons yang rendah terhadap stres, sehingga membantu ibu untuk memulai atau meneruskan menyusui dapat membantu mereka mengurangi stres yang dialaminya.
Ibu malnutrisi dapat menghasilkan cukup ASI
Pada umumnya ibu dapat memproduksi ASI yang cukup untuk bayinya dan sangat jarang ditemukan ibu yang tidak memproduksi ASI secara cukup. Produksi ASI relatif tidak terpengaruh jumlah dan kualitasnya, kecuali pada ibu yang mengalami malnutrisi berat (1%)
Ibu yang sudah tidak menyusui dapat memproduksi ASI kembali
Ibu yang telah berhenti menyusui dapat mengeluarkan dan memproduksi ASI kembali, yang disebut sebagai relaktasi
Masalah dan solusi pada Ibu menyusui Pengalaman di lapangan pada berbagai
program pengembangan masyarakat, diketahui bahwa sebagian besar praktisi kesehatan mempunyai pengetahuan yang kurang tentang manajemen laktasi termasuk dalam keadaan bencana.
Dalam situasi bencana, ibu mengalami situasi yang buruk dan berisiko tinggi mengalami masalah dalam menyusui. Ibu memerlukan bantuan, bukan hanya dukungan moril.
Masalah dan solusi pada Ibu menyusui Lembaga bantuan bencana dan tenaga
di lapangan memerlukan latihan mengenai bagaimana ASI diproduksi dan cara melakukan konseling ibu menyusui
Pada situasi tertentu diperlukan konselor laktasi.
Sukses menyusui akan menyebabkan kembalinya dan meningkatnya rasa percaya diri ibu
Dukungan atau bantuan menyusui yang dapat diberikan adalah berupa bantuan menyusui dasar dan lanjut.
Memastikan bayi menyusu dengan efektif
Membangun rasa percaya diri ibu Mendorong ibu untuk memberi
makan sesuai usia anaknya.
Cara memerah ASI dengan tangan. Bagaimana menggunakan alat bantu
menyusui dan teknik alat bantu menyusui lainnya.
Metoda perawatan kangguru Perawatan pemulihan pada kasus ibu
yang mengalami trauma.
Dukungan relaktasi Dukungan ini diberikan pada ibu
yang mempunyai anak, tapi proses menyusuinya terhenti atau berkurang, atau ibu yang sebelumnya tidak menyusui namun kemudian memutuskan untuk menyusui kembali anaknya atau sebagai ibu susuan.
Pengganti ASI
Pengganti ASI (susu formula) tidak selalu diperlukan
Memberikan pengganti ASI pada bayi dan anak kecil yang ditemukan pada keadaan bencana merupakan tindakan yang sangat berisiko.
Tindakan tersebut sebaiknya dilakukan hanya dengan pertimbangan matang dan kesadaran penuh akan masalah masalah yang dapat ditimbulkannya
Pengganti ASI seharusnya: Dibatasi pemakaiannya pada situasi tertentu
saja dalam keadaan bencana Diyakini akan tersedia terus selama waktu
bencana Disertai dengan perawatan kesehatan
tambahan, air, sumber energi, dan tata laksana diare
Petunjuk ini sebaiknya disebarluaskan dan dipatuhi oleh semua pihak yang bekerja pada situasi bencana.
Kondisi yang dipetimbangkan penggunaan pengganti ASI :
Ibu sakit berat atau malnutrisi berat Ibu dalam masa penyembuhan Bayi telah biasa diberikan makanan tambahan,
sementara memantapkan kembali menyusui fase relaktasi
Saat bayi sakit dan tidak dapat menyusu langsung dari payudara
Jika ibu mempunyai kondisi payudara yang menyulitkan bayi untuk menyusu (misalnya mastitis atau abses)
Hal hal yang perlu diperhatikan oleh ibu:
jumlah kebutuhan makanan pengganti
jenis makanan pengganti cara menyiapkan cara menjaga peralatan makan agar
tetap bersih dan aman.
Kebutuhan untuk pemberian makanan pengganti ASI
Pada keadaan darurat penyediaan makanan pengganti ASI dapat dilakukan secara massal atau bagi masing-masing keluarga. Bila dilakukan secara massal perlu diperhatikan kebutuhan akan:
Jumlah formula yang dibutuhkan dengan memperhitungkan jumlah bayi/ anak sesuai usia dan berat badannya
Persediaan lainnya, seperti peralatan makan dan peralatan memasak
Transportasi dan penyimpanan
Menghitung kebutuhan harian makanan pengganti ASI
Bayi memerlukan 100-110 kkal/ kg/ hari. Nilai energi sediaan susu formula adalah 65-70 kkal/100 mL, sehingga bayi memerlukan susu siap pakai sebesar 150 mL/kg/ hari.
Untuk anak usia 6-24 bulan, jumlah susu yang dibutuhkan berkisar antara 200-400 mL/ hari, bila sumber makanan yang dimakan secara teratur cukup. Bila tidak, jumlah susu yang dibutuhkan berkisar antara 300-500 mL/ hari.
Jenis pengganti ASI yang dapat diberikan
Untuk bayi berusia kurang 6 bulan makanannya hanya bergantung pada susu saja. Contoh pengganti ASI yang cocok : susu formula yang sesuai dengan usia bayi
Susu yang tidak boleh digunakan adalah susu hewan yang tidak dimodifikasi untuk bayi, susu kental manis, minuman sereal, air, dan minuman seperti jus dan teh
Persediaan Air Bersih
Cara menyiapkan makanan pengganti ASI yang paling aman adalah dengan menggunakan air mendidih yang kemudian didinginkan hingga 70°C.
Bila tidak tersedia air mendidih Bila air mendidih ini tidak ada, dapat
digunakan formula cair yang steril, jernih dan segar dengan suhu kamar dan segera dikonsumsi (tidak dapat disimpan).
Persediaan Air Bersih
Bila kualitas air buruk Bila kualitas air buruk, digunakan cara
memasak hingga mendidih, klorinasi, dan filtrasi agar air aman digunakan. Untuk desinfeksi air dapat dilakukan dengan cara memasak air hingga mendidih dan tambahkan 3-5 tetes klorin setiap 1 liter air, atau dengan menggunakan penyaring untuk menghilangkan kuman yang berbahaya secara fisik.
Cara pemberian makanan pengganti ASI
Dalam situasi apapun terutama dalam keadaan darurat rekomendasi metoda pemberian makanan pengganti ASI adalah menggunakan cangkir daripada botol Penggunaan botol meningkatkan risiko terjadinya penyakit.
Menjaga agar peralatan makan bersih dan aman
Seluruh peralatan makan (cangkir, sendok, alat takar) harus dibersihkan dengan baik.
Setelah itu peralatan disimpan dalam wadah kering yang bersih dengan tutup atau tutup dengan kain bersih sampai penggunaan berikutnya.
Cara membersihkan cangkir adalah dengan mencuci dan menggosoknya dengan air panas bersabun setiap habis digunakan. Jika memungkinkan cangkir dicelup ke dalam air mendidih atau tuang air mendidih ke atas cangkir sebelum digunakan. Perebusan tidak diperlukan untuk cangkir yang terbuka.
Membersihkan botol dan dot harus selalu dengan cara sterilisasi. Setelah itu setiap selesai digunakan, botol harus dibersihkan bagian dalamnya sampai semua sudutnya menggunakan sikat botol (sikat panjang dan ramping yang dapat mencapai dasar botol).. Jika tidak, dapat meningkatkan risiko diare dan penyakit lainnya, terutama dalam situasi darurat dengan kondisi kebersihan dan sanitasi yang biasanya buruk.
Cara sterilisasi peralatan Desinfeksi : 15 ml larutan sodium hipoklorit 1%
dilarutkan dalam 1 liter air. Peralatan seluruhnya direndam selama 1 jam dalam larutan desinfektan. Setelah digunakan segera dibuang setiap harinya.
Perebusan (uap panas), yaitu dengan menempatkan peralatan yang akan disteril dalam panci besar, kemudian disiram dengan air mendidih sampai semua botol terisi air dan seluruh peralatan terendam air. selama 5 menit.
Simpulan
menyusui di saat bencana atau situasi darurat sangat dianjurkan
Pemberian makanan pengganti ASI sangat tidak dianjukan, kecuali dalam keadaan tertentu
Pemberian makanan pengganti ASI dapat meningkatkan risiko diare, kekurangan gizi, bahkan kematian pada bayi dan anak.
Berbagai badan dunia, seperti WABA (World Alliance for Breastfeeding Action), UNICEF, WHO, ENN (Emergency Nutrition Network) serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan rekomendasi tentang pemberian makan pada bayi dan anak di saat bencana atau keadaan darurat.