Materi ajar-geometri-transformasi
Embed Size (px)
Transcript of Materi ajar-geometri-transformasi

Surfiani

TRANSFORMASI


Unsur tetap Kolineasi Identitas Isometri Involusi

KOLINEASI

ISOMETRI


1. Diketahui
a. Selidiki apakah suatu kolineasi
b. Selidiki apakah suatu involusi
a.
ambil persamaan garis
diperoleh
sehingga
Karena g’ adalah garis maka T merupakan kolineasi.
a.
ambil persamaan garis
diperoleh
sehingga
Karena g’ adalah garis maka T merupakan kolineasi.

a. (x,y) (x’,y’) (x’’,y’’)
T T
TT=T2
Jadi
a. (x,y) (x’,y’) (x’’,y’’)
T T
TT=T2
Jadi

Jika V transformasi dan W transformasi, berkenaan sifat V dan W sebagai fungsi,
maka dapat didefinisikan komposisi atau hasil kali dari V dan W. Seperti halnya
menyusun komposisi dua fungsi maka komposisi , W dikerjakan dahulu
baru V. Jadi .
Kemudian untuk menyingkat, seringkali ditulis

Hasil kali dua transformasi akan merupakan transformasi.
Bukti :
Ambil V dan W adalah transformasi dari bidang ke bidang semula, maka V•W
merupakan transformasi bila dapat dibuktikan bahwa V•W adalah pemetaan
bidang kepada bidang dan bahwa V•W satu-satu.
Ambil sebarang titik Q’’
Karena V transformasi
Karena W transformasi
Sehingga
Berarti setiap titik pasti merupakan hasil fungsi V•W terhadap salah satu titik
dalam bidang. Kemudian karena V dan W fungsi satu-satu, maka V•W juga akan
merupakan fungsi satu-satu.
Terbukti bahwa V•W adalah transformasi.
Hasil kali dua transformasi akan merupakan transformasi.
Bukti :
Ambil V dan W adalah transformasi dari bidang ke bidang semula, maka V•W
merupakan transformasi bila dapat dibuktikan bahwa V•W adalah pemetaan
bidang kepada bidang dan bahwa V•W satu-satu.
Ambil sebarang titik Q’’
Karena V transformasi
Karena W transformasi
Sehingga
Berarti setiap titik pasti merupakan hasil fungsi V•W terhadap salah satu titik
dalam bidang. Kemudian karena V dan W fungsi satu-satu, maka V•W juga akan
merupakan fungsi satu-satu.
Terbukti bahwa V•W adalah transformasi.

1. Diketahui
a. Carilah
b. Kenakan pada persamaan garis yang melalui (-4,-6) dan sejajar dengan
Jawab: a. (x,y) (x’,y’) (x’’,y’’)
T2 T1
T1T2
Jadi

a. Persamaan garis melalui (-2,-3) dan sejajar dengan
Karena sejajar maka
Jadi
Jadi
a. Persamaan garis melalui (-2,-3) dan sejajar dengan
Karena sejajar maka
Jadi
Jadi

1. Diketahui
a. Selidiki apakah suatu involusi
b. Kenakan T pada
a. (x,y) (x’,y’) (x’’,y’’)
T T
TT=T2
Jadi
a. (x,y) (x’,y’) (x’’,y’’)
T T
TT=T2
Jadi

a. T pada
a. T pada


S merupakan geseran apabila terdapat suatu ruas garis berarah AB
sedemikian sehingga untuk setiap titik P pada bidang V berlaku S(P)=P’
dengan PQ=AB. Selanjutnya geseran dengan vektor geser AB dinyatakan
sebagai SAB
A B
P’ P

CDABSS CDAB =⇔=
Misalkan tiga titik A, B dan C tidak segaris,
genjangjajar CABDSS CDAB ⇔=
Geseran adalah suatu isometri

CDABSS CDAB =⇔=Bukti :
1) CDABSS CDAB =⇒=
Ambil titik P dan kenakan S dengan vektor geser AB.
Berarti ')( PPS AB = berarti 'PPAB = .
Karena CDAB SS = maka ' berarti ')( PPCDPPSCD == .
Karena 'PPAB =
'PPCD =
Maka akibatnya CDAB =
2) CDAB SSCDAB =⇒=
Ambil P dan kenakan ABS berarti '')( PPABPPS AB =⇒= .
Karena ' maka PPCDCDAB == .
Sehingga ')( PPSCD =
')( PPS AB =
Maka akibatnya CDAB SS =
Dari (1) dan (2) terbukti bahwa CDABSS CDAB =⇔=

Misalkan tiga titik A, B dan C tidak segaris,
genjangjajar CABDSS CDAB ⇔=
Bukti : 1) genjangjajar CABDSS CDAB ⇒=
Dengan dalil 2.1 diperoleh bahwa jika
CDABSS CDAB =⇒=
Karena CDABSS CDAB =⇒= berakibat BDAC =
Jadi CABD jajar genjang.
2) CDAB SSCABD =⇒genjangjajar
CABD jajar genjang, berarti terdapat 2 pasang sisi yang sejajar dan
sama panjang, yaitu CDAB =
BDAC =
Karena CDAB = dengan dalil 2.1 (jika CDAB SSCDAB =⇒= )
Jadi CDAB SS =
Dari (1) dan (2) terbukti bahwa genjang.jajar CABDSS CDAB ⇔=

Geseran adalah suatu isometri Bukti :
1)
=
'')( PPABPPS AB =⇒=
'')( QQABQQS AB =⇒=
Akibatnya '' QQPP =
Akan dibuktikan PQQP =''
'PP dan Q tidak segaris, dengan dalil 2.2 PQQ’P’ jajar genjang
Berakibat PQQPPQQP =⇒= ''''
2)
'PP dan Q segaris
PQQP
PQQP
QQPPPPQQPQ
PPPQQP
=
=
=−+=
−=
''akibat
'' maka
'' karena ''
''''
Jadi S isometri
A B
P P’
Q Q’
P Q’ Q P’

Y
XO
B(a,b)
P(x,y)
P’(x’,y’)
b
a
a
b
=b
aOB
++
=
+
=
by
ax
b
a
y
xSOB

vektor→
=b
aOB
koordinattitik ),( →baB
Q(c,d)
P(a,b)
−−
=bd
acPQ

Diketahui titik-titik A(4, -6) dan B(3, 1)1) Carilah rumus SAB dan SBA?2) Kena Apakah SBA kolineasi? 3) kan SBA pada garis h di mana h melalui titik A dan
tegak lurus dengan garis g : 8x-3y+10=9.4) Apakah SBA involusi?5) Apakah SBA isometri?6) Apakah hasil kali SAB dan SBA?

Diketahui titik-titik A(4, -6) dan B(3, 1)
◦ Apakah SBA kolineasi?
◦ Kenakan SBA pada garis h di mana h melalui titik A
dan tegak lurus dengan garis g : 8x-3y+10=0.
◦ Apakah SBA involusi?
◦ Apakah SBA isometri?
◦ Apakah hasil kali SAB dan SBA ?

TeoremaHasil kali dua geseran SAB dan SCD akan merupakan
geseran lagi dengan
T T’
T’’
A B
CDABPQ +=
C
D
P
Q

A
B
C
D
Y
P(x1,y1)
O X
Q(x2,y2)


Setengah putaran terhadap titik P
(dengan pusat P) dilambangkan
dengan Hp, adalah pemetaan yang
memenuhi untuk sebarang titik A
di bidang V :
1.Jika A ≠ P maka titik P titik
tengah AA’
Hp(A)=A’
2.Jika A = P maka Hp(A)=P=A
Setengah putaran terhadap titik P
(dengan pusat P) dilambangkan
dengan Hp, adalah pemetaan yang
memenuhi untuk sebarang titik A
di bidang V :
1.Jika A ≠ P maka titik P titik
tengah AA’
Hp(A)=A’
2.Jika A = P maka Hp(A)=P=AA
A’
P

Bukti :Akan ditunjukkan Hp2=IAmbil A, kenakan Hp sehingga Hp(A)=A’Kenakan A’ dengan Hp, maka
Hp(A’)=AHp(Hp(A))=A’=AHp2(A)=AHp2=I
Jadi Hp involusi
A P A’
Hp
Hp

TEOREMA
Setengah putaran adalah isometri
Bukti :Ambil titik P, A dan B yang tidak segaris.P sebagai pusat putar.
A
B
P
B’
A’
Kenakan A dengan Hp,
sehingga Hp(A)=A’ dengan
AP=PA’.
Kenakan B dengan Hp,
sehingga Hp(B)=B’ dengan
BP=PB’.
Kenakan A dengan Hp,
sehingga Hp(A)=A’ dengan
AP=PA’.
Kenakan B dengan Hp,
sehingga Hp(B)=B’ dengan
BP=PB’.

Lanjutan
Perhatikan ∆APB dan ∆A’PB’
Karena AP=PA’
BP=PB’
Maka ∆APB dan ∆A’PB’ kongruen (s, sd, s)
Akibat : AB=A’B’
Jadi setengah putaran adalah isometri
belakang)(bertolak ''PBAAPB ∠=∠

XO
Y
A(x,y)
A’(x’,y’)
P(a,b)
Ambil P(a,b) sebagai
pusat putar.
Hp memetakan
A(x,y) ke A’(x’,y’).
Ambil P(a,b) sebagai
pusat putar.
Hp memetakan
A(x,y) ke A’(x’,y’).

Diperoleh hubungan bahwa :
Jadi jika P(a,b) maka :Hp = (x,y)→(x’,y’) dengan
ybyyybyy
b
xaxxxaxx
a
−=→+=→+=
−=→+=→+=
2''22
'
2''22
'
−−
=
yb
xa
y
x
2
2
'
'

LATIHAN
Diketahui A(-3,-5) dan B(-2,3)
1. Carilah HA•HB
2. Apakah HA•HB involusi?
3. HB memetakan ∆KLM ke∆K’L’M’ dengan K(3,5),
L(-5,-4) dan M(5,6). Carilah koordinat K’, L’ dan M’
4. Carilah Q s.d.s HA•HB(Q)=P dengan P(-4,7)

1. Diketahui A(4,4), B(2,-5) dan P(6,4), tentukan HA•HB(P)
dan HB•HA(P).
2. Diketahui P(3,2). Tentukan Hp((1,3)) dan Hp-1 ((2,4)).
3. Misalkan L={(x,y)│x2+y2=25}.Tentukan L’=HB•HA(L) jika
A(2,1) dan B(-3,5).
4. Misalkan g={(x,y)│y=5x+3} dan A(2,3), B(-1,-2) dan
C(3,5). Tentukan SAB•Hc(g).

Bukti :
TEOREMA
Hasil kali dua setengah putaran merupakan geseran
P
BA C
P’
P’’

Ambil titik P, A dan B tidak segaris, kenakan P dengan HA sehingga :
HA(P)=P’ berlaku PA=AP’HB(P)=P’ berlaku P’B=BP’’
Berarti :HB(P’)=P’’HB(HA(P))=P’’HB•HA(P)=P’’
Karena PA=AP’ dan P’B=BP’’Maka AB merupakan garis tengah sejajar alas PP’ dalam ∆PP’P’’ sehingga PP’’=2ABBerarti HA•HB merupakan geseran atau
HA•HB=SAC dengan AC=2AB

Hasil kali geseran dan setengah putaran ???

Diketahui koordinat P(-2,8) dan R(0,10) serta ∆A’B’C’
dengan A’(5,1) B’(-3,-4) dan C’(1,-5). Carilah ∆ABC
sehingga :
HR•HP(A)=A’
HR•HP(B)=B’
HR•HP(C)=C’
Jawab :
A(1,-3) B(-7,-8) C(-3,-9)

Diketahui koordinat E(-5,-1) F(1,4) G(-2,-8)
1. Apakah hasil dari HF•HG
Jawab : (6-x, 22-y)
1. Jika HF•HG=SED carilah koordinat D
Jawab : (1, 21)
3. Kenakan HE•HF pada garis g di mana g melalui E dan tegak lurus
garis yang melalui F dan G
4. Apakah hasil dari HF•HE•HG
5. Selidiki apakah HG•SEF involusi
Find the answers by yourself, pasti bisa!!!


Transformasi pencerminan /refleksi menghasilkan bayangan yang tergantung pada acuannya.

Refleksi terhadap sumbu xRefleksi titik A (a, c) terhadap sumbu x menghasilkan bayangan yaitu A’(a’, c’), demikian juga untuk titik B dan titik C.
Diperoleh persamaan bahwa : a’ = a, b’ = b, c’= -c dan seterusnya sehingga persamaan matrik transformasinya adalah : 1 0
0 -1xT
=
Dengan notasi matrik :
Refleksi ditulis dengan notasI :
A(a,c) A’(a, -c) sumbu x
1 0
0 -1x
x x xT
y y y
′ = = ′

Sama seperti refleksi terhadap sumbu x menghasilkan persamaan a’= - a, b’ = - b dan c’ = c dan seterusnya. sehingga persamaan matrik transformasinya adalah :
Refleksi ditulis dengan notasI :
A(a,c) A’(-a, c) sumbu y
Dengan notasi matrik :
-1 0
0 1y
x x xT
y y y
′ = = ′
-1 0
0 1yT
=

Refleksi terhadap tit ik asal (0,0)
Menghasilkan persamaan :a’= - a, dan c’ = -c,b’= - b, dan c’ = -c,d’= - d, dan c’ = -c,sehingga persamaan matrik transformasinya adalah : (0,0)
-1 0
0 -1T
=
Refleksi ditulis dengan notasI :
A(a,c) A’(-a,-c) titik(0,0)
(0,0)
-1 0
0 -1
x x xT
y y y
′ = = ′
Dengan notasi matrik :

Refleksi terhadap garis y = xMenghasilkan persamaan :a’= c, dan c’ = a,b’= c, dan c’’ = b,d’= e, dan e’ = d dan seterusnyasehingga persamaan matrik transformasinya adalah : 0 1
1 0y xT =
=
Refleksi ditulis dengan notasI :
A(a,c) A’(c,a)
y = x
0 1
1 0y x
x x xT
y y y=
′ = = ′
Dengan notasi matrik :

Refleksi terhadap garis y = - x Menghasilkan persamaan :a’= -c, dan c’ = -a,b’= -c, dan c’’ = -b,d’= -e, dan e’ = -d dan seterusnya, sehingga persamaan matrik transformasinya adalah : 0 -1
-1 0y xT =−
=
Refleksi ditulis dengan notasI :
A(a,c) A’(-c,-a)
y =- x
0 -1
-1 0y x
x x xT
y y y=−
′ = = ′
Dengan notasi matrik :

Refleksi terhadap garis y = hSumbu x digeser sejauh h, menghasilkan persamaan :a’= a, dan c’ = 2h-c,b’= b, dan c’ = 2h-c,d’= d, dan e’ = 2h-e, sehingga notasi persamaan matrik transformasinya adalah :
1 0 0
0 -1 2
x x
y y h
′ = + ′

Bukti :Sumbu-x dipindahkan sejauh h sehingga sumbu-x yang
baru adalah y = h. Maka koefisien setiap titik berubah menjadi (x’, y’) dengan :
Kemudian titik tersebut direfleksikan pada sumbu-x yang baru menjadi :
Tahap terakhir, menggeser sumbu-x yang baru ke sumbu-x semula dengan memakai translasi diperoleh:
0 x x x
y y h y h
′ = − = ′ −
1 0
0 -1
x x x
y y h y h
′′ = = ′′ − − +
0
2
0 1 0 0
- 2 0 -1 2
x x x
y y h h y h
x x
y h y h
′′′ = + = ′′′ − + − +
= + = +

Refleksi terhadap garis x = kSekarang yang digeser adalah sumbu y sejauh k, menghasilkan persamaan :a’= 2k-a, dan c’ = c,b’= 2k-b, dan c’ = c,d’= 2k-d, dan e’ = e, sehingga notasinya adalah :
A(a,c) A’(2k-a,c)
x=k
-1 0 2
0 1 0
x x k
y y
′ = + ′
Dengan notasi matrik :

Contoh Soal :
Tentukan bayangan jajaran-genjang ABCD dengan
titik sudut A(-2,4), B(0,-5) C(3,2) dan D(1,11) jika
direfleksikan terhadap sumbu-x, kemudian
dilanjutkan dengan refleksi terhadap sumbu-y. Jawab :
Penyelesaian soal tersebut dilakukan dengan dua
tahap yaitu mencari bayangan jajaran-genjang
ABCD dari refleksi terhadap sumbu-x, kemudian
bayangan yang terjadi direfleksikan terhadap
sumbu-y.

Refleksi terhadap sumbu-x adalah sebagai berikut :

Selanjutnya titik A’, B’, C’ dan D’ direfleksikan pada sb-y

Hasil akhir diperoleh jajaran-genjang A’’B’’C’’D’’
dengan
titik sudut A’’(2,-4), B’’(0,5), C’’(-3,-2) dan D’’(-1,-
11).


Telah dibahas bahwa :
◦ Hasil kali 2 pencerminan dengan kedua sumbu sejajar
adalah berupa geseran.
◦ Hasil kali 2 pencerminan dengan kedua sumbu yang
saling tegak lurus adalah berupa setengah putaran.
Apakah hasil kali 2 pencerminan jika kedua
sumbu sebarang???

Ambil sebarang sumbu s dan t yang berpotongan di P.
Sebuah titik A sebarang dikenai Ms dan Mt , berarti :
Ms(A) = A’
Mt(A’) = A’’
Jadi, Mt(A’) = A’’
Mt(Ms(A)) = A’’
(Mt•Ms)(A) =A’’
Ambil Q titik tengah AA’ Ambil R titik tengah A’A’’

Akibat pencerminan :
1.
2. PA = PA’
PA’ = PA’’
Jadi PA = PA’’
Sehingga Mt•Ms menghasilkan :
1. PA = PA’’
2.

Putaran terhadap P dengan sudut θ sebagai sudut
putar dilambangkan dengan RP,θ adalah pemetaan
yang memenuhi :
◦ RP,θ (P) = P
◦ Rp,θ (A) =A’ di mana PA=PA’ dan
P = pusat putar
θ = sudut putar

Jika θ = 0o maka RP,θ = I
Jika θ = 180o maka RP,θ = HP
Jika α = β maka α = β + k•360o, dengan k anggota
B+
Sudut θ positif jika arah berlawanan jarum jam

Sebarang putaran RP,θ selalu dapat dianggap sebagai
hasil kali 2 pencerminan, satu terhadap sumbu s dan
satu terhadap sumbu t.
P = titik (s,t)
Jadi, hasil kali 2 pencerminan Mt•Ms :
◦ Jika s//t maka Mt•Ms = SAB dengan AB = 2 jarak (s,t)
◦ Jika s tidak sejajar t maka Mt•Ms = Rp,θ dengan P = titik (s,t) dan
◦ Jika s tegak lurus t maka Mt•Ms = RP,θ = HP

Dengan pusat putar (0,0)
Ambil sumbu cermin s dan t di mana s berimpit dengan sumbu x dan t garis melalui (0,0)
dengan
RP,θ dinyatakan sebagai hasil kali pencerminan :
• Sumbu s, y = 0
Ms : (x,y) → (x’,y’) dengan

• Sumbu t, , maka
Mt : (x’,y’) → (x’’,y’’) dengan

• Mt•Ms : (x,y) → (x’,y’) dengan
Jadi, jika P(0,0) maka :
RP,θ : (x,y) → (x’,y’) dengan

Dengan pusat putar P(a,b)
Ambil suatu koordinat dengan pangkal P(a,b) dari suatu sumbu .
Terhadap sumbu koordinat C(x,y) dan C’(x,y).
RP,θ : (x,y) →(x’,y’) dengan
Bila terhadap sumbu XOY, koordinat C(x,y) dan C’(x’,y’)

Jadi
Jadi jika pusat putar P(a,b) maka
RP,θ : (x,y) → (x’,y’) dengan
dengan
Suatu transformasi yang dipenuhi merupakan putaran.

1. Kesebangunan mempertahankan besar sudut
Misalkan diberikan sebarang sudut < ABC dan T(<ABC) =
<A’B’C’.
Diperoleh |A’B’| = k|AB|, |B’C’| = k|BC|, dan |A’C’| = k|A’C’|.
Sehingga segitiga A’B’C’ sebangun dengan segitiga ABC. Diperoleh
besar sudut A’B’C’ sama dengan besar sudut ABC.
Jadi terbukti bahwa kesebangunan mempertahankan besar sudut.
Akibat langsung dari bukti ini adalah kesebangunan juga
mempertahankan ketegaklurusan.

Definisi
Misal P suatu titik tertentu dan k ≠0. Transformasi DP,k
disebut suatu dilatasi terhadap P dengan faktor k jika
a. DP,k (P)=P.
b. Untuk sebarang titik Q≠P, DP,k(Q) = Q’ dengan PQ’=kPQ dan
Q’ pada PQ untuk k>0 kemudian Q’ pada P/Q untuk k<0.
Teorema
Untuk sebarang garis g dan g’=DP,k(g) berlaku :
a. g’=g jika P terletak pada g.
b. g’//g jika P tidak terletak pada g.

Teorema
Hasil kali suatu dilatasi dan suatu isometri adalah suatu
similaritas. Sebaliknya, suatu similaritas selalu dapat dinyatakan
sebagai hasilkali suatu dilatasi dan suatu isometri.
Teorema
Untuk sepasang segitiga yang sebangun ABC dan A’B’C’ terdapat tepat satu similaritas L yang membawa A ke A’, B ke B’ , dan C ke C’

1. Rumus Dilatasi
Misalkan titik P(x,y) suatu titik tertentu. T(a,b) sebarang titik
dengan T’(a’,b’) sedemikian hingga T’=DP,k(T).
Kemudian p adalah vektor posisi dari P(x,y), t’ vektor posisi dari
T’(a’,b’) dan t vektor posisi dari T(a,b)
T’(a’,b’)
P(x,y)
t’
x T(a,b)
t
Sehingga dengan menggunakan aturan vektor dan matriks
diperoleh:
PT’ = k(PT)
t’-x = k(t-x)

atau
sehingga