MARIANI 2pu Jurnal Ilmiah Mariani

8
1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLET DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012 MARIANI Mahasiswi D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh Intisari Kejadian abortus secara umum pernah disebutkan sebesar 10 % dari seluruh kehamilan. Lebih dari 80 % abortus terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan. selain itu banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya abortus antara lain: umur ibu, paritas dan kadar hemoglobin. Data di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh menunjukkan kejadian abortus pada tahun 2011 berjumlah 146 kasus, 91 orang diantaranya abortus inkomplit (62,3%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan kejadian abortus inkomplet. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain restropektif. Populasi penelitian adalah semua ibu yang mengalami abortus di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2011 sebanyak 146 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tehnik total populasi. Penelitian dilaksanakan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.pada tanggal 10-14 Juli 2012 dengan cara pengambilan data sekunder. Analisa data dilakukan dengan menggunakan program komputer. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan usia ibu (P value = 0,032), paritas (P value = 0,007) dan kadar hemoglobin (P value = 0,024) dengan kejadian abortus inkomplet. Kata Kunci : Abortus Inkomplet, Umur, Paritas, Kadar Hemoglobin PENDAHULUAN Program Kesehatan ibu dan anak (KIA)merupakan salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan, bayi dan neonatal. Salah satu program KIA adalah menurunkan angka kematian dan angka kesakitan dengan cara meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan perinatal (Zulfansyah, dkk, 2008). Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (Depkes, 2010). Tingkat kematian maternal (maternal mortality rate) atau Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tertinggi di ASEAN, sebagai 307 per 100.000 kelahiran hidup, artinya lebih dari 18.000 ibu tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Angka tertinggi di lingkungan ASEAN dan penyebab langsung utamanya adalah perdarahan. Bersama dengan penyebab lain seperti

Transcript of MARIANI 2pu Jurnal Ilmiah Mariani

Page 1: MARIANI 2pu Jurnal Ilmiah Mariani

1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIANABORTUS INKOMPLET DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN 2012

MARIANIMahasiswi D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh

Intisari

Kejadian abortus secara umum pernah disebutkan sebesar 10 % dari seluruh kehamilan. Lebihdari 80 % abortus terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan. selain itu banyak faktor yangmempengaruhi terjadinya abortus antara lain: umur ibu, paritas dan kadar hemoglobin. Data di RuangKebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh menunjukkan kejadian abortuspada tahun 2011 berjumlah 146 kasus, 91 orang diantaranya abortus inkomplit (62,3%).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan kejadianabortus inkomplet. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain restropektif. Populasi penelitian adalahsemua ibu yang mengalami abortus di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel AbidinBanda Aceh tahun 2011 sebanyak 146 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakantehnik total populasi. Penelitian dilaksanakan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh.pada tanggal 10-14 Juli 2012 dengan cara pengambilan data sekunder.Analisa data dilakukan dengan menggunakan program komputer. Hasil penelitian didapatkan bahwa adahubungan usia ibu (P value = 0,032), paritas (P value = 0,007) dan kadar hemoglobin (P value = 0,024)dengan kejadian abortus inkomplet.

Kata Kunci : Abortus Inkomplet, Umur, Paritas, Kadar Hemoglobin

PENDAHULUAN

Program Kesehatan ibu dan anak(KIA)merupakan salah satu prioritasutama pembangunan kesehatan diIndonesia. Program ini bertanggungjawab terhadap pelayanan kesehatanbagi ibu hamil, ibu melahirkan, bayidan neonatal. Salah satu program KIAadalah menurunkan angka kematian danangka kesakitan dengan carameningkatkan mutu pelayanankesehatan ibu dan perinatal(Zulfansyah, dkk, 2008).

Angka Kematian Ibu (AKI)merupakan salah satu indikator untukmelihat derajat kesehatan perempuan.Angka kematian ibu juga merupakansalah satu target yang telah ditentukandalam tujuan pembangunan milleniumyaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkankesehatan ibu dimana target yang akan

dicapai sampai tahun 2015 adalahmengurangi sampai ¾ resiko jumlahkematian ibu. Dari hasil survei yangdilakukan AKI telah menunjukkanpenurunan dari waktu ke waktu, namundemikian upaya untuk mewujudkantarget tujuan pembangunan milleniummasih membutuhkan komitmen danusaha keras yang terus menerus(Depkes, 2010).

Tingkat kematian maternal(maternal mortality rate) atau AngkaKematian Ibu (AKI) di Indonesiatertinggi di ASEAN, sebagai 307 per100.000 kelahiran hidup, artinya lebihdari 18.000 ibu tiap tahun atau dua ibutiap jam meninggal oleh sebab yangberkaitan dengan kehamilan, persalinandan nifas. Angka tertinggi dilingkungan ASEAN dan penyebablangsung utamanya adalah perdarahan.Bersama dengan penyebab lain seperti

Page 2: MARIANI 2pu Jurnal Ilmiah Mariani

2

eklamsia dan infeksi semuanya (SurveyDemografi Kesehatan Indonesia SDKI2002-2003).

AKI Indonesia secara nasionaldari tahun 1994 sampai dengan tahun2007, dimana menunjukkan penurunanyang signifikan dari tahun ke tahun.Berdasarkan SDKI survei terakhir tahun2007 AKI Indonesia sebesar 228 per100.000 Kelahiran Hidup, meskipundemikian angka tersebut masih tertinggidi Asia. Sementara target RencanaPembangunan Jangka MenengahNasional (RPJMN) ada sebesar 226 per100.000 Kelahiran Hidup (Depkes,2010).

Penyebab kematian ibu yangutama adalah perdarahan, eklampsia,partus lama, komplikasi aborsi, daninfeksi. Kontribusi dari penyebabkematian ibu tersebut masing-masingadalah perdarahan 28 persen, eklampsia13 persen, aborsi yang tidak aman 11persen, serta sepsis 10 persen (Depkes,2005).

Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dalampenelitian ini yaitu faktor-faktor apakahyang berhubungan dengan kejadianabortus inkomplet di Ruang KebidananRumah Sakit Umum Daerah dr. ZainoelAbidin Banda Aceh Tahun 2011?

Tujuan Penelitian

1. Tujuan UmumUntuk mengetahui faktor-faktor

apakah yang berhubungan dengankejadian abortus inkomplet di RuangKebidanan Rumah Sakit UmumDaerah dr. Zainoel Abidin BandaAceh Tahun 2011.

2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui hubungan usia

dengan kejadian abortus

inkomplet di Ruang KebidananRumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda AcehTahun 2011.

b. Untuk mengetahui hubunganparitas dengan kejadian abortusinkomplet di Ruang KebidananRumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda AcehTahun 2011.

c. Untuk mengetahui hubungankadar HB dengan kejadianabortus inkomplet di RuangKebidanan Rumah Sakit UmumDaerah dr. Zainoel Abidin BandaAceh Tahun 2011

Manfaat Penelitian

1. Bagi Instalasi Pelayanan KesehatanSebagai bahan masukan danevaluasi terhadap pelayanankesehatan dalam melaksananasuhan kepada pasien, khususnyapetugas kesehatan yang bertugas diRumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh.

2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagaibahan informasi dan tambahanpustaka untuk peningkatan ilmupengetahuan serta pengembanganpenelitian tentang abortus dimasayang akan datang.

3. Bagi Peneliti Untuk menambahwawasan dan pengetahuan tentangpelayanan kebidanan yangberkualitas dalam melaksanakanpenelitian bagi peneliti.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Page 3: MARIANI 2pu Jurnal Ilmiah Mariani

3

Kerangka konsep penelitian inidibuat berdasarkan teori Bobak (2005)yang menyatakan beberapa faktor yangmenempatkan kehamilan berisikokomplikasi termasuk abortus antara lainusia, paritas, hipertensi, anemia (kadarHB), kemiskinan, status gizi, dan kondisikesehatan.

Menurut Norwitz & Schorge(2008), faktor risiko abortus adalah usiaibu, graviditas yang meningkat (paritas),keguguran sebelumnya. MenurutCunningham (2007), risiko terjadinyaabortus meningkat dengan meningkatnyajumlah kehamilan, usia ibu dan umurayah, jarak kelahiran.

Namun karena keterbatasanpenelitian, penulis hanya menelititentang usia, paritas, dan anemia. Untuklebih jelasnya dapat di lihat pada gambardi bawah ini:

V Independen V Dependen

Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat analitikdengan pendekatan restropektif untukmengetahui faktor-faktor yangberhubungan dengan kejadian abortusinkomplet di Ruang Kebidanan RumahSakit Umum Daerah dr. Zainoel AbidinBanda Aceh Tahun 2011.

Populasi dan Sampel

1. PopulasiPopulasi dalam penelitian ini

adalah semua ibu yang

mengalami abortus di RuangKebidanan Rumah Sakit UmumDaerah dr. Zainoel Abidin BandaAceh sejak Januari 2011 sampaidengan Desember 2011 sebanyak146 orang.

2. SampelSampel pada penelitian ini

adalah semua ibu yang mengalamiabortus di Ruang Kebidanan RumahSakit Umum Daerah dr. ZainoelAbidin Banda Aceh tahun 2011sebanyak 146 orang. Pengambilansampel dilakukan denganmenggunakan tehnik total populasiyaitu semua ibu yang mengalamiabortus dan mempunyai rekammedis lengkap dijadikan subjekpenelitian.

Tempat dan Waktu Penelitian

1. TempatTempat penelitian ini

dilaksanakan di Ruang KebidananRumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh.

2. WaktuWaktu penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 10-14Juli 2012.

Cara Pengumpulan Data

Data sekunder diperoleh daribuku laporan/ rekam medik pasien yangmengalami abortus yang memilikiriwayat lengkap di Ruang KebidananRumah Sakit Umum Daerah dr. ZainoelAbidin Banda Aceh.

Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data (Hidayat 2009)a. Editingb. Codingc. Transferringd. Tabulating

Usia

Kadar HB

ParitasKejadianabortus

inkomplit

Page 4: MARIANI 2pu Jurnal Ilmiah Mariani

4

2. Teknik Analisis DataDalam penelitian ini dilakukan

secara deskriptif dengan persentaseuntuk masing-masing kategoridalam tabel distribusi frekuensidengan rumus (Budiarto, 2002)sebagai berikut :

%100n

fP

Keterangan :P = PersentaseF = Jumlah responden menurut

kategorin = Jumlah responden menurut

sampelData yang telah diperoleh di

tabulasi dan dilakukan denganperhitungan dalam distribusifrekuensi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yangdilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2012sampai dengan 14 Juli 2012 di RumahSakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin.

Tabel 1Distribusi Frekuensi Usia Responden diRuang Kebidanan Rumah Sakit UmumDaerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Tahun 2011

No Usia f %1 Aman 100 68,52 Tidak Aman 46 31,5

Total 146 100Sumber : Data Sekunder: Diolah Juli 2012

Berdasarkan tabel 1 di atasmenunjukkan bahwa usia responden diRuang Kebidanan Rumah Sakit UmumDaerah dr. Zainoel Abidin Banda Acehsebagian besar pada kategori aman (20-35 tahun) sebanyak 100 responden(68,5%).

Tabel 2Distribusi Frekuensi Paritas Responden

di Ruang Kebidanan Rumah Sakit UmumDaerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Tahun 2011

No Paritas f %1 Grande Multipara 37 25,32 Multipara 75 51,43 Primipara 34 23,3

Total 146 100Sumber : Data Sekunder: Diolah Juli 2012

Berdasarkan tabel 2 di atasmenunjukkan bahwa paritas respondendi Ruang Kebidanan Rumah SakitUmum Daerah dr. Zainoel Abidin BandaAceh sebagian besar pada kategorimultipara 75 responden (51,4%).

Tabel 3Distribusi Frekuensi Kadar HemoglobinResponden di Ruang Kebidanan RumahSakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin

Banda Aceh Tahun 2011

No KadarHemoglobin

f %

1 Anemia 72 49,32 Tidak anemia 74 50,7

Total 146 100Sumber : Data Sekunder: Diolah Juli 2012

Berdasarkan tabel 3 di atasmenunjukkan bahwa responden diRuang Kebidanan Rumah Sakit UmumDaerah dr. Zainoel Abidin Banda Acehsebagian besar pada kategori tidakanemia sebanyak 74 responden (50,7%).

Page 5: MARIANI 2pu Jurnal Ilmiah Mariani

5

Tabel 4Distribusi Frekuensi Abortus Respondendi Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum

Daerah dr. Zainoel Abidin Banda AcehTahun 2011

No Abortus f %1 Inkomplet 91 62,32 Non inkomplet 55 37,7

Total 146 100Sumber : Data Sekunder: Diolah Juli 2012

Berdasarkan tabel 4 di atasmenunjukkan bahwa responden diRuang Kebidanan Rumah Sakit UmumDaerah dr. Zainoel Abidin Banda Acehsebagian besar pada kategori abortusinkomplet sebanyak 91 responden(62,3%).

Tabel 5Hubungan Usia Dengan Kejadian Abortus Inkomplet di Ruang Kebidanan Rumah

Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda AcehTahun 2011

No UsiaAbortus

Total % pInkomplet % Non %

1 Aman 56 56,0 44 44,0 100 1000,0322 Tidak Aman 35 76,1 11 23,9 46 100

Total 91 62,3 55 37,7 146 100Sumber : Data Sekunder: Diolah Juli 2012

Berdasarkan hasil analisa datatabel 5 di atas menunjukkan bahwa dari100 responden pada usia aman terdapatabortus inklompet sebanyak 56responden (56%) sedangkan dari 46responden berusia tidak aman terdapatabortus inklompet sebanyak 35

responden (76,1%). Berdasarkanperhitungan uji Chi-Square test,diperoleh nilai p value = 0,032. Nilaitersebut lebih kecil dari α = 0,05, dengandemikian ada hubungan antara usia ibudengan kejadian abortus inkomplet atauHipotesa alternatif (Ha) diterima.

Tabel 6Hubungan Paritas Dengan Kejadian Abortus Inkomplet di Ruang Kebidanan

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel AbidinBanda Aceh Tahun 2011

No ParitasAbortus

Total % pInkomplet % Non %

1 Grande 31 83,8 6 16,2 37 100

0,0072 Multipara 42 56,0 33 44,0 75 1003 Primipara 18 52,9 16 47,1 34 100

Total 91 62,3 55 37,7 146 100Sumber :Data Sekunder: Diolah Juli 2012

Berdasarkan hasil analisa datatabel 6 di atas menunjukkan bahwa dari37 responden pada paritas grandemultipara terdapat abortus inklompet

sebanyak 31 responden (83,8%), dari 75responden yang multipara terdapatabortus inklompet sebanyak 42responden (56%) dan dari 34 responden

Page 6: MARIANI 2pu Jurnal Ilmiah Mariani

6

yang primipara terdapat abortusinklompetus sebanyak 18 responden(52,9%). Berdasarkan perhitungan ujiChi-Square test, diperoleh nilai p value =0,007. Nilai tersebut lebih kecil dari α =

0,05, dengan demikian ada hubunganantara paritas ibu dengan kejadianabortus inkompletus atau Hipotesaalternatif (Ha) diterima.

Tabel 7Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan Kejadian Abortus Inkomplet

di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin BandaAceh Tahun 2011

No ParitasAbortus

Total % pInkomplet % Non %

1 Anemia 52 72,2 20 27,8 72 1000,0242 Tidak Anemia 39 52,7 35 47,3 74 100

Total 91 62,3 55 37,7 146 100Sumber :Data Sekunder: Diolah Juli 2012

Berdasarkan hasil analisa data diatas menunjukkan bahwa dari 72responden yang mengalami anemiaterdapat abortus inklompet sebanyak 52responden (72,2%) sedangkan dari 74tidak mengalami anemia terdapatabortus inklompet sebanyak 39responden (52,7%). Berdasarkanperhitungan uji Chi-Square test,diperoleh nilai p value = 0,024. Nilaitersebut lebih kecil dari α = 0,05, dengandemikian ada hubungan antara kadarhemoglobin ibu dengan kejadian abortusinkomplet atau Hipotesa alternatif (Ha)diterima.

PEMBAHASAN

Hubungan Usia dengan KejadianAbortus Inkomplet

Berdasarkan table 5.5menunjukkan bahwa dari 100 respondenpada usia aman terdapat abortusinklompet sebanyak 56 responden (56%)sedangkan dari 46 responden berusiatidak aman terdapat abortus inklompetsebanyak 35 responden (76,1%).Berdasarkan perhitungan uji Chi-Squaretest, diperoleh nilai p value = 0,032.Nilai tersebut lebih kecil dari α = 0,05,

dengan demikian ada hubungan antarausia ibu dengan kejadian abortusinkomplet atau Hipotesa alternatif (Ha)diterima.

Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa ada hubungan usia ibu dengankejadian abortus inkomplet dimanakejadian abortus inkomplet lebih banyakdijumpai pada responden yang berusiatidak aman (<20 dan > 35 tahun).Sedangkan pada usia aman (20-35 tahun)kejadian abortus inkompletus cenderunglebih rendah.

Hal ini didukung oleh teori sepertiyang dikemukakan oleh Wiknjosastro(2007), tingginya angka kejadian abortustidak hanya dipengaruhi oleh umur saja,hal ini bisa disebabkan oleh faktor lainseperti kelainan plasenta, kelainanpertumbuhan hasil konsepsi, penyakitibu mendadak seperti pneumonia, tifusabdominalis, pielonefritis, malaria danlain-lain dapat menyebabkan abortus dankelainan traktus genetalius.

Hubungan Paritas dengan KejadianAbortus Inkomplet

Berdasarkan table 5.6menunjukkan bahwa dari 37 responden

Page 7: MARIANI 2pu Jurnal Ilmiah Mariani

7

pada paritas grande multipara terdapatabortus inklompet sebanyak 31responden (83,8%), dari 75 respondenyang multipara terdapat abortusinklompet sebanyak 42 responden (56%)dan dari 34 responden yang primiparaterdapat abortus inklompet sebanyak 18responden (52,9%). Berdasarkanperhitungan uji Chi-Square test,diperoleh nilai p value = 0,007. Nilaitersebut lebih kecil dari α = 0,05, dengandemikian ada hubungan antara paritasibu dengan kejadian abortus inkompletatau Hipotesa alternatif (Ha) diterima.

Hal ini berarti kejadian abortusdapat terjadi pada paritas tinggi dan juganullipara. Angka kejadian pada hasilpenelitian banyak terdapat abortus padamultipara dan semakin tinggikejadiannya pada grande multipara.Kejadian abortus pada ibu pada paritastinggi berkaitan dengan kesehatan ibukarena kurangnya istirahat dan hamilyang terlalu dekat, apalagi bila disertaidengan abortus pada kehamilansebelumnya.

Hal ini sesuai dengan teorimenurut Jones (2002), frekwensiabortus akan semakin meningkat dengansemakin bertambahnya paritas, 6 %kehamilan pertama atau kedua berakhirdengan abortus, angka ini akanmeningkat pada kehamilan ke 3 danseterusnya. Menurut Norwitz & Schorge(2008), faktor risiko abortus adalahgraviditas yang meningkat (paritas),keguguran sebelumnya. Risikoterjadinya abortus meningkat denganmeningkatnya jumlah kehamilan. Risikoini juga meningkat risiko ini jugameningkat jika seorang ibu langsunghamil kembali setelah melahirkan.

Hubungan Anemia dengan KejadianAbortus Inkomplet

Berdasarkan hasil 5.7menunjukkan bahwa dari 72 responden

yang mengalami anemia terdapatabortus inklompet sebanyak 52responden (72,2%) sedangkan dari 74tidak mengalami anemia terdapatabortus inklompet sebanyak 39responden (52,7%). Berdasarkanperhitungan uji Chi-Square test,diperoleh nilai p value = 0,024. Nilaitersebut lebih kecil dari α = 0,05, dengandemikian ada hubungan antara kadarhemoglobin ibu dengan kejadian abortusinkomplet atau Hipotesa alternatif (Ha)diterima.

Hasil penelitian ini memberikangambaran bahwa ada hubungan yangsignifikan antara anemia pada ibudengan kejadian bayi abortus inkomplet.Hal tersebut sesuai dengan teori penelitidapatkan yang menyatakan bahwaseorang wanita yang menderit anemia,misal berbagai jenis anemia hemolitik,herediter atau yang diperoleh sepertianemia karena malaria, cacing tambang,penyakit ginjal menahun, penyakit hati,tuberkulosis, sifilis tumor ganas, dansebagainya, dan dapat menjadi hamil.Dalam hal ini menjadi lebih berat danmempunyai pengaruh tidak baikterhadap ibu hamil dalam masakehamilan, persalinan, nifas serta anakdalam kandungan (Wiknjosastro, 2005).

Anemia dalam kehamilanbukannya tanpa risiko. Pada dasarnyaibu hamil dapat mengalami keguguran,lahir sebelum waktunya, BBLR,perdarahan sebelum dan selamapersalinan bahkan dapat mengakibatkankematian pada ibu dan janinnya. Zat besibagi ibu hamil penting untukpembentukan dan mempertahankan seldarah merah. Kecukupan sel darahmerah akan menjamin sirkulasi oksigendan metabolisme zat – zat gizi yangdibutuhkan ibu hamil. Selain itu asupanzat besi sejak awal kehamilan cukupbaik, maka janin akan menggunakannyauntuk kebutuhan tumbuh kembangnya,sekaligus menyimpan dalam hati sebagai

Page 8: MARIANI 2pu Jurnal Ilmiah Mariani

8

cadangan sampai usia 6 bulan setelahdilahirkan. Sehingga kekurangan zat besisejak sebelum hamil bila tidak diatasidapat mengakibatkan ibu hamilmenderita anemia, kondisi meningkatkanresiko kematian pada saat melahirkan,melahirkan bayi dengan berat badanlahir rendah, janin dan ibu mudahterkena infeksi dan keguguran (Tarwotodan Wasnidar, 2007).

PENUTUP

Kesimpulan1. Ada hubungan usia ibu dengan

kejadian abortus inkomplet di RuangKebidanan Rumah Sakit UmumDaerah dr. Zainoel Abidin BandaAceh Tahun 2011 dengan P value0,032 (< α 0,05).

2. Ada hubungan paritas ibu dengankejadian abortus inkomplet di RuangKebidanan Rumah Sakit UmumDaerah dr. Zainoel Abidin BandaAceh Tahun 2011 dengan P value0,007 (< α 0,05).

3. Ada hubungan kadar HB dengankejadian abortus inkomplet di RuangKebidanan Rumah Sakit UmumDaerah dr. Zainoel Abidin BandaAceh Tahun 2011 dengan P value0,024 (< α 0,05).

Saran1. Bagi intitusi pelayanan Rumah Sakit

Umum Daerah dr. Zainoel AbidinBanda Aceh yang berhubunganlangsung dengan pasien agar dapatmeningkatkan pelayanan kesehatanpada ibu hamil dan bersalin sebagaiupaya meningkatkan kesehatan ibudan anak.

2. Bagi institusi pendidikan KesehatanDiploma III Kebidanan STIKESU’Budiyah Banda Aceh agar dapatmenyediakan referensi pustaka yangberhubungan dengan faktor-faktor

yang mempengaruhi kejadianabortus

3. Bagi peneliti selanjutnya agar dapatmenjadikan penelitian ini sebagaiinspirasi, data dasar maupun sebagaiacuan untuk melakukan penelitianlainnya secara mendalam tentangfaktor-faktor yang berhubungandengan abortus inkomplet.

DAFTR PUSTAKA

Bobak, (2005), Buku Ajar KeperawatanMaternitas, Edisi 4, Jakarta, EGC,

Cunningham, FG. Mc Donald, PG.(2006). Obstetri William Ed 22.Jakarta. EGC,

Dinas Kesehatan Aceh, (2009), ProfilKesehatan Provinsi Aceh Tahun2009, Dinas Kesehatan Aceh.

Jones, (2002), Dasar-Dasar Obstetri danGinekologi, Edisis 6, Jakarta.Hipokrates,

Tarwoto dan Wasnidar, (2007), BukuSaku: Anemia Pada KehamilanKonsep dan pelaksanaan, Jakarta.Trans Info Media,

Winkjosastro, Hanifa (2005), IlmuKebidanan, Edisi 3, Cetakan 5,Jakarta, Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo.

Zulfansyah, dkk, (2008), KebijakanPelayanan Antenatal : Kebijakandan Pengelolaan Antenatal CareBagi Bidan Desa di Kota MadyaBanda Aceh, KMPK UniversitasGadjah Mada, Jogjakarta. Dikutiptanggal 22 Januari 2012 darihttp://google.com