Mapping Jawa Baratperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/Maping-Jawa... · Unit...
Transcript of Mapping Jawa Baratperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/Maping-Jawa... · Unit...
Marsita Lita, dr. Mayang Rini, dr., SpM(K).,MSc. Syumarti dr., SpM(K).,MSc.
1
Jawa BaratMapping
Unit Oftalmologi Komunitas
Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo
Universitas Padjadjaran Bandung
Mapping Jawa Barat
Telah dievaluasi dan disetujui oleh
Pembimbing
Mayang Rini, dr., SpM(K).,MSc.
2
Marsita Lita, dr.
Mayang Rini, dr., SpM(K).,MSc.
Syumarti dr., SpM(K).,MSc.
3
DAFTAR ISI
Pendahuluan…………………………………………………….4
Buta Katarak…………….………… …..………………............5
Analisis Situasi Jawa Barat…………………………………....9
Distribusi Dokter Spesialis Mata di Jawa Barat…………….11
Simpulan………………………………………………………..14
4
Sebuah pepatah Afrika mengatakan "Bagaimana cara
Anda makan seekor gajah?" Jawabannya adalah:
"Satu suap penuh pada satu waktu, dikunyah secara
perlahan, dengan bantuan dari teman-temanmu".
Pepatah ini yang mendasari VISION 2020 dalam
mengambil kebijakan untuk mengatasi kebutaan.
Kebutaan tampak tidak dapat diatasi karena
angkanya yang besar dan terus bertambah disetiap
tahunnya, dapat diatasi dengan "Sepotong demi
sepotong, dalam porsi yang dapat dicerna, langkah
demi langkah, dan bekerja bersama sebagai satu
tim“. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah
penduduk terbanyak di Indonesia, hamper mencapai
20% dari seluruh jumlah penduduk di Indonesia,
sehingga Jawa Barat memiliki kontribusi besar dari
angka kebutaan Indonesia.
PENDAHULUAN
BUTA KATARAK
5
Kebutaan menurut WHO adalah presenting visual acuity
kurang dari 3/60 pada mata yang terbaik, sesuai dengan
klasifikasi dari International Classification of Diseases 11 (2018)
yang membagi visual impairment menjadi dua kelompok yaitu
distance dan near visual impairment.
• Ringan – presenting visual acuity <6/12
• Sedang – presenting visual acuity <6/18
•Berat – presenting visual acuity <6/60
•Buta – presenting visual acuity <3/60
Distance visual impairment:
•Presenting near visual acuity <N6 atauM.08 dengan koreksi yang ada
Near visual impairment:
International Classification of Diseases 11 (2018):
Gambar 1. Klasifikasi visual impairment
6
Kelainan segmen posterior6%
Lain-lain10.6%
Glaukoma2.9%
Kelainan refraksi yang tidak
dikoreksi 2%
Pterygium0,5%
Katarak78%
Gambar 2. Penyebab kebutaan di Indonesia
Kelainan segmen posterior
Lain-lain
Glaukoma
Kelainan refraksi yang tidak dikoreksi
Pterygium
Katarak
7
Data dari Global Burden of Disease Study memperkirakan
populasi global yang buta pada tahun 2015 sekitar 36,0 juta
dengan penyebab utama adalah katarak (12,6 juta) diikuti oleh
kesalahan refraksi yang tidak dikoreksi (7,4 juta) dan glaukoma
(2,9 juta). Jumlah orang buta karena katarak pada tahun 2020
pada populasi global diperkirakan akan meningkat menjadi 13,4
juta. Penyebab utama kebutaan di Indonesia adalah katarak,
diikuti kelainan segmen posterior, glaukoma, kelainan refraksi
yang tidak dikoreksi dan pterygium (RAAB 2016).
Katarak merupakan kekeruhan pada lensa mata
yang menyebabkan menurunnya tajam penglihatan.
Selain itu katarak juga menyebabkan sulitnya
mengevaluasi segmen posterior sehingga diagnosis
Diabetik Retinopati menjadi sulit ditegakkan. Katarak
imatur memiliki lensa yang lebih tebal, keadaan ini
dapat menimbulkan glaukoma.
Apakah katarakdapat dihilangkan
?
8
Katarak tidak dapat dihilangkan karena
orang akan bertambah tua dan usia harapan
hidup semakin lama semakin tinggi. Proses
penuaan tidak mungkin dihindari, saat
penuaan terjadi proses degenesasi sel dan
organ juga terjadi, termasuk lensa yang akan
menjadi keruh seiring menjadi tua.
Katarak
UniknyaKatarak
Pemberantasan Kebutaan
Untuk pemberantasan terhadap kebutaan katarak dilakukanmelalui tindakan operasi katarak.
Pencegahan kebutaan
Untuk pencegahan buta katarak juga dilakukan melalui operasikatarak, sebelum penderita dikatagorikan sebagai kebutaankatarak.
Pengendalian Faktor risiko
Menghindari sinar UV, merokok, dehidrasi serta DM, hanya untukmemperlambat proses degenerasi lensa, tetapi degenerasi itusendiri tidak dapat diberhentikan
9
ANALISIS SITUASI
JAWA BARAT
Jawa Barat
10
Jawa Barat memiliki luas wilayah seluas 35,777.76 km2.
Jawa barat terdiri dari 18 kabupaten dan 9 kota madya.
Jumlah penduduk pada tahun 2019 sebesar 49,316,712 jiwa, jumlah ini sebesar
20% dari penduduk Indonesia, sehingga Jawa Barat mempunyai kontribusi besar
terhadap angka kebutaan Indonesia. (Sumber : BPS Jawa Barat)
Analisissituasi
Jawa Barat 2019
Prevalensi kebutaan >50th
2.8% x (16.44% x 49,316,712 Jiwa)
= 227,014.7 jiwa
Kebutaan katarak
72% (72%x 227,014.7 Jiwa)
= 163,450.6 Jiwa
Pada Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) Indonesia tahun 2016
didapatkan penduduk dengan usia >50 tahun sebesar 16.44%, prevalensi
kebutaan pada usia >50 tahun sebesar 2.8%, dimana 72% disebabkan oleh
kebutaan katarak. Maka dapat kita hitung sebagai berikut:
Cataract Surgical Rate (CSR) adalah jumlah operasi katarak yang
dilakukan dalam satu tahun, per juta populasi.
• Untuk mencapai CSR 2,000, maka dibutuhkan jumlah operasi
katarak sebesar 98,600/tahun.
• Untuk mencapai CSR 3,000, maka dibutuhkan jumlah operasi
katarak sebesar 147,900/tahun.
Insidensi = 20% x prevalensi(20% x 163,450 jiwa = 32,692 jiwa/ tahun)
Kebutaan tahun 2019 : 163,450 jiwa + 32,692
= 196,142
MendapatTindakan Operasi
Kematian
11
Distribusi Dokter Spesialis Mata
di Jawa Barat
Dari 27 kota dan kabupaten yang ada di Jawa Barat, Kota Bekasi dan
Kabupaten Bekasi tidak berada di bawah kepengurusan PERDAMI Jawa
Barat. PERDAMI Jawa Barat dibagi menjadi 5 wilayah yaitu wilayah
Periangan, wilayah Purwasuka, wilayah Bogor, wilayah Cirebon, dan
wilayah Bandung. Jumlah dokter mata anggota PERDAMI Jawa Barat
sebanyak 209 dokter, dimana diantaranya terdapat 204 dokter mata
yang aktif dalam pelayanan dan terdapat 5 dokter spesialis mata yang
tidak aktif melakukan pelayanan.
Jawa Barat
No Kabupaten/kotaJumlah
Penduduk
JumlahKebutaan
>50th (2,8%)
JumlahKebutaan
Katarak (72%)
JumlahDokterMata
1 Kota Tasikmalaya 663,517 3,054.3 2,199.1 5
2 Kab Tasikmalaya 1,754,128 8,074.6 5,813.7 1
3 Kab Ciamis 1,195,176 5,501.6 3,961.2 2
4 Kab Garut 2,622,425 12,071.5 8,691.5 5
5 Kab Pangandaran 399,284 1,837.9 1,323.3 1
6 Kota Banjar 183,110 842.9 606.9 2
7 Kab Indramayu 1,728,469 7,956.5 5,728.7 2
8 Kab Subang 1,595,825 7,345.9 5,289 3
9 Kab. Purwakarta 962,893 4,432.4 3,191.3 5
10 Kab Karawang 2,353,915 10,835.5 7,801.6 9
11 Kab Bogor 5,965,410 27,459.9 19,771.1 2
12 Kota Bogor 1,112,081 5,119.1 3,685.7 15
13 Kota Sukabumi 328,680 1,512.9 1,089.38
14 Kab, Sukabumi 2,466,272 11,352.7 8,514.5
15 Kota Depok 2,406,826 11,079.1 7,976.9 1
16 Kab Cianjur 2,263,072 10,417.4 7,500.5 3
17 Kota Cirebon 319,312 1,469.8 1,058.319
18 Kab Cirebon 2,192,903 10,094.4 7,267.9
19 Kab Kuningan 1,080,804 4,975.1 3,582.1 3
20 Kab Majalengka 1,205,034 5,547 3,993.8 3
21 Kab Sumedang 1,152,400 5,304.7 3,819.4 2
22 Kab Bandung 3,775,279 17,378.4 12,512.4 6
23 Kab Bandung Barat 1,699,896 7,824 5,633.3 2
24 Kota Bandung 2,507,888 11,544.3 8,311.9 101
25 Kota Cimahi 614,304 2,827.7 2,035.9 4
26 Kab Bekasi 3,763,886 17,325.9 12,474.6
27 Kota Bekasi 3,003,923 13,827.6 9,955.8
TOTAL 49,316,712 227,014.7 163,450.6 204
12
Tabel 1. Distribusi Dokter Spesialis Mata di Jawa Barat
Peta DistribusiSpesialis Mata dan Angka kebutaan katarakdi Jawa Barat
13
Peta DistribusiSpesialis Mata dan Jumlah Penduduk
di Jawa Barat
14“Alone we can do so little, together we can do so much”Hellen Keller
SimpulanAngka kebutaan katarak yang besar dibandingkan
jumlah dokter mata yang kecil di Jawa Barat,
maka sangat penting adanya kolaborasi dari
semua dokter mata untuk bekerja sama
menurunkan angka kebutaan yang ada di Jawa
Barat. Kualitas operasi dari setiap dokter mata
juga berperan penting dalam menurunkan angka
kebutaan dengan meningkatkan angka
keberhasilan operasi katarak. Jika setiap dokter
mata berkompetisi dalam meningkatkan kualitas
operasi katarak mereka, maka setiap dokter mata
akan memiliki kualitas yang baik dalam operasi
katarak. Sehingga, jika kombinasi dari kolaborasi
dan kompetisi ini dapat berjalan dengan baik,
maka kita dapat memperoleh hasil yang lebih
baik dalam menurunkan angka kebutaan katarak
di Jawa Barat.
14