Manusia,keragaman dan kesederajatan.

22
MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3 AHMAD YUSUF EFENDI (J1BO1309) ALFIN FAJAR (J1B013010) ALFIN ZUHARI (J1B013011) AMIRI TIARA AHADNOPUTRA (J1B013012) ARDY PUGER PRAWIRA (J1B013013) PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

description

semoga bermanfaat kawan.

Transcript of Manusia,keragaman dan kesederajatan.

Page 1: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

MAKALAH

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

MANUSIA KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

AHMAD YUSUF EFENDI (J1BO1309)

ALFIN FAJAR (J1B013010)

ALFIN ZUHARI (J1B013011)

AMIRI TIARA AHADNOPUTRA (J1B013012)

ARDY PUGER PRAWIRA (J1B013013)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MATARAM 2014

Page 2: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim.

Dengan memannjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

karunia dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

“Manusia, Keragaman dan Kesederajatan”. Bertujuan untuk memenuhi tugas Ilmu Sosial

dan Budaya Dasar dan untuk menambah wawasan kami maupun pembaca tentang

bagaimana mengenal manusia yang berbudaya dan beradab. Kami juga mengucapkan

terima kasih kepada Bapak Hamidsyukrie ZM,M.Hum. Selaku dosen mata kuliah Ilmu Sosial

dan Budaya Dasar yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan tugas makalah

ini,

Kami sadar dalam penyusunan makalh ini dirasakan masih banyak kekurangan, baik

secara sistematika penyusunan maupun penggunaan kata-kata, karena itu kami

mengharapkan dengan kerendahan hati memberikan kritik dan saran yang membangun

agar penusunan makalah selanjutnya lebih baik. Semoga makalah ini bisa bermanfaat

khususnya bagi kami, umunya bagi para pembaca. Demikianlah makalah ini kami buat, kami

ucapkan banyak terima kasih.

Mataram, 23 Maret 2014

Penyusun,

I

Page 3: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang ………………………………………………………………………………………1

I.II Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………2

I.III Tujuan ……………………………………………………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN

II.I Pengertian Manusia ………………………………………………………………………………….3

II.II Pengertian Keragaman dan Kesederajatan …………………………………………………3

II.III Makna Keberagama dan Kesederajatan …………………………………………………...4.

II.IV Unsur–Unsur keragaman Dalam Masyarakat ………………………………………………5

II.V Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara Dan

Kehidupan Global …………………………………………………………………………………………….8

II.VI Problematika Diskriminasi ………………………………………………………………………..10

BAB III PENUTUP

III.I KESIMPULAN ………………………………………………………………………………………………12

III.II SARAN ……………………………………………………………………………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………13

Page 4: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai mahluk sosial (homo socialis) yang hidup bermasyarakat (zoon

politicon) tentunya tidak bisa memisahkan hidupnya dengan orang lain, serta mahluk

yang berbudaya yang dapat mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan tatanan

hidup yang bahagia dan sistem kemasyarakatan yang terbentuk karena interaksi dan

bentura kepentingan antara satu manusia dengan manusia lainya karena

membahagiakan itu hakikatnya baik, benar dan adil, maka manusia yang berbudaya itu

selalu menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan.

Sejak zaman prasejarah hingga sejarah, manusia dihadapkan dengan keterciptaan

berbagai aturan dan norma dalam kehidupan, ilmu pengetahuan budaya terbukti

memaikan peran dalam keterciptaan itu. Ilmu pengetahuan budaya tidak hanya dapat

dipahami dalam arti sebuah hukum atau teori, tetapi harus dipandang juga sebagai

pemikiran yang memerlukan proses sebuah kegiatan yang akan mengahasilkan sesuatu.

Budaya yang hidup terus berkembang dan dimiliki bersama oleh suatu kelompok

masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi, mulai terbentuk dari unsure yang

rumit, termasuk sistem agama, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaina, bangunan,

karya seni maupun kegiatan politik. Dengan berbudaya manusia diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidup sesuia dengan adab-adab yang

diterapkan di lingkungan sekitar. Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu

pengetahuan dan peradaban maka terjadi evolusi budaya yang menyebabkan beberapa

problematika beragam yang kita harus kaji dan beri solusinya secara bersama.

1

Page 5: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa keragaman dan kesederajatan ?

2. Apa makna keragaman dan kesederajatan ?

3. Apa problematika diskriminasi dalam masyarakat yang beragam?

4. Apa pengaruh keragam terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, bernegara

dan kehidupan sosial ?

1.3 Tujuan

1. Memahami lebih dalam arti keragaman dan kesederajatan.

2. Mengetahui makna yang terkandung dalam keragaman dan kederajatan.

3. Mengetahui problematika yang bergulir dalam kehidupan masyarakat yang

beragam.

4. Mengetahui dan merancang solusi dari terjadinya problematika sosial.

2

Page 6: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

BAB II PEMBAHASAN

II.I Pengertian Manusia

Manusia adalah mahkluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi yang

tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan,

dan mati, serta terkait serta dengan interaksi alam dan lingkungan dalam sebuah hubungan

timbal balik baik secara positif maupun negatif.

II.II Pengertian Keragaman dan Kesederajatan

Keragaman atau diversity dipergunaka dalam pengertian secara umum sebagai

pernyataan yang bervariasi. Inculison adalah pengikutsertaan semua organisasi secara

penuh dan dengan rasa hormat, tanpa memandang gender, agama, ras, warna kulit,

orientasi seksual, asal Negara, umur atau kemampuan fisik, dalam aktivitas dan kehidupan

organisasi. Frederick A. Miller dan Judith H. Katz (2002: 197-199). Keberagaman adalah

menunjukan adanya perbedaan, kesamaan dan teganganyang berhubungan, yang terjadi

pada setiap bauran yang dapat timbul diantara elemen dari collective mixture. (R. Roosevelt

Thomas, Jr., 2006:101). Mixture atau bauran dapat terdiri beberapa dimensi keberagaman.

Dapat berupa ras, gender, etnis, asal daerah, umur, afiliasi politik, kelas sosial-ekonomi, atau

orientasi seksual, atau mungkin kombinasi dari factor-faktor tersebut.

Dengan demikian, dapat dirumuskan pengrtian keberagaman sebagai variasi namun

menunjukan adanya persamaan. Keberagaman menyangkut aspek yang sangat luas, dapat

terjadi pada tingkatan individu, kelompok, organisasi, komunitas dan masyarakat.

Keberagaman sangat dipenagruhi oleh latar belakang demografis dan budaya sumber daya

manusia kondisi lingkungan internal dan kondisi eksternal masyarakat.

3

Page 7: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

Mengelola keberagaman berpusat pada pengembanagn budaya dan perubahan,

yang dilakukan dengan berdasarkan pada. (1) kebersamaan, keterbukaan, dan kejujuran, (2)

memperhatikan perbedaan dan kesamaan di antara sumber daya manusia, dan (3)

melakukan pelatihan multi dimensi.

Di Indonesia tidak dipungkiri keberadaannya. Masyarakat Indonesia terdiri dari

berbagai kebudayaan yang besifat kewilayahannya yang merupakan pertemuan dari

berbagai suku bangsa daerah tersebut. Mereka yang mendiami daerah yang bervariasi, juga

berkaitan dengan tingkatan peradaban sukubangsa dan masyarakat yang berbeda, serta

dengan pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses

asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis

kebudayaan yang ada. Kemudian juga berkembang dan meluas agama-agama besar di

Indonesia terut mendukung kebudayaan sehingga mencerminkan kebudayaan agama

tertentu. Indonesia adalah salah satu Negara dengan tingkat keanekaragama budaya yang

tinggi, tidak hanya keanekaragaman suku bangsa namun juga kenekaragaman budaya dalam

konteks peradaban tradisional hingga ke modern.

II.III Makna Keberagama dan Kesederajatan

Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi

(KBBI) artinya adalah tingkah laku; macam, jenis; langgam; warna, corak; laras, tata bahasa.

Keragaman yang dimaksud adalah kondisi masyarakat di mana terdapat perbedaan-

perbedaan dalam erbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan,

ideologi, adat kesopanan, serta situasi ekonomi.

Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) artinya adalah sama tingkatan (pangkat, keudukan). Dengan demikian

konteks kesederajatan di sini adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan

keberagaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dalam satu

tingkatan hirarki.

4

Page 8: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

II.IV Unsur–Unsur keragaman Dalam Masyarakat

1. Suku Bangsa Dan Ras

Suku bangsa yang menempati wilayah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke

sangat beragam. Sedngkan perbedaan ras muncul karena adanya pngelompokan besar

manusia yang memiliki cirri-ciri biologis maka lahirlah yang sama seperti rambut, warna

kulit, ukuran tubuh, mata dan lain sebagainya. Di Indonesia, terutama bagian barat

termasuk ras Mongoloid Melayu Muda (Deutero Malayan Mongoloid) dan bagian timur

termasuk ras Austroloid. Sedngkan kelompok terbesar yang tidak termasuk pribumi adalah

golongan chia yang termasuk Astratic Mongoloid.

Suku Jawa adalah yang terbesar di Indonesia sekitar 45% dari seluruh populasi yang

awalnya mendiami bagian tengah dan timur pulau Jawa. Suku Sunda suku terbsar kedua

sekitar 14% dari seluruh populasi yang awalnya meniami bagian barat Jawa. Suku terbesar

ketiga suku Madura sekitar 7,5% dari seluruh populasi yang mendiami pulau Madura.

Meskipun etnis tionghoa mewakili sebagian kecil dari total populasi tapi mereka merupakan

kekuatan ekonomi, mengoprasikan segala mulai dari took kecil hingga bank-bank dan

industry-industri di Indonesia. Etnis tionghoa bisanya terbagi menjadi sua kelompok: Cina

peranakan, biasanya memiliki latar belakang Cina dan Indonesia, dan Cina totok, yang

dianggap sebagai Cina murni yang biasanya pendatang generasi pertama atau kedua dan

memegang teguh kebudayaan Cina.

2. Agama dan Keyakinan

Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan

yang dimaksud bersal dari suatu kekuatan yan lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan

gaib yang tidak dapat ditangkap dengan panca indra. Namun mempunyai pengaruh yang

besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari (Harun Nasution: 10).

Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan terperinci.

Hal ini pula yang barang kali menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat

tentang agama. Namun apapun bentuk kepercayaan yang dianggap sebagai agama,

5

Page 9: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

baik dalam agama primitive maupun agama monoteisme. Menurut Robert H.

Thouless.

Fakta menunjukan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau dewa-dewa sebagai

ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan. (psikologi agama: 14)

Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat.

Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:

- Berfungsi edukatif: agama scara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang.

- Berfungsi penyelamat

- Berfungsi sebagai perdamaian

- Berfungsi sebagai social control

- Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas

- Berfungsi kreatif

Pada dasarnya agama dan keyakinan merupak unsure penting dalam kragaman

bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui di Indonesia.

3. Ideologi dan politik

Ideologi adalah suatu idtilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat

terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan

kepercayaan yang fundamental. Ideologi membatu untuk lebih memperkuat landasan moral

bagi sebuah tindakan. Politik mencakup baik antara individu-individu dan kelopok untuk

meperoleh kekuasaan, yang di gunakan oleh pemenang bagi keuntungnya sendiri atas

kerugian dari yang ditaklukan. Politik juga bermakna sebagai usaha untuk menegakan

ketertiban sosial.

Keragama masyarakat Indonesia dalam Ideologi dan politik dapat dilihat dari

banyaknya partai politik sejak berakhirnya orde lama. Meskipun pada dasarnya Indonesia

hanya mengakui satu ideologi, yaitu Pancasila yang benar-benar mencerminkan kepribadian

bangsa Indonesia.

6

Page 10: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

4. Tata krama

Tata krama yang dianggap dari Bahas Jawa yang brarti “adat sopan santun, bsa-basi”

pada dasarnya ialah tindakan, prilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai

dengan kaidah atau norma tertentu.

Tata krama dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dan terdiri dari aturan-

aturan yang jika dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan efektif di

dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia memiliki beragam suku bangsa di mana

setiap suku bangsa memiliki adat istiadat sendiri meskipun karena adanya sosialisasi nilai

dan norma secara turun-menurun dan berkesinambungan dari generasi menyebabkan suatu

masyarakat yang ada dalam suatu suku bangsa yang sama akan memilki adat dan kesopanan

yang relative sama.

5. Kesenjangan Ekonomi

Bagi sebagian Negara berkembang, perekonomian akan menjadi satu perhatian yang

terus ditingatkan. Namun umumnya, masyarakat kita berada di golongan tingkat ekonomi

menengah kebawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang

tidak dapat dihindari lagi.

6. Kesenjangan Sosial

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam

tingkat, pangkat dan strata sosial yang hirarkis. Hal ini, dapat terlihat dan dirasakan jelas

dengan adanya penggolongan orang berdasarkan kasta.

Hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja dapat

menyakitkan, namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu,

bahkan bisa menjadi sebuah pemicu perang antar etnis atau suku.

7

Page 11: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

II.V Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara Dan

Kehidupan Global

Berdirinya Negara Indonesia di latar belakangi oleh masyarakat yang demikian

majemuk, secara etnis geografis, cultural, maupun religious. Kita tidak dapat mengingkari

sifat pluralistik bangsa kita. Sehingga kita perlu member tempat bagi berkembangnya

kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan beragama yang dianut oleh warga Negara.

Masalah suku bangsa dan kesatuan nasional di Indonesia telah menunjukan kepada kita

bahwa suatu Negara yang multietnik memerlukan identitas nasional dan solidaritas nasional

di antara warganya. Gagasan tentang kebudayaan nasional Indonesia yang menyangkut

kesadaran dan identitas suatu bangsa telah dirancang saat kita belum merdeka.

Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai harmoni,

yang seharusnya dijadikan sebagai sebuah potensi untuk menciptakan kehidupan yang

menjunjung tinggi toleransi. Di kehidupan sehari-hari , kebudayaan suku bangsa dan

kebudayaan agama, yang beriringan, saling melengkapi dan mampu menyesuaikan dalam

kehidupan sehari-hari. Tetapi sering kali terjadi malah sebaliknya, perbedaan-perbedaan itu

menyebabkan ketegangan hubungan antar anggota masyarakat. Hal ini disebabkan oleh

sifat dasar yang dimiliki oleh masyarakat majemuk sebagaimana dejelskan oleh Van de

Bergh:

a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok yang sering memiliki kebudayaan

yang berbeda.

b. Memiliki struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga yang bersifat non-

komplementer.

c. Kurang mengembangakn consensus dia antara para anggota masyarakat tentang

nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.

d. Secara relatif sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan

yang lainnya.

8

Page 12: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan

di dalam bidang ekonomi.

f. Adanya domonasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain.

Relatif diatas harus diakui dengan sikap terbuka, logis, dan dewasa karena

dengannya, kemajemukkan yang ada dapat dipersatukan. Jika keterbukaan dan

kedewasaaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah yang

menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti:

1. Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusa

dengan dunia lingkungannya. Disharmonisasi dibawa oleh virus paradoks yang

ada dalam globalisasi. Paket globalisasi begitu masyarakat dunia dengan

tawarannya alan keseraaman global untuk maju bersama dalam komunikasi gaya

hidup manusia yang bebas dan harmonis dalan tatanan dunia, dengan

menyampingkan keunikan dan keberagaman manusia sebagai pelaku utamanya.

2. Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan

memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang

tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat

bermacam-macam, antara lain: keyakinannya bahwa secara kodrati ras, sukunya

kelompoknya lebih tinggi dari ras, suku, kelompok lain.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh

pengaruh negatif dari keragaman, yaitu:

a. Semangat religus

b. Semangat nasionalisme

c. Semangat pluralisme

d. Semangat humanisme

e. Dialog antar umat beragama

f. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi

hubungan antar agama, media massa, dan harmonisasi dunia

9

Page 13: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran global yang bersifat inklusif, serta kesadaran

kebersamaan dalam mempengaruhi sejarah, merupakan modal yang sangat menentukan

bagi terwujudnya sebuah bangsa yang Bhineka Tunggal Ika. Menyatu dalam keragaman dan

beragam dalam kesatuan. Segala bentuk kesenjangan didekatkan segala keanekaragaman

dipandang sebagai kekayaan bangsa, milik bersama. Sikap inilah yang perlu dikembangkan

dlaam pola pikir masyarakat untuk menuju Indonesia Raya Merdeka.

II.VI Problematika Diskriminasi

Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang

atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status,

dan kelas sosial-ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia, orientasi seksual,

pandangan ideologi dan politik, serta batas negara, dan kebangsaan seseorang.

Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia didasarkan pada prinsip-prinsip hak

asasi manusia (HAM). Sifat dari HAM adalah universal dan tanpa pengecualian, tidak dapat

dipisahkan, dan saling tergantung. Berangkat dari pemahaman tersebut seyogianya sikap-

sikap yang didasarkan pada ethnosentrisme, rasisme, religius fanatisme, dan diskriminasi

harus dipandang sebagai tindakan yang menghambat pengembangan kesederajatan dan

demokrasi, penegakan hukum dalam kerangka pemajuan dan pemenuhan HAM.

Dalam demokrasi, diskriminasi seharusnya telah ditiadakan dengan adanya

kesetaraan dalam bidang hukum, kesederajatan dalam perlakuan adalah salah satu wujud

ideal dalam kehidupan negara yang demokratis. Akan tetapi, berbagai penelitian dan

pengkajian menunjukkan bahwa kondisi di Indonesia saat ini belum mencerminkan

penerapan asas persamaan di muka hukum secara utuh.

Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya

beberapa faktor penyebab, antara lain adalah:

1. Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan. Terutama

ekonomi. Timbullah persaingan antara kelompok pendatang dan kelompok pribumi, yang

kerap kali menjadi awal pemicu terjadinya diskriminasi

10

Page 14: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

2. Tekanan dan intimidasi biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan

terhadao keompok atau golongan yang lebih lemah. Artistoteles membagi masyarakat

dalam suatu negara menjadi tiga kelompok: kaya, miskin dan yang berada di antaranya.

Kelompok-kelompok kaya (bangsawan, tuan tanah) biasanya melakukan intimidasi dan

tekanan sehingga mendiskriminasikan orang-orang miskin.

3. Ketidakberdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan

membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi

Problematika lainnya yang timbul dan harus diwaspadai adalah adanya disintegrasi

bangsa. Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintegrasi bangsa dan

bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang secara gradual

bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu:

1. Kegagalan Kepemimpinan

2. Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama

3. Krisis politik

4. Krisis sosial

5. Demoralisasi tentara dan polisi

6. Intervensi asing

Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang

merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang “majemuk” atau

“heterogen”. Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi sosial dari banyak suku

bangsa dengan beraneka ragam latar belakang kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan

yang sama yang disebut, Kebudayaan Nasional

11

Page 15: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

BAB III PENUTUP

III.I KESIMPULAN

Manusia adalah mahkluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi

yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,

perkembangan, dan mati, serta terkait serta dengan interaksi alam dan lingkungan dalam

sebuah hubungan timbal balik baik secara positif maupun negatif.

Manusaia sebagai makhluk yag memiliki akal mampu memahami keberagaman

budaya yang bervariasi serta manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama namun

menunjukan adanya persamaan. Keberagaman menyangkut aspek yang sangat luas, dapat

terjadi pada tingkatan individu, kelompok, organisasi, komunitas dan masyarakat.

Keberagaman sangat dipenagruhi oleh latar belakang demografis dan budaya sumber daya

manusia kondisi lingkungan internal dan kondisi eksternal masyarakat.

Keberagaman dan kedudukan yang sama akan setiap kebudayana agar tetap

berkembang dalam kehidupan masyarakat dapat di lakukan berdasarkan kebersamaan,

keterbukaan, dan kejujuran, memperhatikan perbedaan dan kesamaan di antara sumber

daya manusia, dan melakukan pelatihan multi dimensi.

III.II SARAN

Dalam hidup bermayarakat yang memiliki keragaman kita harus memahami bahwa

kedudukan kita sama, serta mampu menyesuaikan pikiran dan sikap dengan sistem norma

meliputi norma agama, adat, susila dan hokum yang hidup dalam masyarakat.

Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk menambah

wawasan dan sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para

pembaca untuk kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

12

Page 16: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Elly M. Setiadi, M.Si., Drs. H. Kama A. Hakam, M.Pd., dan Drs. Ridwan Effendi, M,Ed.,

Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar (edisi kedua), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012),

147-154.

Prof. Dr. Wibowo, S.E., M.Phil, Budaya Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers,2010), 122.

http://fmardliyahjun.wordpress.com/2013/04/03/isbd-manusia-sebagai-makhluk-

berbudaya-dan-beradab/ diakses pada tanggal 19-03-2014, 08:50 wita.

http://kelompok8isbd.blogspot.com/2012/04/manusia-keragaman-dan-

kesederajatan_04.html / diakses pada tanggal 19-03-2014, 09:15 wita.

http://rizkalarashati.blogspot.com/2013/11/manusia-keragaman-dan-kesederajatan.html

diakses pada tanggal 19-03-2014, 09:15 wita.

http://xa.yimg.com/kq/groups/70991544/872095837/name/

KERAGAMAN+DAN+KESEDERAJATAN+MANUSIA.docx diakses pada tanggal 19-03-2014,

09:00 wita.

Page 17: Manusia,keragaman dan kesederajatan.

13