Manual V PEP

11
Lendy Wibowo@SP-PEP Div Pengembangan NMC Email: [email protected] 1 MANUAL V PENGEMBANGAN EKONOMI PERDESAAN FASILITASI PENATAAN KELEMBAGAAN DANA BERGULIR I. Pendahuluan Penataan kelembagaan Kelembagaan Dana Bergulir merupakan upaya untuk memperkuat aspek-aspek kelembagaan berkaitan dengan perkuatan legalitas dan standar prosedur operasional. Kelembagaan Kelembagaan Dana Bergulir perlu dikuatkan dalam hukum dan peraturan yang berlaku dalam kaitan hubungan dengan kelembagaan desa dan antar desa lainnya, bahkan kerja sama dengan pihak lain. Strategi penataan Kelembagaan Dana Bergulir ini untuk memenuhi amanat peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan perundangan yang dimaksud adalah Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa, Peraturan Pemerintah nomor 73 tahun 2005 tentang Kelurahan, serta Surat Edaran Mendagri nomor 414.2/1402/PMD tahun 2006 perihal Pelestarian dan Perlindungan Hasil-Hasil Program. II. Tujuan Penataan Kelembagaan Dana Bergulir Penataan Kelembagaan Kelembagaan Dana Bergulir bertujuan untuk memperkuat aspek legalitas dan operasional. III. Komponen Ketentuan Pokok Dalam rangka penataan kelembagaan dan pengembangan Kelembagaan Dana Bergulir ke depan, maka komponen ketentuan pokok yang perlu difasilitasi adalah sebagai berikut: 1. Status Kepemilikan Status asset Dana Bergulir adalah milik masyarakat. Sumber asset ini pada awalnya berasal dari dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan. BLM pada dasarnya adalah bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat bukan kepada perorangan. Demikian pula dengan BLM yang diterima masyarakat dan dipergunakan sebagai modal simpan pinjam, seperti yang dikelola UPK, adalah juga milik masyarakat. Bantuan tersebut diberikan kepada masyarakat, bukan orang per orang, dan harus dimanfaatkan secara baik dan dikembangkan. 2. Kelembagaan Penataan kelembagaan Kelembagaan Dana Bergulir diarahkan kepada kebutuhan pelestarian hasil-hasil PNPM Mandiri Perdesaan, hubungan

description

Fasilitasi Penataan Kelembagaan Dana Bergulir

Transcript of Manual V PEP

Page 1: Manual V PEP

Lendy Wibowo@SP-PEP Div Pengembangan NMC Email: [email protected]

1

MANUAL V PENGEMBANGAN EKONOMI PERDESAAN

FASILITASI PENATAAN KELEMBAGAAN DANA BERGULIR

I. Pendahuluan Penataan kelembagaan Kelembagaan Dana Bergulir merupakan upaya untuk memperkuat aspek-aspek kelembagaan berkaitan dengan perkuatan legalitas dan standar prosedur operasional. Kelembagaan Kelembagaan Dana Bergulir perlu dikuatkan dalam hukum dan peraturan yang berlaku dalam kaitan hubungan dengan kelembagaan desa dan antar desa lainnya, bahkan kerja sama dengan pihak lain. Strategi penataan Kelembagaan Dana Bergulir ini untuk memenuhi amanat peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan perundangan yang dimaksud adalah Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa, Peraturan Pemerintah nomor 73 tahun 2005 tentang Kelurahan, serta Surat Edaran Mendagri nomor 414.2/1402/PMD tahun 2006 perihal Pelestarian dan Perlindungan Hasil-Hasil Program.

II. Tujuan Penataan Kelembagaan Dana Bergulir

Penataan Kelembagaan Kelembagaan Dana Bergulir bertujuan untuk memperkuat aspek legalitas dan operasional.

III. Komponen Ketentuan Pokok

Dalam rangka penataan kelembagaan dan pengembangan Kelembagaan Dana Bergulir ke depan, maka komponen ketentuan pokok yang perlu difasilitasi adalah sebagai berikut: 1. Status Kepemilikan

Status asset Dana Bergulir adalah milik masyarakat. Sumber asset ini pada awalnya berasal dari dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan. BLM pada dasarnya adalah bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat bukan kepada perorangan. Demikian pula dengan BLM yang diterima masyarakat dan dipergunakan sebagai modal simpan pinjam, seperti yang dikelola UPK, adalah juga milik masyarakat. Bantuan tersebut diberikan kepada masyarakat, bukan orang per orang, dan harus dimanfaatkan secara baik dan dikembangkan.

2. Kelembagaan Penataan kelembagaan Kelembagaan Dana Bergulir diarahkan kepada kebutuhan pelestarian hasil-hasil PNPM Mandiri Perdesaan, hubungan

Page 2: Manual V PEP

Lendy Wibowo@SP-PEP Div Pengembangan NMC Email: [email protected]

2

MAD dengan Kelembagaan Dana Bergulir dalam bentuk kesepakatan kerjasama antar desa (BKAD), hubungan Kelembagaan Dana Bergulir dengan kelembagaan PNPM Mandiri Perdesaan lain baik di kecamatan maupun di desa, penguatan organisasi Kelembagaan Dana Bergulir, serta penguatan kegiatan Kelembagaan Dana Bergulir. Akhirnya akan ada kejelasan tentang fungsi dan kedudukan Kelembagaan Dana Bergulir dalam hukum dan peraturan yang berlaku dalam kaitan hubungan dengan kelembagaan PNPM Mandiri Perdesaan lainnya, bahkan kerjasama dengan pihak lain.

3. Fasilitasi dan Pembinaan Kelemahan yang umum dihadapi adalah pada organisasi, sumberdaya manusia, administrasi, dan akses ke sumberdaya. Ketidakjelasan pembagian tugas atau uraian tugas diantara pengurus, tidak adanya standar operasional, dapat menjadi sumber konflik diantara pengurus. Keterbatasan pengalaman pengurus dan tidak dimilikinya jiwa enterpreneur, akan menyebabkan stagnasi usaha dan bahkan kebangkrutan Kelembagaan Dana Bergulir. Mulai lunturnya semangat memberdayakan masyarakat dan munculnya gejala egosentrisme sebagian pengurus UPK dapat menjadi masalah dikemudian hari. Apalagi ditemukan adanya segelintir pengurus Kelembagaan Dana Bergulir terlibat dalam penyalahgunaan dana. Atas dasar fakta empirik tersebut, maka dalam rangka pengembangan Kelembagaan Dana Bergulir diperlukan fasilitasi yang baik. Fasilitasi yang baik bukan mengintervensi dan mengambil alih, tetapi memberi semangat, membimbing, dan membantu memecahkan masalah. Oleh sebab itu, fasilitasi Kelembagaan Dana Bergulir tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki pengalaman sebagai pendamping.

4. Prinsip-Prinsip Selain mengacu pada prinsip-prinsip PNPM Mandiri Perdesaan secara keseluruhannya, maka Kelembagaan Dana Bergulir dalam mengelola wajib memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Keterbukaan b. Dapat dipertanggungjawabkan c. Demokratis d. Partisipatif e. Tegas tetapi persuasif f. Keberlanjutan

Page 3: Manual V PEP

Lendy Wibowo@SP-PEP Div Pengembangan NMC Email: [email protected]

3

Untuk meningkatkan kualitas implementasi prinsip-prinsip di atas, maka segenap Fasilitator (Pemerintah, Konsultan, Fasilitator, BKAD dsb) perlu melakukan langkah yang sistematis untuk mengembangkan, mereview, mengevaluasi terhadap sistem yang diterapkan dalam pengelolaan Kelembagaan Dana Bergulir.

5. Peningkatan Kapasitas Pengelola/Pengurus Kelembagaan Dana Bergulir Kemampuan pengelola Kelembagaan Dana Bergulir merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pengembangan Kelembagaan Dana Bergulir. Aspek yang perlu ditangani bukan hanya soal kemampuan teknis administrasi keuangan, tetapi juga soal pemberdayaan masyarakat, sikap mental, kejujuran, dan kualitas pelayanan nasabah. Pengurus Kelembagaan Dana Bergulir adalah mereka yang telah direkrut, dilatih, difasilitasi untuk mampu mengelola serta mengembangkan Kelembagaan Dana Bergulir sampai seperti sekarang ini. Pada umumnya pengurus Kelembagaan Dana Bergulir telah sungguh-sungguh, komitmen, dan mampu menerapkan cara serta pola kerja yang makin professional dalam menjalankan tugas. Akan tetapi yang perlu diperhatikan segenap pengurus Kelembagaan Dana Bergulir adalah bahwa mereka bekerja dalam sejarah dan cita/visi memberdayakan masyarakat, oleh karenanya terhadap aspek kesejarahan dan visi pemberdayaan ini perlu menjadi bagian tekat dan semangat bekerja. Terhadap mereka yang telah berjasa mengelola Kelembagaan Dana Bergulir dan berjuang untuk kepentingan masyarakat, perlu mendapat perhatian dan penghargaan. Ke depan perlu dibuat sistem yang mampu merumuskan pengembangan pengurus Kelembagaan Dana Bergulir dari pendekatan pengembangan sumber daya manusia.

6. Peningkatan Cakupan Pelayanan dan Efisiensi Pelayanan Bagi penduduk miskin, biaya transport merupakan beban yang dipertimbangkan. Kalau Kelembagaan Dana Bergulir ada di ibu kota kecamatan, maka akan menjadi kendala bagi penduduk miskin untuk memanfaatkan lembaga keuangan ini. Oleh sebab itu, ada baiknya kalau Kelembagaan Dana Bergulir membuka pos pelayanan di tiap desa. Pos pelayanan di tiap desa ini dibentuk melalui MD. Penting hal ini menjadi perhatian, bahwa Kelembagaan Dana Bergulir dihadirkan bagi manfaat sebesar-besarnya masyarakat miskin. Meningkatkan kualitas pelayanan diantaranya dilakukan dalam bentuk

Page 4: Manual V PEP

Lendy Wibowo@SP-PEP Div Pengembangan NMC Email: [email protected]

4

membuka akses yang signifikan terhadap anggota baru dari lapisan masyarakat miskin, serta mendekatkan jarak layanan kepada mereka sampai ke desa-desa.

7. Pengembangan Peran Kelembagaan Dana Bergulir Pengembangan peran Kelembagaan Dana Bergulir harus dilakukan secara bertahap dan hati-hati. Penguatan sebagai lembaga pembiayaan kegiatan ekonomi usaha mikro dan usaha kecil, adalah yang prioritas. Kalau peran ini sudah mantap, maka langkah berikutnya baru dipikirkan usaha lain yang layak untuk dilakukan. Semua harus diputuskan melalui Musyawarah Antar Desa (MAD/BKAD).

8. Pengembangan Kerjasama Kelembagaan Dana Bergulir dapat menjalin kerjasama dengan pihak ketiga, baik untuk kepentingan Kelembagaan Dana Bergulir maupun kepentingan anggota atau nasabah. Bentuk kerjasama dan isi kerjasama harus mendapatkan persetujuan dalam musyawarah tertinggi BKAD/MAD. Sebagai pengelola perguliran, Kelembagaan Dana Bergulir bukan hanya menyalurkan dana, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk membina anggota atau pokmas yang ada. Dalam rangka pembinaan atau pendidikan pokmas dimaksud, Kelembagaan Dana Bergulir dapat menjalin kerjasama dengan pihak ketiga. Dalam hal kecamatan sudah membentuk BKAD, maka pengembangan kerjasama Kelembagaan Dana Bergulir dilakukan melalui BKAD.

9. Penanganan Pinjaman Bermasalah Pinjaman macet merupakan persoalan klasik yang dihadapi oleh lembaga keuangan mikro. Kegagalan lembaga keuangan mikro pada umumnya disebabkan oleh kegagalan pengurus dalam memecahkan masalah kredit macet tersebut. Hal yang sama juga dialami oleh Kelembagaan Dana Bergulir. Oleh karena itu, langkah pertama dan perlu ditangani serius adalah penanganan pinjaman bermasalah. Penanganan kredit bermasalah harus dilakukan secara tegas tetapi dengan cara-cara persuasif. Penggunaan kekuasaan sebagai pendekatan pemecahan masalah ini justru akan menjadi pemicu masalah baru.

IV. Strategi Penataan Kelembagaan Dana Bergulir

Strategi penataan kelembagaan Kelembagaan Dana Bergulir yang dilakukan meliputi : a. Pelembagaan Kelembagaan Dana Bergulir PNPM Mandiri Perdesaan

diarahkan kepada kesepakatan kerja sama antar desa melalui BKAD,

Page 5: Manual V PEP

Lendy Wibowo@SP-PEP Div Pengembangan NMC Email: [email protected]

5

hubungan Kelembagaan Dana Bergulir dengan lembaga lembaga lain di desa dan antar desa, dan penguatan organisasi Kelembagaan Dana Bergulir dalam menjalankan peran dan fungsinya.

b. Kelembagaan Dana Bergulir dalam menjalankan kegiatannya wajib memiliki prosedur standar organisasi yang memuat tentang pengelolaan perguliran, pembinaan kelompok, penanganan pinjaman bermasalah dan sebagainya.

V. Langkah-Langkah Penataan Kelembagaan Dana Bergulir

Langkah-langkah penataan kelembagaan yang dilakukan terdiri dari : a. Memfasilitasi Penempatan Kelembagaan Dana Bergulir dalam Naungan

BKAD. Dalam hal ini yang dilakukan adalah memasukkan kelembagaan Kelembagaan Dana Bergulir dalam AD ART BKAD.

b. Penyusunan Prosedur Standar Operasional Prosedur Standar Operasional adalah dokumen yang terdiri dari standar organisasi, standar pengelolaan, standar penanganan, standar pembinaan kelembagaan Kelembagaan Dana Bergulir dan lembaga pendukung Kelembagaan Dana Bergulir sesuai uraian tugas yang dapat diukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Prosedur Standar Operasional disusun oleh Kelembagaan Dana Bergulir dan lembaga pendukung Kelembagaan Dana Bergulir, mengacu pada PTO PNPM Mandiri Perdesaan, AD ART BKAD, dibahas dan disetujui oleh BKAD serta ditetapkan melalui Musyawarah Antar Desa. Terhadap keseluruhan proses ini, akan difasilitasi oleh Fasilitator Kecamatan. Prosedur Standar Operasional digunakan sebagai dokumen yang menjadi pedoman bagi pihak-pihak yang akan melakukan kegiatan kegiatan fasilitasi, pengawasan dan kerja sama. Dengan adanya Prosedur Standar Operasional maka secara kelembagaan Kelembagaan Dana Bergulir telah memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan. Prosedur Standar Operasional Kelembagaan Dana Bergulir meliputi: 1. Standar Organisasi Kelembagaan Dana Bergulir dan lembaga

pendukung, terdiri dari : Uraian tugas dan fungsi, Sistem pembayaran gaji, insentif, dan bonus dari surplus, Sistem perekrutan dan perjanjian kerja pengurus, Sistem pelaporan kerja, Sistem evaluasi kinerja pengurus, Prosedur pemutusan hubungan kerja Kelembagaan Dana Bergulir, Sistem Sanksi atas pelanggaran, Mekanisme perubahan aturan.

Page 6: Manual V PEP

Lendy Wibowo@SP-PEP Div Pengembangan NMC Email: [email protected]

6

2. Standar Pengelolaan Perguliran Kelembagaan Dana Bergulir, menjelaskan dan mengatur tentang : Prosedur pinjaman (persyaratan kelompok, prosedur permohonan

pinjaman, verifikasi, keputusan, akad pinjaman, pencairan pinjaman dan sistem pelunasan).

Skema pinjaman (tingkat bunga, jangka waktu, sistem angsuran, pemberian IPTW).

Sanksi-sanksi (pemberian penalti bagi kelompok penunggak, pemberian penalti bagi desa dan sebagainya).

Pembagian surplus (dialokasikan untuk cadangan modal, insentif pengurus, dana pendidikan, dan lain-lain).

Sistem pengendalian (pemantauan, pelaporan dan evaluasi).

3. Standar Pelaksana Program: Dalam menjalankan peran sebagai pelaksana program partisipatif, Kelembagaan Dana Bergulir taat kepada prinsip, mekanisme, dan proses kegiatan sebagaimana tertuang dalam PTO PNPM Mandiri Perdesaan. Penyusunan Standar Pelaksanaan Program mengacu kepada PTO PNPM Mandiri Perdesaan dan kebijakan program lain (yang dipastikan akan menggunakan kelembagaan Kelembagaan Dana Bergulir). Standar pelaksanaan program terdiri dari: Sistem pencairan dana, Sistem penyaluran dana, Sistem pengadministrasian penggunaan dana, Sistem pelaporan dan pertanggungjawaban dana, Sistem supervisi dan pembinaan TPK dalam hal administrasi dan

pelaporan, Sistem pengarsipan dokumen, Sistem pengelolaan data/baseline data RTM, kelompok

pemelihara, kelompok simpan pinjam, dan kelompok ekonomi produktif.

4. Standar Penanganan Pinjaman Bermasalah Standar Penanganan Pinjaman bermasalah dibutuhkan sebagai pedoman penanganan pinjaman yang belum dikembalikan secara penuh sesuai dengan target yang disepakati oleh kelompok dengan Kelembagaan Dana Bergulir dengan kriteria sebagai berikut: Tunggakan angsuran di atas 3 bulan untuk pinjaman yang diangsur

setiap bulan. Tunggakan angsuran di atas 4 bulan untuk pinjaman yang diangsur

per triwulan.

Page 7: Manual V PEP

Lendy Wibowo@SP-PEP Div Pengembangan NMC Email: [email protected]

7

Tunggakan angsuran di atas 7 bulan untuk pinjaman yang diangsur per 6 bulan.

Tunggakan akibat tidak berfungsinya kelompok (kelompok bubar, konflik pengurus dan sebagainya).

5. Standar Pengelolaan Kelompok Berkaitan dengan jenis kelompok : Kelompok Simpan Pinjam: adalah kelompok yang mengelola

simpanan (tabungan) anggota dan pinjaman dengan tujuan untuk peningkatan kesejahteraan anggota.

Kelompok Usaha Bersama: adalah kelompok yang mempunyai kegiatan usaha sejenis yang dikelola secara bersama oleh anggota kelompok.

Kelompok Aneka Usaha: adalah kelompok yang anggotanya mempunyai usaha bermacam-macam atau yang dikelola secara individual oleh setiap anggota.

Berkaitan dengan pengembangan kelompok : Kelembagaan Dana Bergulir melaksanakan identifikasi keberadaan

kelompok di seluruh kecamatan, baik yang sedang memanfaatkan pinjaman maupun yang tidak.

Menggolongkan tingkat pertumbuhan kelompok, didasarkan atas kriteria kelayakan kelompok.

Identifikasi kebutuhan penguatan kelompok (sesuai hasil pendataan tingkat pertumbuhan kelompok).

Melaksanakan pendampingan penguatan dan pengembangan kelompok.

Berkaitan dengan arah perlakuan kelompok : Kelompok penyalur akan difasilitasi agar berkembang menjadi

kelompok pengelola, Kelompok potensial diperkuat menjadi kelompok layak pinjaman

dana bergulir. Kelompok aneka usaha difasilitasi menjadi kelompok simpan

pinjam. Kelompok UEP non simpan pinjam difasilitasi menjadi kelompok

usaha bersama. Kelompok simpan pinjam difasilitasi meningkatkan tabungan

tanggung renteng, menyusun rencana usaha dan mengajukan permohonan pinjaman ke Kelembagaan Dana Bergulir.

Page 8: Manual V PEP

Lendy Wibowo@SP-PEP Div Pengembangan NMC Email: [email protected]

8

VI. Kelembagaan Dana Bergulir meliputi: 1. BKAD, peran dan fungsi BKAD terkait UPK adalah sbb:

a. Fungsi Perencanaan Strategis Tupoksi BKAD dalam kaitan perencanaan strategis UPK adalah merumuskan, membahas, dan menetapkan rencana strategis untuk pengembangan UPK dalam bidang micro finance, pelaksana program, dan pelayanan usaha kelompok.

b. Fungsi Pengelolaan Kegiatan Tupoksi BKAD dalam kaitan pengelolaan kegiatan UPK adalah membentuk UPK serta kelembagaan pendukung teknis dan mendelegasikan tugas pengelolaan kepada UPK serta lembaga pendukung teknis, meliputi: Pengelolaan kegiatan perguliran Pelaksana program partisipatif Pelayanan usaha kelompok

c. Fungsi Pengawasan Membentuk BP UPK dan mendelegasikan fungsi pengawasan

kepada BP UPK yang meliputi: Melaksanakan pemeriksaan (audit) keuangan. Melaksanakan pemeriksaan (audit) operasional. Memberikan rekomendasi tindak lanjut atas hasil pemeriksaan.

d. Fungsi Evaluasi Kinerja: Menilai pencapaian hasil renstra (realisasi vs target). Menindak-lanjuti hasil temuan BP UPK.

2. UPK (Unit Pengelola Keuangan)

UPK adalah unit pengelola dan operasional pelaksanaan kegiatan antar desa. Pengurus UPK sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara. Pengurus UPK berasal dari anggota masyarakat yang diajukan oleh desa berdasarkan hasil musyawarah desa dan selanjutnya dipilih dalam musyawarah antar desa. UPK mendapatkan penugasan MAD/BKAD untuk menjalankan tugas pengelolaan dana program dan tugas pengelolaan dana perguliran. Dalam hal pengelolaan dana bergulir, pengurus UPK dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan serta diputuskan melalui rapat tertinggi BKAD (MAD).

3. Tim Verifikasi Tim verifikasi berasal dari masyarakat yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan penilaian kelayakan usaha dan kelembagaan kelompok. Jumlah anggota tim verifikasi (khusus perguliran) tergantung kebutuhan.

Page 9: Manual V PEP

Lendy Wibowo@SP-PEP Div Pengembangan NMC Email: [email protected]

9

Tim verifikasi bertugas membantu UPK dalam melaksanakan penilaian kelayakan kelembagaan dan permohonan pinjaman kelompok, memberikan rekomendasi kelayakan kepada UPK, dan apabila diperlukan dapat membantu penyelesaian pinjaman bermasalah.

4. Badan Pengawas UPK

Badan Pengawas UPK, bertugas melaksanakan pengawasan baik secara rutin atau insidentil dalam hal kelembagaan, kegiatan dan keuangan UPK, serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada masyarakat melalui musyawarah BKAD atau MAD. Anggota badan pengawas berasal dari masyarakat wilayah kecamatan musyawarah BKAD atau MAD. BP-UPK bertanggungjawab terhadap MAD/BKAD. Yang dapat dipilih menjadi anggota Badan Pengawas adalah mereka yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Berjiwa kader b. Memiliki sifat-sifat kejujuran c. Mengetahui pembukuan dan administrasi d. Menyukai kegiatan pengawasan

Badan Pengawas berwenang untuk: a. Meneliti catatan dan meminta keterangan yang diperlukan yang ada di

UPK terkait dengan aspek keuangan dan pinjaman b. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan

pengelolaan UPK c. Mengawasi bahwa hasil-hasil yang telah disepakati dalam MAD telah

dilaksanakaan dengan baik oleh UPK d. Membuat laporan tertulis tentang hasil pemeriksaannya kepada BKAD

setiap 2 bulan sekali dan tembusannya kepada camat. Laporan tersebut diatas juga harus ditempelkan pada papan-papan informasi sebagai wujud penerapan prinsip transparansi kepada masyarakat secara luas

e. Memberikan koreksi, saran, teguran dan peringatan tertulis dari hasil pemeriksaannya kepada pengurus UPK dengan tembusan kepada BKAD.

5. Unit-unit Pendukung Kegiatan Dana Bergulir Lainnya

BKAD dalam rapat tertingggi (MAD) dapat membentuk lembaga pendukung kegiatan dana bergulir lain seperti unit pelatihan dana bergulir, penanganan pinjaman bermasalah, tim penyehatan pinjaman dsb. Masa

Page 10: Manual V PEP

Lendy Wibowo@SP-PEP Div Pengembangan NMC Email: [email protected]

10

kerja unit-unit ini tergantung dari keberlanjutan kegiatan serta kebutuhan itu sendiri. Unit-unit ini bertanggung jawab kepada BKAD.

VII. Aturan Dasar/Statuta, Hubungan Kelembagaan, Payung Hukum

a. Perspektif dan Desain Statuta (AD/ART BKAD) menjadi acuan penyusunan standar kerja setiap kelembagaan BKAD (UPK, BP-UPK, lembaga lain di bawah BKAD). Standar kerja ini merupakan suatu prosedur standar operasional (PSO) masing-masing yang ditetapkan oleh BKAD melalui Musyawarah Antar Desa (MAD). Dalam kaitan pengembangan BKAD sebagai organisasi kerja pembangunan partisipatif antar desa, maka keberadaannya didukung adanya lembaga pengelola (UPK), pengawas (BP-UPK), lembaga terkait lain. Musyawarah Antar Desa (MAD) adalah mekanisme pengambilan keputusan tertinggi yang perlu dijaga kelestariannya. Desain penataan kelembagaan dasar mentargetkan tuntasnya masalah menyangkut penataan kelembagaan antar desa dalam dimensi pembentukan BKAD, statuta dan payung hukum BKAD, PSO lembaga-lembaga dalam naungan BKAD serta hubungan kelembagaan yang ada.

b. Treatment program dalam desain dan dimensi pada tingkat dasar dan standart terlihat dalam gambar sbb:

Page 11: Manual V PEP

Lendy Wibowo@SP-PEP Div Pengembangan NMC Email: [email protected]

11

Gb Hubungan Statuta dan PSO Kelembagaan