Manual Material Handling NIOSH

25
ERGONOMI MENGANGKAT DAN MENGANGKUT MENURUT NIOSH Oleh M.Bagus Bawono Aji NPM:201310215185 Prodi : Teknik Industri (semester III) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

description

tes

Transcript of Manual Material Handling NIOSH

Page 1: Manual Material Handling NIOSH

ERGONOMI

MENGANGKAT DAN MENGANGKUT MENURUT NIOSH

Oleh

M.Bagus Bawono AjiNPM:201310215185

Prodi : Teknik Industri (semester III)

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Page 2: Manual Material Handling NIOSH

Manual Material Handling

Meskipun telah banyak mesin yang digunakan pada berbagai industri untuk mengerjakan tugas pemindahan, namun jjarang terjadi otomasi sempurna di dalam industri. Disamping pula adanya pertimbangan ekonomis seperti tingginya harga mesin otomasi atau juga situasi praktis yang hanya memerlukan peralatan sederhana. Sebagai konsekuensinya adalah melakukan kegiatan manual di berbagai tempat kerja. Bentuk kegiatan manual yang dominan dalam industri adalah Manual Material Handling (MMH).

Definisi Manual Material Handling (MMH) adalah suatu kegiatan transportasi yang

dilakukan oleh satu pekerja atau lebih dengan melakukan kegiatan pengangkatan, penurunan, mendorong, menarik, mengangkut, dan memindahkan barang.

Selama ini pengertian MMH hanya sebatas pada kegiatan lifting dan lowering yang

melihat aspek kekuatan vertikal. Padahal kegiatan MMH tidak terbatas pada kegiatan tersebut diatas, masih ada kegiatan pushing dan pulling di dalam kegiatan MMH. Kegiatan MMH yang sering dilakukan oleh pekerja di dalam industri antara lain :

1. Kegiatan pengangkatan benda (LiftingTask) 2. Kegiatan pengantaran benda (Caryying Task)

3. Kegiatan mendorong benda (Pushing Task)

4. Kegiatan menarik benda (Pulling Task)

Pemilihan manusia sebagai tenaga kerja dalam melakukan kegiatan penanganan

material bukanlah tanpa sebab. Penanganan material secara manual memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut :

ª Fleksibel dalam gerakan sehingga memberikan kemudahan pemindahan beban

pada ruang terbatas dan pekerjaan yang tidak beraturan. ª Untuk beban ringan akan lebih murah bila dibandingkan menggunakan mesin.

ª Tidak semua material dapat dipindahkan dengan alat.

6.3.1 Manual Material Handling Menurut OSHA

Akivitas manual material handling merupakan sebuah aktivitas memindahkan beban oleh tubuh secara manual dalam rentang waktu tertentu. Berbeda dengan pendapat di atas menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA) mengklasifikasikan kegiatan manual material handling menjadi lima yaitu :

1. Mengangkat/Menurunkan (Lifting/Lowering) Mengangkat adalah kegiatan memindahkan barang ke tempat yang lebih tinggi yang masih dapat dijangkau oleh tangan. Kegiatan lainnya adalah menurunkan barang.

Page 3: Manual Material Handling NIOSH

Gambar 6.7 Kegiatan Mengangkat/Menurunkan

2. Mendorong/Menarik (Push/Pull) Kegiatan mendorong adalah kegiatan menekan berlawanan arah tubuh dengan usaha yang bertujuan untuk memindahkan obyek. Kegiatan menarik kebalikan dengan itu.

Gambar 6.8 Kegiatan Mendorong/Menarik

3. Memutar (Twisting)

Kegiatan memutar merupakan kegiatan MMH yang merupakan gerakan memutar tubuh bagian atas ke satu atau dua sisi, sementara tubuh bagian bawah berada dalam posisi tetap. Kegiatan memutar ini dapat dilakukan dalam keadaan tubuh yang diam.

Page 4: Manual Material Handling NIOSH

Gambar 6.9 Kegiatan Memutar

4. Membawa (Carrying) Kegiatan membawa merupakan kegiatan memegang atau mengambil barang dan memindahkannya. Berat benda menjadi berat total pekerja.

Gambar 6.10 Kegiatan Membawa

5. Menahan (Holding) Memegang obyek saat tubuh berada dalam posisi diam (statis)

Page 5: Manual Material Handling NIOSH

Gambar 6.11 Kegiatan Menahan 6.3.2 Batasan Beban yang Boleh Diangkat

Dalam rangka untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan sehat maka perlu adanya suatu batasan angkat untuk operator. Berikut ini dijelaskan beberapa batasan angkat secara legal dari berbagai negara bagian benua Australia yang dipakai untuk industri. Batasan angkat ini dipakai sebagai batasan angkat secara internasional. Batasan angkat tersebut, yaitu:

a. Pria dibawah usia 16 tahun, maksimum angkat adalah 14 kg. b. Pria usia 16 – 18 tahun, maksimum angkat 18 kg

c. Pria usia lebih dari 18 tahun, tidak ada batasan angkat.

d. Wanita usia 16 – 18 tahun, maksimum angkat 11 kg e. Wanita usia lebih dari 18 tahun, maksimum angkat

16 kg Batasan angkat ini dapat membantu untuk mengurangi rasa nyeri, ngilu pada tulang belakang bagi para wanita (back injuries incidence to women). Disamping itu akan mengurangi ketidaknyamanan kerja pada tulang belakang, terutama bagi operator untuk pekerjaan berat.

Komisi keselamatan dan kesehatan kerja di Inggris, pada tahun 1982 juga telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan cara pengangkatan material/benda kerja.

Tabel 6.1 Tindakan yang Harus Dilakukan Sesuai Dengan Batas

Angkat

Page 6: Manual Material Handling NIOSH

Batasan Angkat (Kg) Tindakan Dibawah 16 Tidak ada tindakan khusus yang perlu

diadakan 16 - 34 Prosedur administrasi dibutuhkan untuk

mengidentifikasi ketidakmampuan seseorang dalam mengangkat beban tanpa menanggung resiko yang berbahaya kecuali dengan perantaraan alat bantu tertentu

34 - 55 Sebaiknya Operator yang terpilih dan terlatih. Menggunakan sistem pemindahan material secara terlatih. Harus dibawah pengawasan supervisor

Diatas 55 Harus memakai peralatan mekanis. Operator yang terlatih dan terpilih. Pernah mengikuti pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja dalam industri. Harus dibawah pengawasan ketat

Berikutnya lembaga the National Occupational Health and Safety Commission

(Worksafe Australia) pada bulan Desember 1986 membuat peraturan untuk pemindahan material secara aman.

Tabel 6.2 Tindakan yang Harus Dilakukan Sesuai Dengan Batas Angkatnya

Level Batas Angkat (Kg) Tindakan 1 = 16 Tidak diperlukan tindakan khusus 2 16 – 25 Tidak diperlukan alat dalam

mengangkat Ditekankan pada metode angkat

3 25 – 34 Tidak diperlukan alat dalam mengangkat Dipilih job redesign

4 > 34 Harus dibantu dengan peralatan mekanis

6.3.3 Pemindahan Material Secara Teknis

Beberapa penyelesaian secara teknis untuk pemindahan material secara manual adalah sebagai berikut:

1. Pindahkan beban yang berat dari mesin ke mesin yang telah dirancang dengan

menggunakan roller (ban berjalan)

Page 7: Manual Material Handling NIOSH

2. Gunakan meja yang dapat digerakkan naik turun untuk menjaga agar bagian permukaan dari meja kerja dapat langsung dipakai untuk memasukkan lembaran logam ataupun benda kerja lainnya kedalam mesin.

3. Tempatkan benda kerja yang besar pada permukaan yang lebih tinggi dan turunkan

dengan bantuan gaya gravitasi

4. Berikan peralatan yang dapat mengangkat, misalnya; pada ujung belakang truk untuk memudahkan pengangkatan material, dengan demikian tidak diperlukan lagi alat angkat (crane).

5. Desainlah kotak (tempat benda kerja) dengan disertai handel yang ergonomis sehingga

mudah pada waktu mengangkat.

6. Aturlah peletakan fasilitas sehingga semakin memudahkan metodologi angkat benda pada ketinggian permukaan pinggang.

7. Berilah tanda atau angka pada beban sesuai dengan beratnya.

6.3.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi MMH

Semua aktivitas manual handling melibatkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Karakteristik Pekerja Karakteristik pekerja masing-masing berbeda dan mempengaruhi jenis dan jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan. Karakteristik pekerja terdiri dari:

a. Fisik, yang meliputi ukuran pekerja secara umum seperti usia, jenis kelamin, antropometri, dan postur tubuh.

b. Kemampuan sensorik, ukuran kemampuan sensorik pekerja yang meliputi

penglihatan, pendengaran, kinestetik, sistem keseimbangan dan proprioceptive.

c. Motorik, ukuran kemampuan motorik/gerak pekerja yang meliputi kekuatan, ketahanan, jangkauan, dan karakter kinematis.

d. Psikomotorik, mengukur kemampuan pekerja menghadapi proses mental dan

gerak seperti memproses informasi, waktu respon, dan koordinasi

e. Personal, ukuran nilai dan kepuasan pekerja dengan melihat tingkah laku,

penerimaan resiko, persepsi kebutuhan ekonomi, dll

f. Training/pelatihan, ukuran kemampuan pendidikan pekerja dalam training formal atau keterampilan dalam menangani instruksi MMH.

Page 8: Manual Material Handling NIOSH

g. Status kesehatan

h. Aktivitas dalam waktu luang

2. Karakteritik Material

Karakteristikmaterial atau bahan, meliputi:

a. Beban, ukuran berat benda, usaha yang dibutuhkan untuk mengangkat, maupun momen inersia benda.

b. Dimensi, atau ukuran benda seperti lebar, panjang, tebal, dan bentuk benda baik

itu kotak, silinder, dll.

c. Distribusi beban, ukuran letak unit CG dengan reaksi pekerja untuk membawa dengan satu atau dua tangan.

d. Kopling, cara membawa benda oleh pekerja berkaitan dengan tekstur,

permukaan, atau letak.

e. Stabilitas beban, ukuran konsistensi lokasi CM

3. Karakteristik Tugas/Pekerjaan

Karakeristik tugas ini meliputi kondisi pekerjaan manual material handling yang akan dilakukan. Terdiri dari :

a. Geometri tempat kerja, termasuk didalamnya jarak pergerakan, langkah yang harus ditempuh, dll.

b. Frekuensi, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan termasuk

frekuensi pekerjaan yang dilakukan.

c. Kompleksitas pekerjaan, termasuk didalamnya ketepatan penempatan, tujuan aktivitas maupun komponen pendukungnya.

d. Lingkungan kerja, seperti suhu, pencahayaan, kebisingan, getaran, bau bauan,

juga daya tarik kaki. 4. Sikap Kerja

Penanganan manual material handling juga melibatkan metode kerja atau sikap dalam menyelesaikan pekerjaan/tugas. Pengamatan meliputi pada :

a. Individu, merupakan ukuran metode operasional, seperti kecepatan, ketepatan, cara/postur saat memindahkan.

b. Organisasi, berkaitan dengan organisasi kerja seperti luas bangunan pabrik,

keberadaan tenaga medis, maupun utilitas kerjasama tim.

Page 9: Manual Material Handling NIOSH

c. Administrasi, seperti sistem insentif untuk keselamatan kerja, kompensasi, rotasi kerja maupun pengendalian dan pelatihan keselamatan.

Aktivitas manual material handling banyak digunakan karena memiliki fleksibilitas

yang tinggi, murah dan mudah diaplikasikan. Akan tetapi berdasar data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas manual material handling juga diikuti dengan resiko apabila diterapkan pada kondisi lingkungan kerja yang kurang memadai, alat yang kurang mendukung, dan sikap kerja yang salah. Penelitian yang dilakukan NIOSH (NIOSH, 1981) memperlihatkan sebuah statistik yang menyatakan bahwa dua -pertiga dari kecelakaan akibat tekanan berlebihan, berkaitan dengan aktivitas menaikkan barang (lifting loads activity).

RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CMLifting Index adalah estimasi sederhana terhadap resiko cedera tulangbelakang yang diakibatkan oleh over exertion. Berdasarkan berat bebandan nilai recommended weight limit (RWL), dapat ditentukan besarnya

lifting index dengan rumus LI=BERAT BADAN

RWL

6.3.5 Cara Mengangkat Beban

Dalam sistem kerja angkat dan angkut, sering dijumpai nyeri pinggang sebagai akibat kesalahan dalam mengangkat maupun mengangkut, baik itu mengenai teknik maupun berat/ukuran beban. Nyeri pinggang dapat pula terjadi sebagai sikap paksa yang disebabkan karena penggunaan sarana kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya. Kondisi demikian menggambarkan tidak adanya keserasian antara ukuran tubuh pekerja dengan bentuk dan ukuran sarana kerja, sehingga terjadi pembebanan setempat yang berlebihan di daerah pinggang dan inilah yang menyebabkan nyeri pinggang akibat kerja. Berikut ini cara mengangkat beban yang salah.

a b

Page 10: Manual Material Handling NIOSH

c d

Gambar 6.12 Cara Mengangkat yang Salah (a - d)

Gambar 6.13 tersebut menggambarkan cara kerja mengangkat galon air yang salah. Dengan posisi mengangkat tersebut bisa menimbulkan cedera pada punggung. Sebab ada hentakan ketika mengangkat galon (posisi c). Sedangkan urutan cara mengangkat galon yang benar ada pada Gambar 6.14 berikut ini.

Page 11: Manual Material Handling NIOSH

c d

e Gambar 6.13 Cara Mengangkat yang Benar (a - e) Cara untuk mengurangi resiko cedera yang mungkin timbul saat Mengangkat beban yaitu:

� Usahakan untuk tidak mengangkat beban melebihi batas Kemampuan dan jangan mengangkat beban dengan Gerakan cepat dan tiba-tiba.

� Tempatkan beban sedekat mungkin dengan pusat tubuh. Karena makin dekat beban, makin kecil pengaruhnya dalam memberi tekanan pada punggung, bahu dan lengan. Makin dekat beban maka makin mudah untuk menstabilkan tubuh.

a b

Page 12: Manual Material Handling NIOSH

� Tempatkan kaki sedekat mungkin dengan beban saat mulai mengangkat dan usahakan dalam posisi seimbang Tekuk lutut dalam posisi setengah jongkok sampai sudut paling nyaman.

� Jaga sikap punggung dan bahu tetap lurus, artinya tidak membungkuk, menyamping atau miring.

� Turunkan beban dengan menekuk lutut dalam posisi setengah jongkok dengan sudut paling nyaman.

6.3.6 Faktor Resiko Kecelakaan Kerja MMH

Faktor resiko diasosiasikan dengan jumlah tugas yang dapat menyebabkan cedera musculoskeletal. Faktor resiko digunakan untuk menganalisa tugas manual (manual task ). Manual task atau manual material handling memiliki interaksi yang kompleks antara pekerja dan lingkungan kerja. Faktor resiko kemudian dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu : 1. Tekanan langsung kepada tubuh.

Hal ini meliputi faktor seperti tingkat tekanan pada muscular, postur/sikap kerja, pengulangan pekerjaan, getaran peralatan dan lama waktu kerja.

2. Kontribusi faktor resiko yang secara langsung mempengaruhi tuntutan kerja Hal ini meliputi layout area kerja, penggunaan alat, penangan beban. Jika komponen ini di desain ulang pengaruh dari tekanan dapat dikurangi.

3. Memodifikasi faktor resiko dapat memberi masukan pada perubahan sikap kerja sehingga akibat dari faktor resiko dapat dikurangi.

6.3.7 Penanganan Resiko Kerja Manual Material Handling

Kondisi berbahaya yang diakibatkan oleh sikap kerja manual material handling yang tidak tepat tentunya harus dicegah dan ditangani dengan baik. Penanganan dan pencegahan akan lebih mudah dilakukan setelah mengetahui faktor resiko dari manual material handling diatas. Menurut laporan NIOSH (1981) ada enam prosedur umum dalam menangani resiko kecelakaan/cedera akibat tindakan manual material handling yang tidak tepat, yaitu : 1. Identifikasi pekerjaan dengan kejadian yang menyebabkan cedera musculoskeletal tinggi

dan rata-rata kepelikan tinggi dengan analisa statistik dari data medis. 2. Observasi pekerjaan yang dicurigai da n untuk tiap beban yang akan diangkat harus

diketahui berat serta metode pengangkatan. 3. Evaluasi tingkat resiko pengangkatan dengan menghitung nilai AL dan MPL dan

membandingkannya dengan berat beban yang diangkat. 4. Mengembangkan pengendalian keteknikan dengan peralatan manual handling, mengemas

ulang beban dalam berat yang lebih ringan, mengatur ulang area kerja. 5. Mengajukan pengendalian administratif. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan

menambah pekerja untuk mengurangi frekuensi pengangkatan, melakukan penjadwalan kerja, mengembangkan pelatihan untuk mensosialisasikan teknik pengangkatan yang tepat, serta meningkatkan prosedur seleksi dan penempatan pekerja dengan lebih baik.

6. Mengimplementasikan solusi paling mungkin dan mengevaluasi efektifitas dengan pengecekan kesehatan.

Page 13: Manual Material Handling NIOSH

BATASAN BEBAN ANGKAT

Biomekanika Biomekanika adalah studi mekanika mengenai tubuh manusia. Tubuh terdiri dari rangka

yang membentuk tubuh dan berfungsi menerima beban saat melakukan gerakan. Rangka terdiri dari tulang rangka dan dihubungkan dengan tulang lainnya dengan perantaraan sendi. Gerakan rangka terjadi akibat aktifitas otot rangka seperti gerakan pada lengan, jari dsb. Pada aktifitas angkat angkut analisa yang sering digunakan adalah besarnya beban yang dapat diberikan pada sendi sambungan tulang belakang. Kriteria keselamatan ditentukan berdasarkan beban tekan (compression load) pada intervertebral disc antara lumbar nomor lima dan sacrum no satu. (L5 /S 1). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada aktivitas dengan postur tegak berlebihan (erect posture) atau ekstensi dapat mengakibatkan beban lebih pada sambungan opophysial yaitu yang berada diantara vertebral. Penelitian lain menunjukkan bahwa sekitar 65% kasus kerusakan pada lumbar akibat beban torsional. NIOSH menetapkan batasan gaya angkat maksimum berdasarkan gaya tekan 6500 N pada L5 /S. Besaran ini sangat tergantung pada berat beban yang diangkat, jarak anatara beban dengan tubuh, posisi tubuh dll. Berikut gambar model sederhana aktifitas angkat.

Gambar 1. Model sederhana punggung bawah lumbar spine terhadap aktivitas angkat Koplanar Statis.

toraco . Free body diagram 2Gambar

Page 14: Manual Material Handling NIOSH

Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Beban Angkat.

Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pemindahan material sebagai berikut: 1) Berat beban yang harus diangkat dan perbandingan dengan berat badan

operator. 2) Jarak horizontal dari beban relatif terhadap operator. 3) Ukuran beban yang harus diangkat (beban yang berat akan memiliki pusat masa

(center of gravity) yang letaknya jauh dari badan operator, hal tersebut juga akan menghalangi pandangan.

4) Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban. Mengangkat beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit dari pada mengangkat beban dari ketinggian pada permukaan pingang.

5) Beban puntir (twisting load) pada badan operator selama aktivitas akngkat beban. 6) Prediksi terhadap berat bebean yang aakan diangkat. Hal ini adalah untuk

mengantisipasi beban yang lebih berat dari yang diperkirakan. 7) Stabilitas beban yang diangkat 8) Kemudahan untuk dijangkau oleh pekerja 9) Kondisi kerja yang meliputi pencahayaan,temperatur, kebisingan dan kelicianan

lantai 10) Berbagai rintangan yang menghalangi dan keterbatasan postur yang berada

pada suatu tempat kerja. 11) Frekuensi angkat. 12) Metode angkat yang benar (tidak boleh mengangkat beban tiba-tiba) 13) Diangkatnya beban dalam periode trtentu. Hal ini adalah sama dengan membawa

beban pada jarak tertentu akan membrikan tambahan beban pada ruas-ruas tulang belakang.

Batasan Beban Angkat.

Pendekatan terhadap batasan dari masa beban angkat meliputi, batasan legal, batasan biomekanika, batasan fisiologi dan batasan psikofisik. Beberapa batasan angkat yang secara legal dari berbagai negara bagian benua Australia yaitu: pria di bawah usia 16 tahun maksimum angkat 14 kg, pria usia antara 16-18, pria di atas 18 tahun tidak ada batasan angkat, wanita usia 16-18 th maksimum 11 kg dan wanita usia di atas 18 tahun maksimum 16 kg.

Kriteria berdasarkan biomekanika ditentukan berdasarkan beban tekan (compression load) pada intervertebral disc antara lumbar nomor lima dan sacrum no satu. (L5 /S 1). NIOSH menetapkan batasan gaya angkat maksimum berdasarkan gaya tekan 6500 N pada L5 /S. Besaran ini sangat tergantung pada berat beban yang diangkat, jarak anatara beban dengan tubuh, posisi tubuh dll.

Kriteria berdasarkan beban fisiologi dengan mempertimbangkan rata-rata beban metabolisme dari aktifitas angkat yang berulang. Hal ini dapat diketahui dari konsumsi oksigen. Cara lainnya adalah dengan mengukur langsung tekanan yang ada di dalam perut selama aktivitas angkat.

Page 15: Manual Material Handling NIOSH

METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan berbagai variabel yang terlibat.

Kemudian dilakukan perhitungan terhadap besarnya beban aman (Recomended Weight Limit, RWL) atau Action Limit (AL) untuk berbagai postur mengangkat. Besarnya beban angkat yang direkomendasikan oleh NIOSH (The National Institute of Occupational Safety and Health) adalah: RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM..................................................................(1) Li = Load Weight/ Recomended Weight Limit = L/RWL .................................................(2) Di manan : Li >1.00 termasuk pengangkatan berbahaya

Tabel 1. Nilai tiap variabel Tabel 3.

Coupling Multiplier

Tabel 2. Frequensi Multiplier Frequency Lift/min

Work Duration ≤ 1 hour

<1 but≤2 Hours >2 but≤8 hours

V ≤ 30 ” V≥ 30 ” V ≤ 30 ” V≥ 30 ” V ≤ 30 ” V≥ 30 ” ≤ 0.20 1.00 1.00 0.95 0.95 0.85 0.85

0.5 0.97 0.97 0.92 0.92 0.81 0.81 1 0.94 0.84 0.88 0.88 0.75 0.75 2 0.91 0.91 0.84 0.84 0.65 0.65 3 0.88 0.88 0.79 0.79 0.55 0.55 4 0.84 0.84 0.72 0.72 0.45 0.45 5 0.80 0.80 0.60 0.60 0.35 0.35 6 0.75 0.75 0.50 0.50 0.27 0.27 7 0.70 0.70 0.42 0.42 0.22 0.22

LC Load constant 23 kg HM Horizontal

Multiplier (25/H), H = 20 + W/2, Untuk V ≥ 25 cm W: lebar container

VM Vertical Multiplier 1–(0.03| V-75 |) DM Distance Multiplier 0.82+(4.5/D) AM Asymetric

Multiplier 1-(0.0032 A)

FM Frequency Multiplier

Tabel 2

CM Coupling Multiplier Tabel 3

Coupling type

Coupling Multiplier V<75 cm V≥ 75 cm

Good 1.00 1.00 Fair 0.95 1.00 Poor 0.90 0.90

Page 16: Manual Material Handling NIOSH

8 0.60 0.60 0.35 0.35 0.18 0.18 9 0.52 0.52 0.30 0.30 0.00 0.15

10 0.45 0.45 0.26 0.26 0.00 0.13 11 0.41 0.51 0.00 0.23 0.00 0.00

12 0.37 0.37 0.00 0.21 0.00 0.00

13 0.00 0.34 0.00 0.00 0.00 0.00

14 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00

15 0.00 0.28 0.00 0.00 0.00 0.00

≥15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Catatan: Nilai V dalam inch. Untuk frekuensi mengangkat kurang dari 1 kali tiap 5 menit , ambil F = 0.2

STUDI KASUS Kegiatan mengangkat galon air minum ke atas dispenser merupakan kegiatan yang sering dilakukan, baik di lingkungan rumah tangga maupun perkantoran. Untuk rumah tangga tentu frekuensi penggantian agak lama misalnya 2-3 hari sekali, sedangkan lingkungan kantor dengan karyawan yang cukup banyak frekuensi berkisar 1-2 kali per hari. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, proses mengangkat dimulai dengan memiringkan botol galon di atas lantai. Kemudian tangan kanan menahan bagian bawah galon sementara tangan kiri memegang leher galon. Selanjutnya galon diangkat. Sampai ketingian tertentu (posisi mulut galon sedikit lebih tinggi dari dispenser galon di balik sehingga mulut botol menghadap bagian atas dispenser. Setelah itu galon diletakkan di atas dispenser. Beberapa asumsi yang di ambil: 1) Ketinggian angkat awal adalah 5 cm ( Karena botol dimiringkan kemudian tangan masuk

ke bawah botol)

2) Beban tertumpu di tangan kanan, sementara tangan kiri menjaga keseimbangan.

3) Pada saat akan meletakkan galon , galon di balik sehingga beban tertumpu pada tangan kiri, sedangkan tangan kanan menjaga keseimbangan.

4) Sudut asimentri 45o posisi awal dan sesudah pengangkatan.

5) Berat galon 19 kg, tinggi botol 50 cm, diameter 30 cm (W=15 cm), panjang leher botol 5 cm, diameter leher botol 5 cm, jari-jari kelengkungan bagian bawah botol 3 cm 6) Tinggi dispenser 95 cm, lebar 30 cm.

7) Perpindahan horizontal 50 cm

8) Pepindahan vertikal 100 cm ( 5 cm penyesuaian)

9) Coupling multiplier diangap jelek yaitu 0,9 karena baik bagian bawah botol maupun leher botol agak sulit di genggam

10) Ukuran dispenser sbb: Ukuran Botol galon sbb:

Berikut adalah postur pada saat memindahkan galon air dari lantai ke atas dispenser yang diperagakan oleh Bapak Marsudi.

Page 17: Manual Material Handling NIOSH

Gambar 3. Persiapan Mengangkat Gambar 4. Botol dimiringkan

Page 18: Manual Material Handling NIOSH

PEMBAHASAN Proses Meletakkan botol galon air ke atas dispenser kelihatannya merupakan

pekerjaan sederhana dan tanpa resiko terutama sakit pinggang. Namun bila diperhatikan lebih jauh ada beberapa kekeliruan yaitu:

1) Sikap membungkuk saat mulai mengangkat botol dari lantai, sehingga sangat membebani tulang belakang terutama lumbar ruas kelima dan sakral ruas pertama( L5/S1). Postur yang benar adalah mengangkat beban postur jongkok terus berdiri.

2) Adanya sedikit jarak berlebihan antara tempat asal botol dan tujuan penempatan sehingga memerlukan sedikit perpidahan badan untuk memudahkan penempatan botol galon. Jarak perpindahan ini haus diminimumkan sehingga kaki tidak perlu melangkah mendekati dispenser.

Besarnya nilai beban yang aman diangkat untuk postur tersebut dihitung dengan rumus RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM Li = Load Weight/ Recomended Weight Limit = L/RWL Dengan nilai variabel ditunjukkan pada tabel 4 di bawah ini.

Gambar 7. Selesai Meletakkan Botol

Gambar 7. Mulut Botol Diarahkan

Gambar 5. Botol Diangkat

. Botol Mulai Dimiringkan6Gambar

Page 19: Manual Material Handling NIOSH

Tabel 4. Nilai Variabel Untuk Postur Angkat galon Air

LC Load constant 23 kg

HM Horizontal Multiplier (25/H) , H=20 + W/2, W=25 cm

Maka H = 20 + 15/2 = 27,5

HM = (25/27,50) = 0,91

VM Vertical Multiplier 1–(0.03| V-75 |),

V: perpindahan vertikal = 90 cm VM = 1–(0.003| 90-75 |) = 0,96

DM Distance Multiplier 0.82+(4.5/D) = 0.82+(4.5/50) = 0,91

AM Asymetric Multiplier 1-(0.0032 A), A= 45

1-(0.0032 . 45) = 0,856

FM Frequency Multiplier Tabel 2 = 1,00

CM Coupling Multiplier Tabel 3 = 0,90

Maka: RWL = 23 x 0,91 x 0,96 x 0,91 x 0,856 x 1,00 x 0,90 = 14,09 kg

Li = 19/14,09 = 1,35

Berdasarkan angka RWL, berat beban yang masih diijinkan yaitu hanya 14,09 kg serta nilai Li = 1,35 dapat diketahui bahwa kegiatan meletakkan botol air ke atas dispenser termasuk pekerjaan berbahaya. Beberapa faktor penyebabnya adalah gerakan memutar selama proses mengangkat, ketinggian awal dari lantai, serta penanganan botol yang sulit (susah di pegang). Ini berbeda untuk beban yang sudah dilengkapi handel. Untuk memperbaiki kondisi tersebut dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain memperpendek tinggi angkat. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu meletakkan botol di atas kursi misalnya, kemudian baru diangkat ke atas dispenser. Perpindahan horizontal juga diperkecil, sedapat mungkin menghindari gerakan memutar. Lebih aman memasang botol air kapasitas yang lebih kecil dan sudah tersedia di pasaran.