Mankas 3 Cut

33
BAB I PENDAHULUAN Kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah atau prematur BBLR merupakan masalah kesehatan masyarakat utama baik di negara maju maupun negara berkembang. Kejadian bayi berat badan lahir rendah di Indonesia tahun 2003 sebesar 90 per 1000 kelahiran.Kelahiran prematur ini meningkatkan risiko angka kematian dan angka kesakitan bayi, yang mencakup ketidakmampuan perkembangan saraf, kelemahan kognitif, masalah pernafasan, anomali kongenital dan gangguan tingkah laku.Di Indonesia tahun 2001 kematian neonatal 47% dari angka kematian bayi dan 29% dari kematian neonatal disebabkan oleh bayi berat lahir rendah. Angka kematian dan kesakitan ini juga telah meningkat di seluruh dunia, mencapai 12% Amerika Serikat dan 5-10% di negara-negara Eropa Menurut World Health Organization (WHO), kelahiran prematur diartikan sebagai kelahiran sebelum 37 minggu usia kehamilan dihitung dari hari pertama siklus menstruasi terakhir. Sedangkan bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari atau sama dengan 2500 gram. Beberapa faktor risiko yang dihubungkan dengan bayi prematur BBLR mencakup usia ibu hamil yang kurang dari 17 tahun atau lebih dari 34 tahun, campuran Afrika-Amerika (etnis), status sosial ekonomi yang rendah, perawatan prenatal tidak adekuat, pemakai obat-obatan, pemakai alkohol dan tembakau, hipertensi, diabetes, kehamilan anak kembar, status nutrisi, stress dan infeksi. Selain itu, adanya peningkatan bukti yang menyatakan bahwa proses 3

description

mankas cut

Transcript of Mankas 3 Cut

Page 1: Mankas 3 Cut

BAB IPENDAHULUAN

Kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah atau prematur BBLR merupakan

masalah kesehatan masyarakat utama baik di negara maju maupun negara berkembang. Kejadian bayi

berat badan lahir rendah di Indonesia tahun 2003 sebesar 90 per 1000 kelahiran.Kelahiran prematur ini

meningkatkan risiko angka kematian dan angka kesakitan bayi, yang mencakup ketidakmampuan

perkembangan saraf, kelemahan kognitif, masalah pernafasan, anomali kongenital dan gangguan

tingkah laku.Di Indonesia tahun 2001 kematian neonatal 47% dari angka kematian bayi dan 29% dari

kematian neonatal disebabkan oleh bayi berat lahir rendah. Angka kematian dan kesakitan ini juga

telah meningkat di seluruh dunia, mencapai 12% Amerika Serikat dan 5-10% di negara-negara Eropa

Menurut World Health Organization (WHO), kelahiran prematur diartikan sebagai kelahiran

sebelum 37 minggu usia kehamilan dihitung dari hari pertama siklus menstruasi terakhir. Sedangkan

bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari atau sama dengan 2500 gram.

Beberapa faktor risiko yang dihubungkan dengan bayi prematur BBLR mencakup usia ibu hamil yang

kurang dari 17 tahun atau lebih dari 34 tahun, campuran Afrika-Amerika (etnis), status sosial ekonomi

yang rendah, perawatan prenatal tidak adekuat, pemakai obat-obatan, pemakai alkohol dan tembakau,

hipertensi, diabetes, kehamilan anak kembar, status nutrisi, stress dan infeksi. Selain itu, adanya

peningkatan bukti yang menyatakan bahwa proses infeksi yang terjadi dimanapun dalam tubuh dapat

menyebabkan kelahiran prematur.

Berat lahir dipengaruhi oleh dua proses penting yaitu : lamanya (usia) kehamilan dan

pertumbuhan intrauterine, jadi BBLR dapat disebabkan oleh umur kehamilan yang pendek dan

pertumbuhan intrauterine yang lambat (tampak pada berat bayi) atau kedua-duanya. Di negara maju

antara 4%-8% bayi dilahirkan kurang dari 2500 gram. Dengan pengetahuan yang semakin meningkat

mengenai patofisiologi bayi, kelompok BBLR dapat dibagi menjadi dua kelompok lain

yaitu :bayi cukup bulan tapi kecil untuk masa kehamilan (KMK=Small for gestational Age =

SGA) dan bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau ˝premature˝. Kedua–duanya merupakan akibat

interaksi berbagai faktor sebelum dan selama masa kehamilan. Bayi–bayi ini mengalami

gangguan pertumbuhan intrauterine (IUG/Intrauterine Growth Retardation) dan menunjukan sifat–

sifat tertentu. Faktor penyebab dapat di bagi ke dalam faktor intrinsik dan ekstrinsik. Termasuk faktor

intrinsic biasanya termasuk faktor yang mempergaruhi transport nutrisi ke plasenta (kebiasaan

3

Page 2: Mankas 3 Cut

merokok, kerja fisik berat, dan beberapa penyakit ibu dan perinatal). Faktor ekstrinsik

menyangkut kuantitas dan kualitas makanan sebelum atau waktu hamil atau kombinasi dari faktor tadi.

4

Page 3: Mankas 3 Cut

BAB II. KASUS PASIEN

ANAMNESISNama : By. Ny. S Ruang : Perinatologi

Umur : 0 tahun Kelas : -

Nama Lengkap : By. Ny. S Nama Ayah : Tn. S

Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 36 tahun

Umur : 0 bulan Pekerjaan ayah : Buruh pabrik

Alamat : Bancong, Wonoasri Pendidikan ayah : SMP

No CM : 120230256 Nama ibu : Ny. S

Umur : 32 tahun

Masuk RS tanggal : 11 – 08 – 2013 Pekerjaan ibu : IRT

Tanggal diperiksa : 14– 08 – 2013 Pendidikan ibu : SMP

Alloanamnesis terhadap ayah pasien di ruang Perinatologi tanggal 14 Agustus 2013 pukul

10.00 WIB

1. Keluhan Utama :

Bayi baru lahir dengan berat bayi lahir sangat rendah

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Bayi masuk perawatan ruang perinatologi dengan keluhan berat badan lahir rendah sejak 3 hari

yang lalu. Berat badan bayi saat lahir 1330 gram, bayi tersebut berjenis kelamin perempuan. bayi

lahir secara spontan di tolong oleh bidan dari ibu G2P1A0, usia 32 tahun dengan umur kehamilan

35-36 minggu berdasarkan HPHT, selama hamil ibu rutin control ke bidan dan melakukan ANC

sebanyak 6 kali, minum vitamin teratur, tidak ada keluhan selama kehamilan, tekanan darah

selama hamil juga normal. Sebelum proses persalinan ibu sudah mengalami pecahnya ketuban,

hanya berupa rembesan 3 hari sebelum persalinan, kemudian berhenti, tadi malam keluar

rembesan ketuban dan kontraksi, pasien ke bidan dan bayi lahir secara spontan, bayi lahir tidak

langsung menangis Apgar Score 6-7 menurut bidan, PB 38 cm. air ketuban keruh dan sedikit,

plasenta lahir lengkap, tidak tampak kelainan kongenital. Hingga kini bayi tampak lemah dan

menangis hanya bila di rangsang. Bayi belum mampu menghisap, asupan nutrisi melalui selang

5

Page 4: Mankas 3 Cut

makan. Gerak bayi cukup aktif namun masih lemah. Bayi tidak demam dan masih di rawat dalam

incubator, tidak muntah. Buang air besar dan buang air kecil baik.

3. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada penyakit yang bersifat diturunkan dalam keluarga

4. Ikhtisar Keturunan :

: Perempuan : Pasien

: Laki-laki

5. Riwayat Pribadi Riwayat Kehamilan

Pasien merupakan anak kedua dari kehamilan kedua. Usia ibu saat mengandung 32tahun, ibu

pasien belum pernah mengalami keguguran. Ibu pasien memeriksakan kehamilan secara

teratur ke bidan dan dokter spesialis kandungan, sebanyak 6 x. Selama hamil, ibu minum obat

dari bidan. Tidak ada riwayat demam tinggi dan lama, tekanan darah tinggi, bengkak-

bengkak, merokok, dan minum jamu selama kehamilan.

Riwayat Persalinan

Persalinan ibu ditolong oleh bidan desa. Usia kehamilan cukup bulan (35-36 minggu). 3 hari

sebelum persalinan, pasien mengalami keluhan keluarnya rembesan ketuban, 17 jam sebelum

melahirkan ketuban pecah disertai kontraksi, kemudian bayi lahir secara spontan. bayi lahir

tidak langsung menangis. Berat badan lahir 1330 gram, panjang badan 38 cm AS :6-7.

Riwayat Pasca Persalinan

Bayi perempuan partus spontan dengan berat lahir 1330 gram, panjang badan 38 cm apgar

skor 6-7 Sewaktu lahir bayi tidak langsung menangis, setelah itu di rujuk ke RSUD caruban

dengan BBLSR, bayi tampak biru pada eksremitas, nafas spontan ireguler.

6

Page 5: Mankas 3 Cut

Kesan : riwayat kehamilan baik, riwayat persalinan KPD, dan setelah lahir bayi asfiksia ringan

6. Riwayat makanan :

Bayi mendapatkan ASI melalui sonde

7. Pertumbuhan dan perkembangan :

Pertumbuhan : pertumbuhan intrauterin terlambat sehingga tidak sesuai masa kehamilan 35

minggu (normal berat badan 2500 gram)

Perkembangan : -

8. Imunisasi :

Pasien belum mendapatkan imunisasi

9. Sosial, Ekonomi dan Lingkungan :

a. Sosial ekonomi

Ayah pasien bekerja sebagai buruh pabrik, sedangkan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga

(tidak bekerja). Pendapatan perbulan sebesar Rp 800.000,-

b. Lingkungan

Rumah pasien beratap genting, berdinding tembok, dan berlantai tanah. Ventilasi memadai,

sirkulasi udara lancar. Sumber air minum dan masak berasal dari sumur galian, berwarna

jernih dan tidak bau.

Kesan : Ekonomi menengah ke bawah, lingkungan baik.

10. Anamnesis sistem

a. Saraf : Demam (-), kejang (-), kelemahan anggota gerak (-)

b. Respirasi : Sesak napas (-), mengi (-) nafas ireguler (+)

c. Kardiovaskular : Pucat (-), akral dingin (-)

d. Gastrointestinal : BAB kuning, distensi perut (-)

e. Urogenital : BAK (+) normal

f. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), kelainan tulang (-)

g. Integumentum : ruam (-), bengkak (-) kuning(-)

7

Page 6: Mankas 3 Cut

PEMERIKSAAN FISIKNama : By. Ny. S Ruang : Perinatologi

Umur : 0 tahun Kelas : -

(Dilakukan pada tanggal 13 agustus 2013 di ruang perinatologi, saat bayi berumur 0 tahun)

KESAN UMUM : bayi tampak lemah, gerak cukup, terpasang O2 headbox, terpasang infus, tanda-

tanda prematur (+)

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital

Nadi : 128 x/menit,

Suhu badan : 36 oC (axilla) Tekanan darah : tidak diukur

Pernapasan : 55 x/menit

Simpulan : dalam batas normal

Berat badan : 1330 gram Panjang badan : 38cm

Lingkar Kepala : 28cm Lingkar Lengan Atas : 7 cm

Lingkar Dada : 27 cm

Status Gizi

Berat Badan Lahir : 1330 gram

(dibawah persentil 10 kurva lubchenko, sesuai umur kehamilan 31 minggu)

Panjang Badan Lahir: 38 cm

(dibawah persentil 10 kurva lubchenko, sesuai umur kehamilan 27 minggu)

Lingkar Kepala: 28cm

(dibawah persentil 10 kurva lubchenko, sesuai umur kehamilan 33 minggu)

Lingkar Lengan Atas: 7 cm

Lingkar Dada : 27 cm

Kesimpulan: Berat badan lahir kecil masa kehamilan, mikrosefal

Kulit : kemerahan (+), ikterik (-), sianosis (-), edema (-)

Kelenjar limfa : pembesaran (-)

Otot : eutrofi, gerak cukup aktif (+), tonus otot baik

Tulang : deformitas (-), kelainan tulang (+)

Sendi : gerakan bebas (+), tidak tampak adanya deformitas.

8

Page 7: Mankas 3 Cut

PEMERIKSAAN KHUSUS :

Kepala

Bentuk : mesocephal, lingkar kepala 28 cm

Rambut : hitam

Ubun-ubun : belum menutup

Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor +/+

Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-), deformitas (-)

Telinga : dalam batas normal

Mulut : bibir sianosis (-), lidah kotor (-)

Simpulan : Normal

Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-), massa (-)

Thorax : simetris kanan-kiri, tidak ada ketinggalan gerak, retraksi (+), hematom (-)Jantung :

Inspeksi : iktus cordis tampak di SIC V midklavikularis sinistra

Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V midclavikularis sinistra

Perkusi : tidak dilakukan

Auskultasi : S1 > S2 reguler, bising (-)

Kesan : jantung dalam batas normal

Paru – paru :

Depan : Kanan Kiri

Inspeksi: retraksi (+) simetris

Perkusi : tidak dilakukan

Auskultasi:

- suara dasar : vesikular

- suara tambahan : wheezing (-),

Ronkhi basah (-)

Inspeksi: retraksi (+) simetris

Perkusi : tidak dilakukan

Auskultasi:

- suara dasar : vesikular

- suara tambahan : wheezing (-),

Ronkhi basah (-)

Abdomen

Inspeksi : Dinding perut datar, distensi (-)

9

Page 8: Mankas 3 Cut

Auskultasi : peristaltik dalam batas normal

Palpasi : distensi (-), massa (-), turgor kulit < 2 detik, hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : timpani

Simpulan : Normal

Anogenital :

Anus & genital : iritasi (-), atresia ani (-), perempuan, klitoris menonjol labia mayora belum

menutup labia minora

Anggota gerak :

Ekstremitas : Superior Inferior

Edema : tidak ada tidak ada

Akral dingin : tidak ada tidak ada

Sianosis : tidak ada tidak ada

Cappilary refill : normal < 2 detik normal < 2 detik

Simpulan : normal

Refleks primitif :

R. moro : (+) R. menghisap : (+) lemah

R. tonik leher : (+) R. menelan : (+)

R. memegang : (+) R. plantar : (+)

Simpulan : dalam batas normal

DATA LABORATORIUM:

Hb : 13,3 mg/dl (N: 11 gr/dl)

Angka Leukosit : 7.200/cmm (N: 4000-10.000/cmm)

Angka trombosit : 230.000 (N: 150.000-350.000/cmm)

PCV : 39% (N: 32,0-44,0%)

Kalium : 2,3 mmol/l

Natrium : 138 mmol/l

Calsium : 2,3 mmol/l

Clorida : 105 mmol/l

10

Page 9: Mankas 3 Cut

DIAGNOSIS SEMENTARA

Diagnosis utama : Neotatus kurang bulan, BBLSR (KMK) dengan riwayat Asifiksia

Diagnosis penyerta : -

Diagnosis komplikasi : -

Diagnosis imunisasi : belum dilakukan imunisasi

Diagnosis tumbuh kembang : -

Diagnosis status gizi : Gizi kurang

Diagnosis sosial ekonomi : Sosial ekonomi menengah ke bawah

RENCANA PENGELOLAAN

A. Rencana pemeriksaan penunjang/penegakan diagnosis:

HJL, Darah rutin, bilirubin serum, foto thoraks , USG kepala

B. Rencana Perawatan

Rawat inap

Observasi

C. Rencana Edukasi

Menjelaskan tentang keadaan bayi pada orang tua bayi

Memotivasi ibu untuk mengeluarkan ASI dan diberikan kepada bayi.

TERAPI: • O2 Headbox 5 lpm

• inf D 10 % 3 Tpm

• Inj.cefotaxime 2x70 mg

• Inj.ranitidin 2x 2,5 mg

• Inj. Aminophylin I: 3,6 mg

• II: 2x 2,4 mg

• Inj. Dexametason : 3x 1/6 amp

11

Page 10: Mankas 3 Cut

PROGNOSIS : ad Bonam

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1. Definisi BBLR 

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurangdari

2500 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir  atau paling

lambat sampai bayi berusia satu hari. Jika penimbangan tidak memungkinkan, BBLR dapat dideteksi

dengan mengukur lingkar lengan atas Selain itu pengukuran juga dapat dilakukan pada lingkar dada.

Dahulu BBLR dianggap sebagai bayi prematur, padahal sebenarnya dapat terjadi pada bayi prematur

(kurang bulan), aterm (cukup bulan) atau postmatur  (lebih bulan) tergantung masa kehamilan atau

masa gestasinya. Keadaan ini dapat disebabkan oleh masa kehamilan yang kurang dari 37 minggu

dengan berat yang sesuai (masa kehamilan dihitung mulai dari hari pertama haid terakhir dari haid

yang teratur); bayi small for gestational age (SGA): bayi yang beratnya kurang dari semestinya

menurut kehamilannya Kecil untuk masa kehamilan=KMK); dan kombinasi dari kedua-duanya.

III. 2. Epidemiologi BBLR 

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia

dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi

rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram.

BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi

dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka

kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-

30%, hasil studi di 7 daerah multisenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angkaBBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target

BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni

maksimal 7%.

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2002-2003, sekitar 57% kematian bayi

terjadi pada bayi umur dibawah 1 bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan bayi

berat lahir rendah. Menurut perkiraan, setiap tahunnya sekitar 400.000 bayi lahir dengan berat rendah

12

Page 11: Mankas 3 Cut

III. 3. Klasifikasi BBLR 

Berdasarkan berat badannya BBLR dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu  Low BirthWeight

(LBW) yaitu BBLR dengan berat antara 1.500-2499 gram,Very Low Birth Weight (VLBW) yaitu

BBLR dengan berat antara 500-1499 gram, dan Extreme Low Birth Weight (ELBW) yaitu BBLR

dengan berat <500 gram.

BBLR dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:

 

Prematuritas Murni

Prematuritas murni adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan

mempunyai berat badan sesuai untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan-

Sesuai Masa Kehamilan (NKBSMK). Karakteristik bayi prematur adalah berat lahir sama

dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm, lingkar

dada kurang dari 30 cm, Lingkar kepala kurang dai 33 cm, umur kehamilan kurang dari 37

minggu. Lebih dari 60% BBLR terjadi akibat bayi lahir prematur. Semakin awal bayi lahir,

semakin belum sempurna perkembangan organ-organnya, semakin rendah berat badannya saat

lahir dan semakin tinggi resikonya untuk mengalami berbagai komplikasi berbahaya.

Faktor Ibu

Riwayat kelahiran prematur sebelumnya

Gizi saat hamil kurang

Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun

Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)

Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion

Faktor pekerja terlalu berat

Primigravida

b. Faktor kehamilan

13

Page 12: Mankas 3 Cut

Hamil dengan hidramnion, kehamilan ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil

seperti pre eklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini

c. Faktor Janin

Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali congenital

Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :

Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang

dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm

Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis

Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus

Tulang-tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar

Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana

Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil

Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apneu

Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi dan pelipis dahi dan

lengan

Lemak subkutan kurang

Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora

Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah.

Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah,

kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu

tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan

prematuritas (BBLR).

Dismaturitas.

Dismaturitas adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa

gestasi itu. Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, atau postterm. Dismatur ini dapat pula

Neonatus Kurang Bulan Kecil untuk Masa kehamilan (KMK).

14

Page 13: Mankas 3 Cut

a. Proportionate IUGR

Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi

berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dada,

lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhannya masih dibawah

masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya Wasted oleh karena

retardasi pada janin terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue.

b. Disporpotionate IUGR

Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa

hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi

berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda-tanda sedikitnya

jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus

dan lebih panjang.

Faktor Faktor yang mempengaruhi BBLR pada Dismatur

a. Faktor ibu : Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, penderita penyakit diabetes

melitus yang berat, toksemia, hipoksia ibu, (tinggal didaerah pegunungan, hemoglobinopati,

penyakit paru kronik) gizi buruk, Drug abbuse, peminum alcohol

b. Faktor uterus dan plasenta : Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi tali pusat yang

tidak normal, uterus bicornis, infak plasenta, tranfusi dari kembar yang satu kekembar yang

lain, sebagian plasenta lepas

c. Faktor janin : Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam kandungan,

(toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez, sifillis)

d. Penyebab lain : Keadaan sosial ekonomi yang rendah, tidak diketahui.

III.4. Patofisiologi BBLR

Berdasarkan beberapa faktor etiologi yang telah disebutkan, hal itu akan menyebakan

gangguan sirkulasi utero plasenta. Akibatnya, akan terjadi insufisiensi plasenta, yang

menyebabkan suplai nutrisi dan oksigen ke janin tidak adekuat. Hal ini lama-kelamaan akan

menyebabkan gangguan pertumbuhan intra uteri dan lahirlah bayi BBLR. Neonatus dengan

15

Page 14: Mankas 3 Cut

imaturitas pertumbuhan dan perkembangan atau bayi BBLR tidak dapat menghasilkan kalori

melalui peningkatan metabolisme. Hal ini disebabkan karena respon menggigil bayi tidak ada

atau kurang, sehingga tidak dapat menambah aktivitas. Sumber utama kalori bila ada stress

dingin atau suhu lingkungan rendah adalah thermogenesis nonshiver. Sebagai respon terhadap

rangsangan dingin, tubuh bayi akan mengeluarkan norepinefrin yang menstimulus metabolisme

lemak dari cadangan lemak coklat untuk menghasilkan kalori yang kemudian dibawa oleh darah

ke jaringan. Stres dingin dapat menyebabkan hipoksia, metabolisme asidosis dan hipoglikemia.

Peningkatan metabolisme sebagai respon terhadap stre dingin akan meningkatkan kebutuhan

kalori dan oksigen. Bila oksigen yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan, tekanan

oksigen berkurang (hipoksia) dan keadaan ini akan menjadi lebih buruk karena volume paru

menurun akibat berkurangnya oksigen darah dan kelainan paru (paru yang imatur). Keadaan ini

dapat sedikit tertolong oleh haemoglobin fetal (HbF) yang dapat mengikat oksigen lebih banyak

sehingga bayi dapat bertahan lebih lama pada kondisi tekanan oksigen yang kurang.

III.5. Gambaran Klinis BBLR

Gambaran klinis dari bayi BBLR tergantung dari tuanya umur kehamilan. Makin muda umur

kehamilan makin jelas tanda-tanda immaturitas. Karakteristik untuk bayi prematur adalah berat badan

lahir sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm, lingkar

dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, umur kehamilan kurang dari 37 minggu,

kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis, lanugonya banyak, lemak subkutan kurang,

sering tampak peristaltik usus, tangisnya lemah dan jarang, pernapasan tidak teratur dan sering timbul

apnea.Bila hal ini sering terjadi dan tiap serangan lebih dari 20 detik maka kemungkinan timbul

kerusakan otak yang permanen lebih besar. Otot-otot masih hipotonik, sehingga sikap selalu dalam

keadaan kedua paha abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki dalam fleksi atau lurus dan kepala

mengarah pada satu sisi.

Refleks tonik-leher lemah dan refleks moro positif, gerakan otot jarang akan tetapi lebih baik

dari bayi cukup bulan. Daya isap lemah terutama pada hari-hari pertama, bayi yang lapar akan

menangis, gelisah dan menggerak-gerakkan tangannya. Bila tanda-tanda lapar ini tidak muncul dalam

96 jam maka harus curiga akan terjadinya pendarahan intraventrikuler atau tanda-tanda infeksi. kulit

juga mengkilatdan licin, serta ditemukan adanya pitting edema.

III.6. Diagnosis BBLR

16

Page 15: Mankas 3 Cut

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka waktu 24 jam

setelah lahir. Penegakan diagnosis dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang (2).

III.6.1. Anamnesis

Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari etiologi dan

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR (3):

Umur ibu

Riwayat hari pertama haid terakir

Riwayat persalinan sebelumnya

Paritas, jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan selama hamil

Aktivitas

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

III.6.2. Pemeriksaan Fisik

Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain (3):

Berat badan < 2500 gram

Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)

Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan).

Pada pemeriksaan fisik bayi tampak lebih kecil dari bayi-bayi yang lahir normal,

pergerakan kurang dan masih lemah, kepala lebih besar daripada badan, pada kulit dan kelamin

dijumpai kulit tipis dan transparan sehingga pembuluh darah mudah dilihat dan lanugo banyak,

rambut halus dan tipis, genitalia belum sempurna. Pada sistem saraf dijumpai reflek moro dan

reflek menghisap, menelan dan batuk yang belum sempurna. Pada sistem musculoskeletal

asifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, tulang-tulang rawan elastik kurang,

otot-otot hipotonik, tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi, pernafasan pada bayi BBLR

frekuensinya bervariasi karena belum teratur dan sering apneu.

17

Page 16: Mankas 3 Cut

III.6.3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain (3):

Pemeriksaan skor ballard

Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan

Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan

analisa gas darah.

Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan

kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom

gawat nafas.

USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan < 35 minggu, dimulai pada umur 2

hari dan dilanjutkan sesuai dengan hasil yang di dapat .

Penilaian Umur Bayi Menurut Ballard

Skor Ballard merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini penggunaan kriteria

neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan beristirahat, sehingga lebih dapat

diandalkan selama beberapa jam pertama kehidupan. Penilaian menurut Ballard adalah dengan

menggabungkan hasil penilaian maturitas neuromuscular dan maturitas fisik. Kriteria penilaian

maturitas neuromuscular diberi skor, kemudian kriteria maturitas fisik digabungkan. Kemudian dengan

menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.

18

Page 17: Mankas 3 Cut

Setelah didapatkan jumlah skor dari pemeriksaan neuromuscular dan maturasi fisik maka kedua

skor itu dijumlahkan. Hasil penjumlahan tersebut dicocokkan dengan nilai kematangan (disamping

kanan( sehingga didapatkan usia kehamilan di dalam minggu. Kemudian dengan menggunakan grafik

dari Battaglia F dan Lubchenco dicari titik perpotongan antara umur kehamilan yang kita dapatkan

dengan berat badan lahir bayi, sehingga didapatkan interpretasi apakah bayi tersebut Besar Masa

Kehamilan (BMK), Sesuai Masa Kehamilan (SMK), atau Kecil Masa Kehamilan (KMK).

19

Page 18: Mankas 3 Cut

III.7. Komplikasi

     Alat tubuh bayi lebih banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus. Dalam hubungan ini sebagian

besar kehamilan perinatal terdapat bayi-bayi BBLR (Prawirohardjo, 2006). Komplikasi yang mungkin

terjadi bila bayi lahir dengan BBLR tidak segera ditangani maka sering menjadi masalah yang berat,

misalnya kesukaran bernapas, kesukaran pemberian minum, ikterus berat, hipotermi dan infeksi

(Saifuddin, 2006). Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain:

1. Hipotermia

2. Hipoglikemia

3. Gangguan cairan dan elektrolit

4. Hiperbilirubinemia

5. Sindraoma gawat nafas

6. Paten duktus arteriosus

7. Infeksi

8. Pendarahan intraventrikuler

20

Page 19: Mankas 3 Cut

Dan masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) antara lain:

1. Gangguan perkembangan

2. Gangguan pertumbuhan

3. Gangguan penglihatan (Retinopati)

4. Gangguan pendengaran

5. Penyakit paru kronis

6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

7. Kenaikan frekuensi bawaan

III.8. Penatalaksanaan

Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan

perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup diluar uterus maka perlu diperhatikan

pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan, dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi

serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi (Winkjosastro, 2006).

a. Mempertahankan Suhu

Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di lingkungan dingin. Bila

bayi dirawat di dalam inkubator, maka suhunya untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg adalah

35°C dan untuk bayi berat badan 2-2,5 kg 34°C agar ia dapat mempertahankan suhu tubu sekitar 37°C

suhu inkubator  dapat diturukan 1°C perminggu untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg secara

berangsur-angsur ia dapat diletakan didalam tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 27°C-29°C.

Bila inkubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-

botol hangat di sekitar atau dengan memasang lampu petromaks didekatkan pada tempat tidur bayi.

Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan popok. Hal ini penting untuk memudahkan pengawasan

mengenai keadaan umum, tingkah laku, pernapasan dan kejang (Winkjosastro, 2006)

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Setelah lahir adalah mempertahankan suhu bayi agar

tetap normal, dan juga sangat rentan terjadinya hiportermi, karena tipisnya cadangan lemak dibawah

kulit dan masih belum matangnya pusat pengaturan panas di otak, untuk itu BBLR harus selalu dijaga

kehangatanya. Cara paling efektif mempertahakan suhu tubuh normal adalah sering memeluk dan

mengendong bayi. Ada suatu cara yang disebut metode kangguru atau atau perawatan bayi lekat, yaitu

21

Page 20: Mankas 3 Cut

bayi selalu didekat ibu atau orang lain dengan kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibu. Cara lain,

bayi jangan segera dimandikan sebelum enam jam BBLR (Kosim, 2007). Bayi Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) mudah dan cepat mengalami hipotermi, kehilangan panas disebabkan oleh permukaan

tubuh bayi relative lebih luas dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak, dan

kekurangan lemak coklat (brown fat) ( Koswara, 2009).

Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas dan menjadi hipotermi, karena pusat

pengaturan panas belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan relativ

luas oleh karena itu bayi prematur harus dirawat di dalam indikator sehingga badanya mendekati dalam

rahim. Bila bayi dirawat dalam indikator maka suhu bayi dengan berat badan, 2 kg adalah 35 °C dan

untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-34 °C. Bila indikator tidak ada bayi dapat dibungkus

dengan kain dan disampingnya diletakan botol yang berisi air panas, sehingga panas badanya dapat

dipertahankan. (Muhammad, 2008)

b. Penimbangan Berat Badan

Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya

dengan daya dan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan agar bayi tidak menderita

hipoglikemia dan hiperbilirubinemia. Pada umunya bayi dengan berat lahir 2000 gram atau

lebih dapat mengisap air susu ibu dan bayi dengan berat kurang 1500 gram bayi diberi minum

melalui sonde. Sesudah 5 hari bayi lahir dicoba menyusu pada ibunya, bila daya isap cukup

baik maka pemberian air susu ibu diteruskan (Winkjosastro, 2006).

c. Makanan bayi

Pada bayi prematur refleks isap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung

masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang di samping itu kebutuhan

protein 3-5 gr perhari dan tinggi kalori (110 kal/kg/hari), agar berat badan bertambah sebaik-

baiknya. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur tiga jam agar bayi tidak

menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia pada umumnya bayi dengan berat badan lahir

2000 gram agar lebih dapat mengisap air susu ibu dan bayi dengan berat kurang 1500 gram

diberi minum melalui sonde. Sesudah 5 hari bayi dicoba menyusu pada ibunya, bila daya isap

cukup baik maka pemberian air susu diteruskan (Winkjosastro, 2006).

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) reflek menelan belum sempurna oleh sebab itu

pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cepat (Sarwono, 2006).

22

Page 21: Mankas 3 Cut

Alat pencernaan bayi masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum

matang, sedangkan kebutuhan protein 5 gram/kg/BB, dan kalori 110 kal/kg/BB. Sehingga

pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minuman bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan

didahului dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih lemah, sehingga

pemberian minuman sebaiknya  sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi lebih sering. 

ASI merupakan makanan yang paling penting sehinga ASI yang paling penting

diberikan lebih dahulu, bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan

diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde lambung menuju

lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 50 sampai 60 cc/kg/BB/hari, dan terus dinaikkan

sampai mencapai sekitar 200 cc/kg/BB/hari  (Ahyani, 2006).

Pertumbuhan juga harus ada cadangan kalori untuk mengejar ketinggalan beratnya.

Minuman utama dan pertama adalah Air Susu Ibu (ASI) yang sudah tidak diragukan lagi

keutungan atau kelebihanya. Disarankan Bayi menyusu ASI ibunya sendiri, terutama untuk bayi

prematur. ASI ibu memang cocok untuknya, karena didalamnya  terkandung  kalori  dan protein

tinggi serta elektrolit minimal, Refleks menghisap dan menelan BBLR biasanya masih sanggat

lemah, untuk itu diperlukan pemberian ASI peras yang disendokan kemulutnya atau bila sangat

terpaksa dengan pipa lambung. 

Susu formula khusus BBLR, bisa diberikan bila ASI tidak dapat diberikan karena

berbagai sebab. Kekurangan minum pada BBLR akan mengakibatkan ikterus atau bayi kuning

(Badriul, 2009). Berat badan rata-rata 2500-4000 gram  kurang dari 2500 gram menunjukan

kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus

diberikan infus. Beri minum dengan tetes ASI/sonde karena reflek menelan BBLR belum

sempurna, kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg BB/ hari. (Muhammad, 2008)

d. Mencegah Infeksi

Bayi berat lahir rendah mudah sekali terkena daya tahan tubuh yang masih lemah,

kemampuaan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna, oleh karena

itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi

persalinan prematuritas (BBLR), dengan demikan perawatan dan pengawasan bayi prematuritas

secara khusus dan terisolasi dengan baik (Manuaba, 2006).

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sangat rentan akan infeksi, perhatikan prinsip-

prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang  bayi (Sarwono,

23

Page 22: Mankas 3 Cut

2006). Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sangat rentan akan infeksi, ini disebabkan oleh

karena daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relativ belum sanggup membantu antibodi

dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum oleh karena itu, perhatikan prinsip-

prinsip pencegahan infeksi, termasuk mencuci tanggan sebelum memegang bayi  ( Koswara

2009).

III. 9. Prognosis

Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal

misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi / makin rendah berat bayi, makin tinggi angka

kematian), asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan pernapasan , perdarahan intrafentrikuler ,

displasia bronkopulmonal, retrolental fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik (asidosis,

hipoglikemi, hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi,

pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan persalinan dan post natal (pengaturan

suhu lingkungan, resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia

hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan lain – lain).

24

Page 23: Mankas 3 Cut

DAFTAR PUSTAKA

1. Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah

(Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996. Avaliable from :

http://www.digilib.litbang.depkes.go.id. Last Update : 2003 [diakses tanggal 2 Desember 2007].

2. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar Pelayanan

Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313.

3. World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards promoting optimal fetal

growth. Avaliable from : http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html. Last

update : January 2007 [diakses pada tanggal 10 Desember 2007].

4. Subramanian KS. Low Birth Weight Infant. Avaliable from : http://www.eMedicine.com. Last

Update : September 25, 2006. [diakses pada tanggal 11 Desember 2007].Ditulis dalam Referat.

Tag: Bayi Berat Lahir Rendah, BBLR.

25