Manfaat PBL FKG UNISSULA 2011

6
1.Manfaat PBL Melalui peningkatan kecakapan dalam algoritma dan penguasaan pengetahuan dasar dalam matematika, siswa dalam PBL harus belajar proses matematika yang bervariasi dan kemampuan berkaitan komunikasi, representasi, pemodelan dan penalaran menurut Smith, Erickson, dan, Lubienski (dalam Panji, 2009). Adapun manfaat yang diperoleh melalui pembelajaran PBL antara lain: a. Motivasi (Motivation) PBL membuat siswa lebih terlibat dalam pembelajaran sebab mereka terikat untuk merespon dan karena mereka merasa diberi kesempatan untuk mendapatkan hasil (dampak) dari penyelidikan. b. Relevansi dan Isi (Relevance and Context) PBL menawarkan siswa sebuah jawaban yang jelas terhadap pertanyaan, “Mengapa kita perlu mempelajari informasi ini?”, dan “Apa saja dari yang sedang saya lakukan di sekolah harus dilakukan dengan sesuatu dalam dunia nyata?” c. Berpikir Tingkat tinggi (Higher-Order Thinking) Skenario masalah membangkitkan berpikir kritis dan kreatif siswa, menebak apa jawaban yang benar yang dikehendaki guru untuk saya temukan? d. Belajarbagaimana belajar (Learning How To Learn) PBL mengembangkan metakognisi dan pembelajaran diri yang teratur dengan meminta siswa untuk menghasilkan cara mereka sendiri mendefinisikan masalah, mencari informasi, menganalisis data dan membuat serta menguji hipotesis, membandingkan strategi lain, dan membaginya dengan siswa lain dan strategi dari pembimbing. e. Otentik (Authenticity) PBL melibatkan siswa dalam mempelajari informasi dalam cara yang sama ketika mengingatnya kembali dan menerapkan dalam situasi yang akan datang dan menilai pembelajaran dengan cara mendemonstrasikan pemahaman dan bukan kemahiran belaka (Gick and Holyoak, 1983). Savery, J.R., dan T.M. Duffy, (1995). Problem Based Learning: An instructional model and its constructivist framework. Educational Technology.

description

Manfaat PBL FKG UNISSULA 2011

Transcript of Manfaat PBL FKG UNISSULA 2011

Page 1: Manfaat PBL FKG UNISSULA 2011

1. Manfaat PBLMelalui peningkatan kecakapan dalam algoritma dan penguasaan pengetahuan dasar

dalam matematika, siswa dalam PBL harus belajar proses matematika yang bervariasi dan kemampuan berkaitan komunikasi, representasi, pemodelan dan penalaran menurut Smith, Erickson, dan, Lubienski (dalam Panji, 2009). Adapun manfaat yang diperoleh melalui pembelajaran PBL antara lain:

a. Motivasi (Motivation)PBL membuat siswa lebih terlibat dalam pembelajaran sebab mereka terikat untuk

merespon dan karena mereka merasa diberi kesempatan untuk mendapatkan hasil (dampak) dari penyelidikan.

b. Relevansi dan Isi (Relevance and Context)PBL menawarkan siswa sebuah jawaban yang jelas terhadap pertanyaan, “Mengapa

kita perlu mempelajari informasi ini?”, dan “Apa saja dari yang sedang saya lakukan di sekolah harus dilakukan dengan sesuatu dalam dunia nyata?”

c. Berpikir Tingkat tinggi (Higher-Order Thinking)Skenario masalah membangkitkan berpikir kritis dan kreatif siswa, menebak apa

jawaban yang benar yang dikehendaki guru untuk saya temukan?

d. Belajarbagaimana belajar (Learning How To Learn)PBL mengembangkan metakognisi dan pembelajaran diri yang teratur dengan meminta

siswa untuk menghasilkan cara mereka sendiri mendefinisikan masalah, mencari informasi, menganalisis data dan membuat serta menguji hipotesis, membandingkan strategi lain, dan membaginya dengan siswa lain dan strategi dari pembimbing.

e. Otentik (Authenticity)PBL melibatkan siswa dalam mempelajari informasi dalam cara yang  sama ketika

mengingatnya kembali dan menerapkan dalam situasi yang akan datang dan menilai pembelajaran dengan cara mendemonstrasikan pemahaman dan bukan kemahiran belaka (Gick and Holyoak, 1983).

Savery, J.R., dan T.M. Duffy, (1995). Problem Based Learning: An instructional model and its constructivist framework. Educational Technology.

Dasna, I W. (2007). Problem Bassed Learning. Universitas Negri Malang. [online]. Tersedia.http://www.freewebs.com//PDF_Files/PROBLEM_ BASSED_LEARNING.pdf.

Barrett, T. et al., (2005). Handbook of Enquiry & Problem Based Learning. Barrett, T., Mac Labhrainn, I., Fallon, H. (Eds). Galway: CELT. [Online]. Tersedia http://www.nuigalway.ie/celt/pblbook.

Page 2: Manfaat PBL FKG UNISSULA 2011

Adab-adab Mencari Ilmu

Niat Ikhlas

Karena menuntut ilmu adalah ibadah bahkan setinggi-tingginya ibadah kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala- maka kita wajib mengikhlaskan seluruh ibadah hanya kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala-.

Allah berfirman:“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al-Bayyinah: 5)

Beramal dengan Ilmu

Allah -Subhanahu wa Ta’ala- sangat marah kepada mereka-mereka yang berbicara tentang ilmu sedangkan dia sendiri tidak beramal,

Allah sebutkan dalam Al-Qur’an:“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (Ash-Shaff: 2-3)

Sabar, Tidak Terburu-Buru

Seorang pencari ilmu seringkali terbawa semangat, sehingga ia ingin dalam waktu yang relatif singkat untuk mendapatkan semua bidang ilmu. Ingatlah bahwa ilmu ini agama yang tidak terpisah dari amal, bukan hanya sekedar mengetahui dan menghafal. Maka pelajarilah secara bertahap dari yang paling penting, kemudian berikutnya, kemudian berikutnya. Tidak mungkin dengan belajar sebulan sampai dua bulan ia menjadi ulama atau dalam waktu singkat dia menjadi pakar hadits yang menshahihkan dan mendhoifkan hadits atau menjadi ahli fiqih yang dapat mengumpulkan hukum dari ayat-ayat dan hadits.

Para Ulama terdahulu mereka belajar dari sejak kecil sampai 30 tahun baru mempelajari ilmu hadits apalagi meriwayatkan hadits.

[Sumber: Risalah Dakwah MANHAJ SALAF edisi 1/th V 18 Muharram 1430H/16 Januari 2009M]

Dikutip dari www.darussalaf. or.id | http://www.darussal af.or.id/ stories.php? id=1413

Page 3: Manfaat PBL FKG UNISSULA 2011

BERBAGAI RANCANGAN METODE DAN DOKUMENTASI PEMBELAJARAN DALAM CONTINUING PROFESIONAL DEVELOPMENT   (CPD)

Programpendidikan dan pelatihan kedokteran berkelanjutan (PPPKB) atau istilah lainnyacontinuing professional development (CPD) adalah upaya pembinaan bersistem untuk mempertahankan, meningkatkan dan mengembangkan performance dokter agar iasenantiasa dapat menjalankan profesinya dengan baik. PPPKB bukan hanya berperan dalam meningkatkan pengetahuan tetapi lebih untuk mempertahankan danmeningkatkan kompetensi yang bersangkutan sehingga tercermin dalam kinerjanya.Oleh karena itu kredit yang dikumpulkan melalui kegiatan CPD seyogianya dapatmenjamin terselenggaranya pelayanan kedokteran yang bermutu, dan itu berarti mengacu kepada standar profesi yang bersangkutan.

Pengembanganprogram pendidikan dan pelatihan kedokteran berkelanjutan tidak sama dengan pengembangan kurikulum pendidikan dokter (undergraduate). Pengembangan program CPD yang terstruktur seringkali menemui hambatan di lapangan seperti perbedaan kebutuhan pengembangan performance antar dokter satu daerah dengan daerah lain, hambatan financial dan sarana komunikasi yang belum lancar. Program CPD konvensional seperti kuliah, seminar, kursus-kursus, simposium seringkali tidak efektif. Oleh karena itu pengembangan program CPD saat ini lebih menitikberatkan pada metode yang lansung ditemui oleh dokter di lapangan kerja seperti work based learning, practice based learning atau experiential learning dan dengan memperbaiki metode konvensional di atas sebagai variasi kegiatan PPPKB yang holistik.

Starke menerangkan bahwa untukmengembangkan program CPD yang efektif untuk revalidasi perlu diperhatikanbeberapa hal :1. Program CPD mampu memenuhi semua kebutuhan peserta.2. Tersedia dan dapat diikuti oleh semua dokter.3. dapat diakses dan tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan tentang Personal Development Plans, tanpa

hambatan keuangan atau hambatan lain.

4. bermutu tinggi, berdasar pada suatu proses persetujuan yang sempurna dan umpanbalik sistematis kepada penyedia-penyedia

5. Dapat diverifikasi melalui audit atu metode yang lainnya.6. Dapat dilihat keefektifannya melalui kepuasan peserta, perubahan pengetahuan dan perubahan praktek.7. Terlihat effektif dan kuat oleh masyarakat dan pemerintah melalui transparansi struktur, proses dan

outcome.

Karena tujuan CPD bermuara pada terselenggaranya pelayanan kedokteran yang bermutu, maka stakeholders lain dalam pelayanan kedokteran yaitu institusi tempat seorang dokter bekerja, atau lembaga pengguna jasa profesi dokter merupakan pihak lain yang perlu dilibatkan dalam sistem CPD ini. Setiap kegiatan, di tempat kerja atau dimanapun, yang bernilai pendidikan bagi seorang dokter menjadi bagian dari CPD dan memberikan sejumlah nilai kredit pendidikan bagi yang bersangkutan.

Berdasarkan Journal of Emergency Primary Health Care bentuk metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam CPD adalah sebagai berikut :

Work-based learning (e.g. reflective practice, clinical audit, significant event analysis) Professional activity (e.g. mentoring, expert witness, teaching)

Page 4: Manfaat PBL FKG UNISSULA 2011

Formal / educational (e.g. courses, involvement in research) Self-directed learning (e.g. reading journals, updating personal knowledge) Other (e.g. public service, voluntary work) DAFTAR PUSTAKA 1.Health Professions Council and Royal College of Speech & Language Therapists. Your guide

to continuing professional development. 2006. Available in www.rcslt.org. 2. WFME, Continuing Profesional Development, WFME Global Standart for Quality

Improvement, WFME Office of Copenhagen, Denmark, 2003. 3. ACGME, Advancing Education in Practice-Based Learning & Improvement. 4. Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Profesional Kedokteran Berkelanjutan (PPPKB). Konsil

kedokteran Indonesia subkomite CPD.2006 5.Philip G Bashook, John Parboosingh. Continuing medical education: Recertification and the

maintenance of competence. BMJ 1998;316:545-548 6. John Parboosing. Revalidation for doctors should reflect doctors’ performance and continuing

professional development – Editorial. British Medical Journal, Oct 24, 199 7. Dent JA, Harden RM, Editors. A Practical Guide For Medical Teachers. Elsevier

Churchill Livingstone, 2006.