Materi Asistensi Biokimia Fkg....

35
GASTROENTEROHEPATOLOGI I. EMPEDU Empedu diproduksi oleh hati dan disimpan di dalam kandung empedu. Selama pencernaan, kandung empedu berkontraksi dan menyalurkan empedu ke usus kecil. Banyaknya empedu yang disalurkan tergantung dari : Jenis makanan, makin banyak makanan (lemak) maka makin banyak empedu Susunan empedu dalam hati Perangsangan empedu tergantung dua factor : Faktor makanan Factor hormonal Sebelum masuk ke usus kecil empedu bercampur dahulu dengan getah pancreas. Empedu bereaksi alkalis. Diantara bahan-bahan terpenting yang terdapat didalam empedu adalah garam-garam empedu (natrium glikokolat dan taurokolat), pigmen-pigmen empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam organic. Empedu merupakan campuran sekresi dan ekskresi. Bahan yang disekresi misalnya garam-garam empedu dan yang diekskresi adalah pigmen-pigmen empedu dan kolesterol. Garam-garam empedu membantu proses pencernaan dan penyerapan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Aktivitas tadi disebabkan karena : 1. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan membantu emulsifikasi lemak sehingga memudahkan pencernaan 2. Garam empedu berikatan dengan asam lemak membentuk suatu kompleks yang lebih mudah larut dan diserap Disamping mensekresikan zat yang disintesis oleh hepar sendiri, sel-sel hepar juga mengekskresikan sejumlah zat yang dibentuk 41|Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Transcript of Materi Asistensi Biokimia Fkg....

Page 1: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

GASTROENTEROHEPATOLOGI

I. EMPEDU

Empedu diproduksi oleh hati dan disimpan di dalam kandung empedu. Selama pencernaan, kandung empedu berkontraksi dan menyalurkan empedu ke usus kecil. Banyaknya empedu yang disalurkan tergantung dari : Jenis makanan, makin banyak makanan (lemak) maka makin banyak empedu Susunan empedu dalam hatiPerangsangan empedu tergantung dua factor : Faktor makanan Factor hormonal

Sebelum masuk ke usus kecil empedu bercampur dahulu dengan getah pancreas. Empedu bereaksi alkalis. Diantara bahan-bahan terpenting yang terdapat didalam empedu adalah garam-garam empedu (natrium glikokolat dan taurokolat), pigmen-pigmen empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam organic. Empedu merupakan campuran sekresi dan ekskresi. Bahan yang disekresi misalnya garam-garam empedu dan yang diekskresi adalah pigmen-pigmen empedu dan kolesterol.Garam-garam empedu membantu proses pencernaan dan penyerapan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Aktivitas tadi disebabkan karena :1. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan membantu emulsifikasi lemak sehingga

memudahkan pencernaan2. Garam empedu berikatan dengan asam lemak membentuk suatu kompleks yang lebih mudah

larut dan diserap

Disamping mensekresikan zat yang disintesis oleh hepar sendiri, sel-sel hepar juga mengekskresikan sejumlah zat yang dibentuk ditempat lain di dalam tubuh. Diantaranya yang terpenting adalah bilirubin, yang merupakan salah satu produk akhir utama pemecahan haemoglobin. Dimana bila sel darah merah telah melewati masa hidupnya, rata-rata 120 hari, maka membran sel darah merah pecah dan melepaskan hemoglobin yang difagositosis oleh sel-sel retikuloendoteloial system di seluruh tubuh. Disini hemoglobin akan dipecah menjadi hem dan globin, lalu cincin hem cepat dikonversi menjadi bilirubin yang dilepaskan kedalam plasma atau disebut bilirubin I. Kemudian ada juga yang dikonjugasi oleh sel hepar menjadi bilirubin II yang dieksresikan oleh transpor aktif kedalam empedu.

PERCOBAAN-PERCOBAAN EMPEDU

1. Sifat-sifat Fisis dan Reaksinya

a. Catatlah warna, bau dan konsistensinyab. Tentukan pH-nyac. Tentukan Berat jenis dengan urinometer

41|Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 2: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

2. Percobaan Emulsi dengan Empedu

a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 1 ml minyak dan 10 ml airb. Kedalam tabung reaksi yang lain dimasukkan 1 ml minyak, 9 ml air dan 1 ml empedu. Kedua

tabung reaksi ini dikocok kuat-kuat & tempatkanlah untuk beberapa lama dirak tabung reaksi. Perhatikanlah emulsi yang terjadi.

3. Percobaan untuk Menyatakan Pigmen Empedu

a. Gmellin’s test

- Kedalam tabung reaksi yang kering dimasukkan asam nitrat pekat (HNO3) pekat kemudian dituangkan empedu sebanyak 2 ml secara hati-hati sehingga membentuk lapisan bawah. Pada batas antara kedua larutan itu akan terdapat suatu cincin berwarna biru, violet sampai merah.

- Ulangi percobaan ini dengan menggunakan empedu yang telah diencerkan.

b. Rosenbach Modification Gmallin’s Test

Ambillah sepotong kertas saring dan basahilah dengan aquadest. Setelah itu, tetesi beberapa tetes empedu diatas kertas saring yang telah dibasahi. Kemudian ditetesi lagi dengan 1 – 2 tetes asam nitrat (HNO3) pekat. Perhatikanlah warna yang terjadi.

c. Smith’s Test

Kedalam tabung reaksi dimasukkan empedu yang sudah diencerkan. Kemudian tetesi larutan iodium 0,5% dalam alcohol, sehingga membentuk lapisan atas. Perhatikan warna cincin yang terbentuk pada batas kedua lapisan tersebut.

4. Reaksi Van den Berg

Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml empedu dan 10 ml air, lalu dicampur. Kemudian tambahkan 1 ml reagen diazo dari ehrlich yang segar. Perhatikan warna yang timbul. Reaksi ini adalah dasar penentuan bilirubin dengan serum.

5. Percobaan Menyatakan Garam Empedu (Pattenkoffer’s Test)

Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 3 ml empedu yang telah diencerkan dan 5 tetes larutan sukrosa 5%. Tuangkan 2 ml asam sulfat pekat perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan bawah. Perhatikan warna cincin yang terbentuk pada batas kedua larutan.

Dasar reaksi adalah pembentukan furfural dari sukrosa. Reaksi mana lagi yang mempunyai dasar yang sama? Apa bedanya ?Jawab :

2 | Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 3: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

II. PERCOBAAN BILIRUBIN (Metode Jendrassik dan Grot)

DASAR :

Total bilirubin ditentukan oleh reaksi dengan Diazotized sulfanilic acid, dengan adanya larutan caffeine sehingga membentuk hasil akhir pigmentazo. Dengan reaksi yang sama tetapi tanpa caffeine dapat digunakan untuk menentukan bilirubin direct.

Bilirubin bereaksi dengan Diazotized sulfanilic acid dan membentuk suatu zat warna yang berwarna merah dalam larutan netral dan biru dalam larutan alkali. Bilirubin glukoronides bisa larut dalam air bereaksi langsung (Direct), sedangkan bilirubin yang bebas hanya akan bereaksi bila ada akselerator (Indirect)

REAGENS :

1. Larutan sulfanic acid (29 mmol/l C8H7NO3S; 170 mmol/l HCl)2. Larutan sodium nitrit (29 mmol/l NaNO2)3. Akselerator (130 mmol/l caffeine; 156 mmol/l sodium benzoat; 460 mmol/l sodium asetat)4. Larutan Fehling II (930 mmol/l potassium sodium tartrat; 1,9 mmol/l larutan sodium hidroksida)5. NaCl 0,9 %

ALAT : Spektrofotometer, pipet tetes, pipet mikro dan tabung reaksi

CARA KERJA :

Bilirubin direct Bilirubin totalSample Blanko bilirubin Sample Blanko bilirubin

Larutan sulfanic acid (1) 200 µl 200 µl 200 µl 200 µlLarutan sodium nitrat (2) 1 tetes - 1 tetes -Akselerator (3) - - 1 ml 1 mlNaCl 0,9% (5) 2 ml 2 ml - -Sample serum/plasma 200 µl 200 µl 200 µl 200 µl

Campurkanlah dengan segera.

Untuk bilirubin direct inkubasi pada waktu yang tepat yaitu 5 menit dengan temperatur kamar, kemudian pindahkan kedalam kuvet dan ukur absorban sampel terhadap sampel blanko pada panjang gelombang 546 nm.

Untuk Bilirubin total, inkubasi selama 10 menit pada temperatur ruang kemudian tambahkan masing-masing 1 ml larutan Fehling (4). Campurkan dan inkubasi selama 5 menit kemudian ukur absorban sampel terhadap blanko pada panjang gelombang 578 nm.

3 | Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 4: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

PERHITUNGAN :

Konsentrasi bilirubin direct = absorban x 14,4 mg/dl

Konsentrasi bilirubin total = absorban x 10,8 mg/dl

Konsentrasi bilirubin indirect = bilirubin total – bilirubin direct

NILAI NORMAL :

Bilirubin direct sampai 0,3 mg/dl

Bilirubin indirect sampai 1 mg/dl

4 | Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 5: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

III. ALT (ALANIN TRANSAMINASE)

DASAR : ALT

L-alanin + α-Ketoglutarat L-Glutamat + PiruvatLDH

Piruvat + NADH+ + H+ L-laktat + NAD+

Kecepatan penurunan kadar NADH diukur secara fotometrik dan berbanding lurus dengan aktivitas ALT

dalam bahan sampel.

REAGENSIA :

TRIS-HCl buffer pH 7,8 100 mM

L-alanin 500 mM

α-Ketoglutarat 15 mM

NADH 0,18 mM

NaHCO3 10 mM

LDH 1428 ukat/l

ALAT-ALAT : Waterbath, pipet, tabung reaksi, spektrofotometer

CARA KERJA :

- Kedalam tabung reaksi, pipet 1 ml reagen ALT

- Inkubasi selama 1 – 5 menit pada suhu 37 oC (waterbath)

- Tambahkan 100 µl sampel serum/plasma

- Dikocok kemudian diisap pada spektrofotometer (dengan panjang gelombang 340 nm)

- Hasil dibaca pada spektrofotometer dalam U/L

PERHITUNGAN : Konsentrasi ALT = Δabs x 1745 U/L

NILAI NORMAL :

♀ (perempuan) = 9 – 36 U/L (≤ 39 U/L) ♂ (laki-laki) = 9 – 43 U/L (≤ 47 U/L)

12| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 6: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

IV. AST (ASPARTAST TRANSAMINASE)

DASAR : AST

L-aspartat + 2-oksoglutarat L-Glutamat + Oksaloasetat MDH

Oksaloasetat + NADH+ + H+ L-malat + NAD+

Kecepatan penurunan kadar NADH diukur secara spektrofotometri dan berbanding lurus dengan aktifitas

AST dalam bahan sample

REAGENS:

TRIS-HCl buffer pH 7,8 80 Mm - Na-azide 0,3% -

LDH 28 ukat/l

L-Aspartat 240 mM - MDH 10 ukat/l -

NADH 0,18 mM

2-oksoglutarat 12 mM

ALAT-ALAT : Waterbath, pipet, tabung reaksi, spektrofotometer

CARA KERJA :

- Kedalam tabung reaksi, pipet 1 ml reagen AST

- Inkubasi selama 1 – 5 menit pada suhu 37 oC (waterbath)

- Tambahkan 100 µl sampel serum/plasma

- Dikocok kemudian diisap pada spektrofotometer

- Hasil dibaca pada spektrofotometer dalam U/L

NILAI NORMAL :

♀ (perempuan) = 10 – 31 U/L (≤ 37 U/L)

♂ (laki-laki) = 10 – 34 U/L (≤ 31 U/L)

12| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 7: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

UROGENITALIA

I. SIFAT-SIFAT URIN

VOLUME URIN

Volume urin dalam 24 jam tergantung pada faktor fisiologik (misalnya intake cairan, suhu dan kerja fisik)

dan faktor patologik (misalnya penyakit ginjal, diabetes mellitus dan sebagainya). Beberapa obat misalnya

golongan diuretik, kopi, alkohol dapat pula mempengaruhi volume urin. Pada manusia, normalnya volume

urin antara 600 – 2500 ml/24 jam.

Kelainan-kelainan dalam volume urin :

Poliuri : bila volume urin > 2500 ml/24 jamOligouri : bila volume urin < 600 ml/24 jamAnuri : bila tidak terbentuk urin

Prinsip : untuk menentukan volume urin diperlukan urine yang dikumpulkan dalam 24 jam

Percobaan : Urin hari pertama dibuang pada waktu yang telah ditentukan (misalnya jam 6 pagi). Semua urin mulai waktu itu sampai dengan waktu yang sama pada hari berikutnya dikumpulkan. Seluruh urin tersebut harus disimpan dalam keadaan dingin dengan toluen sebagai pengawet.

BERAT JENIS URIN

Berat jenis urin normal antara 1,003 – 1,030 tergantung pada jumlah zat-zat yang larut didalamnya dan

volume urin. Jumlah total zat padat dalam urin 24 jam kira-kira 50 gram. Berat jenis urin berubah terutama

pada penyakit ginjal.

Prinsip : untuk menentukan berat jenis urin diperlukan alat hydrometer/urinometer. Urine yang digunakan adalah urine 24 jam.

Percobaan :

- Tampung urin (sewaktu, pagi hari dan urin 24 jam) kedalam wadah yang telah disediakan

- Isilah sebuah tabung urinometer dengan urin tersebut diatas dan letakkan hidrometer didalamnya hingga urinometer pada posisi terapung. Hidrometer tidak boleh menyentuh dinding tabung. Catatlah suhu urin tersebut dengan menggunakan termometer. Tiap-tiap urinometer telah ditera pada suhu tertentu.

Page 8: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

- Bila suhu urin tidak sama dengan suhu tera, lakukanlah koreksi dengan cara tambahkan 0,001 pada angka yang dinyatakan hidrometer bagi tiap penambahan suhu 3 oC diatas suhu tera atau kurangi 0,001 pada angka yang dinyatakan hidrometer bagi tiap penambahan suhu 3 oC dibawah suhu tera.

- Kemudian bacalah skala pada meniskus bawah urin dan hitunglah dengan menggunakan rumus berikut :

-

BJ urin sesungguhnya =

- Kalikan dua angka terakhir berat jenis urin sesungguhnya tersebut diatas dengan koefisien Long (2,6). Hasilnya diperoleh secara kasar jumlah zat padat total dalam 1 liter urin (gram)

PH URIN

Urin dapat bersifat asam, netral atau basa dengan pH antara 4,7 – 8,0. Tetapi urin yang dikumpulkan

selama 24 jam biasanya bersifat asam. Urin yang diambil pada waktu-waktu tertentu mempunyai pH yang

berbeda-beda. Beberapa waktu setelah makan, urin akan bersifat netral bahkan alkalis. Ini disebut alkalin

tide. Bila dibiarkan untuk waktu lama, urin dapat mengalami ammoniacal fermentation atau acid

fermentation. Hal ini disebabkan oleh bakteri dan pH urin menjadi basa.

Prinsip : pH urin ditentukan dengan indikator universal, urine yang digunakan adalah urine 24 jam

Percobaan : Celupkan secarik strip indikator universal ke dalam urin sewaktu dan 24 jam kemudian bacalah pH urin tersebut.

BAU, WARNA DAN KEKERUHAN

Urin yang baru dikeluarkan mempunyai bau khas. Bila urin mengalami dekomposisi, timbul bau amonia

yang tidak enak. Pada penderita diabetes mellitus dengan ketosis maka urin akan berbau aseton.

Warna urin berbeda-beda sesuai dengan kepekatannya, tetapi dalam keadaan normal urin berwarna kuning

muda. Warna terutama disebabkan oleh pigmen urokrom yang berwarna kuning & sejumlah kecil oleh

urobilin & hematoporfirin.

27| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 9: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

Dalam keadaan demam karena pemekatan, warna urin berubah menjadi kuning tua atau agak coklat. Pada

penyakit hati, pigmen empedu dapat menyebabkan urin menjadi hijau, coklat atau kuning tua.

Darah/hemoglobin menyebabkan warna urin merah, sedangkan methemoglobin atau asam hemogentisat

menyebabkan warna urin coklat tua.

Urin normal biasanya jernih pada waktu dikeluarkan, tetapi bila dibiarkan dalam waktu lama akan timbul

kekeruhan disebabkan oleh nukleoprotein, mukoid atau sel-sel epitel. Selain itu pada urin yang alkalis,

kekeruhan dapat disebabkan oleh endapan fosfat sedangkan pada urin asam biasanya disebabkan oleh

endapan urat.

PERCOBAAN : Catatlah bau, warna dan kekeruhan urin sewaktu, pagi hari dan urin 24

jam.

II. ZAT-ZAT FISIOLOGIK URIN

KLORIDA

Klorida merupakan zat padat yang jumlahnya terbanyak kedua setelah urea dalam urin. ekskresi melalui

urin utamanya dalam bentuk NaCl sekitar 10 – 15 gr/24 jam tergantung intake. Dengan menentukan

jumlah klorida maka kita dapat menentukan jumlah NaCl yang diekresikan melalui urin. ekskresinya

menurun pada perspirasi berlebihan, retensi natrium, radang ginjal menahun, diare dan sebagainya.

Sedangkan pada insufisiensi korteks adrenal, ekskresinya akan bertambah.

PERCOBAAN :

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 5 ml urin kedalam tabung reaksi tersebut. Tambahkan beberapa tetes HNO3 encer (4 tetes) dan beberapa tetes AgNO3 2% (4 tetes).

- Perhatikan apa yang terjadi, endapan putih yang terbentuk adalah perak klorida yang larut dalam amonia. Catat dan gambar.

BELERANG

27| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 10: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

Dalam keadaan normal, 1 gram belerang dikeluarkan dalam 24 jam. Belerang adalah zat sisa metabolisme

asam amino yang mengandung S, tiosulfat, tiosianat, sulfida dan sebagainya. Belerang yang diekskresi

terdapat dalam 2 bentuk yakni :

- belerang yang tak teroksidasi (belerang netral)

- belerang yang teroksidasi (oxidized sulfur)

Belerang teroksidasi ada 2 bentuk yaitu :

- sulfat anorganik - sulfat eterial

Sulfat anorganik adalah bagian terbesar dari belerang teroksidasi. Sedangkan sulfat eterial yang terpenting

dalam urin adalah indikan.

Indikan merupakan zat yang berasal dari pembusukan triptofan dalam usus atau ditempat lain dalam tubuh.

Jumlah indikan yang diekskresi dalam urin kira-kira 10 – 20 mg/24 jam. Ekskresi indikan meninggi pada

beberapa keadaan seperti stagnasi usus, pembusukan dalam usus meningkat dan pada pemecahan protein

jaringan atau protein cairan tubuh (abses, gangren, emfisema dan sebagainya).

PERCOBAAN :

1. Sulfat Anorganik

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih & kering. Masukkan 10 ml urin kemudian tambahkan 1 ml HCl encer dan 1 ml BaCl2 setelah itu kocok. Terbentuknya endapan putih menunjukkan BaSO4

yang terbentuk

2. Belerang yang tak-teroksidasi

Dasar : Dengan adanya katalisator Zn, belerang yang terdapat dalam urin bereaksi dengan HCl encer menghasilkan gas H2S, yang baunya sangat khas dimana gas ini dapat diidentifikasi dengan menghitamnya kertas saring yang telah direndam dengan Pb asetat membntuk PbS (endapan hitam)

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih & kering. Masukkan 10 ml urin lalu masukkan sebutir Zn & sedikit HCl encer

- Tutup tabung tersebut dengan kertas saring yang dibasahi dengan Pb-asetat. Kertas saring akan tampak berwarna hitam

3. Indikan (tes obermeyer)

27| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 11: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

Tujuan : memeriksa adanya indikan (potassium indoksil sulfat) dalam urine

Dasar : pereaksi obermeyer (FeCl3 dalam HCl pekat) akan mengoksidasi gugus indoksil membentuk warna biru indigo yang larut dalam kloroform

- Masukkan 5 ml urin kedalam tabung reaksi bersih dan kering. Tambahkan sejumlah pereaksi obermeyer (5 ml), biarkan beberapa menit

- Lalu tambahkan 3 ml kloroform. Campur dengan membolak-balikkannya kira-kira 10 kali. Jangan mengocoknya! Kloroform akan mengekstraksi biru indigo yang terbentuk. Warna biru akan lebih nyata bila cairan diatas ekstrak kloroform dibuang dan ditambah dengan air

FOSFAT

Pada umumnya jumlah ekskresi fosfat melalui urin kira-kira 1,1 gram/24 jam. Sebagian besar dalam

bentuk fosfat anorganik dan hanya 1 – 4 % dalam bentuk fosfat organik. Jumlah fosfat meningkat pada

beberapa penyakit, misalnya hiperparatiroidisme, pada beberapa penyakit tulang seperti osteomalasia,

ricketsia dan sebagainya. Sedangkan ekskresi fosfat menurun pada hipoparatiroidisme, penyakit ginjal,

kehamilan dan lain-lain.

PERCOBAAN :

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering lalu masukkan 5 ml urin. Tambahkan 1 ml larutan urea 10% dan 10 ml pereaksi molibdat spesial

- Campur dan tambahkan 1 ml larutan ferosulfat spesial. Warna biru yang terbentuk menunjukkan adanya fosfat.

AMONIA

Amonia merupakan hasil akhir metabolisme protein yang mengandung N. Ini merupakan kedua yang

terpenting setelah urea. Dalam urin, amonia terdapat dalam bentuk garam amonium dan jumlahnya kira-

kira 0,7 gram/24 jam atau 2,5 – 4,5 % dari nitrogen total/24 jam.

PERCOBAAN :

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan larutan natrium hidroksida (NaOH) pada beberapa ml urin (2 ml) sehingga reaksinya alkalis (caranya dengan melihat perubahan warna dari kertas lakmus, jika kertas lakmus berubah menjadi biru hentikan penambahan NaOH)

27| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 12: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

- Panaskan, perhatikan bau yang timbul dan uji uap yang terbentuk dengan kertas lakmus yang

dibasahi.

III. SISA-SISA METABOLISME

UREA

Urea merupakan komponen terbanyak zat padat dalam urin. urea merupakan sisa metabolisme asam

amino. Biosintesis urea dari asam amino terjadi dalam 4 tahap, yaitu :

(1) Transaminasi,

(2) Deaminasi oksidatif,

(3) Pengangkutan amonia, dan

(4)Reaksi pada siklus urea.

Kebanyakan urea dibentuk di dalam hati dan pada penyakit hati berat, nitrogen urea darah (BUN) turun

dan NH3 darah meninggi. Enzim yang terlibat dalam sintesis urea adalah ornitin karbamoiltransferase.

Defisiensi enzim ini akan menyebabkan keracunan NH3 (kongenital), sekalipun orang-orang yang

heterozigot untuk defisiensi ini.

Ekskresi urea dalam urin jumlahnya sangat dipengaruhi oleh 3 hal yakni intake makanan berprotein tinggi,

metabolisme protein dalam tubuh dan kemampuan ginjal dalam filtrasi dan reabsorpsi urea. Pada penderita

gagal ginjal dimana terjadi gangguan pada filtrasi urea akan menyebabkan terjadinya peninggian urea

dalam darah yang disebut uremia.

ASAM URAT

Asam urat dibentuk dari pemecahan purin dan dengan sintesis langsung dari 5-fosforibosil pirofosfat (5-

PRPP) dan glutamin. Kadar asam urat darah normal pada manusia adalah sekitar 4 mg/dl (0,24 mmol/l).

Pada manusia asam urat diekskresi melalui urin, tetapi pada mamalia yang lain asam urat dioksidasi

menjadi allantoin sebelum diekskresi.

Ekskresi asam urat melalui urin jumlahnya dipengaruhi olehh intake makanan sehingga kurang tepat

dalam mengekspresikan laju filtrasi glomerulus. Dalam urin, asam urat dapat membentuk kristal yang

mengendap dan menyebabkan batu ginjal. Peningkatan asam urat dalam darah (hiperurisemia) dan urin

terjadi pada peningkatan intake makanan kaya purin yang meningkat pada penderita anemia hemolitik dan

kanker dan penderita penyakit sendi. Hiperurisemia juga terjadi pada penderita gagal ginjal.

27| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 13: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

KREATININ

Kreatinin disintesis didalam hati dari asam amino methionin, glisin dan arginin. Dalam otot rangka,

kreatinin difosforilasi menjadi fosforil kreatinin yang merupakan simpanan energi penting untuk sintesis

ATP. Kreatinin di dalam urine dibentuk dari fosforilkreatinin. Kreatinin tidak dikonversi secara langsung

menjadi kreatinin.

Kecepatan ekskresi kreatinin relatif konstan setiap hari, jumlahnya tidak dipengaruhi oleh intake makanan

dan tidak direabsorpsi oleh ginjal. Hal ini memungkinkan ekskresi kreatinin menunjukkan kemampuan

laju filtrasi glomerolus yang dinyatakan sebagai kreatinin klirens.

TUJUAN

1. Mengetahui metode pemeriksaan sisa-sisa metabolisme, yaitu urea, asam urat dan kreatinin2. Menginterpretasi hasil pemeriksaan sisa metabolisme dalam urin

PERCOBAAN SISA-SISA METABOLISME

1. PENENTUAN KADAR UREA (METODE BERTHELOT)

DASAR : Urea dihidrolisis oleh adanya air dan urease menjadi amonia dan karbondioksida. Dalam reaksi berthelot ion amonium bereaksi dengan hipoklorit dan salisilat untuk membentuk zat warna yang dihasilkan (turunan indophenol) dapat diperkuat dengan menambahkan sejumlah kecil natrium nitroprussid. Intensitas warna sebanding dengan kadar urea diukur secara fotometrik.

REAKSI : urease

Urea + H2O 2NH4+ + CO32-

2NH4+ + salisilat + hipoklorit turunan indofenol

Metode 1 :

Reagensia :

a. Reagens warna (fosfat buffer pH = 6,8 20 mM;sodium salisilat 61 mM;sodium nitroprussid 3,4 mM;EDTA-Na2 1,34 mM; urease ≥ 23 U/ml; stabilizer)

b. Standar urea 40 mg/dl dan Larutan hypoklorit

c. Sample serum/urin pengenceran 50 kali

27| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 14: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

ALAT-ALAT : Spektrofotometer, kuvet, waterbath, pipet dan tabung reaksi

CARA KERJA :

- Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri label pada setiap tabung dengan :

Masukkan kedalam tabung Sampel Standar BlankoReagen warna 1 ml 1 ml 1 mlSampel serum/urine yg sdh diencerkan 50 kali (1 dlm 49)

10 µl - -

Standar urea - 10 µl -

- Campurkan segera, kemudian inkubasikan dalam waterbath selama 3 menit pada suhu 37 oC/selama 5 menit pada suhu 20-25 oC

Larutan hypoklorit 1 ml 1 ml 1 ml

- Campurkan segera, kemudian biarkan selama 5 menit pada suhu 37 oC atau selama 10 menit pada suhu 20-25 oC

- Baca absorbansi sampel pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 578 nm (range panjang gelombang 570 – 600 nm)

PERHITUNGAN : Sampel serum/plasma, kadar urea =

Sampel urine, kadar urea =

Fp = 50, jadi kadar urea urine = abs x fp x [standar] = abs x [(50 x 40 mg/dl) / 1000 g/dl]

NILAI NORMAL : Sampel serum/plasma, kadar urea = 10 – 50 mg/dlSampel urine, kadar urea = 20 – 35 g/24 jam

Metode 2 :

REAGENS :

a. suspensi urease 3,5 KU/l c. reagen fenol(150 mmol/liter fenol; 0,47 mmol/liter natrium nitroprussid)

b. standar urea 40 mg/dl d. larutan hipoklorit (13 mmol/liter NaOCl; 130 mmol/liter NaOH)

CARA KERJA :

27| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 15: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

- Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri label pada setiap tabung dengan :

Masukkan kedalam tabung Sampel Standar BlankoSuspensi urease 100 µl 100 µl 100 µlReagen fenol salisilat 1 ml 1 ml 1 mlSampel serum 10 µl - -Standar urea - 10 µl -

- Campurkan segera, kemudian inkubasikan dalam waterbath selama 15 menit pada suhu 37 oC

Larutan hypoklorit 1 ml 1 ml 1 ml

- Campurkan segera, kemudian biarkan pada suhu ruang selama 15 menit pada suhu 37 oC. Baca absorbansi sampel pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 620 nm

2. PENENTUAN KADAR ASAM URAT (METODE ENZIMATIK URIKASE PAP)

DASAR : Asam urat diubah secara kuantitatif oleh uricase sehingga menghasilkan hidrogen peroksida. Dengan adanya enzim peroksidase, H2O2 akan mengoksidasi 3,5-dikloro-2-hidroksi benzena sulfanic acid (DCHBS) dan 4-aminoantipyrin membentuk zat warna merah derivat quinoneimin. Intensitas warna yang terjadi sebanding dengan konsentrasi asam urat

REAKSI : Uricase

Asam urat + H2O + O2 Allantoin + CO2 + H2O2

POD2H2O2 + 4-aminoantipyrin +3,5-dikloro-2-hidroksi sulphonat zat warna merah (turunan quinoneimin) + 4 H2O

REAGENS :

a. Reagens warna (Buffer pH=7 120 mM; 3,5-dikloro-2-hidroksi benzena sulfanic acid (DCHBS) 3,5 mM; 4-aminoantipyrin 0,4 mM; EDTA Na2.H2O 0,9 mM; K3Fe(CN)6 0,1 mM; Uricase ≥ 120 U/L; Peroksidase ≥ 350 U/L; Ascorbat-oksidase ≥ 7000 U/L; Stabilizers tidak reaktif)

b. Standar asam urat 8 mg/dl

ALAT-ALAT : Spektrofotometer, kuvet, pipet, waterbath dan tabung reaksi

CARA KERJA :

- Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri label pada masing-

masing tabung reaksi dengan :

Masukkan kedalam tabung Sampel Standar BlankoReagens warna 1 ml 1 ml 1 ml

27| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 16: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

Standar asam urat - 20 µl -Sampel serum/urine yang sudah diencerkan 1:10 (larutkan 1 ml urine dalam 10 ml aquadest)

20 µl - -

- Campurkan segera, biarkan pada suhu ruang selama 5 menit pada suhu 37 oC atau 10 menit pada suhu ruangan

- Baca absorbans pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 510 nm

Atau

Masukkan kedalam tabung Sampel Standar BlankoReagens warna 2 ml 2 ml 2 mlStandar asam urat - 40 µl -Sampel serum/urine yang sudah diencerkan 1:10 (larutkan 1 ml urine dalam 10 ml aquadest)

40 µl - -

- Campurkan segera, biarkan pada suhu ruang selama 15 menit pada suhu 37 oC.

- Baca absorbans pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 510 nm

PERHITUNGAN : Kadar asam urat serum =

Kadar asam urat urin =

Dalam hal ini, fp = faktor pengenceran = 11, Jadi, 88 = fp x 8

NILAI NORMAL : Asam urat serum = laki-laki = 3,4 – 7 mg/dlPerempuan = 2,4 – 5,7 mg/dl

Asam urat urin = 250 – 750 mg/24 jam

3. PENENTUAN KADAR KREATININ (METODE JAFFE TANPA DEPROTEINISASI

Kreatinin (anhidrida kreatin) banyak terdapat dalam jaringan otot. Kreatin fosfat merupakan cadangan ikatan fosfat berenergi tinggi dalam otot. Kreatinin terutama dibentuk didalam otot dan diekskresi melalui ginjal. Ekskresi kreatinin pada seseorang dalam 24 jam dari hari ke hari tetap dan berhubungan dengan berat badan orang itu.

27| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 17: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

DASAR : Kreatinin dengan asam pikrat dalam suasana alkali bereaksi membentuk suatu senyawa kompleks berwarna kuning orange. Intensitas warna yang dihasilkan sebanding dengan kadar kreatinin diukur secara fotometrik.

REAGENS :

1. Asam pikrat 0,035

mol/l

2. Natrium hidroksida

0,32 mol/l

3. Standar kreatinin 2

mg/dl

27| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 18: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

ALAT-ALAT : Spektrofotometer, pipet, tabung reaksi, stopwatch

CARA KERJA :

Sebelumnya buatlah larutan pikrat alkali sesuai dengan kebutuhan, dengan mencampur reagens 1 dan 2 dengan perbandingan 1 : 1 (tahan selama 6 jam pada temperatur kamar dalam botol berwarna gelap).

- Siapkan 2 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri tanda pada tabung reaksi

:

Tambahkan kedalam tabung Sampel StandarLarutan pikrat alkali 2 ml 2 mlSampel serum/urine yang diencerkan 1:49 200 µl -Standar - 200 µl

- Campurkan baik-baik dan biarkan selama 30 detik pada temperatur kamar. Kemudian ukur absorbansinya. Diamkan selama 2 menit. Ukurlah kembali absorbansi sampel dan standar terhadap blanko (aquadest) pada panjang gelombang 492 nm

PERHITUNGAN : Kadar kreatinin =

Kadar kreatinin urine =

Kreatinin klirens =

Keterangan : Asp1 = absorbansi sampel pada waktu 30 detikAsp2 = absorbansi sampel pada waktu 2 menitAst1 = Absorbansi standar pada waktu 30 detikAst2 = absorbansi standar pada waktu 2 menitDimana, fp = faktor pengenceran = 50. Jadi, 100 = fp x 2

NILAI NORMAL :

Serum = Laki-laki (< 50 tahun) = < 1,3 mg/dl (> 50 tahun) = < 1,4 mg/dl Perempuan = < 1,1 mg/dl

Urin = Laki-laki = 20 – 26 mg/kg BB/24 jam Perempuan = 14 – 22 mg/kg BB/24 jam

43| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 19: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

I. ZAT-ZAT PATOLOGIK DALAM URIN

GLUKOSA

Pada keadaan normal, tidak lebih dari 1 gram glukosa diekskresi dalam 24 jam. bila kadar glukosa dalam

urin tinggi disebut glukosuria. Pada keadaan fisiologik, glukosuria dapat terjadi setelah makan banyak

karbohidrat (alimentary glukosuria). Sedangkan, pada keadaan patologik glukosuria dapat disebabkan:

- Ambang ginjal untuk glukosa menurun. Pada keadaan ini, gula darah dalam batas-batas normal.

Hal ini terjadi pada beberapa kelainan ginjal dan disebut renal diabetes.

- Gangguan metabolisme karbohidrat. Ini menyebabkan kadar glukosa darah meningkat sehingga

ambang ginjal dilampaui dan glukosa dikeluarkan kedalam urin. misalnya, terdapat pada penyakit

diabetes mellitus, hipopituitarisme dan hiperadrenalisme.

TUJUAN : memeriksa kadar gula dalam urine secara semikuantitatif

DASAR : dalam suasana alkalis ion kupri akan direduksi menjadi kuprooksida oleh gula yang memiliki gugus aldehide atau keton bebas. Kuprooksida yang terbentuk bersifat tidak larut dan berwarna merah. Banyaknya endapan merah yang terbentuk sebanding dengan kadar gula yang terdapat dalam urine.

PERCOBAAN :

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih & kering. Masukkan 2,5 ml pereaksi benedict & campurlah dengan 4 tetes urin

- Panaskan selama 5 menit pada penangas air mendidih atau didihkan diatas api kecil selama 1 menit. Biarkanlah menjadi dingin perlahan-lahan

INTERPRETASI :

Warna Penilaian Kadar

Biru/hijau keruh 0 -

Hijau/kuning hijau + <0,5 g%

Kuning/kuning kehijauan ++ 0,5 – 1 g%

Jingga +++ 1 – 2 g%

Merah bata ++++ > 2 g%

43| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 20: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

ZAT-ZAT KETON

Yang termasuk zat-zat keton ialah asam asetoasetat, β-hidroksibutirat dan aseton. Zat-zat ini merupakan zat antara pada pemecahan asam lemak didalam hati dan selanjutnya mengalami pemecahan pada jaringan ekstrahepatik. Pada beberapa keadaan patologik, terjadi penimbunan zat-zat keton dalam darah (ketonemia) dan dikeluarkan melalui urin dalam jumlah besar (ketonuria). Keadaan ini disebut ketosis.

PERCOBAAN :

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 5 ml urin kedalamnya

- Bubuhkan kristal amonium sulfat sampai jenuh (penambahan diteruskan sedikit demi sedikit, jika dikocok kristal amonium sulfat tidak larut lagi maka hentikan penambahan)

- Tambahkan 2–3 tetes Na-nitroprussid 5% dan 1 – 2 ml amonium hidroksida pekat. Campur dan biarkan selama setengah jam. Terbentuknya warna ungu menyatakan adanya zat-zat keton.

PROTEIN

Dalam keadaan normal, tidak lebih dari 30 – 200 mg protein diekskresi dalam 24 jam. yang dimaksud dengan proteinuria ialah terdapatnya protein dalam jumlah yang abnormal dalam urin. urin normal tidak memberi hasil positif dengan tes-tes terhadap protein yang biasa dikerjakan.

PERCOBAAN :

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 2 ml urin kedalamnya dan tambahkan 4 tetes larutan asam sulfosalisilat 10%. Kekeruhan atau presipitat menyatakan adanya albumin atau globulin, presipitat akan bertambah pada pemanasan.

DARAH

Bila dalam urin terdapat darah, keadaan ini disebut hematuria atau hemoglobinuria. Hematuria terjadi karena darah masuk kedalam urin, misalnya pada radang atau kerusakan ginjal dan saluran kemih. Sedangkan hemoglobinuria terjadi karena hemolisis sehingga hemoblin dibebaskan. Ini dapat terjadi pada penyakit malaria, reaksi transfusi atau kongenital.

Darah dapat kita periksa secara mikroskopis atau kimia. Secara kimia yaitu dengan tes yang kita kenal sebagai benzidin test/orthotoluidine test atau dapat pula dengan menggunakan tes guaiak.

CARA KERJA :

a. Tes guaiak :

- Siapkan tabung reaksi kosong dan bersih. Pipetkan 2 ml urin kedalamnya dan 3 ml reagen guaiak 1% dalam alkohol. Tambahkan 1 ml H2O2 3%. Warna merah yang terbentuk menunjukkan hasil tes positif

43| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 21: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

- Siapkan tabung reaksi kosong dan bersih. Pipetkan 2 ml urin yang telah dimasak (diatas penangas air mendidih) kedalam tabung reaksi, dinginkan. Kemudian tambahkan 1 ml reagen guaiak 1% dalam alkohol dan 1 ml H2O2 3%. Warna merah yang terbentuk menunjukkan hasil tes positif dan catat perbedaannya

b. Tes orthotoluidin/benzidin:

- Siapkan tabung reaksi kosong dan bersih. Pipetkan 1 ml urin kedalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan 1 ml reagen orthotoluidin 1% dalam asam asetat glasial dan 1 ml H2O2 3%. Warna biru kehijauan yang terbentuk menunjukkan hasil tes positif

BILIRUBIN

Bilirubin normalnya tidak terdapat dalam urin. pada keadaan-keadaan patologik seperti hepatitis dan batu empedu maka bilirubin akan meninggi kadarnya didalam darah dan kemudian diekskresikan melalui urin.

PERCOBAAN :

- Siapkan tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 5 ml urin dan 3 ml BaCl2 10%. Campur kemudian saring

- Bentangkan kertas saring tersebut diatas corong biarkan hingga kering. Teteskan 2 – 3 tetes reagen fouchet diatas kertas saring berisi endapan tersebut. Terbentuknya warna hijau menandakan bilirubin positif

43| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 22: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

A. PERCOBAAN PROTEIN

1. TOTAL PROTEIN (Metode Biuret)

DASAR : Protein dengan ion tembaga dalam larutan alkalis menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna ungu, intensitas warna sebanding dengan kadar protein, diukur secara fotometrik.

REAGENS :

1. Reagensia Biuret (K.Na Tartrat 20 mmol/liter; KI 1 mmol/liter; CuSO4 12 mmol/liter; NaOH 200

mmol/liter)

2. Larutan standar (6 gr/dl)

CARA KERJA :

- Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri tanda/label pada masing-masing tabung reaksi yang dipakai :

Masukkan kedalam tabung Sample Standar BlankoSerum 50 ul - -Larutan standar - 50 ul -Reagens warna 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml

- Campurkan baik-baik dan biarkan selama 30 menit pada temperature kamar. Sesudah 30 menit ukurlah absorbans sample dan standar terhadap blanko pada panjang gelombang 545 nm

PERHITUNGAN : Kadar Total Protein =

NILAI NORMAL : 6,6 – 8,7 gr/dl

2. ALBUMIN (Metode Bromcresol Green)

DASAR : Albumin dengan Bromcresol Green pada pH 4,3 membentuk kompleks warna, intensitas warna sebanding dengan kadar albumin, diukur secara fotometrik.

REAGENSIA :

43| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Page 23: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

1. Reagens warna buffer pH 4,3- Sodium succinat buffer 454 mmol/l

2. Bromcresol Green 0,95 mmol/l Standar albumin 5 gr/dl

ALAT-ALAT : Spektrofotometer, pipet, tabung reaksi

CARA KERJA :

- Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri tanda/label pada masing-masing tabung

dengan :

- Kocok baik-baik isi tabung. Inkubasi pada temperature kamar selama 10 menit. Kemudian ukur absorbans sample dan standar terhadap blanko pada panjang gelombang 620 nm.

43| Penuntun Praktikum Biokimia Biomedik 2 FK UNHAS 2012

Masukkan kedalam tabung Sample Standar BlankoReagens warna 3 ml 3 ml 3 mlSample plasma/serum 10 µl - -Larutan standar - 10 µl -

Page 24: Materi Asistensi Biokimia Fkg....

PERHITUNGAN : Kadar albumin =

NILAI NORMAL : Albumin = 3,5 – 5,5 gram/dl

Globulin = 1,5 – 3,5 gram/dl

Rasio A/G = 1,2:1