MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN ...repository.iainpurwokerto.ac.id/6175/1/MUH...
Transcript of MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN ...repository.iainpurwokerto.ac.id/6175/1/MUH...
i
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA AL HIKMAH
BENDA SIRAMPOG BREBES
TESIS
Disusun dan Diajukan Kepada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Purwokerto Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
MUH MUIZZUDDIN
NIM : 1717651047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO 2019
ii
iii
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Pengajuan Tesis
Lamp : 5 Eksemplar
Kepada Yth.
Direktur Pascasarjana IAIN
Purwokerto
Di Purwokerto
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Setelah membaca, memeriksa, dan melakukan koreksi serta perbaikan-
pebaikan seperlunya. Maka bersama ini saya sampaikan naskah mahasiswa :
Nama : Muh Muizzuddin
NIM : 1717651047
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Judul : Manajemen Sarana dan Prasrana Pendidikan di
SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah memenuhi persyaratan untuk
diajukan ke sidang munaqosah. Bersama ini kami kirim tesis tersebut agar dapat
di munaqosahkan.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.
.
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya yang berjudul :
“ Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes” seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.
Adapun pada bagian-bagian tertentu dalam penulisan tesis yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas dengan norma,
kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini
bukan hasil karya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan tanpa
paksaan dari siapapun.
vi
ABSTRAK
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
DI SMP AL HIKMAH BENDA SIRAMPOG BREBES
Oleh : Muh Muizzuddin
NIM : 1717651047
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia,
karena dengan pendidikan manusia akan mengetahui kemampuan serta potensi
yang dimiliki. Dalam pelaksanaan pendidikan banyak faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan agar pendidikan tersebut dapat mencapai hasil yang diinginkan
salah satunya adalah dengan adanya sarana dan prasarana, manajemen sarana dan
prasarana merupakan kegiatan yang dilakukan di sekolah dalam upaya menunjang
seluruh kegiatan pembelajaran. Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang
bersifat deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara dan dokumentasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini
(1) Bagaimana perencanaan sarana prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah
Benda Sirampog Brebes. (2) Bagaimana pengadaan sarana prasarana pendidikan
di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes. (3) Bagaimana pemeliharaan sarana
prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes. (4) Bagaimana
inventarisasi sarana prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes.(5) Bagaimana penghapusan sarana prasarana pendidikan di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes.
Hasil dari penelitan ini menunjukan bahwa manajemen sarana prasarana
pendidikan yang ada di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes meliputi: 1)
Perencanaan sarana prasarana pendidikan dilakukan dengan jalan musyawarah.
Perencanaan diawali dengan analisis kebutuhan sarana prasarana dalam satu
tahun. Analisis dilakukan dengan cara seleksi menurut skala prioritas, kemudian
ditetapkan dalam rapat awal tahun pelajaran 2) Pengadaan sarana prasarana
pendidikan mengacu kepada rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya, serta
menunjuk petugas pelaksana 3) Pemeliharaan sarana prasarana pendidikan
dimulai membuat jadwal penggunaan agar tidak terbentur dalam hal penggunaan
serta ada petugas yang melakukan pemeliharaan secara kontinu setiap hari secara
berkala. 4) Inventarisasi prasarana pendidikan mencatat seluruh barang inventaris
yang diterima didalam buku induk inventaris, kemudian setelah selesai dicatat di
buku induk inventaris kemudian memberi kode barang tersebut. 5) Penghapusan
sarana prasarana pendidikan dilakukan ketika barang-barang yang dimiliki
sekolah sudah rusak, tidak terpakai atau yang sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi
atau tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Kata Kunci: Manajemen, Sarana Prasarana Pendidikan
vii
ABSTRACT
EDUCATIONAL INFRASTRUCTURE MANAGEMENT IN
SMP AL HIKMAH BENDA SIRAMPOG BREBES
By : Muh Muizzuddin
NIM : 1717651047
Education is very important for human life, because with education
humans will know their abilities and potential. In the implementation of education
many factors must be considered so that education can achieve the desired results
one of which is the presence of facilities and infrastructure, management of
facilities and infrastructure is an activity carried out in schools in an effort to
support all learning activities. This research is a descriptive qualitative research.
Data collection techniques in this study were observation, interviews and
documentation. Formulation of the problems in this study (1) How to plan
educational infrastructure in Al Hikmah Benda Sirampog Brebes Middle School.
(2) How to procure educational infrastructure in Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes Junior High School. (3) How to maintain educational infrastructure in Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes Middle School. (4) How is the inventory of
educational infrastructure in Al Hikmah Benda Sirampog Brebes Middle School
(5) How to eliminate educational infrastructure in Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes Middle School.
The results of this research show that the management of educational
infrastructure in Al Hikmah Benda Sirampog Brebes Junior High School
includes: 1) Planning for educational infrastructure is carried out by way of
consultation. Planning begins with an analysis of the need for infrastructure in
one year. Analysis is carried out by means of selection according to priority scale,
then determined in the initial meeting of the school year 2) Procurement of
educational infrastructure refers to a predetermined plan, and appoints
implementing staff and there are officers who carry out continuous maintenance
on a regular basis every day. 4) Inventory of educational infrastructure records
all inventory items received in the inventory master book, then after completion is
recorded in the inventory master book then gives the item code. 5) The elimination
of educational infrastructure is carried out when the goods owned by the school
have been damaged, are not used or that can no longer be used or are not in
accordance with the needs of the school.
Key words: Management, Educational Infrastructure
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI1
A. Konsonan
Huruf
Arab Nama Huruf Latin Nama
alif اtidak
dilambangkan tidak dilambangkan
ba b be ب
ta t te ت
ṡa ṡ es (dengan titik di atas) ث
jim j je ج
ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah) ح
kha kh ka dan ha خ
dal d de د
żal ż zet (dengan titik di atas) ذ
ra r er ر
za z zet ز
sin s es س
syin sy es dan ye ش
ṣad ṣ es (dengan titik di bawah) ص
ḍad ḍ de (dengan titik di bawah) ض
ṭa ṭ te (dengan titik di bawah) ط
ẓa ẓ zet (dengan titik di bawah) ظ
ain …. „ …. koma terbalik ke atas„ ع
gain g ge غ
fa f ef ؼ
1 Pedoman transliterasi yang digunakan dalam penulisan Tesis ini adalah Pedoman
Transliterasi Arab-Latin Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0543 b/u/1987.
ix
qaf q ki ؽ
kaf k ka ؾ
lam l el ؿ
mim m em ـ
nun n en ف
wawu w we ك
ha h ha ق
hamzah ` apostrof ء
ya Y ye ي
B. Vokal
1. Vokal tunggal (monoftong)
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda
atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf latin Nama
Fathah a a
Kasrah i i
ḍammah u u
2. Vokal rangkap (diftong)
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf, yaitu:
Tanda dan huruf Nama Gabungan huruf Nama
ي Fatḥah dan ya Ai a dan i
ك Fatḥah dan wawu Au a dan u
Contoh:
haula = هوؿ kaifa = كيف
x
C. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan
huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Huruf dan
tanda Nama
Huruf dan
tanda Nama
ا fatḥah dan alif ā a dan garis di atas
ي kasrah dan ya ī i dan garis di atas
و ḍammah dan wawu ū u dan garis di atas
Contoh:
qīla = قيل qāla = قاؿ
yaqūlu = يػقوؿ ramā = رمى
D. Ta Marbūṭah
Transliterasi untuk ta marbūṭah ada dua:
1. Ta marbūṭah hidup
Ta marbūṭah hidup atau mendapatkan ḥarakat fatḥah, kasrah, dan
ḍammah transliterasinya adalah /t/.
2. Ta marbūṭah mati
Ta marbūṭah yang mati atau mendapat ḥarakat sukun,
transliterasinya adalah /h/. Kalau pada suatu kata yang akhir katanya ta
marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al, serta
bacaan kedua kata itu terpisah maka ta marbūṭah itu ditransliterasikan
dengan ha (h), namun apabila pembacaannya disambung maka ta
marbūṭah ditransliterasikan dengan /t/.
Contoh:
rauḍah al-aṭfah atau rauḍatul aṭfal = ركضةاألطفاؿ
املنورة al-madinah al-munawwarah atau al-madinatul = املدينة
munawwarah
xi
E. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda syaddah atau tanda tasydid. Dalam transliterasi ini tanda
syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan
huruf yang diberi tanda syaddah itu.
Contoh:
nazzala = نزؿ rabbanā = ربنا
F. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu ال, namun dalam transliterasinya kata sandang itu dibedakan
antara kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dengan kata sandang
yang diikuti huruf qamariyyah.
1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah, kata sandang yang
diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya,
yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang
langsung mengikuti kata sandang itu.
2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah, ditransliterasikan
sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan
bunyinya.
Baik diikuti huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah,
kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan bisa atau
tidak dihubungkan dengan tanda sambung atau hubung. Penulis lebih
memilih menghubungkannya dengan tanda sambung.
Contoh:
al-qalamu = القلم ar-rajulu = الرجل
xii
G. Hamzah
Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan
apostrof. Namun bila hamzah itu terletak di awal kata, ia dilambangkan.
Contoh:
Abū Bakr = أبوبكر
H. Ya’ Nisbah
Ya‟ nisbah untuk kata benda muzakkar (masculine), tanda majrur
untuk al-asmā’ al-khamsah dan yang semacamnya ditulis /ī/.
Contoh:
al-Bukhārī = البخاري
Abī = أيب
Abūhu = أبوه
I. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi‟il, isim maupun huruf, ditulis
terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang
sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain dalam transliterasi ini tidak
dipisah.
xiii
MOTTO
الحق بل نظا م يغلبه الباطل بالنظام
“ Kebenaran yang tidak terorganisasi dapat dikalahkan oleh kebatilan yang
terorganisasi”2
2 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,(Malang: Erlangga, 2007), hlm. 30
xiv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, Allah
Yang Maha Kasih, sebagai ungkapan rasa suka maupun duka, yang telah
memberikan hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini, shalawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada nabi besar
Muhammad SAW, yang membawa cahaya keilmuan untuk menerangi alam
semesta.
Sungguh tesis ini dapat terselesaikan berkat dukungan moral spiritual dan
material dari berbagai pihak, baik dukungan secara institut maupun personal.
Tesis ini merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan kuliah Program
Strata Dua (S2) pada program pascasarjana Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses
penelitian, yaitu:
1. Dr. KH. Muhammad Roqib, M. Ag. Rektor IAIN Purwokerto.
2. Prof. Dr. H. Sunhaji, M.Ag, Direktur Pascasarjana IAIN Purwokerto.
3. Dr. Rohmat, M.Ag,. M.Pd. Ketua Program Studi MPI Pascasarjana IAIN
Purwokerto.
4. Dr. H. M. Najib, M.Hum. selaku Dosen pembimbing yang banyak
memberikan arahan serta bantuannya guna meyelesaikan tesis ini.
5. Segenap Dosen dan Staff Administrasi Program Pascasarjana IAIN
Purwokerto, yang telah membekali dengan berbagai ilmu pengetahuan
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dan memberikan pelayanan
terbaik selama menempuh studi.
6. H. Nasyar Alamudin Masruri selaku ketua yayasan pondok pesantren Al
hikmah 2 Benda Sirampog Brebes.
7. Drs. H. Mustholih, M.PdI. Selaku kepala sekolah SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes.
xv
8. Segenap dewan guru, karyawan dan siswa SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes yang telah membantu dan mempermudah peneliti mengumpulkan data
penelitian yang berguna.
9. Teman-teman seperjuangan pascasarjana IAIN Purwokerto program studi MPI
angkatan 2017 yang telah banyak berdiskusi dan membantu meyelesaikan
studi di IAIN purwoerto.
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penulisan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih banyak
terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik
sangat penulis harapkan, demi perbaikan selanjutnya. Semoga tesis ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Akhirnya hanya kepada Alloh SWT, penulis mohon petunjuk dan berserah
diri serta memohon ampun dan perlindungan-Nya. Amin.
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ ………… i
PERSETUJUAN…………………..………………………………………………ii
NOTA DINAS PEMBIMBING ...........................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
ABSTRAC ........................................................................................... ……...... vi
TRANSLITERASI…….......................................................................................vii
MOTTO………………………………………………….………………………xii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian …........................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
E. Sistematika Pembahasan .................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan ........................................ 11
1. Pengertian Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan ................ 11
2. Sarana Prasarana Pendidikan ..................................................... 18
3. Tujuan Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan ..................... 21
4. Dasar Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan …................... 24
5. Prinsip Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan ………......... 25
6. Klasifikasi Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan ............... 27
B. Proses Manajemen Sarana Prasarana Pendidian…………………...29
C. Hasil penelitian yang relevan………….……………………………39
D. Kerangka berpikir...……………………………………………...….42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ..................................................................... 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 45
xvii
C. Data dan Sumber Data ..................................................................... 45
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 47
1. Wawancara……………………………………………………....48
2. Observasi……………………………………………………..….49
3. Dokumentasi…………………………………………………….50
E. Teknik Analisa Data ........................................................................ 50
1. Reduksi data……………………………………………..………50
2. Penyajian Data……………………………………………..……51
3. Menarik Kesimpulan……………………………………….……52
F. Pemeriksaan Keabsahan Data .......................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes…..... 56
1. Sejarah singkat SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes ....... 56
2. Identitas Sekolah......................................................................... 59
3. Visi, Misi dan Tujuan………….................................................. 59
4. Data Jumlah Siswa…. ................................................................ 64
5. Sarana Prasarana yang dimiliki Sekolah….. .............................. 64
6. Data-data……………………….. .............................................. 79
B. Penyajian Data ............................................................ …. …….…...92
1. Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan ................................ 93
2. Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan ................................... 97
4. Pemeliharaan Sarana Prasarana Pendidikan……………….…...102
5. Inventarisasi Sarana Prasarana Pendidikan………….…………104
7. Penghapusan Sarana Prasarana Pendidikan………………..…..108
C. Pembahasan dan Hasil Temuan...................................................... 110
1. Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan ………….............. 110
2. Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan.................................. 111
3. Pemeliharaan Sarana Prasarana Pendidikan……………………112
4. Inventarisasi Sarana Prasarana Pendidikan................................ 113
7. Penghapusan Sarana Prasarana Pendidikan............................... 114
xviii
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 115
B. Implikasi.. ...................................................................................... 116
C. Saran .............................................................................................. 118
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rasio Minimum luas lahan terhadap peserta didik………… .......... 36
Tabel 2.2 Rasio luas lahan………………………………………………… …36
Tabel 2.3 Rasio luas lantai…………………………………………. ............. 37
Tabel 2.4 Jenis, Rasio laboratorium IPA……………………………………..41
Tabel 2.5 Jenis, Rasio sarana ruang kepala sekolah………………………… . 45
Tabel 2.6 Jenis, Rasio, ruang TU……………………………..……………….46
Tabel 2.7 Jenis, Rasio, tempat ibadah………………………………………. . 47
Tabel 2.8 Jenis, Rasio,ruang OSIS dan jamban……………………….. ........ 48
Tabel 2.9 Jenis, Rasio, tempat bermain dan sarana olahraga……………… ... 49
Tabel 4.1 Data peserta didik SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes…..…69
Tabel 4.2 Data prasarana SMP al Hikmah Benda SirampogBrebes………..... 70
Tabel 4.3 Data sarana SMP Al hikmah Benda Sirampog Brebes…………..... 72
Tabel 4.4 Data tenaga pendidik…………………………………………....….79
Tabel 4.5 Jumlah Tenaga Pendidik yang sudah dan belum Sertifikasi ……..... 80
Tabel 4.6 Data Tenaga Kependidikan (Pegawai Tata Usaha) ........................... 81
Tabel 4.8 Data Peserta Didik tahun pelajaran 2019 / 2020…... ........................ 82
Tabel 4. 9 Daftar Nama Kepala, Wakil Kepala dan Wali Kelas ....................... 83
Tabel 4. 10 Daftar Nama Tenaga Pendidik ....................................................... 82
Tabel 4.11 Daftar Nama Tenaga Kependidikan…………………….……….... 84
Tabel 4.13 Daftar Nama Petugas Keamanan Dan Kebersihan .......................... 87
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal penting bagi kehidupan manusia, karena
pendidikan menjadi faktor pendukung manusia dalam mengatasi segala
persoalan kehidupan baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara. Pendidikan memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada
pembelajaran, dan pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan itu
sendiri. Sederhananya, pendidikan merupakan usaha sadar dan sengaja untuk
mendewasakan melalui nilai-nilai yang ditransformasikan kepada peserta
didik. Sedangkan pembelajaran usaha sadar dan sengaja untuk mendewasakan
peserta didik melalui transformasi ilmu pengetahuan. Keberhasilan suatu
pendidikan dipengaruhi oleh keberhasilan proses pembelajaran di dalamnya,
dan keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh berbagai komponen yang
saling berkaitan satu sama lain. Proses pendidikan bukan hanya terjadi melalui
interaksi antara guru dengan murid, dosen dengan mahasiswa, melainkan juga
interaksi antara semua pihak yang terlibat dengan kegiatan pendidikan, baik
langsung maupun tidak langsung. Agar proses interaksi tersebut berjalan
dengan efektif, bermakna dan produktif, maka masing-masing pihak harus
berada dalam kondisi yang baik dan memenuhi tujuan pendidikan nasional.
Salah satu agenda utama pemerintah Indonesia dalam pembangunan
nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang telah diamanatkan dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Untuk itu, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen
pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan
lokal, nasional, dan global.3
3 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI
tentang Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), hal. 3-4
2
Suatu satuan pendidikan dapat dikatakan berkualitas jika dapat
mengantarkan peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga
dapat menjadi manusia yang mempunyai wawasan keilmuan yang luas,
keterampilan dalam teknologi, etos kerja yang tinggi, mempunyai kesadaran
hidup sosial, berakhlakul karimah, serta sehat jasmani dan rohani. Diantara
indikator keberhasilan pendidikan adalah menghasilkan output lulusan yang
meningkat kesejahteraan ekonominya, mampu bersaing dengan masyarakat lokal
dan global dan berdedikasi terhadap moral yang tinggi. Pendidikan merupakan
hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan pendidikan
manusia akan mengetahui kemampuan serta potensi yang dimiliki. Sebagaimana
dikutip dari John Milton “pendidikan yang sempurna dan lengkap ialah
pendidikan yang membekali manusia untuk melaksanakan dengan tepat, terampil
dan murah hati. Baik untuk pribadi maupun umum, baik dimasa damai maupun
dimasa perang”4
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergi, yaitu
guru mengajar dan siswa belajar yang biasa dikenal dengan istilah pembelajaran,
dalam kegiatan ini guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar, sementara
siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar
hingga terjadi perubahan dalam dirinya dari segi kognitif, afektif dan atau
psikomotorik. Benyamin S. Bloom dalam bukunya The Taxonomy of education
Objectives – Cognitive Domain menyatakan bahwa dalam proses belajar
mengajar akan diperoleh kemampuan yang terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek
pengetahuan (cognitive), aspek sikap (affective), dan aspek ketrampilan
(psychomotor).5 Aspek kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek yakni, mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif
tingkat tinggi. Aspek afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek yakni, penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan
4 Jalaludin, Filsafat Pendidikan Islam dari Zaman ke Zaman, (Jakarta: Rajawali Pers.
2017), hal.59 5 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2000), hlm. 152-153.
3
internalisasi. Aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik yakni,
gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perspektual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan
ekspresif dan interpretative.6
Proses pendidikan yang baik memerlukan sarana dan prasarana atau
fasilitas yang memadai baik secara langsung maupun tidak langsung agar setiap
peserta didik yang belajar dapat terbina dan terarahkan dengan baik, sebab tanpa
adanya sarana dan prasarana pendidikan proses belajar mengajar tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Sarana dan prasarana merupakan hal yang
mendasar dan penting karena keberadaannya akan sangat berpengaruh terhadap
suksesnya pembelajaran. Selain itu, juga sangat menunjang dalam proses kegiatan
belajar mengajar, artinya proses pendidikan tanpa sarana dan prasarana tidak akan
berjalan maksimal..7 Sarana dan prasarana pendidikan merupakan pendukung
agar poses kegiatan pembelajaran bisa berjalan dengan optimal dan maksimal,
karena tidak akan ada pendidikan yang berkembang pesat tanpa adanya sarana
dan prasarana pendidikan yang memadai untuk proses kegiatan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan pendidikan banyak faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan agar pendidikan tersebut dapat mencapai hasil yang
diinginkan salah satunya adalah dengan adanya sarana dan prasarana. Sarana
dan prasarana pendidikan juga sebagai salah satu dari unsur manajemen
pendidikan yang memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, sarana
pendidikan merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Sarana dan prasarana
pendidikan juga digunakan untuk mempermudah pemahaman siswa tentang
materi yang disampaikan dengan mengunakan sarana dan prasarana
pendidikan yang tepat dalam program kegiatan pembejaran sehingga menjadi
lebih efektif dan efisien. Hal ini sesuai sejalan dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Pasal 1 ayat 9 tentang standar
6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remadja Rosda
Karya, 2010), hlm. 22 7 Matin dan Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Konsep dan
Aplikasinya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), hlm. 1.
4
sarana dan prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.8
Sarana prasarana pendidikan merupakan faktor yang sangat penting
dalam meningkatkan efisiensi pembelajaran. Manajemen sarana dan prasarana
pendidikan didefinisikan sebagai proses kerjasama pendayagunaan semua
sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Prasarana
pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak
langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah dan sarana
pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Bafadal menambahkan
bahwa tujuan dari manajemen sarana prasarana adalah untuk memberikan
layanan secara profesional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam
rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien.9
Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah
dan jalan menuju sekolah.10
Jika prasarana ini dimanfaatkan secara langsung
untuk proses belajar-mengajar seperti taman sekolah untuk mengajarkan
biologi atau halaman sekolah menjadi lapangan olahraga, maka komponen
tersebut berubah posisi menjadi sarana pendidikan. Ketika prasarana
difungsikan sebagai sarana, berarti prasarana tersebut menjadi komponen
dasar. Akan tetapi, jika prasarana berdiri sendiri atau terpisah, berarti
posisinya menjadi penunjang terhadap sarana.
Agar sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan sekolah
berfungsi optimal dalam mendukung pembelajaran di sekolah, diperlukan
8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013Pasal 1 ayat 9.
9 Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), hlm. 85-86 10
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: Erlangga, 2007), hlm. 170-
171
5
warga sekolah (Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Administrasi) yang
memahami dan mampu mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara
profesional. Hal ini sejalan dengan kebijakan yang digariskan oleh
Kemendikbud tentang standar kompetensi yang harus dimiliki oleh warga
sekolah. Salah satu kompetensi tersebut adalah kompetensi manajerial kepala
sekolah yaitu kepala sekolah harus memiliki kemampuan mengelola sarana
dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal11
Namun demikian dengan tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap
dan memadai belum cukup untuk dapat mencapai pembelajaran yang maksimal
manakala sarana dan prasarana tidak terkelola dengan baik. Pengelolaan sarana
dan prasarana merupakan hal yang penting dan perlu menjadi fokus perhatian
yang tidak boleh disepelekan. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan
manajemen sarana dan prasarana yang baik. Dalam proses manajemen sarana
prasarana di sekolah tidak jarang dijumpai persoalan kurangnya perhatian dalam
hal pengelolaan sarana dan prasarana. Manajemen sarana dan prasarana
pendidikan adalah merupakan faktor penting dalam memajukan suatu lembaga
pendidikan karena manajemen sarana dan prasarana yang baik dapat
menciptakan lingkungan yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan
kondisi yang menyenangkan baik bagi pendidik ataupun untuk peserta didik.
Disamping itu diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang
memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta
dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendiddikan dan
pembelajaran, baik oleh pendidik maupun peserta didik sebagai pelajar.
Manajemen sarana dan prasarana adalah proses kerjasama pendayagunaan
semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Manajemen
sarana dan prasarana bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana
pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada
proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi perencanaan,
pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan. Semua kegiatan
11
Matin dan Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Konsep dan
Aplikasinya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), hlm. 4.
6
kegiatan tersebut dijadikan tolak ukur untuk menilai sampai dimana
manajemen sarana dan prasarana itu mencapai hasil dan seberapa jauh
perannya dalam proses pembelajaran.12
Kegiatan observasi awal yang dilakukan oleh penulis terkait sarana
dan prasarana pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al Hikmah
Benda Sirampog Brebes memberikan gambaran umum mengenai SMP
tersebut yang berdiri diatas lahan seluas 6600 m2
ini. SMP yang terletak di
jalan raya Benda Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes ini memiliki jarak
dengan ibu kota kecamatan kurang lebih 7 km, sementara jarak dengan ibu
kota kabupaten kurang lebih 59 km. SMP yang mendapatkan ijin operasional
pada tahun 1978.13
Dalam rangka peningkatan pelayanan pendidikan di
sekolah, SMP Al hikmah Benda Sirampog Brebes berusaha memenuhi sarana
dan prasarana pendidikan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan
lancer sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32
Pasal 1 ayat 9 Tahun 2013 tentang standar sarana dan prasarana. Berdasarkan
penjelasan diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai manajemen sarana prasarana di Sekolah tersebut dalam sebuah tesis
dengan judul ”Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes?
2. Bagaimana pengadaan sarana dan prasana pendidikan di SMP Al Hikmah
Benda Sirampog Brebes?
3. Bagimana pemeliharaan sarana dan sarana pendidikan di SMP Al Hikmah
12
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 50. 13
Hasil Observsi awal di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes Pada Tanggal 5
Pebruari 2019 Pukul 09.30 WIB.
7
Benda Sirampog Brebes?
4. Bagimana inventarisasi sarana dan sarana pendidikan di SMP Al Hikmah
Benda Sirampog Brebes?
5. Bagimana penghapusan sarana dan sarana pendidikan di SMP Al Hikmah
Benda Sirampog Brebes?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di
SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes?
2. Untuk menganalisis pengadaan sarana dan prasana pendidikan di SMP
Al Hikmah Benda Sirampog Brebes?
3. Untuk menganalisis pemeliharaan sarana dan sarana pendidikan di SMP
Al Hikmah Benda Sirampog Brebes?
4. Untuk menganalisis inventarisasi sarana dan sarana pendidikan di SMP
Al Hikmah Benda Sirampog Brebes?
5. Untuk menganalisis penghapusan sarana dan sarana pendidikan di SMP
Al Hikmah Benda Sirampog Brebes?
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun praktis sebagai berikut :
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat dan memperkaya
kajian ilmu pendidikan yang dipergunakan sebagai bahan referensi bagi
para peneliti dan pengamat masalah pendidikan yang terkait dengan
Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
2. Secara praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu
manajeman perencanaan, pengadaan, penyaluran dan pemanfaatan
sarana dan prasarana pendidikan.
8
b. Menjadi rujukan atau contoh bagi sekolah-sekolah lain agar lebih
meningkatkan manajemen sarana prasarana pendidikan yang lebih
bermutu
c. Bagi Kepala Sekolah sebagai masukan dalam manajemen sarana dan
prasarana pendidikan di Sekolah.
Bagi penulis sendiri penelitian ini merupakan media belajar untuk
mengaplikasikan ilmu manajemen pendidikan.
E. Sistematika Penulisan
Agar mudah dalam memahami penelitian ini, maka peneliti
mengemukakan sistematika pembahasan yang terdiri dari tiga bagian, yaitu;
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman
sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, pernyataan
keaslian tulisan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, pedoman transliterasi, dan
abstrak yang memuat seluruh isi dari tesis secara singkat dan padat. Bagian isi
terdiri enam bab dan masing-masing bab berisi sub- bab, yaitu: Bab pertama
adalah pendahuluan yang memuat latar belakang masalah yang berisi
landasan-landasan yang memunculkan permasalahan- permasalahan yang
akan diteliti. Permasalahan-permasalahan ini nantinya berupa fokus penelitian
yang berupa pertanyaan-pertanyaan. Fokus penelitian ini akan dijelaskan pada
tujuan penelitian sebagai arah dalam melakukan penelitian. Kegunaan
penelitian merupakan kontribusi hasil penelitian baik secara teoritis maupun
praktis. Penegasan istilah merupakan sub-bab berikutnya yang berisi
penjelasan dari variable penelitian yang masih ambigu. Penelitian terdahulu
merupakan penelitian yang bisa dijadikan pertimbangan dan perbandingan
dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Sistematika pembahasan
sebagai sub-sub terakhir merupakan penjelasan yang berupa urutan-urutan
yang akan dibahas di tesis.
Bab kedua berisi kajian teori yang menjelaskan tentang informasi
yang dapat mendukung terkait dengan permasalahan-permasalahan yang ada
9
di penelitian. Kajian teori ini meliputi informasi tentang Pendidikan,
manajemen sarana dan prasarana,
Bab ketiga berisi metode penelitian yang terdiri dari pendekatan dan
jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data,
teknik pengumpulan data, analisis data, dan pengecekan keabsahan data.
Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif maka hasil
penelitian dideskripsikan secara naratif.
Bab keempat berisi paparan data dan temuan penelitian. Data yang
diperoleh melalui pengamatan manajemen sarana dan prasarana di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes dengan wawancara yang mendalam, dan
dokumentasi dipaparkan sesuai fokus penelitian setelah melalui tahap analisis
data.
Bab kelima berisi pembahasan hasil penelitian. Bab ini memuat
temuan penelitian yang sudah valid yang diintegrasikan dengan gagasan
peneliti dan teori-teori yang terkait dengan fokus penelitian. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan yang sesuai dengan fokus
penelitian. Bab keenam berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
Kesimpulan memuat uraian singkat terkait fokus penelitian. Saran merupakan
masukan bagi instansi pihak yang terkait dengan penelitian ini.
Bagian akhir berisi daftar rujukan, lampiran-lampiran, dan biodata
peneliti. Daftar rujukan memuat referensi-referensi yang digunakan peneliti
untuk menyelesaikan peneliti ini. Lampiran-lampiran memuat dokumen-
dokumen yang mendukung penelitian ini, time schedule penulisan tesis, daftar
pertanyaan untuk wawancara, dan daftar observasi. Biodata peneliti berupa
biografi peneliti secara lengkap.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
1. Pengertian Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan.
Manajeman berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti
mengatur, mengurus, atau mengelola.26
Menurut Malayu SP Hasibuan,
manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lain
dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam manajemen,
terdapat dua sistem, yaitu sistem organisasi dan sistem administrasi.
Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama hakikat manjeman
adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata
dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam al quran seperti firman
Allah swt.:
Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu
naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu (Q.S. As-Sajdah : 5).
Dari ayat di atas diketahui bahwa Allah swt. merupakan pengatur
alam. Akan tetapi, sebagai khalifah di bumi ini, manusia harus mengatur
dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebgaimana Allah swt.
mengatur alam ini.
Manajemen (management) merupakan proses pendayagunaan semua
sumber daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pendayagunaan melalui tahapan proses yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dana pengawsan disebut manjemen.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur serta
26
Saefullah, Manjemen Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hlm. 1-2
11
menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan
kontribusi pada proses pendidikan secara optimal dan berarti. Kegiatan
pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan,
peyimpanan, inventarisasi, penghapusan, serta penataan.27
Berikut penulis paparkan beberapa pendapat para ahli tentang
pengertian manajemen secara terminologi, antara lain:
1) Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah seni karena untuk
melakukan pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan ketrampilan
khusus.
2) George R. Terry mengemukakan bahwa manajemen merupakan sebuah
proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan meliputi
perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya.
3) Sondang P. Siagian menyatakan bahwa manajemen merupakan
kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka
mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain.
4) Stooner menyatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan pengguna sumber-sumber daya organisasi
lainnya agar dapat mencapai tujuan organiasi yang telah ditetapkan.
5) Reeser berpendapat bahwa manajemen ialah pemanfaatan sumber daya
fisik dan manusia melalui usaha yang terkoordinasi dan diselesaikan
dengan mengerjakan fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan staf, pengarahan dan pengawasan.
6) Menurut Sondang Palan Siagian, manajemen adalah keseluruhan
proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan
27
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: Penerbit Erlangga, 2007),
hlm. 172
12
sebelumnya.
7) Menurut Pariata Westra, manajemen adalah segenap rangkaian
perbuatan penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok
manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
8) Dalam kurikulum 1975 yang disebutkan dalam Buku Pedoman
Pelaksanaan Kurikulum IIID, baik untuk Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas, manajemen ialah
segala usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber-sumber
(personil maupun materiil) secara efektif dan efisien guna menunjang
tercapainya tujuan pendidikan.
Semua pengertian tentang manajemen tersebut mengandung
persamaan mendasar bahwa dalam manajemen terdapat aktivitas yang
saling berhubungan, baik dari fungsionalitasnya maupun tujuan yang
ditargetkan atau kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah
ditentukan terlebih dahulu dengan memanfaatkan orang lain (getting,
things done through the effort of other people..)
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah segenap proses
pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen secara langsung
maupun tidak langsung yang menunjang proses pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Manajemen sarana
dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana
prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal
dan berarti pada jalannya proses pendidikan.28
Menurut Mulyono manajemen sarana dan prasarana pendidikan
adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara
sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap
benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap pakai dalam pembelajran.
Menurut Rugaiyah (2011), yang dikutip oleh Muhammad Mustari
manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan pengelolaan sarana dan
28
Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2014), hlm. 184
13
prasarana yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya menunjang seluruh
kegiatan, baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lain sehingga
seluruh kegiatan berjalan dengan lancar.29
Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan untuk
mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efisien
dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
khazanah peristilahan pendidikan sering disebut-sebut istilah sarana dan
prasarana pendidikan. Kerap kali istilah itu digabung begitu saja menjadi
sarana-prasarana pendidikan. Dalam bahasa Inggris sarana dan prasarana
itu disebut dengan facility (facilities). Jadi, sarana dan prasarana
pendidikan akan disebut educational facilities. Sebutan itu jika diadopsi ke
dalam bahasa Indonesia akan menjadi fasilitas pendidikan. Bafadal
mendefenisikan manajemen sarana dan prasarana pendidikan sebagai
proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan
secara efektif dan efisien.
Sarana dan prasarana pendidikan dalam lembaga pendidikan
sebaiknya dikelola dengan sebaik mungkin sesuai ketentuan-ketentuan
berikut ini.
1) Lengkap, siap dipakai setiap saat, kuat, dan awet
2) Rapi, indah, bersih, anggun dan asri sehingga menyejukkan pandangan
dan perasaan siapapun yang memasuki kompleks lembaga pendidikan
islam.
3) Kreatif, inovatif, responsive, dan variatif, sehingga dapat merangsang
timbulnya imajinasi peserta didik.
4) Memiliki jangkauan waktu penggunaan yang panjang melalui
perencanaan yang matang untuk menghindari kecenderungan bongkar
pasang bangunan.
5) Memiliki tempat khusus untuk beribadah maupun pelaksanaan
kegiatan sosio-religius seperti mushola atau masjid.30
29
Muhammad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 120 30
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam……….,hlm. 171
14
Keputusan penerapan ketentuan-ketentuan tersebut akan berbeda
sesuai dengan perbedaan jenjang pendidikan. Misalnya, pelaksanaan
ketentuan harus kreatif, inovatif, responsif, dan variatif akan berbeda
antara lembaga tingkat SD / MI dengan SMP / Mts atau SMA / MA.
Penataan meja pada tingkatan SD / MI saja bisa berbeda-beda antara
semua kelas. Ada yang seluruh meja di depan papan tulis seperti selama
ini, ada kelas yang penataan mejanya berbentuk oval, separuh oval,
beberapa meja bulat, dan sebagainya. Akan tetapi untuk tingkatan SMA /
MA tidak perlu sevariatif itu. Penataan lingkungan dalam kompleks
lembaga pendidikan Islam seharusnya rapi, indah, bersih, anggun, dan
asri. Keadaan ini setidaknya menjadikan peserta didik merasa betah
berada di lembaga pendidikan, baik sewaktu proses pembelajaran
berlangsung di kelas, waktu istirahat, maupun ketika sekedar berkunjung
ke sekolah. Bahkan tamu-tamu atau walimurid dari luar juga diharapkan
merasakan hal yang sama. Nabi pernah bersabda:
الجمال ان هللا جميل يحب
Yang artinya : Sesungguhnya Allah itu indah, Dia menyukai
keindahan.
Pada dasarnya, yang terpenting bagi bangunan fisik bukanlah
kemegahannya, tetapi optimalisasi fungsinya. Bafadal menyatakan
bahwa penampilan fisik sekolah yang mendukung upaya peningkatan
mutu pendidikan tidak mengutamakan penampilan yang megah, tetapi
lebih mengutamakan fungsi fisik sekolah tersebut. Hanya saja, jika
bangunan tersebut dapat difungsikan secara maksimal dan kondisi
bangunannya juga megah tentu akan lebih baik lagi dan bisa menjadi
daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Penataan sarana dan prasarana
seperti yang diharapkan tersebut jarang sekali terjadi dalam lembaga
pendidikan Islam, apalagi merawat budaya penataan ini. Budaya di
kalangan umat Islam memang kurang menguntungkan untuk program
perawatan tersebut sebab mereka masih lebih bersemangat mewujudkan
sesuatu daripada merawatnya, apalagi mengembangkannya. Hal ini
15
membutuhkan perhatian juga bagi kepala sekolah atau pimpinan
lembaga pendidikan Islam untuk mentradisikan perawatan tersebut
didalam lembaga yang dipimpinnya.31
Program perawatan ini bisa disebut program perawatan preventif
yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja, memeperpanjang usia
pakai, menurnkan biaya perbaikan, dan menetapkan biaya efektif
perawatan sarana dan prasarana sekolah, melestarikan kerapian dan
keindahan, serta menghindarkan dari kehilangan atau setidaknya
memininalisasi kehilangan.
Program perawatan ini dapat ditempuh melalui langkah-langkah
berikut ini.
1. Membentuk tim pelaksana perawatan preventif di sekolah.
2. Membuat daftar sarana dan prasarana, termasuk seluruh yang ada di
sekolah.
3. Menyiapkan jadwal tahunan kegiatan perawatan untuk setiap
perawatan dan fasilitas sekolah.
4. Menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan
pada masing-masing bagian di sekolah.
5. Memberi penghargaan (reward) bagi mereka yang berhasil
meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan
kesadaran dalam merawat sarana dan prasarana sekolah.
Adapun program perawatan preventif di sekolah tersebut dapat
dilaksanakan dengan cara berikut ini.
1. Memberikan arahan kepada tim pelaksana perawatan preventif dan
mengkaji ulang program yang telah dilaksanakan secara teratur.
2. Mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana
prasarana, untuk mengawasi aktivitas pelasanaannya berdasarkan
jadwal yang telah dilaksanakan.
3. Menyebarkan informasi tentang program perawatan preventif untuk
31
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam……….,hlm. 174
16
seluruh warga sekolah terutama uru dan siswa.
4. Membuat orogram lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas
sekolah untuk memotivasi warga sekolah.
Demikianlah paparan tentang sarana dan prasarana, terutama yang
dapat difungsikan menjadi sarana sebagia komponen dasar dalam proses
pendidikan melengkapi komponen personalia, kesiswaan, kurikulum,
dan keuangan. Sarana dan prasarana tersebut ternyata memiliki
kedudukan yang penting dalam manajemen pendidkan. Para peserta
didik, orang tua, pendidik dan tenaga kependidikan bisa tertarik pada
suatu lembaga, jika ada pesona tertentu yang direflesikan dari
pengaturan sarana dan prasarana yang serba rapih, bersih, indah, anggun
dan asri. Keadaan ini di samping sebagai bagian dari urusan kelengkapan
juga yang tidak kalah penting termasuk urusan estetika atau keindahan
yang melibatkan aspek perasaan seseorang untuk menilai dan
merasakannya. Terkadang aspek perasaan ini sulit sekali dijelaskan,
meskipun mudah dirasakan dan dihayati.
Oleh karena itu, sarana dan prasarana pendidikan seharusnya
diupayakan semaksimal mungkin agar lembaga pendidikan Islam
memiliki daya Tarik yang khas. Jika terjadi demikian, maka posisi tawar
lembaga tersebut terhadap masyarakat sekitar sangatlah tinggi. Hal ini
sangat mungkin terjadi jika sarana prasarana ini mendapat perhatian
besar dari manajer pendidikan mulai dari tahap perencanaan hingga
perawatan
Jadi yang dimaksud dengan manajemen sarana dan prasarana
pendidikan dalam tesis ini adalah kegiatan yang mengatur untuk
mempersiapkan segala peralatan dan pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan secara keseluruhan mulai dari perencanaan, pengadaan,
pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan yang kesemuanya
dimaksudkan untuk menilai sampai dimana manajemen tersebut
mencapai hasil dalam usaha untuk mendukung proses kegiatan belajar
mengajar. Dalam penelitian ini penulis batasi tentang sarana pendidikan
17
adalah peralatan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang
proses pendidikan, seperti gedung sekolah, perabot sekolah, alat-alat
kantor dan alat-alat pendidikan. Sedangkan prasarana pendidikan penulis
memberi batasan alat yang tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan, seperti lokasi atau tempat, taman sekolah dan lapangan olah
raga.
Manajemen sarana dan prasarana hakikatnya bertujuan agar
seluruh sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah bisa:
a. Dikelola dengan teratur.
b. Diurus dengan lebih terurut berdasarkan tahun pembelian.
c. Memudahkan dalam pengambilan untuk penggunaan di kelas.
d. Memudahkan untuk pertanggungjawaban.
e. Memudahkan dalam pelacakan barang.
f. Memudahkan dalam proses penghapusan dan penggantian barang
g. Merapikan gudang penyimpanan barang.
Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen
sarana dan prasarana pendidikan adalah keseluruhan proses kerjasama
dalam pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara
efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Sarana Prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber
daya yang penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Keberhasilan
program pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi oleh kondisi sarana
dan prasarana pendidkan yang dimiliki sekolah dan oleh optimalisasi
pengelolaan dan pemanfaatannya.32
Dibandingkan dengan pengelolaan
keuangan pendidikan yang sudah cukup sulit penanganannya, maka
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan terasa lebih sulit lagi,
karena semua orang terlibat dalam manajemen dapat membuat
32
Matin & Nurhatti Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan,
(Depok:Rajawali Pers, 2018), hlm. 1
18
pengelolaan menjadi tidak efektif, tidak efisien, atau mungkin gagal
sekali. adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud atau tujuan; alat; media.33
Sarana dan prasarana pendidikan juga sebagai salah satu dari unsur
manajemen pendidikan yang memiliki peranan penting dalam proses
belajar mengajar, sarana pendidikan merupakan hal yang tidak boleh
diabaikan. Sarana dan prasarana pendidikan juga digunakan untuk
mempermudah pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan
dengan mengunakan sarana dan prasarana pendidikan yang tepat dalam
program kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien.
Menurut E. Mulyasa, Sarana Pendidikan adalah peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses
pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti gedung, ruang
kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.34
Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses
belajar-mengajar. Menurut Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media
Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dimaksud
dengan sarana adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses
belajar-mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar
pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur,
efektif dan efisien.
Sarana dan Prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber
daya yang penting dalam menunjang proses belajar mengajar disekolah.
Keberhasilan dari program pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi
oleh optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatannya.35
Sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah dua hal yang
berbeda. Depdiknas telah membedakan anatara sarana pendidikan dan
33
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hlm. 700. 34
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
hlm. 49. 35
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan,( Jakarta: PT GrafindoPersada, 1993), hlm. 81.
19
prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat
peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam
proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, prasarana
pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak
langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.36
Sarana yang berupa alat peraga yaitu alat-alat yang digunakan
untuk lebih memperjelas pelajaran yang sedang disampaikan oleh guru
dan dipelajari siswa. Alat peraga tersebut diharapkan dalam proses
pembelajaran lebih mudah memberikan pengertian kepada siswa
berturut-turut dari perbuatan yang konkret sampai pada benda yang
sangat abstrak. Sarana yang berupa media pengajaran yaitu sarana
pendidikan yang digunakan untuk menampilkan pembelajaran yang
dimaksudkan, maka media pengajaran disebut juga media pendidikan.
Media pendidikan dalam pengelompokan di atas merupakan bagian dari
sarana pendidikan dan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan dari si pengirim ke si penerima
pesan sehingga dapat menarik siswa untuk mengikuti prose
pembelajaran yang sedang berlangsung.
Ditinjau dari fungsi atau perannya terhadap pelaksanaan proses
belajar mengajar, maka sarana pendidikan dibagi menjadi dua macam
yaitu alat palajaran dan media pendidikan. Alat pelajaran adalah alat atau
benda yang secara langsung digunakan oleh guru dan murid untuk
pembelajaran. Alat pelajaran terdiri dari (1) Buku-buku (2) Kamus,
Kitab Al-Qur‟an (3) Alat-alat Peraga (4) Alat-alat praktek (5) Alat tulis
menulis. Nasional Education Assosiation menyatakan media adalah
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta
peralatannya. Media Pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
36
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam………………….,hlm. 48
20
terjadinya proses belajar pada diri siswa.37
Jenis-jenis media pendidikan
yaitu (1) Media audio (2) Media visual (3) Media audio-visual.
Prasarana pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu bangunan
sekolah dan perabot sekolah. Bangunan sekolah terdiri dari Ruang Teori,
Ruang Administrasi/Kantor, Ruang Penunjang, Prasarana
Lingkungan/Infrastruktur, Perabot Sekolah/Madrasah. Sedangkan
perabot adalah sarana pengisi ruang. Segala perlengkapan yang tidak
berhubungan langsung dengan proses belajar-mengajar. Artinya bukan
alat yang dipakai oleh pengajar/siswa untuk menjelaskan konsep.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sarana pendidikan
adalah semua fasilitas yang secara langsung dan menunjang proses
pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat
berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efesien. Sedangkan yang
dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti
halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti
taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai
sekaligus lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana
pendidikan. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa manajemen sarana prasarana pendidikan
adalah segenap proses yang secara langsung maupun tidak langsung
menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien.
3. Tujuan Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Secara umum, tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan
adalah memberikan layanan secara profesional di bidanag sarana dan
prasarana pendidikan dalam rangka terselengaranya proses pendidikan
37
Arif S Sadiman dkk, Media Pendidikan: Pengertian , Perkembangan dan
Pemanfaatannya, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 6
21
secara efektif dan efisien. Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut.
a) Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan
seksama. Dengan perkataan ini, melalui manajemen perlengkapan
pendidikan diharapkan semua perlengkapan yang didapatkan oleh
sekolah adalah sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas
tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang
efisien.
b) Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah
secara tepat dan efisien.
c) Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasaran sekolah,
sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi sipa pakai dalam
setiap diperlukan oleh semua personel sekolah.38
Pada dasarnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan
memiliki tujuan sebagai berikut. Pertama, menciptakan sekolah atau
madrasah yang bersih, rapi, indah, sehingga menyenangkan bagi warga
sekolah atau madrasah. Kedua, tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai baik secara kualitas maupun kuantitas dan relevan dengan
kepentingan dan kebutuhan pendidikan.
Jadi tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu
agar dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap proses
pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Menurut Hunt Pierce, prinsip dasar dalam manajemen sarana dan
prasarana disekolah sebagai berikut:
a) Lahan bangunan dan perlengkapan perabot sekolah harus
menggambaran cita dan citra masyarakat seperti halnya yang
dinyatakan dalam filsafat dan tujuan pendidikan.
b) Perencanaan lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan
perabot sekolah hendaknya merupakan pancaran keinginan bersama
38
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014),
hlm. 5.
22
dan dengan pertimbangan suatu tim ahli yang cukup cakap yang ada
di masyarakat.
c) Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah
hendaknya disesuaikan memadai bagi kepentingan anak-anak didik,
demi terbentuknya karakter mereka dan dapat melayai serta
menjamin mereka diwaktu belajar, bekerja, dan bermain sesuai
dengan bakat mereka
d) Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah
serta alatalatnya hendaknya disesuaikan dengan kepentingan
pendidikan yang bersumber dari kepentingan serta keutamaan atau
manfaat bagi anak-anak/murid-murid dan guru-guru. Sebagai
penanggung jawab harus membantu program sekolah secara efektif
melatih para petugas serta memilih alatnya dan cara
menggunakannya agar mereka dapat menyesuaikan diri serta
mlaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan fungsi dan profesinya.
e) Seorang penanggung jawab sekolah harus mempunyai kecakapan
untuk mengenal, baik kualitatif maupun kuantitatif serta
menggunakan dengan tepat fungsi bangunan dan perlengkapannya.
f) Sebagai penangungjawab harus mampu memelihara dan
mengunakan bangunan dan tanah sekitarnya sehingga ia dapat
membantu terwujudnya kesehatan, keamanan, kebahagiaan dan
keindahan serta kemajuan dari sekolah dan masyarakat. Gedung-
gedung yang dibangun harus diupayakan melalui perencanaan yang
matang sehingga minimal digunakan dalam waktu 25 tahun. Untuk
itu gedung harus kuat, awet dan posisinya tepat sehingga tidak
sampai dibongkar kemudian didirikan gedung baru di tempat yang
sama dalam waktu yang relatif cepat, karena cara itu adalah
pemborosan. Sebaiknya gedung itu dibangun bertingkat yang
mengandung manfaat di samping menghemat tanah juga terkesan
kokoh. Bentuk gedung pun sebaiknya juga indah dan memiliki gaya
arsitektur yang khas yang menyebabkan orang yang memandang
23
merasa tertarik.
g) Sebagai penanggungjawab sekolah bukan hanya mengetahui
kekayaan sekolah yang dipercayakan kepadanya, melainkan harus
memperhatikan seluruh alat-alat pendidikan yang dibutuhkan oleh
anak didiknya.39
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai tujuan manajemen
sarana dan prasarana pendidikan seperti di atas maka dapat disimpulkan
bahwa tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu
agar dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap proses
pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
4. Dasar Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan.
Dasar hukum sarana dan prasarana di sekolah dapat diuraikan
sebagai berikut:
Sesuai dengan undang – undang sistem pendidikan nasional no. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 45 mengatakan:
(1) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana
dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
(2) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan
pada semua satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.40
Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 32 Tahun 2013
tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan. Pasal 42 ayat (1) yang berbunyi :
“setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yeng meliputi perabot
sekolah, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber
belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
39
Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Yogyakarta:Ar-
Ruzz Media, 2012), h.82-83 40
Undang-undang sistem pendidikan nasional, hlm. 31.
24
berkelanjutan. Kemudian ayat (2) menyatakan “Setiap satuan pendidikan
wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang
pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga,
tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang/tempat
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan.41
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan
komponen penting dalam pendidikan dan menjadi salah satu dari
delapan standar nasional pendidikan. Begitu pentingnya sarana prasarana
pendidikan sehingga setiap intansi berlomba-lomba untuk memenuhi
standar sarana dan prasarana pendidikan demi meningkatkan mutu
pendidikannya, tidak itu saja kelengkapan sarana prasarana merupakan
salah satu daya tarik bagi calon peserta didik.42
5. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Agar proses pendidikan bisa tercapai dengan baik, ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah agar tercapai dengan maksimal. Prinsip-prinsip
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Prinsip pencapaian tujuan pada dasarnya adalah manajemen
perlengkapan sekolah dilakukan dengan maksud agar semua fasilitas
sekolah dalam keadaan kondisi sipa pakai. Oleh sebab itu,
manajemen perlengkapan sekolah dapat dikatakan berhasil apabila
fasilitas sekolah itu siap pakai setiap saat, pada setiap ada seseorang
personel sekolah akan menggunakannya.
b. Prinsip efisiensi yaitu semua kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana sekolah dilakukan dengan perencanaan yang hati-hati,
41
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, bab VII tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 42 ayat (1) dan pasal 42 ayat (2). 42
Barnawi & M.Arifin. Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012), hlm. 17.
25
sehingga bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan
harga yang relative murah. Dengan prinsip efisiensi juga berarti
bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan
dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan.
Dalam rangka itu maka perlengkapan sekolah hendaknya dilengkapi
dengan petujuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Petunjuk
teknis tersebut dikomunikasikan kepada semua personel sekolah
yang diperkirakan akan menggunakannya. Selanjutnya, bilamana
dipandang perlu, dilakukan pembinaan terhadap semua personel.
c. Prinsip administratif bahwa di Indonesia terdapat sejumlah peratutan
perundang-undangan yang berkenaan dengan sarana dan prasarana
pendidikan. Sebagai contohnya adalah peraturan tentang
inventarisasi dan penghapusan perlengkapan milik negara. Dengan
prinsip administratif semua perilaku pengelolaan perkengkapan
pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan undang-
undang, peraturan, instruksi, dan pedoman yang telah diberlakukan
oleh pemerintah. Sebagai upaya penerapannya, setiap penanggung
jawab pengelolaan perlengkapan pendidikan hendaknya memahami
semua peraturan perundang-undangan tersebut dan
menginformasikan kepada semua personel sekolah yang
diperkirakan akan berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan
pendidikan.
d. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu bahwa manajemen sarana
dan prasarana pendidikan di sekolah harus didelegasikan kepada
personil sekolah yang bertanggung jawab.
e. Prinsip Kekohesifan Dengan prinsip kekohesifan berarti manajemen
sarana prasarana di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk
proses kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh kerena itu, walaupun
semua orang yang terlibat dalam pengelolaan perlengkapan itu telah
memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, namun antara
26
satu dengan yang lainnya harus selalu bekerja sama dengan baik.43
6. Klasifikasi Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Menurut Nawawi (1987) yang dikutip Bafadal, mengklasifikasikan
sarana dan prasarana pendidikan menjadi beberapa macam yaitu ditinjau
dari sudut 1) habis tidaknya dipakai; 2) bergerak tidaknya pada saat
digunakan; dan 3) hubungannya dengan proses belajar mengajar.
a. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai.
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana
pendidikan yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana
pendidikan yang tahan lama.
1) Sarana pendidikan yang habis dipakai. Sarana pendidikan yang habis
dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa
habis dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini membutuhkan biaya
yang tidak sedikit karena apa yang sudah dibeli tidak bisa kita
gunakan lagi. Contohnya adalah kapur tulis yang biasa digunakan
oleh guru dan siswa dalam pembelajaran, beberapa bahan kimia yang
sering digunakan oleh seorang guru dan siswa dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam. Selain itu, ada beberapa sarana pendidikan
yang berubah bentuk, misalnya, kayu, besi dan kertas karton yang
sering digunakan oleh guru dalam mengajar materi pelajaran
keterampilan. Sementara, sebagai contoh sarana pendidikan yang
berubah bentuk adalah pita mesin tulis, bola lampu dan kertas.
2) Sarana pendidikan yang tahan lama. Sarana pendidikan yang tahan
lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara
terus menerus dalam waktu yang relatif lama. Contohnya adalah
bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe dan beberapa peralatan
olahraga. Dalam hal ini sarana pendidikan yang tahan lama
merupakan inventaris yang secara terus menerus masih membutuhkan
biaya untuk perawatan.
43
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah teori dan aplikasinya(Jakarta:
Bumi Aksara,2014), hlm.5-6
27
b. Ditinjau dari Sarana Pendidikan Bergerak Tidaknya.
1) Sarana pendidikan yang bergerak. Sarana pendidikan yang
bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau
dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya. Contohnya
adalah lemari arsip merupakan salah satu sarana pendidikan yang
bisa digerakkan atau dipindahkan kemana-mana bila diinginkan.
2) Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak. Sarana pendidikan
yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang
tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, seperti
tanah, bangunan, sumur dan menara, serta saluran air dari
PDAM/ semua yang berkaitan dengan itu seperti pipanya, yang
relatif tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.
c. Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar.
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis
sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung
digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis, spidol
(alat pelajaran), alat peraga, alat praktik dan media/sarana pendidikan
lainnya yang digunakan guru/dosen dalam mengajar. Kedua, sarana
pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses
belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor.
Adapun prasarana pendidikan diklasifikasikan dua macam.
Pertama, prsarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk
proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang
praktik keterampilan dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana
pendidikan yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar
mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses
belajar mengajar, seperti ruang kantor, kantin, masjid/ mushola, tanah,
jalan, menuju lembaga, kamar kecil, ruang usaha kesehatan, ruang guru,
ruang kepala sekolah dan tempat parkir kendaraan.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hubungannya dengan
proses belajar mengajar, sarana pendidikan ada dua yakni sarana
28
pendidikan langsung dan tidak langsung. Sedangkan, prasarana
pendidikan juga terbagi menjadi dua, yaitu prasarana pendidikan
langsung dan tidak langsung. Pengelolaan sarana dan prasarana pada
yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung ini adalah untuk
menyediakan dan memberdayakan sarana dan prasarana guna
menunjang program pendidikan.44
B. Proses Manajeman Sarana Prasarana Pendidikan
Proses-proses yang dilakukan dalam upaya membentuk siklus
manajemen sarana prasarana pendidikan meliputi: perencanaan, pengadaan,
penyaluran, inventarisasi, pemeliharaan, penyimpanan, dan penghapusan
sarana prasarana pendidikan. Adapun yang akan dibahas secara rinci
mengenai proses sarana prasarana pendidikan pada kali ini sesuai dengan
fokus dan sub fokus penelitian adalah mengenai proses perencanaan,
pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan sarana prasarana
pendidikan.
1. Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan
Perencanaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses perkiraan
dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang
akan atang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Roger A. Kauffman seperti yang dikutip oleh Nanang Fatah,
perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak
dicapai dan menetapkan jalan dan sumber-sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan adalah
pola perbuatan menggambarkan di muka hal-hal yang akan dikerjakan
kemudian.45
Perencanaan dalam pendidikan berarti persiapan menyusun
keputusan tentang masalah atau pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
sejumlah orang dalam rangka membantu orang lain (terutama anak
44
Sri Minarti, Manajemen Sekolah, Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri(Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2011), hlm. 251. 45
Fatah Syukur, Manajemen Sumberdaya Manusia Pendidikan, (Semarang: PT. Pustaka
Rizki Putra, 2002), hlm. 19.
29
didik/santri) untuk mencapai tujuannya. Perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi dan bagaimana mencapai tujuan
tersebut. Perencanaan merupakan salah satu fungsi utama manajemen.
Perencanaan yang dimaksud adalah merinci rancangan pembelian,
pengadaan, rehabilitasi, distribusi sewa atau pembuatan peralatan dan
perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan. Tanpa perencanaan atau
salah dalam merencanakan sarana prasarana pendidikan akan berakibat
buruk terhadap keberlangsungan lembaga pendidikan.46
Berkaitan dengan perencanaan ini, dijelaskan bahwa perencanaan
pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah harus diawali dengan
analisis jenis pengalaman pendidikan yang diprogramkan sekolah.
Untuk mengadakan perencanaan kebutuhan alat pelajaran dilalui tahap
tahap tertentu, seperti : menyebaran angket kebutuhan alat/ media
praktek kepada guru. Metode untuk mengklasifikasikan perencanaan
dapat dilihat dari waktu, penggunaan dan jangkauan.47
a. Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Planning)
Perencanaan ini meliputi jangka waktu 10 tahun ke atas. Dalam
perencanaan ini belum ditampilkan sasaran-sasaran yang bersifat
kuantitatif,tetap lebih kepada proyeksi atau perspektif atas keadaan
ideal yang diinginkan pencapaian keadaan yang bersifat
fundamental, contoh: Propernas.
b. Perencanaan Jangka Menengah (Medium Term Planning)
Perencanaan ini meliputi jangka waktu antara tiga sampai dengan
delapan tahun. Di Indonesia umumnya lima tahun. Perencanaan
jangka menengah ini merupakan penjabaran atau uraian perencanaan
jangka panjang. Walaupun perencanaan jangka menengah ini masih
bersifat umum, tetapi sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang
diproyeksikan secara kuanttatif, contoh: Propeda.
c. Perencanaan Jangka Pendek (Short Term Planning)
46
Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2014), hlm. 51. 47
Sulistyorini, Menejemen Pendidikan Islam, (Teras, Yogyakarta, 2009), hal. 116.
30
Jangka waktunya kurang maksimal satu tahun. Perencanaan jangka
pendek tahunan (annual plan) disebut juga perencanaan operasioanl
tahunan (annual operational planning). Contoh, proyek-proyek.
Metode untuk mengklasifikasikan perencanaan dapat dilihat dari
waktu, penggunaan dan jangkauan. Adapun macam pendekatan
perencanaan pendidikan: (1) pendekatan kebutuhan, (2) pendekatan
ketenaga kerjaan, (3) pendekatan untung rugi, (4) pendekatan cost
effectiveness.
Perencanaan sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai
keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan pembelian,
pengadaan, rehabilitasi, distribusi sewa atau pembuatan peralatan
dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan
kebutuhan merupakan rincian fungsi perencanaan yang
mempertimbangkan suatu faktor kebutuhan yang harus dipenuhi.
Dalam menentukan kebutuhan diperlukan beberapa data di antaranya
adalah distribusi dan komposisi, jenis, jumlah, dan kondisi (kualitas)
sehingga berhasil guna, tepat guna, dan berdaya guna dan kebutuhan
dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besaran pembiayaan
dari dana yang tersedia. Perencanaan pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan
penentuan skala prioritas kegiatan untuk dilaksanakan yang
disesuaikan dengan tersedianya dana dan tingkat kepentingan.
Perencanaan yang efektif dalam penyusunannya harus dilakukan
melalui suatu rangakaian pertanyaan yang perlu dijawab dengan
memuaskan, yaitu:
(What)
Kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan?
(Where)
Dimana kegiatan hendak dilaksanakan? Pertanyaan ini
mencakup tata ruang yang disusun, tempat yang akan
digunakan, tempat perhimpunan alat-alat serta perlengkapan
lainnya.
31
(When)
Bilamana kegiatan tersebut hendak dilaksanakan? Hal ini
berarti harus tergambar sistem prioritas yang akan digunakan,
penjadwalan waktu, target, fase-fase tertentu yang akan
dicapai serta hal-hal lain yang berhubungan dengan faktor
waktu. Rencana kebutuhan dibuat untuk jangka waktu
pendek, menengah, dan panjang.
(How)
Bagaimana cara melaksanakan kegiatan ke arah tercapainya
tujuan? Yang diackup oleh pertanyaan ini menyangkut sistem
kerja, standar yang harus dipenuhi, cara pembuatan dan
penyampaian laporan, cara menyimpan dan mengolah
dokumen-dokumen yang timbul sebagai akhir pelaksanaan.
(Who)
.
Pertanyaan siapa? Berarti diketemukannya jawaban tentang
personalia, tentang pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab
(Why)
Secara filosofis, pertanyaan yang terpenting diantara
rangkaian pertanyaan ini ialah “Mengapa” karena pertanyaan
ini ditujukan kepada kelima pertanyaan yang mendahuluinya
Terdapat beberapa prosedur dalam perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan. Untuk perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah dilakukan melalui tahapan berikut:
1) Menganalisis kebutuhan.
2) Menginventarisasi sarana dan prasarana yang ada.
3) Mengadakan seleksi.
4) Menyediakan dana.
5) Pemberian wewenang untuk melaksanakan tugas penyediaan
sarana dan prasarana.
Dari uraian di atas dapatlah dipahami bahwa perencanaan
merupakan awal kegiatan manajemen dalam setiap organisasi karena
melalui perencanaan ini ditetapkan apa yang akan dilakukan, kapan
melakukannya dan siapa yang akan melakukan kegiatan tersebut. Akan
tetapi sebelum sampai pada langkah-langkah ini diperlukan data dan
informasi yang cukup serta analisis untuk menetapkan rencana konkrit
32
yang sesuai dengan kebutuhan organisasi
2. Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan.
Pengadaan sarana prasarana pendidikan adalah kegiatan
penyediaan semua jenis sarana prasarana sesuai dengan kebutuhan dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam konteks lembaga pendidikan, pengadaan sarana prasarana
pendidikan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara
menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil
perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran
agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien
sesuai dengan tujuan yang diinginkan.48
Pengadaan sarana dan prasarana sekolah biasanya dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan dan
program sekolah, menggantikan barang-barang yang rusak, hilang
dihapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan.
Dengan pengadaan tersebut diharapkan dapat menjaga tingkat persediaan
barang setiap tahun anggaran mendatang. Berkenaan dengan pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah ada tiga hal yang perlu
dipahami. Pertama, bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah harus melalui perencanaan yang hati-hati. Kedua, bahwa banyak
cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.
Ketiga, bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
harus diadministrasikan dengan tertib, sehingga semua pegeluaran uang
yang berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah itu dapat dipertanggungjawabkan baik kepada Pemerintah,
yayasan pembina, maupun masyarakat. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk kegiatan pengadaan sarana prasarana pendidikan.
Beberapa cara tersebut antara lain: pembelian, produksi sendiri,
penerimaan hibah, penyewaan, peminjaman, pendaurulangan, penukaran
48
Matin, Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan…………., 21.
33
dan rekondisi / rehabilitasi.49
Pada dasarnya pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan merupakan suatu upaya merealisasikan rencana
pengadaan perlengkapan sarana dan prasarana yang telah di susun
sebelumnya. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan sangat
dibutuhkan oleh pihak sekolah untuk memperlancar proses kegiatan
pendidikan. Sistem pengadaan sarana dan prasarana sekolah dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a. Droping dari pemerintah, hal ini merupakan bantuan yang diberikan
pemerintah kepada sekolah. Bantuan ini sifatnya terbatas sehingga
pengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah tetap harus
mengusahakan dengan cara yang lain.
b. Pengadaan sarana dan prasarana sekoalah dengan cara membeli baik
secara langsung maupun melalui pemesanan terlebih dahulu.
c. Meminta sumbangan dari walimurid atau mengajukan proposal bantuan
pengadaan sarana dan prasarana sekolah ke lembaga-lembaga sosial
yang tidak mengikat.
d. Pengadaan perlengkapan dengan cara menyewa atau meminjam ke
tempat lain.
e. Pengadaan perlengkapan sekolah dengan cara tukar menukar barang
yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan sekolah.50
Dari pemaparan diatas tentang pengadaan sarana dan prasrana
pendidikan disimpulkan bahwa pengadaan perlengkapan sekolah
biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan
perkembangan pendidikan disekolah, menggantikan barang-barang yang
rusak, hilang, dihapuskan atau sebab- sebab lain yang dapat
dipertanggungjawabkan sehingga memerlukan pergantian dan untuk
menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun anggaran mendatang.
Pengadaan perlengkapan sarana dan prasarana pendidikan dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti yang telah dipaparkan di atas. Hal
49
Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah………..,hlm. 60-63. 50
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, ( Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 121-122.
34
ini dilakukan agar dalam pengadaan perlengkapan bisa terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan.
3. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan
untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan sarana dan prasarana
agar semua sarana dan prasarana tersebut selalu dalam keadaan baik
dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna
mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan bagian kegiatan
penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga
barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan.
Pemeliharaan adalah kegiatan terus-menerus untuk mengusahakan agar
barang atau bahan sekolah tetap dalam keadaan baik atau siap untuk
dipakai.51
Tujuan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah antara
lain:
a) Agar barang tidak mudah rusak karena hama atau suhu dan cuaca.
b) Agar barang tidak mudah hilang.
c) Agar barang tidak kadaluarsa.
d) Agar barang tidak mudah susut.
e) Agar sarana dan prasarana selalu dalam keadaan bersih.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain: Pertama, pemanfaatan dan
pemeliharaan berdasarkan waktu, yang terdiri dari: (a) pemeliharaan
sehari-hari. Pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan setiap
hari biasanya dilakukan oleh petugas atau karyawan yang menggunakan
barang dan bertanggung jawab atas barang tersebut, misalnya
pemeliharan ruang kerja, mesin tik, komputer, internet dan mobil. (b)
pemeliharaan berkala. Pemeliharaan berkala dilakukan menurut jangka
waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, dua minggu sekali, sebulan
sekali atau dua bulan sekali. Pemeliharaan berkala dapat dilakukan
untuk berbagai jenis sarana dan prasarana dan biasanya dilakukan oleh
51
Matin, Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan ……,hlm. 89
35
petugas khusus yang menangani pemeliharaan barang. Cara kedua dari
pemanfaatan dan pemeliharaan berdasarkan jenis barang, terdiri dari:(a)
pemanfaatan dan pemeliharaan barang bergerak. Pemanfaatan dan
pemeliharaan barang bergerak dapat dilakukan setiap hari atau secara
berkala. Contoh: kendaraan bermotor, mesin kantor, dan alat elektroni.
(b) pemanfaatan dan pemeliharaan barang tidak bergerak. Pemanfaatan
dan pemeliharaan barang tidak bergerak juga dapat dilakukan setiap
hari atau secara berkala untuk mengetahui sampai sejauh mana kualitas
barang tersebut masih dapat digunakan. Contoh: membersihkan debu-
debu yang menepel pada alat, sebaiknya dilakukan setiap hari agar alat
dapat selalu terjaga kebersihannya, juga untuk mencegah kerusakan.
Instalasi listrik dan air dapat dilakukan secara berkala.52
4. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan.
Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan
pencatatan atau pendaftarana barang-barang milik lembaga (sekolah) ke
dalam suatu daftar inventaris barang secara tertib dan teratutr menurut
ketentuan dan tata cara yang berlaku. Baranag inventaris sekolah adalah
semua barang milik Negara (yang dikuasai sekolah) baik yang
diadakan/dibeli melalui dana dana dari pemerintah, komite sekolah dan
masyarakat, maupun yang diperoleh sebagai pertukaran, hadiah ata hibah
serta hasil usaha pembuatan sendiri dari sekolah guna menunjang
kelancaran proses belajar mengajar. Melalui inventarisasi akan dapat
diketahui dengan mudah jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan,
merk/ukuran dan harga barang yang ada disekolah. Tujuan kegiatan
inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah yaitu:
1). Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah.
2). Untuk menghemat keuangan sekolah baik dalam pengadaan maupun
untuk pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana sekolah.
52
Nurochim, Administrasi Pendidikan, (Bekasi, Gramata Publishing, 2016), hlm. 186
36
3). Sebagai pedoman untuk menghitung kekayan suatu sekolah dalam
bentuk materil yang dapat dinilai dengan uang.
4). Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan
prasarana yang dimiliki sekolah.
Tiap sekolah wajib menyelenggarakan inventarisasi barang milik
negara yang dikuasai/diurus oleh sekolah masing-masing secara teratur,
tertib dan lengkap. Kepala sekolah melakukan dan bertanggung jawab
atas terlaksananya inventarisasi fisik dan pengisian daftar inventaris
barang milik negara yang ada di sekolahnya.
Daftar inventarisasi barang yang disusun dalam suatu organisasi yang
lengkap, teratur dan berkelanjutan dapat memberikan manfaat, yakni
sebagai berikut.
1). Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan
dan menyusun rencana kebutuhan barang.
2). Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman
dalam pengarahan pengadaan barang.
3). Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman
dalam penyaluran barang.
4). Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang
( tua, rusak, lebih) sebagai dasar untuk menetapkan penghapusannya.
5). Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan
pengawasan dan pengendalian barang.
Berdasarakan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah pencatatan seluruh
aset yang dimiliki sekolah agar terkontrol dan terawasi secara rinci
sehingga memudahkan untuk kebutuhan seperti pelaporan sarana dan
prasarana sekolah. Inventarisasi agar lebih terkelola dengan baik maka
perlu pengadministrasian seperti pembuatan buku inventaris, buku
pembelian, buku penghapusan, dan kartu barang. Selain itu, perlu
klasifikasi dan pengkodean sarana dan prasarana untuk memudahkan
dalam pencarian informasi sarana dan prasarana.
37
5. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
Penghapusan adalah suatu aktivitas manajemen sarana dan
prasarana pendidikan yang bermaksud untuk meniadakan barang-barang
inventaris lembaga dengan mengikuti tata kaidah, perundangundangan,
dan peraturan yang berlaku. Tujuan penghapusan sarana dan prasarana
pendidikan menurut Bafadal (2004) adalah:
a) Mengurangi dan mencegah kerugian yang lebih besar sebagai akibat
dari adanya dana yang dikeluarkan untuk pos perbaikan.
b) Mengurangi dan mencegah terjadinya pemborosan dana sebagai akibat
dari biaya pengamanan, penggudangan sarana dan prasarana yang
tidak dapat digunakan lagi.
c) Mengurangi beban dan kalau perlu membebaskan intuisi dari tanggung
jawab pemeliharaan dan pengamanan barangbarang yang sudah tidak
dapat dipakai lagi.
d) Mengurangi beban pekerjaan inventarisasi yang secara terus menerus
atau berkala yang harus dilakukan.
e) Menghapuskan barang-barang yang out of date dari lembaga agar tidak
memboroskan tempat atau ruangan.
f) Agar barangbarang sekali pakai (tidak dapat diperbaharui lagi) tidak
menumpuk di lembaga pendidikan.
g) Agar ada alasan juga untuk mengadakan barang baru yang lebih besar
sesuai dengan tuntutan kebutuhan dari anggaran pengadaan.53
Secara definitif, penghapusan perlengkapan adalah kegiatan
meniadakan barang-barang milik lembaga (bisa juga sebagai milik
negara) dari daftar inventaris dengan cara berdasarkan peraturan
perundang- undangan yang berlaku. Salah satu dari aktivitas dalam
manajemen sarana dan prasarana pendidikan, penghapusan bertujuan:
a. Mencegah dan membatasi kerugian yang lebih besar sebagai akibat
pengeluaran dana untuk perbaikan perlengkapan yang rusak.
53
Muhammad Kristiawan, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017),
hlm. 105.
38
b. Mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan yang tidak
berguna lagi.
c. Membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan
pengamanan
d. Meringankan beban inventarisasi.
C. Hasil penelitian yang relevan
Berdasarkan telaah pustaka yang penulis lakukan, penelitian
manajemen sarana dan prasarana pernah dilakukan oleh :
1. Teori saudari Siti Khoiriyah dalam Tesisnya yang berjudul Manajemen
Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di SDN 1 Pendowo Asri Kecamatan
Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang , yang menyimpulkan bahwa :(1)
perencanaan sarana prasarana dilakukan oleh panitia tiap awal tahun
pelajaran, (2) pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dengan cara
membeli, bantuan, dan membuat sendiri. Sumber dana yang digunakan
berasal dari dana BOS dan DAK, (3) Inventarisasi dilakukan dalam rangka
penyempurnaan pengurusan dan pengawasan. Sekolah melakukan kegiatan
inventarisasi yang dilaksanakan oleh bendahara barang dan operator
DAPODIK, (4) penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
disesuaikan dengan kebutuhan serta mengikuti tata tertib yang telah dibuat,
(5) penghapusan sarana dan prasarana dilakukan terhadap sarana dan
prasarana yang rusak atau hilang, (6) kendala yang dihadapi sekolah dalam
manajemen sarana dan prasarana adalah keterbatasan dana, kompetensi
petugas yang belum memadai serta belum semua guru memiliki kesadaran
terhadap pemeliharaan dan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan.54
2. Teori saudara Bekti Handayani dalam Tesisnya yang berjudul Pengaruh
Tingkat Pendidikan, Sarana Prasarana Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Guru Di SMA Negeri I Karangdowo yang menyimpulkan bahwa
untuk mengetahui pengaruh yang signifikan tingkat pendidikan, sarana
prasarana, dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru di SMA Negeri I
54
Siti Khoiriyah, Tesis, Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Sdn 1
Pendowo Asri Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang, Bandar Lampung, 2016
39
Karangdowo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMA di Karangdowo yang
berjumlah 57 guru. Penelitiaan ini termasuk dalam penelitiaan sensus
karena yaang dijadikan subyek adalah semua populasi yaitu guru. Data
diperoleh melalui angket. Berdasarkan analisis regresi secara parsial untuk
variabel tingkat pendidikan diperoleh hasil Freg > F tab =
2,220>2,002 .oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa tingkat pendidikan
diterima dan diuji kebenarannya, untuk variabel sarana prasarana diperoleh
hasil Freg< Ftab =1,878 < 2,002, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
sarana prasarana tidak diterima dan tidak teruji kebenarnya, untuk variabel
lingkungan kerja diperoleh hasil Freg >F tab = 2,222>2,002, oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja diterima dan diuji
kebenarannya. Berdasarkan analisis regresi linier berganda diperoleh hasil
Freg > Ftab = 13,727 > 2,760. Oleh karena itu dapat disimpulkan tingkat
pendidikan, sarana prasarana dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru
diterima dan teruji kebenarannya.55
3. Teori saudari Siska Amelia dalam Tesisnya yang berjudul Manajemen
Sarana Prasarana Pendidikan Di Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka
Raya menyimpulkan dari hasil penelitiannya mengenai manajeman sarana
prasarana di MAN Model Palang Karya adalah Sistem Perancanan dan
pengadaan sarana prasarana yang baik adalah dengan memahami
kebutuhan dari masing masing bidang, lalu dilakukan analisis mendalam
mengenai sarana prasarana apa saja yang akan masuk dalam perencanaan
sarana prasarana selama 1 tahun kedepan yang dibarengi dengan seleksi
dalam penentuan skala prioritas serta adanya penyesuaian antara lain
dengan keadaan keuangan dan kebutuhan kurikulum analisis perencanaan
dan pengadaan sarana prasarana yang baik adalah dengan melibatkan
semua pihak hal itu dikarenakan agar bisa menghindari adanya
55
Bekti Handayani, Tesis, Pengaruh Tingkat Pendidikan, Sarana Prasarana Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Di Sma Negeri I Karangdowo, Surakarta, 2005
40
penyalahgunaan dalam pengadaan sarana prasarana pendidikan56
4. Teori saudari Siti Nadhiroh, dalam Tesisnya yang berjudul Manajemen
Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Memanfaatkan Lingkungan
Sebagai Sumber Belajar, menyimpulkan bahwa Konsep manajeman sarana
dan prasana pendidikan di MIN Jejeran Bantul diawali dengan membuat
daftar prioritas, berprinsip pada kebutuhan yang bersifat urgen untuk
kelancaran proses belajar mengajar di madrsah dengan
mempertimbangankan kualitas serta kuantitas. Kegaitan manajemen
sarana dan prasarana yang ada d MIN Jejeran Bantul meliputi; Kegiatan
perencanaan/analisis kebutuhan, pengadaan, penginventarisan,
penggunaan sarana dan prasarana, pemeliharaan, penghapusan dan
pertanggung jawaban. sarana dan prasarana yang lengkap dimanfaatkan
menjadi sumber belajar untuk mempermudah peserta didik dalam
memahami materi. Jenis lingkungan yang dimanfaatkan sebagai sumber
belajar di MIN Jejeran Bantul beraneka ragam, salah satunya yaitu ; 1
Lingkungan sosial , seperti ; pasar , dan kantor kelurahan, 2. lingkungan
personal, seperti; pengrajin batik, dan dokter57
5. Teori saudari Sri Elyanti dalam Tesisnya yang berjudul Pengaruh Sarana
Prasarana Dan Media Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
(PAI) Di SMP Negeri Se-Kecamatan Pasir Penyu, Riau 2013, dari hasil
penelitiannya disimpulkan bahwa Sarana prasarana secara parsial
berpengaruh terhadap hasil belajar PAI di SMPN se-kecamatan Pasir
Penyu. Hal ini ditunjukkan oleh uji t yang didapat nilai thitung > ttabel
(3,130 > 1,977), sehingga Ho ditolak. Nilai t hitung positif, artinya bahwa
semakin meningkat sarana prasarana maka akan meningkatkan hasil belajar
PAI. 2. Media pembelajaran secara parsial berpengaruh terhadap hasil
belajar PAI di SMPN se-kecamatan Pasir Penyu. Hal ini ditunjukkan oleh
uji t yang didapat nilai thitung > ttabel (5,62 > 1,977), sehingga Ho ditolak.
56
Siska Amelia, Tesis, Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan Di Madrasah Aliyah
Negeri Model Palangka Raya Tesis Sisca Amelia Palang Karya 2016, Palang Karya 2016 57
Siti Nahdhiroh, Tesis, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam
Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar, Yogyakarta 2016
41
Nilai t hitung positif, artinya bahwa semakin meningkat media
pembelajaran maka akan meningkatkan hasil belajar PAI. 3. Sarana
prasarana dan media pembelajaran secara simultan berpengaruh terhadap
hasil belajar PAI di SMPN se-kecamatan Pasir Penyu. Hal ini ditunjukkan
oleh uji F yang didapat nilai F hitung > F tabel (49,567 > 3,059), sehingga
Ho ditolak.58
6. Teori Dr.Tubagus Djaber Abeng Ellong dalam jurnalnya yang berjudul
Manajeman Sarana dan Prasarana di lembaga pendidikan Islam
menyimpulkan bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat
didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan
prasarana pendidikan secara efektif. Tujuan daripada pengelolaan sarana
dan prasarana sekolah ini adalah untuk memberikan layanan secara
profesional berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan agar proses
pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien. Tujuan dari
manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu agar dapat memberikan
kontribusi yang optimal terhadap proses pendidikan dalam mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Proses manajemen sarana dan prasarana
pendidikan berkaitan erat dengan perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan, inventarisasi sarana dan prasarana
pendidikan dan pengahapusan sarana dan prasarana pendidikan.
D. Kerangka Pemikiran
Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
sarana dan prasarana sebagai sarana vital pembelajaran terus diupayakan,
karena dengan kelengkapan sarana akan tercapai tujuan sekolah yang
tercermin dalam visi dan misi. Ketercapaian visi dan misi sekolah yang
ditunjang dengan kelengkapan sarana dan prasarana tidak lepas dari
pengeloaan manajemen sarana dan prasarana di lembaga tersebut. Dengan
58
Sri Elyanti, Tesis, Pengaruh Sarana Prasarana Dan Media Terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMP Negeri Se-Kecamatan Pasir Penyu, Riau 2013
42
Perencanaan Pengadaan Inventarisasi Penghapusan Pemeliharaan
pengelolaan yang baik dan maksimal maka akan terwujud suatu citra sekolah
/branding yang dapat menjadi tolak ukur dari kinerja dalam satu periode.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur serta menjaga
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi pada
proses pendidikan secara optimal dan berarti. Kegiatan pengelolaan ini
meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan,
inventarisasi, penghapusan serta penataan. Sarana dan prasarana pendidikan
dalam lembaga pendidikan sebaiknya dikelola dengan sebaik mungkin sesuai
ketentuan berikut ini, misalnya adalah lengkap, siap dipakai setiap saat rapi,
indah, bersih, kreatif, inovatif, memiliki jangkauan waktu penggunaan yang
panjang, memiliki tempat khusus untuk beribadah maupun pelaksanaan
kegiatan sosio-religius seperti mushola atau masjid dan lain-lain.59
Kerangka berfikir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alur yang
dijadikan acuan dalam memahami masalah yang diteliti. Penelitian ini berfokus
pada proses dan pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di SMP Al Hikmah
Benda Sirampog Brebes . Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang arah
penelitian ini, peneliti menggambarkannya dalam bentuk kerangka berpikir sebagai
kontrol peneliti dalam melakukan penelitian lebih lanjut. Hal ini dapat dilihat pada
bagan/skema kerangka teoretis sebagai berikut:
Gambar 2.18 Bagan Kerangka berpikir
59
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,………………….,hlm.174
Manajemen sarana dan prasarana pendidkan di
SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
Manajemen sarana dan prasarana pendidkan
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field reseach) yang
bersifat Deskriptif Kualitatif yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai gejala yang ada, yakni keadaan gejala
menurut apa adanya pada saat penelitian itu dilakukan.60
Jadi, penulis
mewujudkan hasilnya dalam bentuk kata-kata atau kalimat mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan manajemen sarana prasarana pendidikan di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes.
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deksriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.61
Sedangkan pendekatan penelitian yang penulis gunakan
ialah pendekatan kualitatif yang juga dapat dimaknai sebagai rangkaian
kegiatan penelitian yang mengembangkan pola pikir induktif dalam menarik
suatu kesimpulan dari suatu fenomena tertentu. Pola berfikir Induktif ini adalah
cara berfikir dalam rangka menarik kesimpulan dari sesuatu yang bersifat
khusus kepada yang sifatnya umum.
Kesimpulan dari berbagai pendapat para pakar, bahwa penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post
positivisme yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam
terhadap suatu fenomena. Metode penelitian ini menggunakan teknik analisis
mendalam (in depth analysis), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus
karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda
60
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), hlm.
234 61
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm.
36.
44
dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan metodologi ini bukan suatu
generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah.62
Sifat penelitian ini adalah deskriptif-analitis, yaitu penelitian yang
berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang dihadapi SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes berdasarkan data-data yang ada63
atau upaya
mendeskripsikan situasi riil di SMP Al Hikmah Benda Sirampog yang faktual,
sistematis dan akurat dengan disertai analisis.64
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes yang
beralamat di Jalan Raya Benda Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes
Provinsi Jawa Tengah. Penelitian dilakukan bulan pebruari 2019 - april 2019.
SMP Al Hikmah Benda Sirampog dipilih sebagai lokasi penelitian dengan
beberapa pertimbangan sebagai berikut: 1) SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes termasuk sekolah swasta favorit dan tertua usianya yang ada di
kecamatan Sirampog Brebes , 2) SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
memiliki sederet prestasi akademik maupun non akademik yang menunjukkan
adanya kualitas yang dimilikinya.
C. Data dan Sumber Data
Sumber data penelitian, menurut Suharsimi Arikunto adalah benda,
hal atau orang, tempat variabel penelitian melekat.65
Sumber data dalam
penelitian ini adalah kelompok sumber yang berupa manusia, meliputi seluruh
anggota personalia yang terlibat dalam proses manajemen di lembaga SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes, yang terdiri dari Kepala Sekolah, Waka
Sarpras, sumber yang lainya adalah benda yang berupa dokumen, laporan,
notulen rapat, program kerja dan sebagainya. Dalam penelitian ini sumber data
62
Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Calpulis,
2015), hlm. 10. 63
Cholid Narbuku dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Rumi Aksara,
2004), hlm. 41 64
Sudarwan Danim, Menjadi peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002) Hlm. 41. 65
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian …………………..,130.
45
dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Adapun sumber data
di bagi menjadi tiga yaitu person, place dan paper. Untuk rinciannya sebagai
berikut:
1. Person adalah sumber data yang berupa orang, yaitu yayasan, kepala
sekolah, waka sarpas dan guru di SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes.
2. Place adalah sumber data yang berupa tempat yang ada di di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes.
3. Paper adalah sumber data yang berupa simbol, misalnya: profil sekolah,
visi, misi dan tujuan dan data-data yang relevan dengan manajemen sarana
prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes.
Kemudian data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Data merupakan sumber informasi atau
bahan mentah informasi.66
Data pada penelitian kualitatif adalah keseluruhan
situasi sosial yang meliputi place (tempat), actor (pelaku) dan activity
(aktivitas) yang berinteraksi secara sinergis. Data pada penelitian ini adalah
keseluruhan kegiatan manajemen sarana prasarana pendidikan yang meliputi
yang meliputi perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing),
penggerakan (Actuating) dan pengawasan (Controlling).
Jadi yang dimaksud data dalam penulisan tesis ini adalah catatan
atas sekumpulan fakta yang digali di SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes. Data dimaksud ada yang berupa dokumen surat, daftar, tabel angka,
diagram dan lain sebagainya saat observasi lapangan, kata-kata dari responden
saat wawancara, data visual, foto/gambar, citra dan fakta lainnya yang diserap
dari sumbernya ketika pengamatan dilakukan di lokasi penelitian yakni di
SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes. Dalam penelitan subyek bisa
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1). Self- report Data (data subyek). Data subyek adalah jenis data yang berupa
ini, sikap, pengalaman atau karakteristik orang atau sekelompok orang
66
Yaya Suryana, Metode Penelitian Manajemen Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2015), hlm. 270.
46
yang menjadi subyek. Dengan demikian, data subyek merupakan data
yang dilaporkan oleh individu atau sekelompok. Data subyek diklarivikasi
berdasarkan bentuk tanggapan yang diberikan berupa verbal (lisan),
tertulis dan ekspresi, dari hasil pertanyaan. Dalam penelitian ini yang
termasuk data subyek adalah ketua yayasan, kepala sekolah, waka sarpas,
dewan pengajar dan siswa.
2. Data Fisik (Phisical Data). Data fisikal merupakan data jenis data
penelitian yang berupa obyek atau benda-benda fisik, seperti masjid,
gedung, kitab kuning, pondok (tempat menetap) dan lain sebagainya.
3. Data Dokumenter (Documentery Data). Yang peneliti maksud dengan
dukumen yaitu: faktur, jurnal, suratsurat, notulen hasil rapat atau dalam
bentuk laporan program yang berkaitan dengan judul (obyek). Sumber
data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.
Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang
yang merespon atau menjawab pertanyaanpertanyaan, baik pertanyaan
tertulis atau lisan, apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka
sumber datanya bias berupa benda, gerak atau proses sesuatu, apabila peneliti
menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatan yang menjadi
sumber data, sedangkan isi catatan subjek penelitian atau variable penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data meruapakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan.67
Maka teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini antara lain wawancara, observasi dan dokumentasi.
1) Wawancara
Wawancara (Interview), yaitu metode pengumpulan data dengan
tanya jawab secara sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan
67
Yaya Suryana, Metode Penelitian Manajemen Pendidikan……………….hlm. 62
47
berdasarkan pada tujuan penelitian. Metode ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui informasi secara detail dan mendalam dari informan
dengan fokus masalah yang diteliti. Untuk memudahkan peneliti dalam
memfokuskan masalah yang akan diteliti, maka dibuat pedoman
wawancara. Pertimbangan lain yang dipakai adalah untuk menemukan
sesuatu yang tidak didapat melalui pantauan atau pengamatan, perasaan,
pikiran mengenai sesuatu yang telah terjadi pada situasi dan masa
sebelumnya.68
Dalam memperoleh data, peneliti (interviewer) akan
bertemu langsung dengan subyek yang diwawancarai (interview) dilokasi
penelitian selama kurun waktu tertentu. Sebagai alat wawancara akan
digunakan perekam suara (tape recorder atau alat sejenis). Adapun
langkah-langkah dalam wawancara antara lain: 1) menyusun daftar
pertanyaan yang akan di tanyakan kepada responden, 2) melakukan
wawancara dengan responden dan 3) menganalisis hasil wawancara.
Wawancara yang ditujukan untuk memperoleh dari individu dilaksanakan
secara individual. Sebelum melaksanakan wawancara peneliti menyiapkan
intrumen wawancara yang disebut pedoman wawancara (interview guide).
Pedoman ini berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta
untuk dijawab atau di respon oleh responden. Isi pertanyaan atau
pernyataan bisa mencangkup fakta, data, pengetahuan, konsep, pandapat,
persepsi atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah atau
variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian. Tujuan wawancara ini
adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka serta
menggali data yang bersifat subyektif dari informan. Dalam hal ini penulis
datang ke lokasi kemudian bertanya kepada kepala sekolah, wakil kepala
sekolah urusan sarana prasarana, guru dan lainnya.69
Dari beliaulah penulis
mendapatan informasi tentang manajemen sarana prasarana pendidikan di
SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes. Teknik wawancara dalam
68
Suhardi Sigit, Pengantar Metodologi Penelitian Sosial Bisnis Manajemen (Bandung:
Lukman Offset, 1999), hlm. 159. 69
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2011),
hlm. 216.
48
penelitian ini ditujukan kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan
guru pembina yang ada di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes, untuk
mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen sarana
prasarana pendidikan.
2) Observasi
Observasi adalah cara untuk mengumpulkan data dengan
mengamati atau mengobservasi objek penelitian atau peristiwa secara
langsung baik itu yang berupa manusia, benda mati, maupun gejala alam.70
Observasi yang peneliti lakukan termasuk jenis observasi non partisipan
dalam artian bahwa peneliti tidak terlibat langsung melainkan hanya
sebagai pengamat penuh tidak perlu mengambil bagian dalam interaksi
yang akan diteliti. Selain itu pula observasi yang peneliti lakukan ini
sebagai observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang
telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan,
dan dimana tempatnya. Metode ini digunakan untuk memperoleh
informasi mengenai penyelenggaraan pendidikan, khususnya manajemen
pendidik dan tenaga kependidikan yang diterapkan oleh oleh SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes, apakah sudah sesuai konsep yang ada
atau tidak sesuai. Adapun petunjuk-petunjuk untuk mengadakan observasi
antara lain: peroleh dahulu pengetahuan tentang yang akan diobservasi,
merumuskan masalah dan aspek-aspek khusus dari penelitian, membuat
suatu cara untuk mencatat hasil observasi, membatasi tingkat kategori
yang akan digunakan, mengadakan observasi secermat mungkin, mencatat
setiap gejala secara terpisah dan ketahui baik-baik alat pencatatan dan tata
cara mencatatnya sebelum melakukan observasi.71
Peneliti dalam
penelitian ini tidak dapat bertindak untuk menngendalikan jalannya situasi
tentang manajemen sarana prasarana pendidikan.
3) Dokumentasi
70
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, ( Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 100. 71
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm. 69.
49
Dokumentasi yaitu mencari data yang mengenai hal-hal yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda
dan sebagainya.72
Teknik ini, peneliti gunakan untuk mencari data-data
mengenai hal-hal yang perlu diteliti di SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes sehingga memungkinkan data-data yang perlu diteliti dapat
terkumpul. Teknik ini peneliti gunakan untuk memperoleh data mengenai
latar belakang dan perkembangan lembaga, struktur organisasi, keadaan
karyawan, sarana-prasarana, yang ada di SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes. Peneliti akan berusaha mendapatkan dokumen-dokumen tertulis
terkait manajemen pendidik dan tenaga kependidikan di SMP Al Hikmah
Benda Sirampog Brebes. Metode ini digunakan oleh peneliti dengan cara
menanyakan dan mempelajari dokumen-dokemen yang dimiliki oleh
sekolah yang berhubungan dengan kegiatan manajemen sarana prasarana.
Data yang diperoleh melalui metode ini yaitu dokumen atau arsip yang
dimiliki oleh SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes.
E. Teknik Analisis Data
1) Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
“ kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi
data berlangsung terus menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif
berlangsung. Langkah reduksi data melibatkan beberapa langkah yang tak
terpisahkan dari analisis data. Tahap pertama, melibatkan langkah-langkah
editing, pengelompokan dan meringkas data. Tahap kedua, peneliti
menyusun kode-kode dan catatan-catatan (memo) mengenai berbagai hal,
termasuk yang berkenaan dengan aktifitas serta proses-proses sehingga
peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-kelompok dan pola data.
Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
72
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 231.
50
mengorganisasi data dengan sedemikian rupa sehingga kesimpulan
finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.73
Pada tahap ini, peneliti melakukan
kegiatan pemusatan perhatian pada data yang telah terkumpul berupa:
menyeleksi data yakni memilih dan memilah data-data yang sejalan
dengan relevansi fokus penelitian ini. Tahap selanjutnya adalah
menyimpelkan data, artinya dalam data terpilih disederhanakan sejalan
dengan tema yang dikaji.
Data dari hasil penelitian yang meliputi hasil observasi,
dokumentasi, dan wawancara direduksi, dengan menganalisis data secara
komprehensif sehingga dihasilkan kesimpulan tentang manajemen
pendidik dan tenaga kependidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes.
2) Penyajian Data ( data display)
Tahap penyajian data dimaksudkan untuk menyajikan data,
matriks, grafik, jaringan, dan bagan.74
Melibatkan langkah-langkah
mengorganisasikan data yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan
(kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-
benar dilibatkan dalam satu kesatuan. Penyajian data merupakan rangkaian
kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga mudah
dipahami. Data yang tersaji berupa kelompok-kelompok yang kemudian
saling dikait-kaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan.75
Pada
tahap ini adalah berupa kegiatan peneliti dalam menyajikan data,
melakukan pengorganisasian data dalam bentuk penyajian informasi
berupa teks naratif tentang manajemen pendidik di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes.
3) Menarik Kesimpulan ( drawing conclutions)
Langkah berikutnya dalam proses analisis data adalah menarik
kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
73
Miles, Matthew B., A Michael Huberman, Qualitative Data Analysis, hlm. 16 74
Miles, Matthew B., Michael Huberman, Qualitative Data…...., hlm. 18 75
Pawito, Peneliti Komunikasi Kualitatif, CetII, ( Yogyakarta: LKis, 2008), hlm. 104.
51
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya.76
Penarikan kesimpulan-kesimpulan
diverifikasikan selama peneliti berlangsung. Verifikasi merupakan tinjauan
ulang pada catatan-catatan lapangan dengan peninjauan kembali sebagai
upaya untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data
yang lain.77
Untuk membantu dan memudahkan peneliti dalam penelitian, ada
empat langkah praktis dalam teknik analisis data, yakni:78
1. Membuat catatan lapangan (field recording)
2. Membuat catatan penelitian ( research recording)
3. Mengelompokan data sejenis (grouping)
4. Menginterprestasikan data ( interpretation)
Pada langkah ini peneliti membuat catatan lapangan, catatan
penelitian, mengelompokan data sejenis dan menginterprestasikan data
tentang manajemen pendidik dan tenaga kependidikan di SMP Al Hikmah
Benda Sirampog Brebes.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi. Triangulasi
adalah salah satu teknik pemeriksaan keabhsahan data.79
Teknik triangluasi
yang digunakan adalah teknik pengumpulan data dan sumber data. Triangulasi
teknik dilakukan dengan melakukan komparasi terhadap minimal dua data
yang sama antara hasil wawancara, dokumentasi, observasi, dan angket.
Triangulasi sumber dilakukan dengan melakukan komparasi minimal dua data
yang sama antara subjek satu dengan subjek penelitian lainnya. Data yang
digunakan dalam penelitian adalah data yang memenuhi triangulasi baik secara
teknik maupun sumber. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi
76
Sugiono, Metode Penelitian..., hlm. 412. 77
Miles, Mathew B., Michael Huberman, Qualitative Data Analysis, hlm. 19. 78
Hamidi, Penelitian Kualitatif Pendekatan Praktis Penelitian Proposal dan Penelitian (
Malang: UMM Press, 2008), hlm. 85. 79
Lexy J. Moleong , Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), hlm. 330.
52
uji, credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal),
dependability (relibilitas), dan confirmability (obyektivitas). Bermacam-macam
cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan dalam penelitian, tringulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis
kasus negatif, dan member check.80
1. Credibility (validitas internal)
Dalam penelitian ini dilakukan berbagai kegiatan agar
mendapatkan temuan dan inspirasi yang hasilnya lebih dipercaya, antara lain
dengan cara:
a. Memperpanjang waktu observasi di lokasi penelitian terkait dengan
manajemen sarana prasarana pendidikan.
b. Peneliti melakukan pengamatan secara terus menerus dengan tekun untuk
memahami gejala dengan lebih mendalam, sehingga mengetahui aspek
yang penting, fokus dan relevansinya dengan topik penelitian yang
berkaitan dengan proses manajemen sarana prasarana pendidikan di
SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes.
c. Melakukan triangulasi, yang merupakan teknik pemeriksaan data dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan
pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data tersebut.
Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan dengan menggunakan sumber,
metode dan teori.
2. Transferability (validitas eksternal)
Cara ini dilakukan untuk membangun keterahlian, dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara memberikan uraian rinci untuk menjawab sejauh
mana hasil penelitian dapat ditransfer kepada beberapa konteks lain. Dengan
teknik ini peneliti akan melaporkan hasil penelitiannya dengan teliti dan
cermat yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan
dengan mengacu kepada fokus penelitian.
80
Sugiyono, Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif ,…., hlm. 366
53
3. Dependability (reliabilitas)
Cara ini digunakan untuk mengetahui dan menetapkan bahwa
proses penelitian dapat dipertahankan apa tidak, yaitu dengan audit
dipendabilitas oleh auditor independen, biasanya dilakukan oleh dosen
pembimbing guna mengkaji kegiatan yang dilakukan oleh peneliti.
4. Confirmability (obyektivitas)
Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang
dilakukan dengan cara pengecekan data, informasi, dan interpretasi hasil
penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit
(auditerial). Dalam pelacakan audit ini peneliti menyediakan bahan-bahan
yang diperlukan, seperti data lapangan berupa:
a. Catatan lapangan dari hasil pengamatan peneliti tentang proses
Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan
b. Wawancara dengan pihak SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes.
berkitan dengan proses manajemen sarana prasarana pendidikan.
c. Dokumentasi terkait dengan kegiatan manajemen sarana prasarana
pendidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes.
Dengan demikian, pendekatan Confirmability (obyektivitas) lebih
menekankan pada karakteristik data yang menyangkut kegiatan para
pengelolanya dalam mewujudkan konsep tersebut. Upaya ini bertujuan untuk
mendapatkan kepastian bahwa data yang diperoleh tersebut benarbenar
objektif, bermakna, dapat dipercaya, faktual dan dapat dipastikan berkaitan
dengan pengumpulan data, keterangan dari pihak sekolah. Triangulasi pada
penelitian ini, peneliti gunakan sebagai pemeriksaan melalui sumber lainnya,
hasil wawancara kemudian peneliti cek dengan hasil pengamatan yang peneliti
lakukan selama masa penelitian untuk mengetahui bagaimana proses
manajemen sarana prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Tahun 1911 M. merupakan periode perintisan berdirinya Pondok
Pesantren Al Hikmah 1 yang dilakukan oleh KH. Kholil bin Mahalli
sepulangnya dari Tholabul ilmu di beberapa Pesantren dan yang terakhir
belajar di Pesantren Mangkang Semarang, beliau melihat kondisi
masyarakat yang masih awam akan pengetahuan agama, dengan metode
Bil Hikmah Wal Mauidhotil Hasanah (metode bijaksana dan nasehat yang
baik) serta keihlasan berda‟wah beliau mengadakan pengajian dari rumah
ke rumah penduduk, di Surau–surau dan di kediaman beliau sendiri yang
sekaligus menjadi pusat kegiatan da‟wah dan pondok bagi para Santrinya.
Menyusul kemudian pada tahun 1927 M, dibukalah secara resmi
keberadaan pondok pesantren Al Hikmah oleh KH. Suhaimi bin Abdul
Ghoni (putra kakak KH. Kholil) yang merupakan alumnus Ma‟had al
Haram, Makah Saudi Arabia, (yang kemudian menyempatkan Tabarrukan
ngaji Al Qur‟an kepada KH Munawwir Krapyak Yogyakarta), beliau bahu
membahu dengan KH. Kholil berupaya merubah keadaan masyarakat desa
Benda dari keterbelakangan menjadi setingkat lebih maju, baik dalam
bidang ekonomi, pendidikan, kebudayaan, terutama keagamaan.
Sebagai seorang hafidz (yang hafal sebanyak 30 Juz) Al-Qur‟an
maka KH. Suhaimi membangun Asrama dengan 9 kamar untuk
menampung Santri Hufadl (yang belajar menghafal Al Qur‟an). Dari
sinilah kemudian kita kenal “PONDOK PESANTREN AL HIKMAH”.
Sebagai tindak lanjut pengembangan Pondok Pesantren Al Hikmah
mulai di rintislah sistem pendidikan secara klasikal yaitu dengan
mendirikan Sekolah Tamrinussibyan (sekarang Sekolah Ibtidaiyah
Tamrinussibyan Al Hikmah) dengan ijin operasional yang dikeluarkan
oleh pemerintah Hindia Belanda dengan nomor 123/c tahun 1930. Dalam
57
masa Revolusi kemerdekaan Pondok Pesantren Al Hikmah mengalami
kegoncangan bahkan kehancuran atau kefakuman. Pada saat itu para santri
bersama masyarakat ikut berjuang, melawan dan mengusir penjajah
Belanda, membela tanah Air dan dan mempertahankan Negara Proklamasi
17 Agustus 1945, sehingga beberapa pengasuh dan Asatidz ada yang
gugur sebagai syahid, dan ada pula yang ditangkap dan diasingkan,
mereka yang syahid antara lain : KH. Ghozali, H. Miftah, H. Masyhudi,
Amin bin H. Aminah, Syukri, Daad, Wahyu, Siraj dll.135
Setelah keadaan menjadi aman para pengasuh dan Kyai terutama
KH. Kholil dan KH. Suhaemi membenahi dan membangun kembali
pondok dan Sekolah yang hancur. Para santri mulai kembali ke pondok
melanjutkan belajar. Dalam menangani pendidikan tersebut beliau dibantu
oleh KH. Ali Asy‟ari (menantu KH. Kholil). Ustadz Abdul Jamil, K.
Sanusi, KH. Aminudin, KH. Mas‟ud dll.
Pada tahun 1955, KH. Kholil pulang ke Rahmatullah dan beberapa
tahun kemudian (1964) KH. Suhaemipun Wafat. Sepeninggal KH. Kholil
dan KH. Suhaemi tampillah tunas muda sebagai penerus perjuangan yaitu
KH. Shodiq Suhaemi dan KH. M. Masruri Mughni (cucu KH. Kholil). Di
bawah asuhan ke dua beliau ini Pondok Pesantren Al Hikmah
berkembang pesat, dengan didirikan lembaga lembaga pendidikan seperti
MTs I (Th 1964), Sekolah Diniyyah Awaliyyah Dan Wustho (1965).
Sekolah Mu‟allimin/ Mu‟allimat (1978). Sekolah Aliyah I (1967), TK
Radhatul Athfal (1978), SMP (1978) MTs II+III (1986), SMA (1987),
Perguruan Takhasus Qiroatul Kutub (1988), MTs IV+V (1989), Sekolah
Aliyah II (1990), STM (1993) SMEA (1996) Akper (2003) dan Ma‟had
Salafi (2005), SMP Islam Terpadu (2012).
Berdirinya sekolah umum tingkat pertama dilandasi atas wacana
akan adanya pendirian sekolah di wilayah sirampog bertempat di desa
Benda oleh seseorang yang beragama bukan Islam. Walaupun mendapat
135
Hasil dokumentasi di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes dikutip pada Tanggal
9 Pebruari 2019 pukul 10.00 WIB
58
tanggapan yang kurang baik kala itu pada para ulama yang mengatakan
kurang relevan antara pondok pesantren dan pendidikan umum. Hal ini
mengandung maksud tujuan pendidikan ini yang tafaquh fin din,
membekali pendidikan umum yang berakhlak santri. SMP Al Hikmah
mendapat pengakuan menyelenggarakan pendidikan dari Kanwil
Departemen P dan K Prop. Jawa Tengah pada tanggal 1 April 1978
dengan kode No. 0914/XXXIV/4.P/78 berlokasi disebelah selatan dari
Masjid Jami‟ Al Hikmah (sekarang Pondok Putra Al Hikmah 1).
Pada tahun 1982 lokasi SMP Al Hikmah pindah ke kompleks
Pondok Putri Al Hikmah sekarang bernama Pondok Pesantren Al Hikmah
2. Pada tanggal 7 Januari 1985 mendapatkan Nomor Data Sekolah C
08132002 dari Departemen pendidikan dan Kebudayaan Dirjen
Dikdasmen. Pada tanggal 25 Februari 1986 SMP Al Hikmah berstatus
Diakui dari Depdikbud Dirjen Dikdasmen. Status Diakui berlangsung
hingga tahun 2001, tepatnya tanggal 27 Agustus 2001 SMP Al Hikmah
berstatus Disamakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab. Brebes. Pada
tanggal 8 Februari 2006 Badan Akreditasi Sekolah Kab. Brebes
menyatakan SMP Al Hikmah memperoleh predikat Akreditasi A. Dan
Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Sekolah (BAN-S/M) menetapkan
SMP Al Hikmah Benda Sirampog berakreditasi A pada tanggal 11
November 2009. Sampai sekarang terakreditasi A.
Pada tahun 2008 termasuk dalam sekolah rintisan SSN (Sekolah
Standar Nasional). Pada tahun 2008 sampai tahun 2013 termasuk Sekolah
Berbasis Pesantren (SBP) yang merupakan program kerjasama Dirjen
PSMP Kemendikbud dengan Dirjen PD Pontren Kementrian Agama.
Sekarang termasuk SBP mandiri. SMP berbasis pesantren merupakan
perpaduan system pendidikan sekolah dan pendidikan pesantren dalam
rangka menyiapkan lulusan yang bermutu.136
136
Hasil dokumentasi di SMP Al hikmah Benda Sirampog Brebes dikutip pada tanggal 11
Pebruari 2019 jam 09.35 wib.
59
2. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SMP AL HIKMAH 2
BENDA
b. Alamat sekolah (Jalan, No.
jalan, Desa/Kelurahan, RT,
RW), Kecamatan, Kab/Ko,
Provinsi
: Jln. Raya Benda –
Sirampog Kec. Sirampog
Kab. Brebes Provinsi Jawa
Tengah
c. No. Telp/Fax sekolah : (0289)4314090
E-mail sekolah : [email protected]
d. Tahun Didirikan/Beroperasi : 1978/1978
e. Nomor Statistik Sekolah : 202032906307
f. Nama Kepala Sekolah dan
: Drs. H. MUSTHOLIH,
M.PdI
No Telp/HP Kepala ekolah : 081548874884
E-mail Kepala Sekolah : -
g. Nilai Akreditasi Sekolah : A
h. Kategori Sekolah : Sekolah
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
a. Visi Sekolah
Visi Sekolah adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa
depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah
atau bayangan tentang masa depan organisasi, baik itu perusahaan atau
lembaga.137
Visi SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes adalah “Bertaqwa
berprestasi Mandiri dan Terampil” (TAQSIMANTERA) Indikator-indikator :
1) Terwujudnya perilaku dan sikap agamis yang membudaya
2) Terwujudnya prestasi akademik
3) Terwujudnya prestasi bidang non akademik
4) Terwujudnya pengembangan kurikulum yang sesuai dengan SNP
5) Terwujudnya proses pembelajaran yang kondusif, nyaman dan efektif
137
M. Dawam Rahardjo, Wawasan dan Visi Pembangunan abad 21, (Jakarta, Intermasa.
1997) , hlm. 43
60
6) Terwujudnya profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan
7) Terwujudnya sarana prasarana pendidikan yang memadai sesuai
perkembangan
8) Terwujudnya tata kelola manajemen sekolah yang akuntabel dan
berdedikasi tinggi
9) Terwujudnya sumber dana dan pembiayaan pendidikan yang memadai
10) Terwujudnya sistem penilaian yang akurat, efektif dan objektif
11) Terwujudnya lingkungan sekolah dan masyarakat yang kondusif.
b. Misi Sekolah
Misi merupakan berbagai upaya yang dilakukan oleh suatu lembaga
untuk menjabarkan dan menterjemahkan visi ke dalam tindakan atau.strategi
operasional yang menggambarkan aktivitas atau kegiatan maupun upaya yang
lebih operasional dan jelas untuk meraih visi. Adapun misi SMP Al Hikmah
Benda Sirampog Brebes sebagai berikut:
1) Mewujudkan perilaku dan sikap agamis yang membudaya
2) Mewujudkan prestasi akademik
3) Mewujudkan prestasi bidang non akademik
4) Mewujudkan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang sesuai
kebutuhan dan berwawasan kedepan
5) Mewujudkan spesifikasi keagamaan yang terarah dan sistematis
6) Mewujudkan proses pembelajaran yang kondusif, efektif dan efisien
7) Mewujudkan Pendidik dan tenaga Kependidikan yang professional
8) Mewujudkan sarana prasarana pendidikan dan media pembelajaran
yang memadai sesuai perkembangan
9) Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh
10) Mewujudkan sumber dana dan pembiayaan pendidikan yang
memadai dan berkeadilan
11) Mewujudkan sistem penilaian yang akurat, efektif dan objektif
12) Mewujudkan lingkungan sekolah dan masyarakat yang kondusif
untuk pembelajaran.
61
c. Tujuan
1) Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2) Tujuan Pendidikan Dasar
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan yang lebih lanjut.
Tujuan Pendidikan Sekolah berbasis pesantren (SBP)
Tujuan pendidikan SBP adalah mengintegrasikan sistem pendidikan
umum dengan sistem pendidikan pondok pesantren yang tetap
mengacu kepada tujuan umum pendidikan nasional.
Tujuan pada jangka pendek (1 tahun) dan jangka panjang (4
tahun) SBP antara lain:
a) Menghasilkan lulusan yang yang mampu mengamalkan syariat-
syariat agama secara konsisten dan konsekuen.
b) Menghasilan lulusan yang memiliki aqidah dan berakhlak mulia,
mencakup penguasaan Al Quran dan Hadits
c) Sekolah mampu berprestasi dalam bidang seni baca tulis Al Qur‟an
tingkat kabupaten
d) Terciptanya keimbangan olah hati, olah pikir dan olah raga
e) Menghasilkan lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
f) Sekolah mampu meningkatkan angka perolehan rerata UN dan
UAS
g) Sekolah mampu menghasilkan kelulusan 100 %\
h) Sekolah mampu mewujudkan ketuntasan belajar 100 %
i) Sekolah mampu mengurangi angka dropout hingga 0 %
62
j) Sekolah mampu meningkatkan peringkat kejuaraan lomba
akademik dan non akademik ditingkat kabupaten
k) Sekolah mampu memfasilitasi peningkatan life skill peserta didik
l) Sekolah memiliki silabus yang dikembangkan pendidik tersusun
lengkap semua mata pelajaran tiap jenjang yang terintegral antara
materi umum dan keagamaan
m) Sekolah memiliki pendidik sesuai kualifikasi pendidikan dan
kompetensi baik profesional, pedagogik, kepribadian dan sosial
n) Sekolah memiliki tenaga kependidikan yang profesional dalam
pelayanan sesuai standar pelayanan minimal
o) Sekolah memiliki pendidik yang menerapkan pembelajaran dengan
berbagai pendekatan
p) Sekolah memiliki tenaga pendidik yang mampu menerapkan
PAIKEM/PAKEM
q) Sekolah memiliki tenaga pendidik yang menerapkan berbagai
model dan media pembelajaran
r) Sekolah memiliki wadah alumni yang terprogram dan mendukung
kegiatan pendidikan
s) Warga sekolah peduli terhadap keamanan, ketertiban, kebersihan
dan keindahan lingkungan sekolah.
63
4. Data-data sekolah
a. Data Jumlah Siswa 5 Tahun Terakhir
Tabel 4.1
Data Jumlah Siswa SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes138
5 Tahun Terakhir
b. Sarana Prasarana yang dimiliki Sekolah
1) Tanah dan Halaman
Tanah Sekolah sepenuhnya milik yayasan, dengan luas
seluruhnya dengan perincian sebagai berikut : lingkungan sekolah
dan gedung 6600 m2
138
Hasil dokumentasi di SMP Al hikmah Benda Sirampog Brebes dikutip pada tanggal 15
Pebruari 2019 jam 08.00 wib.
Tahun
Ajaran
Jml
Pendaftar
(Cln
siswa
baru)
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
Total
Jumlah
Sis
wa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa
Romb
el
2014 /
2015 324 256 8 210 6 204 6 670 20
2015 /
2016 320 294 9 228 6 184 6 706 21
2016 /
2017 301 250 9 222 7 199 7 671 23
2017 /
2018 304 246 9 190 7 195 7 632 23
2018 /
2019 302 260 9 195 7 172 6 627 22
64
2) Gedung Sekolah
Gedung Prasarana SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
dapat dirinci sebagai berikut :
Tabel 4.2
Data Prasarana SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebbes139
Tahun Pelajaran 2018 / 2019
No Nama Prasarana
Panjang m Lebar m
1 Ruang Kelas VII A 9 7
2 Ruang Kelas VII B 9 7
3 Ruang Kelas VII C 9 7
4 Ruang Kelas VII D 9 7
5 Ruang Kelas VII E 9 7
6 Ruang Kelas VII F 6 7
7 Ruang Kelas VII G 9 7
8 Ruang Kelas VII H 9 7
9 Ruang Kelas VII J 6 7
10 Ruang Kelas VIII A 6 7
11 Ruang Kelas VIII B 9 7
12 Ruang Kelas VIII C 9 7
13 Ruang Kelas VIII D 9 7
14 Ruang Kelas VIII E 9 7
15 Ruang Kelas VIII F 6 7
16 Ruang Kelas VIII G 6 7
17 Ruang Kelas IX A 9 7
18 Ruang Kelas IX B 9 7
19 Ruang Kelas IX C 9 7
139
Hasil dokumentasi di SMP Al hikmah Benda Sirampog Brebes dikutip pada tanggal 20
Pebruari 2019 jam 11.00 wib.
65
20 Ruang Kelas IX D 9 7
21 Ruang Kelas IX E 9 7
22 Ruang Kelas IX F 9 7
23 Ruang Kelas IX G 9 7
24 Kosanda 6 6
25 Laboratorium IPA 11 12
26 Laboratorium Komputer 9 7
27 Laboratorium Komputer 9 7
28 Laboratotium Komputer 9 7
29 Ruang BP/BK 9 7
30 Ruang Guru 9 7
31 Ruang Kepala Sekolah 9 6
32 Ruang OSIS 6 3
33 Ruang Perpustakaan 15 7
34 Ruang Tabus 9 7
35 Ruang Tata Usaha 9 7
36 Ruang UKS 3 3
37 Ruang Waka 4 3
38 Ruang WC 4 2
39 Ruang WC 4 2
40 Ruang WC 4 2
41 Ruang WC 4 2
42 Ruang WC 4 2
43 Ruang WC 4 2
44 Ruang WC 4 2
45 Ruang WC 4 2
46 Ruang WC Guru 4 2
47 Ruang WC Guru 4 2
66
Tabel 4.3
Data Sarana SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes140
Tahun Pelajaran 2018/2019
No Jenis Sarana Letak Jumlah Status
1 Meja Siswa GB31 20 Laik
2 Kursi Siswa GB31 40 Laik
3 Meja Guru GB31 1 Laik
4 Kursi Guru GB31 1 Laik
5 Papan Tulis GB31 1 Laik
6 Meja Siswa GB34 20 Laik
7 Kursi Siswa GB34 40 Laik
8 Meja Guru GB34 1 Laik
9 Kursi Guru GB34 1 Laik
10 Papan Tulis GB34 1 Laik
11 Meja Siswa GW22 20 Laik
12 Kursi Siswa GW22 40 Laik
13 Meja Guru GW22 1 Laik
14 Kursi Guru GW22 1 Laik
15 Papan Tulis GW22 1 Laik
16 Lemari Ruang UKS 0 -
17 Papan Tulis Ruang Kepala
Sekolah 0 -
18 Lemari Ruang Kepala
Sekolah 1 Laik
19 Jam Dinding Ruang Kepala
Sekolah 1 Laik
20 Kursi Pimpinan Ruang Kepala
Sekolah 1 Laik
140
Hasil dokumentasi di SMP Al hikmah Benda Sirampog Brebes dikutip pada tanggal 22
Pebruari 2019 jam 07.30 wib.
67
21 Meja Pimpinan Ruang Kepala
Sekolah 1 Laik
22 Kursi dan Meja Tamu Ruang Kepala
Sekolah 1 Laik
23 Simbol Kenegaraan Ruang Kepala
Sekolah 1 Laik
24 Meja Siswa GW21 20 Laik
25 Kursi Siswa GW21 40 Laik
26 Meja Guru GW21 1 Laik
27 Kursi Guru GW21 1 Laik
28 Papan Tulis GW21 1 Laik
29 Meja TU Ruang Tata Usaha 3 Laik
30 Kursi TU Ruang Tata Usaha 3 Laik
31 Lemari Ruang Tata Usaha 3 Laik
32 Komputer TU Ruang Tata Usaha 1 Laik
33 Printer TU Ruang Tata Usaha 1 Laik
34 Mesin Ketik Ruang Tata Usaha 1 Laik
35 Meja Siswa GB23 20 Laik
36 Kursi Siswa GB23 40 Laik
37 Meja Guru GB23 1 Laik
38 Kursi Guru GB23 1 Laik
39 Papan Tulis GB23 1 Laik
40 Meja Siswa GB22 20 Laik
41 Kursi Siswa GB22 40 Laik
42 Meja Guru GB22 1 Laik
43 Kursi Guru GB22 1 Laik
44 Papan Tulis GB22 1 Laik
45 Komputer Ruang
Perpustakaan 1 Laik
46 Printer Ruang 0 -
68
Perpustakaan
47 Rak Buku Ruang
Perpustakaan 6 Laik
48 Rak Buku Ruang
Perpustakaan 2
Tidak
Laik
49 Rak Surat Kabar Ruang
Perpustakaan 1
Tidak
Laik
50 Kursi Kerja Ruang
Perpustakaan 1 Laik
51 Meja Kerja / sirkulasi Ruang
Perpustakaan 1 Laik
52 Lemari Ruang Waka 2 Laik
53 Komputer Ruang Waka 0 -
54 Printer Ruang Waka 1
Tidak
Laik
55 Printer Ruang Waka 1 Laik
56 Jam Dinding Ruang Waka 1 Laik
57 Kursi Kerja Ruang Waka 3 Laik
58 Meja Kerja / sirkulasi Ruang Waka 3 Laik
59 Papan pengumuman Ruang Waka 1 Laik
60 Simbol Kenegaraan Ruang Waka 1 Laik
61 Penanda Waktu (Bell
Sekolah) Ruang Waka 1 Laik
62 Meja Siswa GB21 20 Laik
63 Kursi Siswa GB21 40 Laik
64 Meja Guru GB21 1 Laik
65 Kursi Guru GB21 1 Laik
66 Papan Tulis GB21 1 Laik
67 Meja Siswa GB25 20 Laik
68 Kursi Siswa GB25 40 Laik
69
69 Meja Guru GB25 1 Laik
70 Kursi Guru GB25 1 Laik
71 Papan Tulis GB25 1 Laik
72 Meja Siswa GW23 20 Laik
73 Kursi Siswa GW23 40 Laik
74 Meja Guru GW23 1 Laik
75 Kursi Guru GW23 1 Laik
76 Papan Tulis GW23 1 Laik
77 Meja Siswa G421 16 Laik
78 Kursi Siswa G421 32 Laik
79 Meja Guru G421 1 Laik
80 Kursi Guru G421 1 Laik
81 Papan Tulis G421 1 Laik
82 Meja Siswa GB33 20 Laik
83 Kursi Siswa GB33 40 Laik
84 Meja Guru GB33 1 Laik
85 Kursi Guru GB33 1 Laik
86 Papan Tulis GB33 1 Laik
87 Lemari Ruang BP/BK 1 Laik
88 Komputer Ruang BP/BK 2 Laik
89 Printer Ruang BP/BK 1
Tidak
Laik
90 Printer Ruang BP/BK 1 Laik
91 Kursi Kerja Ruang BP/BK 3 Laik
92 Meja Kerja / sirkulasi Ruang BP/BK 3 Laik
93 Meja Siswa GB37 20 Laik
94 Kursi Siswa GB37 40 Laik
95 Meja Guru GB37 1 Laik
96 Kursi Guru GB37 1 Laik
97 Papan Tulis GB37 1 Laik
70
98 Meja Siswa GB24 20 Laik
99 Kursi Siswa GB24 40 Laik
100 Meja Guru GB24 1 Laik
101 Kursi Guru GB24 1 Laik
102 Papan Tulis GB24 1 Laik
103 Lemari Ruang OSIS 0 -
104 Meja Siswa Laboratorium IPA 0 -
105 Kursi Siswa Laboratorium IPA 0 -
106 Meja Guru Laboratorium IPA 0 -
107 Kursi Guru Laboratorium IPA 0 -
108 Papan Tulis Laboratorium IPA 0 -
109 Lemari Laboratorium IPA 0 -
110 Meja Siswa GB35 20 Laik
111 Kursi Siswa GB35 40 Laik
112 Meja Guru GB35 1 Laik
113 Kursi Guru GB35 1 Laik
114 Papan Tulis GB35 1 Laik
115 Meja Siswa GB36 20 Laik
116 Kursi Siswa GB36 40 Laik
117 Meja Guru GB36 1 Laik
118 Kursi Guru GB36 1 Laik
119 Papan Tulis GB36 1 Laik
120 Meja Siswa Laboratotium
Komputer 0 -
121 Kursi Siswa Laboratotium
Komputer 25 Laik
122 Meja Guru Laboratotium
Komputer 1 Laik
123 Kursi Guru Laboratotium
Komputer 1 Laik
71
124 Papan Tulis Laboratotium
Komputer 1 Laik
125 Lemari Laboratotium
Komputer 1 Laik
126 Komputer Laboratotium
Komputer 5
Tidak
Laik
127 Komputer Laboratotium
Komputer 20 Laik
128 Printer Laboratotium
Komputer 1 Laik
129 Meja Siswa GB26 20 Laik
130 Kursi Siswa GB26 40 Laik
131 Meja Guru GB26 1 Laik
132 Kursi Guru GB26 1 Laik
133 Papan Tulis GB26 1 Laik
134 Meja Siswa Laboratorium
Komputer 20 Laik
135 Kursi Siswa Laboratorium
Komputer 40 Laik
136 Meja Guru Laboratorium
Komputer 1 Laik
137 Kursi Guru Laboratorium
Komputer 1 Laik
138 Papan Tulis Laboratorium
Komputer 1 Laik
139 Taplak meja Laboratorium
Komputer 1 Laik
140 Meja Siswa GB38 20 Laik
141 Kursi Siswa GB38 40 Laik
142 Meja Guru GB38 1 Laik
72
143 Kursi Guru GB38 1 Laik
144 Papan Tulis GB38 1 Laik
145 Meja Siswa GB39 20 Laik
146 Kursi Siswa GB39 40 Laik
147 Meja Guru GB39 1 Laik
148 Kursi Guru GB39 1 Laik
149 Papan Tulis GB39 1 Laik
150 Papan Tulis Ruang Guru 1 Laik
151 Lemari Ruang Guru 2 Laik
152 Tempat Sampah Ruang Guru 1 Laik
153 Jam Dinding Ruang Guru 1 Laik
154 Kursi Kerja Ruang Guru 40 Laik
155 Meja Kerja / sirkulasi Ruang Guru 20 Laik
156 Papan pengumuman Ruang Guru 2 Laik
157 Simbol Kenegaraan Ruang Guru 1 Laik
158 Meja Siswa GB32 16 Laik
159 Kursi Siswa GB32 32 Laik
160 Meja Guru GB32 1 Laik
161 Kursi Guru GB32 1 Laik
162 Papan Tulis GB32 1 Laik
163 Meja Siswa GW24 16 Laik
164 Kursi Siswa GW24 32 Laik
165 Meja Guru GW24 1 Laik
166 Kursi Guru GW24 1 Laik
167 Papan Tulis GW24 1 Laik
73
c. Tenaga Pendidik
Tabel 4.4
Data Tenaga Pendidik SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes141
2018/2019
No Tugas
Jumlah Gol
L
P
Jum
IV
III
II
1. Guru
a. PNS 1 1 2 2 -
b. Bukan PNS 21 29 50 -
Jumlah guru 22 30 52 2 -
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa Tenaga Pendidik di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes sebanyak 54 tenaga pendidik.
1) Jumlah Tenaga Pendidik yang sudah dan belum Sertifikasi
141
Hasil dokumentasi di SMP Al hikmah Benda Sirampog Brebes dikutip pada tanggal 24
Pebruari 2019 jam 12.30 wib.
74
Tabel 4.5
Jumlah Tenaga Pendidik yang sudah dan belum Sertifikasi142
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes memiliki 24 orang tenaga pendidik
yang sudah sertifikasi dan 16 orang yang masih belum sertifikasi.
142
Hasil dokumentasi di SMP Al hikmah Benda Sirampog Brebes dikutip pada tanggal 22
Pebruari 2019 jam13.15 wib.
YANG SUDAH SERTIFIKASI
YANG BELUM
SERTIFIKASI
S1 S2 Jml Jml
L P L P L P L P
1
3
11 -
- 13
11
16 9
75
2) Tenaga Kependidikan (Pegawai Tata Usaha)
Tabel. 4.6
Data Tenaga Kependidikan (Pegawai Tata Usaha)
No
Tugas
Jumlah Gol
L P
Jum IV III II
1 Pegawai
Tata Usaha
a. PNS - - - - - -
b. Bukan 1 4 5 - - -
PNS
Jumlah 1 4 5 -
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa SMP Al
Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes memiliki 5 Orang Tata Usaha
yang mendukung penyelenggaraan pendidikan, yang mana 5 orang
masih berstatus Non PNS (Honorer).
3) Rombongan Belajar.
Tabel 4.7
Jumlah Rombongan Belajar143
NO. KELAS ROMBEL
1 VII 9
2 VIII 7
3 IX 6
JUMLAH 22
143
Hasil dokumentasi di SMP Al hikmah Benda Sirampog Brebes dikutip pada tanggal 26
Pebruari 2019 jam 07.30 wib.
76
Berdasarkan tabel diatas jumlah rombel memiliki 22
Rombongan Belajar yang terdiri dari Kelas VII 9 rombel, kelas VIII
7 rombel dan kelas IX 6 rombel.
4) Peserta Didik tahun pelajaran 2018 / 2019
Tabel 4.8
Data Peserta Didik tahun pelajaran 2018/2019144
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX JUMLAH TOTAL
JUMLAH
L P L P L P L P
115 84 87 84 150 107 352 275
Tabel 4.9
Jumlah peserta Didik Berdasarkan Usia
Usia L P Total
< 6 tahun 0 0 0
6 - 12 tahun 98 75 173
13 - 15 tahun 249 200 449
16 - 20 tahun 5 0 5
Total 352 275 627
Tabel 4.10
Jumlah Siswa Berdasarkan Agama
Agama L P Total
Islam 352 275 627
Kristen - -
Katholik - -
Hindu - -
144
Hasil dokumentasi di SMP Al hikmah Benda Sirampog Brebes dikutip pada tanggal 28
Pebruari 2019 jam 07.30 wib.
77
Budha - -
Total 352 275 627
5) Daftar Nama Kepala, Wakil Kepala, Koordinator dan Wali Kelas
Tabel 4.11
Daftar Nama Kepala, Wakil Kepala, dan Wali Kelas145
145
Hasil dokumentasi di SMP Al hikmah Benda Sirampog Brebes dikutip pada tanggal 28
Pebruari 2019 jam 12.00 wib.
NO NAMA TUGAS
1. Drs.H. Mustholih, M.Pd Kepala Sekolah
2. Nurkholis, S.Pd Waka Kurikulim
3. Hj. Zulfan Ni'mah, S.PdI Waka Kesiswaan
4. Drs. Sadullah Waka Sarpras
5. Eni Muflihatun,S.Pd. BP/BK
6. Moh. Taufikkurrohman, S.Pd. BP/BK
7. Muhammad Tolhah BP/BK
8. Halimatus Sadiyah, S.Ag Wali Kelas IX A
9. Dra. Istiqomah Wali Kelas IX C
11. Akhmad Faozan, S.S Wali Kelas IX E
12 M. Syafiq S, S.Pd Wali Kelas VIII A
13 Ummi Herawati, S.Pd Wali Kelas VIII C
14 Nurkhafid, S.PdI Wali Kelas VIII D
15 Nelty Mardiyati, S.Pd Wali Kelas VIII E
16 Mukhsonatussilvia, S.Ag Wali Kelas VIII F
17 Dewi Aji Triani, S.Pd Wali Kelas VIII G
18 Eka Devi Ratna Sari, S.Pd Wali Kelas VII A
19 M. Maknun Ali Ghozi, S.PdI Wali Kelas VII B
20 Nok Khoerunisa, SS Wali Kelas VII C
21 Himmatul Alawiyah, S.PdI Wali Kelas VII D
22 Aan Amina Muftia, S.Pd Wali Kelas VII E
78
6) Daftar Nama Tenaga Pendidik
Tabel 4.12
Daftar Nama Tenaga Pendidik146
No Nama L/P Mata Pelajaran yang diampu
1 H. M. Nidhomudin, S.HI L Akhlak
2 Hj. Zulfan Ni'mah, S.PdI P Tauhid dan PAI
3 Nurkholis, S.Pd L IPA
4 Drs. Sadullah L IPS
5 Sutriono, S.Pd L Bahasa Jawa
6 Heri Siswanto, S.Pd L Matematika
7 Satori, S.PdI L Seni Budaya
8 Halimatus Sadiyah, S.Ag P Fiqih dan PAI
9 Hasanudin, S.Pd L Bahasa Jawa
10 Dra. Istiqomah P PAI
11 Erni Hardiyati, S.Pd P Bahasa Indonesia
12 Akhmad Faozan, S.S L Bahasa Inggris
13 Abidin, S.PdI L PKn
146
Hasil dokumentasi di SMP Al hikmah Benda Sirampog Brebes dikutip pada tanggal 29
Pebruari 2019 jam 07.30 wib.
23 Mujtahid, SE Wali Kelas VII F
24 Ngimaroh, S.Ag Wali Kelas VII G
25 Muhammad Ibnu Aqil, S.Pd Wali Kelas VII H
26 Siti Ilmawati, SKM Wali Kelas VII I
27 Hasanudin, S.Pd Wali Kelas IX G
28 Erni Hardiyati, S.Pd Wali kelas IX D
29 Abidin, S.PdI Wali Kelas IX F
30 Tohari, S.PdI Wali Kelas VIII B
79
14 M. Syafiq S, S.Pd L PJOK
15 Tohari, S.PdI L Akhlak
16 Ummi Herawati, S.Pd P IPA
17 Nurkhafid, S.PdI L PJOK
18 Nelti Mardiyati, S.Pd P Bahasa Indonesia
19 Mukhsonatussilvia, S.Ag P Tauhid dan PAI
20 Dewi Aji Triani, S.Pd P Bahasa Inggris
21 Eka Devi Ratna Sari, S.Pd P Bahasa Indonesia
22 M. Maknun Ali Ghozi, S.PdI L Matematika
23 Nok Khoerotunnisa, SS P Bahasa Inggris
24 Himmatul Alawiyah, S.PdI P Al Qur'an dan Tauhid
25 Aan Amina Muftia, S.Pd P IPA
26 Ngimaroh, S.Ag P PAI dan Al Qur'an
27 Muhammad Ibnu Aqil, S.Pd L Matematika
28 Siti Ilmawati, SKM L Prakarya
29 M. Nasroh, S.PdI L Al Qur'an
30 Ati Maulana Hanifah, S.PdI P Al Qur'an
31 Ahmad Said, S.PdI L Al Qur'an
32 Sidiq Sanusi, S.Ag L Al Qur'an
33 Mahali Tajri, S.PdI L Bahasa Arab
34 M. Rizal Umam, S.PdI L Bahasa Arab
35 Sobirin , S.Pd L Bahasa Indonesia
36 M. Abdurrosyid Muslih, S.Pd L Bahasa Inggris
37 Umi Fauziah, S.HI P Fiqih
38 Hj. Eri Arofah, S.PdI P Fiqih
39 Eko Supriyanto, M.Si L IPA
40 Muh.Arief Kurniawan, S.Kom L IPS
41 Fatkhuroji, S.Pd L IPS
42 M. Toha Wirohman, S.Pt L Matematika
80
43 Agus Maskon, S.Ag L Tauhid
44 Hanafi, S.Pd L PJOK
45 H. Kaib, S.Pd L PKn
46 Hj. Junaidah, S.PdI P Prakarya
47 Hj. Masiroh, S.PdI P Tauhid
48 Uswatun Khasanah, S.PdI P Tauhid
49 M. Khirzi, SHI L Akhlak
50 Fristia Falsafatul Hukmi, S.Pd P IPA
51 Maghfur, S.Pd L Bahasa Indonesia
52 Aenun Rochmah,S.Pd P Bahasa Arab
53 M. Tolkhah, S.HI L BK
54 Muh. Taufiqurohman, S.PdI L BK
55 Nur Azizah P Guru Ngaji
56 Rifa Rofiatul Khusna P Guru Ngaji
57 Adi Purwanti L Guru Ngaji
58 Umu Izzatur Rizqi P Guru Ngaji
59 Sofiyu Rahman L Guru Ngaji
60 Nur Khasanah P Guru Ngaji
61 M. Fathir Ainun Najib L Guru Ngaji
62 Rahmat L Guru Ngaji
63 Wandi Jaya L Guru Ngaji
81
7) Daftar Nama Tenaga Kependidikan
Tabel 4.13
Daftar Nama Tenaga Kependidikan147
NO NAMA TUGAS
1 Abdul Hakim Ade Purnomo Staf Tenaga Administrasi Sekolah
2 Ardina Amiroh, S.Pd. Kepala Tenaga Administrasi Sekolah
3 Chumedi Staf Tenaga Administrasi Sekolah
4 Dewi Chusnawati, S.Pd.I Staf Keuangan
5 M. Dzikrulloh, S.Pd.I Staf Tenaga Administrasi Sekolah
Tabel 4.14
Daftar Nama Petugas Keamanan Dan Kebersihan148
NO NAMA TUGAS
1 Muhammad Firdaus Satpam dan penjaga malam
2 Suparman Satpam
3 Khumaidi Tukang Kebun
4 Marfuah Petugas Perpustakaan
5 Mierst Anurjan Petugas kebersihan sekolah
5. Standar Kelulusan
Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara nasional, kegiatan pembelajaran di SMP Al
Hikmah 2 Bendamengacu pada standar kompetensi lulusan yang telah
ditetapkan oleh BNSP yaitu sebagai berikut :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
147
Hasil dokumentasi di SMP Al hikmah Benda Sirampog Brebes dikutip pada tanggal 29
Pebruari 2019 jam 07.30 wib. 148
Hasil dokumentasi di SMP Al hikmah Benda Sirampog Brebes dikutip pada tanggal 2
Maret 2019 jam 07.30 wib.
82
b. Lulus ujian akhir sekolah.
c. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
perkembangan remaja.
d. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan
diri serta memperbaiki kekurangannya.
e. Menunjukkan percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku,
perbuiatan, dan pekerjaannya.
f. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.
g. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan
social ekonomi dalam lingkup global.
h. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis,
kritis, kreatif, dan inovatif.
i. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
dalam pengambilan keputusan.
j. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
k. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil
yang terbaik.
l. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
kompleks.
m. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.
n. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
o. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara demokratis dalam wadah negara kesatuan republik
Indonesia.
p. Mengekpresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.
q. Mengapresiasi karya seni dan budaya.
r. Menghasilkan karya kreatif, baik individual atau kelompok.
s. Menjaga kesehatan, keamanan diri dan kebugaran jasmani,
t. Memilikii kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan
u. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
83
v. Memahami hak dan kewajiban diri dan Orang lain dalam pergaulan d
masyarakat.
w. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap Orang
lain.
x. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secar
sistematis dan estetis
y. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan
berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
z. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan
tinggi
6. Tantangan, Modal Dasar dan Sasaran Program
a. Tantangan yang dihadapi SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
1) Nilai ujian nasional dan sekolah masih ada yang minimal
2) Lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi belum mencapai 100 %
3) Budaya baca masih rendah
4) Penguasaan bahasa asing belum maksimal
b. Modal dasar menghadapi tantangan
1) Guru mata pelajaran cukup dan berpendidikan minimal S1
2) Tersedianya pegawai Tata Usaha
3) Tersedianya guru BK yang menguasai Tupoksinya
4) Kualitas guru cukup memadai
5) Guru yang bersertifikasi pendidik profesional mencapai 45%
6) Lingkungan belajar yang kondusif
7) Halaman untuk olah raga cukup memadai
8) Kegiatan ekstrakurikuler berfariasi dalam rangka mengembangkan bakat
dan minat anak
9) Sarana computer tersedia
10) Sarana internet dan hotspot tersedia
11) Tersedianya ruang perpustakaan yang representatif dan tersedianya 1000
judul lebih buku pelajaran dan buku referensi
12) Tersedianya masjid dan tempat wudhu laki-laki dan perempuan yang
84
representatif
13) Tersedianya ruang dan peralatan laboratorium
14) Tersedianya ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, ruang
kelas, ruang BK, ruang UKS, ruang Osis.
15) Adanya kelas unggulan
16) Tingkat kenakalan peserta didik rendah
17) Tersedianya teknisi komputer yang handal
18) Lingkungan sekolah dalam naungan pesantren
7. Program Kerja Sekolah :
Program kerja sekolah adalah pemenuhan delapan Standar Nasional
Pendidikan meliputi Standar Isi, Proses, Lulusan, Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Pengelolaan, Sarana Prasarana, Pembiayaan dan Penilaian
yang tertuang dalam Program :
a. Program Pengembangan struktur organisasi sekolah
1) Mendesain struktur organisasi dengan menganalisis program yang
dibutuhkan , menyusun SOP, ketersediaan sumber daya, dan uraian
tugas,
2) Personil dalam struktur organisasi dengan analisis serta
menetapkan sumber daya berdasarkan kualifikasi akademik,
pengalaman kerja, kompetensi penunjang dan kesiapan
3) Membentuk Tim Pemonitoran yang bertugas menyusun rencana
pengawasan internal, evalusasi hasil pengawasan, perbaikan dan
penghargaan terhadap efektifitas pencapaian kinerja.
b. Program kerja Mereviu Rencana Jangka Menengah (RKJM)
1) Menugaskan tim pengembang untuk mereviu RKJM sedang
berjalan
2) Menganalisis rekomendasi hasil EDS, visi, misi, dan tujuan
sekolah
3) Menentukan perubahan prioritas dalam RKJM berdasrkan hasil
rekomendasi EDS
4) Mereviu dan merevisi rancangan perubahan rencana kerja jangka
85
menengah (RKJM)
5) Memfinalisasi hasil revisi Rencana Kerja Jangka Menengah
(RKJM)
6) Menandatangani dokumen RKJM
c. Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS)
1) Memberikan tugas Tim Pengembang Sekolah (TPS) untuk
menyusun RKT dan RKAS
2) Menganalisis program pada RKJM yang menjadi skala prioritas
pada tahun bersangkutan.
3) Menyusun pembiayaan berdasarkan program meliputi volume,
satuan, harga satuan, jumlah harga, dan sumber dana
4) Menyetujui melalui rapat dewan pendidikan setelah
memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah dan di sahkan
oleh penyelenggara sekolah.
d. Pogram Kerja Menyusun peraturan sekolah
1) Memberikan tugas Tim Pengembang Sekolah (TPS) untuk mereviu
peraturan sekolah
2) Reviu peraturan sekolah tentang tata tertib peserta didik, tata tertib
Guru, dan peraturan akademik sekolah didasarkan kepada perubahan
peraturan kementrian, dengan mempertimbangkan masukan dari orang
tua peserta didik, komite sekolah dan pemangku kepentingan
pendidikan lain
3) Merumuskan perubahan peraturan sekolah dan memutuskan melalui
rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah.
4) Menyosialisasikan kepada warga sekolah dan pemangku kepentingan
pendidikan tentang peraturan sekolah
e. Peningkatan Mutu Sekolah
1) Pengembangan Kurikulum
a) Pembentukan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah dan
86
memberi pengarahan teknis untuk melakukan pengembangan
KTSP berisi:
(1) dasar pelaksanaan pengembangan KTSP;
(2) tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan KTSP.
(3) manfaat pengembangan KTSP;
(4) hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan KTSP; dan
(5) unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam
pelaksanaan pengembangan KTSP.
b) TPK menyusun draf rencana dan jadwal pengembangan KTSP
Kegiatan pengembangan KTSP meliputi:
(1) pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan
analisis konteks;
(2) pembuatan analisis konteks;
(3) penyusunan, reviu, dan revisi draf KTSP;
(4) finalisasi dokumen I KTSP;
(5) penyusunan, reviu, dan revisi draf silabus mata pelajaran dan
muatan lokal; dan
(6) finalisasi silabus mata pelajaran dan muatan lokal (dokumen II
KTSP).
(7) Bersama komite sekolah dan Tim Pengembang Kurikulum
(TPK) sekolah membahas rencana dan jadwal kegiatan.
(8) TPK merevisi dan melakukan finalisasi rencana dan jadwal
kegiatan serta di tandaatangani rencana dan jadwal
kegiatanoleh kepala sekolah
(9) TPK menyusun draft KTSP menggunakan hasil analisis
konteks sebagai salah satu acuan.
(10) Guru menyusun silabus yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari KTSP menggunakan hasil analisis konteks
sebagai salah satu acuan.
(11) Bersama komite sekolah, TPK dan guru mereviu draft KTSP,
berdasarkan hasil reviu, TPK dan guru melakukan revisi dan
87
finalisasi dokumen I dan II KTSP.
(12) Kepala sekolah dan ketua Komite Sekolah menandatangani
KTSP, kemudian divalidasi dan disetujui oleh pengawas
sekolah.
(13) Dinas Pendidikan Provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan
kewenagannya mensahkan dan menetapkan pemberlakuan
dokumen KTSP.
(14) Kepala sekolah menyosialisasikan kepada semua warga
sekolah dan pemangku kepentingan (stakeholders).
(15) TPK menggandakan dan mendistribusikan dokumen KTSP
kepada pihak pihak yang berkepentingan.
2) Pengembangan Kesiswaan
a) Materi dan Jalur Pembinaan Kesiswaan
1) Materi Pembinaan kesiswaan adalah pembinaan tentang :
(a). Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(b). Kehidupan berbangsa dan beragama berdasarkan
Pancasila
(c). Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
(d). Keperibadian dan Budi Pekerti Luhur
(e). Berorganisasi, Pendidikan Politik dan Kepemimpinan
(f). Keterampilan dan Kewiraswastaan
(g). Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi
(h). Persepsi, Apresiasi dan Kreasi Seni
2) Jalur Pembinaan Kesiswaan adalah :
(a).Organisasi Kesiswaan (OSIS)
(b).Latihan Kepemimpinan Siswa dan Pembina Siswa
(c).Kegiatan Ekstrakurikuler
b) Tujuan
Tujuan kegiatan Wakasek atau Pembantu Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan di SMP Al Hikmah 2 Benda adalah sebagai
berikut:
88
a. Membantu tugas kepala sekolah
b. Membina masyarakat sekolah yang bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa
c. Meningkatkan dan menerapkannya disiplin siswa
d. Menumbuhkan rasa solidaritas antar sesama manusia
e. Mengarahkan juga memajukan kreatifitas siswa
f. Peningkatan prestasi akdemik dan non akademik
3). Bidang Sarana Prasarana
SMP Al Hikma Benda Sirampog Brebes terus berupaya
meningkatkan kualitas pelayanan pembelajaran dengan penyediaan
berbagai sarana pembelajaran yang meliputi (1). Perpustakaan (2).
Laboratorium Komputer dan Multimedia (3).Masjid (4). Ruang
kepala, wakil kepala, guru, TU/pegawai, BK, Komite, Olah raga,
Kesenian, Koperasi, Osis, Pramuka, PMR, UKS, PIK/R, (5).
Auditorium (6). Kantin (7). Toilet yang memadai (8). Lapangan
olah raga. Program bidang sarana prasarana, meliputi :
a) Pengembangan sarana
b) Pengadaan alat dan bahan
c) Pemeliharaan dan perawatan
d) Peningkatan kualitas layanan
e) Peningkatan pemanfaatan sarana pembelajaran : alat dan
media pembelajaran, buku-buku perpustakaan, sarana
komputer, sarana audiovisual, alat dan bahan praktik
laboratorium dan alat kekersihan
f) Penataan lingkungan sekolah yang asri, bersih, rapi, nyaman
dan kondusip, lingkungan yang hijau dan sejuk, kantin yang
sehat dan tertata rapi, selokan berfungsi dan bersih,
pembuangan air limbah lancar
4) Bidang Peningkatan Mutu Akademik
Bidang Peningkatan Mutu Akademik SMP Al Hikmah 2
Bendaperlu dikembangkan dan diimplementasikan untuk menjamin
89
agar mutu pendidikan dapat dipertahankan dan ditingkatkan
dengan tujuan (1). Membantu pencapaian visi dan misi SMP Al
Hikmah 2 Bendamelalui upaya pelayanan pendidikan yang
profesional (2). Memfasilitasi dan mengkoordinasikan perbaikan
mutu berkelanjut (3). Menjamin konsistensi dan efektifitas
penjaminan mutu pendidikan (4). Menetapkan peran seluruh
komponen dalam peningkatan mutu pendidikan.
9. Pengawasan dan Evaluasi
a. Program Pengawasan
1) Menyusun program secara obyektif, bertanggung jawab dan
berkelanjutan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
2) Pengawasan pengelolaan sekolah meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
3) Pemantauan pengelolaan sekolah dilakukan oleh komite sekolah
atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang
berkepentingan secara teratur dan berkelanjutan untuk menilai
efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pengelolaan.
4) Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah
5) Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian sekurang-kurangnya
setiap akhir semester yang ditujukan kepada kepala sekolah dan
orang tua/wali peserta didik.
6) Tenaga kependidikan melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas
masing-masing sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang
ditujukan kepada kepala sekolah. kepala sekolah, secara terus
menerus melakukan pengawasan pelaksanaan tugas tenaga
kependidikan.
7) Melaporkan hasil evaluasi kepada komite sekolah dan para
pemangku kepentingan pendidikan sekurang-kurangnya setiap
akhir semester.
8) Pengawas sekolah melaporkan hasil pengawasan di sekolah kepada
90
Dinas Pendidikan provinsi yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan dan sekolah yang bersangkutan, setelah
dikonfirmasikan pada sekolah terkait.
9) Sekolah mendokumentasikan dan menggunakan hasil pemantauan,
supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan tindak lanjut untuk
memperbaiki kinerja sekolah, dalam pengelolaan pembelajaran dan
pengelolaan secara keseluruhan.
b. Evaluasi
1) Sekolah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah.
2) Sekolah menetapkan prioritas indikator untuk mengukur, menilai
kinerja, dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan
Standar Nasional Pendidikan.
3) Sekolah melaksanakan:
4) evaluasi proses pembelajaran secara periodik, sekurang- kurangnya
dua kali dalam setahun, pada akhir semester akademik;
5) evaluasi program kerja tahunan secara periodik sekurang-
kurangnya satu kali dalam setahun, pada akhir tahun anggaran
sekolah.
6) Evaluasi internal dan eksternal melalui akreditasi sekolah
sekurang-kurangnya satu kali dalam lima tahun.
10. Daftar Prestasi SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
Daftar Prestasi SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes.149
No Jenis Prestasi
1 Juara 1 Cabang Tenis Meja Putra Popda, O2SN Tingkat Kecamatan
Sirampog Tahun 2019
2 Juara 1 Cabang Badminton Putra Popda, O2SN Tingkat Kecamatan
Sirampog Tahun 2019
3 Juara 1 Cabang Atletik Lari 100 M Putra Popda, O2SN Tingkat
149
Hasil dokumentasi di SMP Al hikmah Benda Sirampog Brebes dikutip pada tanggal 4
Maret 2019 jam 07.30 wib.
91
Kecamatan Sirampog 2019
4 Juara 1 Cabang Renang Putra Dan Putri Gaya Bebas Popda, O2SN
Kecamatan Sirampog 2019
5 Juara Harapan 2 Olimpiade IPA Tingkat Eks Karsidenan Pekalongan
Tahun 2018
6 Juara 1 Cabang Tenis Meja Putra Popda, O2SN Tingkat Kecamatan
Sirampog Tahun 2018
7 Juara 2 Cabang Aletik Loncat Tinggi Putra Popda, O2SN Kecamatan
Sirampog Tahun 2018
8 Juara 1 Cabang Bola Basket Putra Popda, O2SN Kecamatan
Sirampog Tahun 2018
9 Juara 1 Atletik Cabang Senam Lantai Putri Popda, O2SN Kecamatan
Sirampog Tahun 2018
10 Juara 3 Cabang Renang Putri Gaya Dada Popda, O2sn Kecamatan
Sirampog Tahun 2017
11 Juara 3 Cabang Renang Putri Gaya Kupu-Kupu Popda, O2SN
Kecamatan Sirampog 2017
12 Juara 2 Cabang Lomba Penilaian Dai Remaja Islamic Competition
XII Purwokerto Tahun 2016
13 Juara 2 Cabang Tahfidz Islamic Competition XII Purwokerto
Tahun 2016
14 Juara 1 Lomba Menulis Cerpen Tk. Kabupaten Tahun 2015
15 Juara 3 Olimpade Biologi Th 2015
16 Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Inggris Tk Kecamatan Sirampog
Tahun 2015
17 Juara 1 Bola Basket Putra Tingkat Kecamatan Sirampog Tahun 2015
18 Juara 1 Lomba Catur O2SN Tingkat Kecamatan Tahun 2015
19 Juara 2 Olimpiade Matematika Se- Brebes- Tegal Tahun 2014
20 Juara 1 Lomba Tartil Quran Olimpiade Al Quran Dan Sains Se Jawa
Tengah Tahun 2014
21 Juara 1 Lomba Hifdil Quran Olimpiade Al Quran Dan Sains Se Jawa
Tengah Tahun 2016
22 Juara 1 Lomba Tilawatil Quran Olimpiade Al Quran Dan Sains Se
Jawa Tengah Tahun 2015
B. Penyajian Data
Data penelitian tentang manajemen sarana dan prasarana
pendidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes diperoleh
menggunakan instrumen pengumpulan data dengan wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi
mengenai perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, pengadaan sarana
92
dan prasarana pendidikan, pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan,
inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan, serta penghapusan sarana dan
prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes.
Berdasarkan hasil dari data-data yang penulis peroleh, maka pada dalam bab
ini penulis akan memapaparkan tentang manajemen sarana prasarana
pendidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes. Manajemen sarana
prasarana pendidikan yang ada di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
merupakan suatu kegiatan yang mengatur tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan perlengkapan atau barang pendidikan, baik yang bergerak
maupun tidak bergerak yang dilaksanakan dalam suatu sekolah atau lembaga
pendidikan. Dalam kegiatan manajemen sarana prasarana pendidikan di SMP
Al Hikmah Benda Sirampog diantaranya mencakup dari perencanaan,
pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan sarana prasarana
pendidikan yang ada di SMP Al Hikmah Benda Sirampog. Untuk lebih
jelasnya akan dibahas sebagai berikut:
1. Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes
Kegiatan perencanaan sarana prasarana pendidikan sangat
penting guna menghindari terjadinya kesalahan yang tidak diinginkan.
Proses perencanaan harus dilakukan dengan cermat dan teliti baik
berkaitan dengan karakteristik sarana prasarana pendidikan yang
dibutuhkan, jumlahnya, jenisnya dan kendalanya (manfaat yang
didapatkan), beserta harganya. Perencanaan yang matang sangat
berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Berkaitan dengan perencanaan ini, dijelaskan bahwa
perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah harus diawali
dengan analisis terlebih dahulu. Setiap kali ingin melaksanakan
perencanaan mengenai sarana prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah
Benda Sirampog Brebes, selalu dilaksanankan rapat terlebih dahulu yang
mana rapat tersebut melibatkan panitia perencanaan sarana prasarana
pendidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes.
93
Hal tersebut berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah SMP
Al Hikmah Benda Sirampog Brebes yang menyatakan bahwa: “Untuk
panitia perencanan sarana prasarana tentu ada, setiap awal tahun sekolah
membentuk tim perencanaan sarpras dan berdasarkan pada evaluasi tahun
ajaran sebelumnya dan rencana kegiatan pembelajaran tahun berjalan,
dengan melihat hal-hal yang perlu ditimbangkan, diawali dengan rapat
yang diikuti oleh seluruh panitia atau tim perencanaan sarana prasarana
pendidikan yang antara lain terdiri dari Kepala Sekolah selaku
penanggung jawab, waka sarana prasarana dan tim pengelola sarana
prasarana, tak lupa melibatkan perwakilan dari pihak komite dan
perwakilan dari yayasan.150
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil wawancara dengan Bapak
Sa‟dulloh selaku waka sarana prasana di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes, yang menyatakan bahwa: “Perencanaan sarana
prasarana di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes ini dimulai dengan
pembentukan panitia perencanaan oleh pihak Tata Usaha Sekolah, adapun
saya selaku wakil kepala bidang sarana prasarana (Waka Sarpras)
dilibatkan sebagai anggota, itu untuk perencanaan sarana prasarana yang
bersumber dana dari Negara Tetapi, jika dana itu bersumber dari komite
maka tidak dilaksanakan pembentukan panitia, melainkan adanya
perencanaan dari masing-masing koordinator dan diserahkan kepada pihak
sarana prasarana untuk dianalisis dan ditindak lanjuti. Misalnya untuk
pengadaan komputer, kepala Laboratorium komputer diminta untuk
mengajukan RAB untuk keperluan laboratoriun komputer dan diajukan
kepada Waka Sarpras dan akan disingkronkan dengan anggaran yang
ada.151
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa
perencanaan sarana prasarana membutuhkan tahapan-tahapan dalam
150
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Al Hikmah Benda Bapak Drs. H. Mustholih,
M.PdI. Senin 11 pebruari 2019 Pukul 10.10 WIB 151
Wawancara dengan Waka Sarpras SMP Al Hikmah Benda Bapak Drs. H. Sa‟dulloh
Selasa 12 pebruari 2019 Pukul 11.00 WIB
94
pelaksanaannya, berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa proses
perencanaan sarana dan prasarana adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan sarana prasarana di SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes dilakukan untuk menentukan kebutuhan sarana prasarana
pendidikan yang mendukung berjalannya program sekolah.
b. Rapat koordinasi perencanaan sarana prasarana di SMP Al Hikmah
Benda Sirampog Brebes dimulai dengan meminta usulan dari guru
maupun staf sekolah yang terlibat langsung dalam proses kegiatan
pembelajaran.
c. Rapat koordinasi di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
dilaksanakan diawal semester yang dihadiri oleh kepala sekolah, guru,
dan staf tata usaha untuk membahas program sekolah, kebutuhan
sarana prasarana terkait program sekolah.
Perencanaan kebutuhan sarana prasarana pendidikan di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes dilakukan pada awal tahun ajaran baru.
Untuk perencanaan kebutuhan sarana prasarana yang secara langsung
berhubungan dengan proses pembelajaran, seperti: alat-alat kantor,
perlengkapan olahraga, buku-buku pelajaran, pengadaan komputer, alat-
alat olah raga dan sebagainya.152
Perencanaan sarana prasarana pendidikan
adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah dan yayasan untuk
menentukan kebutuhan sehingga tidak menimbulkan kekeliruan dan juga
kerugian. Untuk menentukan kebutuhan setiap bidang membuat analisa
kebutuhan. Kemudian dari analis kebutuhan tersebut kemudian diajukan
dalam rapat kinerja bersama dengan beberapa staf TU, guru, kepala
sekolah dan juga komite yang kemudian ditindak lanjuti dengan
pengalokasian dana oleh pihak sekolah.
Perencanaan sarana prasarana pendidikan yang ada di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes dilakukan secara cermat dan terencana
agar mendapatkan hasil yang tidak mengecewakan yaitu dengan
152
Hasil Obsevasi di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes Kamis 14 Pebruari 2019
pukul 08.00 WIB
95
menggunakan analisa kebutuhan dan penentuan skala prioritas dilakukan
secra mufakat bersama ketika diadakan rapat. Sehingga kebutuhan yang
lebih penting dan mendesak itu diutamakan terlebih dahulu agar proses
pembelajaran tidak terhambat karena adanya sarana prasarana pendidikan
yang belum lengkap.
Dalam pelaksanaan manajemen sarana prasarana pendidikan yang
ada di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes sudah
mempertimbangkan beberapa hal antara lain:
a. Meninjau kembali sarana prasarana pendidikan yang sudah ada agar bisa
diketahui keadaan sarana prasarana pendidikan tersebut, apakah ada
yang perlu diperbaiki, ditambah, diubah atau diganti.
b. Mempertimbangkan biaya/dana dan menentukan sumber dana yang
akan dipakai.
c. Memberikan tanggungjawab kepada orang atau pengurus bidang
perlengkapan khususnya untuk pelaksanaan pengadaan sarana
prasarana pendidikan.153
Dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes selalu di musyawarahkan bersama
antara kepala sekolah, komite sekolah, kepala tata usaha, waka sarpras,
bendahara dan juga seluruh dewan guru serta perwakilan dari yayasan.
Penulis menyimpulkan bahwa perencanaan sarana prasarana pendidikan di
SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan skala
prioritas akan tetapi jika ada sarana prasarana pendidikan yang rusak
ataupun hilang sehingga perlu diganti dan atau jika sekolah membutuhkan.
Apabila kebutuhan sarana prasarana tersebut berkenaan dengan inventaris
sekolah dan pembelajaran seperti halnya ATK, media dan peralatan kelas,
maka yayasan menyerahkan pelaksanaannya kepada kepala sekolah dan
waka sarana prasarana untuk memegang penanggungjawabannya secara
langsung dan apabila pengadaan tersebut mengenai pengadaan gedung,
bangunan dan meja kursi maka ditangani oleh yayasan. Jadi untuk
153
Syarifuddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam,............., hlm. 61.
96
mengetahui kapan perencanaan sarana prasarana dibutuhkan, sekolah
harus mengidentifikasi dan menganalisis dahulu kebutuhan-kebutuhan
sekolah yang diperlukan, kemudian disesuaikan dengan anggaran yang
dimiliki dalam pelaksanaannya.
2. Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes
Pengadaan sarana dan prasarana program di SMP Al Hikmah
Benda Sirampog Brebes merupakan pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana yang mendukung berjalannya program sekolah. Pengadaan
sarana dan prasarana program dilakukan menggunakan proposal
pengadaan yang ditujukan kepada yayasan dengan daftar kebutuhan dan
rincian harga. Proses pengadaan sarana dan prasarana program dengan
pengajuan proposal ke yayasan, apabila proposal sarana dan prasarana
disetujui pihak yayasan maka sekolah akan menerima barang sesuai daftar
kebutuhan. Namun, terkadang sekolah melakukan pengadaan sarana dan
prasarana program dengan menggunakan anggaran sekolah terlebih dahulu
untuk efisiensi waktu kemudian sekolah akan melakukan penukaran
kuitansi dengan yayasan untuk pengembalian dana yang telah digunakan.
Pengadaan sarana dan prasarana dengan tukar kuitansi tersebut dilakukan
atas dasar persetujuan yayasan. Pengadaan sarana prasarana pendidikan
merupakan serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana
prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Pengadaan sarana prasarana pendidikan pada dasarnya merupakan
usaha merealisasikan rencana pengadaan sarana prasarana pendidikan
yang telah disusun sebelumnya. Setiap usaha untuk mengadakan sarana
prasarana pendidikan tidak dapat dilakukan sendiri oleh kepala sekolah
atau bendahara. Usaha pengadaan sarana prasarana pendidikan harus
dilakukan bersama akan memungkinkan pelaksanaannya lebih baik dan
dapat dipertanggungjawabkan. Pengadaan perlengkapan sarana prasarana
pendidikan bertujuan untuk memperlancar atau menunjang dalam proses
97
kegiatan pembelajaran. Dalam proses pengadaan perlengkapan harus
memperhatikan perencanaan dan analisis kebutuhan yang sudah disepakati
sebelumnya yaitu melalui rapat. Hal ini dimaksudkan agar perlengkapan
yang diadakan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh pihak
sekolah. SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes selalu berusaha
menambah sarana prasarana pendidikan untuk memperlancar proses
kegiatan pembelajaran, seperti alat-alat pendidikan, alat-alat kantor, alat-
alat perabot dan alat-alat bangunan dan lainnya. Pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan
untuk kelancaran dalam proses pendidikan disekolah dengan mengacu
pada apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Ada beberapa cara yang ditempuh untuk mendapatkan
perlengkapan yang dibutuhkan di sekolah. Sistem pengadaan sarana dan
prasarana disekolah, dapat dilakukan berbagai cara antara lain Dropping
dari pemerintah hal ini merupakan bantuan yang diberikan permerintah
kepada sekolah. Bantuan ini sifatnya terbatas sehingga pengelolaan sarana
dan prasarana pendidikan disekolah tetap harus mengusahakan dengan
cara lain. Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak kepala sekolah Drs.
H. Mustholih H, M.PdI. sebagai berikut : “Saya sampaikan ya disini untuk
bantuan sarana dan prasarana laboratorium komputer yaitu awal mulanya
dropping yang diberikan oleh pemerintah, namun karena sifatnya terbatas
dan tidak mencukupi maka pihak laboran mengusahakan dengan cara lain
yaitu mengusulkan kembali dengan mengajukan proposal ke pemerintah,
akan tetapi terkadang barang yang diusulkan terkadang tidak sesuai
dengan barang yang dibutuhkan bahkan terkadang tidak datang”154
Hal ini sesuai dengan pernyataan bapak M. Khirzi S.Pd selaku
kepala Perpustakaan yaitu: “Untuk pengadaan sarana prasarana bidang
perpustakaan setelah proses perencanaan yaitu setiap guru memberikan
154
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Al Hikmah Benda Bapak Drs. H.
Mustholih, M.PdI. Sabtu 16 pebruari 2019 Pukul 10.30 WIB
98
masukan atau pendapat mengenai buku yang dibutuhkan, kemudian
setelah itu pengadaan, awalnya dengan cara pembelian buku-buku
tersebut. Setelah buku pesanan datang maka waka sarana dan prasarana
menyalurkannya ke perpustakaan”155
SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes juga meminta sumbangan dari wali murid atau mengajukan
proposal bantuan pengadaan sarana dan prasarana sekolah ke lembaga-
lembaga sosial yang tidak mengikat. Bahwa sarana prasarana di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes meski sudah lengkap namun masih ada
kekurangan. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil wawancara dengan
Bapak Nurholis S.Pd selaku waka kurikulum disebutkan: “Bahwa
pengelolaan sarana prasarana disini ini sudah cukup memadai, begitu juga
perpustakaan, buku-buku referensi di perpustakaan sudah mencukupi
setiap siswa dalam satu kelas, tetapi perlu penambahan buku untuk
pengayaan. Untuk penambahan buku pengayaan maka sekolah ini
meminta bantuan atau sumbangan dari wali murid”.156
Pengadaan perlengkapan sarana prasarana pendidikan yang ada
SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes disesuaikan dengan kebutuhan
guru dan siswa demi kelancaran proses pembelajaran yang dianalisis
menurut skala prioritas yaitu dengan mendahulukan perlengkapan yang
sangat diperlukan atau yang rutin dipakai setiap harinya, seperti kertas,
spidol, tinta dan lainnya, dalam hal ini Drs. H. Mustholih H, M.PdI. selaku
kepala sekolah mengatakan akan selalu berusaha untuk menambah
kelengkapan sarana prasarana pendidikan dengan sebaik-baiknya guna
menunjang peningkatan mutu pendidikan dan kualitas pembelajaran di
SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes.157
Untuk pengadaan sarana
prasarana pendidikan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
155
Wawancara dengan Kepala Perpustakaan SMP Al Hikmah Benda Bapak Drs. M.
Khirzi, S.Pd. Sabtu 16 pebruari 2019 Pukul 12.30 WIB 156
Wawancara dengan Waka Kurikulum SMP Al Hikmah Benda Bapak Nurlholis S.Pd.
Ahad 17 pebruari 2019 Pukul 12.30 WIB 157
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Al Hikmah Benda Bapak Drs. H. Mustholih,
M.PdI. Senin 18 pebruari 2019 Pukul 08.30 WIB
99
a. Alat-alat pendidikan.
Alat-alat pendidikan yang di butuhkan bentuk pengadaannya
dilakukan dengan membeli dan bantuan dari pemerintah, untuk
pembeliannya dengan menggunakan dana bantuan wali murid dan
dana BOS seperti spidol, buku pelajaran, tinta, pensil, bolpoin,
penggaris dan lain-lain.
b. Alat-alat kantor.
Pengadaan alat-alat kantor seperti komputer, printer, telepon dan
lainnya berasal dari dana BOS, bantuan wali murid dan dari bantuan
pemerintah sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
c. Alat-alat perabot.
Dana bantuan wali murid dana BOS dan bantuan pemerintah
juga digunakan untuk pembelian atau pengadaan perabot kantor
seperti: meja kursi, rak, almari, papan tulis dan lainnya.
Pengadaan sarana prasarana pendidikan merupakan tindak lanjut
dari adanya perencanaan Sarana prasarana yang telah ditetapkan dalam
rapat. Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan sesuai perkembangan program sekolah, menggantikan barang-
barang yang rusak, hilang, dihapuskan atau sebab lain yang dapat
dipertanggungjawabkan. Sebelum kegiatan pengadaan dilakukan, ada
beberapa hal yang dipertimbangkan oleh sekolah diantaranya:
a. Melakukan peninjauan kembali sarana prasarana yang sudah ada guna
untuk mengetahui keadaan sarana prasarana tersebut apakah perlu
dilakukan perbaikan, penambahan, ataupun pergantian
b. Menentukan sumber data yang dipakai
c. Menentukan skala prioritas.
Pengadaan sarana prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes disesuaikan dengan rencana awal penentuan kebutuhan.
Dengan melihat rencana awal sekolah akan lebih mudah untuk
melakukan pengadaan barang barang yang dibutuhkan untuk menunjang
proses pembelajaran. Namun, sekolah juga memperhatikan biaya yang
100
diperlukan untuk pengajuan barang tersebut, dengan memprioritaskan
barang-barang yang sekiranya sangat dibutuhkan untuk menunjang proses
pembelajaran. Pengadaan yang dilakukan yaitu pengadaan rehabilitasi
bangunan, pengadaan peralatan yang dibutuhkan oleh sekolah. Ada
beberapa prinsip pengadaan sarana prasarana pendidikan di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes dalam pembelian barang berkaitan
dengan pengadaan sarana prasarana pendidikan yaitu:
a. Pembelian hendaknya terpusat.
b. Semua daftar pembelian barang diperlihatkan sewaktu-waktu yang
sertai dengan nota pembelian.
c. Spesifikasi barang harus dicantumkan.
d. Mencantumkan perkiraan harga sesuai standar yang berlaku;.
e. Penawaran harga harus mendapatkan persetujuan oleh kepala sekolah
dan yayasan.158
Pengadaan sarana prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes dilakukan dengan cara pembelian yang diantaranya
berasal dari bantuan pemerintah, yayasan, iuran bulanan siswa dan hibah.
Hal ini dapat diketahui karena peran sekolah dalam pemecahan sumber
dana sangat aktif dan tepat sasaran. Jadi setiap permasalahan sumber dana
dapat diatasi maka pihak sekolah langsung merealisasikan kebutuhan
yang telah direncanakan sebelumnya. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak
Drs. Sa‟dulloh sebagai berikut: “Untuk pengadaan sarana prasarana
pendidikan, dari kami yang pertama yaitu melihat analisa kebutuhan dari
masing-masing bidang, sejauh ini pengadaan yang kami lakukan selain
kami mendapatkan dari pihak pemerintah atau APBN, pengadaan juga
dilakukan dengan membeli, yaitu sekolah menyarankan uang kepada
pihak penjual atas dasar kesepakatan dari kedua belah pihak berlaku
untuk pengadaan perlengkapan pendidikan dan juga perabot sekolah.
Kemudian untuk pengadaan bangunan yaitu dengan cara membangun
158
Hasil Obsevasi di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes Selasa 19 Pebruari 2019
pukul 13.20 WIB
101
bangunan baru, merenovasi atau memperluas seluruh atau sebagian
bangunan. Tetapi dalam hal ini untuk pengajuan bangunan baru dilakukan
jika sekolah mendapatkan dana dari APBN untuk pengadaan bangunan
ataupun ruang kelas baru”.159
Berdasarkan perencanaan sarana prasarana pendidikan yang sudah
ditentukan sebelumnya, menurut Bapak Drs. H. Mustholih H, M.PdI.
sebagian sudah terealisasi, namun ada yang belum diadakan karena
membutuhkan dana yang besar, sementara belum ada bantuan dari
pemerintah baik APBN maupun APBD untuk mendirikan ruang kelas
baru.
3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah
Benda Sirampog Brebes merupakan suatu upaya sekolah untuk menjaga
fungsi sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki agar dapat
digunakan sewaktu-waktu dalam kondisi baik. SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana dengan
penanganan yang berbeda antara sarana pendidikan dengan prasarana
pendidikan. Berikut ini data hasil penelitian mengenai pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes. Pemeliharaan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
bertujuan agar semua sarana prasarana pendidikan yang dimiliki tetap
dalam keadaan baik dan siap pakai sehingga dapat bermanfaat sebagai
mana mestinya. Kegiatan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan di
SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes meliputi:
1) Pemeliharaan Gedung
2) Pemeliharaan Ruangan
3) Pemeliharaan Laboratorium
4) Pemeliharaan Buku Perpustakaan
159
Wawancara dengan Waka Sarpras SMP Al Hikmah Benda Bapak Drs. Sa‟dulloh
Selasa 19 pebruari 2019 Pukul 10.30 WIB
102
Pemeliharaan gedung SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
dilakukan sesuai kondisi gedung itu sendiri, seperti pengecatan dan
perbaikan bangunan yang rusak. Sedangkan ditinjau dari sifatnya sarana
prasarana pendidikan dapat dilakukan dengan pemeliharaan yang bersifat
pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan dan perbaikan berat dilakukan
oleh waka sarana dan prasarana. Pemeliharaan ruangan dilakukan oleh
siswa pada masing-masing kelas yang dilakukan setiap hari sesuai jadwal
piketnya.
Sedangkan pemeliharaan ruangan kepala sekolah, ruang TU,
halaman dan ruangan lainnya dilakukan oleh pembantu pelaksana yang
dibagi pada setiap bloknya.160
Selanjutnya, untuk pemeliharaan
perpustakaan, laboratorium dan pemeliharaan perlengkapan dan peralatan
sebenarnya menjadi tanggung jawab semua yang menggunakan, tetapi
untuk adanya kejelasan tanggungjawab maka diserahkan pada masing-
masing unit tersebut. Kegiatan pemeliharaan merupakan kegiatan
pengurusan barang-barang yang sudah ada, agar barang-barang tersebut
selalu dalam kondisi baik dan selalu siap pakai ketika akan digunakan
oleh sekolah dalam proses pembelajaran. Pemeliharaan sarana prasarana
yang ada di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes tersusun dalam
rencana program kerja yang disusun oleh tim sarana prasarana seperti
yang dijelaskan oleh Bapak Drs. Sa‟dulloh sebagai berikut:
“Pemeliharaan yang kita punya itu antara lain pemeliharaan gedung,
ruang kelas, laboratorium dan juga pemeliharaan buku. Pemeliharaan
dilakukan supaya barang-barang yang digunakan selalu dalam kondisi
yang siap pakai. Kemudian untuk pemeliharaan ada yang rutin dilakukan
dan ada yang dilakukan secara berkala, tetapi semua itu tidak terlepas dari
prosedur yang ada”. 161
160
Hasil observasi dan wawancara di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes Kamis 21
Pebruari 2019 pukul 08.00 WIB 161
Wawancara dengan Waka Sarpras SMP Al Hikmah Benda Bapak Drs. Sa‟dulloh
Kamis 21 pebruari 2019 Pukul 11.30 WIB
103
Dari hasil observasi bahwa di SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes selalalu mengedepankan adanya pemeliharan sarana prasarana
pendidikan karena betapapun berkualitasnya suatu sarana prasarana,
betapapun bagusnya bangunan, gedung dan ruangan sekolah, manakala
tidak terpelihara dengan baik akan menjadikan penghuni dan
penggunanya tidak merasa enak atau nyaman, bahkan sarana prasarana
yang sederhana sekalipun, apabila terpelihara dengan baik, akan enak
dipakai, apalagi jika sarana prasarana tersebut berkualitas. Jadi SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes dalam pemeliharaan sarana prasarana
pendidikan dilakukan sesuai dengan jadwal yang ada dalam program
kerja sarana prasarana sekolah. Dimana dalam program tersebut ada yang
dilakukan secara berkala seperti pemeliharaan AC yang dilakukan setiap
3 bulan sekali dan ada juga yang rutin dilakukan pemeliharaan seperti
peralatan laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap bulan.
4. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan dilakukan agar
sarana dan prasarana yang dimiliki dapat diketahui secara tertulis
mengenai jumlah dan kondisi barangnya. Inventarisasi sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah sangat penting sebagai informasi
kepemilikan, kebutuhan, dan kondisi sarana dan prasarana sekolah.
Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan daftar
barang-barang milik negara maupun swasta secara sistematis, tertib, dan
teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang
berlaku. Inventaris adalah pencatatan semua barang yang ada di sekolah
atau lembaga. Hal ini dimaksud untuk mempermudah pemeliharaan dan
pengawasan barang. Dengan adanya inventarisasi, proses pendataan dan
informasi dalam rangka pendistribusian, pemeliharaan, pengawasan dan
penghapusan perlengkapan pendidikan akan menjadi lebih mudah.
Inventaris berguna unutuk mengamankan keberadaan barang-barang
milik SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes. Kegiatan tersebut
merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Secara definisi inventarisasi
104
adalah pencatatan dan penyusunan daftar barang milik negara secara
sistematis, tertib dan teratur berdasarakan ketentuan-ketentuan atau
pedoman-pedoman yang berlaku. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh
Bapak Drs. Sa‟dulloh sebagai berikut: “Di perpustakaan ini awalnya
buku-buku diperoleh dari pembelian, kemudian dari pembelian itu masih
belum memenuhi, maka bagian sarpras mengusahakannya dengan
mengajukan proposal untuk pemesanan buku, setelah buku pesanan
datang maka waka sarana dan prasarana kemudian menyalurkannya ke
bagian perpustakaan untuk diinventarisasikan dengan mencatat barang-
barang yang diberikan dengan memberi kode. Setelah itu petugas
perpustakaan membuat jadwal peminjaman sesuai pelajaran pada kelas
masing-masing, kemudian siap digunakan sesuai kebutuhannya”.162
Senada dengan itu disampaikan oleh Ibu Nelty Mardiyati, S.Pd.
yaitu : “Sebenarnya ruang laboratorium komputer sudah cukup memadai,
namun masih ada alat-alat yang kurang bahkan belum ada di ruangan
laboratorium. Karena keterbatasan alat maka terkadang praktek di
laboratorium komputer.laboran mengajukan proposal ke bagian sarpras,
kemudian pihak sarpras meneruskan mengusulkan ke sekolah. Setelah
cair bagian sarpras memberikan ke pihak laboran disini, sesuai proposal
kemudian pihak laboran membelanjakannya sesuai kebutuhan, setelah
pemesanan datang kemudian dicatat dan diinventarisasikan, ditata rapi di
ruang laboratorium”.
Proses inventarisasi sarana prasarana pendidikan di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes disampaikan oleh Bapak Drs. Sa‟dulloh
selaku waka sarana prasarana menuturkan bahwa: “Sekolah menerima
barang baru, kemudian diperiksa dan dicatat, dipilih mana yang akan
diinventaris dan mana yang tidak perlu. Kemudian diinventarisasi dalam
buku rekapitulasi inventaris dan menyusun laporan tahunan. Selanjutnya
memberikan label pada setiap barang yang tidak habis pakai seperti meja,
162
Wawancara dengan Waka Sarpras SMP Al Hikmah Benda Bapak Drs. Sa‟dulloh Sabtu
23 pebruari 2019 Pukul 11.30 WIB
105
kursi, loker, buku dan sebagainya. Kegiatan inventarisasi dilakukan
setelah proses penerimaan barang, untuk penerimaan barang dari bantuan
disertai surat penerimaan barang dan apabila penerimaan barang dengan
cara membeli sendiri maka disertai nota pembelian. Kemudian setelah itu
barang-barang tersebut diberi nomor inventaris dengan cat dan dicatat
kedalam buku inventaris. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam
pengecekan ulang pada suatu waktu dan mempermudah mengenali jenis
barang tersebut. Kegiatan ini dilakukan hanya pada barang-barang yang
tidak bergerak dan tidak habis pakai”163
Inventarisasi sarana prasarana
pendidikan yang ada di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
dilakukan berdasarkan ketentuan yang ada dengan melakukan pencatatan
barang, pembuatan kode barang (jika ada penambahan barang baru atau
pengadaan barang baru), pencatatan merek barang, pencatatan jumlah
barang, pencatatan tahun perolehan dan juga pencatatan kondisi barang.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk memudahkan pemeliharaan dan
pengawasan barang agar barang-barang tersebut menjadi jelas
identitasnya.
Pelaksanaan kegiatan inventarisasi sarana prasarana pendidikan di
SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes melalui langkah langkah
sebagai berikut:
1) Sarana prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes diinventarisasi dalam buku inventarisasi sarana prasarana.
2) Setiap sarana prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes yang tidak habis pakai diberi label inventarisasi
3) Data inventaris sarana prasarana di SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes pada setiap ruangan disiapkan oleh petugas, diperiksa oleh
penanghung jawab ruang dan disahkan oleh waka sarana prasarana.
163
Wawancara dengan Waka Sarpras SMP Al Hikmah Benda Bapak Drs. Sa‟dulloh Sabtu
23 pebruari 2019 Pukul 13.30 WIB
106
4) Waka sarana prasarana di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
menerima salinan inventaris setiap ruangan melalui petugas pengurus
barang.
5) Inventarisasi buku-buku penunjang kegiatan pembelajaran diatur
menurut prosedur yang berlaku di perpustakaan sekolah.
Kegiatan inventaris barang di SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes sejauh ini sudah terlaksana tetapi belum maksimal. Karena
barang-barang yang sudah di inventaris di setiap ruangan yang ada sering
berpindah tempat, dalam hal ini contohnya kursi yang ada di ruang kelas,
disebabkan karena ulah siswa yang kadang-kadang meminjam tetapi tidak
dikembalikan ke tempat asalnya. Banyak juga sering ditemukan tembok
yang dicoret-coret, pintu rusak dan lain sebagainya. Hasil wawancara,
studi dokumen, dan hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa
inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes dilakukan sesuai dengan rapat yang sudah
direncanakan sebelumnya dan sudah terprogram. Tahapan yang saat ini
dilakukan yaitu pendataan sarana dan prasarana yang dimiliki. Petugas
inventarisasi sarana dan prasarana yaitu guru bagian sarana prasarana)
dengan kondisi sekolah yang belum lama pindah bangunan serta masih
dalam proses penataan ulang dan masih dalam tahapa bangunan akan
tetapi SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes memiliki sarana dan
prasarana yang memadai.
5. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Selama proses inventarisi di SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes kadang-kadang petugas menemukan barang-barang atau
perlengkapan sekolah yang rusak berat. Barang barang itu sudah tidak
bisa diperbaiki dan bahkan sudah tidak bisa dipakai lagi. Seandainya
diperbaiki, maka perbaikan akan memakan biaya yang sangat besar
sehingga lebih baik membeli yang baru dari pada memperbaikinya.
Demikian pula, ketika melakukan inventarisasi perlengkapan, petugasnya
107
mungkin menemukan beberapa perlengkapan pendidikan yang jumlahnya
berlebihan, sehingga tidak digunakan lagi.
Apabila semua perlengkapan tersebut tetap dibiarkan atau
disimpan, antara biaya pemeliharaan dan kegunaannya secara teknis dan
ekonomis tidak seimbang. Oleh karena itu terhadap semua barang atau
perlengkapan tersebut perlu dilakukan penghapusan.164
Sebagaimana
yang disampaikan oleh Bapak Drs. Sa‟dulloh sebagai berikut: “Begini ya
prosesnya setelah pelaksananan inventarisasi selesai, kemudian petugas
menata barang yang sudah siap digunakan, selanjutnya jika menemukan
barang-barang yang sudah rusak berat atau usang atau menemukan
kelebihan barang yang secara teknis tidak seimbang, yang tidak mungkin
untuk dipertahankan lagi, ataupun jika brang-barang itu diperbaiki dan
perbaikan memakan biaya yang sangat besar dan penggunaannyapun juga
tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Maka, kami
memusyawarahkan bersama setelah sepakat, barang-barang tersebut kami
lakukan penghapusan dengan tujuan untuk memudahkan administrasi.
Agar tidak melakukan pencatatan secara terus menerus sehingga buku
inventaris hanya penuh oleh catatan yang kurang berguna, sedangkan
barang-barang tersebut sudah tidak ada gunanya. Selanjutnya dibuatkan
berita acara penghapusan dan penyingkiran barang tersebut dengan cara
membakar atau menguburkan.”165
Penghapusan sarana prasarana pendidikan adalah kegiatan
meniadakan barang-barang milik lembaga atau milik negara dari daftar
inventaris dengan cara peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada
prakteknya, inventarisasi terdapat barang yang rusak, hilang dan tidak
dibutuhkan lagi sehingga penghapusan diperlukan untuk mengatasi
masalah tersebut. Penghapusan sarana prasarana pendidikan dilakukan
agar barang yang sudah tidak teepakai dihapus dari daftar inventaris
164
Bafadal, I.. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. (Jakarta, Bumi
aksara, 2004), hlm. 31 165
Wawancara dengan Waka Sarpras SMP Al Hikmah Benda Bapak Drs. Sa‟dulloh Ahad
24 pebruari 2019 Pukul 09.30 WIB
108
dengan cara dijual, dilelang ataupun dimusnahkan. Sarana prasarana yang
dihapus merupaka asset yang sudah tidak terpakai dan tidak dimanfaatkan
karena sudah rusak berat ataupun sudah ada pengganti yang lebih baik
maka akan dilakukan penghapusan.
Barang-barang tergolong rusak berat atau masih bisa diperbaiki.
Jika tergolong rusak berat, maka barang tersebut akan dihapus dari daftar
inventarisasi barang. Kemudian jika masih bisa diperbaiki dan tidak
memerlukan biaya yang sangat banyak, maka sekolah akan memilih
untuk diperbaiki.
a. Barang-barang yang ada disekolah tersebut hilang atau dicuri orang.
b. Barang-barang tersebut perlu pergantian seiring dengan perkembangan
teknologi.
Hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa penjualan
barang penghapusan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes dilakukan
sesuai kondisi barang dan ketidakfungsian barang. Penjualan barang yang
rusak seperti barang elektronik dengan cara diloakkan yaitu sitem panggil
orang. Penjualan barang yang dalam kondisi baik seperti TV dijual dengan
penjualan barang bekas.
C. PEMBAHASAN DAN HASIL TEMUAN
Penyajian data hasil penelitian manajemen sarana dan prasarana
pendidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes sebagaimana
dipaparkan di atas, maka pembahasan terdiri dari perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan,
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, inventarisasi sarana dan
prasarana pendidikan, serta penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
Berikut ini pemaparan pembahasan penelitian manajemen sarana dan
prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes beserta
hasil temuan yang ada di dalamnya, sebagai berikut :
109
1. Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes
Perencanaan sarana dan prasaran pendidikan adalah langkah awal
dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Perencanaan sarana
dan prasarana pendidikan merupakan persiapan kegiatan pengadaan
melalui serangkaian proses dengan perhitungan yang matang. Proses
perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan agar kebutuhan
sarana dan prasarana dapat terpenuhi secara efektif dan efisien.
Perencanaan sarana prasarana pendidikan yang ada di SMP Al Hikmah
Benda Sirampog Brebes sudah dilaksanakan sesuai teori yaitu melibatkan
semua unsur yang ada di sekolah tersebut dari kepala sekolah, wakil
kepala urusan sarana prasarana, kepala tata usaha, komite sekolah guru
dan yayasan, dilaksanakan dengan sistematis yaitu pengelola bagian
sarana prasarana mengumpulkan para semua yang sudah mendapatkan
surat tugas untuk mengadakan rapat bersama dalam rangka menyampaikan
data, keterangan, usul tentang sarana prasarana yang dibutuhkan dalam
satu tahun pelajaran baik pengadaan maupun perbaikan sarana prasarana.
Perencanaan manajemen sarana prasarana pendidikan di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes dilakukan dengan jalan musyawarah
dalam perencanaan pengadaan barang perlengkapan dilakukan pada awal
tahun pelajaran baru yang dilakukan untuk memperoleh kesepakatan
bersama dan mengindentifikasi sarana prasarana pendidikan yang
dibutuhkan oleh sekolah, menurut penulis hal ini sudah baik karena
dengan adanya musyawarah dan hasil kesepakatan bersama diharapkan
dapat menentukan kebutuhan secara tepat, baik tepat guna, tepat waktu,
tepat biaya dan tepat sasaran. Artinya kebutuhan disesuaikan dengan
kegunaan, waktu pencapaian pengadaan, biaya pengadaan dan sesuai
sasaran perencanaan kebutuhan.
110
2. Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan setelah
rangkaian proses perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana. Pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan merupakan perwujudan dari hasil
perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana yang tepat dan terukur.
Pengadaan perlengkapan sarana prasarana pendidikan bertujuan untuk
memperlancar atau menunjang dalam proses kegiatan pembelajaran.
Dalam proses pengadaan perlengkapan harus memperhatikan perencanaan
dan analisis kebutuhan yang sudah disepakati sebelumnya yaitu melalui
rapat. Hal ini dimaksudkan agar perlengkapan yang diadakan sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan oleh pihak sekolah.
SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes selalu berusaha
menambah sarana prasarana pendidikan untuk memperlancar proses
kegiatan pembelajaran, seperti alat-alat pendidikan, alat-alat kantor, alat-
alat perabot dan alat-alat bangunan. Proses pengadaan dilaksanakan
setelah melalui perencanaan yang mana dilakukan setahun sekali, yang
tertuang dalam Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS), bila ada
perubahan bisa dua kali dalam setahun. Untuk pengadaan, diidentifikasi
terlebih dahulu, mana yang betul-betul dibutuhkan, dan yang masih dapat
ditolerir, dalam artian dapat ditunda untuk sementara waktu mengingat
keterbatasan anggaran. Setelah direncanakan kemudian dibentuk
penanggungjawab dan panitia dalam rapat untuk kemudian melaksanakan
pengadaan.
Pengadaan perlengkapan sarana prasarana pendidikan di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes meliputi: pengadaan bangunan dan
pengadaan perlengkapan guna menunjang pendidikan dan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Dengan memperhatikan kebutuhan lembaga pendidikan
maka proses pembelajaran berjalan dengan baik. Pengadaan sarana
prasarana pendidikan dilakukan sesuai dengan perencanaan dan analisis
kebutuhan.
111
3. Pemeliharaan Sarana Prasarana Pendidikan di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah upaya yang
dilakukan agar sarana dan prasarana dapat digunakan sewaktu-waktu
dibutuhkan dengan kondisi baik. Pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan sangat penting karena mempengaruhi kegiatan belajar
mengajar agar dapat berjalan dengan optimal sesuai tujuan yang telah
ditetapkan. SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes melakukan
pemeliharaan sarana dan prasarana dengan penanganan yang berbeda
antara pemeliharaan sarana sekolah dengan pemeliharaan prasarana
sekolah.
Pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan pemeliharaan rutin
dan berkala, pemeliharaan rutin dilakukan setiap hari sedangkan
pemeliharaan berkala dilakukan sesuai dengan keadaan sarana prasarana
pendidikan sekolah dengan selalu memperhatikan dan memelihara sarana
prasarana pendidikan yang dimiliki karena merupakan asset sekolah yang
harus dijaga keadaanya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
pemeliharaan mutlak dilakukan, kebersihan lingkungan sekolah harus
dijaga. Pemeliharaan sarana prasarana di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes bukan hanya menjadi tanggungjawab tim sarana
prasarana melainkan juga tanggung jawab warga semua pihak yang ada di
sekolah kemudian koordinasi antara penanggungjawab dengan tim sarana
prasarana dan seluruh warga sekolah terjalin dengan baik, sehingga jika
ada kerusakan atau sarana yang membutuhkan perbaikan dapat dilakukan
dengan segera. Sehingga semua sarana prasarana yang dimiliki sekolah
tetap dalam keadaan terjaga dan siap pakai.
4. Inventarisasi Sarana Prasarana Pendidikan di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes
Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan dilakukan agar
sarana dan prasarana yang dimiliki dapat diketahui secara tertulis
112
mengenai jumlah dan kondisi barangnya. Inventarisasi sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah sangat penting sebagai informasi
kepemilikan, kebutuhan, dan kondisi sarana dan prasarana sekolah. Untuk
pencatatan barang, petugas di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
pertama mencatat barang kedalam buku inventaris barang, kemudian
barang tersebut diberi nomor inventaris dengan cat supaya barang tersebut
mudah dikenal dalam pengecekan barang. Inventarisasi yang dilakukan
oleh SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes sudah terlaksana dan
berjalan sesuai dengan teori manajemen sarana prasarana. Untuk kegiatan
mencatat dan menyusun sarana prasarana yang ada secara teratur, tertib
dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan kegiatan
inventarisasi dilakukan dengan prosedur dan setiap barang yang ada dalam
tiap ruangan sudah tercatat didalam daftar inventaris barang dan daftar
inventaris ruangan. Inventarisasi dilakukan setelah adanya barang yang
dibutuhkan telah diadakan, pengadaannya dilakukan dengan pembelian
serta bantuan dari pemerintah. Dengan adanya inventarisasi maka akan
mempermudah mengetahui identitas barang yang dimiliki.
5. Penghapusan Sarana Prasarana Pendidikan di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes.
Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan agar
barang yang tidak terpakai dihapus dari daftar inventarisasi dengan cara
dijual atau dilelang. Sarana dan prasarana yang dihapus merupakan aset
yang sudah tidak terpakai dan tidak dimanfaatkan karena sudah rusak berat
atau sudah ada barang pengganti yang lebih baik maka akan dilakukan
penghapusan. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Al
Hikmah Benda Sirampog Brebes dilakukan sesuai kondisi barang yang
sudah tidak terpakai agar tidak memenuhi tempat. Proses penghapusan
sarana dan prasarana di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes melalui
rangkaian tahapan yaitu pemilihan barang, penjualan barang. Kegiatan
penghapusan yang ada di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
dilakukan karena ada kerusakan parah yang tidak bisa diperbaiki,
113
pembengkakan biaya perawatan yang tidak sebanding dengan kegunaan,
hilang dan alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Penghapusan
jarang dilakukan karena memang perlengkapan dan peralatan yang di miliki
SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes masih bisa diperbaiki dan masih
banyak barang-barang yang masih bagus atau belum dimakan usia.
115
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai manajemen
sarana dan prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes,
maka dapat disimpulkan bahwa.
1. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes dibuat oleh pihak sekolah dengan koordinasi yayasan
pendidikan pondok pesantren Al Hikmah Benda Sirampog Brebes melalui
serangkaian tahapan yaitu rapat koordinasi sekolah, penetapan program
sekolah, serta penetapan kebutuhan sarana prasarana program.
Selanjutnya, perencanaan sarana dan prasarana selanjutnya
dimusyawarahkan bersama kepala sekolah, kepala tata usaha, bendahara
dan juga seluruh dewan guru yang nantinya akan menjadi pedoman dalam
pelaksanaan.
2. Pengadaan sarana prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes bertujuan untuk memperlancar atau menunjang dalam
proses kegiatan pembelajaran. Proses persetujuan proposal memerlukan
waktu yang tidak singkat dan memiliki karakteristik pengelolaan keuangan
berbeda dengan sekolah pada umumnya. Terkadang dilakukan melalui
pembelian menggunakan dana sekolah lalu tukar kwitansi dengan yayasan
atas dasar kesepakatan terlebih dahulu. Selanjutnya, pengadaan sarana dan
prasarana rumah tangga dilakukan oleh sekolah sendiri atas dasar
keputusan kepala sekolah dengan menggunakan anggaran yang berasal
dari dana BOS serta donatur untuk dihabiskan setiap tahunnya.
3. Pemeliharaan sarana dan prasarana di SMP Al Hikmah Benda Sirampog
Brebes meliputi : membuat jadwal penggunaan agar tidak terbentur dalam
hal penggunaan, akan tetapi pengguna terkadang kurang
bertanggungjawab penuh pada barang yang dipakai dibuktikan dengan
setelah selesai digunakan dengan tidak segera menata kembali ke tempat
116
masing-masing sehingga mengakibatkan kerusakan bahkan terkadang
hilang. Kemudian dalam hal pemeliharaan barang-barang SMP Al Hikmah
Benda Sirampog Brebes, petugas sudah melakukan pemeliharaan secara
kontinu setiap hari atau berkala melalui pengecekan setiap hari, bulanan
ataupun enam bulan sekali, namun demikian masih masih terdapat
kekurangan diantaranya kurang adanya kesadaran dan kepedulian dari
warga sekolah terhadap barang-barang yang dimiliki.
4. Inventarisasi di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes meliputi:
mencatat seluruh barang inventaris yang diterima didalam buku induk
inventaris, kemudian setelah selesai dicatat di buku induk inventaris
kemudian memberi kode barang tersebut. Misalnya perpustakaan
menerima buku langsung diadakan pencatatan di buku induk inventaris
setelah selesai diberi kode barang.
5. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Al Hikmah Benda
Sirampog Brebes dilakukan pada barang yang rusak dan barang tidak
terpakai. Penghapusan sarana dan prasarana ditetapkan oleh kepala
sekolah dengan koordinasi waka sarpras dan bendahara. Langkah
penghapusan yaitu penjualan barang rusak dengan diloakkan dan
penjualan barang bekas untuk barang layak pakai yang sudah tidak
difungsikan lagi.
B. Implikasi
Implikasi dirumuskan berdasarkan temuan-temuan penelitian yang
merupakan konsekuensi untuk mencapai kondisi ideal dalam melaksanakan
manajemen sarana dan prasarana di SMP Al Hikmah Benda Sirampog Brebes
agar dapat terlaksana dengan baik. Implikasi dari penelitian ini, antara lain,
perencanaan pengadaaan, pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan sarana
dan prasarana perlu dilakukan dengan mengacu kepada Rencana Kerja
Sekolah (RKS) yang telah dibuat sekolah yang disusun oleh tim pengembang
sekolah sehingga kegiatan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dapat
menunjang tercapaianya visi dan misi sekolah. Komite sekolah dan dinas
117
pendidikan seharusnya berperan aktif dalam kegiatan perencanaan sarana dan
prasarana untuk memenuhi sarana dan prasarana sesuai Standar Nasional
Pendidikan (SNP).
Komite sekolah dan dinas pendidikan perlu membantu mengatasi
keterbatasan dana yang dimiliki oleh sekolah dalam merealisasikan semuanya.
Kepala sekolah perlu mengkomunikasikan program-program sekolah yang
membutuhkan dukungan sarana dan prasarana memadai untuk meningkatkan
mutu sekolah, aktif menjalin kerjasama dengan berbagai pihak sehingga pada
akhirnya memiliki kesadaran untuk turut serta berperan aktif dalam
meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, pemerintah juga
dapat berperan aktif dalam mengatasi kendala yang dihadapi oleh sekolah
dengan kebijakan-kebijakan yang mendukung pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana sesuai SNP, termasuk dengan menggulirkan program bantuan
BOS yang dapat digunakan oleh sekolah untuk menutupi kekurangan dana
operasional sekolah termasuk sarana dan prasarana.
Dengan demikian, sarana dan prasarana sekolah dapat dimanfaatkan
secara efektif dan efisien guna mendukung kualitas pembelajaran. Kegiatan
manajemen sarana dan prasarana dari perencanaan sampai penghapusan dapat
dilakukan sesuai prosedur yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kepala sekolah perlu terus berupaya mencari solusi-solusi baru terkait
keterbatasan dana sehingga sekolah tetap eksis melaksanakan pendidikan
dengan tidak mempersoalkan permasalahan pembiayaan. Komite sekolah,
pemerintah daerah dan yayasan yang berada di lingkungan sekolah perlu
berperan serta dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang sesuai
Standar Nasional Pendidikan, dengan menggulirkan berbagai kebijakan yang
mendukung sekolah, sehingga dengan kemampuan finansial yang memadai,
sekolah dapat melaksanakan program apa saja yang berkaitan dengan
kepentingan pendidikan
118
C. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas
dan berbagai keterbatasan yang dimiliki penulis dalam penelitian ini, maka
peneliti selanjutnya menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Bagi kepala sekolah diharapkan selalu memperhatikan dalam peningkatan
manajemen sarana dan prasarana dan mengganti sarana dan prasarana
yang sudah tidak layak pakai.
2. Bagi guru diharapkan agar memanfaatkan sarana dan prasarana dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan fungsinya sehingga dapat menunjang
jalannya manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
3. Bagi wakil kepala sekolah bagian sarana dan prasarana sebaiknya
meningkatkan pengadaan fasilitas sarana dan prasarana sekolah yang
menunjang pembelajaran, seperti meja dan kursi yang lebih sesuai dengan
postur tubuh peserta didik sehingga nyaman digunakan, diperlukan guru
dalam proses belajar mengajar dan ruang belajar yang senantiasa bersih.
4. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar mengadakan penelitian dengan
cakupan materi lainnya dengan berdasarkan manajemen sarana dan
prasarana yang peneliti lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Boedi. 2014. Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka
Setia
Ahmad, Tanzeh. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras.
Andi, Prastowo. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian, Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Bafadal, Ibrahim. 2014. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Baharuddin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam Transformasi Menuju Sekolah/
Madrasah Unggul. Jakarta: UIN Press.
Barnawi, M. Arifin. 2014. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.
Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Burhan, Bungin. 22005. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Basri, Hasan. 20019. Pengembangan Program Pendidikan. Bandung: Pustaka
Setia.
Djam‟an Satori, Aan Komariyah, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hamid, Patilima. 2005. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Handoko, Tani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia , Yogyakarta: BPFE.
H. Syukran, Ahmadi, 2012. Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta:
LaksBang.
Jalaludin. 2017. Pendidikan Islam dari Zaman ke Zaman, Jakarta: Rajawali Pers.
Mahmud Khalifah, Usamah Quthub. 2009. Menjadi Guru Yang Dirindu.
Surakarta: Penerbit Ziyad Visi Media.
Matin, Nurhattati Fuad, 2016. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan,
Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
M. Daryanto, 2006. Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nurochim. 2016. Administrasi Pendidikan, Bekasi: Gramata Publishing.
Priansa, Donni Juni, 2018. Sonny Suntani Sentiana; .Manajemen dan Supervisi
Pendidikan , Bandung: CV Pustaka Setia.
Qomar, Mujamil. 2007. Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian dan Pengembangan Research and
Development. Bandung: CV. Alfabeta.
Suryana, Yaya, 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Saefulloh. 2014. Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia.