Manajemen Produksi Ikan Kerapu Macan di BBL Batam Provinsi Kepulauan Riau
-
Upload
liza-aurora -
Category
Documents
-
view
58 -
download
4
Transcript of Manajemen Produksi Ikan Kerapu Macan di BBL Batam Provinsi Kepulauan Riau
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Keadaan Umum BBL Batam
Balai Budidaya Laut Batam terletak di Pulau Setoko Jalan Raya Barelang III
Kecamatan Bulang Kota Batam Kepulauan Riau, dengan luas ± 6,5 Ha. BBL
Batam berada di atas bukit pada ketinggian 30 meter di atas permukaan laut
dengan kemiringan tanah 5º dimana tekstur tanah liat berbatu. Perairan lautnya
jernih dengan subrat pasir berlumpur dan terdapat ekosistem terumbu karang,
rumput laut, dan vegetasi hutan mangrove di kawasan pesisirnya serta terdapat
juga padang lamun.
IV.1.1. Sejarah Berdirinya Balai Budidaya Laut Batam
Balai Budidaya Laut Batam merupakan Unit Pelaksana Teknis Pusat
(UPTP) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya di bidang pengembangan
budidaya laut. Balai Budidaya Laut Batam berdiri sejak tahun 1986 dengan nama
Stasiun Budidaya Laut yang berkantor di Tanjung Pinang, kemudian pada tahun
1990 berganti nama menjadi Sub Balai Budidaya Laut yang berkantor di Tanjung
Riau, Sekupang, Batam.
Sejak tahun 1994 Sub Balai Budidaya Laut resmi terbentuk dengan nama
Loka Budidaya Laut Batam melalui surat Keputusan Menteri No.
347/KPTS/OT.210/5/94 tanggal 06 Mei 1994, lalu disempurnakan dengan SK
Menteri Eksplorasi Laut dan Perikanan Nomor : 64 Tahun 2000 tanggal 31 Juli
2000, kemudian disempurnakan lagi dengan surat Keputusan Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor : KEP.26C/MEN/2001 tanggal 01 Mei 2001.
12
Pada Juni 2002 Loka Budidaya Laut Batam menempati lokasi baru di
Pulau Setoko, Kecamatan Bulang, Kota Batam dan pada tahun 2006 melalui
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.10/MEN/2006. Pada tanggal
12 Januari 2006 Loka Budidaya Laut Batam resmi menjadi Balai Budidaya Laut
Batam dan seluruh kegiatan dipusatkan di lokasi dengan luas 6,5 Ha tersebut.
IV.1.2. Fungsi dan Tugas pokok Balai Budidaya Laut Batam
1. Fungsi
Adapun fungsi dari Balai Budidaya Laut Batam adalah sebagai berikut :
1) Pengkajian, pengujian dan bimbingan penerapan standar pembenihan dan
pembudidayaan ikan laut.
2) Pengkajian standar dan pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan sertifikasi
personil pembenihan serta pembudidayaan ikan laut.
3) Pengkajian sistem dan tata laksana produksi dan pengelolaan induk penjenis
dan induk dasar ikan laut.
4) Pelaksanaan pengujian pembenihan dan pembudidayaan ikan laut.
5) Pengkajian standar pengawasan benih, pembudidayaan serta pengendalian
hama dan penyakit ikan laut.
6) Pengkajian dan pengendalian lingkungan dan sumberdaya induk / benih ikan
laut.
7) Pelaksanaan sistem jaringan laboratorium pengujian, pengawasan benih dan
pembudidayaan laut.
8) Pengelolaan dan pelayanan sistem informasi dan publikasi pembenihan dan
pembudidayaan ikan laut.
9) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
13
2. Tugas Pokok
Tugas pokok dari Balai Budidaya Laut Batam adalah melaksanakan
penerapan teknik pembenihan dan pembudidayaan ikan laut serta pelestarian
sumberdaya induk / benih ikan laut dan lingkungan.
IV.1.3. Visi dan Misi
1. Visi
Visi Balai Budidaya Laut Batam adalah Mewujudkan Balai Budidaya Laut
Batam sebagai institusi pelayanan dalam pembangunan dan pengembangan sistem
budidaya air laut yang berdaya saing, berkelanjutan dan berkeadilan.
2. Misi
Adapun misi dari Balai Budidaya Laut Batam adalah sebagai berikut :
1) Mengembangkan rekayasa teknologi budidaya berbasis agribisnis dan
melaksanakan alih teknologi kepada dunia usaha.
2) Meningkatkan kapasitas kelembagaan.
3) Mengembangkan sistem informasi IPTEK perikanan.
4) Meningkatkan pelayanan jasa dan sertifikasi.
5) Memfasilitasi upaya pelestarian sumberdaya ikan dan lingkunganya.
IV.1.4. Organisasi dan Tata Kerja
Dalam keorganisasian Balai Budidaya Laut Batam dipimpin oleh Kepala
Balai yang dalam kerjanya dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala
Seksi Pelayanan Teknis dan Informasi, Kepala Seksi Sarana Teknik dan
Kelompok Pejabat Fungsional. Tugas dari masing-masing pembantu Kepala Balai
adalah sebagai berikut :
14
1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertugas melaksanakan urusan tata usaha balai
serta memberi pelayanan teknis dan administrasi kepada semua satuan
organisasi dalam lingkungan Balai Budidaya Laut Batam yang terdiri dari sub
bagian keuangan dan sub bagian umum.
2. Seksi Pelayanan Teknis dan Informasi bertugas melaksanakan teknik kegiatan
dan penerapan teknik budidaya air laut yang pelaksanaannya dibantu oleh sub
seksi pelayanan teknis dan sub pelayanan informasi dan publikasi.
3. Seksi Sarana Teknik bertugas melaksanakan penyediaan, pengelolaan dan
pemeliharaan sarana teknik kegiatan dan penerapan teknik budidaya air laut
yang terdiri dari sub seksi budidaya dan sub seksi laboratorium.
4. Kelompok Pejabat Fungsional bertugas melakukan perekayasaan teknik
budidaya air laut sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Berdasarkan SK. Menteri Eksplorasi Laut dan Perikanan No. 64 Tahun
2000 Tanggal 31 Juli 2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Budidaya
Laut Batam yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya BBL Batam, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya. Sesuai SK Menteri Eksplorasi Laut dan
Perikanan No. 64 Tahun 2000 tersebut di dalam struktur organisasi terdapat
kelompok jabatan fungsional yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
perekayasaan, pengujian, penerapan dan bimbingan penerapan standar teknik alat
dan mesin, serta sertifikasi pembenihan dan pembudidayaan, pengendalian hama
dan penyakit ikan, pengawasan benih budidaya, penyuluhan dan kegiatan lain
yang sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fugsional berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Kelompok jabatan fungsional terdiri dari perekayasa, pengawas benih
ikan, pengawas perikanan, pengendalian hama dan penyakit ikan dan jabatan
15
fungsional lain yang diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Sesuai dengan SK Menteri Kelautan dan Perikanan nomor
KEP.47/MEN/2002 Tanggal 18 November 2002, struktur organisasi Balai
Budidaya Laut Batam sebagai berikut:
a. Kepala Balai Budidaya Laut Batam
b. Sub Bagian Tata Usaha
c. Sei Pelayanan Teknis
d. Sei Standarisasi dan Informasi
e. Kelompok Jabatan Fugsional
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Balai Budidaya Laut Batam
Untuk mempermudah koordinasi dan mempelancar pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan SK keputusan Balai Budidaya Laut Batam No.PER.10/MEN/2006
tanggal 12 Januari 2006 dibentuk kelompok kegiatan perekayasaan sebagai
berikut :
1. Kelompok Kegiatan Pembenihan Ikan.
2. Kelompok Kegiatan Pembesaran Ikan.
3. Kelompok Kegiatan Pembesaran Non Ikan.
4. Kelompok Kegiatan Kultur Pakan Alami.
Kepala Balai Budidaya Laut Batam
Sub Bagian Tata Usaha
Sei Pelayanan TeknisSei Standarisasi dan
informasi
Kelompok Jabatan Fungsional
16
5. Kelompok Kegiatan Manajemen Kesehatan Hewan Aquatic.
6. Kelompok Kegiatan Pengendalian Lingkungan.
IV.1.5. Sumber Daya Manusia
Balai Budidaya Laut Batam merupakan suatu institusi yang melakukan
perekayasaan dan kaji terap akan berbagai informasi ilmu pengetahuan teknologi
yang berhubungan dengan teknologi budidaya laut yang baru dan
menyempurnakan teknologi yang sudah ada sehingga dapat diterapkan oleh
masyarakat.
Untuk mendukung Tugas dan Fungsinya, Balai Budidaya Laut Batam
didukung oleh sumberdaya manusia sebanyak 94 orang yang terdiri atas 65 orang
PNS, 3 orang CPNS dan 26 orang tenaga kontrak. Berdasarkan Status
kepegawaiannya Tahun Anggaran 2011 dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Jumlah Pegawai Balai Budidaya Laut Batam Berdasarkan Status Kepegawaiannya
No Status Golongan / Ruang JumlahIV III II I1. PNS 3 25 32 5 652. CPNS - 1 2 - 33. Tenaga Kontrak - - - - 26Sumber: Laporan Tahunan Balai Budidaya Laut Batam Tahun 2011
Selain itu, untuk mendukung tugas dan fungsinya sehingga tercapai visi
dan misi Balai Budidaya Laut Batam maka diperlukan adanya sumberdaya
manusia yang berkualitas. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi maju dan berkembangnya suatu usaha serta menjadi
indikator kualitas sumberdaya manusia yang ada di Balai Budidaya Laut Batam.
Untuk itu, perlunya di tinjau kondisi pegawai di Balai Budidaya Laut Batam dari
segi pendidikan pada tabel 4.2 dibawah ini.
17
Tabel 4.2. Kondisi Pegawai Balai Budidaya Laut batam Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Bidang / Jurusan Jumlah / Orang
1. Doktor Sain veteriner 1
2. Pasca Sarjana (S2) Aquqculture 1
Manajemen Sumberdaya Pantai 2
Chef de project Et D’Exloitation 1
Ilmu Lingkungan 1
Pengelolaan Sumberdaya Hayati Lingkungan Hidup Tropika
1
3. Sarjana (S1/D4) Perikanan 16
Sumberdaya Perairan 3
Biologi 1
Kelautan 1
Sistem Informasi 1
Kimia 1
4. Diploma III Perikanan 11
Kimia 1
Teknik Mesin Perkapalan 1
Akuntansi 2
5. SUPM / SMA Perikanan 12
Umum 6
6. SD / SMP 5
7. Tenaga Kontrak 26
Jumlah 94
Sumber : Laporan Tahunan Balai Budidaya Laut Batam Tahun 2011
Selain itu, pengembangan sumberdaya manusia juaga dapat dilihat dari
kondisi pegawai berdasarkan umur. Pegawai di Balai Budidaya Laut Batam
18
memiliki rentang umur 21-25 hingga 56-60. Pegawai Balai Budidaya Laut Batam
yang terbanya rentang umur dari 26-30 sebanyak (32,98%). Kondisi pegawai
Budidaya Laut Batam berdasarkan umur dapat di lihat pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3. Kondisi Pegawai Balai Budidaya Laut Batam Berdasarkan Tingkat Umur
Umur Frekuensi Presentase21-25 7 7,45%26-30 31 32,98 %31-35 20 21,28%36-40 13 13,83%41-45 8 8,51%46-50 5 5,32%51-55 5 5,32%56-60 5 5,32%Total 94 100%
Sumber : Laporan Tahunan Balai Budidaya Laut Batam Tahun 2011
IV.1.6. Sarana dan Prasana
Balai Budidaya Laut Batam memiliki sarana dan prasarana untuk
operasional kegiatan budidaya, mulai dari pemilihan induk, pemijahan,
pemeliharaan larva, pendederan dan pembesaran. Secara garis besar fasilitas yang
dimiliki Balai Budidaya Laut Batam dapat dilihat Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Sarana dan Prasarana Fisik yang Dimiliki Balai Budidaya Laut Batam
No Fasilitas Jumlah (unit)
Fungsi
1 Keramba Jaring Apung 49 Pemeliharaan induk, pembesaran dan penggelondongan
2 Bak Induk Beton (255 ton) 5 Pemeliharaan Induk3 Bak Beton (8 - 10 Ton) 20 Pemeliharaan larva dan penyediaan
pakan alami4 Bak Fiberglass (1-8 Ton) 64 Pemeliharaan larva, pendederan
dan pakan alami7 Indoor hatchery 2 Lokasi pemeliharaan larva8 Outdoor hatchery 2 Lokasi pendederan9 Laboratorium penyakit 1 Identifikasi mengenai penyakit
ikan10 Laboratorium plankton 1 Perekayasaan dan penyediaan
pakan alami
19
14 Sistem Filter 1 Menyaring air15 Tandon air laut (100 ton) 1 Stock air laut16 Tandon air tawar (125 ton) 1 Stock air laut17 Pompa 4 Pengisi air18 Mess operator 4 Tempat tinggal karyawan19 Kantor 2 Kelancaran kegiatan administrasi
dan program proyek21 Kendaraan Operasional 2 Kelancaran operasional pegawai
dan produksi22 Genset 3 Sumber energy23 Asrama 10 Penginapan peserta diklat24 Ruang pelatihan 2 Pendidikan dan latihan25 Komputer 5 Sarana dan penunjang kegiatan
administrasi dan perekayasaan26 Rumah Genset 2 Fasilitas penerangan dan
operasional27 Rumah pompa 2 Penyedia air laut28 Pos jaga 1 Keamanan29 Perpustakaan 1 Pengadaan buku-buku perikananSumber : Modul Pelatihan Balai Budidaya Laut Batam Tahun 2011
IV.1.7. Produksi Balai Budidaya Laut Batam
Balai Budidaya Laut Batam telah memproduksi berbagai macam
komoditas perikanan seperti Ikan Kakap Putih, Ikan Kerapu Macan dan Ikan
Bawal Bintang. Komoditas lain yang diproduksi Balai Budidaya Laut Batam
adalah komoditas yang diharapkan mencapai produksi stabil menjadi komoditas
unggulan (Komoditas Harapan). Komoditas Harapan meliputi produksi Ikan
Kerapu Kertang, Ikan Kerapu Cantang, Abalon dan Lobster.
Tabel 4.5. Data Produksi Pembesaran Balai Budidaya Laut BatamTahun Target Produksi
(kg)Capaian Produksi
(kg)Persentase Capaian
(%)2011 12.000 17.611,2 146,7%2012 13.000 18.193,4 139,94%2013 14.000 17.495,3 124,96%
Sumber: Arsip Koordinator Produksi Pembesaran BBL Batam Tahun 2014
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa capaian jumlah produksi pembesaran
Balai Budidaya Laut Batam tahun 2011 mencapai 17.611,2 kg, angka ini
20
menunjukkan ketercapaian target produksi sebesar 146% dari target produksi
yang ditetapkan yaitu 12.000 kg. Pada tahun 2012 capaian produksi mencapai
18.193,4 kg dari julmh target yang ditetapkan yaitu 13.000 kg. Sedangkan capaian
jumlah produksi pada tahun 2013 sebesar 124,96% dari target tahun 2013 sebesar
14.000 kg, yaitu sebanyak 17.493,5 kg.
IV.2. Kegiatan Magang
Pada hari pertama (Sabtu, 25 Januari 2014) kegiatan yang dilakukan adalah
melaporkan kedatangan peserta magang kepada pihak Balai Budidaya Laut
Batam. Selanjutnya mendapat intruksi untuk hadir pada hari Senin pukul 08.00
WIB dan mengikuti kegiatan apel pagi. Hari berikutnya adalah melakukan
pengamatan tempat mulai dari Kantor, Labor Pakan Alami, Hatchery,
Pembenihan hingga Keramba Jaring Apung.
Senin, 27 Januari 2014, mengikuti kegiatan apel pagi pukul 08.00 WIB.
Selanjutnya menerima pembagian pembimbing lapangan untuk mahasiswa
magang dari Universitas Riau. Pembimbing lapangan saya selama praktek
magang adalah Bapak Sahidan Muhlis S.Pi, MP yang menjabat sebagai
Koordinator Produksi Pembesaran di Keramba Jaring Apung BBL Batam.
Selanjutnya saya menemui pembimbing lapangan dan menyerahkan proposal
magang untuk menerima pengarahan dalam pelaksanaan magang.
IV.2.1. Pemberian Pakan Ikan
Minggu pertama magang saya ditempatkan di Keramba Jaring Apung
Divisi Pembesaran Ikan Kerapu Macan. Kegiatan yang diikuti adalah pemberian
pakan ikan di keramba Ikan Kerapu Macan. Pakan yang diberikan berupa pakan
21
rucah, yaitu pakan dari ikan non ekonomis (trash fish) yang berasal dari sisa-sisa
ikan yang tidak laku terjual di TPI.
Sebelum pakan rucah ditebar di keramba, ikan rucah harus dipotong-
potong sesuai dengan besar bukaan mulut ikan. Alat yang digunakan dalam
pemotongan ikan rucah adalah gunting, pisau, ember, baskom dan keranjang.
Pemotongan rucah dilakukan setiap pagi pada pukul 07.00, setelah itu kembali ke
kantor untuk mengikuti kegiatan apel pukul 08.00, kemudian turun kembali ke
KJA untuk memberi pakan ikan.
Pakan ikan diberikan setiap jam 9 pagi, 11 siang dan jam 3 sore.
Pemberian pakan ikan memiliki teknik tersendiri berdasarkan kebiasaan makan
ikan. Ikan Kerapu Macan termasuk ikan karang yang bergerak pasif dan
cenderung berdiam diri di dasar perairan. Pada saat pemberian makan pun, ikan
ini tidak terlalu aktif untuk memangsa makanannya. Sehingga pemberian pakan
ikan tidak selalu bisa mengikuti prosedur yang baku, yaitu pemberian pakan 3 kali
sehari. Namun pemberian pakan yang baik adalah dengan menebar pakan sedikit
demi sedikit dengan frekuensi sesering mungkin. Jika ikan terlihat tidak lagi
memangsa makanan, maka pemberian pakan dihentikan dan diberikan lagi kira-
kira satu jam kemudian dan lebih baik jika diulangi sesering mungkin. Hal ini
dilakukan agar tidak ada pakan ikan yang terbuang percuma. Selain itu, pakan
yang tersisa akan menumpuk di dasar jaring sehingga memancing ikan di luar
jaring untuk memangsa pakan yang dapat mengakibatkan kerusakan jaring.
Dari kegiatan pemberian pakan, diperoleh pengetahuan dan pengalaman
dalam mempersiapkan pakan, cara pemberian pakan, manajemen faktor produksi
(pakan) dan perlakuan terhadap ikan budidaya yang berhubungan dengan pakan.
22
IV.2.2. Mencuci Jaring
Kegiatan selanjutnya yang dilakukan pada minggu pertama adalah
mencuci jaring. Alat yang diperlukan dalam pencucian jaring adalah pompa
penyemprot air. Pencucian jaring dilakukan di tempat yang terpisah dengan KJA.
Sebelum dicuci, jaring dijemur terlebih dahulu selama 1-2 hari untuk mematikan
biota yang menempel pada jaring. Setelah kering, jaring dicuci dengan cara
disemprot dengan pompa penyemprot air. Setelah itu jaring dijemur kembali. Jika
terdapat banyak kerang atau tritip yang menempel pada jaring, maka jaring harus
dibersihkan dengan cara memukul-mukul mata jaring dengan palu agar kerangnya
hancur dan lepas dari jaring.
Dari kegiatan ini, diperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai cara
membersihkan wadah budidaya dan permasalahan beserta solusinya dalam
penanganan aset untuk memperpanjang masa pakai.
IV.2.3. Memasang Jaring
Kegiatan selanjutnya yang saya ikuti adalah membantu teknisi memasang
jaring pada keramba. Sebelum jaring dipasang, dilakukan pengecekan terhadap
kondisi jaring jika jaring masih kotor atau terdapat kerusakan pada jaring. Jika
terdapat jaring yang robek atau rusak, dilakukan perbaikan dengan menyulam
kembali jaring yang robek.
Dalam pemasangan jaring, dibutuhkan pemberat. Pemberat yang
digunakan adalah pemberat dengan beban 5 kg sebanyak 4 buah. Pemberat
berfungsi untuk mempertahankan jaring dalam ukuran maksimal sehingga
memberi ruang gerak yang luas bagi ikan. Selain itu fungsi pemberat adalah
memberi tekanan pada jaring untuk menahan arus di sekitar keramba. Pemberat
23
yang digunakan dapat berupa beton atau batu dan dipasang dengan
mengikatkannya pada tali yang sudah disulam disepanjang bujur sudut jaring.
Cara ini dapat mempermudah pemasangan dan pelepasan pemberat baik ketika
jaring diangkat maupun diturunkan.
Langkah-langkah pemasangan jaring yang pertama adalah mengikat tali ris
pada sudut jaring dengan sudut rangka keramba. setelah itu pemberat dipasang
pada empat sudut bawah jaring. Setelah pemberat terpasang, dilakukan
pengecekan kembali terhadap jaring. Adapun prosedur pemeliharaan jaring dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.3. Prosedur Pemeliharaan Wadah Budidaya (Jaring)
Dari kegiatan, diperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai persiapan
wadah budidaya, alat dan bahan yang diperlukan dan hal-hal apa saja yang harus
Mengangkat jaring kotor
Memasang jaring baru ditempat kosong
Mengangkat jaring kotor ke tempat penjemuran
Menghitung dan memindahkan ikan kejaring baru
Penjemuran jaringDilakukan 2-3 hari
dibawah terik matahari
Pembersihan jaring dengan mesin semprot
Penyimpanan
24
diperhatikan dalam pelaksanaannya. Serta bagaimana teknis mengerjakan tugas
bersama-sama dengan anggota tim dan koordinasi di dalam tim.
IV.2.4. Sampling dan Grading
Memasuki minggu kedua magang, saya ditugaskan untuk melakukan
sampling dan membantu teknisi melakukan grading. Sampling dilakukan untuk
mengetahui tingkat pertumbuhan ikan agar bisa menentukan dosis pakan dan
kelulushidupan ikan. Sampling ikan dilakukan sebulan sekali dengan mengambil
ikan secara acak sebanyak 10% dari jumlah ikan yang ada. Sampling juga
dilakukan ketika akan dilaksanakan pemanenan untuk mengetahui apakah ukuran
ikan sudah mencapai ukuran panen.
Selama pelaksanaan magang, saya telah melakukan 3 kali kegiatan
sampling. Hal ini dilakukan atas rekomendasi pembimbing lapangan untuk
mengetahui bagaimana cara mengukur pertumbuhan ikan dari data hasil sampling.
Sampling saya lakukan pada tanggal 3, 11 dan 17 Februari 2014. Adapun data
sampling yang saya peroleh adalah:
Tabel 4.6. Data Hasil Sampling Ikan Kerapu Macan
Sampling
Jumlah Sample
Berat Total
Berat Rata-rata
Rentang Waktu
Sampling
Pertumbuhan Rata-rata
1 10 ekor 2,9 kg 290 gr - -2 10 ekor 3,0 kg 300 gr 8 hari 1,3 gr/hari3 10 ekor 3,1 kg 310 gr 7 hari 1,4 gr/hari
Sumber: Arsip Pribadi. Keramba Jaring Apung BBL Batam, 2014
Dengan mengetahui pertumbuhan rata-rata ikan, dapat diperhitungkan pula
berapa lamanya waktu yang dibutuhkan ikan untuk dapat mencapai ukuran panen.
Jika pertumbuhan rata-rata ikan adalah 1,3 gr/hari, maka untuk mencapai berat
500 gr dibutuhkan waktu sekitar 5-6 bulan mulai dari sampling dilakukan.
25
Selain itu sampling juga dilakukan untuk mengetahui rentang perbedaan
ukuran ikan yang berada dalam keramba. Dari selisih ukuran ikan yang
disampling, dapat diketahui tingkat keragaman ukuran ikan dalam suatu keramba.
Jika keragaman ukuran ikan cukup tinggi, maka perlu dilakukan grading.
Grading adalah kegiatan pemilahan ikan berdasarkan ukuran. Variasi
ukuran ikan Kerapu Macan dalam suatu keramba dapat merangsang sifat kanibal
bagi Ikan Kerapu Macan terutama ikan yang berukuran lebih besar. Hal ini dapat
menyebabkan ikan yang lebih kecil takut untuk mengejar makanan sehingga dapat
mengganggu pertumbuhannya. Munculnya sifat kanibalisme juga dapat
menyebabkan ikan yang lebih kecil menjadi stress sehingga ikan menjadi lebih
rentan terserang penyakit.
Sebelum grading dilaksanakan, perlu dilakukan persiapan wadah yaitu 2
lobang keramba yang kosong dengan jaring yang sudah bersih dan layak pakai.
Setelah itu ikan dipuasakan selama 24 jam. Alat dan bahan yang digunakan dalam
kegiatan grading adalah scope-net, cold box, keranjang plastik, pena dan kertas
untuk mencatat jumlah ikan.
Cara melakukan grading adalah dengan mengangkat jaring terlebih
dahulu, kemudian menyerok ikan dengan scope-net dan dimasukkan ke dalam
cold box yang sudah diisi air laut. Setelah itu ikan diambil sedikit demi sedikit
dengan keranjang plastik dan dipilah berdasarkan ukuran. Ikan dengan ukuran
kecil dimasukkan ke dalam keramba kosong yang pertama dan ikan yang lebih
besar dimasukkan ke keramba kosong yang lainnya. Jumlah ikan yang masuk
kedalam masing-masing keramba dicatat kemudian dijumlahkan sebagai arsip.
Adapun prosedur sampling dan grading dapat dilihat pada gambar berikut:
26
Gambar 4.4. Prosedur Sampling dan Grading
Dari kegiatan sampling dan grading, diperoleh pengetahuan dan
pengalaman mengenai pengukuran dan pemilahan beserta tujuannya. Selanjutnya
dapat diperoleh pengetahuan mengenai persiapan serta pelaksanaan sampling dan
grading.
IV.2.5. Pemeliharaan Kesehatan Ikan
Pemeliharaan kesehatan ikan perlu dilakukan untuk mengurangi tingkat
kematian ikan yang dapat menurunkan hasil produksi ikan Kerapu Macan. Untuk
itu perlu dilakukan pengawasan rutin terhadap konsdisi kesehatan ikan. Ikan yang
terserang penyakit biasanya menunjukkan tanda-tanda yang dapat diamati dari
permukaan tubuhnya.
Mencatat data hasil sampling dan grading
Menentukan jaring dan ikan yang akan disampling
Persiapan peralatan dan bahan sampling dan grading
Menghitung populasi ikan per jaring
Mengukur berat dan panjang ikan
Mengambil ikan sampel dimasukan kedalam ember
Ikan yang disampling max. 10% dari
setiap/populasi/jaring
Tingkat ketidakseragaman tinggi dilakukan grading
27
Adapun tanda-tanda penyakit pada ikan yang umum terjadi yaitu
hilangnya nafsu makan, perubahan warna tubuh (ikan stress biasanya lebih gelap),
berenang lambat, anatomi abnormal seperti: mata menonjol sirip bengkok dan
luka, serta pertumbuhan lambat.
Pada minggu ke-3 pelaksanaan magang, saya ikut membantu teknisi untuk
melakukan perendaman ikan (treatment). Perendaman ikan dilakukan untuk
mematikan bakteri dan parasit yang menempel pada tubuh ikan seperti kutu dan
cacing insang. Alat dan bahan yang digunakan dalam perendaman ikan adalah
scope-net, cold box, aerator, batu aerasi dan air tawar. Aerator berfungsi untuh
menambah suplai oksigen selama perendaman dan batu aerasi berfungsi memecah
oksigen untuk mempermudah respirasi pada ikan.
Prosedur perendaman ikan adalah, mengisi air tawar ke dalam cold box,
memasang aerator untuk mengalirkan oksigen selama perendaman, memasang
batu aerasi untuk memecah oksigen, mengisi ikan ke dalam cold box lalu ikan
direndam selama 10-20 menit.
Dari kegiatan seputar pemeliharan kesehatan ikan, diperoleh pengetahuan
dan pengalaman mengenai pencegahan dini terhadap permasalahan yang terjadi
pada kesehatan ikan untuk menghindari kerugian yang dapat terjadi akibat ikan
sakit.
IV.2.6. Panen
Kegiatan yang diikuti pada minggu ke-4 adalah mengikuti kegiatan panen.
Kegiatan panen yang saya ikuti disini bukan panen ikan Kerapu Macan melainkan
ikan Bawal Bintang. Karena selama pelaksanaan magang, ikan Kerapu Macan
belum mencapai ukuran panen sehingga kegiatan panen yang dapat saya ikuti
28
adalah kegiatan panen ikan Bawal Bintang. Namun, secara teknis pemanenan ikan
Bawal Bintang dengan ikan Kerapu Macan tergolong sama.
Sebelum kegiatan pemanenan dilakukan, ikan dipuasakan terlebih dahulu
selama 24 jam. Setelah itu mempersiapkan alat yang diperlukan seperti keranjang
jaring, scope-net, timbangan dan bilah kayu. Pemanenan dilakukan dengan
mengangkat jaring terlebih dahulu dan mmebelah jaring dengan bilah kayu agar
ikan berkumpul di satu sisi. Kemudian ikan diangkat dengan scope-net dan
dimasukkan ke dalam keranjang jaring. Setelah itu ikan ditimbang dan dapat
dijual.
Dari kegiatan panen diperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai
bagaimana perlakuan yang baik terhadap produk yang siap dipasarkan, persiapan
panen dan kerjasama tim dalam pemanenan.
IV.2.7. Pengemasan (Packing)
Packing ikan dapat dibagi menjadi 2 yaitu packing tertutup dan packing
terbuka. Packing tertutup adalah pengemasan ikan di dalam wadah yang dibatasi
sehingga terpisah dari lingkungan di luarnya. Sedangkan packing terbuka adalah
pengemasan di dalam wadah tanpa batas pemisah dengan lingkungan di luarnya.
Kegiatan packing yang saya ikuti selama praktek magang adalah kegiatan packing
ikan Bawal Bintang yang menggunakan packing terbuka. Adapun teknis packing
ikan Bawal Bintang dengan ikan Kerapu Macan tergolong sama.
Alat dan bahan yang digunakan dalam packing terbuka adalah keranjang
jaring, drum atau ember besar, aerator dan es batu. Penggunaan es batu
dimaksudkan agar ikan tidak memberontak selama transportasi. Prosedur packing
terbuka adalah memasukkan air laut ke dalam drum atau ember besar, setelah itu
(b)
29
memasang aerator, memasukkan es batu ke dalam air lalu ikan dimasukkan ke
dalam wadah. Setelah itu ikan ditransportasikan mengunakan kendaraan terbuka
seperti sepeda motor, mobil pick-up dan kapal.
Gambar 4.5. Packing dan Transportasi Terbuka. (a) dan (b) Trasnportasi Darat, (c) Transportasi Laut
IV.2.8. Seminar Laporan Magang
Setelah rangkaian kegiatan magang dilaksanakan, saya menyusun laporan
kegiatan magang untuk diserahkan kepada pembimbing lapangan. Pada tanggal 20
Februari 2014 saya melaksanakan seminar laporan kegiatan magang. Seminar ini
dilakukan untuk validasi data yang telah saya peroleh selama pelaksanaan
magang, dimana peserta seminar dapat memberikan saran dan masukan untuk
melengkapi data yang saya telah peroleh.
IV.3. Manajemen Produksi Ikan Kerapu Macan di Keramba Jaring Apung BBL Batam.
(a)
(c)
30
Selama kegiatan magang dilakukan, saya memperoleh banyak pengetahuan
mengenai manajemen produksi Ikan Kerapu Macan untuk ukuran konsumsi.
Selain itu saya juga mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana menjadi
seorang koordinator atau manajer yang baik. Pengetahuan ini saya peroleh dari
kegiatan magang yang saya ikuti, diskusi dengan para teknisi hingga cerita santai
bersama koordinator sembari monitoring lapangan.
Dari berbagai informasi yang saya peroleh, dapat saya deskripsikan
mengenai manajemen produksi ikan Kerapu Macan di Keramba Jaring Apung
BBL Batam yang meliputi Perencanaan (Planning), Pengorganisasian
(Organizing), Pelaksanaan (Actuating) dan Pengawasan (Controlling).
IV.3.1.Perencanaan
Beishline dalam Manullang (2006) menyebutkan bahwa:
“... perencanaan menentukan apa yang harus dicapai dan apabila itu harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggung jawab dan mengapa hal itu harus tercapai.”
Maka kegiatan dalam fungsi perencanaan meliputi penetapan tujuan dan
target, merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target, menentukan
sumberdaya yang diperlukan (faktor produksi) dan menetapkan standar/indikator
keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis.
1. Target Produksi
Target produksi yang ditetapkan oleh Koordinator Divisi Pembesaran adalah
target untuk semua komoditas budidaya per tahunnya, dimana indikator
keberhasilan dilihat dari total pencapaian produksi budidaya dari seluruh
komoditas.
31
Sebelum target ditetapkan, tim dari koordinator masing-masing komoditas
mengajukan rencana kerja dan kebutuhan berdasarkan fasilitas yang ada. Setelah
pengajuan disetujui, maka itu menjadi rujukan untuk membuat target produksi.
Berdasarkan input yang tersedia, koordinator masing-masing komoditas
(koordinator pembesaran ikan Kakap Putih, Ikan Bawal Bintang, Ikan Kerapu
Macan dan Komoditas Harapan) menetapkan target lalu total keseluruhan
komoditas yang menjadi target produksi pembesaran di keramba jaring apung.
2. Faktor Produksi
Selama pelaksanaan kegiatan magang, dapat saya amati bahwa produksi ikan
Kerapu Macan di Keramba Jaring Apung Balai Budidaya Laut Batam melibatkan
beberapa faktor produksi yang mempengaruhi output, antara lain Sarana dan
Prasarana, Tenaga Kerja, Bahan Baku dan Manajerial.
Gunawan, dkk. (1997), menyatakan bahwa produksi mencakup setiap
pekerjaan yang menciptakan atau menambah nilai dan guna suatu barang atau
jasa. Agar produksi yang dijalankan dapat menciptakan hasil maka diperlukan
beberapa faktor produksi (input). Dan untuk menghasilkan output, maka faktor-
faktor produksi yang merupakan input perlu diproses bersama-sama dalam suatu
proses produksi (metode produksi).
Menurut Maryono (1996), dalam mengusahakan produk, diperlukan
sumberdaya atau beberapa faktor produksi. Alokasi sumberdaya dalam jumlah
yang tepat akan memberikan pendapatan yang maksimal dan sebaliknya.
Penggunaan sumberdaya yang tidak tepat akan menyebabkan ketidakefisienan
yang dapat mengurangi keuntungan atau pendapatan.
32
1) Sarana dan Prasarana
Dalam kegiatan produksi ikan Kerapu Macan diperlukan sarana dan prasarana
yang mendukung. Adapun sarana yang dibutuhkan terdiri dari sarana pokok dan
sarana penunjang. Sarana pokok meliputi Keramba Jaring Apung, Rumah Jaga,
Waring dan Jaring. Sarana pokok ini merupakan fasilitas yang berhubungan
langsung dengan produksi ikan Kerapu Macan.
Sarana penunjang yang dibutuhkan dalam produksi ikan Kerapu Macan
antara lain: freezer, cold box, mesin penyemprot jaring dan peralatan pendukung
lainnya seperti timbangan, keranjang, scope-net, ember dan gayung serta beberapa
peralatan lainnya yang dibutuhkan dalam kegiatan sehari-hari.
Keramba Jaring Apung
Sumber: Dokumentasi Pribadi. Keramba Jaring Apung BBL Batam, 2014.
Kegiatan produksi ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)
dilaksanakan di Keramba Jaring Apung Balai Budidaya Laut Batam. Keramba
jaring apung adalah bingkai yang dilengkapi dengan pelampung untuk tempat
melekatkan atau mengikatkan waring dan jaring dan dipasang menggunakan
pelampung di sepanjang sisinya.
Gambar 4.6. Keramba Jaring Apung Ikan Kerapu Macan
33
Tabel 4.7. Jenis Keramba Jaring Apung di BBL BatamNo Jenis Jumlah
1 Keramba ukuran 3x3 30 unit2 Keramba ukuran 4x4 hitam 6 unit3 Keramba ukuran 4x4 biru 11 unit4 Keramba ukuran 4x8 2 unit
Total 49 unitSumber: Arsip Koordinator Produksi Pembesaran BBL Batam Tahun 2014
Dari tabel diatas, dapat dilihat total jumlah keramba jaring apung yang ada
di BBL Batam adalah 49 unit, dimana 1 unit terdiri dari 4 keramba. Keramba
ukuran 3x3 diperuntukkan dalam pemeliharaan induk. Keramba 4x4 difungsikan
untuk pembesaran dan keramba 4x8 untuk penggelondongan (pemeliharaan
lanjutan bagi benih sebelum dipelihara di dalam jaring).
Keramba yang dialokasikan untuk produksi ikan Kerapu Macan adalah
keramba ukuran 4x4 biru sebanyak 3 unit (12 keramba). Selama kegiatan magang
dilaksanakan, keramba yang digunakan untuk produksi ikan Kerapu Macan adalah
sebanyak 2 keramba. Hal ini dikarenakan ketebatasan benih yang tersedia
sehingga hanya 2 keramba saja yang dapat terisi. Berdasarkan data hasil grading
terakhir (Januari 2014), jumlah ikan Kerapu Macan yang di masing-masing
keramba berjumlah ±400 ekor dengan ukuran 250-300 gr. Penggunaan jaring dan
penentuan padat tebar dilakukan berdasarkan Standar Operasional Prosedur yang
dapat dilhat pada tabel berikut.
Tabel 4.8. Kepadatan benih Ikan Kerapu Macan (SNI 01-6488.5-2000)
Fase pemeliharaan
Ukuran tebar Padat tebar (Ekor/m3) Keterangangram Cm
Pendederan 15-25 5-7 150-200 Waring (3x1x1m)Pengelondongan 50-75 8-10 75-100 Jaring (3x3x3m)Pembesaran 500-600 25-30 20-25 Jaring (3x3x3m)
34
Waring dan Jaring
Sebelum benih ikan kerapu macan ditebar ke dalam jaring, terlebih dahulu
ditebar dalam waring yang berukuran 1x1x1,2 meter dengan mesh size 4 mm.
Setelah ukuran ikan bertambah besar, jaring perlu diganti dengan ukuran mata
jaring yang lebih besar untuk mengimbangi kebutuhan oksigen dari sirkulasi air
laut melalui mata jaring. Jaring yang digunakan dalam pembesaran ikan Kerapu
Macan ada yang berukuran 3x3x3 meter dan ada juga yang berukuran 4x4x3
meter berbahan polyethilene yang bersifat kuat dan memiliki resistensi abrasi
yang tinggi.
Selama pelaksanaan kegiatan magang, jaring yang digunakan dalam
pembesaran ikan Kerapu Macan adalah jaring dengan mesh size antara 0,75 – 1,5
inchi. Penggunaan jaring ukuran ini untuk menyesuaikan wadah budidaya dengan
ukuran ikan dan kebutuhan sirkulasi oksigen ikan Kerapu Macan. Jika mesh size
berukuran kecil, sirkulasi oksigen akan lebih mudah terhambat akibat
pertumbuhan biota penempel pada jaring.
Rumah Jaga
Rumah jaga merupakan tempat istirahat untuk teknisi yang bekerja di unit
pembesaran ikan. Rumah jaga juga berfungsi sebagai tempat menyimpan barang
kelengkapan budidaya seperti jaring, coldbox, pakan pellet dan peralatan kerja
lainnya.
Rumah jaga pada pembesaran di Balai Budidaya Laut Batam dibuat secara
terapung berdekatan dengan keramba, berjumlah 3 unit yang ditempatkan di
tengah dan di ujung lokasi budidaya. Akses yang digunakan untuk mencapai
35
rumah jaga adalah dengan rakit yang ditarik dengan tali di kedua sisinya.
Penggunaan rakit sebagai akses ke rumah jaga, dan bukan jembatan permanen,
dimaksudkan untuk memungkinkan teknisi selalu dapat mencapai rumah jaga saat
air laut pasang ataupun surut.
Freezer
Freezer merupakan tempat pendingin yang digunakan untuk menyimpan
persediaan ikan rucah. Freezer yang digunakan untuk menyimpan rucah
berjumlah 3 unit.
Cold Box
Cold box digunakan sebagai wadah perendaman ikan dan penampungan
sementara ikan saat pelaksanaan grading.
Lampu
Lampu dipasang dengan tujuan memberikan tanda keberadaan keramba
kepada kapal atau perahu yang melewati perairan sekitar keramba. Lampu yang
digunakan memanfaatkan tenaga surya sehingga otomatis hidup pada malam hari.
Lampu tenaga surya sangat bermanfaat untuk kegiatan budidaya di tepi laut yang
jauh dari sumber listrik.
Mesin Penyemprot Jaring
Mesin penyemprot jaring digunakan untuk mengalirkan air laut ke pompa
untuk menyemprot jaring yang akan dicuci. Mesin penyemprot yang digunakan
berjumlah 1 unit yang mendukung aktivitas pembersihan wadah budidaya.
Aerator (Alat Penambah Oksigen)
36
Aerator digunakan untuk menambah jumah oksigen di dalam air saat
perendaman (treatment), grading dan packing terbuka. Adapun jumlah aerator
yang digunakan dalam kegiatan produksi berjumlah 1 unit.
37
Batu Aerasi (Alat Pemecah Oksigen)
Batu aerasi digunakan bersamaan dengan aerator dalam kegiatan perendaman
(treatment) untuk memecah oksigen sehingga mempermudah respirasi ikan di
tempat yang sempit dalam waktu yang lama.
Benang Nylon
Benang nylon digunakan untuk menyulam jaring dan scope-net yang robek
Timbangan
Timbangan digunakan dalam kegiatan panen untuk mengukur berat ikan yang
dipanen. Adapun timbangan yang digunakan dalam kegiatan produksi berjumlah 3
unit.
Keranjang Plastik
Keranjang plastik digunakan dalam kegiatan sampling, grading, dan
pemotongan pakan rucah. Keranjang plastik yang digunakan dalam kegiata
produksi berjumlah 4 unit.
Scope-net (Serok)
Scope-net digunakan dalam kegiatan sampling, grading, perendaman
(treatment) dan panen. Scope-net yang digunakan dalam kegiatan produksi
berjumlah 5 unit dengan diameter 30 cm.
Ember
Ember digunakan sebagai tempat penampungan pakan rucah dan menyiduk
air laut untuk membersihkan lokasi sekitar keramba. Adapun ember yang
digunakan dalam kegiatan produksi berjumlah 5 buah ember dengan volume 5
liter.
38
Gunting
Gunting digunakan sebagai alat pemotong rucah dan digunakan juga dalam
perbaikan jaring yang robek. Gunting yang digunakan dalam kegiatan produksi
berjumlah 5 buah.
2) Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang ditempatkan di Divisi Pembesaran Ikan Kerapu Macan
terdiri dari seorang Pelaksana yang dibantu oleh 4 orang Pembantu Pelaksana.
Pelaksana, yaitu Pak Saiful Bahri, S.St.Pi, tiap harinya melaksanakan tugas seperti
mengkoordinasikan pemberian pakan bagi anak-anak magang, menetapkan waktu
pemberian vitamin ikan, perendaman ikan, monitoring kesehatan ikan, dan
mengatur segala aktvitas di keramba ikan Kerapu Macan. Adapun Pelaksana
bertanggungjawab langsung kepada Koordinator Divisi Pembesaran. Pembantu
pelaksana yaitu Victorius NI, A.Md, Andi dan Yidi, bertugas untuk membantu
pelaksana dalam hal teknis.
3) Bahan Baku
Bahan baku dalam produksi ikan Kerapu Macan meliputi:
Benih
Benih ikan Kerapu Macan yang ditebar adalah benih yang berukuran 5-7 cm.
Benih yang digunakan berasal dari pembenihan BBL Batam, karena memiliki
keunggulan ukuran yang seragam serta kualitas dan kuantitas yang terjaga.
Adapun kriteria benih yang berkualitas untuk ditebar adalah bentuk tubuh
proporsional antara kepala dan badan, tidak cacat, sehat dan tidak terserang
penyakit, gerakan atau perilaku aktif, lincah dan bergerombol serta mempunyai
respon yang baik terhadap pakan
39
Pakan
Pakan yang digunakan adalah ikan rucah. Ikan rucah dibeli dari TPI yang
berjarak ± 2 km dari BBL Batam. Ikan rucah tiap minggunya diantar ke BBL
Batam dalam keadaan beku melalui jalur darat, namun permintaan ikan rucah
bisa ditambah secara kondisional jika pakan di KJA BBL Batam sudah mulai
habis. Adapun jumlah ikan rucah yang diantar ke BBL Batam tidak memiliki
patokan tertentu karena tergantung dengan berapa jumlah sisa ikan yang tersedia
di TPI. Menurut informasi dari Koordinator Divisi Pembesaran, stok ikan rucah
minimal untuk Ikan Kerapu Macan sebanyak 20 kg/minggu. Ikan rucah dibeli
dengan harga Rp. 5.000/kg. Harga ini bisa meningkat mencapai Rp. 12.000/kg
saat tangkapan ikan rucah sedang menurun.
Pakan rucah merupakan pakan alami Ikan Kerapu Macan. Namun
kandungan nutrisi dari pakan rucah tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi untuk
pertumbuhan ikan, berbeda dengan pakan pellet yang telah memiliki takaran
nutrisi yang pas dengan kebutuhan ikan. Pakan pellet jarang diberikan karena
seringkali tidak dimakan oleh Ikan Kerapu Macan, hal ini terkait dengan
kebiasaan makan Ikan Kerapu Macan yang bersifat karnivor (pemakan daging).
Agar kebutuhan nutrisi ikan dapat terpenuhi, diperlukan makanan tambahan
(suplemen) yaitu pakan moise yang diberikan 2 kali dalam seminggu. Pakan
moise merupakan pakan yang terbuat dari campuran ikan rucah, pellet dan biovit.
Adapun kegunaan pencampuran biovit adalah:
1. Meningkatkan pertumbuhan ikan
2. Menyediakan nutrisi tambahan dari pakan alami/buatan
3. Mempertahankan daya hidup ikan (survival rate)
40
4) Manajerial
Selama pelaksanaan magang, dapat saya amati bahwa manajerial produksi
berpatokan pada sistem manajemen yang ditetapkan oleh Koordinator Produksi
Pembesaran di Keramba Jaring Apung BBL Batam. Mulai dari perencanaan yang
meliputi persiapan sarana dan prasarana, pengelolaan bahan baku, penempatan
tenaga kerja hingga penyusunan strategi pencapaian target produksi.
Dari diskusi saya dengan Koordinator Produksi Pembesaran, yang juga
merupakan pembimbing lapangan saya, saya diajarkan bagaimana cara mengatur
strategi agar target dapat tercapai setiap tahunnya. Disini saya mendapatkan
pengetahuan yaitu sebelum melakukan perencanaan, terutama sekali yang harus
dilakukan adalah mengumpulkan data. Data ini berupa informasi mengenai jenis
dan jumlah input dan bahan baku yang tersedia serta data hasil evaluasi produksi
tahun sebelumnya.
Setelah itu Koordinator Produksi Pembesaran bersama Pelaksana
memperhitungkan tingkat ketercapaian target dengan modal dan strategi yang
dimiliki. Jika menurut perhitungan target tidak bisa tercapai, maka Koordinator
Produksi Pembesaran mengambil kebijakan pencapaian target seperti:
1. Menetapkan Divisi Ikan Kerapu Macan untuk membudidayakan komoditas
yang dapat dipanen dalam waktu yang paling singkat dibandingkan
komoditas lainnya, seperti Ikan Bawal Bintang. Walaupun ikan yang
dibudidaya adalah ikan Bawal Bintang, namun segala pertanggungjawaban
selama pemeliharaan hingga panen ada pada Divisi Ikan Kerapu Macan.
2. Mempercepat waktu panen. Misalnya, ikan Kerapu Macan ukuran 600 gr
yang dapat dipanen dalam waktu 10 bulan, dipercepat waktu panennya
41
sehingga ikan sudah dipanen ketika masih berukuran 300-400 gr (5-6 bulan).
Hal ini dilakukan agar dalam satu tahun dapat dilakukan 2 kali pemanenan
dan menambah kapasitas produksi mendekati target yang diharapkan.
Selama saya melaksanakan praktek magang, saya mengamati bahwa tiap
harinya Koordinator Produksi Pembesaran datang sejak pagi namun tidak terlibat
langsung di dalam kegiatan teknis. Setelah memasuki minggu ketiga magang saya
baru mengerti bahwa tiap harinya Koordinator telah melaksanakan tugasnya yaitu
memantau aktivitas di KJA (monitoring), menerima laporan kegiatan masing-
masing divisi, melakukan pengambilan keputusan jika diperlukan dan
mengadakan rapat informal di KJA untuk menyusun agenda produksi di KJA
setiap bulannya.
Setiap hari kerja, Koordinator Produksi Pembesaran selalu hadir dan
melakukan koordinasi dengan para teknisi di KJA mulai dari Pelaksana,
Pembantu Pelaksana hingga mahasiswa dan siswa magang yang bertugas di KJA.
Sehingga masing-masing personil teknisi dapat melaksanakan tugas dan
kewajiban dengan saling membantu (gotong-royong) tapi tetap fokus pada
tanggungjawab masing-masing.
Dari diskusi saya dengan Koordinator Produksi Pembesaran, saya juga
mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana seorang manajer harus bisa
mengambil langkah-langkah bijak dalam penanggulangan resiko. Ketika stok
pakan yang dijatah pertahunnya tidak mencukupi untuk produksi ikan selama satu
tahun, maka Koordinator Produksi Pembesaran harus mengambil langkah bijak
seperti:
42
1. Mengurangi frekuensi pemberian pakan pada hari minggu. Dari 3x sehari
menjadi 1 kali sehari.
2. Memodali pembelian pakan sesuai jumlah yang dibutuhkan. Dana pribadi
yang digunakan nantinya akan diganti dengan dana hasil penjualan ikan.
IV.3.2. Pengorganisasian (Organizing)
Gambar 4.6. Struktur Organisasi Divisi Pembesaran
Dalam menjalankan aktifitas produksi ikan Kerapu Macan, diorganisir
oleh seorang Pelaksana Pembesaran untuk ikan Kerapu Macan. Pelaksana
bertanggung jawab langsung kepada Koordinator Produksi Pembesaran atas segala
aktifitas produksi mulai dari pengelolaan pakan, pengelolaan wadah budidaya,
pemeliharaan kesehatan ikan Kerapu Macan dan pengorganisiran tenaga kerja
termasuk siswa/i dan mahasiswa/i magang. Pelaksana Pembesaran Kerapu Macan
dibantu oleh 4 orang Pembantu Pelaksana yang bertugas untuk membantu
Pelaksana dalam hal yang bersifat teknis.
KEPALA BALAI BUDIDAYA LAUT BATAM
KOORDINATOR PRODUKSI PEMBESARAN
ADMINISTRASI PASCA PANEN
Pelaksana Pembesaran Kakap Putih
Pelaksana Pembesaran Bawal Bintang
Pelaksana Pembesaran Kerapu Macan
Pembantu Pelaksana Pembantu Pelaksana Pembantu Pelaksana
43
IV.3.3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan kegiatan produksi meliputi persiapan sarana dan prasarana,
penebaran benih, pengelolaan pakan, pengelolaan wadah (jaring) dan
pengendalian kesehatan ikan.
Penyediaan sarana dan prasarana dilakukan setiap tahunnya dan diperbarui
lagi ketika terdapat kekurangan peralatan atau banyak peralatan yang rusak.
Dalam penebaran benih dilakukan aklimatisasi yaitu penyesuaian kondisi
lingkungan benih terhadap lingkungannya yang baru. Aklimatisasi dilakukan
karena adanya perbedaan suhu dan salinitas antara lingkungan benih dan
lingkungan di keramba. Aklimatisasi dilakukan dengan cara mencelupkan wadah
benih yang masih tertutup selama 10 menit, setelah itu wadah dibuka dan
dimiringkan sedikit demi sedikit hingga benih berenang keluar wadah dengan
sendirinya.
Pengelolaan wadah pemeliharaan meliputi kegiatan pembersihan jaring,
monitoring dan perbaikan jaring. Jaring pada keramba harus dicuci 1 kali sebulan.
Ikan Kerapu Macan sangat senang bergerak menggesekan tubuh di sekitar sisi
jaring dan berdiam diri disana. Untuk itu jaring harus rutin dibersihkan karena
kotoran yang menempel pada jaring, seperti lumut dan kerang-kerangan, dapat
menjadi tempat tumbuhnya bakteri yang menjadi sumber penyakit bagi ikan.
Selain itu, biota penempel seperti teritip dan kerang, yang dapat menutupi
permukaan jaring dapat menghambat pertukaran oksigen melalui arus air yang
melewati jaring.
Monitoring wadah pemeliharaan dilakukan setiap hari untuk mengecek
kebersihan jaring yang seringkali ditumbuhi biota penempel seperti lumut dan
44
kerang-kerangan serta untuk mengetahui kerusakan-kerusakan yang terjadi pada
jaring. Sedangkan perbaikan jaring dilakukan sebelum jaring dipasang pada
rangka keramba. Jaring yang rusak diperbaiki dengan cara disulam menggunakan
benang nylon.
Untuk pengendalian kesehatan ikan, perlu dilakukan pencegahan dini
terhadap penyakit antara lain:
1. Mengunakan benih yang berkualitas dan bebas penyakit.
2. Menggunakan pakan yang berkualitas dan terdaftar di Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya (DJPB).
3. Melakukan perendaman ikan dengan air tawar secara rutin sesuai kondisi ikan
1-2 menit untuk ikan berukuran kecil dan 10-30 menit untuk ikan berukuran
>200gram.
4. Melakukan perendaman ikan dengan air tawar yang diberi aerasi.
5. Memisahkan ikan yang mati dan musnahkan diluar area budidaya (KJA)
6. Memberikan suplemen (Vitamin C atau multivitamin)
Untuk pemanenan, ukuran ikan Kerapu Macan yang ideal untuk dipanen
adalah ukuran 500-700 gr atau masa pemeliharaan 10 bulan hingga 1 tahun. Ikan
yang dipanen biasanya dibeli oleh pengusaha restoran seafood dan pedagang
pengumpul di sekitar Pulau Setoko. Ikan Kerapu Macan dijual dengan harga
Rp100.000-Rp120.000/kg.
Permintaan untuk ikan Kerapu Macan masih mencakup sekitar Kota
Batam sehingga pengemasan yang dilakukan cukup menggunakan pengemasan
terbuka. Wadah yang digunakan untuk pengemasan ikan Kerapu Macan adalah
drum plastik dan ember besar. Packing terbuka membutuhkan es batu untuk
45
mengurangi pemberontakan ikan di dalam wadah selama transportasi, serta
membutuhkan aerator untuk menyuplai oksigen selama perjalanan.
IV.3.4. Pengawasan (Monitoring)
Pengawasan adalah proses pengamatan, pemeriksaan, pengendalian dan
pengkoreksian daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin
agar semua pekerjaan/kegiatan organisasi yang dilakukan berjalan sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Selama pelaksanaan magang, dapat diamati bahwa Koordinator Divisi
Pembesaran melakukan monitoring setiap hari kerja mulai pukul 08.00 – 12.00.
Koordinator mengawasi seputar kegiatan dan kondisi di lapangan melalui
pengamatan dan laporan yang diterima selama berada di lapangan. Sementara itu,
pelaksana masing-masing komoditas juga melakukan monitoring setiap harinya.
Pengawasan yang dilakukan seputar kehadiran tenagan kerja termasuk siswa/i
magang, pengecekan wadah budidaya dan kesehatan ikan, mengawasi
pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal, dll.
Setiap bulan, koordinator dan seluruh teknisi melaksanakan rapat informal
di Keramba Jaring Apung. Dalam rapat dibahas mengenai laporan dari pelaksana
masing-masing komoditas, evaluasi pelaksanaan kerja bulan sebelumnya,
perencanaan kerja dalam waktu dekat, permasalahan yang ada di lapangan,
pengumpulan aspirasi dari para teknisi, dll.
IV.4. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang kerap terjadi dalam kegiatan produksi ikan Kerapu Macan
di Balai Budidaya Laut Batam adalah:
1. Keterbatasan stok input produksi yaitu pakan ikan.
46
2. Kurang telitinya teknisi dalam pengawasan jaring sehinga terdapat kerusakan
jaring yang tidak langsung diketahui.
3. Kurangnya ketersediaan air tawar untuk perendaman ikan.
Mengenai permasalahan di atas, dapat diambil beberapa langkah tindak lanjut
yaitu:
1. Keterbatasan stok pakan dapat dilakukan dengan penghematan pemberian
pakan pada hari Minggu.
2. Untuk meminimalisir kesalahan dalam pengawasan perlu peningkatan
kedisiplinan dan ketelitian dalam monitoring sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.
3. Kekurangan stok air tawar dapat diatasi dengan membuat tempat
penampungan air tawar sementara serta menyimpan cadangan air tawar untuk
pemakaian selanjutnya.