Manajemen Persediaan

download Manajemen Persediaan

of 10

description

Manajemen Persediaan : Kesehatan dan Keselamatan Kerja terkait dengan Hubungan Industrial Pancasila

Transcript of Manajemen Persediaan

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sintuwu Maroso Poso

MANAJEMEN PERSEDIAANKeselamatan & Kesehatan Kerja (K3)Terkait dengan Hubungan Industrial Pancasila (HIP)

Oleh Kelompok 4:

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sintuwu Maroso Poso

Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Terkait dengan Hubungan Industrial Pancasila (HIP) PENDAHULUAN Pemeliharaan (maintenance) pegawai harus mendapat perhatian yang

sungguhsungguh dari manajer. Jika pemeliharaan pegawai kurang diperhatikan, semangat kerja, sikap dan loyalitas pegawai akan menurun. Absensi dan turn over akan meningkat, disiplin akan menurun, sehingga pengadaan, pengembangan, kompensasi dan pengintegrasian yang telah dilakukan dengan biaya yang cukup besar kurang berarti dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Supaya pegawai memiliki semangat bekerja, disiplin tinggi dan bersikap loyal dalam menunjang tujuan perusahaan, maka fungsi pemeliharaan mutlak mendapat perhatian khusus dari manajer. Tidak mungkin pegawai bersemangat bekerja dan berkonsentrasi penuh terhadap pekerjaannya jika kesejahteraannya tidak diperhatikan dengan baik.

PENTINGNYA PEMELIHARAAN Pemeliharaan adalah suatu usaha mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan sikap pegawai, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Pegawai adalah asset utama setiap perusahaan, yang selalu ikut aktif berperan dan paling menentukan tercapai atau tidaknya tujuan perusahaan. Oleh sebab itu keamanan dan keselamatannya perlu mendapatkan pemeliharaan dengan sebaik-baiknya dari pimpinan perusahaan.

TUJUAN PEMELIHARAAN PEGAWAI Pemeliharaan pegawai dilakukan dengan tujuan diantaranya sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan produktifitas kerja pegawai 2. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi pegawai 3. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turnover pegawai 4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan pegawai 5. Meningkatkan kesejahteraan pegawai dan keluarganya 6. Memperbaiki kondisi fisik, mental dan sikap pegawai 7. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis 8. Mengefektifkan pengadaan pegawai

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sintuwu Maroso Poso

ASAS-ASAS PEMELIHARAAN a. Asas Manfaat dan Efisiensi Pemeliharaan yang dilakukan harus efisien dan memberikan manfaat yang optimal bagi perusahaan dan pegawai. Pemeliharaan pegawai hendaknya meningkatkan prestasi kerja, keamanan, kesehatan dan loyalitas pegawai dalam mencapai tujuan. Asas ini harus diprogramkan dengan baik agar tidak sia-sia. b. Asas Kebutuhan dan Kepuasan Pemenuhan kebutuhan dan kepuasan harus menjadikan dasar program pemeliharaan pegawai, sehingga mereka mau bekerja secara efektif dan efisienn untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan. c. Asas Keadilan dan Kelayakan Keadilan dan kelayakan hendaknya dijadikan asas program pemeliharaan pegawai. Karena keadilan dan kelayakan akan menciptakan ketenangan dan konsentrasi pegawai dalam menjalankan tugas-tugasnya, sehingga disiplin, kerja sama, dan semangat kerjanya akan meningkat. d. Asas Peraturan Legal Peraturan-peraturan legal yang bersumber dari Undang-undang, Keppres dan Keputusan Menteri harus dijadikan asas program pemeliharaan pegawai. Hal ini sangat penting untuk menghindari konflik dan intervensi serikat buruh dan pemerintah. e. Asas Kemampuan Perusahaan Kemampuan dari perusahaan ini dapat menjadi pedoman dan asas pemeliharan kesejahteraan pegawai dan jangan sampai terjadi pelaksanaan pemeliharaan pegawai yang mengakibatkan hancurnya perusahaan.

METODE-METODE PEMELIHARAAN Pemilihan metode untuk pemeliharaan pegawai yang tepat sangat penting, supaya pelaksanaannya efektif dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Dalam hal ini terdapat beberapa metode pemeliharaan pegawai, yaitu : 1. Komunikasi 2. Insentif 3. Kesejahteraan karyawan 4. Keselamatan dan kesehatan kerja

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sintuwu Maroso Poso

5. Hubungan industrial Pancasila Dalam artikel ini, kami akan menguraikan metode pemeliharaan pegawai menggunakan Keselamatan dan Kesehatan kerja dalam hubungannya dengan Hubungan Industrial Pancasila. Pengertian Kesehatan dan Keselatan Kerja Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Menurut Sumamur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja . Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Tujuan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja : Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan.

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sintuwu Maroso Poso

Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan atau mengadakan pengawasan yang ketat. (Silalahi, 1995) Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak. Menurut Mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut: a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis. b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin. c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya. d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai. e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja. f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja. g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja PENTINGNYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Beberapa kasus terjadinya kecelakaan di tempat kerja sudah tidak menjadi rahasia umum lagi. Hal demikian bisa muncul karena adanya keterbatasan fasilitas keamanan kerja, juga karena kelemahan pemahaman faktor-faktor prinsip yang perlu diterapkan perusahaan. Filosofi keselamatan dan kesehatan kerja dalam memandang setiap karyawan memiliki hak atas perlindungan kehidupan kerja yang nyaman belum sepenuhnya dipahami baik oleh pihak manajemen maupun karyawan. Karena itu perlu ditanamkan jiwa bahwa keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bentuk kebutuhan karyawan. Selain itu setiap upaya yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja hanya akan berhasil jika kedua pihak yaitu perusahaan dan karyawan melakukan kerjasama sinergis dan harmonis. Setiap pelaku harus bertekad dan berdisiplin memperkecil terjadinya kecelakaan kerja. Perusahaan perlu memiliki tujuan memerkecil kejadian kecelakaan kerja sampai nol. Manfaat bagi kepentingan karyawan berupa keselamatan dan kesehatan kerja

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sintuwu Maroso Poso

yang maksimum dan begitu pula bagi perusahaan berupa keuntungan maksimum. Untuk itu maka perusahaan hendaknya: 1. mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang dikeluarkan pemerintah secara taatasas, 2. membuat prosedur dan manual tentang bagaimana mengatasi keselamatan kerja, 3. memberikan pelatihan dan sosialisasi keselamatan kerja pada karyawan, 4. menyediakan fasilitas keselamatan kerja yang optimum, 5. bertanggung jawab atas keselamatan kerja para karyawan, Setiap perusahaan sewajarnya memiliki strategi memperkecil dan bahkan

menghilangkan kejadian kecelakaan kerja di kalangan karyawan sesuai dengan kondisi perusahaan. Strategi pokok yang perlu diterapkan perusahaan meliputi : a. Pihak manajemen perlu menetapkan bentuk perlindungan bagi karyawan dalam menghadapi kejadian kecelakaan kerja. Misalnya karena alasan finansial, kesadaran karyawan tentang keselamatan kerja dan tanggung jawab perusahaan dan karyawan maka perusahaan bisa jadi memiliki tingkat perlindungan yang minimum bahkan maksimum. b. Pihak manajemen dapat menentukan apakah peraturan tentang keselamatan kerja bersifat formal ataukah informal. Secara formal dimaksudkan setiap aturan dinyatakan secara tertulis, dilaksanakan dan dikontrol sesuai dengan aturan. Sementara secara informal dinyatakan tidak tertulis atau konvensi dan dilakukan melalui pelatihan dan kesepakatankesepakatan. Pihak manajemen perlu proaktif dan reaktif dalam pengembangan prosedur dan rencana tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Proaktif berarti pihak manajemen perlu memperbaiki terus menerus prosedur dan rencana sesuai kebutuhan perusahaan dan karyawan. Sementara arti reaktif, pihak manajemen perlu segera mengatasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja setelah suatu kejadian timbul. Pihak manajemen dapat menggunakan tingkat derajad keselamatan dan kesehatan kerja yang rendah sebagai faktor promosi perusahaan ke khalayak luas. Artinya perusahaan dinilai sangat peduli dengan keselamatan dan kesehatan kerja. HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA (HIP)

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sintuwu Maroso Poso

Hubungan Industrial Pancasila (HIP) adalah hubungan antara pelaku dalam proses produksi barang dan jasa (buruh, pengusaha dan pemerintah) didasarkan atas nilai yang merupakan manifestasi dari keseluruhan sila-sila Pancasila dan UUD 1945 yang tumbuh dan berkembang di atas kepribadian bangsa dan kebudayaan nasional Indonesia. HIP merupakan wahana untuk menuju ketenangan kerja dan stabilitas sosial ekonomi untuk pembangunan nasional. Ada beberapa ciri khas HIP, antara lain : 1. HIP didasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan permusyawaratan perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia di dalam suatu pengertian yang utuh dan bulat. 2. HIP adalah hubungan perburuhan yang secara keseluruhan dijiwai oleh kelima sila dari Pancasila : a. Meyakini bahwa kerja sebagai pengabdian manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sesama Manusia b. Tidak menganggap buruh hanya sekedar sebagai faktor produksi, tetapi sebagai manusia pribadi dengan segala harkat dan martabatnya. c. Tidak Membedakan golongan , perbedaan keyakinan, politik, paham, aliran, agama, suku, maupun kelamin. Pada intinya semua orientasi ditujukan pada kepentingan nasional. d. Menghilangkan perbedaan dan mencari persamaan-persamaan ke arah

persetujuan antara buruh dan pengusaha. Semua permasalahan perbedaan yang ada tidak diselesaikan dengan paksaan sepihak. e. Segenap hasil usaha bangsa, khususnya dalam pembangunan ekonomi harus dapat dinikmati bersama secara serasi, seimbang dan merata. Sesuai dengan fungsi dan prestasi masing-masing pelaku dan secara nasional meliputi seluruh daerah dan segenap lapisan masyarakat. 3. HIP didasarkan atas suasana serta keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pihak-pihak yang terkait dalam keseluruhan proses produksi, yaitu buruh, pengusaha, pemerintah dan masyarakat umum 4. HIP juga berpegang pada Tridharma, dimana antara buruh, pengusaha dan pemerintah tercipta saling merasa ikut memiliki, memelihara, mempertahankan dan terus-menerus mawas diri yang mengandung asas partnership dan tanggung jawab bersama

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sintuwu Maroso Poso

Menurut Hasibuan dalam bukunya yang berjudul Manajemen SDM, hubungan industrial pancasila adalah hubungan antara para pelaku dalam proses produksi barang dan jasa didasarakan atas nilai yang merupakan manifestasi dari keseluruhan sila-sila Pancasila dan UUD 1945, yang tumbuh dan berkembang di atas kepribadian bangsa dan kebudayaan nasional Indonesia. Berikut adalah ciri-ciri khusus Hubungan Industrial Pancasila (Makalah Falsafah Hubungan Industrial Pancasila) antara lain: 1. Hubungan Industrial Pancasila mengakui dan menyakini bahwa bekerja bukan hanya bertujuan untuk sekedar mencari nafkah saja, akan tetapi sebagai pengabdian manusia kepada tuhannya, kepada sesama manusia, masyarakat, bangsa dan negara. 2. HIP menganggap pekerja bukan hanya sekedar faktor produksi belaka, tetapi sebagai manusia pribadi dengan segala harkat dan martabatnya. Karena itu perlakuan pengusaha kepada pekerja bukan hanya dilihat dari segi kepentingan produksi belaka, akan tetapi haruslah dilihat dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat manusia. 3. HIP melihat antara pekerja dan pengusaha bukanlah mempunyai kepentingan yang bertentangan, akan tetapi mempunyai kepentingan yang sama yaitu kemampuan perusahaan. Karena dengan perusahaan yang maju dan semua pihak akan dapat meningkatkan kesejahteraan. 4. Dalam HIP setiap perbedaan pendapat antara pekerja dan pengusaha harus diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mencapai mufakat yang dilakukan secara kekeluargaan. karena itu penggunaan tindakan penekanan dan aksi-aksi sepihak seperti mogok, penutupan perusahaan dan lain-lain tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Hubungan Industrial. 5. Di dalam pandangan HIP terdapat keseimbangan antara keseimbangan antara hak dan kewajiban kedua belah pihak dalam perusahaan. Keseimbangan itu dicapai bukan didasarkan atas perimbangan kekuatan, akan tetapi atas dasar rasa keadilan dan kepatutan. Disamping itu juga HIP juga mempunyai pandangan bahwa hasil-hasil perusahaan yang telah dicapai berdasarkan kerjasama antara pekerja dan pengusaha harus dapat dinikmati secara adil dan merata sesuai dengan pengorbanan masingmasing.

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sintuwu Maroso Poso

Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Terkait dengan Hubungan Industrial Pancasila (HIP) Setelah mengetahui arti dan peranan dari 2 metode pemeliharaan pegawai Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) dan Hubungan Industrial Pancasila (HIP), maka K3 terkait dengan HIP adalah keadaan dimana Keselamatan dan kesehatan kerja memiliki arti yang penting baik bagi perusahaan, terlebih karyawannya. Hal ini harus di tanamkan dalam diri masing-masing karyawan melalui pembinaan ataupun penyuluhan dari perusahaan. Kesadaran akan keselamatan dan kesehatan kerja membantu terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik. Apabila tidak ada perhatian dalam keselamatan dan kesehatan kerja maka kemungkinan akan menambah tingkat terjadinya kecelakaan kerja yang juga dapat menurunkan tingkat produksi. Hal ini dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. K3 dilakukan dengan memperhatikan HIP yang didasarakan atas nilai yang merupakan manifestasi dari keseluruhan sila-sila Pancasila dan UUD 1945, yang tumbuh dan berkembang di atas kepribadian bangsa dan kebudayaan nasional Indonesia.

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sintuwu Maroso Poso

DAFTAR PUSTAKA Adiyas, SE.,MM, Manajemen Sumber Daya Manusia, Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana, 2010 Anonim, http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatan-kerjak3.html Anonim, http://kelastambahan.wordpress.com/2010/08/08/pemeliharaan/ Anonim, http://ronawajah.wordpress.com/2009/10/26/pentingnya-keselamatan-dankesehatan-kerja/