Makalah Manajemen Persediaan

48
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN II MANAJEMEN PERSEDIAAN Dosen Pembimbing : Fika Fitriasari, S.E., M.M Oleh : Kelompok 4 EBTANTO ADI NUGROHO 09610385 WEMY WILDA AMALIA 201110160311321 RUSMIN 201110160311336 SATRIO BAGUS K. 201110160311353 DIAN SOFYIAN A. 201110160311358

description

Makalah Menejemen Persediaan_Menejemen Kuangan II

Transcript of Makalah Manajemen Persediaan

Page 1: Makalah Manajemen Persediaan

MAKALAHMANAJEMEN KEUANGAN II

MANAJEMEN PERSEDIAANDosen Pembimbing : Fika Fitriasari, S.E., M.M

Oleh : Kelompok 4

EBTANTO ADI NUGROHO 09610385

WEMY WILDA AMALIA 201110160311321

RUSMIN 201110160311336

SATRIO BAGUS K. 201110160311353

DIAN SOFYIAN A. 201110160311358

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANGTAHUN AJARAN 2013 / 2014

Page 2: Makalah Manajemen Persediaan

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Syukur alhamdulilah kita haturkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,

taufik dan hidayahnya, kita selalu di beri kesehatan sampai pada saat ini. Shalawat dan salam

kita haturkan selalu kepada junjungan Nabi kita yaitu Rosululloh SAW, beliaulah Guru dari

segala Guru yang mengajarkan kita tentang Ilmu yang bermanfaat Dunia dan Akhirat. Dan

dengan adanya izin dari Allah SWT kami selaku Pemakalah dapat menyelesaikan tugas kami

yang berjudul “ MANAJEMEN PERSEDIAAN“

Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu tujuan untuk menambah wawasan

kita tentang ilmu manajemen keuangan II, dan untuk memudahkan kita dalam ujian semester

nanti, amin Ya Rabbal Alamin.

Dalam proses penyusunan hingga terselesaikannya makalah ini, kami sebagai

pemakalah sangat banyak mendapat bantuan, doa, motivasi, dan bimbingan dari berbagai

pihak, dan kami ingin mengucapkan banyak Terima Kasih kepada :

1. Kedua orang tua kami

2. Ibu Fika Fitriasari, S.E., M.M. Selaku Dosen Pembimbing.

3. Semua pihak yang telah membantu kami.

Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penulis dapat menyadari masih banyak

terdapat kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak, dengan ini harapan kami semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.

Wassalamualaikum Wr.Wb

i

Page 3: Makalah Manajemen Persediaan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR..................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latarbelakang.............................................................. 1

1.2. Identifikasi Masalah..................................................... 2

BAB II MANAJEMEN PERSEDIAAN

2.1 Pengertian Manajemen Persediaan............................... 3

2.2 Jenis-jenis Persediaan................................................... 4

2.2.1 Jenis Persediaan Menurut Fungsinya................... 5

2.2.2 Jenis Persediaan Menurut Cara Pengolahannya

dan Posisi Barang................................................ 6

2.2.2 Persediaan Hubungan antara Produksi dan

Penjualan Produk dan Posisi Barang................... 6

2.3 Alasan Memiliki Persediaan......................................... 7

2.4 Fungsi dan Manfaat Manajemen Persediaan................ 8

BAB III PERTIMBANGAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

3.1 Prinsip Pengendalian Manajemen Persediaan.............. 9

3.2 Pertimbangan Manajemen Persediaan.......................... 10

3.3 Metode Perhitungan Manajemen Pemasaran................ 11

3.3.1 Model Economic Order Quantity (EOQ)............. 12

3.3.2 Model Periodic Order Quality (POQ)................... 18

3.3.3 Model Quantity Discount Model (QDM)............. 18

3.3.4 Model Analisis ABC............................................. 19

3.3.5 Model Just In Time (JIT)...................................... 21

3.4 Pengawasan Persediaan................................................ 21

BAB IV STUDI KASUS

4.1 Pembahasan Kasus ...................................................... 23

ii

Page 4: Makalah Manajemen Persediaan

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................. 27

5.2 Saran ............................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 5: Makalah Manajemen Persediaan

DAFTAR GAMBAR

Gambar i : Grafik Ilustrasi Pemesanan Ulang................. 17

Gambar ii : Kurva Analisis ABC........................................ 20

Gambar iii : Grafik EOQ .................................................. 25

iv

Page 6: Makalah Manajemen Persediaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka

banyak bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar.

Tujuan utama suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan

mengawasi berjalannya perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka hal yang

perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap

persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Hal ini dilakukan karena

persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan salah satu modal kerja yang

sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus menerus

mengalami perubahan dan perputaran.

Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi

perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu

dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus

meneru diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri

harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang

mengganggu jalannya operasi perusahaan.

Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk

memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan

dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam

menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh. Jika persediaan akhir dinilai

terlalu rendah dan mengakibatkan harga pokok barang yang dijual terlalu rendah,

maka pendapatan bersih akan mengalami peningkatan. Begitu juga dengan lamanya

persediaan yang tersimpan digudang akan mempengaruhi biaya sehingga

kemungkinan akan terjadinya kerusakan yang mengakibatkan kerugian dan

kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa sehingga tidak laku dipasar.

Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat penting

artinya bagi perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih mengetahui

dan memahami bagaimana persediaan dimanage secara benar yang diterapkan dalam

suatu perusahaan agar membawa manfaat yang baik dalam pencapaian laba yang

1

Page 7: Makalah Manajemen Persediaan

diinginkan. Menurut prinsip-prinsip akuntansi persediaan merupakan barang dagang

yang disimpan kemudian dijual dalam operasi normal perusahaan.

. Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan

tentang manajemen persediaan. Sehingga seorang manajer dapat mengetahui keadaan

bahan persedian disebuah perusahaan secara langsung dilapangan, bukan sekedar

yang termuat di laporan atau dikertas semata. Dan yang paling penting, seorang

manajer tau persis metode perhitungan persediaan seperti apa yang akan digunakan

dalam perusahaannya. Dengan demikian apabila seorang manajer menghadapi situasi

yang berkenaan dengan persediaan, manajer tersebut dengan cepat dan mudah dalam

mengambil keputusan yang tepat.

1.2 Identifikasi Masalah

Mengingat betapa pentingnya manajemen persediaan bagi suatu perusahaan,

manajer atau penengusaha dalam berbisnis. Maka, keberadaannya selalu dibutuhkan

oleh pelaku bisnis atau pengusaha untuk dipelajari dan dianalisis guna mencari,

merencanakan dan menerapkan strategi mana yang cocok dalam mengelola

persediaan sehingga mampu mengoptimalkan keuntungan dalam perusahaan.

Dengan demikan kita perlu mengetahui, mempelajari dan memahami apa itu

manajemen persediaan?. Dalam mempelajari manajemen persediaan, kita tidak akan

terlepas oleh teori-teori yang berkaitan dengan persediaan dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, dalam penulisan makalah ini kelompok kami berusaha untuk

memudahkan pembahasan, supaya lebih mudah dalam penyampaiannya. Maka, kami

hanya memaparkan masalah-masalah sebagai berikut :

- Apa itu Manajemen Persediaan?

- Apa saja jenis manajemen persediaan?

- Apa pertimbangan di dalam manajemen persediaan?

- Seperti apa bentuk pengaplikasiannya terhadap suatu perusahaan?

- Dan, Studi kasus mengenai manajemen persediaan.

Dengan pengidentifikasian beberapa masalah diatas kami juga memberikan

beberapa contoh yang nyata serta mudah dipahami.

2

Page 8: Makalah Manajemen Persediaan

BAB II

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang Manajemen Persediaan. Terlebih dahulu

kita mengetahui apa itu manajemen pemasaran, baik itu meliputi bentuknya, seluk beluknya

dan juga manfaatnya bagi seorang manajer atau sebuah perusahaan. Dalam

perkembangannya, manajemen persediaan tidak semudah yang dipikirkan.

Manajemen Persediaan yaitu bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva

yang pada setiap saat mengalami perubahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan persediaan adalah suatu aktiva yang harus tersedia dalam

perusahaan pada saat diperlukan untuk menjamin kelancaran dalam menjalankan

perusahaan.

Manajemen persediaan diperlukan untuk perusahaan dibidang industri

manufaktur dan perdagangan saja. Hal ini dikarenakan dalam aktifitas industri

manufaktur dan perdagangan didalamnya terdapat persediaan-persedeiaan. Berbeda

dengan perusahaan jasa yang tidak terdapat persediaan bahan baku atau persediaan

bahan dangang unutk dijual kembali. Persediaan dapat dikategorikan dalam bentuk

barang jadi, barang setengah jadi dan barang dalam proses.

2.1 Pengertian Manajemen Persediaan

Pada awal bab ini telah disinggung sedikit mengenai arti manajemen

persediaan. Memang benar persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam

operasi perusahaan dagang dan perusahaan industry serta perusahaan jasa. Tanpa

adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada keadaan bahwa

perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya

sehingga kontinuitas perusahaan dapat teranggu karena sumber utama pendapatan

perusahaan berasal dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan kehilangan

kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seterusnya didapatkan.

Istilah persediaan memberikan pengertian yang berbeda-beda tetapi pada

dasarnya maksud dan tujuannya adalah sama. Berikut pendapat para ahli mengenai

manajemen persediaan:

3

Page 9: Makalah Manajemen Persediaan

1. C. Rolln Niwwonger, Philip E. Fess dan Carl S. Wareen

“istilah persediaan (inventories) merupakan barang dagangan yang

disimpan untuk dijual dalam operasi perusahaan dan merupakan

barang yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk

tujuan itu”.

2. Prawirosentono

Persediaan adalah aktiva lancar yang terdapat dalam perusahaan

dalam bentuk persediaan bahan mentah (bahan baku / raw material,

bahan setengah jadi / work in process dan barang jadi / finished goods).

3. Ikatan Akuntansi Indonesia.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, Manajemen

persediaan merupakan:

a. Tersedia untuk dijual (dalam kegiatan operasi normal)

b. Dalam proses produksi ( dalam kegiatan usaha normal)

c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supllies) untuk

digunakan proses produksi atau pemberian jasa

Persediaan mempunyai arti dan peranan yang penting dalam suatu perusahaan.

Persediaan barang dagangan yang secara terus menerus dibeli dan dijual yang

merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan, baik itu

perusahaan dagang maupun perusahaan industry. Penjualan barang dagangan

merupakan sumber utama penghasilan bagi perusahaan, karena sebagian besar sumber

perusahaan tertanam dalam persediaan.

2.2 Jenis-jenis Persediaan

Jenis persediaan setiap perusahaan tidaklah sama. Karena setiap perusahaan

membutuhkan bahan persedian bergantung pada aktivitaas produksi yang dikerjakan.

Namun, secara teori persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan atas:

4

Page 10: Makalah Manajemen Persediaan

2.2.1 Jenis Persediaan Menurut Fungsinya

a. Bacth Stock/Lot Size Inventory

yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat

bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar yang

dibutuhkan pada saat itu. Jadi, dalam hal ini pembelian atas pembuatan yang

dilakukan dalam jumlah besar sedangkan penggunaan atau pengeluarannya

dalam jumlah kecil.

Terjadinya persediaan karena pengadaan barang atau bahan yang

dilakukan lebih banyak lagi yang dibutuhkan. Keuntungan yang akan

diperoleh dari adanya Bacth Stock/Lot Size Inventory ini adalah :

- Memperoleh potongan harga pada harga pembelian

- Memperoleh efisiensi produksi (manufacturing economic) karena

adanya operasi (production run) yang lebih lama.

- Adanya penghematan dalam biaya pengangkutan

b. Fluctuation Stock

yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan konsumen yang dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan

mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen.

Apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan atau

tidak tetap dan fluktuasi permintaan yang sangat besar, maka persediaan yang

dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya

permintaan tersebut.

c. Anticipation Stock

yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat

dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan/penjualan atau

permintaan yang meningkat. Disamping itu, menurut Rangkuti Freddy dalam

buku Manajemen Persediaan, “anticipation stock juga dimaksudkan untuk

menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan sehingga tidak

mengganggu jalannya produksi atau untuk menghindari kemacetan produksi”.

5

Page 11: Makalah Manajemen Persediaan

2.2.2 Jenis Persediaan Menurut Cara Pengolahannya Dan Posisi Barang

a. Persediaan bahan baku (Raw Material Stock)

yaitu persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam

proses produksi.

b. Persediaan bagian produksi / parts yang dibeli (Purchased Parts/Component

Stock)

yaitu persediaan barang yang terdiri dari parts yang diterima dari

perusahaan lain yang dapat secara langsung tanpa melalui proses produksi

selanjutnya.

c. Persediaan bahan pembantu / bahan-bahan pelengkap (supplier Stock),

yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan

dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang

dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan tetapi tidak merupakan

bagian atau komponen dari barang jadi.

d. Persediaan barang setengah jadi / barang dalam proses (Works in

Process/Progress),

yaitu barang-barang yang dikeluarkan dari tiap-tiap bagian dalam suatu

pabrik atau bahan-bahan yang diolah menjadi suatu bentuk tetapi masih perlu

diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.

2.2.3 Persediaan Hubungan antara Produksi dan Penjualan Produk.

Perseddiaan dalam kategori hubungan antara produksi dan penjualan produk

terdiri dari dua jenis, yaitu:

a. Perusahaan Dagang.

- Persediaan barang dagangan.

b. Perusahaan Manufaktur

- Persediaan bahan baku

- Persediaan barang dalam proses

- Persediaan barang jadi

6

Page 12: Makalah Manajemen Persediaan

2.3 Alasan Memiliki Persediaan

Laba yang maksimal dapat dicapai dengan meminimalkan biaya yang

berkaitan dengan persediaan. Namun meminimalkan biaya persiapan dapat dicapai

dengan memesan atau memproduksi dalam jumlah yang kecil, sedangkan untuk

meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan pesanan yang besar

dan jarang.

Jadi, meminimalkan biaya penyimpanan mendorong jumlah persediaan yang

sedikit atau tidak ada, sedangkan meminimalkan biaya pemesanan harus dilakukan

dengan melakukan pemesanan ,persediaan dalam jumlah yang relatif besar, sehingga

mendorong jumlah persediaan yang besar.

Alasan yang kedua yang mendorong perusahaan menyimpan persediaan dalam

jumlah yang relative besar adalah masalah ketidakpastian permintaan. Jika permintaan

akan bahan atau produk lebih besar dari yang diperkirakan, maka persediaan dapat

berfungsi sebagai penyangga, yang memberikan perusahaan kemampuan untuk

memenuhi tanggal penyerahan sehingga pelanggan merasa puas.

Secara umum alasan untuk memiliki persediaan disebuah perusahaan adalah

sebagai berikut :

1. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dan biaya

penyimpanan.

2. Untuk memenuhi permintaan pelanggan, misalnya menepati tanggal

pengiriman.

3. Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat :

a. Kerusakan mesin

b. Kerusakan komponen

c. Tidak tersedianya komponen

d. Pengiriman komponen yang terlambat

4. Untuk menyanggah proses produksi yang tidak dapat diandalkan.

5. Untuk memanfaatkan diskon

6. Untuk menghadapi kenaikan harga di masa yang akan datang

7

Page 13: Makalah Manajemen Persediaan

2.4 Fungsi dan Manfaat Manajemen Persediaan

Menurut Handoko Manajemen Persediaan memiliki banyak sekali fungsi dan

manfaat dalam sebuah perusahaan. Beberapa fungsi dari manajemen persediaan dapat

mempengaruhi kestabilan, kelancaran, keuntungan sebuah perusahaan. Fusngsi-fungsi

terrsebut antara lain yaitu:

a. Fungsi Decoupling

Persediaan decoupling ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi

permintan langganan tanpa tergantung pada supplier. Untuk dapat memenuhi fungsi

ini dilakukan cara-cara sebagai berikut:

- Persediaan bahan mentah disiapkan dengan tujuan agar perusahaan tidak

sepenuhnya tergantung penyediaannya pada suplier dalam hal kuantitas dan

pengiriman.

- Persediaan barang dalam proses ditujukan agar tiap bagian yang terlibat dapat

lebih leluasa dalam berbuat.

- Persediaan barang jadi disiapkan pula dengan tujuan untuk memenuhi

permintaan yang bersifat tidak pasti dari langganan.

b. Fungsi Economic Lot Sizing

Tujuan dari fungsi ini adalah pengumpulan persediaan agar perusahaan dapat

berproduksi serta menggunakan seluruh sumber daya yang ada dalam jumlah yang

cukup dengan tujuan agar dapat menguranginya biaya perunit produk.

c. Fungsi Antisipasi

Perusahaan sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan

permintaan akan barang barang selama periode pemesanan kembali, sehingga

memerlukan kuantitas persediaan ekstra. Persediaan antisipasi ini penting agar proses

produksi tidak terganggu. Sehubungan dengan hal tersebut perusahaan sebaiknya

mengadakan seaseonal inventory (persediaan musiman).

Adapun manfaat dari persediaan adalah menjamin kebebasan atau kelancaran kegiatan

operasional internal dan eksternal sehingga permintaan pelanggan dapat terpenuhi tanpa

tergantung pemasok.

8

Page 14: Makalah Manajemen Persediaan

BAB IIIPERTIMBANGAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

Mengingat peranan dan fungsi manajemen dalam perusahaan begitu penting,

maka seorang manajer dalam mengambil keputusan atau kebijakan harus

mempertimbangkan sesuatu dengan matang dan teliti. Sehingga dalam pengambilan

keputusan dan kebijakan tidak merugikan sebuah perusahaan yang dikelolanya.

Pertimbangan pertimbangan yang harus di perhatikan tidaklah semudah

mengucapkan kata-kata. Melainkan harus dilakukan sebuah evaluasi dan metode-

metode perhitungan manajemen persediaan. Tujuannya tidak lain untuk

meminimalisasi persediaan dan menciptakan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Pada bab ketiga ini akan membahas tentang hal-hal dan beberapa metode

perhitungan persediaan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan seorang manajer

dalam memanajemen perseediaan.

3.1 Prinsip Pengendalian Manajemen Persediaan

Prinsip dalam mengendalikan persediaan sangat diperlukan dalam Manajemen

persediaan. Hal ini dikarenakan prinsip persediaan dijadikan sebagai salah satu

landasan dan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Menurut Matz, sistem dan

teknik pengendaliaan persediaan harus didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

a. Persediaan diciptakan dari pembelian bahan dan suku cadang, tambahan biaya

pekerja dan overhead untuk mengelola bahan menjadi barang jadi.

b. Persediaan berkurang melalui penjualan dan perusakan.

c. Perkiraan yang tepat atas jadwal penjualan dan produksi merupakan hal yang

esensial bagi pembelian, penanganan, dan investasi bahan yang efisien.

d. Kebijakan manajemen, yang berupaya menciptakan keseimbangan antara

keragaman dan kuantitas persediaan bagi operasi yang efisien dengan biaya

pemilikan persediaan tersebut merupakan faktor yang paling utama dalam

menentukan investasi persediaan.

e. Pemesanan bahan merupakan tanggapan terhadap perkiraan dan penyusunan

rencana pengendalian produksi.

9

Page 15: Makalah Manajemen Persediaan

f. Pencatatan persediaan saja tidak akan mencapai pengendalian atas persediaan.

g. Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak.

3.2 Pertimbangan Manajemen Persediaan.

Banyak hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

manajemen persediaan. Baik itu dari segi biaya, waktu, proses pemesanan, dan juga

dari jenis bahan persediaan yang dibutuhkan. Seorang manajer akan menganalisis itu

semua dengan pertimbangan yang sudah mereka tetapkan. Berikut beberapa hal yang

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam manajemen persediaan:

1. Struktur Biaya Persediaan

Struktur biaya persediaan dapat kita kelompokkan sesuai dengan model

pemesannanya, seperti:

a. Biaya per unit (item cost)

b. Biaya penyiapan pemesanan (ordering cost)

- Biaya pembuatan perintah pembelian (purchasing order)

- Biaya pengiriman pemesanan

- Biaya transportasi

- Biaya penerimaan (Receiving cost)

- Jika diproduksi sendiri maka akan ada biaya penyiapan (set up cost):

surat

- menyurat dan biaya untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan.

c. Biaya pengelolaan persediaan (Carrying cost)

- Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang hilang

apabila nilai persediaan digunakan untuk investasi (Cost of capital).

- Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak (Cost of

storage). Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan.

d. Biaya resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of obsolescence,

deterioration and loss).

e. Biaya akibat kehabisan persediaan (Stockout cost)

10

Page 16: Makalah Manajemen Persediaan

2. Faktor yang mempengaruhi investasi dalam persediaan.

Faktor ini mencakup beberapa aspek yang berkaitan dengan proses

produksi dan daya tahan suatu persediaan. Beriut cakupapn dari faktor yang

mempengaruhi investasi dalam persediaan:

a. Tingkat Penjualan.

Semakin tinggi omzet penjualan maka makin besar investasi

persediaannya. Begitu juga sebaliknya. Jika omzet penjualannya rendah maka

persediaan akan sedikit.

b. Sifak Teknis dan Sifat Produksi

- Produksi pesanan => persediaan beragam dan banyak

- Produksi massal => persediaan bisa diatur

c. Lamanya Proses Produksi

Jika proses produksi persediaan lama maka akan mengakibatkan BDP

biayanya semakin mahal dan tidak efisien.

d. Daya Tahan Bahan Baku dan Produk Akhir

- Barang tahan lama => Persediaan relatif tinggi

- Barang tahan tidak lama => Persediaan relatif rendah

- Barang Musiman => Persediaan tinggii pada musimnya

e. Lama Pembelian dan pengiriman

3.3 Metode Perhitungan Manajemen Persediaan.

Penanganan persediaan tidak hanya dilakukan dengan melihat semata. Tetapi,

terdapat hal yang bisa dihitung untuk dijadikan sebagai bahan dalam menentukan

kebijakan dalam manajemen persediaan. Perhitungan dalam manajemen persediaan

banyak sekali jenisnya. Makalah ini akan membahas beberapa jenis perhitungan yang

sangat penting dalam manajemen persediaan dan juga sering digunakan dalam sebuah

perusahaan terutama dalam perusahaan industri manufaktur.

11

Page 17: Makalah Manajemen Persediaan

Dalam perusahaan industri manufaktur, bahan baku diproses menjadi barang

jadi, kemudian dijual. Proses ini memerlukan waktu panjang sehingga modal yang

diinvestasikan dalam persediaan cukup besar dan perputarannya relatif lambat. Kondisi

yang demikian manajemen persediaan harus mendapatkan perhatian manajemen yang

sangat serius. Kelebihan persediaan akan mengakibatkan pemborosan penggunaan

modal, sedangkan kekurangan persediaan proses produksi bisa terganggu.

Mengelola persediaan dalam perusahaan industri manufaktur relatif lebih sulit

dibanding dengan mengelola persediaan dalam perusahaan dagang. Dalam perusahaan

dagang, persediaan barang dagangan dibeli untuk dijual; waktu yang dibutuhkan relatif

pendek, sehingga modal yang digunakan berputar relatif cepat.

Manajemen persediaan dalam perusahaan industri manufaktur dapat

dikategorikan menjadi dua, yaitu model Economic Order Quantity atau EOQ dan Tepat

Waktu atau Just in Time (JIT). Penggunaan model tersebut tergantung pada kebijakan

manajemen terhadap pemasok. Jika pemasok diperlukan sebagai pesaing, yaitu mencari

pemasok yang paling murah dapat menyediakan bahan baku, maka model EOQ lazim

digunakan. Tetapi jika pemasok diperlakukan sebagai partner bisnis yang setia dan

dinyatakan satu kesatuan dalam proses produksi, maka model JIT lazim digunakan.

3.3.1 Model Economic Order Quantity (EOQ).

Pada umumnya perusahaan menggunakan cara tradisional dalam

mengelola persediaan, yaitu dengan cara memiliki persediaan minimal untuk

mendukung kelancaran proses produksi. Di samping itu, perusahaan juga

memperhitungkan biaya persediaan yang paling ekonomis yang dikenal dengan

istilah Economic Order Quantity atau EOQ. EOQ akan menjawab pertanyaan

berapa banyak kualitas bahan baku yang harus dipesan dan berapa biayanya

yang paling murah atau paling ekonomis.

Biaya-biaya dalam manajemen persediaan sudah dipaparkan dalam bab

tiga dalam pertimbangan-pertimbangan manajemen persediaan. Pada bab ini

kita tinggal mengaitkan biaya-biaya yang sudah dipaparkan pada bab tiga

dengan metode EOQ. Pada umumnya biaya-biaya dalam manajemen persediaan

saling berkaitan dan dapat mempengaruhi harga persediaan. Sehingga seorang

12

Page 18: Makalah Manajemen Persediaan

manajer harus jeli dan teliti dalam memutuskan berapa persedeiaan yang harus

dibeli. Hal ini tidak bisa dilihat dari kasat mata saja tentunya.

Metode ini, Manajemen harus  menghitung biaya yang paling

ekonomis pada setiap jumlah barang yang dibeli (dipesan). Biaya tersebut

adalah saling hubungan antara harga bahan baku, biaya penyimpanan yang

umumnya dihitung berdasar persentase tertentu dari nilai persediaan rata-rata,

jumlah bahan baku yang dibutuhkan dalam satu periode misalnya dalam satu

tahun, dan biaya pesanan. Untuk itu mari kita bahas satu persatu agar lebih jelas

dalam memahaminya.

1. Total Biaya Penyimpanan Persediaan ( Total Carrying Cost / TCC)

Biaya penyimpanan persediaan dalam EOQ bersifat Variabel terhadap

jumlah inventori yang dibeli. Sehingga rumusnya sebagai berikut:

Biaya TCC ini mencakup sewa gudang, pemeliharaan barang didalam

gudang, modal yang tertanam dalam inventori, pajak dan ansuransi. Besarnya

biaya TCC dapat diperhitungkan dengan dua cara yaitu berdasarkan presentasi

tertentu dari nilai Inventori rata-rata dan berdasarkan biaya perunit barang yang

disimpan ( dari jumlah rata-rata).

2. Total Biaya Pemesanan ( Total Ordering Cost / TOC)

Biaya pemesanan persediaan dalam bersifat Variabel terhadap

frekuensi pesanan yang dibeli. Sehingga rumusnya sebagai berikut:

13

- Total Biaya Penyimpanan

TCC = C. P. A

- Persediaan Rata-Rata

A = Q/2 = ( S / N ) / 2

Dimana :

Q = Kuantitas PesananS = Penjualan TahunanN = Frekuensi PemesananC = Biaya PenyimpananP = Harga Beli Per Unit

Page 19: Makalah Manajemen Persediaan

3. Total Biaya Persediaan ( Total Inventory Cost / TIC)

Total Biaya Perseddiaan atau TIC ini didapat dari penjumlahan toatal

biaya persediaan dan total biaya pemesanan. Sehingga hasilnya diketahui total

biaya persediaan tersebut. Jadi rumusnya sebagai berikut:

Ketiga perhitungan diatas bertujuan untuk mengetahui besaran biaya

dimasing-masing kategori. Setelah itu kita bisa mengaitkannya dengan Kuantitas

Pemesanan yang Ekonomis atau dikenal dengan EOQ ( Economic Ordering Quantity

Model).

Terdapat dua dasar keputusan dalam model EOQ ini dalam manajemen

persediaan, diantaranya yaitu:

1. Berapa jumlah bahan mentah yang harus dipesan pada saat bahan tersebut perlu

dibeli kembali – Replenishment Cycle.

2. Kapan perlu dilakukan pembelian kembali – Reorder point.

14

- Total Biaya Pesanan

TOC = F. ( S / Q )

Dimana :

Q = Kuantitas PesananS = Penjualan TahunanF = Biaya Tetap

- Total Biaya Persediaan

TIC = TCC + TOC

Atau

TIC = C.P.( Q/2 ) + F. ( S/Q )

Dimana :

Q = Kuantitas PesananS = Penjualan TahunanN = Frekuensi PemesananC = Biaya PenyimpananP = Harga Beli Per Unit

Page 20: Makalah Manajemen Persediaan

Rumus Model EOQ sebagai Beriku:

Model EOQ tidak lepas dari beberapa asumsi agar perhitungannya akurat.

Berikut ini beberapa asumsi mengenai model EOQ:

- Jumlah kebutuhan bahan mentah sudah dapat ditentukan lebih dulu secara

pasti untuk penggunaan selama satu tahun atau satu periode.

- Penggunaan bahan selalu pada tingkat yang konstan secara kontinyu

- Pesanan persis diterima pada saat tingkat persediaan sama dengan nol atau

diatas safety stock

- Harga konstan selama periode tersebut.

Metode EOQ memiliki kaitan dengan beberapa aktifitas disebuah industri

manufaktur, seperti aktifitas dalam manajemen persediaan di bawah ini:

- Permesanan ulang ( Reorder Point )

- Persediaan Pengaman (Safety Stocks)

- Penentuan Besaran Safety Stocks

Agar pemahaman tentang aktifitas diatas lebih mendalam lagi. Mari kita bahas

perhitungan atau rumus – rumusnya sekali lagi.

a. Pemesanan Ulang ( Reorder Point )

Pada dasarnya, sebuaah perusahaan dalam mempersiapkan bahan

persediaan tidak menunggu bahan perssediaan di gudang habis secara

keseluruhan. Hal ini dapat menghambat dan memperlambat proses produksi

didalam perusahaan tersebut. Sehingga seorang manajer akan menentukan titik

minimum atau standar dimana perusahaan harus melakukan pemesanan kembali

untuk mengisi persediaan yang telah kosong.

15

EOQ = √ 2. F . SC . P

Dimana :

F = Biaya TetapS = Penjualan TahunanC = Biaya PenyimpananP = Harga Beli Per Unit

Page 21: Makalah Manajemen Persediaan

Jika digambarkan dalam sebuah grafik akan berbentuk seperti dibawah

ini sebagai ilustrasi:

Gambar i: Grafik Ilustrasi Pemesanan Ulang

Dari grafik tersebut bisa kita tarik kesimpulan bahwa Rusmus

Pemesanan Ulang atau Reorder Point yaitu:

b. Persediaan Pengaman ( Safety Stocks )

Persediaan Pengaman ini memang disengaja disediakan oleh

perusahaan untuk dijadikan alternatif pengganti terhadap perubahan tingkat

penjualan atau keterlambatan produksi-pengiriman. Tujuannya tidak lain sebagai

jaga-jaga agar aktifitas disebuah perusahaan tidak berhenti.

Dari gambaran itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa persediaan awal

mengandung safety stock. Jadi bisa di simpulkan menjadi:

Penentuan besar kecilnya Safety Stock dipengaruhi oleh faktor pengalaman,

Faktor dugaan, Faktor Biaya dan Faktor keterlambatan. Jadi, setiap perusahaan

16

Titik Pemesanan Ulang

Waktu Tunggu X Tingkat Penggunaan

Persediaan AwalEOQ + Safety StockPersediaan Rata-rata

( EOQ / 2 ) + Safety Stock

Page 22: Makalah Manajemen Persediaan

dalam menentukan besar kecilnya safety stock persediaan tidaklah sama.

Contohnya sebagai berikut:

Diketahui:

- Penggunaan perhari 15 Kg.

- Keterlambatan Pengiriman 10 hari

Ditanya:

- Berapa besarnya Safety stock yang harus disiapkan??

Jawab:

Safety stock = Penggunaan per hari X Kendala atau faktor-faktor

= 10 x 15 kg

= 150 Kg.

Jadi Safety stock yang harus disediakan sebesar 150 kg.

Metode EOQ dalam manajemen persedian mempunyai kelebihan dan juga

kekurangan. Sehingga kita harus mengetahuinya. Berikut beberapa kelebihan dan

kelemahan dalam metode ini:

- Keunggulan Model EOQ:

1. Dapat dijadikan dasar penukaran (trade off) antara biaya penyimpanan dengan

biaya persiapan atau biaya pemesanan (setup cost).

2. Dapat mengatasi ketidakpastian penggunaan persediaan pengaman atau

persediaan besi (safety stock).

3.  Mudah diaplikasikan pada proses produksi yang outputnya telah memiliki

standar tertentu dan diproduksi secara massal.

4.  Lazim digunakan pada rumah sakit, yaitu pada persediaan obat. Jika ada

pasien yang sakit mendadak dan perlu obat segera, apotek rumah sakit dapat

melayani dengan cepat.

 

- Kelemahan Model EOQ:

Hakikatnya model EOQ adalah model yang menempatkan pemasok

sebagai mitra bisnis sementara karena paradigma untung-rugi diterapkan pada

17

Page 23: Makalah Manajemen Persediaan

mereka, sehingga penggunaan model ini terjadi berganti-ganti pemasok, dan

hal ini dapat mengganggu proses produksi.

3.3.2 Model Periodic Order Quality (POQ).

Period Order Quantity (POQ) : Pendekatan menggunakan konsep

jumlah pemesanan ekonomis agar dapat dipakai pada periode bersifat

permintaan diskrit, teknik ini dilandasi oleh metode EOQ. Dengan mengambil

dasar perhitungan pada metode pesanan ekonomis maka akan diperoleh

besarnya jumlah pesanan yang harus dilakukan dan interval periode

pemesanannya adalah setahun.

PenggunaanPOQ:

POQ digunakan sebagai pengganti EOQ, bila permintaan tidak uniform.

Formula EOQ digunakan untuk menghitung waktu antarpemesanan

(economic time between orders)

POQ = EOQ/Rata2 pemakaian per minggu

Dengan POQ ini kuantitas pemesanan ditentukan oleh permintaan aktual,

sehingga akan menurunkan biaya penyimpanan (carrying cost).

3.3.3 Model Quantity Discount Model (QDM).

Dalam rangka meningkatkan volume penjualan seringkali perusahaan

(supplier) memberikan harga yang lebih rendah kepada pelanggan yang

membeli dalam jumlah yang lebih besar. Jadi harga per unit ditentukan semakin

murah dengan semakin banyaknya jumlah yang dibeli.

Dalam model potongan harga ini kita harus mempertimbangkan trade

off antara biaya pembelian dengan biaya penyimpanan, dimana semakin banyak

jumlah yang dibeli maka biaya pembelian per unit akan semakin menurun, tapi

di lain pihak biaya penyimpanan akan semakin meningkat

3.3.4 Model Analisis ABC.

18

Page 24: Makalah Manajemen Persediaan

Analisis ABC adalah metode dalam manajemen persediaan (inventory

management) untuk mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai

nilai investasi yang tinggi.

Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan

nama Hukum Pareto (Ley de Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog Italia,

Vilfredo Pareto (1848-1923). Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup

selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak

terbesar (80%). Pada tahun 1940-an, Ford Dickie dari General Electric

mengembangkan konsep Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC dalam

klasifikasi barang persediaan.

Berdasarkan hukum Pareto, analisis ABC dapat menggolongkan barang

berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan kemudian

dibagi menjadi kelas-kelas besar terprioritas; biasanya kelas dinamai A, B, C,

dan seterusnya secara berurutan dari peringkat nilai tertinggi hingga terendah,

oleh karena itu analisis ini dinamakan “Analisis ABC”. Umumnya kelas A

memiliki jumlah jenis barang yang sedikit, namun memiliki nilai yang sangat

tinggi.

Dalam hal ini, saya akan menggunakan tiga kelas, yaitu: A, B, dan C, di

mana besaran masing-masing kelas ditentukan sebagai berikut (Sutarman, 2003,

pp. 144–145):

1. Kelas A, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15-20%

dari  total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 75-80% dari total

nilai uang.

2. Kelas B, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 20-25%

dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 10-15% dari total

nilai uang.

3. Kelas C, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 60-65%

dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 5-10% dari total nilai

uang.

Besaran masing-masing kelas di atas akan membentuk suatu kurva

sebagaimana terlihat pada Gambar 1 di bawah ini.

19

Page 25: Makalah Manajemen Persediaan

Gambar ii: Kurva Analisis ABC

Adapun langkah-langkah atau prosedur klasikasi barang dalam analisis

ABC adalah sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah unit untuk setiap tipe barang.

2. Menentukan harga per unit untuk setiap tipe barang.

3. Mengalikan harga per unit dengan jumlah unit untuk menentukan total

nilai uang dari masing-masing tipe barang.

4. Menyusun urutan tipe barang menurut besarnya total nilai uang, dengan

urutan pertama tipe barang dengan total nilai uang paling besar.

5. Menghitung persentase kumulatif barang dari banyaknya tipe barang.

6. Menghitung persentase kumulatif nilai uang barang dari total nilai uang.

7. Membentuk kelas-kelas berdasarkan persentase barang dan persentase

nilai uang barang.

8. Menggambarkan kurva analisis ABC (bagan Pareto) atau menunjuk

tingkat kepentingan masalah.

Dengan analisis ABC, kita dapat melihat tingkat kepentingan masalah

dari suatu barang. Dengan begitu, kita dapat melihat barang mana saja yang

perlu diberikan perhatian terlebih dahulu.

3.3.5 Model Just In Time (JIT).

Salah satu metode untuk mengendalikan persediaan yang modern

adalah metode Just In Time atau bisa disebut juga JIT. Metode ini bertujuan

untuk meminimalkan biaya persediaan karena menggunakan metode JIT setiap

pemesanan dari konsumen akan langsung di produksi. Dalam JIT diusahakan

persediaan nol (atau paling tidak pada tingkat yang tidak signifikan), sehingga

penilaian persediaan menjadi tidak relevan untuk tujuan pelaporan keuangan.

Rumusan JIT yang digunakan adalah :

20

X1=I +F1+X 2. V 2

P−V 1

Dimana :X1 = Unit produk yang

harus dijual untuk mencapai laba tertentu

I = Laba Sebelum PajakF1 = Total Biaya TetapX2 = Jumlah kuantitas Non

UnitV 2 = Biaya Variable Non UnitV 1 = Biaya Variable per unit

Page 26: Makalah Manajemen Persediaan

3.4 Pengawasan Persediaan

Hakikat dari pengawasan persediaan barang adalah mulai bahan baku dipesan

sampai produk jadi digunakan oleh konsumen, yang terdiri dari pengawasan fisik, nilai,

dan biaya. Pengawasan barang meliputi pengawasan bahan baku, bahan pembantu,

barang dalam proses, dan pengawasan barang jadi. Pengawasan bahan baku dan bahan

pembantu dimulai dari bahan dipesan sampai dengan permintaan pemakaian bahan

dalam proses produksi; pengawasan itu meliputi fisik (jumlah unit, kerusakan,

keuangan, kehilangan, dan tingkat perputaran), biayanya, dan nilainya dala bentuk

satuan uang.

  Pengawasan barang dalam proses meliputi produk cacat, produk rusak, produk

hilang dalam proses produksi. Sedangkan pengawasan barang jadi meliputi rencana

penjualan, jadwal pengiriman, dan pelayanan purna jual. Keempat jenis barang itu

(bahan baku, bahan pembantu, barang dalam proses, dan barang jadi) jumlah

persediaannya secara fisik harus dikendalikan, agar tidak terjadi kekurangan dan

kelebihan. Kekurangan persediaan bahan baku dan bahan pemabantu dapat

mengakibatkan proses produksi terganggu, dan kekurangan persediaan barang jadi akan

mengakibatkan kesulitan memenuhi permintaan konsumen. Sebaliknya jika terjadi

kelebihan persediaan, dapat mengakibatkan modal yang ditanamkan dalam persediaan

tersebut besar, dan biaya modalnya besar

21

Dimana :X1 = Unit produk yang

harus dijual untuk mencapai laba tertentu

I = Laba Sebelum PajakF1 = Total Biaya TetapX2 = Jumlah kuantitas Non

UnitV 2 = Biaya Variable Non UnitV 1 = Biaya Variable per unit

Page 27: Makalah Manajemen Persediaan

BAB IVSTUDI KASUS

Pada studi kasus ini, kami hanya membahas satu metode saja dari manajemen

persedian. Hal ini dikarenakan mengingat banyaknya metode dalam menganalisis dan

memperhitung persedian dalam sebuah perusahaan. Metode yang kami gunakan

dalam study kasus ini menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) yang

biasa di gunakan di sebuah perusahaan.

22

Page 28: Makalah Manajemen Persediaan

Studi kasus ini kami ambil dari sebuah pabrik roti yang terkenal mereknya.

Sebut saja namanya Pabrik Roti S. Dari kegiatan aktifitasnya diketahui Pabrik Roti S

penjualannya mencapai 2.600.000 Kg tepung terigu. Kemudian biaya pemesannanya

mencapai $ 5.000. dari tepung yang dipesannya setelah sampai diperusahaan

dikenakan biaya penyimpanan sebesar 2% dari harga beli. Dan harga belinya sebesar

$5/Kg. Pabrik Roti S ini memprioritaskan persediaan pengaman 50.000 kg tepung

terigu. Waktu pengiriman memakan waktu 2 minggu dan setiap pemesanan terigu

harus dengan kelipatan 2000 Kg. Dalam perjalanan Aktifitasnya, Perusahaan tepung

terigu yang biasa dijadikan langganan memberikan penawaran yang langka.

Penawarannya, Jika perusahaan Pabrik Roti S membeli terigu sebanyak

650.000 Kg. Maka biaya pengiriman ditanggung oleh perusahaan tepung sebesar $

3.500. Dari aktifitas tersebut seorang manajer disuruh Direktur Pabrik Roti S untuk

membuat perencanaan besarnya persediaan yang harus disiapkan, pemesanan ulang,

pembagian waktu pemesanan dalam satu tahun, biaya penyimpanan, biaya

pemesanan, biaya safety stock dan total biaya persediaan serta analisis dari penawaran

perusahaan tepung tersebut.

4.1 Pembahasan Kasus

Dari kasus diatas dapat disederhanakan menjadi sebagai Pokok yang diketahui dari

aktifitas Pabrik Roti S meliputi:

- S / Penjualan Pabrik Roti S 2,6 juta kg terigu

- F / Biaya pemesanan $ 5000

- C / Biaya penyimpanan 2% dari harga beli $ 5/Kg

- Safety Stock 50.000 Kg

- Waktu tunggu 2 Minggu

- Kelipatan pesanan 2000 Kg

- Jika pembelian 650.000 kg dapat diskon kirim $ 3.500

Dari data diatas seorang manajer akan menghitung semua hal yang berkaitan dengan

persediaan. Metode yang kami gunakan dalam menghitung masalah diatas

menggunakan metode EOQ. Berikut penyelesaianya:

1. Besarnya EOQ

EOQ = √ 2. F . SC . P

23

Page 29: Makalah Manajemen Persediaan

= √ 2.5000 .26000000,02.5

= 509902 Kg

= 510.000 Kg

2. Pemesanan Ulang (Reorder Point)

- Penggunaan per minggu

= 2.600.000 / 52

= 50.000 Kg

- Titik Pemesanan Ulang

= Waktu Pengiriman + Safety Stock

= ( 2 Minggu x 50.000 ) + 50.000

= 100.000 + 50.000

= 150.000 Kg

3. Pemesanan Dalam Satu Tahun

- Pemesanan Dalam Satu Tahun

= 2.600.000 / 510.000

= 5,098 kali

Jika dijadikan hari maka 365 hari / 5,098 kali = 72 hari

= 10 Minggu

- Tingkat Pemakaian Perhari

= 2.600.000 / 365 hari

= 7.123,29 Kg

= 7.124 Kg / hari

4. Biaya Penyimpanan / TCC

- TCC = C.P.A atau TCC = C.P.(Q/2)

- TCC = C . P . ( Q / 2 )

= 0,02 . $5 . ( 510.000 / 2 )

= 0,1 . 255.000

= $ 25.500

24

Page 30: Makalah Manajemen Persediaan

5. Biaya Pemesanan / TOC

- TOC = F. ( S / Q )

= $ 5000 . ( 2.600.000 / 510.000 )

= $ 5000 . 5,098

= $ 25.490,20

6. Biaya Safety Stock

- Safety Stock = C. P. (Safety Stock)

= 0,02 . $ 5 . (50.000)

= 0,1 . 50.000

= $ 5.000

7. Total Biaya Persediaan / TIC

- TIC = TCC + TOC + Biaya Safety Stock

= $ 25.500 + $ 25.490,20 + $ 5.000

= $ 55.990,20

8. Grafik EOQ

Gambar iii: Grafik EOQ

9. Biaya Persediaan – TIC Setelah Ada Tawaran

- Biaya Pemesanan

= $ 5.000 - $ 3.500

= $ 1.500

- TCC = 0,02 . $ 5 . ( 650.000 / 2 )

= 0,1 . 325.000

= $ 32.500

25

Page 31: Makalah Manajemen Persediaan

- TOC = $ 1.500 . ( 2.600.000 / 510.000 )

= $ 1.500 . 5,098

= $ 7.647

- TIC = $ 32.500 + $ 7.647 + $ 5.000

= $ 45.147

10. Hasil Analisis

- Jika pesanan sejumlah

a. 510.000 Kg Biaya persediaan sebesar $ 55.990,20

b. 650.000 Kg Biaya persediaan sebesar $ 45.147

Selesihnya mencapai $ 10.843,20

- Penawaran dari perusahaan pengolahan gandum perlu dipertimbanngkan.

- Pemesanan dalam satu tahun dilakukan 4 kali atau 13 Minggu

= 2.600.000 / 650.000 = 4 Kali

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan sangat penting

bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah

satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus

26

Page 32: Makalah Manajemen Persediaan

meneru diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri

harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang

mengganggu jalannya operasi perusahaan.

Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk

memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan

dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam

menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh.

5.2 Saran

Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran

bahwa penerapan Manajemen Persediaan yang baik harus dilaksanakan secara efektif,

karena akan menunjang keberhasilan perusahaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

- Rangkuti Freddy. 1995: Manajemen Persediaan. Cetakan Pertama, raja Grafindo

Persada, Jakarta

- Warren, Fess, Niswonger. 1999: Prinsip-Prinsip Akuntansi, edisi kesembilan belas,

Jilid 1Penerbit Erlangga, Jakarta.

27

Page 33: Makalah Manajemen Persediaan

- Riyanto, Bambang. 1993: Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi kedua

Cetakan kedelapan, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta.

- Syamsuddin, M.A., Drs. Lukman. 2007: Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

- Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston. 2001: Manajemen Keuangan. Erlangga.

Jakarta.

- http://habibiarifin.blogspot.com/2010/05/manajemen-persediaan-inventory.html, diakses

pada tanggal 29 Maret 2013, pukul 16.00 WIB

- http://eriskusnadi.wordpress.com/2009/10/03/analisis-abc/. diakses pada tanggal 29

Maret 2013, pukul 16.00 WIB

- www.wikipedia.com.

28