5. Manajemen Persediaan

19
MANAJEMEN PERSEDIAA N Lecturer note 5 IDIE WIDIGDO, SE, MM

Transcript of 5. Manajemen Persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAANLecturer note 5IDIE WIDIGDO, SE, MM

Persediaan :

Merupakan bagian utama dari modal kerja

Persediaan meliputi 3 macam :1. persediaan bahan mentah (raw material)2. persediaan bahan setengah jadi (work in

process inventory)3. persediaan barang jadi (finish goods

inventory)

Tujuan memiliki persediaan :

1. untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan (bagi perusahaan manufaktur)

2. persediaan memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pembeli (bagi perusahaan dagang)

tujuan mengelola persediaan secara umum tujuan mengelola

persediaan adalah untuk menghindari terjadinya : stockout (kehabisan persediaan) dan overstock (keadaan terlalu banyak

persediaan)

Penentuan persediaan :

1. Monthly average (rata-rata bulanan)2. Moving monthly average 3. Penentuan batas minimum dan

maksimum persediaan yang lalu4. Inventory turnover (tingkat perputaran

persediaan)

Beberapa sistem pengawasan persediaan :

1. Jumlah persediaan dikaitkan dengan variabel tertentu

2. Mengkaitkan kapan harus memesan kembali dan jumlah yang dipesan dihubungkan dengan kebutuhan selama periode tertentu

3. Untuk persediaan barang jadi, diperlukan koordinasi antara bagian pemasaran dengan bagian produksi

ECONOMIC ORDER QUANTITY (METODE PEMBELIAN YANG EKONOMIS) Merupakan volume atau jumlah

pembelian paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali pembelian

Misalkan kebutuhan bahan baku selama 1 tahun : D

Pemakaian bahan dilakukan secara konstan

Perusahaan memesan Q satuan setiap kali pesan

Frekuensi pemesanan dalam 1 tahun :

Persediaan yang dimiliki perusahaan akan berkisar 0-Q

Rata-rata persediaan :

Bila biaya simpan persatuan dinyatakan sebagai i, maka Biaya simpan per tahun :

Q

D

2

Q

2

Qi

Bila setiap kali pesan dibutuhkan biaya sebesar o, maka )

Biaya pemesanan dalam satu tahun

Total biaya persediaan dalam 1 th Y = ( ) i + ( ) o

Q

Do

2

QQ

D

Reorder Point :

Saat tertentu dimana perusahaan harus melakukan pemesanan kembali, sehingga datangnya pesanan akan bersamaan dengan habisnya bahan tersebut

Bila waktu yang dibutuhkan sejak bahan dipesan sampai dengan bahan sampai di perusahaan adalah n hari (disebut sebagai lead time)

Safety stock (Persediaan Besi)

Untuk berjaga-jaga terhadap ketidakpastian baik dalam hal penggunaan maupun lead time, perusahaan perlu menetapkan persediaan keamanan

Contoh Soal

Kebutuhan bahan baku dalam 1 tahun sebesar 3.600 satuan, dengan harga Rp 50.000 per satuan. Kebiasaan perusahaan adalah melakukan pembelian setiap bulan sekali. Biaya simpan (termasuk biaya modal) berkisar 18% per tahun, sedangkan biaya setiap kali memesan sebesar Rp 200.000,-. Berdasarkan kebiasaan tsb, hitung biaya simpan, biaya pesan dan total biaya persediaan !

Jumlah yang dipesan setiap bulan = = 300 satuan

Nilai rata-rata persediaan = = Rp 7.500.000,-

  Biaya simpan dalam satu tahun = Rp 7.500.000

x 0,18 = Rp 1.350.000,-

Biaya pesan dalam 1 th = Rp 200.000 x 12 = Rp 2.400.000,-

 Total biaya persediaan = Rp 1.350.000+ Rp 2.400.000 = Rp 3.750.000,-

12

600.3

2

)000.50300( X

Misalnya kemudian perusahaan menerapkan model EOQ, berapa banyak biaya persediaan yang dapat dihemat oleh perusahaan ?

Q = = 400 satuan

Biaya pesan = x Rp 200.000,- = Rp 1.800.000,-

Biaya simpan = x0,18 = Rp 1.800.000,-

Total biaya persediaan = Rp 1.800.000 + Rp 1.800.000 = Rp 3.600.000,-

000.5018,0

000.200600.32

xRp

xRpx

400

3600

2

000.50400xRp

Apabila lead time adalah setengah bulan, kapan perusahaan harus melakukan pemesanan ?

Reorder point = = 150 unit24

600.3

Misalnya perusahaan menerima tawaran quantity discount sebesar 2% apabila perusahaan melakukan pembelian dalam jumlah minimal 1.000 unit setiap kali pembelian. Apakah perusahaan sebaiknya memanfaatkan tawaran tsb ?

Discount : 2% x 3.600 x Rp 50.000 = Rp 3.600.000,-

Biaya simpan : = Rp 5.400.000,- Biaya pesan : 3 x Rp 200.000= Rp 600.000,- Total biaya persediaan Rp 6.000.000,-

Sehingga tambahan biaya pemesanan Rp 6.000.000 – Rp 3.600.000 = Rp

2.400.000,- Biaya yang dapat dihemat Rp

1.200.000,-

000.5018,02

1200xRpx