Manajemen persediaan
-
Upload
gusstiawan-raimanu -
Category
Economy & Finance
-
view
420 -
download
0
Transcript of Manajemen persediaan
Manajemen Persediaan
OLEH KELOMPOK 4
PROGRAM PASCASARJANAPROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS TADULAKO2015
UKAR SUMIJANA C20215032GUSSTIAWAN RAIMANU C20215014MUHAMMAD RAFIQ C20215004EKA PUTRA IDRIS C20215099
Outline
• Arti, Peranan & Fungsi• Karakteristik Persediaan• Strategi Operasi Persediaan• Metode Pengendalian Persediaan• Contoh Soal dan Penyelesaian
Arti
• Definisi Persediaan merupakan sejumlah
bahan/barang yang disediakan oleh perusahaan, baik berupa bahan jadi, bahan mentah, maupun barang dalam proses yang disediakan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan guna memenuhi permintaan konsumen setiap waktu (Margaretha, 2014)
Lanj.
• Persediaan adalah sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih lanjut (Nasution, 2003)
• Persediaan adalah istilah umum yang menjunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap permintaan baik internal maupun eksternal (Handoko, 2000)
Peran
• Menjaga kelangsungan proses produksi• Menghindari kehilangan penjualan• Memperoleh diskon kuantiti• Mengurangi biaya persediaan• Mencapai biaya produksi yang efisien
Fungsi• Fungsi Decoupling, untuk membantu perusahaan agar bisa
memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier.• Fungsi Economic Lot Sizing, persediaan ini perlu
mempertimbangkan penghematan-penghematan (potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko dan sebagainya)
• Fungsi Antisipasi, untuk mengantisipasi dan mengadakan permintaan musiman (seasonal inventories), menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan untuk menyediakan persediaan pengamanan (safety stock).
Karakteristik Persediaan
• Persediaan tersebut merupakan milik perusahan.
• Persediaan tersebut siap dijual kepada para konsumen
Perusahaan Dagang
Persediaan Barang Dagangan (finished goods)
Perusahaan Industri
Persediaan bahan baku (raw material)
Persediaan barang dalam proses (work in process)
Persediaan barang dalam jadi (finished goods)
Persediaan barang pembantu (supplies)
Persediaan suku cadang (components parts)
Tujuan Pengelolaan Persediaan
• Menyediakan persediaan yang dibutuhkan untuk menyokong operasi dengan biaya minimum
• Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety stock)
• Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
• Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran.
Alasan Penggunaan M Persediaan• Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau
persiapan dan biaya penyimpanan.• Untuk memenuhi permintaan pelanggan, misalnya
menepati tanggal pengiriman.• Untuk menyanggah proses produksi yang tidak
dapat diandalkan.• Untuk memanfaatkan diskon• Untuk menghadapi kenaikan harga di masa yang
akan datang.
Metode Manajemen Persediaan
Metode EOQ (Economic Order Quantity)
Reorder Point
Safety Stock
Just in Time
Metode EOQ
• EOQ atau kuantitas pesanan ekonomis adalah suatu metode untuk menentukan berapa jumlah pesanan yang paling ekonomis intuk satu kali pesan. Atau dapat juga dikatakan jumlah unit pembelian yang paling optimal
𝑬𝑶𝑸=√𝟐𝑫𝑺𝑪 Ket : D = Penggunaan atau permintaan yang
diperkirakan per periode waktu
S = Biaya Pesanan
C = Biaya Penyimpanan per unit per tahun
Q = Kuantitas Pemesanan
EOQ dapat dihitung menggunakan rumus:
Reorder Point
• Reorder point atau titik pemesanan kembali adalah saat persediaan mencapai titik dimana perlu dilakukan pemesanan kembali yang dinyatakan dalam persamaan berikut.
Reorder Point = Lead Time x Average Usage
Safety Stock
• Persediaan pengamanan adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out).
• SS dapat dihitung menggunakan formula:
Safety Stock = (Pemakaian Maksimum – Pemakaian Rata-Rata) Lead Time
Just in time (Kanban System)Just in time (JIT) merupakan pendekatan untuk meminimalkan total biaya penyimpanan dan persiapan yang sangat berbeda dari pendekatan tradisional. Pendekatan tradisional mengakui biaya penyiapan dan kemudian menentukan kuantitas pesanan yang merupakan saldo terbaik dari dua kategori biaya. Dilain pihak, JIT tidak mengakui biaya persiapan, tetapi sebaliknya JIT mencoba menekan biaya-biaya ini sampai nol. Jika biaya penyiapan tidak menjadi signifikan, maka biaya tersisa yang akan diminimalkan adalah biaya penyimpanan, yang dilakukan dengan mengurangi persediaan sampai ketingkat yang sangat rendah. Hasil dari JIT adalah bahwa persediaan akan dipesan secara periodik dan lebih sering.
• Menghitung JIT dapat dilakukan mengunakan formula:
Ket : X1 = Unit produk yang harus dijual untuk
mencapai laba tertentu.
I = Laba Sebelum Pajak (EBT)
F1 = Total Biaya Tetap
X2 = Jumlah kualitas non unit
V2 = Biaya Variabel Non Unit
V1 = Biaya Variabel Per Unit
P = Harga Jual Per Unit
X1 = I+F1+X2 . V2P-V1
Sistem ABC
Sistem ABC adalah teknik manajemen persediaan dengan membagi persediaan ke dalam tiga golongan sesuai dengan tingkat penurunan kepentingan yang didasarkan pada nilai rupiah pada investasi masing-masing golongan persediaan.
Lanj.
• Prinsip manajemen persediaan menerapkan klasifikasi ABC adalah semua persediaan harus bias dimasukkan ke dalam salah satu kelompok persediaan, yaitu:
– Kelompok A, merupakan persediaan yang harga per satuannya tinggi dan kontribusi terhadap penjualan juga tinggi.
– Kelompok B, merupakan persediaan yang harganya lebih rendah dari kelompok A dan kontribusi terhadap penjualan sedang.
– Kelompok C, merupakan persediaan yang harganya rendah dan kontribusinya terhadap penjualan juga rendah.
Contoh Soal
• Perusahaan ABC akan melakukan pemesanan material sebanyak 1.200 unit dengan harga Rp. 1.000 per unit. Total biaya pemesanan sebesar Rp. 15.000 untuk setiap kali pemesanan. Biaya penyimpanan diketahui sebesar 40% dari harga beli.
• = = 300 unit
• Untuk membuktikan bahwa persediaan barang pada tingkat economic orde quantity ini total biayanya paling minimum, dapat ditunjukkan dengan analisis pada tabel berikut ini:
Frekuensi pembelian (1) 1 x 2 x 3 x 4 x 6 x 10 x 12 xBerapa bulan sekali pesanan dilakukan (2) 12 6 4 3 2 1,2 1
Jumlah unit setiap kali pemesanan (3) 1.200 600 400 300 200 120 100
Nilai inventory (4) = Rp. 1000 (3) Rp. 1.200.000 600.000 400.000 300.000 200.000 180.000 100.000
Nilai inventory rata-rata (5) = (4)/2 600.000 300.000 200.000 150.000 100.000 90.000 50.000
Penyimpanan setahun (5) = 40% x (5) 240.000 120.000 80.000 60.000 40.000 36.000 20.000
Pesanan setahun (7) = (1) x Rp. 15000 15.000 30.000 45.000 60.000 90.000 150.000 180.000
Total biaya seluruhnya (8) = (6) + (7) 255.000 150.000 125.000 120.000 130.000 186.000 200.000
Sumber : Margaretha, 2014
• Tabel analisis EOQ menunjukkan bahwa tingkat pesanan material sebanyak 1.200 atau dengan sekali pesan memiliki biaya terbesar. Tingkat pesanan 300 adalah pesanan yang memiliki biaya terkecil. Persediaan material sebesar 300 unit ini adlah persediaan paling minimum atau pada tingkat economic order quantity.
THANKS FOR YOUR ATTENTION
Access to Full Paper at : https://www.academia.edu/16384587/Inventory_Management