MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS...

95
MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ANGGITA KOTA MAGELANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Program Studi Kependidikan Islam Oleh : MUHAMMAD HABIBURROHMAN 063311031 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS...

Page 1: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS

PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA

ANGGITA KOTA MAGELANG

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah

Program Studi Kependidikan Islam

Oleh :

MUHAMMAD HABIBURROHMAN

063311031

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

ii

ABSTRAK

Muhammad Habiburrohman (NIM: 063311031). “Manajemen

Pembelajaran Bagi Anak Autis Pada Jenjang SD Di Sekolah Khusus Autisme

Bina Anggita Kota Magelang”, Skripsi. Semarang : Program Strata 1 Jurusan

Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Semarang 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui pelaksanaan manajemen

pembelajaran bagi Anak Autis di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota

Magelang. 2) mengidentifikasi problematika yang dihadapi dan upaya

penyelesaiannya dalam pembelajaran bagi Anak Autis di Sekolah Khusus

Autisme Bina Anggita Kota Magelang.

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode

penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

bermaksud untuk membuat gambaran mengenai situasi-situasi atau kejadian-

kejadian. Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan metode wawancara,

metode observasi dan metode dokumentasi. Data yang telah terkumpul

dikelompokan sesuai dengan fokus penelitian, kemudian dianalisis dengan

menggunakan analisis kualitatif deskriptif.

Hasil penelitian ini meliputi: 1) Pelaksanaan manajemen pembelajaran

yang dilakukan oleh para guru di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota

Magelang adalah sebagai berikut : Pertama, Perencanaan pembelajaran yang

terdiri dari penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Kedua,

Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan pengelolaan kelas dan peserta didik

dan pengelolaan guru. Ketiga, Evaluasi pembelajaran, evaluasi ini dilakukan

untuk menilai hasil belajar peserta didik, yang meliputi evaluasi pengetahuan

(kognitif), evaluasi keterampilan (psikomotorik) dan evaluasi nilai (afektif). 2)

Problematika pelaksanaan manajemen pembelajaran di Sekolah Khusus Autisme

Bina Anggita Kota Magelang terdapat berbagai problematika diantaranya:

Pertama, Kesulitan dalam proses pembelajaran (transfer of knowledge) pada anak

autis. Kedua, Sikap dan kecenderungan anak autis yang cuek dan tidak mampu

membentuk jalinan emosi dengan orang lain. Ketiga, Guru kurang variatif dalam

memberikan pembelajaran. Sedangkan upaya dalam mengatasi problematika

tersebut, solusinya adalah : Pertama, Guru di Sekolah Khusus Autiseme Bina

Anggita harus betul-betul menguasai materi yang akan diajarkan, tentunya materi

yang akan disampaikan harus disesuaikan dengan kebutuhan yang dialami peserta

didik, selain itu juga guru harus mempunyai cara agar anak mampu berinteraksi

dengan guru dalam proses pembelajaran. Kedua, Guru di Sekolah Khusus

Autisme Bina Anggita Kota Magelang harus bersikap layaknya seoarang ibu dan

teman bagi anak autis karena dapat membantu mereka dalam proses pembelajaran.

Ketiga, Guru Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita harus membuat variasi

model pembelajaran agar tidak monoton.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi

dan masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua

pihak yang membutuhkan.

Page 3: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

iii

Page 4: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

iv

Page 5: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

v

Page 6: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

vi

MOTTO

ö≅è% @≅à2 ã≅ yϑ÷ètƒ 4’ n?tã ϵÏF n=Ï.$ x© öΝä3š/t� sù ãΝn=÷ær& ôyϑÎ/ uθ èδ 3“y‰÷δ r& Wξ‹ Î6 y™ ∩∇⊆∪

“Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-

masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.” (QS.

Al Isra’: 84)1

1 Departemen Agama RI, Al Qur’an Terjemahnya (Kudus : Penerbit Mubarokatan

Toyyibah, 2005), hlm. 290

Page 7: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahakan untuk :

Ayahanda dan Bunda (H.M. Hanafi Afandi dan Samrotul Munawwaroh) yang

senantiasa penulis cinta dan sayangi,

Kakak dan Adik-adikku (Wardatul Asriyah, Mudastir Abbas, Khoirotul Ain

Muhammad Fatih dan Ahmad Nurus Syifa’ Hanafi) yang selalu saya banggakan.

Page 8: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim. Segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan

beliau baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat serta orang

mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan bahwa

skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari

semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang

telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan

kepada :

1. Dr. Suja’I, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, beserta

dosen dan staf dilingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik selama masa

penelitian.

2. Ismail SM, M.Ag selaku pembimbing I dan Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag selaku

pembimbing II, yang telah mencurahkan tenaga dan fikiran untuk

membimbing dalam penulisan skripsi ini.

3. Segenap Civitas Akademik Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota

Magelang yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

4. Ayahanda (H.M. Hanafi Afandi, Alm) dan Bunda (Samrotul Munawwaroh)

yang telah mengasuh, membimbing dan melindungi serta selalu memberi doa

dan dukungan moril atau materiil yang sampai sekarang tak bisa ditukar

dengan apapun.

5. Keluarga besar Bani Abu Bakar dan Bani Afandi, terima kasih atas dorongan

semangat dan doanya. Semoga Allah SWT memberi imbalan atas apa yang

kalian panjatkan kepadaku.

Page 9: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

ix

6. Mas Ilham sekeluarga, terima kasih atas segala fasilitas yang telah diberikan

kepada penulis sewaktu melakukan penelitian. Semoga Allah SWT membalas

kebaikan dan melipat gandakan pahala kalian.

7. Keluarga besar Kependidikan Islam terima kasih atas jalinan persaudaraan ini.

8. Teater beta Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang senantiasa

menjadi rumah kedua penulis sewaktu menempuh pendidikan di Fakultas

Tarbiyah. Sedulur-sedulur beta tetaplah mengolah rasa dan menebar kreasi

dirumah cinta dan karya teater beta.

9. Sahabat-sahabat PMII Rayon Tarbiyah, Komisariat Walisongo dan PMII

Cabang Kota Semarang serta segenap pengurus DEMA IAIN Walisongo masa

bhakti 2010 yang tak pernah letih memberikan motivasi kepada penulis.

10. Untuk Khoirotul Ain yang selalu setia mendampingi penulis selama 1 tahun

ini, terima kasih atas segalanya yang tercurah.

Kepada semua pihak yang tak mampu penulis sebutkan, terima kasih

disertai doa penulis sampaikan. Semoga budi baik kalian diterima oleh Allah

SWT dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Kemudian penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat. Amin Ya

Robbal Alamin.

Semarang, 02 Juni 2011

Penulis

M. Habiburrohman

063311031

Page 10: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

ABSTRAKSI ......................................................................................................... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. v

MOTTO ................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 5

BAB II KONSEP DASAR MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK

AUTIS

A. Kajian Pustaka .................................................................................... 7

B. Manajemen Pembelajaran .................................................................... 8

1. Pengertian ................................................................................................. 8

2. Teori dan Faktor Pembelajaran ............................................................... 11

3. Langkah-langkah Pembelajaran .............................................................. 14

C. Autisme ........................................................................................................ 27

1. Pengertian ............................................................................................... 27

2. Klasifikasi Autis ..................................................................................... 29

3. Faktor Munculnya Autisme .................................................................... 32

Page 11: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

xi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ...................................................................................... 34

1. Jenis Penelitian ..................................................................................... 34

2. Sumber Data ......................................................................................... 35

3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 35

4. Teknik Analisis Data ............................................................................. 38

B. Alokasi Waktu, Tempat dan Setting Penelitian ........................................ 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 47

B. Analisis Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran Di Sekolah Khusus

Autisme Bina Anggita Kota Magelang ..................................................... 61

1. Analisis Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran di Sekolah Khusus

Autisme Bina Anggita Kota Magelang ................................................ 61

2. Analisis Problematika Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran Di

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang ...................... 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 66

B. Saran-saran ...................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan luar biasa bukan merupakan pendidikan yang secara

keseluruhan berbeda dengan pendidikan pada umumnya. Jika kadang-kadang

diperlukan pelayanan yang terpaksa memisahkan anak luar biasa dari anak-

anak lain pada umumnya, hendaknya dipandang untuk keperluan

pembelajaran (instruction) dan bukan untuk keperluan pendidikan (education).

Ini berarti, bahwa pemisahan anak luar biasa dengan anak lain pada umumnya

hanya dipandang untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian

tujuan belajar yang terprogram, terkontrol dan terukur atau yang secara

ringkas disebut tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional khusus

(instructional objectives).

Tujuan pendidikan tidak selamanya terprogram, terkontrol, dan

terukur. Menjadikan anak-anak saling menghargai, menjalin kerjasama,

menghargai perasaan dan pikiran orang lain, tenggang rasa adalah tujuan

pendidikan yang selamanya tidak terprogram, terkontrol dan terukur. Untuk

mencapai tujuan pendidikan semacam itu, sering dperlukan intergrasi antara

anak-anak luar biasa dengan anak-anak lain pada umumnya atau yang sering

disebut dengan “anak normal”. Dalam kenyataanya, sesungguhnya yang

dinamakan anak normal itu tidak ada. Yang ada ialah anak dengan perbedaan

individual (individual difference). Dalam kerangka landasan perbedaan

individual itulah pendidikan luar biasa diselenggarakan; dan karena itu

pelayanan pendidikan luar biasa dapat diselenggarakan terintegrasi dengan

pelayanan pendidikan pada umumnya.1

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

1 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rieka

Cipta, 1999), hlm. 27

Page 13: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

2

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2 Untuk

itu, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa.

Semua warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan dari

tingkat dasar sampai tingkat tinggi. Namun pada kenyataannya, fenomena

pendidikan yang ada di negara ini sangatlah tidak sama. Hal ini disebabkan

oleh perkembangan manusia itu ada yang normal dan ada yang abnormal. Hal

ini telah ditetapkan dalam pasal 5 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia

nomor 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan

bahwa : “Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,

intelektual dan / atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”.3 Selain

itu pasal 32 ayat 1 menyebutkan bahwa : “Pendidikan khusus merupakan

pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam

mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,

sosial dan / atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”.4

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Proses pembelajaran merupakan proses pengubahan status siswa dari lack of

knowledge to knowledge. Keberhasilan proses pembelajaran ditunjukkan

dengan terjadinya perubahan sikap dan perilaku serta peningkatan status

pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu.5

Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu rekayasa yang

diupayakan untuk membantu peserta didik agar dapat tumbuh berkembang

sesuai dengan maksud dan tujuan. Oleh karenanya segala kegiatan interaksi,

metode, dan kondisi pembelajaran harus direncanakan dengan selalu mengacu

pada tujuan pembelajaran yang dikehendaki.

2 Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, (Jakarta

: Sinar Grafika, 2008), hlm. 3 3 Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, hlm. 8 4 Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, hlm. 22 5 Endang Purwanti, dkk., Perkembangan Peserta Didik, (Malang : UMM Press, 2002),

hlm. 4

Page 14: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

3

Salah satu peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam

pembelajaran adalah penderita autis. Meskipun demikian, anak autis juga

memerlukan pendidikan. Oleh karena itu selayaknya pendidikan bagi anak

autis harus lebih dperhatikan, karena tidak semua anak autis mampu belajar

bersama dengan anak-anak pada umumnya, itu disebabkan anak autis sangat

sulit berkonsentrasi dengan adanya distrak disekeliling mereka. Meskipun

demikian ada sesuatu hal yang menarik dalam diri anak autis itu sendiri,

kelainan yang diderita anak autis tidaklah bersifat permanent (selamanya), hal

itu mampu dibuktikan bahwa anak autis mampu di didik dan menerima

pelajaran yang diberikan oleh guru. Bahkan kecerdasan anak autis terkadang

bisa melampaui kecerdasan anak normal sekalipun.

Secara fisik pada umumnya penderita autis tidak jauh berbeda dengan

anak-anak “normal”, namun secara psikis mereka sangat berbeda. Secara

terminologi autis adalah suatu keadaan dimana seorang anak berbuat

semaunya sendiri baik secara berfikir maupun perilaku.6 Hal ini ditandai

dengan cara berfikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal menanggapi

dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri dan menolak realitas serta

ditandai dengan keasyikan ekstrim dengan pikiran dan fantasi sendiri.

Di dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, terjadi peningkatan

yang luar biasa dari jumlah penyandang autis. Hal ini terjadi diseluruh belahan

dunia, termasuk Indonesia. Bila sepuluh tahun yang lalu jumlah penyandang

autis diperkirakan satu per 5000 anak, sekarang sudah meningkat menjadi satu

per 500 anak. Sedangkan melihat nakin banyaknya kasus autistik sepertinya

ini masih akan terus berlangsung.7

Peningkatan jumlah penyandang autis ini demikian pesatnya.

Sayangnya jumlah profesional yang mendalami bidang ini tidak sebanding

jumlahnya. Sehingga anak yang mengalami kelainan atau cacat yang

mendapatkan layanan dan pendidikan jumlahnya masih sedikit dibandingkan

6 Fasil Yatim, Autisme, Suatu Gangguan Pada Jiwa Anak (Jakarta : Pustaka Populer

Obor, 2002), hlm. 10 7 Melly Budhiman, Pentingya Diagnosis Dini dan Penatalaksanaan Terpadu Pada

Autisme Infantil. (Jakarta: Yayasan Autisme Indonesia, 1999), hlm. 1

Page 15: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

4

dengan jumlah anak yang mengalami kelainan atau cacat ini disebabkan oleh

beberapa faktor : Pertama, kurangnya perhatian pemerintah. Kedua, pola pikir

masyarakat yang mengabaikan potensi anak yang mengalami kelainan atau

cacat. Ketiga, biaya pendidikan bagi anak autis banyak dikelola oleh pihak

swasta, sehingga tidak semua orang tua mampu mendidik anaknya dilembaga

pendidikan guna mengembangkan potensi yang ada.

Problem yang terjadi di lapangan dalam pembelajaran Pendidikan

seorang pendidik memerlukan metode khusus untuk menerapkan pendidikan

yang sesuai dengan kondisi siswa, untuk menerapkan pendidikan dengan

tujuan agar mudah dipahami oleh siswa tersebut (anak autis).

Teori pembelajaran tidak menjelaskan bagaimana proses belajar itu

terjadi, tetapi lebih merupakan implementasi prinsip-prinsip teori belajar dan

berfungsi untuk memecahkan masalah praktis dalam pembelajaran. Oleh

karena itu teori pembelajaran selalu akan mempersoalkan bagaimana prosedur

pembelajaran yang efektif, maka bersifat perspektif dan normatif. Teori

pembelajaran akan menjelaskan bagaimana menimbulkan pengalaman belajar

dan bagaimana pula menilai dan memperbaiki metode dan teknik yang tepat.

Teori pembelajaran itu memungkinkan pendidik untuk : (1) mengusahakan

lingkungan yang optimal, (2) menyusun bahan ajar dan mengurutkannya, (3)

memilih strategi mengajar yang optimal dan apa alasannya, (4) membedakan

antara jenis alat apa yang bersifat pilihan dan esensial untuk membelajarkan

siswa.8

Permasalahan tentang metode apa yang diterapkan, muncul karena

adanya perbedaan antara pembelajaran anak normal dengan anak abnormal.

Penggunaan metode disini untuk menyampaikan materi pokok yang begitu

luas dalam pendidikan, sehingga sampai pada sasaran.

Disamping metode, ada juga faktor-faktor lain yang saling

mempengaruhi dalam pembelajaran pada anak autis. Diantaranya guru, sarana

prasarana dan lingkungan, baik internal maupun eksternal.

8 Achmad Sugandi dan Haryanto, Teori Pembelajaran,(Edisi Revisi), (Semarang :

UNNES Pers, 2007), hlm. 8 - 9

Page 16: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

5

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang merupakan

sekolah yang terletak di Jalan Pasar Kebon Polo 442 Komplek PKBM

Magelang. Sekolah yang baru mendapatkan izin operasional sekolah pada

tanggal 16 Maret 2009. Berbeda dengan SLB lainnya yang tersebar di

Magelang, Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang merupakan

sekolah yang khusus menangani anak Autis pada usia dini, dengan gejala

lambat atau tidak bisa bicara, hiperaktif, interaksi sosial kurang, suka menjerit

dan tidak ada kontak komunikasi.9

Dari uraian latar belakang diatas, penulis berminat untuk mengadakan

penelitian lebih jauh tentang manajemen pemebelajaran bagi anak autis

dengan judul “Manajemen Pembelajaran Bagi Anak Autis Pada Jenjang

SD Di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas, dapat diambil beberapa

rumusan masalah antara lain:

1. Bagaimana pelaksanaan manajemen pembelajaran bagi Anak Autis pada

jenjang SD di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang?

2. Apa saja problem yang dihadapi dan upaya penyelesaiannya dalam

pembelajaran bagi Anak Autis pada jenjang SD di Sekolah Khusus

Autisme Bina Anggita Kota Magelang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui manajemen pembelajaran bagi Anak Autis di Sekolah

Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang.

2. Untuk mengetahui problem yang dihadapi dan upaya penyelasaiannya

dalam pembelajaran bagi Anak Autis di Sekolah Khusus Autisme Bina

Anggita Kota Magelang.

9 Brosur Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

Page 17: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

6

Sedangkan hasil penelitian pada intinya diharapkan dapat memberi manfaat

antara lain:

1. Manfaat teoritis :

a) Menambah khazanah ilmiah bagi perpustakaan sebagai referensi atau

rujukan tentang manajemen pembelajaran di suatu lembaga pendidikan

yang khusus mengajar anak-anak berkebutuhan khusus.

b) Sebagai bahan informasi di kalangan lembaga pendidikan tentang

manajemen pembelajaran.

2. Manfaat praktis :

a) Bagi Sekolah Khusus Autisme ini, fokus studi ini diharapkan

bermanfaat sebagai masukan, bahan dokumentasi historis dan bahan

pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan

kualitas pelayanan dan pembelajaran pendidikan bagi anak autis.

b) Diharapkan dapat berguna bagi lembaga-lembaga lain, khususnya

lembaga pendidikan tentang konsep dan pelaksanaan manajemen

pendidikan pelayanan dan pembelajaran pendidikan bagi anak autis.

Page 18: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

7

BAB II

KONSEP DASAR MANAJEMEN PEMBELAJARAN

BAGI ANAK AUTIS

A. Kajian Pustaka

Untuk memahami beberapa masalah yang berkaitandengan tema

“Manajemen Pembelajaran Bagi Anak Autis Pada Jenjang SD Di Sekolah

Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang”, maka penulis melakukan

penelaahan terhadap beberapa sumber sebagai bahan pertimbangan skripsi ini

antara lain:

1. Anis Hidayah, (2006) yang berjudul “Upaya Peningkatan Kualitas

Pembelajaran PAI di SMP N 1 Kendal.” Dalam skripsi ini disimpulkan

bahwa upaya peningkatan kualitas pembelajaran PAI di SMPN 1 Kendal

melalui peningkatan kemampuan profesional guru PAI, menyediakan

sarana dan prasarana atau fasilitas keagamaan, mengadakan konsultasi

keagamaan bagi peserta didik dan meningkatkan motivasi belajar peserta

didik.1

2. Abdul Basit Amin, (2007) yang berjudul “Manajemen Pembelajaran

Kurikulum Muatan Lokal PAI dan Implikasinya Terhadap Peningkatan

Keragaman Peserta Didik SMA Islam Hidayatullah Semarang.” Penelitian

ini menyimpulkan bahwa pembelajaran yang dikelola dengan manajemen

yang baik dan dukungan dari semua pihak sekolah maupun orang tua,

sumber daya dan atau fasilitas pembelajaran ternyata dapat memberikan

implikasi terhadap peningkatan keragaman pembelajaran dan prestasi-

prestasi yang diraihnya, baik keragaman maupun sains baik tingkat lokal

atau regional maupun nasional.2

1 Anis Hidayah, skripsi “Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP N 1

Kendal.” (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2006) 2 Abdul Basit Amin, skripsi “Manajemen Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal PAI

dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Keragaman Peserta Didik SMA Islam Hidayatullah

Semarang” (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2007)

Page 19: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

8

Berdasarkan penelitian skripsi di atas, penelitian yang sekarang

peneliti lakukan adalah benar-benar yang belum pernah diteliti oleh peneliti

sebelumnya, baik yang berkaitan dengan judul, tema maupun isi. Sesuai

dengan judul maka penelitian ini lebih menekankan pada proses pelaksanaan

manjemen pembelajaran pembelajaran dan problematika dan upaya

penyelesaiannya dalam pembelajaran bagi anak autis di Sekolah Khusus

Autisme Bina Anggita Kota Magelang.

B. Manajemen Pembelajaran

1. Pengertian

Manajemen pembelajaran berasal dari dua kata, yaitu manajemen

dan pembelajaran. Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari

asal manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan.

Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja

to manage, dengan kata benda management diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.3

Menurut Hanry L. Sisk mendefinisikan:

Management is the coordination of all resources through the processes of

planning, organizing, directing and controlling in order to attain stated

objectivies.4

(Manajemen adalah Pengkoordinasian untuk semua sumber-sumber melalui proses-proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan di dalam ketertiban untuk tujuan) Sedangkan menurut James AF Stoner yang dikutip oleh Handoko,

manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber

3 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2006), hlm. 3. 4 Hanry L. Sisk, Principles of Management a System Appoach to The Management

Proces, (Chicago: Publishing Company, 1969), hlm. 10.

Page 20: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

9

daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi

yang telah ditetapkan.5

Dari pengertian di atas, dapat diambil suatu pengertian manajemen

adalah didasari dengan ilmu untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan

tindakan-tindakan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengawasan yang telah ditetapkan dan ditentukan

sebelumnya.

Pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang berarti

“pengajaran”. Menurut E. Mulyasa, pembelajaran pada hakekatnya adalah

interaksi peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan

perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan proses yang

diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar

sebagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan

sikap.6

Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan

pembelajaran.7

Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

pendidikan Pembelajaran adalah proses interaktif peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.8

Sedangkan pembelajaran menurut Abdul Aziz dan Abdul Aziz

Abdul Majid dalam kitabnya “At-Tarbiyah wa Turuku al-Tadris” adalah:

5 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPKE Yogyakarta, 2001), Edisi II, hlm. 8. 6 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),

hlm. 100. 7 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 57. 8 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2008), hlm. 5.

Page 21: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

10

BCDأ HJLMNOود اTUD VWXMYOا ZNCOا [\B]DT رسTYOا B]LaUJW bJYLNOا ,cdJOو

BYfداVWXMYOة اChi B]Cjوإ lة هChi إذا cDToNpإ qMW دBrNpوا B]sD دXrOا lW

tuBJv tآhLp٩.و

“Adapun pembelajaran itu terbatas pada pengetahuan dari seorang guru kepada murid. Pengetahuan itu yang tidak hanya terfokus pada pengetahuan normative saja namun pengetahuan yang memberi dampak pada sikap dan dapat membekali kehidupan dan akhlaknya”

Dari penjelasan di atas dapat diambil suatu pengertian

pembelajaran adalah proses interaktif yang berlangsung antara guru dan

siswa sehingga terjadi tingkah laku ke arah yang lebih baik, yang tersusun

juga meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi tujuan pembelajaran.

Dalam buku Educational Psychology dinyatakan bahwa learning is

an active process that needs to be stimulated and guided toward desirable

out comes.10

(Pembelajaran adalah proses akhir yang membutuhkan

rangsangan dan tuntunan untuk menghasilkan out came yang diharapkan).

Dan pada dasarnya pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan

peserta didik, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu terikat dengan

tujuan (goal based). Oleh karenanya, segala interaksi, metode dan kondisi

pembelajaran harus direncanakan dan mengacu pada tujuan pembelajaran

yang dikehendaki.

Manajemen pembelajaran adalah sebagai usaha dan tindak kepala

sekolah sebagai pemimpin instruksional di sekolah dan usaha maupun

tindakan guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas dilaksanakan

9 Sholih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-Tadris,

(Mesir: Darul Ma’arif, 1968), Juz I, hlm. 61. 10 Lester D. Crow and Alice Crow, Educational Psychology, (New York: American Book

Company, 1958), hlm. 225.

Page 22: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

11

sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan

program sekolah dan juga pembelajaran.11

Artinya manajemen pembelajaran di sini merupakan pengelolaan

pada beberapa unit pekerjaan oleh individu atau pendidik yang diberi

wewenang untuk itu yang tujuannya untuk suksesnya program

pembelajaran. Pembelajaran yang akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu

pembelajaran secara umum yang ditujukan kepada anak anak autis.

2. Teori dan Faktor Pembelajaran

a. Teori Pembelajaran

Teori belajar adalah konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar

yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui

eksperimen. Teori belajar itu berasal dari teori psikologi dan terutama

menyangkut masalah situasi belajar. Sebagai salah satu cabang ilmu

deskriptif, maka teori belajar berfungsi menjelaskan apa, mengapa, dan

bagaimana proses belajar terjadi pada si belajar. Karena pakar

psikologi mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda dalam

menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa belajar itu terjadi, maka

menimbulkan beberapa teori belajar seperti kontruktivisme, kognitif,

behavioristik, humanistik, dan sebagainya.

Teori pembelajaran tidak menjelaskan bagaimana proses

belajar terjadi, tetapi lebih merupakan implementasi prinsip-prinsip

teori belajar terjadi dan berfungsi untuk memecahkan masalah praktis

dalam pembelajaran, serta menimbulkan pengalaman belajar dan

bagaimana pula menilai dan memperbaiki metode dan teknik yang

tepat. Teori pembelajaran memungkinkan guru untuk: (1)

mengusahakan lingkungan yang optimal untuk belajar, (2) menyusun

bahan ajar dan mengurutkannya, (3) memilih strategi belajar yang

optimal dan apa alasannya, (4) membedakan antara jenis alat AVA

11 Syaiful Syagala, Konsep dan Wacana Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.

140.

Page 23: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

12

(Audio Visual Aids), yang sifatnya pilihan dan AVA lain yang sifatnya

esensial untuk membelajarkan para siswa.

Pembelajaran yang berorientasi bagaimana perilaku guru yang

efektif, beberapa teori belajar mendiskripsikan pembelajaran sebagai

berikut:

1) Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan

menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulu

(lingkungan) dengan tingkah laku si belajar. (behavioristik)

2) Cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berfikir

agar memahami apa yang dipelajari. (kognitif)

3) Memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan

pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan

kemampuannya. (humanistik) 12

Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan

dalam teori pembelajaran kontruktivis (constructivist theoris of

learning). menurut teori kontruktivis ini, prinsip yang paling penting

dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya

memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun

sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan

kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk

menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar

siswa menjadi untuk belajar.13

b. Faktor Pembelajaran

Teori-teori belajar yang hanya memberikan petunjuk umum

tentang belajar, tetapi teori tersebut tidak dapat dijadikan hukum

belajar yang bersifat mutlak, kalau tujuan belajar berbeda maka dengan

sendirinya cara belajar juga harus berebda. karena itu, belajar yang

12 Achmad Sugandi dan Haryanto, Teori Pembelajaran,(Edisi Revisi), (Semarang :

UNNES Pers, 2007) hlm. 7-9. 13Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 12.

Page 24: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

13

efektif sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor kondisional

yang ada, di antaranya :

1) Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan, siswa yang belajar

banyak melakukan kegiatan, baik neural system, seperti melihat,

mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motoris, dsb.

2) Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling,

dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai

kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih

mudah untuk dipahami.

3) Suasana belajar. Belajar akan berhasil jika siswa merasa berhasil

dan mendapat kepuasannya. Belajar seharusnya dilakukan dalam

suasana yang menyenangkan.

4) Faktor intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam

kegiatan belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami

pelajaran dan lebih mudah mengingat-ingatnya.

5) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua

pengalaman belajar antara yang lama dan yang baru, secara

berurutan, sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.

6) Faktor pengalaman. Pengertian masa lalu dan pengalaman akan

menjadi dasar untuk menerima pengetahuan dan pengalaman yang

baru.

7) Faktor kesiapan belajar. Murid yang telah siap belajar akan dapat

melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan berhasil. Faktor

kesiapan ini erat hubungannya dengan masalah kematangan, minat,

kebutuhan dan tugas perkembangan.

8) Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong

siswa belajar lebih baik daripada siswa belajar tanpa minat. Minat

ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan

kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari

dirasakan bagi dirinya.

Page 25: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

14

9) Faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat

berpengaruh dalam proses belajar. Badan yang lemah dan lelah

akan menyebabkan perhatian tak mungkin akan melakukan

kegiatan yang sempurna.14

3. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber

daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-

kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan

efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini Gaffar menegaskan

bahwa perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan

berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan

datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan Banghart

dan Trull, mengemukakan bahwa perencanaan and awal dari semua

proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan

atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam

permasalahan. Dalam konteks pembelajaran perencanaan dapat

diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan

media pengajaran, penggunaan pendekatan atau metode pengajaran

dalam suatu lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa atau

semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan.15

Pada hakekatnya bila suatu kegiatan direncanakan dahulu maka

dari kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil. Itulah

sebaiknya seorang guru harus memiliki kemampuan dalam

merencanakan program pelajaran, membuat persiapan pembelajaran

yang hendak diberikan.16

14 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009) cet. 10,

hlm. 32-33. 15 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, hlm. 141. 16 Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002),

Cet. I, hlm. 27.

Page 26: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

15

Perencanaan itu dapat bermanfaat bagi guru sebagai kontrol

terhadap diri sendiri agar dapat memperbaiki cara pengajarannya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sehubungan

dengan kemampuan merencanakan pembelajaran antara lain:

1. Silabus

Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana

bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu.

Sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan dan

penyajian materi kurikulum yang dipertimbangkan berdasarkan ciri

dan kebutuhan daerah setempat.17

2. Menyusun analisis materi pelajaran (AMP)

Analisis materi pelajaran adalah hasil dari kegiatan yang

berlangsung sejak seorang guru mulai meneliti isi GBPP kemudian

mengkaji materi dan menjabarkannya serta mempertimbangkan

penyajiannya. Analisis materi pelajaran merupakan salah satu

bagian dari rencana kegiatan belajar mengajar yang berhubungan

erat dengan materi pelajaran dan strategi penyajiannya. Adapun

langkah-langkahnya adalah:

a) Menjabarkan kurikulum

Yaitu menguraikan bahan pelajaran, menguraikan tema/konsep

pokok bahasan yang mengacu pada pembelajaran.

b) Menyesuaikan kurikulum

Yaitu menyesuaikan pembelajaran dalam kurikulum nasional

dengan keadaan setempat agar proses belajar dan hasil belajar

dapat dicapai secara efektif dan efesien, sesuai dengan tujuan.

Kegiatan penyesuaian kurikulum mencakup:

(1) Pemilihan metode

(2) Pemilihan sarana pembelajaran

(3) Pendistribusian waktu belajar mengajar

17 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 38-39.

Page 27: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

16

3. Menyusun program cawu/semesteran

Dalam menyusun cawu/semester dapat ditempuh langkah-

langkah sebagai berikut :

a) Menghitung hari danjam efektif selama satu cawu/semester

b) Mencatat mata pelajaran yang akan diajarkan selama satu cawu

c) Membagi alokasi waktu yang tersedia selama satu cawu

4. Menyusun program satuan pelajaran

Fungsi satuan pelajaran digunakan sebagai acuan untuk

menyusun rencana pelajaran sehingga dapat digunakan sebagai

acuan bagi guru untuk melaksanakan KBM agar lebih terarah dan

berjalan efisien dan efektif.

Sehubungan dengan penyusunan satuan pelajaran hal-hal yang

perlu diperhatikan:18

a) Karakteristik dan kemampuan awal siswa

Karakteristik dan kemampuan awal siswa adalah

pengetahuan dan ketrampilan yang relevan termasuk latar

belakang karakteristik yang dimiliki siswa pada saat akan mulai

mengikuti suatu program pengajaran.

b) Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Tujuan instruksional khusus adalah kemampuan,

ketrampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa manakala

ia telah selesai mengikuti suatu program pelajaran.

Dasar pertimbangan dalam merumuskan TIK adalah tujuan

instruksional, tujuan instruksional umum, sifat bahan,

karakteristik dan kemampuan awal siswa.

c) Bahan pelajaran

Bahan pelajaran atau materi pelajaran adalah gabungan

antara pengetahuan (fakta, informasi yang terperinci),

ketrampilan (langkah, prosedur, keadaan dan syarat-syarat) dan

faktor sikap.

18 Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, hlm. 165.

Page 28: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

17

Dasar pemilihan materi pelajaran adalah :

(1) Tujuan instruksional umum

(2) Tingkat perkembangan siswa

(3) Pengalaman siswa

(4) Tersedianya waktu dan fasilitas

d) Metode mengajar

Dasar pemilihan metode mengajar terdiri dari:

(1) Relevansi dengan tujuan

(2) Relevansi dengan materi

(3) Relevansi dengan kemampuan guru

(4) Relevansi dengan keadaan siswa

(5) Relevansi dengan perlengkapan/fasilitas sekolah

e) Sarana / alat pendidikan

Sarana pendidikan terdiri dari: alat peraga, alat pengajaran

dan alat pendidikan.

Dasar pemilihan sarana pendidikan terdiri dari:

(1) Tujuan

(2) Materi

(3) Kemampuan, minat dan usia siswa

(4) Alokasi waktu

f) Strategi evaluasi

Dalam menentukan strategi evaluasi yang akan dilakukan

selama proses belajar mengajar berlangsung berdasarkan pada:

(1) Tujuan evaluasi

(2) Segi-segi yang akan dinilai, yaitu aspek-aspek pengetahuan

dan ketrampilan murid

(3) Alat penilaian

(4) Pelaksanaan penilaian

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya

belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan di sekolah.

Page 29: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

18

Jadi pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam

rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk

mencapai tujuan pengajaran.

Dalam fungsi ini memuat kegiatan pengorganisasian dan

kepemimpinan pembelajaran yang melibatkan penentuan berbagai

kegiatan, seperti pembagian pekerjaan ke dalam berbagai tugas khusus

yang harus dilakukan guru dan peserta didik dalam proses

pembelajaran.

1. Pengelolaan kelas dan peserta didik

Pengelolaan kelas adalah satu upaya memperdayakan potensi

kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses

interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.19

Berkenaan dengan pengelolaan kelas sedikitnya terdapat tujuh

hal yang harus diperhatikan, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana

belajar, susunan tempat duduk, yaitu ruang belajar, pengaturan

sarana belajar, susunan tempat duduk, penerangan, suhu,

pemanasan sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari

(pembentukan dan pengembangan kompetensi) dan bina suasana

dalam pembelajaran.20

Peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari

seorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan

pendidikan.

Belajar merupakan kegiatan yang bersifat universal dan multi

dimensi anal. Dikatakan universal karena belajar bisa dilakukan

siapa pun kapan pun. Karena itu bisa saja siswa merasa tidak butuh

proses pembelajaran yang terjadi dalam ruangan terkontrol atau

19 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta :

Rineka Cipta, 2000), hlm. 173. 20 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,

hlm. 165.

Page 30: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

19

lingkungan terkendali, waktu belajar bisa saja waktu yang bukan

dikehendaki siswa.21

Guru dapat mengatur dan merekayasa segala sesuatunya,

berdasarkan situasi yang ada ketika proses belajar mengajar

berlangsung.

Menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Suryobroto

pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi pentahapan sebagai

berikut:22

a. Tahap pra instruksional

Yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai sesuatu proses

belajar mengajar :

1) Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siswa

yang tidak hadir.

2) Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan

sebelumnya.

3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari

pelajaran yang sudah disampaikan.

4) Mengulang bahan pelajaran yang lain secara singkat.

b. Tahap instruksional

Yakni tahap pemberian bahan pelajaran yang dapat

diidentifikasikan beberapa kegiatan sebagai berikut:

1) Menjelaskan kepada siswa tujuan pengajaran yang harus

dicapai siswa

2) Menjelaskan pokok materi yang akan dibahas

3) Membahas pokok materi yang sudah dituliskan

4) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan

contoh-contoh yang kongkret, pertanyaan, tugas.

21 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,

hlm. 112. 22 Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, hlm. 36-37.

Page 31: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

20

5) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas

pembahasan pada setiap materi pelajaran

6) Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi

c. Tahap evaluasi dan tindak lanjut

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap

instruksional, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu:

1) Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa

murid mengenai semua aspek pokok materi yang telah

dibahas pada tahap instruksional.

2) Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh

siswa (kurang dari 70%), maka guru harus mengulang

pengajaran.

3) Untuk memperkaya pengetahuan siswa mengenai materi

yang dibahas, guru dapat memberikan tugas atau PR.

4) Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan

pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.

2. Pengelolaan guru

Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk

mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan

potensi yang dimilikinya.23

Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar

mengajar (KBM), memiliki posisi sangat menentukan keberhasilan

pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang,

mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Di

samping itu, kedudukan guru dalam kegiatan belajar mengajar juga

sangat strategis dan menentukan. Strategis karena guru yang akan

menentukan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Sedangkan

bersifat menentukan karena guru yang memilah dan memilih bahan

pelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik. Salah satu

23 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,

hlm. 123.

Page 32: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

21

faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru ialah kinerjanya di

dalam merancang atau merencanakan, melaksanakan dan

mengevaluasi pembelajaran.

Guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan suasana

kondusif, karena fungsi guru di sekolah sebagai “bapak” kedua

yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan jiwa

anak.

Dalam rangka mendorong peningkatan profesionalitas guru,

secara tersirat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

tahun 2003 pasal 35 ayat 1 mencantumkan standar nasional

pendidikan meliputi: isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan

penilaian.

Standar yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu kriteria yang

telah dikembangkan dan ditetapkan oleh program berdasarkan atas

sumber, prosedur dan manajemen yang efektif sedangkan kriteria

adalah sesuatu yang menggambarkan keadaan yang dikehendaki.

Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan

kualitas guru yang sebenarnya, kompetensi tersebut akan terwujud

dalam bentuk penguasaan pengetahuan dari perbuatan secara

profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.24

Selaras dengan taksonomi Bloom dalam pendidikan seorang

guru harus memiliki tiga jenis kompetensi yaitu kompetensi

kognitif, kompetensi afektif, dan kompetensi psikomotorik.25

a. Kompetensi Kognitif

Dalam jenis kompetensi ini, ada dua katagori, yaitu katagori

pengetahuan kependidikan dan ilmu pengetahuan materi bidang

studi. Kategori pengetahuan pendidikan dibedakan dalam

pengetahuan kependidikan umum dan pengetahuan

24 Syaiful Sagala, Konsep dan Wacana Pembelajaran, hlm. 146. 25 Nganimun Naim dan Achmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI), (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2007s), hlm. 21-24.

Page 33: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

22

kependidikan khusus. Sedangkan kompetensi ilmu pengetahuan

materi bidang studi meliputi semua bidang yang akan menjadi

keahlian yang akan diajarakan oleh guru.

b. Kompentensi Afektif

Kompetensi afektif guru bersifat tertutup dan abstrak, sehingga

sukar untuk diidentifikasi. Namun demikian, yang paling sering

dijadikan teridentifikasi dengan profesi keguruan dan perasaan

diri yang berkaitan dengan profesi keguruan, sikap dan

perasaan diri ini meliputi; konsep diri dan harga diri, efikasi

diri dan efikasi kontekstuual, dan sikap penerimaan terhadap

dirinya sendiri dan orang lain.

c. Kompetensi Psikomotor

Kompetensi psikomotor guru meliputi segala ketrampilan atau

kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya

berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar.

3. Evaluasi pembelajaran

Dalam konteks manajemen pembelajaran kontrol (pengawasan)

adalah suatu konsep yang luas yang dapat diterapkan pada

manusia, benda dan organisasi.26

Evaluasi diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan

nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk rasa, proses, orang

objek, dan yang lain) berdasarkan kriteria tertentu melalui

penilaian.27 Evaluasi mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi

pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan pada

diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam

mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi

pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memperoleh

26 Nganimun Naim dan Achmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI), hlm. 24 27 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm.

156.

Page 34: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

23

informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam

membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal.

Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik

buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran. Sedangkan evaluasi

pembelajaran menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan

pembelajaran.

Evaluasi hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu

kegiatan untuk mengukur perubahan prilaku yang terjadi. Pada

umumnya hasil belajar akan menghasilkan pengaruh dalam dua

bentuk: (1) peserta akan mempunyai persefektif terhadap kekuatan

dan kelemahannya atas prilaku yang diinginkan; (2) mereka

mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat

baik setahap atau dua tahap, sehingga sekarang akan timbul lagi

kesenjangan atara penampilan perilaku yang sekarang dengan

tingkah laku yang diinginkan.

Untuk dapat menentukan tercapainya tidaknya tujuan

pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha dan tindakan

atau kegiatan untuk menilai hasil belajar. Penilaian hasil belajar

bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal

penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajari tujuan yang

ditetapkan.28

Dalam melakukan penilaian, yang harus diperhatikan adalah:

a) Sasaran penilaian

Sasaran / objek evaluasi belajar adalah perubahan tingkah

laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor

secara seimbang. Masing-masing bidang berdiri sejumlah

aspek dan aspek tersebut hendaknya dapat diungkapkan melalui

penilaian tersebut. Dengan demikian dapat diketahui tingkah

laku mana yang sudah dikuasainya dan mana yang belum

28 Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, hlm. 53.

Page 35: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

24

sebagai bahan perbaikan dan penyusunan program pengajaran

selanjutnya.

b) Alat penilaian

Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif, yang

meliputi tes dan non tes, sehingga diperoleh gambaran hasil

belajar yang objektif. Demikian pula bentuk tes tidak hanya tes

objektif tetapi juga tes essay, sedangkan jenis non tes

digunakan untuk menilai aspek tingkah laku, seperti aspek

minat dan sikap. Alat evaluasi non tes, antara lain: observasi,

wawancara, study kasus dan rating scale (skala penilaian).

Penilaian hasil belajar hendaknya dilakukan secara

berkesinambungan agar diperoleh hasil yang menggambarkan

kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

Penilaian hasil belajar dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dapat dilakukan antara lain:

1) Penilaian kelas

Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan

umum dan ujian akhir.29

Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui

kemampuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa

kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan

proses pembelajaran dan penentuan kenaikan kelas.

2) Tes kemampuan dasar

Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui

kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang

diperlukan dalam rangka memperbaiki program

pembelajaran (program remedial). Tes kemampuan dasar

dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III.

3) Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi

29 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2006), hlm. 258.

Page 36: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

25

Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran

diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan

gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai

ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu

tertentu. Untuk keperluan sertifikasi, kinerja dan hasil

belajar yang dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar

tidak semata-mata didasarkan atas hasil penilaian pada

akhir jenjang sekolah.

4) Benchmarking

Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur

kinerja yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk

mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Ukuran

keunggulan dapat ditentukan di tingkat sekolah, daerah,

atau nasional. Penilaian dilaksanakan secara

berkesinambungan sehingga peserta didik dapat mencapai

satuan tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan

kemampuan usaha keuletannya.

Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang

pencapaian benchmarking tertentu dapat diadakan penilaian

secara nasional yang dilaksanakan pada akhir satuan

pendidikan. hasil penilaian tersebut dapat dipakai untuk

melihat keberhasilan kurikulum dan pendidikan secara

keseluruhan, dan dapat digunakan untuk memberikan

perangkat kelas, tetapi tidak untuk memberikan penilaian

akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu

dasar untuk pembinaan guru dan kinerja sekolah.

5) Penilaian program

Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan

Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinyu dan

berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk

mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi dan

Page 37: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

26

tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan

tuntutan perkembangan masyarakat, dan kemajuan zaman.30

Untuk mengukur mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar

dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan

tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat

digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut:

1) Tes Formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu dan

beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tenetang daya serap siswa

terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini

dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar

mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.

2) Tes Sub Sumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pelajaran tertentu yang

telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah

untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk

meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes

subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses

belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan

nilai raport.

3) Tes Sumatif

Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa

terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah

diajarkan dalam satu semester, satu atau dua tahun.

Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf

keberhasilan belajar siswa dalam suatu priode belajar

tertentu. Hasil tes sumatif ini dimanfaatkan untuk

30 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 261.

Page 38: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

27

kenaikan kelas, menyusun pringkat (rangking) atau

sebagai bahan ukuran mutu sekolah.31

C. Autisme

1. Pengertian

Autisme berasal dari kata “auto” yang berarti sendiri. Penyandang

autis seakan-akan hidup di dunianya sendiri.32 Autisme tidak termasuk

golongan penyakit, tetapi suatu kumpulan gejala kelainan perilaku dan

kemajuan perkembangan.33 Dengan kata lain, pada anak autis terjadi

kelainan emosi, intelektual dan kemauan (gangguan pervasif).

Autisme adalah gangguan perkembangan berat yang antara lain

mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan berelasi

(berhubungan) dengan orang lain. Penyandang autisme tidak dapat

berhubungan dengan orang lain secara berarti karena antara lain

ketidakmampuannya untuk berkomunikasi verbal maupun non verbal.34

Anak-anak autisme tidak mampu membentuk jalinan emosi dengan orang

lain. Ada banyak hal yang sulit dimengerti oleh pikiran, perasaan dan

keinginan orang lain. Sering kali dapat bahasa maupun pikiran mereka

mengalami kegagalan sehingga sulit komunikasi dan sosialisasi. Mereka

pun kaku untuk mengikuti kegiatan rutinitas sehari-hari pola hidup

keluarga. Selain itu ada beberapa autisme merasa sensitif terhadap bunyi

atau suatu yang terdengar di telinga, sentuhan, pandangan mata dan

penciuman.

Menurut Dwi Wastoro Dadiyanto, Autisme adalah suara penyakit

otak yang mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya kemampuan

seseorang untuk berkomunikasi, berhubungan dengan sesama dan

memberi tanggapan terhadap lingkungannya. Spektrum gangguan ini

31 Sharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993). hlm. 185. 32 Y. Handoyo, Autisme, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2003), hlm. 12. 33 Faisal Yatim, Autisme Suatu Gangguan Jiwa Pada Anak-Anak, (Jakarta: Pustaka

Populer Obor, 2003), hlm. 10. 34 Rudi Sutadi, Melatih Komunikasi pada Penyandang Autisme, (Jakarta: KID Autis

JMC, 2002), hlm. 1.

Page 39: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

28

sangat luas namun kebanyakan dari pengidap autisme memang mengalami

retardasi mental dengan gangguan berbahasa yang serius.

Sedangkan dalam pandangan Temple Bardin dan Margaret M.

Scariano, mereka adalah mantan penyandang autisme, “autisme is a

developmental disorder. A defect in the systems which process incoming

sensory information courses he child to over – react to some stimuli and

underreact to others, the autistic child often. Withdraws from her

environment and the people in it to block out an onslaught of incoming

stimulation autism childhood anomaly that separates the child from

interpersonal relationship”.35

Autisme adalah sebuah penyakit yang berhubungan dengan

perkembangan. Kerusakan dalam sistem pemrosesan informasi yang

masuk ke panca indera menyebabkan anak bertindak melampaui batas

terhadap beberapa rangsangan yang tidak memberi reaksi terhadap anak-

anak lain. Anak yang autistik sering menarik diri dari lingkungan dan

orang-orang sekelilingnya untuk menahan pengaruh masuknya

rangsangan. Autisme adalah kelainan masa kecil anak yang memisahkan

anak dari hubungan antar perseorangan. Anak tersebut tidak menjangkau

dan menjelajahi dunia sekelilingnya, tetapi tetap tinggal di dalam dunia

pribadinya sendiri.

Data terbaru dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa satu dari

150 orang di AS menderita Autisme, yakni penyakit yang menyebabkan

penderita tidak mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, dan

jumlah penderita penyakit tersebut meningkat lebih dari 10 persen

pertahun.36

Dalam bukunya yang berjudul Autisme, Y. Handoyo menjelaskan

bahwa autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Penyandang

35 Temple Grandin, N. Margaret M. Scariano, Emergence Labelet Autistic, (New York:

Warner Books, 1996), hlm. 5. 36 Autisme Terkait Kromosom “x”,

http://languageaholic.wordpress.com/2008/08/24/autisme-terkait-kromosom-x/, diambil pada tanggal 30 Maret 2011

Page 40: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

29

autisma seakan-akan hidup di dunianya sendiri. Istilah autisme baru

diperkenalkan sejak tahun 1943 oleh Leo Kenner, sekalipun kelainan ini

sudah ada sejak berabad-abad yang lampau.37

Penyakit ini memang seakan-akan menjadi momok bagi orang tua,

karena bahaya yang demikian besar banyak asumsi yang mengatakan

bahwa penyakit ini sulit dihindari atau disembuhkan seumur hidup.

Berbagai penyandang autisme yang sudah sembuh mereka menjelaskan

bahwa untuk sembuh total sebagaimana orang normal pada umumnya

memang tidak bisa, namun masih lebih baik dari ketika menyandang

penyakit ini.

Beban yang sangat berat untuk sembuh diantaranya lingkungan

yang tidak mendukung, bahkan cenderung mengucilkan mereka dan

menyembunyikan agar tidak memerlukan keluarga, sehingga biarpun

orangnya sendiri minta pandangan anak autis terkadang dipandang sebagai

musuh sebagaimana yang pernah dialami oleh Donna William.

2. Klasifikasi Autisme

Autisme merupakan suatu kumpulan sindrom akibat kerusakan

saraf. Penyakit ini mengganggu perkembangan anak. Diagnosis diketahui

dari gejala-gejala yang tampak, ditunjukkan dengan adanya penyimpangan

perkembangan.

Dahulu dikatakan autisme merupakan kelainan seumur hidup,

tetapi kini ternyata autisme masa kanak-kanak ini dapat dikoreksi.

Tatalaksana koreksi harus dilakukan pada usia sedini mungkin. Sebaiknya

jangan melebihi lima tahun karena di atas usia ini perkembangan otak anak

akan sangat terlambat. Usia paling ideal adalah 2-3 tahun, itu karena pada

usia ini perkembangan otak anak berada pada tahap cepat. Disamping itu

lamanya masa tetapi yang hampir memakan waktu 2-3 tahun, dapat

mempersiapkan anak itu untuk memasuki sekolah reguler sesuai dengan

umurnya. Penatalaksanaan di bawah 5 tahun secara intensif bagi anak

37 Y. Handojo, Autisme, hlm. 12

Page 41: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

30

autisme murni tanpa penyakit lain, ternyata mempunyai keberhasilan yang

cukup tinggi.

Penyandang autisme mempunyai karakteristik tersendiri yaitu

antara lain:

a. Selektif berlebihan terhadap rangsang

b. Kurangnya motivasi untuk menjelajahi lingkungan baru

c. Respon stimulasi diri sehingga mengganggu integrasi sosial

d. Respon unik imbalan (reinforcement), khususnya imbalan dari

stimulasi diri.38

Kalau orang telah mengetahui karakteristik anak-anak autisme

sejak dini maka gejala anak autisme dapat dengan mudah dideteksi.

Berikut ini kriteria autisme masa kanak-kanak.

Harus ada minimum dua gejala dari tiga gejala yang muncul di

bawah ini:

a. Gangguan kualitas dalam interaksi sosial yang timbal balik

1) Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang memadai, seperti

kontak mata, ekspresi muka kurang hidup, dan gerak-geriknya

kurang tertuju

2) Tidak dapat bermain dengan teman sebaya

3) Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain

b. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi

1) Bicara terlambat atau sama sekali tidak berkembang (tidak ada

usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain selain

bicara)

2) Jika bisa biara, bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi

3) Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang

4) Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang bisa

meniru

38 Y. Handojo, Autisme, hlm. 13.

Page 42: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

31

c. Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku,

minat dan kegiatan

1) Mempertahankan suatu permintaan atau lebih, dengan cara yang

khas dan berlebihan

2) Terpaku pada satu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang

tidak ada gunanya

3) Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang

4) Seringkali sangat terpukau pada benda

5) Adanya keterlambatan atau gangguan dalam interaksi sosial, bicara

dan berbahasa dan cara bermain yang variatif sebelum umur tiga

tahun.

6) Tidak disebabkan oleh sindrom rett atau gangguan disintegratif

masa kanak-kanak.39

Dengan demikian orang tua akan dapat mendiagnosa sendiri

apakah anaknya terjangkit gangguan autisme atau tidak. Namun demikian

bagi orang tua mempunyai patokan sebagai ciri-ciri utama yang menandai

seorang anak terkena gangguan autisme, yaitu antara lain:

a. Tidak peduli dengan lingkungan sosialnya

b. Tidak bisa bereaksi normal dalam pergaulan sosialnya

c. Perkembangan bicara dan bahasa tidak normal (penyakit kelainan

mental pada anak = autistic – children)

d. Reaksi / pengamatan terhadap lingkungan terbatas atau berulang-ulang

dan tidak padan.40

Keempat hal inilah yang dapat dijadikan tolok ukur bagi orang tua

karena lebih ringkas dan lebih spesifik.

Dari berbagai keterangan di atas maka perilaku autistik dapat

digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Perilaku eksesif (berlebihan) adalah hiperaktif dan tantrum

(mengamuk) berupa menjerit, mengepak, menggigit, mencakar,

39 Bonny Danuatmaja, Terapi Anak Autis di Rumah, (Jakarta: Puspa Swara, 2003), hlm. 3. 40 Faisal Yatim, Autisme Suatu Gangguan Jiwa Pada Anak-Anak, hlm. 4.

Page 43: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

32

memukul, dan sebagainya. Disini juga sering terjadi anak menyakiti

diri sendiri (self abuse).

b. Perilaku defisit (berkekurangan) adalah ditandai dengan gangguan

bicara, perilaku sosial kurang sesuai (naik ke pangkuan ibu bukan

untuk memperoleh kasih sayang, namun untuk meraih kue), defisit

sensori sehingga dikira tuli, bermain tidak benar dan emosi yang tidak

tepat, misalnya tertawa tanpa sebab, menangis tanpa sebab dan

melamun.

3. Faktor Munculnya Autisme

Menurut David Skuse dari lembaga kesehatan anak di Inggris,

bagian dari otak yang berfungsi untuk membaca ekspresi di wajah orang

dan yang dipengaruhi oleh kromoson “x” dapat memberikan satu

pandangan baru yang sangat berarti berkaitan dengan penyebab terjadinya

penyakit autisme.

“Kami belum menemukan penyebab autisme, tetapi dalam

kromoson “x” mungkin kami menemukan mekanisme yang dapat

mengarah pada suatu penyebab”, katanya dalam konferensi Inggris untuk

kemajuan ilmu pengetahuan.41

Disisi lain saat kasus ini diteliti, kasus autisme pada anak (autisme

infantile) semakin banyak seolah-olah menjadi “wabah”. Peningkatan

autisme hingga 400 % pada tahun 2002 dibandingkan tahun sebelumnya.

Tidak seperti penyakit lain seperti tifus, malaria, atau SARS sekalipun.

Autisme semakin membuat penasaran karena penyebab terjangkitnya

belum diketahui secara pasti karena tidak adanya hukum, parasit, protozoa,

maupun virus sebagai penyebab.

Belakangan banyak terjadi autisme yang segalanya muncul pada

usia bayi kira-kira 18-24 bulan, padahal mereka sebelumnya normal sejak

lahir kemudian perkembangannya berhenti dan mereka mengalami

kemunduran.

41 Autisme Terkait Kromosom “x”,

http://languageaholic.wordpress.com/2008/08/24/autisme-terkait-kromosom-x/,

Page 44: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

33

Adapun dugaan sementara penyebab autisme dan diagnosis media

adalah:

a. Gangguan susunan syaraf

b. Gangguan sistem pencernaan

c. Peradangan sistem dinding usus

d. Faktor genetika

e. Keracunan logam berat 42

42 Azwirotul Mubarrokah, “Pelaksanaan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran PAI

Pada Anak Autis Di SLB Negeri Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005”, Skripsi IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006), hlm. 30

Page 45: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melakukan

verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah

penelitian. Peran metodologi sangat diperlukan untuk menghimpun data dalam

penelitian. Dengan kata lain, metode penelitian akan memberikan petunjuk

tentang bagaimana penelitian dilakukan.1

Yang dimaksud dengan metode penelitian adalah strategi umum yang

dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna

menjawab persoalan yang sedang diselidiki atau diteliti.2

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada maka bentuk penelitian adalah

penelitian kualitatif deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berbentuk

kata-kata, gambar, bukan angka.

Penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan

manusia dalam kawasan sendiri dan berhubungan dengan orang tersebut

dalam bahasa dan peristilahannya.3

Sementara itu penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian

yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-

fenomena yang ada baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.4

Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat

pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat

populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui

1 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung : Sinar

Baru, 1989), hlm. 16 2 Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

2007), hlm. 39 3 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosda Karya, 2004,

Cet.xx), hlm. 85. 4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 17.

Page 46: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

35

pelaksanaan manajerial sekolah dalam melakukan pembinaan dan

rehabilitasi terutama yang berhubungan dengan pembelajaran agama Islam

di sekolah tersebut.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukur atau alat

pengambil data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang

dicari.5

Sumber data utama atau primer dalam penelitian ini adalah

kepala sekolah dan pengajar di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita

Kota Magelang, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi

mengenai pelaksanaan manajemen pembelajaran bagi Anak Autis di

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak

lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitian.6

Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan

yang telah tersedia.

Adapun sebagai data sekunder penulis mengambil dari buku-

buku, pengumpulan dokumentasi, majalah, peraturan, notulen rapat,

catatan harian, serta mengadakan wawancara langsung dengan pihak-

pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field

research) untuk memperoleh data, maka penelitian ini menggunakan

metode sebagai berikut:

5 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 91.

6 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, hlm, 93

Page 47: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

36

a. Metode Wawancara (interview)

Wawancara adalah proses Tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dalam dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-

keterangan.7 Wawancara dibagi menjadi dua adalah wawancara

terstruktur dan tidak berstruktur.8

1) Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya

menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan.

2) Wawancara tak terstruktur merupakan wawancara digunakan untuk

menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

wawancara tak terstruktur. Peneliti yang menggunakan jenis

wawancara ini bertujuan mencari jawaban sesuatu lebih mendalam

pada subyek tertentu.

Wawancara dilakukan dengan Kepala Sekolah dan Pengajar

tentang pelaksanaan manajemen pembelajaran dan apa saja problem

yang dihadapai dan upaya penyelesaiannya dalam proses pembelajaran

di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang.

Metode ini digunakan untuk menggali data tentang profil

sekolah dan pelaksanaan manajemen pembelajaran pendidikan serta

apa saja problem yang dihadapi dan upaya penyelesaiannya dalam

pemebelajaran bagi anak Autis di Sekolah Khusus Autisme Bina

Anggita Kota Magelang. Adapun sumber informasinya adalah:

1) Kepala Sekolah untuk mendapatkan informasi tentang profil

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang.

2) Pengajar untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan

manajemen pembelajaran agama Islam serta apa saja problem yang

7 Cholid Narbuko dna Abu Achmadi, Metode Penelitian, (Jakarta : PT. Bumi Aksara),

hlm. 83 8 Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rodaskara,

2004), hlm 190-191

Page 48: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

37

dihadapi dan upaya penyelesaiannya dalam pemebelajaran bagi

anak Autis di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota

Magelang.

3) Pihak-pihak lain yang berkaitan dengan perolehan data dalam

penulisan skripsi ini.

b. Metode Observasi

Observasi merupakan salah satu metode utama dalam

penelitian kualitatif. Secara umum observasi berarti pengamatan,

penglihatan.9 Dan dalam penelitian, metode observasi diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang

tampak pada objek penelitian.10

Teknik ini digunakan untuk mengoptimalkan kemampuan

peneliti dari segi motif, perhatian, perilaku tak sadar, kebahasaan

terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di Sekolah Khusus Autisme

Bina Anggita Kota Magelang. Serta untuk mengobservasi kegiatan

pembelajaran di kelas dan sarana prasarana sekolah, teknik ini

digunakan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran di kelas dan

sarana prasarana sekolah dan letak geografis.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan pada subjek penelitian, maupun melalui

dokumentasi. Dalam melakukan dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, notulen rapat,

catatan harian, dan sebagainya.11

Dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui data-data yang

berupa catatan atau tulisan yang berkaitan dengan Sekolah Khusus

Autisme Bina Anggita Kota Magelang, di antaranya :

9 Imam Suparyogo, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya,

2001), hlm. 167. 10 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineke Cipta, 2000), hlm.

158. 11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. 12), hlm. 135.

Page 49: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

38

- Tujuan umum obyek penelitian.

- Profil, visi, misi, dan tujuan Sekolah Khusus Autisme Bina

Anggita Kota Magelang.

- Mengetahui fungsi manajerial kepala sekolah, yang meliputi :

analisis SWOT, proker, renstra, penentuan tim manajerial, serta

pelaksanaan manajemen pembelajaran pendidikan bagi anak Autis

di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan ialah metode deskriptif analitik yaitu

mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan

bukan angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan,

dokumen dan sebagainya, kemudian dideskripsikan sehingga dapat

memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas.12

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa

“Data analysis is the process of systematically searching and arranging

the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you

accumulate to increase your own understanding them and to enabled you

to present what you have discovered to others”. Analisis data adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

mudah dipahami, dan temuannya dapat mengorganisasikan data,

menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.

Dalam hal ini Nasution (1988) menyatakan “Analisis telah dimulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi

pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang

12 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 1997) hlm. 66

Page 50: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

39

grounded. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih

difokuskan selama proses di lapangan bersama dengan pengumpulan data.

Dalam kenyataan, analisis data kualitatif berlangsung selama proses

pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data. In fact,

data analysis in qualitative research is an ongoning activity that occurs

throughout the investigative process rather than after process. Dalam

kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses

pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data.13

Analisis data versi Miles dan Huberman, bahwa ada tiga alur

kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, serta penerikan kesimpulan

atau verifikasi.

a) Redusksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar”

yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak

pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode,

menulusuri tema, menulis memo, dan lain sebagainya, dengan maksud

menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan. Yang kemudian

data tersebut diverifikasi.

b) Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun

yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam

bentuk teks naratif, dengan tujuan dirancang guna menggabungkan

informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.

c) Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan akhir

penelitian kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan

melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran

kesimpulan yang disepakati oleh tempat penelitian itu dilaksanakan.

Makna yang dirumuskan peneliti dari data harus diuji kebenaran,

kecocokan, dan kekohohannya. Peneliti harus menyadari bahwa dalam

13 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta,2008), cet. 6, hal. 335-336

Page 51: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

40

mencari makna, ia harus menggunakan pendekatan emik, yaitu dari

kacamata key informan, dan bukan penafsiran makna menurut

pandangan peneliti (pendekatan etik).14

Adapun tujuan membuat deskripsi (gambaran/lukisan) secara

sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan

fenomena yang diselidiki. Analisis ini dilakukan ketika peneliti berada di

lapangan dengan cara mendeskripsikan segala data yang telah didapat lalu

di analisis sedemikian rupa secara sistematis, cermat, dan berakurat.

B. Alokasi Waktu, Tempat dan Setting Penelitian

1. Alokasi Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 April-10 Mei 2011 di

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang, yang beralamat di

Jl. Pasar Kebon Polo 442 (Bekas SD Petrobangsan 4) Komplek PKBM

Kota Magelang, sedangkan kampus II beralamat di Jambesari Rt. 04 / 11

No. 214 Kel. Wales Kec. Magelang Utara.

2. Setting Penelitian

a. Sejarah Berdirinya Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota

Magelang

Ide pendirian lembaga ini berawal dari salah seorang pegawai di

Dinas Sosial Kota Magelang (Ahmad Bayari) yang mendapati anaknya

yang ke 2 itu menderita Autis. Melihat bahwa di magelang sendiri

tidak ada lembaga professional yang menangani anak autisme maka

Bapak Ahmad Bayari mengusulkan kepada Bapak Yasin (Kepala

Sekolah Khusus Bina Anggita Jogyakarta) untuk membuka cabang di

Magelang.

Berangkat dari hal itulah Bapak Yasin mengutus salah seoarang

guru yang mulanya mengajar di Jogjakarta untuk merealisasikan

keinginan Bapak Bayari. Ibu Puji Astuti, S.Pd tidak sendirian, karena

14 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta :

PT Bumi Aksara, 2009), cet. Kedua, hlm. 85-89

Page 52: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

41

ada 2 orang (Bapak Khoiruddin dan Ibu Suharyati) yang membantunya

dalam melaksanakan tugas di Magelang.

Tepat pada tanggal 15 Juli 2002 Sekolah ini berdiri dengan nama

Lembaga Bimbingan Autisme Bina Anggita Kota Magelang.15

Dalam perjalanannya Lembaga Bimbingan Autisme berubah

nama manjadi Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

dan mendapatkan izin operasional sekolah pada tanggal 16 Maret

2009.

Nomor Ijin Operasional : 421.8/8/581/230

NSS : 100036001002

NPSN : 20349856

b. Letak Geografis

Sekolah Khusus Autisme Bina Angita Kota Magelang beralamat

di Jl. Pasar Kebon Polo 442 (Bekas SD Petrobangsan 4) Komplek

PKBM Kota Magelang, sedangkan kampus II beralamat di Jambesari

Rt. 04 / 11 No. 214 Kel. Wales Kec. Magelang Utara. Adapun batas

wilayah Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

sebagai berikut :

Sebelah selatan : Pasar Kebon Polo

Sebelah utara dan barat : Perkampungan Warga

Sebelah timur : Rumah Sakit Umum Tidar

Magelang.16

c. Visi, Misi dan Tujuan

1. Visi

Menjadikan penyandang autisma memperoleh hak dan

kewajiban yang sama sebagai warga negara sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki sehingga terbentuk pribadi-pribadi yang

mandiri.

15 Wawancara dengan Ibu Puji Astuti, S.Pd selaku Kepala Sekolah Khusus Autisme Bina

Anggita Kota Magelang, tanggal 16 April 2011 16 Dokumentasi Sekolah Khusus Bina Anggita Kota Magelang, tanggal 16 April 2011

Page 53: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

42

Indikator:

a) Anak dapat mengurus kebutuhan diri sendiri (self- care)

b) Anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan (self-

adjustment)

c) Tidak ada ketergantungan dalam berkarya.

d) Memperoleh hak dan kewajiban yang sama di masyarakat.

e) Dapat memasuki pendidikan formal.

f) Dapat berprestasi dalam bidang akademik.

2. Misi

a) Meyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang efektif,

kreatif dan menyenangkan autisme.

b) Melatih dan mengembangkan prestasi anak sesuai dengan

kemampuannya.

c) Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai sesuai

dengan kebutuhan anak.

d) Melatih dan memberdayakan tenaga guru yang profesional di

bidang autisme

e) Melatih dan mempersiapkan anak dalam memasuki dunia kerja.

3. Tujuan

a) Memberikan Pendidikan dan fasilitas belajar bagi

penyandang autisme seoptimal mungkin.

b) Menampung dan menyebarluaskan segala informasi

mengenai autisme serta pemanfaatan hasil – hasil riset

terbaru.

c) Mendidik para calon terapis di bidang autisme dan bekerja

sama dengan semua pihak yang berkompeten.

d) Memiliki sarana dan prasarana untuk proses belajar dan

mengajar sesuai dengan perkembangan pendidikan/ terapi

pada anak.

Page 54: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

43

e) Menjadi sarana komunikasi antar pemerhati autisme di

Kota Magelang.17

d. Struktur Organisasi

Demi lancarnya proses belajar mengajar di Sekolah Khusus

Autisme Bina Anggita Kota Magelang, maka dibentuk stuktur

kepengurusan organisasi yang berfungsi untuk mengelola

kelangsungan lembaga tersebut.

Adapun susunan pengurus Sekolah Khusus Autisme Bina

Anggita Kota Magelang sebagai berikut :18

Struktur Organisasi Kepengurusan Guru

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

Tahun Ajaran 2010/2011

Kepala Sekolah : Pudji Astuti, S.Pd

Wakil Kepala Sekolah : Khoiruddin

Sekertaris : Kurnia Febrillyanti, S.Pd

Bendahara : Nieke Lia Andanasari, S.Psi

Kesiswaan dan Kurikulum : Aryani Faizah, S.Pd

Hermina Rubiyatun, S.Pd

Litbang : Indah Pamungkas, SE

Kerumahtanggaan : Elly Yuliati, S.Ag

Ekawati Lestari, S.Pd

Sarana dan Prasarana : Suryanto

Humas : Khoiruddin

e. Keadaan Guru dan Peserta Didik

1. Keadaan Guru

Pada waktu dilakukan penelitian, jumlah guru seluruhnya ada

14 orang yang yang terdiri dari :19

17 Dokumentasi Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang pada tanggal 16

April 2011 18 Dokumentasi Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang pada tanggal 18

April 2011 19 Dokumentasi Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang pada tanggal 18

April 2011

Page 55: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

44

Tabel 3.1

Data Kepala Sekolah dan Guru

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

Tahun Ajaran 2010/2011

NO NAMA JABATAN

1 PUJI ASTUTI, S.Pd KEPALA SEKOLAH

2 KHOIRODDIN Guru/WB

3 ARIYANI FAIZAH, S.Pd Guru/WB

4 INDAH PAMUNGKAS, S.E Guru/WB

5 NIEKE LIA ANDANASARI, S.Psi Guru/WB

6 ELLY YULIATI, S.Ag Guru/WB

7 KURNIYA FEBRILLYANTI, S.Pd Guru/WB

8 EKAWATI LESTARI, S.Pd Guru/WB

9 HERMINA RUBIYATUN, S.Pd Guru/WB

10 DEWI DESI PUSPASARI, S.Pd Guru/WB

11 SRI WAHYUNI FITRI WULANDARI, S.E Guru/WB

12 KARINA YUANITA, S.Pd Guru/WB

13 BADRIYAH, S.Pdi Guru/WB

14 DANANG SASONGKO AJI, S.Psi Guru/WB

2. Keadaan Peserta Didik

Pada waktu penelitian dilakukan, jumlah peserta didik pada

jenjang SD seluruhnya adalah 33 siswa, yang terdiri dari 23 siswa

laki-laki dan 10 untuk siswa perempuan. Sedangkan untuk kelas IV

berjumlah 6 siswa. Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan dalam

bentuk tabel :20

20 Dokumentasi Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang pada tanggal 18

April 2011

Page 56: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

45

Tabel 3.2

Data Siswa SD

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

Tahun Ajaran 2010/2011

1 Nafal Farrel Zulkarnaen L Magelang, 14 September 2004

2 Yoel Tegar Iman Santoso L Magelang, 20 oktober 2004

3 Attaya Sandya Naufa P Magelang, 29 Agustus 2004

4 Muhammad Azka Hakim L Batang, 15 Juli 2004

5 Dadic Nugroho L Magelang, 6 Desember 2003

6 M. Roshin Adani L Magelang, 4 Oktober 2003

7 M. Nuha Ainnurrahman L Magelang, 2 Oktober 2003

8 Almas Khautal Hibrizi L Magelang, 8 Oktober 2003

9 Bening Intan Anggitaning Sasmi P Bekasi, 3 Juli 1998

10 Nurjihan Okhta Kamiliya P Magelang, 5 Oktober 2000

11 Almas Difa Dliya'ul Haq L Solo, 9 Juni 2001

12 Nur Tuing Ahmad Istianto L Kendal, 15 Juli 2000

13 Figo Cahya L Magelang, 11 Juli 2002

14 Dimas Aji Putra Nur Fauzi L Magelang, 2 November 2000

15 Bagus Sancoko L Magelang, 3 November 2000

16 Markus Widodo L Magelang, 30 Mei 2003

17 Devi Shania Berliana P Magelang, 5 Desember 2001

18 Salsabila Sekar Maharani P Magelang, 11 Desember 2001

19 Faiq Ziman Achmad L Magelang, 8 Agustus 2001

20 Hikmal Ibnu Aleef P.U L Magelang, 22 Juni 2003

21 Jan Grady Santoso L Singapura, 11 April 2002

22 Vita Pramudianingrum P Magelang, 2 Maret 1998

23 Hanifa Aqila Sahda P Magelang, 9 Juni 2001

24 Abdul Jabar Aran Sae L Denpasar, 19 Maret 2002

25 Fransisca Usmany P Sidoarjo, 4 September 2002

26 Bintaniar Asfaradina P Magelang, 21 September 2002

27 Fredy Agustinus Wibowo L Magelang, 18 Agustus 1998

28 Intan Ronalia P Padang, 28 September 2003

29 Putra Mahardika Nur Widhi Satrio L Magelang, 9 Oktober 2003

30 Yahya Widodo L Magelang, 9 Agustus 2001

31 Nathanael A. Marbun L Jakarta, 28 September 2003

32 Alfian Adhi Sarjito L Bandung, 10 Juni 2004

33 Maulana Adam L Jogjakarta, 15 Oktober 2001

Page 57: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

46

f. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasaran digunakan untuk menunjang pelaksanaan

pendidikan di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

yang menyangkut perlengkapan kelas, seperti : papan tulis, bangku dan

perlengkapan sekolah lainnya. Sedangkan untuk ruang

pembelajarannya berjumlah 5, 1 ruang kepala sekolah dan 1 ruangan

dapur. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan dan prasarana, peneliti

sajikan dalam tabel:21

Tabel 3.3

Denah Ruang Kelas

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

Tahun Ajaran 2010/2011

21 Observasi kelas Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang pada tanggal

19 April 2011

Ruang Kepala

Sekolah

Ruang Pembelajaran

Ruang Pembelajaran

Dapur

Ruang Pembelajaran

Ruang Pembelajaran

Ruang Pembelajaran

Page 58: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran Bagi Anak Autis Pada Jenjang SD

Di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

Pada awalnya anak-anak autisme yang belum pernah mendapatkan

penanganan mempunyai perilaku “cuek” atau semaunya sendiri. Untuk

menjadikan mereka berperhatian perlu langkah-langkah dasar, yaitu:

kepatuhan, kontak mata, konsentrasi. Ketiga hal ini akan membentuk

anak-anak autisme bisa belajar dengan potensi yang mereka miliki sesuai

perkembangannya.

a. Kepatuhan

Seorang anak autisme yang sudah tertera kepatuhannya dengan

baik akan melebihi kepatuhan anak normal pada umumnya, karena

pendidikan yang diterima pertama ini akan membentuk dirinya untuk

melaksanakan kewajibannya. Dalam membentuk kepatuhan pada anak

autisme para pengajar melatihnya dengan memberikan perintah

(instruksi), yang harus dilakukan, berdo’a, bila tidak mau duduk,

berdiri dan lain-lain.

b. Kontak mata

Anak autisme sebagaimana di atas bersikap cuek, maka agar

perhatian harus melihat benda yang sedang diperhatikan mulai benda

yang bentuknya besar sampai yang kecil, disamping itu anak-anak

autisme susah dalam menginterpretasikan sesuatu. Contoh: dalam

mengetahui warna, melihat benda dan lain-lain.

c. Konsentrasi

Dalam belajar harus konsentrasi agar apa yang disampaikan

dapat terserap oleh otak. Maka dari itu bila anak-anak mempunyai

konsentrasi yang tinggi mudah dalam belajar. Namun bagi anak-anak

autisme untuk membentuk konsentrasi pada mereka dengan contoh :

Page 59: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

48

anak disuruh memperhatikan benda yang bergerak, ke kanan ke kiri, ke

atas maupun ke bawah.

Jadi, apabila tiga hal tersebut di atas sudah terbentuk dalam diri

anak-anak autisme maka menurut guru Sekolah Khusus Autisme Bina

Anggita Kota Magelang (Bapak Khoiruddin): “Bila tiga hal dasar itu yang

dijadikan fondamen sudah terbentuk maka dijamin mereka akan dapat

belajar dengan baik”.1

Disamping itu untuk mendukung agar tiga hal pokok dapat

terlaksana ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, lebih-lebih bagi

terapis dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu:

1) Suara jelas, tidak monoton. Contoh duduk, berdiri dan lain-lain

2) Setiap instruksi harus sama antar terapis

3) Pemberian instruksi harus jelas, singkat (kalimat pendek) dan bahasa

sederhana.2

Dalam terapi juga harus disertakan beberapa hal sebagai

pendukung proses pembelajaran diantaranya yaitu:

1) Permainan

2) Wicara

3) Perilaku

4) Okupasi

5) Diet (pola makan)

6) Kependidikan3

Semua hal tersebut di atas jika dilakukan secara kontinyu akan

menjadikan anak semakin lebih baik. Tetapi ketiga hal tersebut di atas

menjadikan acuan sebagai landasan dasar untuk terapi yang lain, harus

dapat diaktualisasikan dengan baik. Pada dasarnya semua tahu bahwa

perlu waktu yang cukup lama untuk membuat anak yang seperti

diinginkan, karena setiap anak berbeda, jadi tidak bisa disamaratakan.

Konsisten dan persisten dalam memberi terapi akan membuat perubahan

1Wawancara Bapak Khoiruddin pada tanggal 20 April 2011

2 Wawancara Bapak Khoiruddin pada tanggal 20 April 2011

3 Wawancara Bapak Khoiruddin pada tanggal 20 April 2011

Page 60: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

49

yang besar pada anak terutama dalam hal-hal “keluar dari dunianya”.

Untuk anak yang sudah verbal saat diajarkan untuk menirukan gerakan,

anak lebih cepat untuk menirukannya, ini tidak hanya dalam proses belajar

mengajar saja. Akan tetapi juga ada peningkatan yang semakin berarti.

Dalam pelaksanaan pendidikan tersebut, pengajaran di Sekolah

Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang diberikan secara One on

One (1 guru 1 anak) dengan pendekatan individual secara mutlak. Artinya

pengajaran diberikan secara khusus kepada anak Autis, guru memberikan

bimbingan secara individual sesuai dengan kemampuan dan

perkembangan dari masing-masing anak autis tersebut.4

Begitu pentingnya pendidikan bagi anak autisme, maka alasan

yang tepat dalam upaya memberikan pelajaran bagi mereka adalah untuk

memanusiakan mereka dengan memberikan layanan yang baik secara

pendidikan atau tidak. Bukan satu tujuan yang mudah, kenyataan

dilapangan banyak macam dan kondisi mereka yang berfariatif, tantangan

yang terbentang begitu luas dan lebar sehingga banyak cara dan ragam

penanganan mereka.

Dalam pelaksanaannya pembelajaran peneiliti memfokuskan

pengamatan pada proses pembelajaran Agama dan Akhlak Mulia pada

kelas IV yang terdiri dari beberapa siswa, diantaranya adalah:

Tabel 4.1

Data Siswa Kelas IV

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama Jenis Kelamin Kelas

1 Nurjihan Okhta Kamiliya P IV

2 Nur Tuing Ahmad Istianto L IV

3 Dimas Aji Putra Nur Fauzi L IV

4 Devi Shania Berliana P IV

5 Vita Pramudianingrum P IV

4 Wawancara Bapak Khoiruddin pada tanggal 20 April 2011

Page 61: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

50

Maka dari itu disusunlah suatu konsep pembelajaran yang tepat,

yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak-anak autisme yang berada

di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang. Adapun

langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru akan

menetukan keberhasilan pembelajaran yang di pimpinya, hal ini

didasarkan dengan membuat sebuah rencana pembelajaran yang baik

atau lebih terperinci akan membuat guru lebih mudah dalam hal

penyampaian materi pembelajaran, pengorganisasian peserta didik

dikelas, maupun pelaksanaan evaluasi pembelajaran baik proses

ataupun hasil belajar dengan tahapan sebagai berikut:

1. Menyusun Silabus

Silabus yang disusun merupakan rencana Pembelajaran.

Guru di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

sebagai pengembang kurikulum memiliki kreatifitas dalam

mengembangkan materi dan kompetensi dasar setiap pokok

bahasan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki peserta didik dan

pengembangan lingkungan sekitar.

Dalam merencanakan pengembangan silabus setiap guru

melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Mengembangkan Indikator

b) Mengidentifikasi materi ajar atau matrei pokok

c) Mengembangkan kegiatan pembelajaran

d) Pengalokasian waktu

e) Pengembangan penilaian menentukan sumber atau bahan atau

alat.

Selengkapnya, penyusunan silabus harus disesuaikan

dengan cakupan materi yang telah disusun oleh Sekolah Khusus

Autisme Bina Anggita Kota Magelang, yaitu:

Page 62: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

51

Tabel 4.2

Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

Tahun Ajaran 2010/2011

No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan

1 Agama dan Akhlak Mulia

Kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia dimaksudkan untuk

membentuk peserta didik menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada tuhan Yang Maha Esa serta

berakhlak mulia. Akhlak mulia

mencakup etika, budi pekerti, atau

moral sebagai perwujudan dari

pendidikan agama.

2 Kewarganegaraan dan

kebribadian

Kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian

dimaksudkan untuk peningkatan

kesadaran dan wawasan peserta didik

akan status, hak, dan kewajibannya

dalam masyarakat, berbangsa, dan

bernegara serta peningkatan kualitas

dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk

wawasan kebangsaaan, jiwa dan

patriotisme bela Negara,

penghargaan terhadap hak-hak asasi

manusia, kemajemukan bangsa,

pelestarian lingkungan hidup,

kesetaraan gender, demokrasi,

tanggungjawab sosial, ketaatan

membayar pajak, dan sikap serta

perilaku anti korupsi, kolusi dan

nepotisme.

3 Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi pada

SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk

mengenal, menyikapi dan

mengapresiasikan

4 Estetika

Kelompok mata pelajaran estetika

dimaksudkan untuk meningkatkan

sensitivitas, kemampuan

mengekspresikan dan kemampuan

mengapresiasi keindahan dan

harmoni. Kemampuan mengapresiasi

dan mengekspresikan keindahan

Page 63: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

52

serta harmoni mencakup apresiasi

dan ekspresi, baik dalam kehidupan

individual sehingga mampu

menikmati dan mensyukuri hidup,

maupun dalam kehidupan

kemasyarakatan sehingga mapu

menciptakan kebersamaan yang

harmonis.

4 Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan

Kelompok mata pelajaran jasmani,

olahraga dan kesehatan pada

SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk

meningkatkan potensi fisik serta

menanamkan sportivitas dsan

kesadaran hidup sehat.

Budaya hidup sehat termasuk

kesadaran, sikap dan perilaku hidup

sehat yang bersifat individual

ataupun yang bersifat kolektif

kemasyarakatan seperti narkoba,

HIV/AIDS, demam berdarah, dll.

2. Menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin

di capai setelah proses pembelajaran.

b) Mengembangkan materi yang akan di ajarkan.

c) Mentukan metode yang akan di pakai dalam pembelajaran

sesuai dengan mata pelajaran.

d) Merencanakan penilaian, yang meliputi aspek kognitif, afektif

dan psikomotorik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.5

b. Tahap Pelaksanaan

Proses pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Khusus Autisme

Bina Anggita Kota Magelang di mulai pada pukul 07.30 - 16.00,

dengan pembagian sebagai berikut :6

5 Wawancara dengan Ibu Ariyani Faizah, S.Pd pada tanggal 27 April 2011

Page 64: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

53

1. Jumlah jam pembelajaran Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita

Kota Magelang kelas I, II, III, IV, V, VI antara 16 jam pelajaran

per minggu dan 8 jam untuk pengembangan.

2. Penyajian pembelajaran pendekatan tematik untuk kelas I, II, III

dan untuk kelas IV, V, VI sistem paket.

3. Alokasi per jam pembelajaran 30 menit.

Senin – Kamis : Sesi I : 07.30 – 09.30

: Sesi II : 09.30 – 11.30

: Sesi III : 12.00 – 14.00

: Sesi IV : 14. 00 – 16.00

Jum’at : I – III : Jalan – jalan

: II – IV : Renang

Sabtu : Pengembangan bakat anak (Seni Lukis)

4. Kegiatan pengembangan diri

Adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekpresikan

diri sesusi kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai

dengan kondisi sekolah.

Kegiatan rutin : Senam sebelum kegiatan belajar mengajar

Budaya bersih : Setiap hari

Musik : Setiap hari sabtu minggu ke II dank e IV

Lukis(mewarnai) : Setiap hari sabtu minggu ke II dank e IV

Renang : Setiap jum’at minggu ke II dan ke IV

Pengenalan lingkungan: Setiap jum’at ke I dan ke III

5. Kegiatan tatap muka

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa

proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban

belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran berlangsung

selama 30 menit dengan jumlah jam pembelajaran tatap muka per

6 Wawancara dengan Ibu Ariyani Faizah, S.Pd pada tanggal 27 April 2011

Page 65: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

54

minggu sebagaimana yang tercantum dalam struktur kurikulum di

bawah ini: 7

Tabel 4.3

Kegiatan Tatap Muka

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

Tahun Ajaran 2010/2011

Kelas

Satu jam

pembelajaran

tatap muka

(menit)

Jumlah jam

pembelajaran

per minggu

Minggu

efektif per

tahun

ajaran

Waktu

pembelajaran

per tahun

Jumlah jam

per tahun

(@ 60

menit)

I-III

IV-VI

30

30

30

35

34

34

1020 jam

pembelajaran

1190 jam

pembelajaran

510

595

Dalam proses belajar mengajar terkandung di dalamnya kedua

kegiatan pokok, kegiatan guru dalam mengajar dan kegiatan murid

dalam belajar. Mengajar pada umumnya diartikan sebagai usaha diri

untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan

sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara murid dengan

lingkungannya, termasuk guru, alat pelajaran, kurikulum dan

instrumen pendidikan lainnya yang disebut proses belajar, sehingga

tercapai tujuan pelajaran yang telah ditetapkan.

Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu sebelum

memberikan pembelajaran adalah:

1. Penentuan Strategi dan Pembelajaran

Pada dasarnya dalam pengembangan strategi penanganan

peserta didik di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota

Magelang yaitu dengan menggunakan metode penanganan One on

One, metode penanganan ini adalah cara penanganan peserta didik

secara personal atau individu. Dalam memberikan pembelajaran

guru dituntut untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan

mudah dimengerti oleh peserta didik.

7 Wawancara dengan Ibu Ariyani Faizah, S.Pd pada tanggal 27 April 2011

Page 66: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

55

Adapun metode yang digunakan dalam setiap penyampaian

materi mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia di Sekolah

Khusus Autisme Bina Anggita, diantaranya adalah:

a. Metode Pembiasaaan

Dalam proses belajar mengajar pada anak autis, metode ini

merupakan metode yang digunakan dalam menyampaikan

segala jenis materi. Mengingat peserta didik adalah anak yang

memerlukan perhatian khusus, dimana dalam memahami suatu

materi anak didik tidak bisa langsung mengerti materi yang

telah disampaikan. Akan tetapi guru harus mengulang materi

tersebut seara kontinyu.

b. Metode Ceramah

Metode ini merupakan cara penyampaian materi

pengetahuan dan juga agama kepada peserta didik yang

dilakukan secara lisan. Yang perlu diperhatikan dalam metode

ini yaitu hendaknya ceramah yang mudah untuk dipahami dan

mudah diterima, serta mampu menstimulasi pendengar (anak

didik).

c. Metode Tanya Jawab

Metode ini adalah mengajukan pertanyaan kepada peserta

didik. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang berpikir dan

membimbing dalam mencapai kebenaran. Dalam menerapkan

metode ini pada peserta didik, memerlukan alat bantu yang

bersifat kongkrit. Misalnya materi rukun Iman pada kelompok

mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia, dalam penyampaian

materi tersebut ketika mengenalkan ciptaan Allah, maka guru

harus menunjukan bentuk nyata dari wujud ciptaan Allah

tersebut.

d. Metode Demonstrasi

Metode ini dimaksudkan dengan memberikan materi

pendidikan baik menggunakan alat bantu atau benda secara

Page 67: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

56

diperagakan, agar anak didik manjadi jelas dan sekaligus dapat

mempraktekan materi yang dimaksud. Misalnya, tentang tata

cara bersuci dan shalat. Dalam menyampaikan materi ini, guru

memberi contoh secara langsung kepada peserta didik secara

berulang-ulang dan pelan-pelan, dan lebih dititik beratkan pada

latihan gerakan dari ibadah, karena jika sampai pada

pembacaan dari ibadah mereka belum mampu.

e. Metode Pemberian Tugas

Metode ini digunakan oleh guru untuk memberi tugas

kepada siswa untuk mengerjakan tugas dengan baik secara

individu. Metode ini dharapkan dapat meningkatkan belajar

siswa, sehingga guru memperoleh informasi sejaumana materi

yang telah disampaikan dapat diserap oleh siswa. Di Sekolah

Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang metode ini

dgunakan pada semua kelompok mata pelajaran.

f. Metode Drill (latihan)

Metode ini biasanya digunakan untuk melatih anak untuk

melafalkan doa-doa, surat-surat pendek (bagi yang beragama

Islam), berhitung, menyanyi dan lain-lain.

2. Penyediaan Sumber dan Alat pembelajaran

Kelas yang ideal adalah kelas yang didalamnya terdapat

sarana dan prasarana yang menunjang dalam proses belajar

mengajar. Adapun sarana yang digunakan dalam pembelajaran

adalah buku-buku pelajaran yang terkait dengan pembelajaran

yang terkait dengan mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia

dan setiap kelompok mata pelajaran, iqro’, qiroati, LKS,

gambar-gambar, dan lain sebagainya.

Akan tetapi sumber, alat dan sarana pembelajaran pada

kelas di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

hanyalah sebagai penunjuang keberhasilan dalam

Page 68: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

57

pembelajaran, yang terpenting yaitu dalam memberikan

pembelajaran kepada anak autis itu harus kontinyu.8

3. Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar kelas

Penilaian dalam proses belajar mengajar berfungsi

sebagai alat untuk mencapai tujuan atau sebagai kontrol

pelaksanaan program mengajar.

Adapun evaluasi yang diterapkan di Sekolah Khusus

Autisme Bina Anggita Kota Magelang antara lain dengan cara:

a. Tes perbuatan, dalam tes ini dilakukan dengan praktek

langsung terhadap materi yang telah diajarkan serta

dibiasakan kepada peserta didik.

b. Tes lisan, tes ini lebih melihat kemampuan kelayan dalam

memahami dan menghafal materi.9

Karena pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi

antara pendidik dengan lingkungannya tugas guru yang paling utama

adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya

perubahan perilaku bagi peserta didik.

Pelaksanaan pembelajaran sangat erat kaitannya dengan peran

guru dalam pembelajaran dikelas. yang akan menentukan tercapainya

tujuan pembelajaran dan tidaknya tergantung pada proses guru dalam

menyesuaikan pembelajaran. Adapun dalam pelaksanaan pembelajaran

melalui beberapa proses sebagai berikut:

a. Pengelolaan Kelas dan Peserta Didik

Pengelolaan kelas dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan

latar belakang peserta didik yang berbeda-beda, penataan meja

kursi bagi anak autis berbeda dengan penataan kelas pada

umumnya, yaitu satu meja untuk berdua. Hal ini dilakukan karena

guru menggunakan metode penanganan One on One (pendekatan

formal yang bersifat individual), dimana guru cukup menangani 1

8 Wawancara Bapak Khoiruddin pada tanggal 20 April 2011

9 Wawancara Bapak Khoiruddin pada tanggal 20 April 2011

Page 69: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

58

anak dalam proses pembelajaran. Kelas di kengkapi dengan

gambar-gambar yang terkait dengan pelajaran, dan kondisi kelas

nyaman dan baik sehinnga proses pembelajaran berlangsung

dengan lancar.10

Pada garis besarnya ada beberapa langkah yang dilakukan

oleh guru Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

dalam melaksanakan pembelajaran diantaranya adalah:

1) Pra Intruksional

Tahap ini tahap sebelum pelajaran dimulai dengan

membaca doa sesuai dengan kepercayaan dan agama masing–

masing. Bagi yang beragama Islam peserta didik diwajibkan

untuk membaca surat-surat pendek dan doa-doa dalam

kehidupan sehari-hari . Pada awal pelajaran guru memberikan

apersepsi yang menghubungkan materi pembelajaran peserta

didik dengan atau dengan kompetensi yang telah dikuasai oleh

peserta didik.

2) Intstuksional

Pada tahap ini merupakan tahap inti dari serangkaian

aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dengan peserta

didik dalam mencapai suatu tujuan yang termuat dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dalam pelaksanaan

pembelajaran guru menggunakan pendekatan One on One.

3) Evaluasi/Tindak Lanjut

Tahap ini guru memberikan penguatan atau kesimpulan

tentang pembelajaran yang sudah disampaikan. Selain itu juga

guru memberikan saran-saran yang terkait pembelajaran dan

pembenahan dan di akhiri dengan do’a dan salam. Pada

penutup pembelajaran guru selalu memberikan tugas rumah

kepada siswa dengan tujuan agar siswa belajar di rumah.

10 Observasi kelas tanggal 16 April 2011

Page 70: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

59

b. Pengelolaan Guru

Peran guru dalam pembelajaran bermacam-macam

tergantung pada karakter yang dimiliki guru. Diantaranya adalah :11

1) Tipe Kepemimpinan Guru

Kepemimpinan guru pada anak autis dilakukan dengan

memberikan penekanan yang bersifat lebih kepada proses

pembelajaran dengan mengedepankan pembimbingan, karena

anak autis mempunyai kelainan yang bersifat komplek, maka

guru harus bersifat seperti ibu dan teman bagi anak autis agar

dapat lebih membantu dalam mngetahui dan memahami

pembelajran yang diberikan.

2) Sikap Guru

Sikap guru pada anak autis tidak ada bedanya dengan guru

lain, yang menekankan disini adalah sikap keluwesan, ramah

tamah dan penyayang menjadi syarat penting dalam mendidik

anak autis karena akan sangat membantu mereka dalam setiap

proses pembelajaran.

3) Suara Guru

Dalam penyampaiannya, guru harus menggunakan suara

yang keras dan juga perlahan-lahan. Selain itu juga, di iringi

dengan kesabaran dan ketelatenan.

c. Tahap Evaluasi

Tujuan utama evaluasi yang diadakan di Sekolah Khusus

Autisme Bina Anggita Kota Magelang adalah meningkatkan kualitas

pemebelajaran. Pelaksanaan kegiatan evaluasi memiliki pengaruh dan

dampak yang kuat pada hasil pembelajaran. Informasi apa yang

dikumpulkan, bagaimana cara mengumpulkannya, bagaimana

menafsirkan informasi tersebut di Sekolah Khusus Autisme Bina

Anggita Kota Magelang dan bagaimana menggunakannya akan sangat

berpengaruh pada kemajuan belajar peserta didik. Apapun kemampuan

11 Wawancara dengan Ibu Nieke Lia Andanasari, S.Psi 28 April 2011

Page 71: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

60

peserta didik dan kelas yang ada di Sekolah Khusus Autisme Bina

Anggita Kota Magelang, informasi penilaian perlu menjelaskan dan

mendapatkan kepastian tentang kemajuan belajar siswa yang

diinginkan dengan cara yang adil dan berkonstribusi dalam kelanjutan

belajar peserta didik.

Proses evaluasi pembelajaran di Sekolah Khusus Autisme Bina

Anggita Kota Magelang dilakukan setiap semester, yaitu pada bulan

Desember dan Juni.12

Adapun proses evaluasi pembelajaran yang dilakukan di

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang, yaitu

penilaian terhadap hasil belajar kelayan yang meliputi pengetahuan

(kognitif), keterampilan (psikomotorik) dan nilai (afektif), yaitu

berupa:

a. Evaluasi teori

Evaluasi teori yang dilaksanakan yaitu dengan hapalan surat-

surat pendek dan latihan identifikasi masalah seputar pengetahuan

agama Islam. Evaluasi di sini lebih ditekankan pada tanya jawab

ataupun sharring antara pengajar dan kelayan maupun antar

sesama peserta didik tentang pengetahuan agama Islam yang sudah

mereka dapatkan.

b. Evaluasi praktek dan performance

Evaluasi praktek untuk semua kelas, rata-rata hampir sama,

yaitu praktek melaksanakan ibadah, dan evaluasi tersebut

disesuaikan dengan kemampuan dan kelas masing-masing. Adapun

untuk menunjang kemampuan dan bekal peserta didik, dilakukan

juga evaluasi dalam membaca al-qur’an, qiro’at, dan juz amma.

Bentuk tes performance misal shalat jumat, shalat wajib dan

sunah, puasa wajib dan sunah, melafalkan dan menghapal dalil,

dan sebagainya.

12 Wawancara dengan Ibu Indah Pamungkas, SE pada tanggal 04 Mei 2011

Page 72: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

61

c. Evaluasi portofolio

Penilaian portofolio, merupakan suatu usaha untuk

memperoleh informasi secara berkala, berkesinambungan dan

menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan

perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan

peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi

pengalaman belajarnya.

Cara melakukan evaluasi dengan portofolio ini adalah

menitik beratkan dalam melakukan tugas-tugas pribadi sebagai

evaluasi dari pengajaran di sekolah yang dikerjakan di rumah

kemudian dilakukan pengecekan dan penagihan di dalam kelas. 13

B. Analisis Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran Di Sekolah Khusus

Autisme Bina Anggita Kota Magelang

Dari semua teori dan data yang diperoleh, akhirnya dilakukan

pengolahan data dari lapangan yang kemudian dilakukan sebuah analisis.

Analisis ini dilakkan atas data-data yang diperoleh dari lapangan dan

berdasarkan pada teori / konsep yang sudah ada. Adapun teknik analisis yang

digunakan adalah deskriptif kualitatif (analisis non statistik) dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis ini dibahas melalui dua sub, di

antaranya adalah sebagai berikut:

1. Analisis Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran Di Sekolah Khusus

Autisme Bina Anggita Kota Magelang

Untuk lebih jelas tentang gambaran pelaksanaan manajemen

pembelajaran bagi anak autis di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita

Kota Magelang dapat penulis analisiskan sebagai berikut :

Pertama, Tahap perencanaan. Berdasarkan teori yang peneliti

sajikan dalam BAB II terdapat banyak sekali perbedaan dalam praktek

pelaksanaan manejemen pembelajaran di Sekolah Khusus Autisme Bina

Anggita Kota Magelang. Hal yang tampak jelas peneliti lihat adalah para

13 Wawancara dengan Ibu Indah Pamungkas, SE pada tanggal 04 Mei 2011

Page 73: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

62

guru Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Megelang tidak

merencanakan program tahunan dan program semester, sehingga dalam

proses pembelajarannya kurang begitu maksimal, karena pengajar kurang

adanya persiapan atau membuat perencanaan setahun dan persemester,

maka yang terjadi pembelajaran yang dilakukan bersifat monoton.

Kedua, Tahap pelaksanaan. Dalam proses pembelajaran, pemilihan

strategi dan penggunaan metode, adalah hal yang sangat penting dan

sangat menentukan. Sebab, proses pembelajaran tidak akan berjalan sesuai

dengan yang diharapkan, tanpa didukung oleh penggunaan metode yang

baik. Metode yang baik, hemat penulis adalah metode yang disesuaikan

dengan situasi dan kondisi, sarana-prasarana, kurikulum, dan sebagainya.

Sebagai pendidik, harus senantiasa dituntut untuk mampu

menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotifasi

siswa dalam pencapaian prestasi belajar secara optimal. Pendidik (guru)

harus dapat menggunakan strategi tertentu dalam pemakaian metodenya

sehingga dia dapat mengajar dengan tepat, efektif dan efisien untuk

membantu meningkatkan kegiatan belajar serta memotivasi siswa untuk

belajar dengan baik.14

Penggunaan alat pengajaran pada materi Agama dan Akhlak Mulia

di sini hanyalah sebagai faktor pendukung dalam keberhasilan pengajaran,

karena dengan menggunakan media yang mudah dimengerti oleh

penyandang autis artinya dapat membantu keberhasilan proses belajar

mengajar tersebut, akan tetapi yang terpenting dalam pembelajaran bagi

anak autis yaitu dengan menggunakan strategi dan metode hapalan dan

ceramah.

Begitu pula dengan sumber pembelajaran dirasa sudah sesuai

dengan materi dan keadaan anak autis. Di sini pengajar menggunakan

sumber pelajaran dari buku agama Islam yang terkait dengan materi

Agama dan Akhlak Mulia, karena untuk pembelajaran Agama dan Akhlak

14 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam PAIKEM, (Semarang : Rasail Media

Grup dan LSIS, 2008), hlm. 25

Page 74: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

63

Mulia belum ada buku sumber khusus yang standar untuk pendidikan anak

autis.

Ketiga, Tahap evaluasi. Proses evaluasi pembelajaran di Sekolah

Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang dilakukan setiap semester,

yaitu pada bulan Desember dan Juni.

Adapun proses evaluasi pembelajaran yang dilakukan di Sekolah

Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang, yaitu penilaian terhadap

hasil belajar kelayan yang meliputi pengetahuan (kognitif), keterampilan

(psikomotorik) dan nilai (afektif), yaitu berupa :

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang selalu

mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran, yaitu dengan cara:

a. Tes perbuatan, dalam tes ini dilakukan dengan praktek langsung

terhadap materi yang telah diajarkan serta dibiasakan kepada peserta

didik.

b. Tes lisan, tes ini lebih melihat kemapuan peserta didik dalam

memahami dan menghafal materi.

Evaluasi meliputi semua aspek batas belajar. Menurut Schwartz

dan kawan-kawannya, penilaian adalah suatu program untuk memberikan

pendapat dan penentuan arti atau faedah suatu pengalaman. Yang

dimaksud dengan pengalaman adalah pengalaman yang diperoleh berkat

proses pendidikan. Pengalaman tersebut tampak pada perubahan tngkah

laku atau pola kepribadian siswa. Jadi pengalaman yang diperoleh siswa

adalah pengalaman hasil belajar siswa di sekolah. Dalam hal ini, penilaian

adalah suatu upaya untuk memeriksa sejauh mana siswa telah mengalami

kemajuan belajar atau telah mencapai tujuan belajar dan pembelajaran. 15

Sesuai dengan pengertian dan tujuan evaluasi, maka sasaran

evaluasi ini ialah program pembelajaran, misalnya bahan pembelajaran,

strategi pembelajaran, media pembelajaran dan penunjang pembelajaran

lain.

15 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2008).

Cet. Ketujuh, hlm. 157.

Page 75: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

64

2. Analisis Problematika Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran Di Sekolah

Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

Hasil dari diskusi yang peneliti lakukan dengan guru tentang

problematika pelaksanaan manajemen pembelajaran pada anak autis serta

upaya penyelesaiannya, peneliti menggarisbawahi ada beberapa masalah

serta upaya-upaya yang dilakukan oleh para guru, yaitu sebagai berikut:

Pertama Problematika, 1) Kesulitan dalam proses pembelajaran (transfer

of knowledge), anak autis merupakan anak yang berada dalam kondisi di

mana perkembangannya terdapat gangguan untuk berkomunikasi dan

berinteraksi dengan orang lain. 2) Sikap dan kecenderungan anak autis

yang cuek, tidak mampu membentuk jalinan emosi dengan orang lain. 3)

Guru kurang variatif dalam memberikan pembelajaran. Kedua Solusi, 1)

Proses pembelajaran yang diberikan kepada anak autis tidaklah sama

dengan anak-anak normal yang lainnya. Guru Sekolah Khusus Autiseme

Bina Anggita harus betul-betul menguasai materi yang akan diajarkan,

tentunya materi yang akan disampaikan harus disesuaikan dengan

kebutuhan yang dialami peserta didik, selain itu juga guru harus

mempunyai cara agar anak mampu berinteraksi dengan guru dalam proses

pembelajaran. 2) Ada banyak hal yang sulit untuk dimengerti oleh pikiran,

perasaan dan keinginan orang lain. Berkurangnya kemampuan untuk

berkomunikasi dan berhubungan dengan sesama inilah yang menjadikan

anak autis kurang bisa memberi tanggapan terhadap lingkungannya (cuek).

Hal seperti inilah yang menuntut para guru untuk bisa menjadi sebagai

sosok seorang ibu dan teman bagi anak autis karena sikap yang

ditonjolkan para guru tersebut bisa membantu mereka dalam proses

pembelajaran. 3) Pada dasarnya proses pembelajaran di Sekolah Khusus

Autisme Bina Anggita yang dilakukan oleh guru harus bervariasi dalam

memberikan proses layanan pendidikan, disini para guru Sekolah Khusus

Autisme Bina Anggita harus membuat variasi model pembelajaran, karena

proses pembelajaran dikatakan berhasil manakala anak-anak belajar

sebagai akibat usaha. Dalam kontek proses belajar usaha ini bertujuan

Page 76: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

65

untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa

senantiasa menunjukan ketekunann, keantusiasan serta berperan secara

aktif dalam proses belajar mengajar.

Secara konsep manajemen pembelajaran para guru di Sekolah

Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang sudah menyusun RPP dan

silabus untuk merencanakan pembelajaran, akan tetapi menurut peneliti

ada beberapa tahapan yang belum berjalan dengan maksimal. Hal ini

disandarkan pada teori pada BAB II tentang langkah-langkah

pembelajaran. Sebagai contoh, bahwa dalam perencanaan pembelajaran,

guru Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang belum

menyusun prota dan promes, ini dibuktikan dengan tidak adanya temuan

prota dan promes yang disusun oleh para guru. Selain itu juga terdapat

berbagai problematika yang menghambat proses pembelajaran di Sekolah

Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang.

Meskipun demikian, berdasarkan proses pengamatan dan observasi

dilapangan tentang pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang dalam

melaksanakan pembelajaran bagi anak autis sudah cukup baik, hal itu

sesuai dengan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang

dilakukan oleh para guru serta upaya guru mencari solusi untuk

menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi para guru dalam

memberikan proses pembelajaran bagi anak autis.

Page 77: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti mengadakan penelitian, pembahasan serta pemahaman

terhadap pelaksanaan manajemen pembelajaran bagi anak autisme di Sekolah

Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pelaksanaan manajemen pembelajaran yang dilakukan oleh para guru di

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang dalam rangka

memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik dilakukan dengan

cara menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai

bahan ajar setiap materi yang ingin disampaikan kepada peserta didik.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas, langkah-langkah yang harus

dipersiapkan terlabih dahulu yaitu: menentukan strategi dan pembelajaran,

menyediakan alat dan sumber pembelajaran dan menentukan cara dan alat

penilaian proses dan hasil belajar kelas. Kemudian setelah itu adalah,

merencanakan pengelolaan kelas dan peserta didik yang didalamnya

memuat tahap pra intruksional, intruksional dan evaluasi. Selanjutnya

adalah pengelolaan guru yang dimulai dengan kepemimpinan dan sikap

guru dalam kelas serta suara guru dalam menyampaikan materi kepada

anak autis. Evaluasi pembelajaran, evaluasi ini dilakukan untuk menilai

hasil belajar peserta didik, yang meliputi evaluasi pengetahuan (kognitif),

evaluasi keterampilan (psikomotorik) dan evaluasi nilai (afektif).

2. Problematika pelaksanaan pembelajaran muncul seiring dengan proses

pembelajaran berlangsung. Permasalahan itu adalah: Pertama, Kesulitan

dalam proses pembelajaran (transfer of knowledge) pada anak autis.

Kedua, Sikap dan kecenderungan anak autis yang cuek dan tidak mampu

membentuk jalinan emosi dengan orang lain. Ketiga, guru kurang variatif

dalam memberikan pembelajaran. Hal itulah yang menjadi hambatan

tersendiri dalam pelaksanaan pembelajaran bagi peserta didik. Namun jika

Page 78: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

67

hanya melihat saja dan tanpa memberikan solusi yang kongkrit perubahan

tidak akan ada, dalam arti proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan

dengan baik. Adapun solusi yang ditawarkan oleh para guru dalam rangka

memperbaiki kualitas pembelajaran bagi anak autis adalah: Pertama, yang

harus dilakukan adalah guru di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita

harus betul-betul menguasai materi yang akan diajarkan, tentunya materi

yang akan disampaikan harus disesuaikan dengan kebutuhan yang dialami

peserta didik, selain itu juga guru harus mempunyai cara agar anak mampu

berinteraksi dengan guru dalam proses pembelajaran. Kedua, para guru di

Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang harus bersikap

layaknya seoarang ibu dan teman bagi anak autis karena dapat membantu

mereka dalam proses pembelajaran. Ketiga, guru Sekolah Khusus Autisme

Bina Anggita mengupayakan membuat variasi model pembelajaran agar

tidak monoton, karena proses pembelajaran dikatakan berhasil manakala

anak-anak belajar sebagai akibat usaha.

B. Saran-saran

Dari hasil penelitian yang disimpulkan diatas, peneliti berusaha

memberikan saran-saran sebagai motivasi dalam meningkatkan keberhasilan

dalam proses belajar mengajar.

1. Kepada guru

a. Peningkatan profesionalitas guru dalam upaya memberikan pelayanan

pendidikan bagi peserta didik.

b. Hendaknya guru lebih meningkatkan perhatiannya terhadap semua

komponen pembelajaran, sehingga kualitas pembelajaran dapat yang

optimal.

2. Kepada sekolah

a. Pengadaan buku-buku sebagai referensi dalam proses belajar mengajar

dan media pembelajaran sebagai alat yang menunjang proses belajar

mengajar.

Page 79: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

68

b. Hendaknya lebih meningkatkan lagi kerjasama antara sekolah dengan

orang tua siswa, seperti dalam menyampaikan informasi tentang

perkembangan anaknya agar dapat membantu atau berpartisipasi dalam

proses perkembangan anak di sekolah, mengingat guru tidak dapat

sepenuhnya membantu kegiatan siswa setip saat.

3. Kepada pemerintah

a. Adanya perhatian khusus dari pemerintah tentang pengadaan tempat

dan gedung yang mendukung dalam proses belajar mengajar.

b. Diusahakan dalam proses kegiatan belajar mengajar ada kurikulum

yang secara khusus untuk anak autis dari Dinas yang terkait sebagai

pegangan dalam pembelajaran.

4. Kepada orang tua murid

a. Hendaknya orang tua betul-betul memperhatikan pendidikan anak

khususnya di dalam mempelajari pelajarannya.

b. Memotivasi anaknya secara terus-menerus maka akan melahirkan anak

yang rajin belajar sehingga akan tercipta insan yang cerdas dan pandai.

Page 80: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, Sholih dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-

Tadris, (Mesir: Darul Ma’arif, 1968), Juz I

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta :

Rieka Cipta, 1999)

Amin,Abdul Basit, skripsi “Manajemen Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal

PAI dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Keragaman Peserta Didik

SMA Islam Hidayatullah Semarang” (Semarang: Perpustakaan IAIN

Walisongo Semarang, 2007)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi

Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. 12)

__________________, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993)

Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997)

Budhiman, Melly, Pentingya Diagnosis Dini dan Penatalaksanaan Terpadu Pada

Autisme infantil. (Jakarta: Yayasan Autisme Indonesia, 1999)

Danuatmaja, Bonny, Terapi Anak Autis di Rumah, (Jakarta: Puspa Swara, 2003)

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999)

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif,

(Jakarta : Rineka Cipta, 2000)

Furchan, Arief, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2007)

Grandin, N. Temple. Margaret M. Scariano, Emergence Labelet Autistic, (New

York: Warner Books, 1996)

Handoyo, Y, Autisme, (Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer, 2003)

Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2001)

______________, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Bumi Aksara.

2008). Cet. Ketujuh

______________, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009)

cet. 10

Page 81: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

Hani Handoko, T. Manajemen, (Yogyakarta: BPKE Yogyakarta, 2001), Edisi II

Hidayah,Anis skripsi “Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP N

1 Kendal.” (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2006)

Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja

Rodaskara, 2004)

______________. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosda Karya,

2004, Cet.xx)

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam PAIKEM, (Semarang : Rasail

Media Grup dan LSIS, 2008),

Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007)

Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineke Cipta, 2000)

Mubarrokah, Azwirotul, “Pelaksanaan Metode Demonstrasi Dalam

Pembelajaran PAI Pada Anak Autis Di SLB Negeri Semarang Tahun

Pelajaran 2004/2005”, Skripsi IAIN Walisongo Semarang, (Semarang:

Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006)

Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2004)

______________. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006)

Naim, Nganimun dan Achmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI), (Yogjakarta: Pustaka Pelajar,

2007)

Purwanti, Endang dkk., Perkembangan Peserta Didik, (Malang : UMM Press,

2002)

Sagala, Saiful, Konsep dan Wacana Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta, 2003)

Sisk, Hanry L. Principles of Management a System Appoach to The Management

Proces, (Chicago: Publishing Company, 1969)

Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 1997)

Page 82: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung :

Sinar Baru, 1989)

Sugandi, Achmad dan Haryanto, Teori Pembelajaran,(Edisi Revisi), (Semarang :

UNNES Pers, 2007)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, (Bandung: Alfabeta,2008), cet. 6

Suparyogo. Imam, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2001)

Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2002), Cet. I

Sutadi, Rudi, Melatih Komunikasi pada Penyandang Autisme, (Jakarta: KID

Autis JMC, 2002)

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik,

(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007)

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional,

(Jakarta : Sinar Grafika, 2008)

Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. Metodologi Penelitian Sosial,

(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009), cet. Kedua

______________, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2006)

Yatim, Faisal. Autisme Suatu Gangguan Jiwa pada Anak-anak, (Jakarta : Pustaka

Populer Obor, 2003)

Autisme Terkait Kromosom “x”,

http://languageaholic.wordpress.com/2008/08/24/autisme-terkait-

kromosom-x/, diambil pada tanggal 30 Maret 2011

Brosur Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

Page 83: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Habiburrohman

NIM : 063311031

Tempat/Tanggal Lahir: Demak, 08 Februari 1989

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat asal : Babalan RT 003/ RW 002 Desa Babalan Kec. Wedung

Kab. Demak

Pendidikan Formal

1. MI Nurul Ittihad Demak Tahun lulus 2000

2. MTs Nurul Ittihad Demak Tahun lulus 2003

3. MA Nurul Ittihad Demak Tahun lulus 2006

4. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2006

Pendidikan Non Formal

Pondok Pesantren Al Amin Demak

Semarang, 02 Juni 2011

Penulis

M. Habiburrohman

063311031

Page 84: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

TRANSKIP OBSERVASI

Nama Sekolah : Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

No Yang Diamati Ya Keterangan / Bukti

1 Ruangan pembelajaran √ Foto

2 Proses pembelajaran √ Foto

3 Kegiatan peserta didik √ Foto

4 Pendekatan peserta didik √ Foto

5 Rencana pembelajaran √ RPP

6 Silabus √ Silabus

Page 85: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : Puji Astuti, S.Pd (Kepala Sekolah)

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Waktu : Sabtu, 16 April 2011 Jam 10.00 WIB

Pertanyaan Jawaban

Bagaimana sejarah berdirinya Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang?

Awalnya tidak pernah terbersit untuk mendirikan lembaga yang konsen menangani anak autis di Kota Magelang. Pak Bayari (pegawai DINSOS) yang mendapati anaknya sebagai autis, kemudian pak bayari menemui teman dekatnya, Pak Yasin (Kepala SKA Bina Anggita Yogyakarta) untuk membuka cabang di Magelang. Pertemuan itulah yang membuka jalan awal pendirian SKA Bina Anggita Kota Magelang. Tepatnya tanggal 15 Juli 2002 Sekolah ini berdiri, tapi belum menggunakan nama sekolah masih berupa lembaga, pada waktu itu juga guru masih sedikit, hanya ada 3 orang guru yang mengajar yaitu Ibu Puji Astuti, S.Pd yang memang direkomendasikan oleh Psk Yasin, kemudian Pak Khoiruddin dan Bu Suharyati. Seiring perjalanan waktu yang semula hanya sebagai lembaga yang menangani anak autis, berubahlah nama itu menjadi Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang, pada tanggal 16 Maret 2009 sekolah ini mendapat izin operasional menyelenggarakan pendidikan bagi anak autis.

Page 86: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : Khoiruddin (Wakil Kepala Sekolah)

Tempat : Ruang Guru

Waktu : Rabu, 20 April 2011 Jam 12.00 WIB

Pertanyaan Jawaban

Apa saja kegiatan atau langkah-langakah awal sebelum memberikan pelayanan pembelajaran bagi anak autis?

Langkah-langkah awal untuk memberikan proses pembelajaran dalam membentuk potesi yang dimiliki anak autis sesuai dengan perkembangannya adalah: 1. Kepatuhan

Seorang anak autisme yang sudah tertera kepatuhannya dengan baik akan melebihi kepatuhan anak normal pada umumnya, karena pendidikan yang diterima pertama ini akan membentuk dirinya untuk melaksanakan kewajibannya. Dalam membentuk kepatuhan pada anak autisme para pengajar melatihnya dengan memberikan perintah (instruksi), yang harus dilakukan, berdo’a, bila tidak mau duduk, berdiri dan lain-lain.

2. Kontak mata Anak autisme sebagaimana di atas bersikap cuek, maka agar perhatian harus melihat benda yang sedang diperhatikan mulai benda yang bentuknya besar sampai yang kecil, disamping itu anak-anak autisme susah dalam menginterpretasikan sesuatu. Contoh : dalam mengetahui warna, melihat benda dan lain-lain.

3. Konsentrasi Dalam belajar harus konsentrasi agar apa yang disampaikan dapat terserap oleh otak. Maka dari itu bila anak-anak mempunyai konsentrasi yang tinggi mudah

Page 87: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

dalam belajar. Namun bagi anak-anak autisme untuk membentuk konsentrasi pada mereka dengan contoh : anak disuruh memperhatikan benda yang bergerak, ke kanan ke kiri, ke atas maupun ke bawah.

Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan juga : 1. Suara harus jelas dan tidak monoton 2. Setiap intruksi harus sama 3. Pemberian intruksi harus jelas,

singkat (kalimat pendek) dan sederhana

Hal-hal yang juga turut mendukung proses pembelajaran yaitu: 1. Permainan 2. Wicara 3. Perilaku 4. Okupasi 5. Diet 6. Kependidikan Semua hal tersebut harus dilakukan secara kontinyu untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Page 88: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : Aryani Faizah, S.Pd dan Hermina Rubiyatun,S.Pd

(Kesiswaan dan Kurikulum)

Tempat : Ruang Guru

Waktu : Rabu-kamis, 27-28 April 2011 Jam 12.00 WIB

Pertanyaan Jawaban

Bagaimana proses perencanaan dan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh guru sebelum melakukan pembelajaran?

Perencananaan pembelajaran, disini para guru Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang menyusun silabus dan RPP sebagai bahan / panduan dalam mengajar. Dalam merencanakan pengembangan silabus stiap guru melakukan hal-hal sebagai berikut: mengembangkan indikator, mengidentifikasi materi ajar atau materi pokok, mengembangkan kegiatan pembelajaran, pengalokasian waktu, pengembangan penilaian menentukan sumber atau bahan atau alat. Langkah-langkah dalam menyusun RPP, para guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut: mengidentifikasi dan mengelompokan kompetensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran, mengembangkan materi yang diajarkan, menentukan motede yang akan dicapai, merencanakan penilaian. Pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang, dimulai pada pukul 07.30-16.00. yang dimulai pada hari senin – kamis, sedangkan hari jum’at dan sabtu jalan-jalan dan pengembangan potensi anak. Selain itu juga ada kegiatan pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mngembangkan

Page 89: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

dan mengekspresikan diri sesuai kebutuhan bakat dan minat setiap peserta didik. Kegiatan pembelajaran/kegiatan tatap muka antar guru dan murid dilakukan selama 30 menit setiap mata pelajaran yang mengajarkan 5 kelompok mata pelajaran diantaranya: kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia, Kewarganegaraan dan kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan teknologi, Estetika dan Penjas Orkes. Persiapan yang harus dilakukan oleh para guru sebelum memulai peserta didi adalah: Pertama, pengelolaan peserta didik dan yang meliputi pra intruksional dan intruksional. Pra intruksional adalah kegiatan sebelum pembelajaran dimulai, sedangkan intruksional adalah inti dari aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dengan peserta didik dalam mencapai suatu tujuan pemeblajaran yang termuat dalam RPP. Dalam memberikan pelayanan pembelajaran guru menggunakan pendekatan pembelajaran One on One. Adapun metode yang digunakan adalah pembiasaan, ceramah, tanya jawab, demonstrasi,pemberian tugas, dan driil. Pada akhir pembalajaran (evaluasi/tidak lanjut) guru memberikan penguatan tentang pembelajaran yang telah disampaikan, saran-saran terkait pembelajaran dan pembenahan yang diakhiri dengan dengan doa dan salam. Pada penutup pembelajaran guru selalu memberikan tugas kepada peserta didik dengan tujuan agar mereka mau belajar dirumah. Kedua, pengelolaan guru disini meliputi : gaya/tipe kepemimpinan guru, sikap guru dan suara guru dal pembelajaran.

Page 90: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : Indah Pamungkas, SE

(Guru & Litbang SKA Bina Anggita Kota Magelang)

Tempat : Ruang Guru

Waktu : Rabu, 04 Mei 2011 10.00 WIB

Pertanyaan Jawaban

Bagaimana cara guru mengetahui hasil belajar peserta didik di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang?

Cara guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran terhadap anak autis kami melakukannya dengan cara mengevaluasi setiap proses pembelajaran. Proses evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang adalah: evaluasi pengetahuan (kognitif), evaluasi ketrampilan (psikomototrik) dan evaluasi nilai (afektif)

Page 91: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : Khoiruddin (Wakil Kepala Sekolah)

Tempat : Ruang Guru

Waktu : Rabu, 04 Mei 2011 Jam 12.00 WIB

Pertanyaan Jawaban

Apa saja problematika yang dihadapi para guru dalam memberikan proses pembelajaran bagi anak autis dan upaya/solusi yang yang ditawarkan?

Kami mengakui bahwa memberikan pembelajaran kepada anak-anak autis tidaklah sama dengan anak normal lainnya. Problematika yang kami hadapi adalah: 1) kesulitan dalam proses transfer of knowledge, 2) sikap dan kencenderungan anak autis yang cuek menjadi hambatan bagi kami dalam memberikan pembelajaran peda meraka, 3) masih kurang inovatif dalam memberikan pembelajaran, yang menjadikan proses pembelajaran menjadi monoton Adapun uapaya kami untuk mencari solusi dari permasalahan tadi yaitu: 1) kami menyarankan kepada setiap guru untuk lebih menguasai materi yang akan disampaikan kepada anak auti, tentunya disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. 2) kami menyarankan kepada para guru agar bersifat layaknya sebagai seorang ibu dan teman bagi anak autis dalam memberikan pembelajaran karena hal tersebut dapat membantu dalam proses pembelajaran bagi anak autis. 3) kami menuntut guru harus mampu memberikan pelayanan sesuai dengan kemampuan anak autis. Disesuaikan juga dengan metode atau cara, intinya guru harus kreatif dalam memberikan pembelajaran. Guru juga harus mengakses sumber-sumber informasi guna meningkatkan kualitas pembelajaran kepada anak autis.

Page 92: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

SILABUS

Sekolah : SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ANGGITA KOTA MAGELANG

Mata Pelajaran : Agama dan Akhlak Terpuji

Kelas / Semeter : IV / I

Standar Kompetensi : 1. Mengenal ayat-ayat Al-Quran

2. Mengenal sifat – sifat jaiz Allah SWT

KOPETENSI DASAR

MATERI

POKOK/PELAJARA

N

KEGIATAN

PEMBELAJARAN INDIKATOR TEHNIK

BENTUK

INSTRUMEN

ALOKASI

WAKTU

SUMB

ER

BELA

JAR

1 Menguucapkan kembali ayat-ayat pendek Q.S. An Naas dan Al Falaq

Surat Q.S. An Naas dan Al Falaq

Membaca kata dan kalimat surat Q.S. An Naas dan Al Falaq

Melafalkan kata dan kalimat Q.S. An Naas dan Al Falaq

Lisan Perbuatan 3 jam Al-Quran Buku PAI

2. Menyebutkan dua sifat jaiz Allah SWT

sifat jaiz Allah SWT Menjelaskan tentang sifat jaiz Allah SWT

Memahami sifat jaiz Allah SWT

Tertulis Jawaban singkat

3 jam A-Quran Buku PAI

Magelang, 03 Juli 2010 Kepala Sekolah Guru Kelas

Pudji Astuti, S.Pd Khoiruddin

Page 93: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

SILABUS

Sekolah : SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ANGGITA KOTA MAGELANG

Mata Pelajaran : Agama dan Akhlak Terpuji

Kelas / Semeter : IV / I I

Standar Kompetensi : 1. Membaca ayat-ayat Al-Quran

2. Mengenal malaikat dan tugasnya

3. Membiasakan perilaku terpuji

4. Melaksanakan dzikir dan doa

KOPETENSI DASAR

MATERI POKOK/PELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN

INDIKATOR TEHNIK BENTUK

INSTRUMEN ALOKASI WAKTU

SUMBER BELAJAR

1 Menguucapkan kembali ayat-ayat pendek Q.S. Al lahab

Surat Q.S. Al lahab

Membaca kata dan kalimat surat Q.S. Al lahab

Melafalkan kata dan kalimat Al lahab

Lisan Perbuatan 3 jam Al-Quran Buku PAI

2. Menyebutkan 5 (lima) nama malaikat dan tugasnya

5 (lima) nama malaikat dan tugasnya

Menjelaskan 5 (lima) nama malaikat dan tugasnya

Menyebutkan 5 (lima) nama malaikat dan tugasnya

Tertulis Jawaban singkat 3 jam A-Quran Buku PAI

3. mendengarkan kisah Nabi Ibrahim AS

kisah Nabi Ibrahim AS Membaca kisah Nabi Ibrahim AS itakan

Menceritakan kisah Nabi Ibrahim AS

Tertulis Jawaban singkat 3 jam A-Quran Buku PAI

4. melakukan dzikir dan membaca doa setelah sholat

Dzikir dan bacaan doa setelah sholat

membaca Dzikir dan bacaan doa setelah sholat

melakukan dzikir dan membaca doa setelah sholat

Lisan Perbuatan 3 jam A-Quran Buku PAI

Magelang, 03 Juli 2010 Kepala Sekolah Guru Kelas

Pudji Astuti, S.Pd Khoiruddin

Page 94: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang

Mata Pelajaran : Agama dan Akhlak Mulia

Kelas / Semester : IV/ I I

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

Standart Kompetensi : Al-Qur’an

1.Menghafal Al-Qur’an surat-surat pendek

Kompetensi Dasar : 1.1 Membaca Qur’an surat Al-Ma’un

Indikator : - Membaca Qur’an surat Al-Ma’un

- Menulis Qur’an surat Al-Ma’un

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah pembelajaran berlangsung siswa mampu :

- Membaca Qur’an surat Al-Ma’un

- Menulis Qur’an surat Al-Ma’un

B. MATERI PEMBELAJARAN

- Qur’an surat Al-Ma’un

- Surat Al-Ma’un terdiri dari 7 ayat

- Surat Al-Ma’un termasuk golongan surat Makiyah, karena turun di Makkah

- Al-Ma’un artinya barang-barang yang berguna

C. METODE PEMBELAJARAN

- Demonstrasi

- Tanya jawab

Page 95: MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · PADA JENJANG SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ... mengidentifikasi problematika

- Pemberian tugas

D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Kegiatan Awal

- Mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran

- Appersepsi membaca surat Al-Fatihah

2. Kegiatan Inti

- Siswa dapat menyebutkan jumlah ayat dalam surat Al-Ma’un

- Siswa membaca surat Al-Ma’un bersama-sama

- Siswa membaca surat Al-Ma’un secara bergantian

- Siswa menulis surat Al-Ma’un

2. Kegiatan Akhir

- Mengadakan evaluasi lisan

- Mengadakan evaluasi atertulis

- Siswa dan guru mengakhiri pelajaran.

E. SUMBER BELAJAR

- Al – Qur’an

- Buku PAI Kelas IV

F. PENILAIAN

Jenis test : Lisan, Tertulis

SOAL :

1. Berapa jumlah ayat dalam surat Al-Ma’un ………… 2. Apa arti dari Al-Ma’un ……………… 3. Tuliskan ayat ke 1 surat Al-Ma’un ……………… 4. Bagaimana bunyi ayat ke 3 surat Al-Ma’un …………….. 5. Lafal adalah bunyi ayat yang ke ………...

Magelang, 25 Maret 2011 Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Puji Astuti, S.Pd Khoiruddin