MANAJEMEN MUTU.ppt

23
MANAJEMEN MUTU MANAJEMEN MUTU

Transcript of MANAJEMEN MUTU.ppt

  • MANAJEMEN MUTU

  • PENGERTIANMutu merupakan suatu nilai tambah. Mutu tidak identik dengan kemewahan; oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk menjelaskan makna mutu yang bebas dari opini subjektif. Definisi mutu yang paling bermanfaat adalah yang dapat memenuhi persyaratan atas kebutuhan.Mutu dari suatu produk akan meliputi kumpulan dari sejumlah sifat-sifat yang saling berhubungan dari produk itu sendiri. Sifat-sifat tersebut meliputi kekuatan, dimensi tata wama, pengolahannya dan kemampuannya untuk memenuhi atau melebihi harapan konsumenPhilip Crosby (Rahman Prawira Amidjaja, 1985) juga mendefinisikan mutu sebagai pemenuhan tingkat standar yang ditentukan oleh para konsumen terhadap suatu barang atau jasa.

  • 1. Mutu terdiri dari sejumlah keistimewaan atau keung-gulan produk yang dapat memenuhi keinginan konsumen, yang pada akhimya dapat memberikan kepuasan atas penggunaan produk tersebut.2. Mutu terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan.

    Total Quality Management (TQM) Pertama kali diperkenalkan oleh bangsa barat, tetapi kemudian TQM ini dikembangkan kembali oleh bangsa Jepang dengan sebutan Total Quality Control (TQC). Perbedaan :Dalam TQC fokus diberikan pada pengendalian, sedangkan pada TQM fokus diberikan pada manajemen; yang harus dipahami adalah, TQC merupakan bagian TQM, dan ini dapat dibuktikan dengan fungsi pengendalian yang merupakan bagian dari fungsi manajemen.

  • Total Quality Management adalah suatu proses terkendali yang melibatkan orang, sistem dan alat-alat serta teknik-teknik pendukung. Dengan demikian Total Quality Management merupakan suatu agen perubahan yang menyiapkan suatu organisasi untuk berorientasi kepada kepentingan konsumen.Semua aktivitas organisasi harus berorientasikan kepada pelanggan untuk memenuhi mutu seperti apa yang diharapkan oleh mereka. Filosofi ini meliputi usaha meningkatkan mutu secara berkesinambungan pada seluruh level manajemen, seluruh struktur yang terdapat dalam organisasi. Fitosofinya sangat berhubungan dengan "human resources " dan nilai-nilai "human relation" , oleh karena itu Total Quality Management sangat menaruh perhatian pada masalah "human training". Total Quality Management tidak hanya mengandalkan inspeksi kualitas pada akhir proses, tetapi lebih menitik beratkan pada proses pembentukan mutu itu seadiri dengan cara mengeliminasi penyimpangan;sehingga fungsi kontrol merupakan kegiatan mutu yang saling berhubungan atau berkaitan antara fungsi-fungsi seluruh organisasi

  • Marshall Sashkin and Kenneth J. Kisser dalam bukunya Putting Total Quality Management to work (1993) menyebutkan bahwa kebudayaan atau. kebiasaan suatu organisasi didefinisikan dan didukung oleh pencapaian yang konstan pada kepuasan konsumen melalui sebuah sistem yang utuh integral yaitu alat-alat, teknik, dan pelatihan. Keterlibatan perbaikan yang berkelanjutan pada proses organisasi ini menghasilkan pelayanan dan produk yang berkualitas tinggi.

    Dari definisi-definisi tersebut di atas jelas terlihat bahwa. Total Quality Management merupakan suatu cara yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi harapan konsumen, dengan mengikutsertakan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, dalam usaha menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan konsumen dan dilakukan secara terus-menerus yang pada akhimya akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

    Total Quality Management merupakan suatu komitmen bersama dan seluroh karyawan yang ada di dalam perusahaan dalam wujud manajemen, untuk berusaha secara bersama-sama meningkatkan kinerja dan prestasi perusahaan secara terus-menerus, yang akan berdampak pada meningkatnya kualitas karyawan dan kualitas perusahaan secara keseluruhan (internal) serta dapat menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan harapan dari konsumen (ekstemal) dengan % berpedoman kepada prinsip-prinsip kebutuhan konsumen (Customer Satisfaction) usaha perbaikan proses produksi (Process Improvement) dan keterlibatan seluruh karyawan (Total Involvement).

  • Pada kenyataannya, sangat sulit untuk melaksanakan Total Quality Management agar sesuai dengan falsafah yang terkandung di dalatnnya, karena sering timbul perbedaan yang besar antara memahami pentingnya Total Quality Management secara teoretik dengan melaksanakannya dengan efektif.

    Hernaya (1994), di dalam perusahaan, manajer perlu melakukan dua hal yang memajukan manajemen mutu terpadu yaitu:

    1. Berpartisipasi di dalam kegiatan pemastian mutu. Kegiatan pemastian mutu ini meliputi identifikasi tuntutan mutu dari para konsumen, memenuhi tuntutan tersebut dan menghapuskan produk yang cacat.2. Ikut serta dalam manajemen praktis Total Quality Management secara berkala. Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) mencakup juga penentuan bagi kebijaksanaan perusahaan yang tegas serta menjamin bahwa setiap individu memahami kebijaksanaan tersebut, dan bekerja serta berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran yang dimaksud. Kebijaksanaan ini juga bertujuan untuk mencapai mutu produk yang bennutu tinggi (Quality), mengurangi biaya untuk mencapai mutu produk (Cost), serta memenuhi jadwal penyerahan (Delivery).

  • Unsur-unsur Filosofis Total Quality Management Armin Wdjaja Tungga (1993) dalam bukunya Manajemen Mutu Terpadu (1993:10) adalah:

    1. Standar Mutu yang Diperhatikan oleh PelangganMutu suatu produk atau jasa, dapat didefinisikan dalam mutu desainnya serta mutu dari kesesuaianya terhadap desain. Mutu disain merupakan nilai intern yang melekat pada produk di pasaran dan merupakan tingkat dari spesifikasi desain produk atau jasa.2. Hubungan antara Pemasok dan PelangganKenyataan pada saat ini, bahwa setiap karyawan yang berada di dalam suatu organisasi merupakan seorang pelanggan. Pelanggan yang demikian tersebut ada yang bersifat internal atau juga yang bersifat eksternal.3. Orientasi Pencegahan Istilah dari do it in right the first time merupakan dasar pemikiran orientasi dari kegiatan pencegahan. Suatu proyek akan dikatakan berhasil, apabila pihak manajemen perusahaan memperhatikan dan memberi perhatian terhadap motivasi dan kesadaran kerja para karyawan. Ada tiga sebab kesalahan kerja, yaitu kekurangan pengetahuan (lack of knowiedge), kekurangan fasilitas yang baik (lack of proper facilities), serta kurang perhatian (lack of proper attention). Dengan program pencegahan ini, diharapkan akan mengurangi biaya-biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan. Biaya-biaya operasional tersebut merupakan fungsi utama bagi departemen pengendalian mutu. Adapun asumsi dasar dalam menilai biaya-biaya operasional adalah faktor-faktor yang menyebabkannya, bukan pencegahan yang lebih murah serta performance yang dapat diukur.4. Mutu pada SumberMutu pada sumber berarti setiap karya\van adalah orang yang paling bertanggung jawab kepada hasil pekerjaan. Pandangan ini berusaha untuk mengubah bentuk tradisional yang ada, di mana hasil pekerjaan seorang karyawan dinilai langsung oleh seorang inspektur dari departemen mutu.5. Perbaikan yang BerkesinambunganMerupakan usaha yang terus-menenus untuk melakukan perbaikan dalam setiap bagian organisasi. Perbaikan yang berkesinambungan ini merupakan suatu filosofi manajemen. yang mendekatkan pada tantangan dari produk atau jasa, agar dapat memperbaiki prosesnya tanpa berakhir dalam mencapai suatu kemenangan.

  • Quality Control Circle (QCC)Gugus kendali mutu) sebagai Bagian dari Total Quality Management

    Bruce Brocka (1992) Gugus Kendali Mutu adalah sebuah tim atau grup kecil yang dibentuk dari pekerja-pekerja yang bertemu secara teratur untuk mengidentifikasikan masalah kualitas yang berhubungan dengan pekeriaan mereka sendiri, dan untuk menghasilkan pemecahan yang memungkinkan atas masalah tersebut.Pembentukan QCC ini merupakan keputusan manajemen, dan manajemen pula yang menentukan apakah kondisi perusahaan siap atau tidak untuk melaksanakan QCC tersebut Langkah pertama yang harus dilakukan manajemen apabila telah memutuskan QCC dapat dilaksanakan di perusahaan yang bersangkutan adalah mencari seorang fasilitator yang akan diserahkan tanggung jawab untuk mengembangkan QCC.

  • Karakteristik Total Quality Management 1. Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) harus mengikutsertakan seluruh karyawan dalam kegiatan perusahaan, yang dimulai dari manajemen puncak sampai para pelaksana yang paling bawah.2. Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) meliputi keseluruhan fungsi-fungsi manajemen dalam suatu unit usaha perusahaan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, serta faktor-faktor lain yang ada dalam perusahaan.3. Manajemen mutu terpadu ( Total Quality Management ) dapat juga mengikutsertakan dan melibatkan pihak luar yang memiliki hubungan usaha dengan perusahaan misalnya para pemasok dan para distributor.

  • Prinsip-prinsip Manajemen Mutu (The Principles of Quality Management) 1. Process oriented lebih mudah dilaksanakan dibandingkan dengan result oriented.Dengan menggunakan proces of oriented, kita dapat memperkirakan lebih awal suatu hasil yang teriadi dibandingkan dengan result oriented. Jadi, process oriented mengacu kepada kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan oleh perusahaan.2. Pelaksanaannya harus mengikutsertakan setiap karyawan.Pelaksanaan Total Quality Management harus mengikutsertakan seluruh karyawan tanpa terkecuali, karena program bersirat menyeluruh. Peranan dari para manajer puncak sangat besar untuk memberikan suatu contoh tindakan dan sikap, sehingga karyawan akan berusaha untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh manajer puncak.3. Komitmen dari manajer puncak.Hal ini berkaitan dengan keyakinan serta komitmen dari para pemimpin puncak kepada peningkatan yang terus-menerus. Yang juga harus diperhatikan adalah penurunan biaya, jadwal kegiatan, kepuasan konsumen, serta penghargaan kepada para pekerja, yang akan mendukung kegiatan ini.

  • 4. Komunikasi yang efektif baik komunikasi yang bersifat vertikal maupun komunikasi yang bersifat horizontal.Hal ini mengacu kepada, efektivitas arus distribusi informasi yang dapat disalurkan dan diterima oleh para pemimpin untuk mendukung terlaksananya program ini. Dalam hal ini, semua informasi yang diterima oleh perusahaan dalam rangka peningkatan mutu yang terus menerus, dianggap sangat penting, meskipun informasi itu diterima oleh bawahan sekalipun.5. Adanya peningkatan yang terus menerus dalam -hal proses dan produk, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Hal ini mengacu kepada, sasaran peningkatan pada semua aspek yang ada dalam perusahaan. Sasaran-sasaran tersebut diimplementasikan ke dalam suatu struktur, pendekatan disiplin yang akan meningkatkan setiap proses kegiatan.6. Perusahaan harus dapat merumuskan maksud dan arah kegiatan dengan tepat.Maksudnya adalah, adanya penetapan dasar-dasar bagi kegiatan yang dapat mengarahkan perusahaan dalam mencapai tujuannya, agar tidak menyimpang dari yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap maksud dan arah kegiatan perusahaan harus diketahui oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya, Faktor lain yang juga harus diperhatikan oleh perusahaan pada prinsip ini adalah, konsistensi kegiatan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

  • 7.Konsumen adalah raja.Hal ini berarti, yang dapat menentukan apakah perusahaan itu akan dapat berproduksi atau tidak adalah pennintaan dari konsumen. Untuk itu sebuah perusahaan-harus cermat dalam mengidentifikasi keinginan dan mewujudkan harapan konsumen serta menggunakan bentuk pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.8. Investasi dilakukan pada tenaga kerja. Investasi yang paling banyak untuk keberhasilan program perbaikan mutu adalah tenaga kerja. Hal ini dilakukan oleh perusahaan, dalam usaha mencari tenaga kerja yang mempunyai nilai tambah yang dapat menguntungkan perusahaan dalam pelaksanaan program Total Quality Management. Satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan-pendidikan serta pelatihan bagi para pegawai untuk memperluas wawasau karyawan dalam mendukung keberhasilan perusahaan.9.Mutu manajemen diawali dan diakhiri dengan training.Kegiatan pelatihan (training) yang dilakukan oleh perusahaan berasal dari gagasan para karyawan perusahaan itu sendiri. Hal ini, terjadi karena adanya , perbedaan pola pikir, dari setiap karyawan dalam memandang suatu bentuk permasalahan. Oleh karena itu, dengan adanya pelatihan (training) tersebut, diharapkan para manajer dapat mempersatukan pola pikir para karyawan sehingga tujuan yang heridak dicapai oleh perusahaan dapat tercapai dengan baik.10. Hanya melakukan kegiatan yang efektif untuk mencapai keberhasilan. Hal ini akan terwujud apabila para manajer dapat memberikan motivasi yang positif kepada bawahannya, sehingga para karyawan akan selalu bertanggung jawab kepada program-program yang dilaksanakan. Bentuk motivasi positif ini dapat menggunakan cara-cara seperti pemberian bonus kepada setiap karyawan yang berprestasi.

  • 11.Pentingnya peranan team-work.Tanpa adanya suatu team work, kualitas manajemen akan berakhir sebelum kegiatan itu sendiri dimulai. Suatu team work yang baik dibentuk berdasarkan kegiatan yang ada dalam perusahaan. Keuntungan yang akan didapat adalah ditemukannya kelemahan dengan cepat sehingga perusahaan dapat mengambil langkah tindakan cepat.12. Perusahaan bersama dari para manajer untuk menentukan tujuan perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar para manajer dapat berpartisipasi secara aktif untuk memmuskan tujuan dari perusahaan sebagai tanggung jawab mereka terhadap perusahaan.

    Joseph M. Juran dalam bukunya The Essence of Total Quality Management (1992), mengemukakan prinsip-prinsip manajemen mutu tersebut dapat diikhtisarkan sebagai berikut:a) Kesadaran dari para anggota manajemen untuk meningkatkan perbaikan mutu.b) Menetapkan maksud dan tujuan dari pelaksanaan program peningkatan mutu.c) Memantapkan keberadaan perusahaan, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan membentuk suatu badan standar mutu, yang berfungsi untuk mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi, mengadakan seleksi kegiatan-kegiatan yang ada serta membentuk team work dalam perusahaan.d) Mengadakan program pelatihan (training) untuk setiap karyawan.e) Melaksanakan suatu kegiatan atau aktivitas untuk mengatasi permasalahan yang adaf) Membuat laporan kemajuan kegiatan.g) Mengadakan evaluasi hasil kegiatan.h) Melaporkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan kepada manajemen perusahaan. i) Mengadakan tindak lanjut dari hasil evaluasi kegiatan.

  • Bruce Brocka dan Suzanne M. (1992) dalam buku Quality Management (1992), memaparkan prinsip manajemen mutu sebagai berikut : a) Komitmen manajemen terhadap program peningkatan mutu.b) Membentuk tim peningkatan mutu yang diwakili oleh setiap departemen perusahaan. c) Menetapkan cara, dalam usaha mengatasi masalah peningkatan mutu.d) Mengadakan evaluasi biaya mutu dan menjelaskan kegunaannya kepada perusahaan.e) Meningkatkan kesadaran dan perhatian kepada setiap karyawan terhadap program ini.f) Mengambil tindakan atau memperbaiki langkah dalam mengatasi masalah.g) Menetapkan suatu komite yang bertanggune jawab terhadap "zero defect".h) Mengadakan pelatihan karyawan di lingkungan perusahaan.i) Mempertahankan "zero defect day".j) Memotivasi setiap individu untuk meningkatkan kualitas, baik bagi diri mereka maupun bagi departemen tempat mereka berada. k) Memotivasi setiap karyawan perusahaan untuk mengadakan pertemuan dengan pihak manajemen perusahaan di dalam menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan peningkatan mutu. l)Adanya saling menghargai di antara para individu. m)Membentuk suatu badan mutu yang akan bertanegungjawab terhadap pelaksanaan suatu mutu untuk mengadakan komunikasi di antara para individu. n) Melaksanakan kegiatan peningkatan mutu.

  • Model Total Quality Management 1. Consumer's Focus (berfokus pada konsumen)2. Process Improvement (peningkatan proses)3. Total Improvement (keterlibatan total)

    Consumer's FocusKonsumen dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:1) Konsumen Internal, yaitu orang-orang yang berada dalam lingkungan perusahaan dan mempunyai pengaruh kepada performance pekerjaan. Orang seperti itu, ikut serta dalam suatu rangkaian proses atau turut membuat dan menambah nilai guna dari output yang dihasilkan.2) Konsumen Ekstemal, yaitu orang-orang yang berada di luar lingkungan perusahaan, dan membeli produk perusahaan. Konsumen Ekstemal adalah orang-orang yang membayar untuk menggunakan suatu produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.

  • Process Improvement Gabriel Pall menyatakan beberapa konsep penting yang berhubungan dengan perbaikan, baik dalam hal mutu produk maupun mutu manajemen, yaitu:a. KepemilikanYaitu dengan cara memberikan tanggung jawab untuk merancang, mengoperasikan serta memperbaiki suatu proses.b. Perencanaan Yaitu dengan cara membangun pendekatan yang terstruktur, untuk dapat memahami serta mendefinisikan dan mendokumentasikan semua komponen dokumen utama dalam proses. c. PengendalianYaitu keefektifan semua output. sehingga diharapkan dapat konsisten dengan harapan konsumen.d. PengukuranYaitu dengan membuat kriteria keakuratan dan ketepatan data konsumen.e. PerbaikanYaitu meningkatkan efektivitas proses dengan menanamkan secara permanen perbaikan-perbaikan yang telah dilaksanakan. f. OptimasiYaitu meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta produktivitas dengan cara menanamkan secara permanen perbaikan-perbaikan yang telah dilaksanakan.

  • Sebagai suatu proses, perbaikan mutu tentu akan menemukan berbagai hambatan yang harus dapat diminimalisasi oleh perusahaan. Seperti beberapa langkah yang harus dipertimbangkan pihak manajemen dalam memperbaikinya, yaitu:a. Mendefinisikan MasalahManajemen harus mengetahui apa saja yang menjadi hambatan dalam suatu prosesb.Mengidentifikasikan dan Dokumentasi ProsesDilakukan dengan cara mengidentifikasikan serta mendokumentasikan proses-proses yang akan terjadi, dengan memperhatikan hal-hal berikut ini: Mengidentifikasi siapa yang berperan dalam proses tersebut. Menginfonnasikan kepada setiap orang yang berperan dalam suatu proses, mengenai langkah-langkah yang harus diiakukan. Mengidentifikasikan semua langkah dalam proses yang kurang baik, serta menyediakan suatu kerangka kerja.c. Mengukur Hasil KerjaDilakukan dengan cara membuat tolak ukur, menentukan hasil kerja, dan tingkat kepuasan konsumen atas suatu mutu hasil kerja, kebutuhan konsumen, parameter-parameter proses maupun biaya-biaya mutu.d. Memahami KejadianJika terjadi penyimpangan, manajemen perusahaan hams dapat memahami latar belakang penyimpangan tersebut dan penyebab kejadian tersebut.

  • e. Mengembangkan dan Mencoba ide-ide yang ada Kemampuan manajemen untuk menghasilkan ide-ide baru yang mungkin digunakan dalam proses, yang mengeliminasi penyimpangan. .f. Menerapkan Pemecahan Masalah dan Mengevaluasinya.Kemampuan manajemen untuk membuat langkah-langkah dalam memecahkan suatu masalah, dengan data penyimpangan yang dimilikinya.

    Salah satu cara dalam perusahaan mengatasi memecahkan masalah adalah dengan Siklus PDCA pada umumnya dibagi menjadi empat (4) tahap yaitu:a. Plan (Merencanakan)Tahap ini dapat memberikan arah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kegiatan ini meliputi: menentukan sasaran kegiatan, memperkirakan masalah yang akan dihadapi, mencari penyebab masalah, serta menentukan tindak lanjut atas penemuan masalah tersebutb. Do (Melaksanakan)Tahap ini mengacu kepada pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan.c. Check (Memeriksa)Tahap ini mengarahkan selumh kegiatan kepada pemeriksaan pelaksanaan manajemen mutu terpadu yang dapat memberikan suatu jalan keluar kepada perusahaan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pemastian mutu, baik dalam hal mutu produk yang dihasilkan maupun kualitas karyawan yang dimiliki oleh perusahaan. d. Action (Bertindak)Tahap ini merupakan tahap tindak lanjut dari tahap yang ada sebelumnya, dimana perusahaan mengadakan evaluasi kegiatan dan menindaklanjuti hasil evaluasi.Aktivitas perbaikan mutu merupakan aktivitas yang berkelanjutan yang terdiri dari pengulangan siklus PDCA. Idealnya, perbaikan terns menerus pada akhimya akan mencapai sasaran yang diinginkan. Apabila sasaran yang diinginkan telah tercapai, maka perlu dilakukan standarisasi, tetapi bukan berarti aktivitas perbaikan mutu akan berhenti, karena itulah kita perlu memikirkan lagi bagaimana untuk proses perbaikan yang lebih baik selanjutnya.

    Konsep inilah yang dikenal dengan perbaikan tenis-menerus (KAIZEN). Siklus ini dapat dikembangkan menjadi suatu sistem yang dikenal dengan langkah pemecahan masalah.

  • Manfaat dari siklus PDCA dapat diikhtisarkan sebagai berikut:AProses pemecahan masalah yang menyediakan cara yang efektif. BMemberikan keyakinan terhadap verifikasi dan eliminasi kegagalan. CMemberikan implementasi pengendalian untuk memonitor dan mengelola proses yang telah diperbaiki.DMemberikan pelatihan dan dokumentasi proses yang baru. EMemberi keyakinan bahwa hal yang sama tidak terjadi lagi. FBaik manajer maupun penyelia dapat bekerjasama dengan baik.

    Total Involvement .Sebuah proses pemberian kekuasaan kepada anggota organisasi untuk membuat keputusan dan pemecahan masalah yang sesuai dengan tingkatan roereka dalam organisasi.Keterlibatan karyawan secara efektif dalam meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan, memerlukan hubungan yang baik antara para manajer dengan para karyawannya. Untuk mendukung hal itu, diperlukan gaya manajemen yang akan mendukung terciptanya management participative.

  • Kedelapan prinsip umum dari Total Quality Management itu adalah:a. Visi dan KomitmenManajemen dalam melakukan proses harus memiliki visi dan komitmen yang jelas. b. Mengeliminasi Rintangan Prinsip ini menghendaki adanya suatu kemampuan dari tingkat yang paling rendah untuk memecahkan suatu masalah. c. KomunikasiPrinsip ini menghendaki kedua jenis komunikasi yang ada, yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal agar diaktifkan seefektifmungkin. d. Pengukuran dan Evaluasi yang Berkelanjutan Prinsip ini menghendaki adanya evaluasi yang berkelanjutan, untuk dapat megidentifikasikan kebutuhan konsumen serta menggunakan secara tetap konsep feedback. e. Perbaikan yang BerkelanjutanPrinsip ini menghendaki adanya suatu usaha untuk mengadakan perbaikan yang berkelanjutan, agar kepuasan konsumen tercapai. f. Keterlibatan KonsumenPrinsip ini menghendaki adanya suatu sistem monitor yang berkelanjutan mengenai kebutuhan, keinginan, harapan dan yang tidak diinginkan oleh konsumen.g. Pemberian Kekuasaan.Prinsip ini menghendaki agar gaya kepemimpinan manajemen bersifat partisipatifsehingga karyawan terlibat secara aktif. h. PelatihanPrinsip ini menghendaki, agar kegiatan pelatihan harus tetap dilakukan secara terus-menerus di setiap departemen yang ada dalam perusahaan.

  • Manfaat dan Tujuan Penerapan Total Quality Managementadalah untuk menjamin kepemimpinan dengan menempatkan proses dan sistem yang meningkatkan keberhasilan perusahaan, mencegah kesalahan dan pemborosan usaha .dan meyakinkan hubungan dengan kebutuhan konsumen. Hal ini pada akhimya dapat menghasilkan kemampuan perusahaan untuk menyelenggarakan pnoduksinya secara kompetitif, tepat waktu, efisien dan efektif yang menjadi tujuan perusahaan.Manfaat utama dari TQM adalah sebagai berikut:a. Meningkatkan semangat kerja karyawanb. Meningkatkan efisiensi proses kerjac. Meningkatkan produktivitasd. Mengurangi persaingan antara karyawane. Meningkatkan mutu barang atau jasa yang dihasilkanf. Menurunkan hargag.Meningkatkan kepuasan konsumen h.Meningkatkan keuntungan perusahaan

  • Dukungan Sistem Informasi terhadap Manajemen Mutu

    sistem informasi perusahaan yang juga disebut CBIS (Computer Based Information System) menurut McLeod (1995) terdiri atas lima subsistem yaitu seperti sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen (terdiri atas sistem informasi manufaktur, sistem informasi marketing, sistem informasi keuangan dan sistem informasi sumber daya manusia), sistem pendukung keputusan, sistem otomatisasi kantor dan sistem pakar.SIM bertanggung jawab menyediakan informasi bagi para manajer di seluruh perusahaan dalam membentuk laporan periodik, laporan khusus, dan output dari model metematika.

  • Dukungan sistem informasi terhadap manajemen kualitas