manajemen mutu

10
NAMA : NABILA SOUZA NUGRAHA KELAS : C3 NPM : P23138112052 TUGAS MANAJEMEN MUTU Soal! Tugas: 1. Arti mutu pelayanan kesehatan dr bbrp sudut pandang: - Untuk Pasien dan Masyarakat - Untuk Petugas Kesehatan - Untuk Manajer dan Administrator - Bagi Yayasan atau pemilik rumah sakit 2. Dimensi mutu pelayanan kesehatan ( jelaskan ada 8). 3. Mutu pelayanan kesehatan dalam peraturan perundang-undangan. Jawaban: 1. Arti mutu pelayanan kesehatan Untuk pasien dan masyarakat Pasien/masyarakat (konsumen) melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan dan diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya atau

description

manajemen mutu kesehatan

Transcript of manajemen mutu

NAMA: NABILA SOUZA NUGRAHAKELAS: C3

NPM

: P23138112052

TUGAS MANAJEMEN MUTU

Soal!Tugas:

1. Arti mutu pelayanan kesehatan dr bbrp sudut pandang:

- Untuk Pasien dan Masyarakat

- Untuk Petugas Kesehatan

- Untuk Manajer dan Administrator

- Bagi Yayasan atau pemilik rumah sakit

2. Dimensi mutu pelayanan kesehatan ( jelaskan ada 8).

3. Mutu pelayanan kesehatan dalam peraturan perundang-undangan.

Jawaban:

1. Arti mutu pelayanan kesehatan

Untuk pasien dan masyarakat

Pasien/masyarakat (konsumen) melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan dan diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya atau meluas penyakitnya. Pandangan pasien ini sangat penting karena pasien yang merasa puas akan mematuhi pengobatan dan mau datang berobat kembali. Pemberi layanan harus memahami status kesehatan dan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat yang dilayaninya dan mendidik masyarakat tentang layanan kesehatan dasar dan melibatkan masyarakat dalam menentukan bagaimana cara yang paling efektif menyelenggarakan layanan kesehatan, sehingga diperlukan suatu hubungan yang saling percaya antara pemberi layanan kesehatan atau provider dengan pasien/masyarakat

Untuk petugas kesehatanPemberi layanan kesehatan (provider) mengaitkan layanan kesehatan yang bermutu dengan ketersediaan peralatan, prosedur kerja atau protokol, kebebasan profesi dalam melakukan setiap layanan kesehatan sesuai dengan teknologi kesehatan mutakhir, dan bagaimana keluaran (outcome) atau hasil layanan kesehatan tersebut. Komitmen dan motivasi pemberi layanan kesehatan bergantung pada kemampuannya dalam melaksanakan tugas dengan cara yang optimal. Profesi layanan kesehatan membutuhkan dan mengaharapkan adanya dukungan teknis, administratif, dan layanan pendukung lainnya yang efektif serta efisien dalam menyelenggarakan layanan kesehatan yang bermutu tinggi.

Untuk manajer dan administrator

Administrator walau tidak langsung memberikan layanan kesehatan pada masyarakat, ikut bertanggung jawab dalam masalah mutu layanan kesehatan. Administrator dapat menyusun prioritas dalam menyediakan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan pasien serta pemberi layanan kesehatan.

Bagi yayasan atau pemilik Rumah Sakit

Pemilik sarana layanan kesehatan berpandangan bahwa layanan kesehatan yang bermutu merupakan layanan kesehatan yang menghasilkan pendapatan yang mampu menutupi biaya operasional dan pemeliharaan, tetapi dengan tarif yang masih terjangkau oleh pasien/masyarakat, yaitu pada tingkat biaya yang tidak mendapat keluhan dari pasien dan masyarakat.

2. Dimensi Mutu Pelayanan

1. Kompetensi Teknis (Technical Competence) Keterampilan, kemampuan dan penampilan petugas, manajer dan staf pendukung dalam memberikan pelayanan kepada pasien sehingga menimbulkan kepuasan pasien. Kompetensi teknis berhubungan dengan bagaimana cara petugas mengikuti standar pelayanan yang telah ditetapkan 2. Akses terhadap pelayanan (Accessibility) Akses atau jalan dalam memberikan pelayanan kepada pasien tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial ekonomi, budaya, organisasi maupun hambatan yang terjadi karena perbedaan bahasa. a. Geografis Dalam hal ini keadaan geografis merupakan keadaan daerah yang akan mendapat pelayanan, dapat diukur dengan jenis tansportasi yang digunakan untuk menuju tempat pasien, jarak / jauh dan tidaknya tempat yang dituju, waktu perjalanan. b. Akses ekonomi Berkaitan dengan kemampuan memberikan pelayanan kesehatan yang pembiayaannya terjangkau pasien. Pelayanan yang diberikan memperhatikan keadaan ekonomi pasien, apabila pasien kurang mampu bukan berarti tidak diberikan pelayanan yang maksimal. Dalam hal ini yang dimaksud memberikan pelayanan kesehatan yang pembiayaan terjangkau yaitu pasien diberi jalan lain untuk tetap mendapat pelayanan kesehatan melalui bantuan misalnya dari pemerintah dengan menggunakan ASKESKIN c. Akses sosial atau budaya Berkaitan dengan diterimanya pelayana yang dikaitkan dengan nilai budaya, kepercayaan dan perilaku dari masyarakat setempat. d. Akses organisasi Berkaitan dengan sejauh mana pelayanan diatur untuk kenyamanan pasien, jam kerja klinik, waktu tunggu. e. Akses bahasa Pelayanan diberikan dalam bahasa atau dialek setempat yang dipahami pasien. 3. Efektifitas (Effectiveness) Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari efektifitas yang menyangkut norma pelayanan kesehatan dan petunjuk klinis sesuai dengan standar yang ada. 4. Hubungan Antar Manusia (Interpersonal Relation) Berkaitan dg interaksi antara petugas kesehatan dengan pasien, manajer dan petugas, dan antara tim kesehatan dengan masyarakat. 5. Efisiensi (Efficiency) Pelayanan yang efisien akan memberikan perhatian yang optimal daripada memaksimalkan pelayanan kepada pasien dan masyarakat. Petugas akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya yang dimiliki 6. Kelangsungan pelayanan (Continuity) Pasien akan menerima pelayanan yang lengkap yang dibutuhkan termasuk rujukan tanpa interupsi, berhenti atau mengulangi prosedur, diagnosa dan terapi yang tidak perlu. 7. Keamanan (Safety) Berarti mengurangi risiko cedera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang berkaitan dengan pelayanan.

8. Kenyamanan (Amnieties) Berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan langsung dengan efektifitas klinis, tetapi dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan bersedianya untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh pelayanan berikutnya (L.D. Brown et al, op.cit., hlm 2-6).

Quiz :

1. Jelaskan konsep PDCA secara lengkap.2. Jelaskan apa yg dimaksud dgn Kaizen3. Jelaskan ciri khas dari kaizen4. Jelaskan kunci pelaksanaan kaizen5. Apa yg dimaksud dng re-engineering dan apa yg dimaksud dgn benchmarking.

6. Jelaskan pengertian JIT.7. Sebutkan 7 jenis pemborosan dlm JIT.8. Jelaskan konsep dasar pelaksanaan JIT9. Sebutkan 4 konsep pokok yg hrs dipenuhi dlm melaksanakan JIT10. Apa yg dimaksud dgn kanban dalam JIT Jawab:

1. P (Plan = Rencanakan)Artinya merencanakan SASARAN (GOAL=TUJUAN) dan PROSES apa yang

dibutuhkan untuk menentukan hasil yang sesuai dengan SPESIFIKASI tujuan yang ditetapkan. D (Do = Kerjakan)Artinya MELAKUKAN perencanaan PROSES yang telah ditetapkan sebelumnya. Ukuran-ukuran proses ini juga telah ditetapkan dalam tahap PLAN. Dalam konsep DO ini kita harus benar-benar menghindari penundaan, semakin kita menunda pekerjaan maka waktu kita semakin terbuang dan yang pasti pekerjaan akan bertambah banyak..C (Check = Evaluasi)Artinya melakukan evaluasi terhadap SASARAN dan PROSES serta melaporkan apa saja hasilnya. Kita mengecek kembali apa yang sudah kita kerjakan, sudahkah sesuai dengan standar yang ada atau masih ada kekurangan.A (Act = Menindaklanjuti)Artinya melakukan evaluasi total terhadap hasil SASARAN dan PROSES dan menindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah kita kerjakan masih ada yang kurang atau belum sempurna, segera melakukan action untuk memperbaikinya. Proses ACT ini sangat penting artinya sebelum kita melangkah lebih jauh ke proses perbaikan selanjutnya.2. Kaizen(?)merupakan istilah dalam bahasa Jepang yang bermakna "perbaikan berkesinambungan".Filsafatkaizen berpandangan bahwa hidup kita hendaknya fokus pada upaya perbaikan terus-menerus.Pada penerapannya dalam perusahaan, kaizen mencakup pengertian perbaikan berkesinambungan yang melibatkan seluruh pekerjanya, darimanajementingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.3. Ciri khas Kaizen: Berorientasi pada pelanggan. Pengendalian mutu secara menyeluruh (Total Quality Management) Robotik Gugus kendali mutu System saran Otomatisasi Displin ditempat kerja Pemeliharan produktiftas Kanban (tempat kerja) Penyempurnaan dan perbaikan mutu Tepat waktu Tanpa cacat Kegiatan kelompok kecil Hubungan kerjasama antara manajer dan karyawan Pengembangan produk baru4. Kunci pelaksanaan Kaizen1) Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan pelanggan.2) Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size) 3) Menghilangkan pemborosan 4) Memperbaiki aliran produksi

Penataan produksi dilakukan dengan berpedoman pada lima disiplin di tempat kerja yaitu 5-S yang antara lain : Seiri atau pemilahan yaitu disiplin ditempat kerja dengan cara melakukan pemisahan berbagai alat atau komponen ditempat masing-masing sehingga untuk mencarinya nanti bila diperlukan akan lebih mudah. Seiton atau penataan yaitu disiplin ditempat kerja dengan melakukan penyimpanan fungsional dan membuang waktu untuk mencari barang. Seiso atau pembersihan yaitu disiplin ditempat kerja dengan melakukan pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat kebersihan. Seiketsu atau pemantapan/perawatan yaitu manajemen visual dan pemantapan 5-S seperti pemberian tanda, pengumuman, label, pengaturan kabel, kode, dsb. Shitsuke atau pembiasaan yaitu pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang berdisiplin.

5) Menyempurnakan kualitas produk 6) Orang-orang yang tanggap 7) Menghilangkan ketidakpastian dengan Pemasok8) Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang. 5. reengineering yaitu mengadakan perombakan proses bisnis secara total sampai keakar-akarnya dan system ini diciptakan Amerika untuk mengejar ketinggalannya dari Jepang yang pernah dibantu ekonominya, baru kalau perombakan ini telah dilakukan maka pemeliharaan dan peningkatan secara terus menerus dan berkesinambungan dapat dilaksanakanbenchmarking yaitu cara untuk mengadakan perbaikan dengan meniru praktek bisnis terbaik dikelasnya, baik untuk produksi, jasa maupun proses dan sistemnya.6. Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen.Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan.

Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan.

Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-komponen lainnya

7. 7 jenis pemborosan

Over produksiWaktu menungguTransportasiPemrosesanTingkat persediaan barangGerakCacat produksi 8. Konsep dasar JIT adalah suatu metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan perubahan permintaan, dengan cara membuat semua proses dapat menghasilkan produk yang diperlukan, pada waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan 9. Terdapat empat konsep pokok yang harus dipenuhi dalam melaksanakan Just In Time (JIT):1) Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.2) Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.3) Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan.4) Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan10. Kanban berasal dari bahasa Jepang yang artinya Signboard. Kanban ini adalah satu tool yang dipakai untuk menjalankan Just In Time. Kanban merupakan system scheduling yang mentrigger untuk memproduksi barang dan berapa banyak yang akan diproduksi. Jadi bukan merupakan system untuk mengkontrol jumlah inventory. Kanban menjadi tool yg efektif untuk mendukung jalannya system produksi secara keseluruhan.