Manajemen Mutu Pangan.pdf

46
MANAJEMEN MUTU MANAJEMEN MUTU PANGAN PANGAN Oleh Prof Dr . Ir. Posman Sibuea BAHAN KULIAH DI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN UNIKA SANTO THOMAS DAN FKM USU 2012 Prof Dr . Ir. Posman Sibuea JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIKA SANTO THOMAS SUMATERA UTARA

Transcript of Manajemen Mutu Pangan.pdf

Page 1: Manajemen Mutu Pangan.pdf

MANAJEMEN MUTU MANAJEMEN MUTU PANGANPANGAN

Oleh

Prof Dr. Ir. Posman Sibuea

BAHAN KULIAH DI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN UNIKA SANTO THOMAS DAN FKM USU

2012

Prof Dr. Ir. Posman Sibuea

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIKA SANTO

THOMAS SUMATERA UTARA

Page 2: Manajemen Mutu Pangan.pdf

PENDAHULUANPENDAHULUAN

�� Tingkat persaingan produk pertanian di pasar global Tingkat persaingan produk pertanian di pasar global

sangat tinggi dan membutuhkan persyaratan ketat. sangat tinggi dan membutuhkan persyaratan ketat.

�� Kunci keberhasilan untuk meningkatkan daya saing: Kunci keberhasilan untuk meningkatkan daya saing:

memperbaiki kualitas produk untuk memenuhi memperbaiki kualitas produk untuk memenuhi

standar permintaan negara tujuan ekspor. standar permintaan negara tujuan ekspor. standar permintaan negara tujuan ekspor. standar permintaan negara tujuan ekspor.

�� Kasus penolakan produk Indonesia di pasar Kasus penolakan produk Indonesia di pasar

Amerika Serikat, 80 persen di antaranya merupakan Amerika Serikat, 80 persen di antaranya merupakan

produk pertanian. Alasan penolakan itu adalah produk pertanian. Alasan penolakan itu adalah

proses produksi tidak memenuhi standar. proses produksi tidak memenuhi standar.

Page 3: Manajemen Mutu Pangan.pdf

PENDAHULUANPENDAHULUAN

�� Hambatan nontarif, seperti syarat prinsipHambatan nontarif, seperti syarat prinsip--prinsip prinsip budidaya pertanian yang baik, dipakai oleh budidaya pertanian yang baik, dipakai oleh negara maju untuk menghambat perdagangan negara maju untuk menghambat perdagangan komoditas pertanian.komoditas pertanian.komoditas pertanian.komoditas pertanian.

�� Persyaratan mutu, keamanan pangan, sanitary Persyaratan mutu, keamanan pangan, sanitary dan phytosanitary menjadi persyaratan yang dan phytosanitary menjadi persyaratan yang tidak bisa ditawar lagi tidak bisa ditawar lagi

�� Petani kini berada di Pusaran Arus Pasar BebasPetani kini berada di Pusaran Arus Pasar Bebas

Page 4: Manajemen Mutu Pangan.pdf
Page 5: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Sistem Manajemen Pengawasan Mutu PanganSistem Manajemen Pengawasan Mutu Pangan

�� Tujuan utama Sistem Manajemen Pengawasan Mutu Pangan Tujuan utama Sistem Manajemen Pengawasan Mutu Pangan

adalah untuk mencapai keamanan panganadalah untuk mencapai keamanan pangan

�� Sistem Manajemen Pengawasan Mutu Pangan juga memiliki Sistem Manajemen Pengawasan Mutu Pangan juga memiliki

tujuan ekonomi untuk menciptakan dan mempertahankan tujuan ekonomi untuk menciptakan dan mempertahankan

keberlanjutan produksi dan pengolahan pangan :keberlanjutan produksi dan pengolahan pangan :

-- menjamin praktekmenjamin praktek--praktek perdagangan yang adilpraktek perdagangan yang adil-- menjamin praktekmenjamin praktek--praktek perdagangan yang adilpraktek perdagangan yang adil

-- mengembangkan sektor pangan secara ilmiah dan mengembangkan sektor pangan secara ilmiah dan

profesionalprofesional

-- mencegah kehilangan yang dapat dihindari dan mencegah kehilangan yang dapat dihindari dan melestarikan melestarikan

sumberdaya alam; dansumberdaya alam; dan

-- mempromosikan perdagangan ekspor negara mempromosikan perdagangan ekspor negara

Page 6: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Keterkaitan Manajemen Mutu pada Berbagai Kegiatan Keterkaitan Manajemen Mutu pada Berbagai Kegiatan

Ekonomi dan Kehidupan MasyarakatEkonomi dan Kehidupan Masyarakat

Industri sarana

Produksi bahan pangan

Industri pengolaha

n

Konsumsi

Pemasaran

MANAJEMEN MUTU PANGAN

Motivasi ekonomi

Kebijakan pemerintah

Kebutuhan masyarakat

Page 7: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Sistem atau Lingkaran MutuSistem atau Lingkaran Mutu

Konsumen/ pelanggan

Procurement

Pemasaran dan penelitian pasar

Pembuangan purna pakai

Rancangan dan pengembangan

Rancangan/spesifikasi rekayasa dan pengem-bangan mutu

Bantuan teknis dan pemeliharaan

pelanggan

Produsen/pemasok

Rancangan dan pengembangan proses rekayasa & pengembngan mutu

Produksi

Inspeksi dan pengujian

Pemasaran dan penyimpanan

Penjualan dan distribusi

Instalasi & operasi

Gambar 1. Sistem Mutu atau Lingkaran Mutu

Page 8: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Plan

Nature of The ActivitiesQuality Assurance; Planning, Control and Improvement

Do

Check

Action

Page 9: Manajemen Mutu Pangan.pdf

DefinisiDefinisi

�� Mutu adalah kondisi tertentu yang membedakan Mutu adalah kondisi tertentu yang membedakan produk satu dengan lainnya, terutama yang produk satu dengan lainnya, terutama yang berhubungan dengan daya terima dan kepuasan berhubungan dengan daya terima dan kepuasan konsumen (Kramer dan Twigg, 1970). konsumen (Kramer dan Twigg, 1970). konsumen (Kramer dan Twigg, 1970). konsumen (Kramer dan Twigg, 1970).

�� Mutu akan sangat dipengaruhi oleh individu Mutu akan sangat dipengaruhi oleh individu konsumen (preferensi)konsumen (preferensi)

�� Mutu buah dan sayuran juga akan sangat Mutu buah dan sayuran juga akan sangat dipengaruhi oleh kegunaan akhirnya. dipengaruhi oleh kegunaan akhirnya.

Page 10: Manajemen Mutu Pangan.pdf

PengertianPengertian

�� Pengertian mutu buah dan sayuran bisa mencakup Pengertian mutu buah dan sayuran bisa mencakup

pengertianpengertian-- pengertian seperti mutu pasar (market pengertian seperti mutu pasar (market

quality), dessert quality, nutritional quality, table quality), dessert quality, nutritional quality, table

quality, edible quality, shipping quality, dan lain quality, edible quality, shipping quality, dan lain

lain.lain.lain.lain.

�� Upaya pemerintah melindungi konsumen dari Upaya pemerintah melindungi konsumen dari

konsumsi produk buah murah, berkualitas rendah, konsumsi produk buah murah, berkualitas rendah,

dan membahayakan kesehatan mendapat dan membahayakan kesehatan mendapat

tantangan keras dari negaratantangan keras dari negara--negara pengekspor negara pengekspor

buah. buah.

Page 11: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Dua macam kriteria mutu Dua macam kriteria mutu

��Mutu eksternal Mutu eksternal

��Mutu internal Mutu internal ��Mutu internal Mutu internal

Page 12: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Mutu eksternalMutu eksternal�� Kriteria mutu yang dapat diindera, dilihat dan Kriteria mutu yang dapat diindera, dilihat dan diraba, tanpa harus dirasa (di”cicip”) oleh diraba, tanpa harus dirasa (di”cicip”) oleh konsumen. konsumen.

�� Warna, bentuk, bau, aroma, dan keutuhan. HalWarna, bentuk, bau, aroma, dan keutuhan. Hal--�� Warna, bentuk, bau, aroma, dan keutuhan. HalWarna, bentuk, bau, aroma, dan keutuhan. Hal--hal tersebut sangat berperanan buat konsumen hal tersebut sangat berperanan buat konsumen untuk menentukan keputusannya, membeli atau untuk menentukan keputusannya, membeli atau tidak. tidak.

Page 13: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Mutu eksternalMutu eksternal�� Hasil survei yang dilakukan di AS menunjukkan Hasil survei yang dilakukan di AS menunjukkan bahwa 94% dari responden menyatakan bahwa bahwa 94% dari responden menyatakan bahwa penampakan buah dan sayuran sebagai kriteria penampakan buah dan sayuran sebagai kriteria utama dalam menentukan mutu. utama dalam menentukan mutu. utama dalam menentukan mutu. utama dalam menentukan mutu.

�� Kreteria mutu eksternal merupakan faktor yang Kreteria mutu eksternal merupakan faktor yang penting bagi konsumen untuk menentukan penting bagi konsumen untuk menentukan pilihannya dan mengambil keputusan untuk pilihannya dan mengambil keputusan untuk membeli. membeli.

Page 14: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Mutu internal Mutu internal �� Cita rasa, tekstur dan “mouthfeel”, serta Cita rasa, tekstur dan “mouthfeel”, serta jumlah/kuantitas, komposisi dan kelengkapan jumlah/kuantitas, komposisi dan kelengkapan zatzat-- zat gizi yang ada di dalamnya zat gizi yang ada di dalamnya

�� Hanya dapat dideteksi setelah konsumen Hanya dapat dideteksi setelah konsumen �� Hanya dapat dideteksi setelah konsumen Hanya dapat dideteksi setelah konsumen mencicipi produk mencicipi produk

�� Kesan mutu yang diperoleh oleh konsumen Kesan mutu yang diperoleh oleh konsumen setelah proses pencicipan ini sering disebut setelah proses pencicipan ini sering disebut “edible quality”. “edible quality”.

Page 15: Manajemen Mutu Pangan.pdf

KRITERIA MUTU PADA BUAH DAN SAYURAN

Page 16: Manajemen Mutu Pangan.pdf

KRITERIA MUTU PADA BUAH DAN SAYURANKRITERIA MUTU PADA BUAH DAN SAYURAN

�� Tingkat kepentingan masing masing kriteria mutu Tingkat kepentingan masing masing kriteria mutu

yang disajikan pada Tabel sangat tergantung pada yang disajikan pada Tabel sangat tergantung pada

macam buahmacam buah--buahan serta sayuran dan kegunaan buahan serta sayuran dan kegunaan

khususnya. khususnya.

�� Berbagai komponen dan kriteria mutu tersebut Berbagai komponen dan kriteria mutu tersebut

sering digunakan untuk keperluan standarisasi sering digunakan untuk keperluan standarisasi

dan grading, pemuliaan (dalam kegiatan pra dan grading, pemuliaan (dalam kegiatan pra

panen), serta digunakan untuk keperluan evaluasi panen), serta digunakan untuk keperluan evaluasi

atas berbagai perlakuan dalam penanganan, dan atas berbagai perlakuan dalam penanganan, dan

pengolahan. pengolahan.

Page 17: Manajemen Mutu Pangan.pdf

KRITERIA MUTU PADA BUAH DAN SAYURANKRITERIA MUTU PADA BUAH DAN SAYURAN

1.1. Mutu penampakan (visual)Mutu penampakan (visual)

2.2. Mutu tekstur (mouthfeel)Mutu tekstur (mouthfeel)

3.3. Mutu flavorMutu flavor3.3. Mutu flavorMutu flavor

4.4. Nilai giziNilai gizi

Page 18: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Mutu penampakan (visual)Mutu penampakan (visual)

1.1. UkuranUkuran

2.2. BentukBentuk

3.3. WarnaWarna

4.4. Kondisi (ada/tidak adanya cacat atau Kondisi (ada/tidak adanya cacat atau

kerusakan)kerusakan)

Page 19: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Mutu tekstur (mouthfeel)Mutu tekstur (mouthfeel)

1.1. Kekerasan (hardness dan firmness), Kekerasan (hardness dan firmness),

keempukan dan kerenyahan.keempukan dan kerenyahan.

2.2. Kealotan (Toughness dan fibrousness)Kealotan (Toughness dan fibrousness)

KesegaranKesegaran3.3. KesegaranKesegaran

Page 20: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Mutu flavorMutu flavor

1.1. KemanisanKemanisan

2.2. KemasamanKemasaman

3.3. Tingkat rasa sepat dan rasa Tingkat rasa sepat dan rasa 3.3. Tingkat rasa sepat dan rasa Tingkat rasa sepat dan rasa pahit.pahit.

4.4. AromaAroma

Page 21: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Nilai giziNilai gizi

�� Mutu gizi, berupa kadar karbohidrat, serat Mutu gizi, berupa kadar karbohidrat, serat

kasar, lemak, protein, vitamin, dan mineral kasar, lemak, protein, vitamin, dan mineral

bisa diukur dengan berbagai metode. Untuk bisa diukur dengan berbagai metode. Untuk

yang berminat disarankan untuk mencari yang berminat disarankan untuk mencari yang berminat disarankan untuk mencari yang berminat disarankan untuk mencari

referensi dari buku buku analisa pangan referensi dari buku buku analisa pangan

yang banyak tersedia.yang banyak tersedia.

Page 22: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Isu Keamanan PanganIsu Keamanan Pangan

" .... access to nutritionally adequate and SAFE food is a right of each individual.

Recognized by the FAO/WHO International Conference on Nutrition (ICN), Rome, 1992

Page 23: Manajemen Mutu Pangan.pdf
Page 24: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Safety Within the Food Supply Chain“from farm to table”

Page 25: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Beragam jenis pangan yang beredarBeragam jenis pangan yang beredar

Pangan segar, olahan dan siap sajiPangan segar, olahan dan siap saji

Di pasar swalayan, tradisional, dan pinggir jalan

Di pasar swalayan, tradisional, dan pinggir jalan

PRODUSEN, IMPORTIR, PRODUSEN, IMPORTIR, DISTRIBUTOR, PERITEL, DISTRIBUTOR, PERITEL, JASABOGAJASABOGA

PRODUSEN, IMPORTIR, PRODUSEN, IMPORTIR, DISTRIBUTOR, PERITEL, DISTRIBUTOR, PERITEL, JASABOGAJASABOGA

The image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and then insert it again.

KONSUMENKONSUMENKONSUMENKONSUMEN

The image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and then insert it again.

Page 26: Manajemen Mutu Pangan.pdf
Page 27: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Kelompok Jenis Bahan Kimia Contoh

Terbentuk secara alami

Mikotoksin,Skrombotoksin, Toksin jamur & kerang, Alkaloid pirolizidin, Fitohemaglutinin, PCB (polychlorinated biphenyl)

Aflatoksin, okratoksin,

zearalenon

Histamin

Amatoksin, palotoksin

Toksin paralitik, toksin

diare, neurotoksin,

toksin amnestik

Ditambahkan secara sengaja atau tidak sengaja

Bahan kimia pertanian

Logam/benda berbahaya

Bahan tambahan (terlarang

atau melebihi batas)

Bahan bangunan & sanitasi,

Pengawet

Pestisida, fungisida,

pupuk, insektisida,

aldrin, antibiotik,

hormon pertumbuhan,

fertilizer

Pb, Zn, As, Hg, Sianida

Pewarna (amarant,

methanil yellow,

rhodamin B)

Lubrikan, sanitizer,

pelapis

Nitrit, formalin, boraks

Page 28: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Sistem Keamanan Sistem Keamanan Pangan :Pangan :

�� lintas sektor lintas sektor ((team approachteam approach))

Supply of Ag/Food Industry InputSupply of Ag/Food Industry Input

Produksi PrimerProduksi Primer

Pengolahan Pangan PrimerPengolahan Pangan Primer

Pengolahan Pangan SekunderPengolahan Pangan Sekunder

Sistim Pangan Nasional

IMPOR EKSPOR

((team approachteam approach))

�� from farm to from farm to tabletable

DistribusiDistribusi

Ritel, Ritel, Jasaboga, dllJasaboga, dll

Konsumsi Rumah TanggaKonsumsi Rumah Tangga

Page 29: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Manajemen Keamanan PanganManajemen Keamanan Pangan

Food Safety Control/Risk Management:

high level, generic

policy bases guidance

specific standards, criteria

Tingkat Negara

StandardsStandards

PolicyPolicy

Management systemsManagement systems

Food safetyFood safety

Tingkat operasi Hazard Control/Food Chain Management:

local, specific management at supply chain level

Page 30: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Pendekatan dalam Penyusunan Pendekatan dalam Penyusunan

Kebijakan Keamanan PanganKebijakan Keamanan Pangan

�� Intense international effort to Intense international effort to

develop risk management develop risk management

approaches in a framework approaches in a framework

called Risk Analysis to called Risk Analysis to WTOWTO

RARA

Risk Analysis

further optimize food safety further optimize food safety

managementmanagement

–– CodexCodex

–– FAOFAO

–– WHOWHO

–– National GovernmentsNational Governments GHPs/GMPs/GAPsGHPs/GMPs/GAPs

HACCPHACCP

WTOWTO

Page 31: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Risk Analysis (Analisis Risiko)Risk Analysis (Analisis Risiko)

Risk Analysis adalah perangkat manajemen untuk

lembaga pemerintah untuk menetapkan tingkat

perlindungan kesehatan masyarakat dan

menetapkan panduan untuk menjamin suplai

pangan yang aman

Tujuan Tujuan Risk AnalysisRisk Analysis adalah untuk memberikan standar adalah untuk memberikan standar

global untuk menginterpretasikan keterimaan suatu risiko global untuk menginterpretasikan keterimaan suatu risiko

dalam pangan yang mungkin terpadar pada konsumendalam pangan yang mungkin terpadar pada konsumen

pangan yang aman

(Adapted from Codex 1997)

Page 32: Manajemen Mutu Pangan.pdf

PRINSIP HACCPPRINSIP HACCP

1.1. Identifikasi bahayaIdentifikasi bahaya

2.2. Penetapan CCPPenetapan CCP

3.3. Penetapan batas / limit kritisPenetapan batas / limit kritis

4.4. Pemantauan CCPPemantauan CCP4.4. Pemantauan CCPPemantauan CCP

5.5. Tindakan koreksi thd Tindakan koreksi thd penyimpanganpenyimpangan

6.6. VerifikasiVerifikasi

7.7. DDokumentasiokumentasi

Page 33: Manajemen Mutu Pangan.pdf
Page 34: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Sistem Berbagai LembagaSistem Berbagai Lembaga

�� Pengawasan dilakukan secara sektoral Pengawasan dilakukan secara sektoral

�� Ada berbagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap Ada berbagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap

pengawasan panganpengawasan pangan

�� Pengawasan dilakukan terpecahPengawasan dilakukan terpecah--pecah oleh lembaga pecah oleh lembaga

pemerintah seperti Kementrian Kesehatan, Kementrian pemerintah seperti Kementrian Kesehatan, Kementrian

Pertanian, Kememtrian Keuangan,Kementrian Lingkungan, Pertanian, Kememtrian Keuangan,Kementrian Lingkungan, Pertanian, Kememtrian Keuangan,Kementrian Lingkungan, Pertanian, Kememtrian Keuangan,Kementrian Lingkungan,

Kementrian Perdagangan dan Perindustrian, Kementerian Kementrian Perdagangan dan Perindustrian, Kementerian

Pariwisata dan tanggung jawab masingPariwisata dan tanggung jawab masing--masing lembaga ini masing lembaga ini

ditetapkan meskipun bisa sangat berbeda.ditetapkan meskipun bisa sangat berbeda.

�� Kurang koordinasi secara keseluruhan di tingkat nasionalKurang koordinasi secara keseluruhan di tingkat nasional

�� Sering terjadi kebingungan tentang ranah wewenang yang hasil Sering terjadi kebingungan tentang ranah wewenang yang hasil

akhirnya adalah kinerja yang tidak efisien.akhirnya adalah kinerja yang tidak efisien.

Page 35: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Sistem Lembaga TunggalSistem Lembaga Tunggal�� Konsolidasi semua tanggung jawab untuk melindungi kesehatan Konsolidasi semua tanggung jawab untuk melindungi kesehatan masyarakat dan keamanan pangan ke dalam satu lembaga masyarakat dan keamanan pangan ke dalam satu lembaga pengawasan pangan tunggal dengan tugas atau mandat yang jelas pengawasan pangan tunggal dengan tugas atau mandat yang jelas adalah sistem yang sangat baik adalah sistem yang sangat baik

�� Keuntungan dengan adanya lembaga tunggal adalah : Keuntungan dengan adanya lembaga tunggal adalah :

-- Penerapan yang konsisten tentang prosedurPenerapan yang konsisten tentang prosedur--prosedur prosedur perlindunganperlindungan

-- Kemampuan untuk bertindak secara cepat untuk melindungi Kemampuan untuk bertindak secara cepat untuk melindungi konsumenkonsumenkonsumenkonsumen

-- Meningkatnya efisiensi biaya dan penggunaan sumberdaya dan Meningkatnya efisiensi biaya dan penggunaan sumberdaya dan keahlian yang lebih efektif keahlian yang lebih efektif

-- Harmonisasi standar pangan Harmonisasi standar pangan

-- Kemampuan untuk merespon secara cepat tantanganKemampuan untuk merespon secara cepat tantangan--tantangan tantangan baru yang muncul dan kebutuhanbaru yang muncul dan kebutuhan--kebutuhan domestic serta kebutuhan domestic serta pedagangan internasional pedagangan internasional

-- Adanya pelayanan yang lebih singkat dan efisien sehingga Adanya pelayanan yang lebih singkat dan efisien sehingga menguntungkan industri dan perdagangan menguntungkan industri dan perdagangan

�� Secara historis dan politis sukar dilaksanakanSecara historis dan politis sukar dilaksanakan

Page 36: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Sistem Pengawasan TerpaduSistem Pengawasan Terpadu

�� Sistem pengawasan pangan terpadu menunjukkan adanya Sistem pengawasan pangan terpadu menunjukkan adanya keinginan kuat untuk mencapai kolaborasi dan koordinasi keinginan kuat untuk mencapai kolaborasi dan koordinasi diantara lembaga yang efektif di sepanjang rantai pangan diantara lembaga yang efektif di sepanjang rantai pangan dari hulu sampai ke hilir . dari hulu sampai ke hilir .

�� Umumnya, pengorganisasian suatu system pengawasan Umumnya, pengorganisasian suatu system pengawasan pangan terpadu memiliki beberapa tingkat operasi : pangan terpadu memiliki beberapa tingkat operasi :

Tingkat 1: Formulasi kebijakan, kajian dan Tingkat 1: Formulasi kebijakan, kajian dan Tingkat 1: Formulasi kebijakan, kajian dan Tingkat 1: Formulasi kebijakan, kajian dan manajemen risiko, dan pengembangan manajemen risiko, dan pengembangan standar & peraturan standar & peraturan

Tingkat 2: Koordinasi kegiatan pengawasan, Tingkat 2: Koordinasi kegiatan pengawasan, pemantauan dan audit pemantauan dan audit

Tingkat 3: Inspeksi dan penindakanTingkat 3: Inspeksi dan penindakan (enforcement)(enforcement)..

Tingkat 4: Pendidikan dan pelatihanTingkat 4: Pendidikan dan pelatihan

Page 37: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Food Adulteration di Indonesia

1. Kasus formalin yang dijadikan pengawet (Kompas, 27 Desember 2005)

� Landasan berdasarkan definisi :

Federal Food, Drug, and Cosmetic Act ,produk pangan yang mengandung bahan yang dapat

membahayakan, menyebabkan masalah kesehatan

� Melanggar peraturan :

• UU Pangan No 7 tahun 1996

• PP No. 28/2004

• Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

membahayakan, menyebabkan masalah kesehatan

Page 38: Manajemen Mutu Pangan.pdf
Page 39: Manajemen Mutu Pangan.pdf

2. Kasus Beras Oplosan Membuat Konsumen Membayar Lebih Mahal (www.CBNportal.com, 7 Mei 2007)

� Landasan definisi berdasarkan :

G. W. Wigner of England “If any substance, or any substances, has, or have been mixed with it, so as to reduce, or lower, or injuriously affect its quality, streght, purity, or true value.”

� beras oplosan → pemalsuan pelabelan beras : beras yang terdapat dalam karung tidak beras yang terdapat dalam karung tidak sesuai dengan yang disebutkan pada labelnya

→ misalnya beras bulog atau raskin dioplos kemudian dijual dengan harga mahal

� Hasil penelitian Nugraha Edhi Suyatma, PhD, DR.Ir.Dede R.Adawiyah, Msi :

dari 9 merek beras Pandan Wangi yang beredar di

pasaran → rata-rata kandungan Pandan Wanginya hanya sekitar 25-30 % (range 0-49%)

Page 40: Manajemen Mutu Pangan.pdf

� Alasan : faktor ekonomi

Pandan Wangi

trademark good image

+ Beras lain

Murah

Beras Pandan Wangi

klaim

beras murah harga tinggi (beras oplosan)

Page 41: Manajemen Mutu Pangan.pdf
Page 42: Manajemen Mutu Pangan.pdf
Page 43: Manajemen Mutu Pangan.pdf

Kompas, Sabtu, 5 Agustus 2007Kompas, Sabtu, 5 Agustus 2007

Page 44: Manajemen Mutu Pangan.pdf

KESIMPULANKESIMPULAN

�� Konsumen mempunyai hak atas keamanan untuk Konsumen mempunyai hak atas keamanan untuk produk pertanian dan pangan. Ini diatur dalam pasal 4 produk pertanian dan pangan. Ini diatur dalam pasal 4 UndangUndang--Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Hal senada disebutkan UU Perlindungan Konsumen. Hal senada disebutkan UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan PP No. 28 No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan PP No. 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan Pangan, Mutu dan Tahun 2004 Tentang Keamanan Pangan, Mutu dan Tahun 2004 Tentang Keamanan Pangan, Mutu dan Tahun 2004 Tentang Keamanan Pangan, Mutu dan Gizi Pangan. Gizi Pangan.

�� Pangan yang aman merupakan prasyarat utama yang Pangan yang aman merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi dan setiap orang yang memproduksi harus dipenuhi dan setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan tambahan pangan yang dinyatakan terlarang.tambahan pangan yang dinyatakan terlarang.

Page 45: Manajemen Mutu Pangan.pdf

InterestingInteresting StatisticsStatistics onon “tilted“tilted situation”situation”

(the(the UNUN HumanHuman DevelopmentDevelopment ReportReport;; 19981998))!!Cost of Supplying Basic Education to all childrenCost of Supplying Basic Education to all children US$6.0 BillionUS$6.0 Billion

Cost of US spending on cosmeticCost of US spending on cosmetic US$8.0 BillionUS$8.0 Billion

Cost per year Cost per year

Cost of Provision of Water and Sanitation for allCost of Provision of Water and Sanitation for all US$9.0 BillionUS$9.0 Billion

Cost of Spending on Ice Cream in EuropeCost of Spending on Ice Cream in Europe US$11.0 BillionUS$11.0 Billion

Cost of Provision of Basic Health for allCost of Provision of Basic Health for all US$13.0 BillionUS$13.0 Billion

Cost of Spending on Cat Food in USA & EuropeCost of Spending on Cat Food in USA & Europe US$17.0 BillionUS$17.0 Billion

Page 46: Manajemen Mutu Pangan.pdf