Manajemen Laktasi

download Manajemen Laktasi

of 17

description

makalah manajemen laktasi-2015

Transcript of Manajemen Laktasi

Makalah

Persiapan Laktasi Pada Kehamilan

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan

Dosen Pembimbing : Ina Handayani, M.Keb

Disusun Oleh :

Nisrina Salma

P17324214056

Tingkat :

IIB

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR

BOGOR 2015KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan tentang Persiapan Laktasi Pada Kehamilan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ina Handayani, M.Keb. yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.Tentunya makalah ini memiliki kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi atas segala usaha kita. Amin.

Bogor, September 2015

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keunggulan ASI pelu ditunjang oleh cara pemberian yang benar, misalnya, pemberian segera setelah lahir (30 menit pertama bayi harus sudah disusukan. Pemanfaatan kolostrum dan pemberian makanan pendamping yang mulai pada usia bulan. Sehingga diperlukan usaha-usaha/pengelolaan yang benar, agar setiap ibu dapat menyusui sendiri bayinya.

Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting sebab dengan persiapan yang lebih baik maka ibu lebih siap untuk menyusi bayinya. Oleh karena itu, sebaiknya ibu hamil masuk dalam kelas Bimbingan Persiapan Kehamilan (BPM). Demikian pula dengan pusat pelayanan kesehatan, seperti Rumah Sakit, Rumah Bersalin atau Puskesmas harus memiliki kebijakan yang berkenaan dengan pelayanan ibu hamil yang dapat menunjang keberhasilan menyusui.

Pelayanan BPM terdiri atas :

1. Penyuluhan (audio-visual) tentang:

a. Keunggulan ASI dan kerugian susu formula

b. Manfaat rawat gabung

c. Perawatan bayi

d. Gizi ibu hamil

e. Keluarga berencana

2. Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan dan keyakinan dalam keberhasilan menyusui

3. Pemeriksaan payudara

4. Perawatan putting susu

5. Senam hamil

B. Rumusan Masalaha. Bagaimana proses persiapan laktasi?

b. Bagaimana langkah-langkah, teknik dan posisi menyusui yang benar?

c. Apa manfaat menyusui?

C. Tujuan PenulisanUntuk mengetahui manajemen maupun persiapan laktasi pada masa kehamilan.BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Persiapan PsikologisPersiapan psikologis ibu untuk menyusui pada saat kehamilan sangat berarti, karena keputusan atau sikap ibu yang positif harus sudah ada pada saat kehamilan atau bahkan jauh sebelumnya. Sikap ibu terhadap pemberian ASI dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti :

1. Adat2. Kebiasaan

3. Kepercayaan tentang menyusui didaerah masing-masing

4. Pengalaman menyusui pada kelahiran anak sebelumnya

5. Kebiasaan menyusui dalam keluarga atau kerabat

6. Pengetahuan ibu dan keluarganya tentang manfaat ASI

7. Sikap ibu terhadap kehamilannya (diinginkan atau tidak)

Dukungan dokter, bidan ataupun petugas kesehatan lainnya, teman atau kerabat dekat sangat dibutuhkan, terutama untuk ibu yang baru pertama kali hamil, berikut langkah-langkag mempersiapkan mental ibu untuk menyusui:

1. Berikan dorongan pada ibu

Yakinkan bahwa setiap ibu mampu menyusui dan jelaskan persalinan dan menyusui adalah proses alamiah dan hamper semua ibu berhasil menjalaninya. Katakan, Ibu tidak perlu cemas, bila ada masalah, petugas kesehatan akan menolongnya

2. Yakinkan ibu akan keunggulan ASI

Ajak ibu membicarakan susu formula dalam perbandingannya dengan ASI sehingga ibu bisa melihat keuntungan ASI dan kekurangan susu formula. Bantu ibu mengatasi keraguannya karena bermasalah pada menyusui sebelumnya atau mendengar pengalaman yang kurang baik.

B. Pemeriksaan Payudara

Tujuan pemeriksaan payudara adalah untu mengetahui lebih dini adanya kelainan, sehingga diharapkan dapat dikoreksi sebelum persalinan. Pemeriksaan payudara dilaksanakan pada kunjungan pertama dimulai dari inspeksi dan palpasi.

1. Inspeksi Payudara

a. Payudara

1) Ukuran dan bentuk

Tidak berpengaruh pada produksi ASI. Perlu diperhatikan bila ada kelainan, seperti pembesaran massif, gerakan yang tidak simetris pada perubahan posisi

2) Kontur atau permukaan

Permukaan yang tidak rata, adanya depresi, elevasi, retraksi, atau luka pada kulit payudara harus dipikirkan kearah tumor atau keganasan dibawahnya. Saluran limfe yang tersumbat dapat menyebabkan kulit membengkak, dan membuat gambaran seperti kulit jeruk.3) Warna kulit

Pada umumnya sama dengan warna kulit perut atau punggung. Yang perlu diperhatikan aadalah adanya warna kemerhan tanda radang, penyakit kulit atau bahkan keganasan.

b. Kalang Payudara

1) Ukuran dan bentuk

Pada umumnya akan meluas pada saat pubertas dan selama kehamilan serya bersifat simetris. Bila batas kalang payudara tidak rata (tidak melingkar) perlu diperhatikan lebih khusus

2) Permukaan

Dapat licin atau berkerut. Bila ada sisik putih perlu dipikirkan adanya penyakit kulit, kebersihan yang kurang atau keganasan

3) Warna

Pigmentasi yang meningkat pada saat kehamilan menyebabkan warna kulit pada kalang payudara lebih gelap disbanding sebelum hamil.

c. Putting susu

1) Ukuran dan bentuk

Ukuran putting sangat bervariasi dan tidak mempunyai arti khusus. Bentuk putting susu ada beberapa macam, pada bentuk putting terbenam perlu dipikirkan retraksi akibat keganasan. Namun tidak semua putting susu terbenam disebabkan oleh keganasa, bisa juga disebabkan oleh kelainan bawaan.2) Permukaan

Pada umumnya tidak beraturan. Adanya luka dan sisik merupakan suatu kelainan

3) Warna

Sama dengan kalang payudara karena mempunyai pigmen yang sama atau bahkan lebih.

2. Palpasi Payudara

a. Konsistensi

Konsistensi payudara dari waktu ke waktu berbeda karena pengaruh hormonal

b. Massa

Tujuan utama pemeriksaan palpasi payudara adalah untuk mencari massa. Setiap massa harus digambarkan secara jelas letak dan ciri-cirinya massa yang teraba harus dievaluasi dengan baik, pemeriksaan ini sebaiknya diperluas sampai ke daerah ketiak.

c. Putting susu

Pemeriksaan putting susu merupakan hal yang terpenting dalam mempersiapkan ibu menyusui

C. Pemeriksaan Putting Susu

Untuk menunjang keberhasilan menyusui maka pada saat kehamilan putting susu ibu perlu diperiksa dahulu kelenturannya dengan cara:

1. Sebelum diperiksa, periksa dahulu bentuk putting susu

2. Cubit kalang payudara disisi putting susu dengan ibu jari dan telunjuk

3. Dengan perlahan putting susu dan kalang payudara ditarik, untuk membentuk dot. Bila putting susu:

a. Mudah ditarik, lentur

b. Tertarik sedikit, kurang lentur

c. Masuk kedalam, putting susu terbenam

Putting susu terbenam dapat dikoreksi dengan:

a. Gerakan Hoffman

1) Tarik telujuk dengan arah sesuai tanda panah pada gambar. Gerakan ini akan meregangkan kulit kalang payudara dan jaringan dibaawahnya. Gerakan ini diulagi beberapa kali

2) Gerakan tersebut diulangi dengan letak telunjuk dipindah berputar ke sekeliling putting. b. Penggunaan pompa putting

Bila pompa putting susu tidak tersedia, dapat dibuat dari modisikasi spuit injeksi 10 ml. bagian dekat jarum dipotong dan kemudian pendorong dimasukkan dari arah potongan tersebut.

D. Teknik Menyusui

Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami kesulitan, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti misalnya cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan bayi yang mengakibatkan putting susu terasa nyeri. Terlebih pada minggu pertama setelah persalinan ibu lebih peka dalam emosi. Untuk itu ibu membutuhkan seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui. Rang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam kehidupannya atau disegani, seperti suami, keluarga atau kerabat terdekat, atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga kesehatan.E. Posisi Menyusui

Ada berbagai posisi menyusui, yang biasa dilakukan alah dengan duduk, beridi atau berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti menyusui bayi kembar. 1. Posisi Cross CradleSebagai contoh, bayi akan disusui pada payudara kiri. Posisikan kepala bayi pada payudara kiri, dengan tangan kanan menopang tubuh bayi dan leher bayi. Tangan kiri memegang payudara, sambil sering memijatnya ke arah puting agar ASI lebih mengalir dengan baik. Posisi ini bagus digunakan bila :a. Baru mulai belajar menyusui

b. Bila ukuran bayi kecil (bayi baru lahir)2. Posisi Cradle Kita ambil contoh, bayi akan disusui pada payudara kiri. Pada posisi ini, tangan kiri menopang seluruh tubuh bayi.Posisi ini digunakan bila bunda sudah terbiasa menyusui dengan baik.3. Posisi Tidur Miring Bayi dan bunda bersama-sama dalam posisi tidur miring.Posisi ini digunakan bila :a. merasa terlalu sakit untuk dudukb. ingin sambil beristirahat

c. bila memiliki payudara besar

d. sesuai bila melahirkan secara caesar, sehingga luka jahitan tidak tergesek-gesek bayi.

4. Posisi Sepakbola

Kita ambil contoh, bayi akan disusui pada payudara kiri. Maka posisikan kaki bayi di samping kiri pinggang kita dan kepalanya pada payudara kiri. Gunakan tangan kiri untuk menopang tubuh dan leher bayi. Tangan kanan dapat memijat payudara agar aliran lancar.Posisi ini digunakan bila :a. sesuai untuk ibu yang baru belajar menyusuib. bila ukuran bayi kecil

c. bila ukuran payudara besar

d. bila puting sakit

e. bila puting datarf. cocok untuk ibu yang melahirkan secara Caesar

5. Posisi menyusui bayi kembara. Posisi Menggendong (The Cradle Hold)Peluk kedua bayi dengan kepala ditempatkan pad alekuk siku tangan Anda. Kepala bayi yang menyusu pada payudara kanan, diletakkan pada lekuk siku tangan kanan Anda dan bokongnya pad atelapak tangan kanan Anda. Lakukan sebaliknya bila bayi menyusu pada payudara kiri. Arahkan badan bayi, sehingga telinga bayi berada pad asatu garis lurus dengan tangan bayi yang ada di atas (bayi berbaring menyamping)

b. Posisi Menyangga Kepala (The Clutch Or Football Hold)Kedua kepala bayi disangga dengan telapak tangan Anda, sementara tubuh mereka diselipkan di bawah kedua tangan Anda (seperti memegang bola atau tas tangan). Bila menyusui bayi pad apayudara kanan, maka Anda akan memegangnya dengan tangan kanan. Demikian pula sebaliknya.

Letakkan tangan Anda di atas bantal pada pangkuan Anda atau di samping, lalu sangga bahu, leher dan kepala kedua bayi Anda dengan kedua tangan. Arahkan mulut bayi kearah putting susu. Biarkan kakinya menjulur ke belakang.

c. Posisi Gabungan Anda dapat menyusui salah satu bayi Anda dengan posisi menggendong, dan bayi Anda yang lain dengan posisi menyangga kepala. Lakukanlah secara bergantian

F. Langkah-Langkah Menyusui yang Benar

1. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada putting dan disekitar kalang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan putting susu

2. Bayi diletakkan mengahadap perut ibu atau payudara

a. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung, ibu bersandar pada sandaran kursi

b. Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan) c. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satunya didepan

d. Perut bayi menempel pada dada ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya mebelokkan kepala bayi)

e. Telinga dan lengan bayi terletak pada sat ugaris lurus

f. Ibu menatap bayi dengan kasih saying

3. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari lain yang menopang di bawah, jangan menekan putting susu atau kalang payudaranya saja.

4. Bayi diberikan rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:

a. Menyentuh pipi dengan putting susu

b. Menyentuh sisi mulut bayi

5. Setelah kepala bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan putting serta kalang payudara dimasukkan kedalam mulut bayi:

a. Usahakan sebagian besar kalang payudara masuk kedalam mulut bayi, sehingga putig susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah kalang payudara. Posisi yang salah adalah apabila yang masuk hanya putting susu saja karena akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat serta putting susu lecet

b. Setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.

Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan meyusu. Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar, dapat dilihat:

a. Bayi tampak tenang

b. Badan bayi menempel pada perut ibu

c. Mulut bayi terbuka lebar

d. Dagu menempel pada payudara ibu

e. Sebagian besar kalang payudara masuk kedalam mulut bayi

f. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan

g. Putting susu ibu tidak terasa nyeri

h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

i. Kepala tidak menengadah

6. Melepas isapan bayi

Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya. Cara melepas isapan bayi:a. Jari kelingking ibu dimasukkan kedalam mulut bayi melalui sudut mulut

b. Dagu bayi ditekan kebawah

7. Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan disekitar kalang payudara; biarkan kering dengan sendirinya.

8. Menyendawakan bayi

Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh-jawa, olab-sunda) setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi adalah:

Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu, kemudian punggungnya ditepuk-tepuk.

G. Pemberian ASI Perasan

Perlu diperhatikan pada pemberian ASI yang telah dikeluarkan adalah bagaimana cara pemberiannya pada bayi. Jangan diberikan dalam bentuk dot karena akan menyebabkan bayi bingung putting. Lebih baik gunakan sendok atau cangkir, sehingga apabila bayi diberikan ASI melalui putting kembali bayi tidak akan menolak. Penggunaan sendok untuk pemberian ASI kurang praktis karena memakan waktu yang lama. Berikut ialah cara pemberian ASI dengan cangkir:

1. Ibu atau yang memberi minum bayi duduk dengan memangku bayi

2. Pegang punggung bayi dengan lengan

3. Letakkan cangkir pada bibir bawah bayi

4. Lidah bayi berada diatas pinggir cangkir dan biarkan bayi menghisap ASI dari dalam cangkir (ketika cangkir dimiringkan)

5. Beri sedikit waktu istirahat setiap kali bayi menelan

Tidak dianjurkan menggunakan empongan (pacifier), karena penggunaan empongan secara rutin (lebih dari 2 jam/hari) akan mengakibatkan masalah laktasi, seperti bayi malas minum dan sebagainya. Penggunaan empongan juga mempunyai kolerasi yang tinggi dengan cepatnya penyapihan.H. Lama dan Frekuensi MenyusuiSebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal (on demand), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, dsb) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.

I. Manfaat Menyusui

1. Bagi bayi

a. Kolostrum memberikan bayi Anda air, protein, lemak, laktose, mineral, vitamin, dan antibodi yang melindungi dari infeksi terutama terhadap kuman yang menyebabkan gastroenteritis.

b. ASI menurunkan resiko beberapa penyakit.

c. ASI meningkatkan IQ anak dikemudian hari.

d. ASI dapat menurunkan resiko alergi

e. ASI juga dapat memberi keamanan, kenyamanan dan kebahagiaan, karena bayi anda berhadapan wajah dengan Anda

2. Bagi ibu

a. Kontraksi otot rahim juga terbantu untuk kembali pada ukuran prahamil.

b. Pemberian ASI secara penuh selama paling tidak enam bulan membantu ibu menyusui kembali dalam bentuk tubuh yang semula tanpa perlu menjalankan diet khusus.

c. Memberikan kepuasan yang besar bagi ibu menyusui.

d. Makin bayi menghisap, makin banyak pula susu yang hasilkan.

e. Pemberian ASI tidak memerlukan biaya dan menyenangkan.

f. Pemberian ASI secara penuh mempunyai efek kontrasepsi tertentu.

J. Nasihat Praktis pada Ibu Menyusui

1. Dukungan psikologis

Untuk menyusui secara lebih berhasil, seorang ibu perlu rasa percaya diri, yaitu:

a. Ibu yakin bahwa ia dapat menyusui dan ASI adalah yang terbaik untuk bayinya. Ibu juga harus yakin bahwa ASI aka mencukupi kebutuhan bayinya terutama pada awal-awal bulan setelah lahir, dan produksi ASI tidak tergantung pada ukuran dan bentuk payudara.

b. Dibutuhkan dukungan psikologis dari:

1) Keluarga dekat, terutama wanita seperti ibu, ibu mertua, kakak wanita, atau teman atau wanita lain yang telah berpengalaman dan berhasil dalam menyusui2) Suami yang mengerti bahwa ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayinya, merupakan pendukung yang baik demi keberhasilan menyusui

3) Kelompok pendukung ASI (KP-ASI)

4) Petugas kesehatan2. Pesan-pesan penting dalam menyusui bayi adalah:a. Susui bayi segera 30 menit pertama setelag lahir

b. Berikan kolostrum

c. Hindari pemberian minuman pralakteal (air gula, air mineral, dan lainnya) sebelum ASI keluar, tapi usahakan agar bayi diberi kesempatan mengisap untuk merangsang produksi ASI. Sehingga ASI akan lebih cepat keluar

d. Susui bayi pada kedua payudara secara bergantian

e. Hanya diberikan ASI eksklusif

f. Berikan ASI tanpa jadwal

g. Perhatikan cara/posisi menyusui yang benar

h. Mulai memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) setelah masa ASI eksklusif selesai

i. Menyusui sebaiknya dilakukan hingga anak berusia 2 tahun. Penyapihan dilakukan secara bertahap

j. Teruskan menyusui meskipun ibu/anak sedang sakit, kecuali sakit berat dan atas petunjuk dokter

k. Jika ibu bekerja diluar rumah, beri ASI sebelum dan sesudah pulang kerja.

l. Perhatikan gizi ibu hamil/menyusui, ibu membutuhkan ekstra makanan dan minum lebih banyak (2000 cc/10 gelas dalam 24 jam)3. Perawatan payudara

Untuk mencegah masalah-masalah yang mungkin timbul pada ibu meyusui, maka sebaiknya perawatan payudara dilakukan secara rutin.BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan manajemen laktasi yang baik, yaitu persiapan yang baik pada kehamilan dan dilanjutkan dengan penanganan selanjutnya di kamar bersalin/ruang rawat gabung, maupun nasihat pada saat akan pulang yang berkesinambungan, maka akan menunjang keberhasilan menyusui.

B. SaranDiharapkan makalah ini dapat bemanfaat bagi pembaca dan dapat diterapkan dalam kehidupan proses kehamilan maupun menyusui.DAFTAR PUSTAKAMegasari, Miratu, Ani Triana, dkk. 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Deepublish

Soetjiningsih. 1997. ASI: Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC

Subrata, Mariani. 1999. Penuntun Calon Ibu. Jakarta: Sint Carolus