Manajemen Komponen Sekolah

41
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, khususnya sekolah memerlukan kompenen-kompenen dalam memanajemen sekolah guna membantu tercapainya tujuan yang diharapkan. Manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan, atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu kompenen dari sistem pendidikan yang berlaku. Manajemen sekolah terbatas pada satu sekolah saja, sedangkan manajemen pendidikan meliputi seluruh kompenen sistem pendidikan, bahkan bisa menjangkau sistem yang lebih luas dan besar secara regional, nasional, bahkan internasional. Manajemen sekolah merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru- guru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus 1

description

Makalah PK Manajemen Komponen Sekolah

Transcript of Manajemen Komponen Sekolah

Page 1: Manajemen Komponen Sekolah

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, khususnya sekolah memerlukan kompenen-

kompenen dalam memanajemen sekolah guna membantu tercapainya tujuan

yang diharapkan. Manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen

pendidikan, atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah

sebagai salah satu kompenen dari sistem pendidikan yang berlaku.

Manajemen sekolah terbatas pada satu sekolah saja, sedangkan manajemen

pendidikan meliputi seluruh kompenen sistem pendidikan, bahkan bisa

menjangkau sistem yang lebih luas dan besar secara regional, nasional,

bahkan internasional.

Manajemen sekolah merupakan faktor yang terpenting dalam

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang

keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam

menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti:

guru-guru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik,

dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan

kinerja pimpinan.

Dengan adanya manajemen di sekolah dapat diketahui bagaimana

manajemen-manajemen substansi pendidikan di suatu sekolah atau

manajemen berbasis sekolah agar dapat berjalan dengan tertib, lancar, dan

benar-benar terintegrasi dalam suatu sistem kerja sama untuk mencapai tujuan

secara efektif dan efisien. Hal yang paling penting dalam implementasi

manajemen berbasis sekolah adalah manajemen terhadap kompenen-

kompenen sekolah itu sendiri. Sedikitnya terdapat tujuh kompenen sekolah

yang harus dikelola dengan baik dalam rangka Manajemen Berbasis Sekolah

1

Page 2: Manajemen Komponen Sekolah

(MBS), yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan,

kesiswaan, keuangan, sarana prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan

sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus lembaga

pendidikan.

B. Rumusan Maslah

1. Bagaimana pengertian manajemen sekolah?

2. Apa tujuan dan fngsi manajemen sekolah?

3. Apa saja komponen-komponen manajemen sekolah?

C. Tujuan

1. Memahami pengertian dan pentingnya manajemen sekolah

2. Menegtahui tujuan dan fungsi manajemen sekolah

3. Mengetahui dan memahami macam-macam manajemen komponen

sekolah

2

Page 3: Manajemen Komponen Sekolah

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Sekolah

Manajemen secara umum adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu Manajemen sekolah menurut

buku manajamen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen

dalam bidang persekolahan. Ketika istilah manajemen diterapkan dalam

bidang pemerintahan akan menjadi manajemen pemerintahan, dalam bidang

pendidikan menjadi manajemen pendidikan, begitu seterusnya.

Sedangkan menurut James Jr. manajemen sekolah adalah proses

pendayagunaan sumber-sumber manusiawi bagi penyelenggara sekolah

secara efektif. Sedangkan dalam konteks pendidikan ada juga manajemen

pendidikan.

Menurut Ali Imron manajemen pendidikan adalah proses penataan

kelembagaan pendidikan, dengan melibatkan sumber potensial baik yang

bersifat manusia maupun yang bersifat non manusia guna mencapai tujuan

pendidikan secara efektif dan efisien.

Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan dan manajemen

sekolah mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Keduanya susah

untuk dibedakan karena sering dipakai secara bergantian dalam pengertian

yang sama. Apa yang menjadi bidang manajemen pendidikan adalah juga

merupakan bidang manajemen sekolah. Demikian pula proses kerjanya

ditempuh melalui fungsi-fungsi yang sama, yang diturunkan dari teori

administrasi dan manajemen pada umumnya.

B. Tujuan Manajemen sekolah

Tujuan Manajemen Sekolah menurut Sagala (2007) adalah

mewujudkan tata kerja yang lebih baik dalam empat hal.

3

Page 4: Manajemen Komponen Sekolah

1) Meningkatnya efesiensi penggunaan sumber daya dan penugasan staf.

2) Meningkatnya profesionalisme guru dan tenaga kependidikan di sekolah.

3) Munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi kurikulum,

penggunaan teknologi pembelajaran, dan pemanfaatan sumber-sumber

belajar.

4) Meningkatnya mutu partisipasi masyarakat

Tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah pada intinya adalah

untuk penyeimbangan struktur kewenangan antara sekolah, pemerintah

daerah pelaksanaan proses dan pusat sehingga manajemen menjadi lebih

efisien. Kewenangan terhadap pembelajaran di serahkan kepada unit yang

paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu

sekolah.

Disamping itu untuk memberdayakan sekolah agar sekolah dapat

melayani masyarakat secara maksimal sesuai dengan keinginan masyarakat

tersebut. Tujuan penerapan Manajemen sekolah adalah untuk memandirikan

atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan kepada sekolah dan

mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara

partisipatif.

Lebih rincinya Manajemen sekolah bertujuan untuk:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah

dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.

3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan

pemerintah tentang mutu sekolahnya.

4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu

pendidikan yang akan dicapai.

C. Fungsi Manajemen sekolah

Beberapa fungsi-fungsi manajemen sekolah antara lain:

a. Merencanakan cara dan langkah-langkah mewujudkan tujuan program

sekolah.

4

Page 5: Manajemen Komponen Sekolah

b. Mengalokasikan baik sumber daya maupun kegiatan mengajar sehingga

masig-masing tahu tugas dan tanggung jawab.

c. Memotifasi dan menstimulir kegiatan staf pengajar sehingga mereka

dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

d. Mengkoordinir kegiatan anggota staf pengajar dan setiap satuan tugas di

sekolah sehingga tenaga dapat digunakan seefektif mungkin.

e. Menilai efektifitas program dan pelaksanaan tugas pengajaran dan

tujuan-tujuan sekolah yang ditentukan sudah tercapai apa belum. Dan

menilai pertumbuhan kemampuan mengajar tiap guru.

D. Macam-Macam Komponen Manajemen Sekolah

Terdapat tujuh komponen manajemen sekolah yang harus dikelola

dengan baik dalam rangka pencapaian tujuan sekolah yaitu :

1. Manajemen Kurikulum dan program Pengajaran

Kurikulum dan program pengajaran merupakan pijakan dalam

proses pendidikan yang diselenggarakan pada sebuah lembaga pendidikan,

Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional telah dilakukan

Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Akan tetapi sekolah

juga bertugas dan berwenang mengembangkan kurikulum muatan lokal

sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat setempat.

Dalam manajemen berbasis sekolah di Indonesia untuk muatan

lokal mengharuskan setiap satuan pendidikan diharapkan dapat

mengembangkan dan memunculkan keunggulan program pendidikan

tertentu sesuai dengan latar belakang tuntutan lingkungansosial

masyarakat. Dengan otonomi sekolah dalam arti luas mempunyai fungsi

untuk menghubungkan program-program sekolah dengan seluruh

kehidupan peserta didik dan kebutuhan lingkungan sehingga setelah siswa

menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan mereka siap pakai

sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Tujuan manajemen kurikulum atau pengajaran:

a. Untuk mengelola perancangan kurikulum pembelajaran

5

Page 6: Manajemen Komponen Sekolah

b. Untuk mengelola implementasi kurikulum pembelajaran

c. Untuk mengelola pelaksanaan evaluasi kurikulum/pembelajaran

d. Untuk mengelola perumusan penetapan kriteria dan pelaksanaan

kurikulum kelas/kelulusan

e. Untuk mengelola pengembangan bahan ajar, media, dan sumber belajar

f. Untuk mengelola pengembangan ekstrakurikuler dan ko-kurikuler

g. Untuk mengelola penerapan uji coba atau merintis pembelajaran yang

dicenangkan pemerintah pusat

Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus manajemen

kurikulum yang terdiri dari empat tahap :

Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

(1) analisis kebutuhan

(2) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis

(3) menentukan disain kurikulum

(4) membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan,

dan penilaian.

Tahap pengembangan meliputi langkah-langkah :

(1) perumusan rasional atau dasar pemikiran;

(2) perumusan visi, misi, dan tujuan

(3) penentuan struktur dan isi program

(4) pemilihan dan pengorganisasian materi

(5) pengorganisasian kegiatan pembelajaran

(6) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar; dan

(7) penentuan cara mengukur hasil belajar.

Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah:

(1) penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran);

(2) penjabaran materi (kedalaman dan keluasan);

(3) penentuan strategi dan metode pembelajaran

(4) penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran

6

Page 7: Manajemen Komponen Sekolah

(5) penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar; dan

(6) setting lingkungan pembelajaran

Tahap penilaian; terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana

kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik

bentuk penilaian formatif maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat

mencakup Konteks, input, proses, produk (CIPP) : Penilaian konteks:

memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual,

masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input: memfokuskan pada

kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi design

dan cost benefit dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu

pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam

melaksanakan program. Penilaian product berfokus pada mengukur

pencapaian proses dan pada akhir program (identik dengan evaluasi

sumatif)

2. Manajemen Tenaga Pendidik

Tenaga pendidik adalah Anggota masyarakat yang mengabdikan

diri dan diangkat untuk menunjang penyelengara pendidikan. Sedangkan

yang dimaksud manajemen pendidikan adalah Rangkaian kegiatan menata

tenaga kependidikan dengan cara mencari, menggunakan, membina,

mengembangkan, memilihara hingga pemutusan kerja agar dapat

menyelenggarakan satua pendidikan secara efektif dan efesien.

Peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan

dengan meningkatkan sumber daya manusia, Kepala Sekolah, Guru dan

Karyawan dengan cara mengikut sertakan pada kegiatan-kegiatan yang

menunjang pada kinerja seluruh unsur sekolah. Manajemen tenaga

kependidikan (guru dan personil) mencakup beberapa hal yaitu:

(1) perencanaan pegawai,

(2) pengadaan pegawai,

(3) pembinaan dan pengembangan pegawai,

(4) promosi dan mutasi,

(5) pemberhentian pegawai,

7

Page 8: Manajemen Komponen Sekolah

(6) kompensasi, dan

(7) penilaian pegawai.

Hal ini menunjukkan, bahwa keberhasilan pengelolaan pendidikan

pada sebuah sekolah apabila Kepala Sekolah memiliki kemampuan untuk

menciptakan kondisi yang melibatkan pada semua unsur pengelola

sekolah.

Tenaga pendidik merupakan seluruh komponen yang terdapat

dalam instansi atau lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru

saja melainkan keseluruhan yang berpartisipasi dalam pendidikan. Dilihat

dari jabatannya, tenaga pendidik dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Tenaga struktural

Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan

eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung

maupun tidak langsung atas satuan pendidikan.

2. Tenaga fungsional

Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu

jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian

akademis kependidikan.

3. Tenaga teknis

Merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya

lebih dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif.

Berikut ini disajikan penjabaran lengkap dari setiap pembagian jenis

tenaga kependidikan yang berlaku.

Manajemen tenaga pendidik (guru dan pegawai) mutlak harus

diterapkan oleh kepala sekolah agar dapat mendayagunakan tenaga

kependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang

optimal. Sesuai dengan hal ini, maka seorang kepala sekolah harus dapat

mencari, memposisika, mengevaluasi, mengarahkan, memotivasi, dan

mengembangkan bakat setiap guru dan pegawainya serta mampu

menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.

8

Page 9: Manajemen Komponen Sekolah

3. Manajemen Kesiswaan

Salah satu tugas sekolah diawal tahun pelajaran baru adalah menata

siswa. Manajemen kemuridan adalah penataan dan pengaturan kegiatan

yang berhubungan dengan peserta didik (murid), awal pendaftaran sampai

mereka lulus, tetapi bukan sekedar pencatatan data peserta didik,

melainkan meliputi aspek lebih luas yang secara operasional dapat

membantu upaya pertumbuhan murid melalui proses pendidikan di

sekolah.

Meskipun Pencatatan sangat diperlukan untuk menunjang

keberhasilan manajemen kemuridan, buku presensi murid, buku raport,

daftar kenaikan kelas, buku mutasi murid, dan sebagainya. Manajemen

kemuridan dimaksudkan bertujuan mengatur berbagai kegiatan

pembelajaran di sekolah berjalan.dengan kondusif.

Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu :

1) Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga

harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan

pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka;

2) Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan

intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu

diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa

memiliki wahana untuk berkembang secara optimal;

3) Siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang

diajarkan; dan

4) Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif,

tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.

Sedangkan tanggung jawab Kepala sekolah dalam mengelola

bidang kemuridan adalah:

a) Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah bidang kemuridan

yang berhubungan dengan hal studi.

b) Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan pembagian kelas murid dan

pembagian program studi.

9

Page 10: Manajemen Komponen Sekolah

c) Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar murid

d) Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti

mengulang pengajaran (remid), perbaikan, dan pengajaran luar biasa

e) Pengendalian kedisiplinan murid belajar di sekolah

f) Program bimbingan dan penyuluhan bagi seluruh murid.

g) Program kesehatan dan keamanan murid belajar, terutama

ketenangan belajar murid di kelas.

h) Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional murid.

4. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan

Uang merupakan salah satu sumber daya pendidikan yang

dianggap penting. Uang termasuk sumber daya yang langka dan terbatas.

Oleh karena itu, uang perlu dikelola dengan efektif dan efisien agar

membantu pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan sebagai investasi

akan menghasilkan manusia-manusia cerdas yang berpengetahuan, sikap

dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu bangsa.

Organisasi pendidikan dikategorikan sebagai organisasi publik yang

bersifat nirlaba (nonprofit), bukan untuk mencari keuntungan seperti

halnya perusahaan. Oleh karena itu, manajemen keuangannya memiliki

keunikan sesuai dengan misi dan karakteristik pendidikan.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan

merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang

tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan

dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang

menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di

sekolah bersama komponen-komponen lain (Mulyasa, 2011:47).

Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi

keuangan. Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang

harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang

tertentu. Fungsi manajemen keuangan adalah menggunakan dana dan

mendapatkan dana. Manajemen keuangan adalah kegiatan mengelola dana

untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan secara efektif dan efisien.

10

Page 11: Manajemen Komponen Sekolah

Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk mewujudkan tertib

administrasi dan bisa dipertanggungjawabkan berdasarkan ketentuan yang

sudah digariskan. Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian

efisiensi dan keefektifan. Oleh karena itu, selain mengupayakan

ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun

kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor

akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan, baik yang

bersumber dari pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.

Tugas manajemen keuangan dapat dibagi ke dalam tiga fase, yaitu

financial planning, implementation and evaluation. Pertama,yaitu financial

planning (perencanaan financial) yang disebut budgeting (penganggaran),

merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia

untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa

menyebabkan efek samping yang merugikan. Kedua, implementation

involves accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan

rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika

diperlukan. Ketiga, evaluation involves merupakan proses evaluasi

terhadap pencapaian sasaran.

Permasalahan yang terjadi dalam lembaga pendidikan terkait

dengan manajemen keuangan antara lain sumber dana yang terbatas,

pembiayaan program yang tersendat, tidak mendukung visi, misi dan

kebijakan sebagaimana tertulis dalam rencana strategis lembaga

pendidikan. Di satu sisi lembaga pendidikan perlu dikelola dengan baik

(good governance), sehingga menjadi lembaga pendidikan yang bersih dari

berbagai penyimpangan yang dapat merugikan pendidikan.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberi kewenangan pada

sekolah untuk menggali dan menggunakan sumber dana sesuai keperluan

sekolah. Sumber dana dalam proses pendidikan dapat dikelompokkan

menjadi tiga macam yaitu:

(1) Pemerintah pusat dan atau pemerintah daerah,

(2) orang tua/wali atau peserta didik, dan

11

Page 12: Manajemen Komponen Sekolah

(3) masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.

5. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Setiap satuan pendidikan tidak dapat melepaskan faktor sarana dan

prasarana yang dapat dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,

proses belajar dan mengajar. Manajemen sarana dan prasarana bertujuan

dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan baik guru maupun murid

untuk berada di sekolah. Demikian pula tersedianya media pembelajaran

yang relevan dengan kebutuhan materi pelajaran sangat diperlukan

manjerian pengelolala pendidikan di satuan pendidikan.

Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen

penting yang harus terpenuhi dalam menunjang sistem pendidikan.

Menurut Ketentuan Umum Permendiknas no. 24 tahun 2007, sarana

adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan

prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi

sekolah/madrasah. Sarana pendidikan antara lain gedung, ruang kelas,

meja, kursi serta alat-alat media pembelajaran. Sedangkan yang termasuk

prasarana antara lain seperti halaman, taman, lapangan, jalan menuju

sekolah dan lain-lain. Tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk

proses belajar mengajar, maka komponen tersebur merupakan sarana

pendidikan.

Menurut Rugaiyah (2011), Manajemen sarana dan prasarana

adalah kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh

sekolah dalam upaya menunjang seluruh kegiatan baik kegiatan

pembelajaran maupun kegiatan lain sehingga seluruh kegiatan berjalan

dengan lancar. Menurut Asmani (2012), manajemen sarana dan prasarana

adalah manajemen sarana sekolah dan sarana bagi pembelajaran, yang

meliputi ketersediaan dan pemanfaatan sumber belajar bagi guru, siswa

serta penataan ruangan-ruangan yang dimiliki.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur

dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan

kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.

12

Page 13: Manajemen Komponen Sekolah

kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,

pengawasan, inventarisasi dan penghapusan serta penataan ( Mulyasa,

2011:50).

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat

menciptakan sekolah yang bersih, rapi, dan indah sehingga menciptakan

kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di

sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas

belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan

kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan

proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar

maupun peserta didik sebagai pelajar. Oleh karena itu, perlu diperhatikan

persyaratan pengadaan sarana dan prasarana dengan membuat daftar

prioritas keperluan pada setiap sekolah oleh tim dan tenaga kependidikan

yang profesional pada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan

melakukan “need assesment” sekolah.

Manajemen sarana prasarana dan manajemen keuangan, harus

dilakukan sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen. Menurut Indriyanto

(dalam Sagala, 2010:220), dua fenomena yang dapat diamati berkenaan

dengan ketersediaan sarana dan prasarana adalah: (1) Fenomena

keterbatasan, yaitu keterbatasan sarana dan prasarana merupakan salah

satu faktor yang menonjol dalam pelaksanaan kebijakan dan program

sekolah yang berada di kota apalagi yang di desa; (2) Pemanfaatan, yaitu

di lain pihak unit-unit kerja dan sekolah yang telah memiliki sarana dan

prasarana yang memadai, ternyata kurang memanfaatkannya, sehingga

ketersediaan sarana dan prasarana tidak dilihat dari fungsinya.

Menurut Everard, Moris dan Ian Wilson (2004), sekolah dapat

dengan mudah menjadi tempat untuk pembuangan barang-barang yang

tidak dibutuhkan oleh sekolah itu sendiri, karena tidak adanya “need

assesment” sekolah. Oleh karena itu, terdapat prinsip-prinsip dalam proses

mendapatkan nilai terbaik dari pengadaan sarana dan prasarana di sekolah.

Ke empat prinsip “best value” tersebut menurut ofsted yang pertama

13

Page 14: Manajemen Komponen Sekolah

adalah challenge (tantangan), kita harus menimbang apakah tujuan dari

pengadaan sarana prasarana yang akan dibeli. Kedua, compare

(membandingkan), misalnya membandingkan harga. Ketiga consult

(konsultasi), misalnya siapa yang akan dipengaruhi dengan keputusan

untuk membeli komputer baru. Keempat, complete (bersaing) yaitu, untuk

mendapatkan pelayanan yang sebaik mungkin dengan harga yang sangat

terjangkau, misalnya dengan proses tender dalam pengadaan sarana dan

prasarana di sekolah.

Permasalahan yang terjadi dalam lembaga pendidikan terkait

dengan manajemen keuangan antara lain sumber dana yang terbatas,

pembiayaan program yang tersendat, tidak mendukung visi, misi dan

kebijakan sebagaimana tertulis dalam rencana strategis lembaga

pendidikan. Di satu sisi lembaga pendidikan perlu dikelola dengan baik

(good governance), sehingga menjadi lembaga pendidikan yang bersih dari

berbagai penyimpangan yang dapat merugikan pendidikan.

6. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi

antara sekolah dan masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengertian

anggota masyarakat tentang kebutuhan pendidikan serta mendorong minat

dan kerjasama para anggota masyarakat dalam rangka memperbaiki

sekolah. Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakekatnya

merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan

mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah (Mulyasa,

2011:50).

Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan

penyelenggaraan hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan untuk;

(1) Memelihara kelangsungan hidup sekolahan

(2) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan

(3) Memperlancar proses belajar mengajar

(4) Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan

dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.

14

Page 15: Manajemen Komponen Sekolah

Sedangkan jika diitinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan

hubungannya dengan sekolah adalah untuk; (1) memajukan dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam bidang mental

spiritual, (2) memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai

masalah yang dihadapi oleh masyarakat, (3) menjamin relevansi program

sekolah dengan kebutuhan masyarakat, dan (4) memperoleh kembali

anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuannya.

Dengan adanya program hubungan masyarakat dalam sebuah

lembaga pendidikan maka akan memberikan manfaat yang banyak sekali

antara lain:

a. Terjadi saling pengertian antara sekolah dan masyarakat, sehingga

masyarakat dapat membantu kebutuhan-kebutuhan sekolah.

b. Lewat kegiatan humas para siswa dapat mengetahui kondisi masyarakat

sekitarnya.

c. Dengan adanya kegiatan sekolah dapat melakukan promosi program

dan menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya di

sekolah.

Hubungan antara sekolah dengan orang tua murid dapat dilakukan

melalui beberapa hal, antara lain;

(1) Mengadakan pertemuan antara pihak sekolah dengan wali murid

(2) Pihak sekolah mengunjungi orangtua

(3) Pihak sekolah mengirim surat kepada orangtua

(4)Melibatkan orangtua dalam merencanakan kurikulum, kegiatan

ekstrakurikuler, dan lain-lain.

Hubungan guru dengan masyarakat

(1) Guru dapat menjadi sponsor pada kegiatan yang menguntungkan

seperti kegiatan pengumpulan dana bagi masyarakat yang tertimpa

musibah

(2) Ikut berpartisipasi bersama masyarakat untuk mengikuti kerja bhakti

atau membuat perpustakaan keliling

15

Page 16: Manajemen Komponen Sekolah

(3) Mengembangkan sebuah kegiatan di lingkungan sekolah seperti

presentasi musik, drama, partisipasi dalam perlombaan olahraga, program

bekerja sambil belajar dan lain-lain.

Ada beberapa teknik dalam hubungan dengan masyarakat dalam

lembaga pendidikan antara lain:

a. Laporan pada orangtua

Teknik ini maksudnya adalah pihak sekolah memberikan laporan pada

orangtua murid tentang kemajuan-kemajuan, prestasi dan kelemahan anak

didik pada orangtuanya. Dengan teknik ini, orangtua akan memperoleh

penilaian terhadap hasil pekerjaan anaknya, juga terhadap pekerjaan guru-

guru di sekolah.

b. Majalah dan surat kabar sekolah

Majalah sekolah ini diusahakan oleh orangtua dan guru-guru di sekolah

yang diterbitkan setiap bulan sekali. Majalah dan surat kabar sekolah ini

dipimpin oleh orangtua dan guru-guru bahkan alumni termasuk pula dalam

dewan redaksi. Isi majalah menjelaskan tentang kegiata-kegiatan sekolah,

karangan guru-guru, orangtua dan peserta didik, pengumuman-

pengumuman dan sebagainya.

c. Pameran sekolah

Suatu teknik yang efektif untuk member informasi tentang hasil kegiatan

dan keadaan sekolah pada masyarakat ialah penyelenggaraan pameran

sekolah dengan membuat atau menagtur hasil pekerjaan peserta didik

diluar sekolah atau di sekolah. Pameran sekolah akan menjadi lebih efektif

lagi jika kegiatan-kegiatan itu disiarkan melalui siaran-siaran pers dan

radio di tempai itu sehingga dapat menarik banyak orang dalam

masyarakat.

d. Open House

Open house adalah teknik untuk mempersilahkan masyarakat yang

berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan-kegiatan

dan hasil-hasil pekerjaan peserta didik di sekolah yang diadakan pada

waktu-waktu tertentu, misalnya di akhir tahun ajaran.

16

Page 17: Manajemen Komponen Sekolah

e. Kunjungan orangtua peserta didik ke sekolah

Orangtua diberi kesempatan untuk melihat anak-anak mereka belajar di

dalam kelas, juga untuk melihat kegiatan-kegiatan di laboratorium,

perlengkapan-perlengkapan, gambar-gambar dan sebagainya, sehingga

mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang kehidupan di sekolah.

Setelah itu orangtua diajak berdiskusi dan mengadakan penilaian.

f. Kunjungan ke rumah peserta didik

kunjungan ke rumah orangtua peserta didik merupakan tenik yang sangat

efektif dalam mengadak hubungan dengan orangtua di rumah agar dapat

mengetahui latar belakang hidup anak-anak. Banyak masalah yang dapat

dipecahkan dengan teknik ini, antara lain masalah kesehatan peserta didik,

ketidakhadiran, pekerjaan ruah, masalah kurangnya pengertian orangtua

tentang sekolah dan sebagainya.

g. Laporan Tahunan

Laporan tahunan dibuat oleh kepala sekolah dan diberikan kepada aparat

pendidikan lebih atas. Laporan ini berisi masalah kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh sekolah termasuk kurikulum, personalia, anggaran, biaya

dan sebagainya. Selanjutnya aparat tersebut memberikan laporan pada

masyarakat.

h. Organisasi perkumpulan alumni

Organisasi perkumpulan alumni adalah suatu alat yang sangat baik untuk

dimanfaatkan dalam memelihara serta meningkatkan hubungan antara

sekolah dengan masyarakat. Peserta didik yang telah tamat sekolah

biasanya mempunyai kenangan dan mereka merasa berkewajiban moral

untuk membantu sekolahnya baik berupa materil maupun moril.

i. Kegiatan ekstrakurikuler

Apabila ada kegiatan ekstrakurikuler yang sudah dianggap matang untuk

dipertunjukkan kepada orangtua peserta didik dan masyarakat, seperti

sepakbola, drama, pramuka, pecinta alam dan sebagainya, maka sangat

tepat sekali kegiatan itu ditampilkan ke dalam masyarakat. Karena itu,

17

Page 18: Manajemen Komponen Sekolah

program ekstrakurikuler hendaknya direncanakan dan diatur agar dapat

dimanfaatkan dalam kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat.

Secara rinci, Leslie W. Kindred menjelaskan bahwa pada dasarnya

teknik hubungan masyarakat dalam lembaga pendidikan itu ada tiga, yaitu:

1. Membuat presentasi lisan

Kesuksesan administrator sekolah tidak diukur dari kepintaran mereka

mengatur keuangan atau karena mereka memiliki kemampuan mengelola

kurikulum yang baik, namun masyarakat menial bahwa kesuksesan

administrator sekolah adalah seberapa baik mereka menyampaikan ide-ide

atau gagasan-gagasan mereka pada masyarakat baik dalam skala kecil

maupun besar, sebab kebanyakan waktu mereka adalah untuk bertemu

dengan orang-orang, sehingga diperlukan kemampuan dan keahlian

tersendiri.

2. menggunakan alat komunikasi radio

radio adalah alat komunikasi yang sangat efktif untuk menyampaikan

pesan atau informasi tentang sekolah pada masyarakat karena radio

merupakan alat komunikasi yang mudah di dapat dan bergerak serta bisa

dibawa kemana-mana. Masyarakat khususnya orangtua peserta didik yang

tidak mendapatkan informasi melalui surat kabar atau karena tidak hadir

dalam pertemuan, mereka bisa menerima informasi melalui radio.

Menurut Leslie W. Kindred ada beberapa keutamaan radio bagi sekolah,

diantaranya dapat memberikan informasi dengan cepat, praktis bisa di

bawa kemana-mana, ringkas dan terjangkau. Teknik-teknik hubungan

masyarakat dalam lembaga pendidikan yang diungkapkan oleh pakar

diatas sangatlah ideal, apabila teknik-teknik tersebut diatas diterapkan

sebuah lembaga pendidikan maka lembaga tersebut akan maju pesat,

namun bila melihat kondisi lembaga pendidikan secara umum belum dapat

melakukan semua teknik-teknik hubungan masyarakat seperti yang

disebutkan diatas karena terkendala oleh dana dan sumberdaya manusia

yang akan menjalankan teknik-teknik tersebut.

18

Page 19: Manajemen Komponen Sekolah

7. Manajemen Layanan Khusus

Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian

penting dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan

efisien. Sekolah merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak

hanya memiliki tanggung jawab dan tugas untuk melaksanakan proses

pembelajaran dalam mengembangkan ilmu penegetahuan dan teknologi

saja, melainkan harus menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani

maupun rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan UUSPN bab 11 Pasal 4

yang memuat tentang adanya tujuan pendidikan nasional.

Untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab tersebut maka sekolah

memerlukan suatu manajemen layanan khusus yang dapat mengatur segala

kebutuhan peserta didiknya sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat

tercapai. Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan

dan di organisasikan untuk mempermudah atau memperlancar

pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah.

Pelayanan khusus diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk

memperlancar pelaksanaan pengajaran dalam rangka pencapain tujuan

pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah antara lain juga berusaha

agar peserta didik senantiasa berada dalam keadaan baik. Baik disini

menyangkut aspek jasmani maupun rohaninya.

Menurut Kusmintardjo (1992:1) sekolah tidak akan berfungsi jika

tidak ada sesuatu yang membuatnya berfungsi. Dalam sebuah pendidikan

harus mempunyai unsur-unsur yang meliputi administrasi sekolah. Unsur-

unsur dalam administrasi sekolah tersebut masing-masing mempunyai

fungsi, hubungan, dan ketergantungan dengan komponen-komponen

lainnya. Unsur-unsur tersebut meliputi:

(a) Administrasi murid

(b) Administrasi kurikulum

(c) Administrasi personil

(d) Administrasi materiil

19

Page 20: Manajemen Komponen Sekolah

(e) Administrasi keuangan

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen layanan

khusus adalah suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan

kepada peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan

pendidikan bisa tercapai secara efektif dan efisien.

Pelayanan khusus yang diberikan sekolah kepada peserta didik,

antar sekolah satu dengan sekolah lainnya pada umumnya sama, tetapi

proses pengelolan dan pemanfaatannya yang berbeda. Beberapa bentuk

manajemen layanan khusus yang ada di sekolah antara lain:

Beberapa bentuk manajemen layanan khusus yang ada di suatu sekolah

antara lain:

a. Layanan perpustakaan peserta didik

Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada

peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses

pembelajaran di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan

serta memberi layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.

Menurut Supriyadi (1983) dalam buku Manajemen Peserta Didik oleh Ali

Imron mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan yang

diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di

lembaga pendidikan formal seperti sekolah, baik sekolah tingkat dasar

maupun menengah, baik sekolah umum maupun kejuruan. Selain itu,

perpustakaan sekolah adalah salah satu unit sekolah yang memberikan

layanan kepada peserta didik di sekolah sebagai sentra utama, dengan

maksud membantu dan menunjang proses belajar mengajar di sekolah,

melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan

rekreatif melalui koleksi bahan pustaka (Imron, 1995:187). Dari definisi-

definisi tersebut tampaklah jelas bahwa perpustakaan sekolah merupakan

suatu unit pelayanan sekolah guna menunjang proses belajar mengajar di

sekolah.

b. Layanan kesehatan peserta didik

20

Page 21: Manajemen Komponen Sekolah

Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha

kesehatan masyarakat yang dijalankan sekolah.

Menurut Jesse Ferring William pada buku Pengelolaan Layanan Khusus

Di sekolah oleh Kusmintardjo (1992) mendefinisikan layanan kesehatan

adalah sebuah klinik yang didirikan sebagai bagian dari Universitas atau

sekolah yang berdiri sendiri yang menentukan diagnosa dan pengobatan

fisik dan penyakit jiwa dan dibiayai dari biaya khusus dari semua siswa.

Selain itu layanan kesehatan juga dapat diartikan sebagai usaha sekolah

dalam rangka membantu (mungkin bersifat sementara ) murid-muridnya

yang mengalami persoalan yang berkaitan dengan kesehatan.

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa layanan kesehatan peserta

didik adalah suatu layanan kesehatan masyarakat yang dijalankan di

sekolah dan menjadikan peserta didik sebagai sasaran utama, dan

personalia sekolah yang lainnya sebagai sasaran tambahan (Imron,

1995:154)

c. Layanan asrama peserta didik

Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya

diperlukan diperlukan asrama. Selain manfaat untuk peserta didik, asrama

mempunyai manfaat bagi para pendidik dan petugas asrama tersebut.

d. Layanan bimbingan dan konseling

Layanan bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang diberikan

kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang

adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang

optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta

bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan

sekolah, keluarga dan masyarakat. Dari pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling

adalah salah satu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada

21

Page 22: Manajemen Komponen Sekolah

individu pada umumnya dan siswa pada khususnya di sekolah dalam

rangka meningkatkan mutunya.

e. Layanan kafetaria peserta didik

Kantin/ warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya

makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup

mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin

sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan

yang bersih dan bergizi. Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para

peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan

sekolah.

Layanan kafentaria adalah layanan makanan dan minuman yang

dibutuhkan oleh peserta didik disela-sela mengikuti kegiatan belajar

mengajar di sekolah sesuai dengan daya jangkau peserta didik. Makanan

dan minuman yang tersedia di kafentaria tersebut, terjangkau dilihat dari

jumlah uang saku peserta didik, tetapi juga memenuhi syarat kebersihan

dan cukup kandungan gizinya.

f. Layanan laboratorium peserta didik

Laboratorium diperlukan peserta didik apabila mereka akan mengadakan

penelitiam yang berkaitan dengan percobaan-percobaan tentang suatu

obyek tertentu.

Laboratorium adalah suatu tempat baik tertutup maupun terbuka yang

dipergunakan untuk melakukan penyelidikan, pecobaan, pemraktekan,

pengujian, dan pengembangan. Laboratorium sekolah adalah sarana

penunjang proses belajar mengajar baik tertutup maupun terbuka yang

dipergunakan untuk melaksanakan praktikum, penyelidikan, percobaan,

pengembangan dan bahkan pembakuan.

g. Layanan koperasi peserta didik

Layanan koperasi mendidik para peserta didik untuk dapat berwirausaha.

Hal ini sangat membantu peserta didik di kehidupan yang akan datang.

Koperasi sekolah adalah koperasi yang dikembangkan di sekolah, baik

sekolah dasar, sekolah menengah, maupun sekolah dan dalam

22

Page 23: Manajemen Komponen Sekolah

pengelolannya melibatkan guru dan personalia sekolah. Sedangkan

koperasi peserta didik atau biasa disebut disebut koperasi siswa (Kopsis)

adalah koperasi yang ada di sekolah tetapi pengelolaanya adalah oleh

pesera didik, kedudukan guru di dalam Kopsis adalah sebagai pembimbing

saja.

h. Layanan keamanan

Layanan keamanan yaitu layanan yang dapat memberikan rasa aman pada

siswa selama siswa belajar di sekolah misalnya adanya penjagaan oleh

satpam sekolah. Dengan adanya petugas keamanan sekolah, dapat

membantu suasana aman dan tertib di sekolah, sehingga dapat membantu

proses kelancaran pembelajaran dan segala aktivitas sekolah.

23

Page 24: Manajemen Komponen Sekolah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen sekolah

sebenarnya adalah Komponen-komponen yang utama dan sangat mendukung

demi kelangsungan pembelajaran di suatu sekolah sebagai suatu organisasi

yang memiliki tujuan Meningkatnya efesiensi penggunaan sumber daya dan

penugasan staf, Meningkatnya profesionalisme guru dan tenaga kependidikan

di sekolah, Munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi kurikulum,

penggunaan teknologi pembelajaran, dan pemanfaatan sumber-sumber belajar

serta Meningkatnya mutu partisipasi masyarakat.

Ketujuh komponen manajemen sekolah yang telah di bahas di atas

saling berkaitan membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan sekolah.

B. Saran

Sebagai mahasiswa yang nantinya akan menjadi pendidik, hendaknya

mengetahui serta memahami manajemen komponen-komponen sekolah seperti

manajemen anggaran/ biaya pendidikan, manajemen hubungan sekolah dengan

masyarakat, dan manajemen layanan khusus, agar nantinya ketika sudah

menjadi pendidik tidak canggung lagi di lingkungan sekolah tempat ia

mengajar.

24

Page 25: Manajemen Komponen Sekolah

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan

Pendidikan Profesional. Yogyakarta: Diva Press.

Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi

Aksara.

Everard,K.B, geoffrey Morris and Ian Wilson.(2004). Effectie School

Management. London: Paul Chapman Publishing

http://aryawiga.wordpress.com/2012/02/17/manajemen-layanan-khusus-

sekolah/

http://rudien87.wordpress.com/2010/03/20/manajemen-hubungan-masyarakat/

Imron, Ali. 1995. Manajemen Peserta Didik Di Sekolah. Malang

Kusmintardjo. 1992. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah (Jilid I). Malang

Mulyasa, E. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya

25