MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx
-
Upload
ucy-cynekio-darma -
Category
Documents
-
view
204 -
download
0
Transcript of MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 1/27
MANAJEMEN KEPERAWATAN
Menurut Gillies (1986) manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan adalah
suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional.
MPKP sebagai Pelayanan Prima Keperawatan
Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model praktek keperawatan
professional (MPKP), yang pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono (2000) di Rumah
Sakit Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit lain. Menurut Sudarsono (2000),
MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan kondisi sumber daya manusia yang ada
yaitu:
1.
Model Praktek Keperawatan Profesional III
Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua professional dan ada yang sudah
doktor. Di ruangan tersebut juga dilakukan penelitian keperawatan khususnya penelitiankhusus.
2. Model Praktek Keperawatan Profesional II
Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan spesialis yang
dapat memberikan konsultasi kepada perawat primer. Di ruangan ini digunakan hasil-hasil
penelitian keperawatan dan melakukan penelitian keperawatan.
3. Model Praktek Keperawatan Profesional I
Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan, metode pemberian asuhan
keperawatan dan dokumentasi keperawatan. Metode yang digunakan pada model ini adalah
kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang disebut tim primer.
4. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula
Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal pengembangan yang akan menuju
professional I.
MPKP di Rumah Sakit Jiwa
Di rumah sakit jiwa telah dikembangkan MPKP dengan memodifikasi MPKP yang telah
dikembangkan di rumah sakit umum. Beberapa modifikasi yang dilakukan meliputi 3 jenis
yaitu:
1. MPKP Transisi
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 2/27
MPKP dasar yang tenaga perawatnya masih ada yang berlatar belakang pendidikan SPK,
namun Kepala Ruangan dan Ketua Timnya minimal D3 keperawatan.
2. MPKP Pemula
MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan
3. MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu
MPKP I
MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan. Karu dan Katim mempunyai
pendidikan minimal S1 Keperawatan
MPKP II
MPKP intermediate yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan dan mayoritas Sarjana
Ners Keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa.
MPKP III
MPKP Advance yang semua tenaganya minimal Sarjana Ners Keperawatan, sudah memiliki
tenaga spesialis keperawatan jiwa dan doktor keperawatan yang bekerja di area keperawatan
jiwa.
MPKP jiwa telah diterapkan di berbagai rumah sakit jiwa di Indonesia (Bogor, Lawang,
Pakem, Semarang, Magelang, Solo, RSUD Duren Sawit, dan BPKJ Banda Aceh). Bentuk
MPKP yang dikembangkan adalah MPKP Transisi dan MPKP Pemula.
Penatalaksanaan kegiatan keperawatan dilakukan berdasarkan 4 pilar nilai profesional,yaitu:
Manajemen Keperawatan
Compensatory Reward
Professional Relationship
Patient Care Delivery.
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh banyak orang sehingga perlu
menerapkan manajemen yaitu dalam bentuk manajemen keperawatan. Manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillies, 1989).
Model praktek keperawatan mensyaratkan pendekatan manajemen (manajemen approach)
sebagai pilar praktek professional yang pertama. Oleh karena itu proses manajemen harus
dilaksanakan dengan disiplin untuk menjamin pelayanan yang diberikan kepada pasien atau
keluarga merupakan praktek yang professional.
Pendekatan Manajemen di MPKP
Di ruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk proses manajemen yang
terdiri dari tahapan proses:
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 3/27
3. Pengarahan (directing)
4. Pengendalian (controlling)
PERENCANAAN
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal
yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan
tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan itu
dilakukan.
Jenis-jenis perencanaan terdiri dari: 1. Rencana jangka panjang, yang disebut juga perencanaan strategis yang disusun untuk 3
sampai 10 tahun.
2.
Rencana jangka menengah dibuat dan berlaku 1 sampai 5 tahun.3. Rencana jangka pendek dibuat 1 jam sampai dengan 1 tahun.
Hirarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan, kebijakan,
dan prosedur (Marquis & Houston, 1998).
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi
dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan
jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan, dan tahunan.
A. Visi Di Ruang MPKP Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta
tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi.
B. Misi Di Ruang MPKP Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah
ditetapkan.
C. Filosofi Di Ruang MPKP Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai kegiatan yang menjadi rujukan semua kegiatan dalam
organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka panjang. Nilai-nilai
dalam filosofi dapat lebih dari satu.
D. Kebijakan Di Ruang MPKP Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambilan keputusan.
E. Rencana Jangka Pendek Di Ruang MPKP Rencana jangka pendek yang diterapkan di ruang MPKP terdiri dari rencana harian, bulanan
dan tahunan.
1. Rencana harian Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan
perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan
peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi
pada saat operan dan pre conference.
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 4/27
a. Rencana Harian Kepala Ruangan
Isi rencana harian Kepala Ruangan meliputi:
Asuhan keperawatan
Supervisi Katim dan Perawat pelaksana
Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkaitKegiatan tersebut meliputi antara lain:
Operan
Pre conference dan Post conference
Mengecek SDM dan sarana prasarana
Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang memerlukan perhatian khusus
Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana
Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur/insidentil
Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi.
Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore, malam, dan
besok sesuai tingkat ketergantungan pasien.
b. Rencana Harian Ketua Tim
Isi rencana harian Ketua Tim adalah:
Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung jawabnya.
Melakukan supervisi perawat pelaksana.
Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain.
Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas.
Kegiatan tersebut meliputi antara lain: Operan
Pre conference dan Post conference
Merencanakan asuhan keperawatan
Melakukan supervisi perawat pelaksana.
Menulis dokumentasi
Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
c. Rencana Harian Perawat Pelaksana
Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien
yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shift sore dan malam
agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai
ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference.
Kegiatan tersebut meliputi antara lain:
Operan
Pre conference dan Post conference
Mendokumentasikan askep
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 5/27
2. Rencana bulanan
a. Rencana bulanan karu Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai MPKP
dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut
dalam rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu
adalah: Membuat jadual dan memimpin case conference
Membuat jadual dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
Membuat jadual dinas
Membuat jadual dan memimpin rapat bulanan perawat
Membuat jadual dan memimpin rapat tim kesehatan
Membuat jadual supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
Melakukan audit dokumentasi
Membuat laporan bulanan
b. Rencana bulanan ketua Tim Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang
dilakukan ditimnya. Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:
Mempresentasikan kasus dalam case conference
Meminpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
Melakukan supervisi perawat pelaksana.
3. Rencana tahunan Setiap akhir tahun Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang
dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya.
Rencana kegiatan tahunan mencakup:
Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan (aktifitasyang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi mutu pelayanan.
Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.
Penyegaran terkait materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah pencapaiannya. Ini
bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkannya
dimasa mendatang.
Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karier perawat
(pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan
formal, membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu
kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat,
baik vertikal maupun horizontal, yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan
sistem penugasan modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara vertikal ada kepala ruangan,
ketua tim, dan perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien.
Pengorganisasian di ruang MPKP terdiri dari:
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 6/27
A. Pengorganisasian Tenaga
Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu organisasi (Sutopo,2000). Pada pengertian struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau
dikoordinasikan. Struktur organiosasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan.
Daftar Dinas Ruangan
Daftar yang berisi jadual dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab dinas/shift
Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat dalam tim,
penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat menjalankan dinas di tiap shift.
I. Struktur Organisasi Ruang MPKP
Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan system penugasan Tim Primer
keperawatan. Ruang MPKP dipimpin Kepala Ruangan yang membawahi dua atau lebih
Ketua Tim. Ketua Tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat
Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien. Struktur Organisasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan:
1. Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP a. Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 Tim dan tiap Tim diketuai masing-
masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih.
b. Kepala ruangan bekerja sama dengan ketua Tim mengatur jadual dinas (pagi, sore, malam)
c. Kepala Ruangan membagi pasien untuk masing-masing Tim.
d. Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi tertentu. Kepala
Ruangan dapat memindahkan Perawat Pelaksana dari Tim ke Tim yang mengalami
kekurangan anggota.
e. Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi apabilakarena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah
perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti Kepala Ruangan
adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota
Tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten di antara anggota tim.
f. Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
g. Ketua mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien baik yang
diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota Timnya.
h. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua Tim karena
suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat
paling kompeten yang ada di dalam Tim.
i. Masing-masing Tim memiliki buku Komunikasi.
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 7/27
j. Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya.
2. Uraian Tugas (Job Deskripsi) Personil di MPKP
a. Kepala Ruangan
a. Management Approach: a. Perencanaan
a) Menyusun visi
b) Menyusun misi
c) Menyusun filosofi
d) Menyusun Rencana Jangka Pendek: Harian, Bulanan, Tahunan
b. Pengorgansasian
Menyusun struktur organisasi
Menyusun jadual dinas
Membuat daftar alokasi pasien
c. Pengarahan
Mamimpin operan
Menciptakan iklim motivasi
Mengatur pendelegasian
Melakukan supervisi
d. Pengendalian
Mengevaluasi indikator mutu
Melakukan audit dokumentasi
Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.
Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
b. Compensatory reward
Melakukan penilaian kinerja ketua Tim dan Perawat Pelaksana
Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf
c. Professional Relationship
Memimpin rapat keperawatan
Memimpin konfrensi kasus
Melakukan rapat tim kesehatan
Melakukan kolaborasi dengan dokter
d. Pasien care delivery
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan
b. Ketua Tim a. Management Approach: a. Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian, Rencana Bulanan)
b. Pengorgansasian
Menyusun jadual dinas bersama Kepala Ruangan
Membagi alokasi pasien kepada Perawat Pelaksanac. Pengarahan
Memimpin Pre Conference
Memimpin Post Conference
Menciptakan iklim motivasi di Timnya Mengatur pendelegasian dalam Timnya
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 8/27
Melaksanakan supervisi kepada anggota Timnya
d. Pengendalian
Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan oleh Perawat
Pelaksana
Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana
b. Compensatory reward
Menilai kinerja Perawat Pelaksana
c. Professional Relationship
Melaksanakan konfrensi kasus
Melakukan kolaborasi dengan dokter
d. Pasien care delivery
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan
c. Perawat Pelaksana
a. Perencanaan Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian)
b. Pasien Care Delivery
Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan
II. Daftar Dinas Ruangan
Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat sudah
mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan jadual dinas
perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadual dinas
pada minggu yang selanjutnya bekerjasama dengan Ketua Tim. Setiap Tim mempunyaianggota yang berdinas pada pagi, sore, dan malam, dan yang lepas dari dinas (libur) terutama
yang telah berdinas pada malam hari.
III. Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap Tim selama
24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama
dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu mencantumkan diagnosa
dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien dapat juga menggambarkan
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga
terwujudlah keperawatan pasien yang holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi
kolega kesehatan lain keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan keperawatan
pasien. Daftar pasien di Ruangan diisi oleh ketua Tim sebelum operan dengan dinas
berikutnya dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.
Contoh Daftar Pasien:
No Nama
Pasien
Nama
Dokter
Nama Katim Perawat
PJ
Pagi Sore Malam
7/11-07 6/11-07 6/11-07
12
Tim I
FerriZulkifli
Dr. AntonDr. Anton
AnitaAnita
BetiUjang
BetiBeti
UlfaUlfa
UjangUjang
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 9/27
3
4
5
6
7
Arman
Bary
Dullah
Ahmad
Dirman
Dr. Anton
Dr. Meti
Dr. Meti
Dr. Meti
Dr. Anton
Anita
Anita
Anita
Anita
Anita
Henny
Ulfa
Tito
Pusti
Anita
Henny
Henny
Tito
Tito
Anita
Pusti
Ulfa
Pusti
Pusti
Pusti
Ujang
Ujang
Ujang
Ujang
Ujang
Tim II
Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan oleh ketua Tim
berdasarkan jadual dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari dinas pagi ke dinas
sore. Contoh diatas menunjukkan:
Dinas pagi tanggal 7 November 2007 adalah Beti, Henny, Tito dan Anita. Beti merawat Ferrisebagai penanggung jawab dan merawat Zulkifli sebagai perawat asosiet karena Ujang yang
bertanggung jawab sedang dinas malam.
Dinas sore tanggal 6 November 2007 adalah Ulfa dan Pusti. Dinas malam tanggal 6 November 2007 adalah Ujang.
B. Klasifikasi Pasien
Pasien diklasifikasikan berdasarkan system klasifikasi yang dibagi dalam tiga kelompok
berdasarkan tingkat ketergantungan klien:
1) Perawatan total : klien memerlukan 7 jam perawatan langsung per 24 jam
2) Perawatan parsial : klien memerlukan 4 jam perawatan langsung per 24 jam
3) Perawatan mandiri: klien memerlukan 2 jam perawatan langsung per 24 jam
Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori di atas adalah sebagai berikut:
a. Kategori I : Perawatan mandiri / self care Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi
emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift, tindakan
pengobatan biasanya ringan dan sederhana.
b. Kategori II : Perawatan sedang / partial / intermediate care Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan, memberi dorongan
agar mau makan, eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk kekamar mandi. Penampilan pasien sakit sedang. Tindakan perawatan pada pasien ini monitor
tanda-tanda vital, periksa urin reduksi, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran
drainase atau infus. Pasien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk mendukung
emosi 5 – 10 menit/shift. Tindakan dan pengobatan 20 – 30 menit/shift atau 30 – 60
menit/shift dengan mengobservasi efek samping obat atau reaksi alergi.
c. Kategori III : Perawatan total/intensive care Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilakukan sendiri, semua dibantu oleh perawat, penampilan
sakit berat. Pasien memerlukan observasi terus-menerus.
Petujuk penetapan jumlah berdasarkan derajat ketergantungan:
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 10/27
1. Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh
perawat yang sama selama 22 hari.
2. Setiap pasien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi pasien (minimal memenuhi tiga
kriteria).
3. Kelompok pasien sesuai dengan klasifikasi tersebut dengan memberi tanda tally (I)
pada kolom yang tersedia sehingga dalam waktu satu hari dapat diketahui berapa jumlah pasien yang ada dalam klasifikasi minimal, parsial dan total.
4. Bila hanya mempunyai satu kriteria dari hasil klasifikasi tersebut maka pasien
dikelompokkan pada klasifikasi diatasnya.
Klasifikasi Pasien berdasarkan Derajat Ketergantungan:
Kriteria ketergantungan
Jumlah pasien perhari sesuai kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst
Perawatan minimal :
Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri
Makan dan minum dilakukan sendiri
Ambulasi dengan pengawasan
Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
Pengobatan minimal, status psikologis stabil
Pengobatan prosedur memerlukan persiapan
Perawatan parsial :
Kebersihan diri dibantu, makan dan minum
dibantu
Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
Folley kateter, intake output dicatat
Pasien dengan pasang infus, persiapan
pengobatan memerlukan prosedur
Perawatan total :Segalanya diberi bantuan
Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2
jam
Makan memerlukan NGT, intravena terapi
Pemakaian suction
Gelisah/disorientasi
Jumlah total pasien per hari
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 11/27
Kebutuhan Tenaga Perawat
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pada suatu ruang rawat:
JUMLAH
PASIEN
KLASIFIKASI PASIEN
Minimal Parsial Total Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,48 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
dst
Sebagai contoh, suatu ruang rawat dengan 22 pasien ( 3 pasien dengan perawatan minimal,
14 pasien dengan perawatan parsial dan 5 pasien dengan perawatan total ) maka jumlah
perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi adalah:
3 x 0,17 = 0,51
14 x 0,27 = 3,78
5 x 0,36 = 1,90
Jumlah 6,90 6 – 7 orang perawat
Libur/cuti = ± 5 orang
n perawat = jumlah kebutuhan perawat setiap hari + 5 orang + kepala ruangan + ketua tim.
Kepala ruangan mengalokasikan setiap pasien baru pada tim tertentu dengan
mempertimbangkan beban kerja tim tersebut. Beban kerja dapat terkait dengan jumlah pasien
dan tingkat ketergantungan pasien.
PENGARAHAN
Pengarahan yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai
padanan pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan
pada akhirnya yang bermuara pada ”melaksanakan” kegiatan yang telah direncanakan
sebelumnya (Marquis & Houston, 1998).
Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola, jika perlu
dilakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang
manajer harus melakukan upaya-upaya (Marquis & Houston, 1998)sebagai berikut:
1. Menciptakan iklim motivasi
2. Mengelola waktu secara efisien
3. Mendemonstarikan keterampilan komunikasi yang terbaik
4. Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi
5. Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi
6. Negosiasi
Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagaiberikut:
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 12/27
1. Menciptakan budaya motivasi
2. Manajemen waktu: Rencana Harian
3. Komunikasi efektif melalui kegiatan:
a. Operan antar shift
b. Pre conference timc. Post conference tim
4. Manajemen konflik
5. Pendelegasian dan supervisi
A. MENCIPTAKAN BUDAYA MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi adalah prilaku yang ditunjukkan oleh seseorang individu untuk memuaskan
kebutuhannya. Karena kebutuhan manusia bervariasi, maka motivasi memiliki rentang yang
sangat luas. Pemenuhan kebutuhan individu merupakan salah satu cara memotivasi (Marquis
& Houston, 1998).
Iklim motivasi dapat ditumbuhkan melalui:
a. Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan mengkomunikasikan harapan
tersebut secara efektif
b. Bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf
c. Membuat keputusan yang bijaksana
d. Mengembangkan konsep kerja kelompok
e. Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan tujuan
organisasif. Mengenali staf secara pribadi dan membiarkan staf mengetahui bahwa
pimpinan mengetahui keunikan dirinya
g. Menghilangkan blok tradisionil antara staf dengan pekerjaan yang telah
dikerjakan
h. Memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri
i. Melibatkan staf dalam pengambilan semua keputusan
j. Memastikan bahwa staf mengetahui alasan di belakang semua keputusan dan
tindakan
k. Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering
mungkin
l. Menciptakan hubungan saling percaya dan saling tolong dengan staf m. Memberi kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya
n. Menjadi role model bagi staf
o. Memberikan reinforcement sesering mungkin
2. Penerapan Penciptaan Iklim Motivasi di MPKP
Di ruang MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan dengan cara sebagai berikut:
a. Budaya pemberian reinforcement positif
Reinforcement positif adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan memberikan reward.
Reward yang diberikan di MPKP adalah pemberian pujian yang tulus. Masing-masing staf
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 13/27
dibudayakan untuk memberikan pujian yang tulus diantara mereka terhadap kinerja dan
penampilan.
b. Doa bersama sebelum memulai kegiatan
c. Memanggil staf secara periodik untuk mengenal masalah setiap personil secara mendalam
dan membantu penyelesaiannya.
d. Manajemen Sumber Daya Manusia melalui penerapan pengembangan jenjang karir dankompetensi
e. Sistem reward yang fair sesuai dengan kinerja
3. Evaluasi Aktivitas Menciptakan Iklim Motivasi Aktivitas menciptakan iklim motivasi dievaluasi oleh kepala ruangan dan ketua tim setiap 6
bulan sekali (per semester) dengan menggunakan suatu instrumen/kuisioner.
B. MANAJEMEN WAKTU
1. Pengertian Manajemen waktu adalah penggunaan secara optimal waktu yang dipunyai. Tahapan
majanemen waktu meliputi 3 tahapan yaitu:
a. Membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas
b. Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelesaikan tugas sebelum
memulai tugas yang lain.
c. Membuat prioritas ulang berdasarkan informasi yang diterima
2. Penerapan Manajemen Waktu di MPKP Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja harian
yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadual kerja yang disusun secara berurutan yang
disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
3. Evaluasi Aktivitas Manajemen Waktu Aktivitas manajemen waktu dievaluasi melalui instrumen/kuisioner
C. PENDELEGASIAN
1. Pengertian Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam organisasi
pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Pendelegasian dilaksanakan melalui proses:
a. Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan
b. Identifikasi ketrampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas
c. Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan
d. Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya
e. Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas
f. Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah
tertentu, manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi nara sumberuntuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 14/27
g. Evaluasi kinerja setelah tugas selesai
h. Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan
2. Penerapan Pendelegasian di MPKP
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala Ruangankepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui
mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara
berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian terencana dan
pendelegasian insidentil.
Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai
konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya dapat berupa:
a. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas
sementara karena alasan tertentu
b. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift
c. Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakankeperawatan yang telah direncanakan
Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir
maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian
adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift,
tergantung pada personil yang berhalangan.
3. Prinsip-prinsip Pendelegasian tugas di MPKP a. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian tugas
b. Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang berkompeten dan setara
dengan kemampuan yang digantikan tugasnya
c. Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal secara terinci, baik lisan
maupun tertulis
d. Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi
rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi
e. Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan
hasilnya.
4. Evaluasi Penerapan Pendelegasian Tugas Pendelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen/kuisioner yang
diisi oleh seluruh staf perawat dengan cara self evaluasi
D. SUPERVISI
1. Pengertian Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan
tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
tersebut. Supervisi dilakukan untuk memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemempuan yang mumpuni dalam bidangyang disupervisi. Dalam struktur organisisi, supervisi biasanya dilakukan oleh atasan
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 15/27
terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Dengan supervisi diharapkan kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang dan menghasilkan
keluaran (produk) seperti yang diinginkan.
Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih kepada
pengawasan partisipatif yaitu dalam proses pengawasan dihargai dahulu pencapaian atau halpositif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih kurang agar
meningkat. Dengan demikian bawahan tidak merasakan bahwa ia sekedar dinilai akan tetapi
dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar.
2. Penerapan Supervisi di MPKP Di MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan
pelayanan di MPKP sesuai dengan standar mutu professional yang telah ditetapkan. Supervisi
dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun asuhan
keperawatan serta menguasai pilar-pilar professional yang diterapkan di MPKP. Untuk itu
pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut:
a. Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap KepalaRuangan.
b. Kepala Ruangan Keperawatan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat
Pelaksana.
c. Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat Pelaksana.
Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf
perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan materi supervisi adalah kemampuan
manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua Tim disupervisi terkait dengan
kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Sedangkan perawat
pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuahan keperawatan yang dilaksanakan.
Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka
disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah dipahami
oleh staf dan jadwal supervisi.
3. Evaluasi Aktivitas Supervisi Aktivitas supervisi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim yang melakukan
supervisi dengan menggunakan instrumen/kuisioner dengan cara self evaluasi
E. KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Pengertian Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya pengarahan.
Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi. Komunikasi yang kurang baik dapat
mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi adalah
proses tukar menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran yang terjadi antara 2 orang atau
lebih yang bekerjasama.
2. Penerapan Komunikasi di MPKP
Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 16/27
a. Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan dari
dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan,
sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung jawab shift sore.
b. Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk
rencana kegiatan pada hari tersebut yang dipimpin oleh katim atau PJ tim. Jika yang dinaspada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference
adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim atau PJ.
c. Post Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil
askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin
oleh katim atau PJ tim.
3. Evaluasi Pelaksanaan Aktivitas Komunikasi di MPKP Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi
dilakukan sekali tiap bulan dengan menggunakan instrumen/kuisioner.
F. MANAJEMEN KONFLIK
1. Pengertian Konflik adalah perbedaan pandangan atau ide antara satu orang dengan orang yang lain.
Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar belakang yang
berbeda konflik mudah terjadi. Demikian juga di ruang MPKP konflik pun bisa terjadi. Untuk
mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu dibudayakan upaya-upaya mengantisipasi
konflik dan mengatasi konflik sedini mungkin di ruang MPKP.
Cara-cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi:
a. Bersaing
b. Berkolaborasi
c. Menghindar
d. Mengakomidasi
e. Berkompromi
Mengatasi konflik dengan bersaing adalah penanganan konflik dimana seseorang atau satu
kelompok berupaya memuaskan kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan dampaknya
pada orang lain atau kelompok lain. Cara inbi kurang sehat bila diterapkan karena bisa
menimbulkan potensi konflik yang lebih besar terutama pada pihak yang merasa dikalahkan.Untuk itu organisasi sebaiknya menghindari metode penyelesaian konflik jenis ini.
Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh untuk memuaskan kedua belah pihak yang
sedang berkonflik. Cara ini adalah salah satu bentuk kerjasama. Berbagai pihak yang terlibat
konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan jalan mencari dan
menemukan persamaan kepentingan dan bukan perbedaan. Situasi yang diinginkan adalah
tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Istilah lain cara penyelesaian konflik ini disebut juga
win-win solution.
Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik dimana pihak yang sedang berkonflik
mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan orang lain tetapi menarik diri ataumenekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada konflik atau masalah). Cara ini tidak
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 17/27
dianjurkan dalam upaya penyelesaian konflik karena masalah mendasar tidak diselesaikan,
penyelasaian yang terjadi adalah penyelesaian semu. Untuk itu tidak dianjurkan organisasi
untuk menggunakan metode ini.
Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang
berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya lebih tinggi.Salah satu pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain. Ini suatu upaya lose –
win solution. Upaya penyelesaian konflik dengan akomodasi sebaiknya juga tidak digunakan
terlalu sering karena kepuasan tidak terjadi secara penuh dan bisa menimbulkan potensi
konflik di masa mendatang.
Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di mana semua pihak yang berkonflik
mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan dua belah pihak
tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau kalah. Ini adalah lose-
lose solution di mana masing-masing pihak akan mengorbankan kepentingannya agar
hubungan yang dijalin tetap harmonis.
2. Penerapan Manajemen Konflik di MPKP Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya yang win-win solution.
Suatu upaya berkolaborasi. Untuk itu pembudayaan kolaborasi antar staf menjadi prioritas
utama dalam menyelenggarakan pengelolaan ruangan MPKP.
Pendekatan penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian
masalah (problem solving) yang meliputi:
a. Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada pihak
yang berkonflik.
b. Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik.
c. Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan.
d. Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan.
e. Menerapkan solusi pilihan
f. Mengevaluasi peredaan konflik.
Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi
belum berhasil maka kepala ruangan dapat berkonsultasi dengan kepala Seksi Perawatan atau
Konsultan.
3. Evaluasi Penerapan Aktivitas Penyelesaian Konflik
Aktivitas penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP. Evaluasi
dilakukan dengan menggunakan instrumen/kuisioner.
PENGENDALIAN
Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau pengontrolan. Fayol
mendefinisikan kontrol sebagai ”Pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan
rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang
ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 18/27
diperbaiki dan tidak terjadi lagi”. Pengontrolan penting dilakukan untuk mengetahui fakta
yang ada, sehingga jika muncul isue dapat segera direspon dengan cara duduk bersama.
Pengendalian adalah upaya mempertahankan kualitas, mutu atau standar. Output (hasil) dari
suatu pekerjaan dikendalikan agar memenuhi keinginan (standar) yang telah ditetapkan.
Pengendalian difokuskan pada proses yaitu pelaksanaan asuhan keperawatan dan pada output(hasil) yaitu kepuasan pelanggan (pasien), keluarga, perawat dan dokter. Indikator mutu yang
merupakan output adalah BOR, ALOS, TOI, audit dokumen keperawatan. Survei masalah
keperawatan diperlukan untuk rencana yang akan datang.
Kepala Ruangan akan membuat laporan hasil kerja bulanan tentang semua kegiatan yang
dilakukan terkait dengan MPKP. Data tentang indikator mutu dapat bekerja sama dengan tim
rumah sakit atau ruangan membuat sendiri.
Jadi pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan bahwa aktifitas sebenarnya
sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi untuk menjamin kualitas serta
pengevaluasian penampilan, langkah-langkah yang harus dilakukan dalampengendalian/pengontrolan meliputi:
a. Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi kerja
b. Melakukan pengukuran prestasi kerja
c. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
d. Mengambil tindakan korektif
Peralatan atau instrumen dipilih untuk mengumpulkan bukti dan untuk menunjukkan standar
yang telah ditetapkan atau tersedia. Audit merupakan penilaian pekerjaan yang telah
dilakukan. Terdapat tiga kategori audit keperawatan yaitu:
1. Audit struktur
2. Audit proses
3. Audit hasil
Audit Struktur berfokus pada sumber daya manusia; lingkungan perawatan, termasuk
fasilitas fisik, peralatan, organisasi, kebijakan, prosedur, standar, SOP dan rekam medik;
pelanggan. Audit Proses merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan keperawatan untuk menentukan
apakah standar keperawatan tercapai. Pemeriksaan dapat bersifat retropektif, concurrent, atau
peer review. Retropektif adalah audit dengan menelaah dokumen pelaksanaan asuhankeperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi asuhan keperawatan. Concurrent adalah
mengobservasi saat kegiatan keperawatan sedang berlangsung. Peer review adalah umpan
balik sesama anggota tim terhadap pelaksanaan kegiatan.
Audit hasil adalah audit produk kerja yang dapat berupa kondisi pasien, kondisi SDM, dan
indikator mutu.
1. Kondisi pasien dapat berupa keberhasilan pasien dan kepuasan, yaitu:
a. Audit dokumentasi asuhan keperawatan
b. Survey masalah baru
c. Kepuasan pasien dan keluarga2. Kondisi SDM dapat berupa efektifitas dan efisiensi serta kepuasan, yaitu
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 19/27
a. Kepuasan tenaga kesehatan: perawat, dokter
b. Penilaian kinerja perawat
3. Indikator mutu umum yaitu:
a. Prosentasi pemakaian tempat tidur (BOR)
b. Rata-rata lama rawat seorang pasien (ALOS)c. Tempat tidur tidak terisi (TOI)
d. Angka infeksi nasokomial (NI)
e. Angka dekubitus dan sebagainya.
A. Indikator mutu umum:
1. Penghitungan Tempat Tidur Terpakai (BOR) Bed occupancy rate adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap baik adalah 80 – 90 % sedangkan
standar nasional BOR adalah 70 – 80 %.
Rumus penghitungan BOR sbb:
Jumlah hari perawatan
BOR
= x 100%
Jumlah TT x Jumlah hari persatuan waktu
Catatan:
Jumlah hari perawatan adalah hasil penjumlahan lama hari rawat pasien yang keluar hidupatau mati dalam satu periode waktu
Jumlah hari per satuan waktu adalah jumlah hari dalam satu periode waktu
2. Penghitungan Rata-rata Lama Rawat (ALOS) Average Length of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu yang dijadikan tracer (yang perlu
pengamatan lebih lanjut). Secara umum ALOS yang ideal adalah 6 – 9 hari.
Di MPKP pengukuran ALOS dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan dengan
rumus sbb:
Jumlah hari perawatan pasien keluar
ALOS =
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Catatan:
Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien keluar hidup atau
mati dalam satu periode waktu.
Jumlah pasien keluar (hidup atau mati): jumlah pasien yang pulang atau meninggal dalam
satu periode waktu.
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 20/27
3. Penghitungan Tempat Tidur Tidak Terisi (TOI) Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke
saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan gambaran tentang efisiensi penggunaan
tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1 – 3 hari.
Di MPKP pengukuran TOI dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan denganrumus sbb:
(Jumlah TT x hari) – hari perawatan RS
TOI =
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
4. Penghitungan Angka Infeksi Nasokomial Angka infeksi nasokomial adalah jumlah pasien infeksi yang didapat atau muncul selama
dalam perawatan di rumah sakit.
5. Penghitungan Angka Dekubitus Angka dekubitus adalah jumlah pasien yang mengalami dekubitus selama dalam perawatan
di rumah sakit
B. Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Audit dokumentasi adalah kegiatan mengevaluasi dokumen asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan oleh perawat pelaksana.
Di MPKP kegiatan audit dilakukan oleh kepala ruangan, pada status setiap pasien yang telah
pulang atau meninggal dan hasil audit dibuat rekapan dalam satu bulan.
C. Survey Kepuasan Menurut Philip Kotler, Survey kepuasan pelanggan adalah tingkat keadaan yang dirasakan
seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang
dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang
Survey kepuasan yang akan dilakukan di ruang MPKP adalah kepuasan pasien, keluarga,
perawat dan tenaga kesehatan lain.
Di MPKP survey kepuasan pasien dilakukan setiap pasien pulang, diberikan saat selesaimenyelesaikan administrasi atau saat mempersiapkan pulang dengan cara pasien dan keluarga
mengisi angket yang disediakan. Survey kepuasan dilakukan 6 bulan sekali.
D. Evaluasi Aktivitas Pengendalian Di MPKP aktivitas pengendalian dievaluasi melalui self evaluasi terhadap Kepala ruangan
tiap satu semester dengan menggunakan instrumen/kuisioner sbb:
Evaluasi Aktivitas Pengendalian di MPKP
No Kriteria Sll Sr Kd Tp
1 BOR dihitung setiap satu bulan
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 21/27
2 ALOS diukur setiap bulan
3 TOI diukur setiap bulan
4 Angka Infeksi Nasokomial dicatat setiap bulan
5 Survey kepuasan pasien dilakukan setiap ada pasien
pulang atau meninggal
6 Survey kepuasan keluarga dilakukan setiap adapasien pulang atau meninggal
7 Survey kepuasan tenaga kesehatan dilakukan setiap
ada pasien pulang atau meninggal
8 Survey masalah keperawatan dilakukan tiap bulan
9 Audit dokumen dilakukan tiap bulan
Petunjuk:
Sll : selalu nilai 4
Sr : sering nilai 3
Kd : kadang-kadang nilai 2
Tp : tidak pernah nilai 1
Nilai :
Total nilai
x 100%
36
COMPENSATORY REWARD
Compensatory reward (kompensasi penghargaan) menjelaskan manajemen keperawatan
khususnya manajemen sumber daya manusia (SDM) keperawatan. Fokus utama manajemen
keperawatan adalah pengelolaan tenaga keperawatan agar dapat produktif sehingga misi dan
tujuan organisasi dapat tercapai. Perawat merupakan SDM kesehatan yang mempunyai
kesempatan paling banyak melakukan praktek profesionalnya pada pasien yang dirawat di
Rumah Sakit. Seorang perawat akan mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan
yang profesional apabila perawat tersebut sejak awal bekerja diberikan program
pengembangan staf yang terstruktur. Metode dalam menyusun tenaga keperawatan
seharusnya teratur, sistematis, rasional, yang digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis
tenaga keperawatan yang dibutuhkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien sesuai yang diharapkan.
Manajemen SDM di ruang MPKP berfokus pada proses rekruitmen, seleksi, kontrak kerja,
orientasi, penilaian kinerja, dan pengembangan staf perawat. Proses ini selalu dilakukan
sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawat baru.
A. Proses Rekruitmen Tenaga Perawat di Ruang MPKP Rekruitmen di ruang MPKP berfokus pada rekruitmen perawat yang ada di rumah sakit.
Dalam menentukan perawat yang diperlukan di ruang MPKP, perlu diketahui kategori RuangMPKP yang akan dikembangkan. Misalnya Untuk level MPKP Profesional I diharapkan
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 22/27
Karu dan Katim mempunyai latar belakang pendidikan Ners, Sarjana Keperawatan dengan
jenjang karir minimal Perawat Klinik 3 (PK 3), serta seluruh perawat pelaksana minimal
mempunyai latar belakang pendidikan D III Keperawatan dengan jenjang karir minimal
Perawat Klinik 2 (PK 2).
Proses rekuitmen perawat di ruang MPKP: 1. Seluruh perawat di Rumah Sakit harus menyepakati level MPKP yang akan dipilih,
disesuaikan dengan sumber daya keperawatan yang ada di rumah sakit tersebut, diharapkan
minimal memilih MPKP level pemula.
2. Setelah level disepakati maka kepala bidang perawatan melakukan sosialisasi pembentukan
ruang MPKP kepada pimpinan dan para pejabat struktural yang ada di rumah sakit untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan.
3. Kepala ruangan melakukan sosialisasi kepada semua perawat yang ada di ruangan tentang
pembentukan ruang MPKP disertai kriteria perawat yang dibutuhkan dengan tujuan merekrut
perawat yang memenuhi kriteria. Kepala ruangan memotivasi perawat di ruangannya yang
memenuhi kriteria untuk mendaftarkan diri dengan mengisi formulir pendaftaran dan biodata.
Sebelum menetapkan proses rekruitmen perlu ditetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan.
Jenis tenaga perawat terdiri dari kepala ruangan (Karu), perawat primer (PP) sebagai ketua
tim, dan perawat pelaksana. Selain itu juga perlu ditetapkan kriteria perawat yang
dibutuhkan.
B. Proses seleksi tenaga perawat di ruang MPKP Proses seleksi perawat di ruang MPKP:
1. Proses seleksi dimulai dari telaah dokumen untuk menetapkan perawat yang
memenuhi syarat menjadi kepala ruangan, perawat primer/ketua tim, dan perawat
pelaksana/asosiet.
2. Semua perawat yang memenuhi kriteria dipanggil untuk tes tulis. Hasil tes tulis
menetapkan perawat pelaksana yang memenuhi kriteria dan bakal calon ketua tim dan
kepala ruangan.
3. Perawat yang lulus tes tulis mengikuti tes wawancara.
4. Tahap seleksi selanjutnya adalah presentasi yang diikuti oleh perawat yang memenuhi
kriteria karu dan katim untuk memilih kepala ruangan.
Jika nama dan jumlah perawat telah ditetapkan sesuai dengan hasil tes maka pimpinan rumah
sakit membuat surat keputusan (SK) penempatan perawat yang bekerja di ruang MPKP.
Sebelum perawat bekerja di ruang MPKP, mereka diminta untuk membuat pernyataan akan
kesediaannya bekerja dan mengembangkan ruang MPKP dan menandatanganinya. Perawat
diberikan penjelasan tentang lingkup kerja dan pengembangan karir.
C. Proses orientasi tenaga perawat di ruang MPKP Setiap perawat yang akan bekerja di ruang MPKP harus melalui masa orientasi yang sering
disebut pelatihan awal sebelum seseorang bekerja pada unit kerja tertentu. Orientasi berupa
pelatihan tentang informasi budaya kerja MPKP dan informasi umum tentang rumah sakit
(visi, misi, program jangka pendek dan jangka panjang, program mutu, kebijakan dan
peraturan). Kegitatan orientasi menggunakan metode klasikal, praktik lapangan dan praktik
kerja.
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 23/27
Kegiatan prientasi dilakukan pada perawat baru yang akan bekerja di ruang MPKP. Karu dan
Katim membuat rencana orientasi.
Kegiatan MPKP yang akan diorientasikan pada program orientasi adalah:
1. Kepala Ruangan
1) Pendekatan Management: d. Perencanaan
a) Mengembangkan visi dan misi
b) Mempunyai filosofi
c) Menetapkan Rencana Jangka Pendek
e. Pengorgansasian
a) Membuat struktur organisasi
b) Membuat jadual dinas bersama ketua tim
c) Membuat daftar pasien bersama ketua tim
f. Pengarahana) Mamimpin operan
b) Mengawasi dan mengarahkan kegiatan pre dan post conference
c) Memberi motivasi pada tim perawat di ruangan
d) Mendelegasikan tugas pada bawahan dengan jelas
e) Memfasilitasi kolaborasi dengan anggota tim kesehatan yang lain dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan.
f) Mengawasi perawat primer dan perawat pelaksana dalam mengelola pasien melalui
komunikasi langsung.
g) Memperoleh informasi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan melalui supervisi dan
mendengarkan laporan langsung dari perawat primer.h) Melakukan pengawasan tidak langsung:
Mengecek daftar hadir perawat primer, perawat pelaksana, pekarya dan petugas TU.
Mengecek kedisiplinan.g. Pengendalian
a) Menetapkan indikator mutu
b) Melakukan audit dokumentasi
c) Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.
d) Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
2) Compensatory reward a. Melakukan rekruitmen tenaga perawat
b. Melakukan seleksi tenaga perawatc. Melakukan orientasi
d. Melakukan penilaian kinerja
e. Melakukan pengembangan tenaga perawat
3) Hubungan Professional a. Memimpin rapat keperawatan
b. Mengawasi pelaksanaan konfrensi kasus
c. Mengikuti rapat tim kesehatan
d. Mengawasi pelaksanaan visit dokter
4) Asuhan keperawatan a. Menguasai asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan yang ada
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 24/27
2. Perawat Primer/Ketua Tim
1) Pendekatan Managemen: a. Perencanaan
a) Membuat pengkajian lengkap, perencanaan, dan menentukan kriteria evaluasi untuk pasien
b) Membuat rencana jangka pendek b. Pengorgansasian
a) Menyusun jadual dinas bersama Kepala Ruangan
b) Membuat daftar pasien bersama Kepala Ruangan
c) Membagi tugas kepada perawat pelaksana sesuai dengan kemampuan perawat pelaksana
d) Bekerjasama dengan tim kesehatan yang lain untuk mengintegrasikan pelayanan keperawatan
dengan pelayanan kesehatan lain
c. Pengarahan
a) Memimpin kegiatan ronde keperawatan, konferensi kasus, Pre dan Post Conference
b) Memberikan pengarahan pada perawat pelaksana masing-masing secara individual
c) Memberikan motivasi kepada perawat pelaksana
d) Mendelegasikan tugas kepeda perawat pelaksana secara jelasd. Pengendalian
a) Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan oleh Perawat
Pelaksana
b) Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana
2) Compensatory reward 1. Melakukan orientasi kepada perawat baru
2. Menilai kinerja Perawat Pelaksana
3) Hubungan Professional A. Memimpin konfrensi kasus
B. Mengikuti visit dokter
4) Asuhan keperawatan 1. Menguasai asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan yang ada
3. Perawat Pelaksana
1) Membuat rencana jangka pendek (rencana harian) tindakan keperawatan yang ditugaskan
oleh perawat primer
2) Melaksanakan tindakan keperawatan
3) Melakukan evaluasi serta dokumentasi keperawatan4) Mengikuti ronde keperawatan, konferensi kasus, dan pre dan post conference.
5) Melakukan kerja sama dengan perawat pelaksana lain dibawah timnya.
Selama masa orientasi, dilakukan evaluasi atau penilaian terhadap kinerja perawat dalam
melaksanakan budaya MPKP. Selanjutnya bagi perawat yang telah menjalani masa orientasi
dilakukan penentuan apakah perawat tersebut diterima atau tidak di ruang MPKP. Penentuan
dilakukan oleh pimpinan keperawatan dan fasilitator (konsultan).
D. Penilaian kinerja Penilaian kinerja di ruang MPKP ditujukan pada kepala ruangan, perawat primer dan perawat
asosiet. Kemampuan tiap SDM dievaluasi dengan menggunakan supervisi baik secaralangsung (observasi) maupun tidak langsung (melalui dokumentasi). Kinerja kepala ruangan
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 25/27
disupervisi/ dievaluasi oleh kepala bidang perawatan dan fasilitator/konsultan; kinerja
perawat primer disupervisi/ dievaluasi oleh kepala bidang perawatan, fasilitator/konsultan
dan kepala ruangan; kinerja perawat pelaksana disupervisi/ dievaluasi oleh kepala ruangan
dan perawat primer. Kepala Bidang Perawatan bertanggung jawab mengobservasi dan
menilai keberlllangsungan seluruh aktivitas di ruang MPKP. Dalam supervisinya didampingi
oleh fasilitator atau konsultan.
E. Pengembangan tenaga perawat
Pengembangan tenaga perawat merupakan salah satu proses yang berhubungan dengan
manajemen SDM. Tujuannya adalah membantu masing-masing perawat mencapai kinerja
sesuai dengan posisinya dan untuk pengakuan/penghargaan terhadap kemampuan profesional
tenaga perawat yang akan memaksimalkan pencapaian jenjang karir. Bentuk pengembangan
tenaga perawat di ruang MPKP adalah Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan dan Program
pengembangan jenjang karier.
Pada tahap awal bekerja di ruang MPKP, perawat mendapat penjelasan tentang proses
pengembangan yang dapat diikuti.
HUBUNGAN PROFESIONAL
Hubungan Profesional dalam pemberian pelayanan keperawatan merupakan standar dari
hubungan antara pemberi pelayanan keperawatan (tim kesehatan) dan penerima pelayanan
keperawatan (klien dan keluarga) (Cameron, 1997).
Pada pelaksanaannya hubungan profesional bisa terjadi secara internal artinya hubungan
yang terjadi antara pemberi pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat,antara perawat dengan tim kesehatan dan lain-lain. Sedangkan hubungan profesional secara
eksternal adalah hubungan yang terjadi antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.
Kedua hubungan tersebut merupakan suatu siklus yang tidak terpisahkan dalam pemberian
pelayanan kesehatan.
Hubungan profesional secara internal yang terjadi di ruang MPKP yaitu:
Rapat perawat ruangan
Case conference
Rapat tim kesehatan
Visit dokter
A. Rapat perawat ruangan Yang dimaksud dengan rapat tim keperawatan suatu media komunikasi untuk menyampaikan
informasi permasalahan yang ditemukan pada klien, evaluasi hasil kerja secara keseluruhan,
informasi/ peraturan/ perkembangan IPTEK, dan lain-lain. Fokus pembicaraan adalah
membahas hsil-hasil kerja keperawatan selama sebulan semua aktivitas ruang MPKP (laporan
bulanan).
B. Case conference
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 26/27
Yang dimaksud dengan case conference (konferensi kasus) adalah diskusi kelompok tentang
kasus asuhan keperawatan klien/keluarga. Dilakukan dua kali perbulan dan kasusnya
bergantian antar tim. Topik atau isi dari kasus yang disampaikan adalah:
1. Kasus pasien baru
2. Kasus pasien yang tidak ada perkembangan3. Kasus pasien pulang
4. Kasus pasien yang meninggal
5. Kasus pasien dengan masalah yang jarang ditemukan
C. Rapat tim kesehatan Rapat tim kesehatan adalah media komunikasi antara tim kesehatan untuk membahas
manajerial ruang MPKP. Fokus pembicaraan rapat ini adalah membahas hal-hal yang terkait
dengan manajerial.
D. Kolaborasi dengan Dokter
1. Visit dokter
Visit dokter adalah kunjungan dokter ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
pada pasien, dan ketua tim bertanggung jawab melakukan kolaborasi serta mendampingi
dokter saat melakukan pemeriksaan dan menyampaikan informasi tentang pasien
2. Konsultasi dengan Dokter
Konsultasi dengan Dokter adalah melaporkan kondisi pasien kepada dokter. Konsultasi via
telepon dilakukan jika menurut perawat pasien membutuhkan tindakan kedokteran. Pada saat
berkonsultasi mungkin saja dokter memberikan ”instruksi” berupa tindakan yang
dilaksanakan oleh perawat. Untuk ini dokter perlu menandatanganinya di status pasien.
3. Konsultasi dengan Dokter via telepon
Konsultasi dengan Dokter via telepon adalah melaporkan kondisi pasien kepada dokter
melalui telepon. Konsultasi via telepon dilakukan jika menurut perawat pasien membutuhkan
tindakan kedokteran. Pada saat berkonsultasi mungkin saja dokter memberikan ”instruksi”berupa tindakan yang dilaksanakan oleh perawat. Untuk ini diperlukan seorang saksi yang
ikut mendengarkan ”instuksi” tersebut.
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
Tujuan profesi keperawatan adalah memberikan pelayanan kepada klien dan juga
mempertahankan hidupnya profesi itu sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut perawat perlu
memiliki ketrampilan intelektual, teknikal, interpersonal, dan etik. Semua ketrampilanini harus tampak dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien.
5/17/2018 MANAJEMEN KEPERAWATAN.docx - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-keperawatandocx 27/27
Praktek keperawatan profesional dengan ciri praktek yang didasari dengan ketrampilan
intelektual, teknikal, interpersonal dapat dilaksanakan dengan menerapkan suatu metode
asuhan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode asuhan untuk praktek
profesional tersebut adalah proses keperawatan, suatu rangkaian asuhan yang terdiri dari
pengkajian, menyusun diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan, implementasi danevaluasi.
Salah satu pilar praktek profesional keperawatan adalah pelayanan keperawatan dengan
menggunakan patient care delivery system tertentu. Patient care delivery system yang
diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses
keperawatan.
Di MPKP dibuat standar asuhan keperawatan secara ilmiah berdasarkan masalah-masalah
keperawatan yang ditemukan di MPKP.
Dalam pemberian asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan tahap-tahap komunikasitherapeutik.