manajemen

106
PERENCANAAN Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain— pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan. Mengemukakan empat tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan non manajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan

description

manajemen

Transcript of manajemen

Page 1: manajemen

PERENCANAAN

Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat

strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja

organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi

manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian,

pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana

informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan

bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana

tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.

Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap

anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat

untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang

harus dilakukan.

Mengemukakan empat tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk

memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan non manajerial.

Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai,

dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk

mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin

akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi

kurang efesien.

Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang

manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan

perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun

rencana untuk menghadapinya.

Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja

yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan

mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga

Page 2: manajemen

dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan

inefesiensi dalam perusahaan.

Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang

digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan

pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses

membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana,

manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.

Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi[1] menunjukan adanya

hubungan antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.

Sasaran

Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh

organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen

membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.

Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang

dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang

dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat dilihat

di piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan

publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan

dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan

stakeholder perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang benar-

benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran riil hanya dapat diketahui dari

tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.

Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk

mencapai sasarannya. Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional.

Pada pendekatan ini, manajer puncak memberikan sasaran-sasaran umum,

yang kemudian diturunkan oleh bawahannya menjadi sub-tujuan (subgoals) yang

lebih terperinci. Bawahannya itu kemudian menurunkannya lagi kepada anak

buahnya, dan terus hingga mencapai tingkat paling bawah. Pendekatan ini

mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah orang yang tahu segalanya

karena mereka telah melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama

Page 3: manajemen

terjadi pada proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan. Seringkali,

atasan memberikan sasaran yang cakupannya terlalu luas seperti "tingkatkan

kinerja," "naikkan profit," atau "kembangkan perusahaan," sehingga bawahan

kesulitan menerjemahkan sasaran ini dan akhirnya salah mengintepretasi

maksud sasaran itu (lihat gambar).

Pendekatan kedua disebut dengan management by objective atau MBO.

Pada pendekatan ini, sasaran dan tujuan organisasi tidak ditentukan oleh

manajer puncak saja, tetapi juga oleh karyawan. Manajer dan karyawan

bersama-sama membuat sasaran-sasaran yang ingin mereka capai. Dengan

begini, karyawan akan merasa dihargai sehingga produktivitas mereka akan

meningkat. Namun ada beberapa kelemahan dalam pendekatan MBO. Pertama,

negosiasi dan pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO membutuhkan

banyak waktu, sehingga kurang cocok bila diterapkan pada lingkungan bisnis

yang sangat dinamis. Kedua, adanya kecenderungan karyawan untuk bekerja

memenuhi sasarannya tanpa mempedulikan rekan sekerjanya, sehingga

kerjasama tim berkurang. Ada juga yang bilang MBO hanyalan sekedar

formalitas belaka, pada akhirnya yang menentukan sasaran hanyalah

manajemen puncak sendiri.

Rencana

Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema

untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya,

jadwa, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan

cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya.

Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan

rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku di

seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang

mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.

Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana

jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya

didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka

Page 4: manajemen

pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara

rencana yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki intermediate time

frame.

Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan

rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan

guidelines secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh

karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa

yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat

fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik

adalah rencana yang secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan

untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan profit

15%," ia juga memberikan perintah mendetail, misalnya dengan memperluas

pasar, mengurangi biaya, dan lain-lain.

Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu

single use atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk

dilaksanakan satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik di

China atau "mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006." Sedangkan

standing plans adalah rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut

berdiri, yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan, kebijakan, dan

lain-lain.Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat

di dalamnya. Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang banyak

dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi

pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi

pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi

staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis

diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk

mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.

Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing

fungsi manajemen - POLC :

Page 5: manajemen

1. Fungsi Perencanaan / Planning

Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan

perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.

2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing

Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada

sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki

perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta

menggapai tujuan perusahaan.

3.Fungsi Pengarahan / Directing / Leading

Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer

untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta

menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.

4.Fungsi Pengendalian / Controling

Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja

berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat

perubahan atau perbaikan jika diperlukan.

Unsur pengambilan keputusan merupakan unsur penting dalam

perencanaan, yaitu proses mengembangkan dan memilih langkah langkah yang

akan diambil untuk menghadapi masalah masalah dalam organisasi atau perusahaan.

Pimpinan harus mengambil keputusan tentang ramalan ramalan suatuasi yang akan

terjadi di masa datang. Misal keadaan ekonomi, langkah langkah apa yang akan

dilakukan oleh pesaing dan sebagainya. Mereka harus memutuskan sasaran yang akan

dicapai, menganalisis sumber daya yang dimiliki organisasi, bagaimana

mengaplikasikannya dalam rangka mencapai sasaran tersebut. Dalam hal ini diperlukan

sikap fleksibilitas di dalam menghadapi perubahan.

Page 6: manajemen

Langkah langkah dalam Perencanaan

Secara garis besar terdapat empat langkah dasar perencanaan yang dapat

dipakai

untuk semua kegiatan perencanaan pada semua jenjang organisasi. Langkah

tersebut

adalah :

1. Menetapkan sasaran

Kegiatan perencanaan dimulai dengan memutuskan apa yang ingin dicapai

organisasi. Tanpa sasaran yang jelas, sumber daya yang dimiliki organisasi

akan menyebar terlalu luas. Dengan menetapkan prioritas dan merinci sasaran

secara jelas, organisasi dapat mengarahkan sumber agar lebih efektif.

2. Merumuskan posisi organisasi pada saat ini

Jika sasaran telah ditetapkan , pimpinan harus mengetahui dimana saat ini

organisasi berada dan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan

tersebut , sumber daya apa yang dimiliki pada saat ini. Rencana baru dapat

disusun jika organisasi telah mengetahui posisinya pada saat ini. Untuk ini di

dalam organisasi harus terdapat suasana keterbukaan agar informasi mengalir

dengan lancar terutama data keuangan dan statistik.

3. Mengidentifikasi faktor faktor pendukung dan penghambat menuju sasaran

Selanjutnya perlu diketahui faktor faktor, baik internal maupun eksternal, yang

diperkirakan dapat membantu dan menghambat organisasi mencapai sasaran

yang terlah ditetapkan. Diakui jauh lebih mudah mengetahui apa yang akan

terjadi pada saat ini , dibandingkan dengan meramalkan persoalan atau

peluang yang akan terjadi di masa datang. Betapun sulitnya melihat ke depan

adalah unsur utama yang paling sulit dalam perencanaan

4. Menyusun langkah langkah untuk mencapai sasaran

Langkah terakhir dalam kegiatan perencanaan adalah mengembangkan

berbagai kemungkinan alternatif atau langkah yang diambil untuk mencapai

sasaran yang telah ditetapkan, mengevaluasi alternatif alternatif ini, dan

memilih mana yang dianggap paling baik, cocok dan memuaskan.

Page 7: manajemen

Hubungan perencanaan dan fungsi manajemen lain

1. Pengorganisasian dan penyusunan personalia

Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya,

keuangan dan tenaga kerja untuk mencapai efektifitas. Misal penyusunan

personalia organisasi tidak akan dapat tersusun secara efektif tanpa

perencanaan personalia.

2. Pengarahan

Perencanaan menentukan kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor,

kekuatan-kekuatan, sumber daya dan hubungan yang diperlukan untuk

mengarahkan dan memotivasi karyawan. Fungsi pengarahan meliputi

penerapan unsur-unsur tersebut menjadi pengaruh.

3. Pengawasan

Pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap

rencana, jadi pengawasan dapat menjadi bagian dari rencana baru.

Pengawasan membandingkan informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi

selama pelaksanaan suatu rencana dengan anggaran, program dan

sebagainya yang dikehendaki dan diramalkan selama tahap-tahap

perencanaan.

Jenis Perencanaan

Dalam setiap organisasi rencana disusun secara hierarki sejalan dengan

struktur

organisasinya.Pada setiap jenjang, rencana mempunyai fungsi ganda: sebagai

sasaran yang harus dicapai oleh jenjang dibawahnya dan merupakan langkah

yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan oleh jenjang

diatasnya. Ada dua jenis rencana , yaitu : (1) rencana strategik,yang disusun

untuk mencapai

Page 8: manajemen

tujuan umum organisasi, yaitu melaksanakan misi organisasi, (2) rencana

operasional ,

yang merupakan rincian tentang bagaimana rencana strategik dilaksanakan.

Rencana Operasional

Rencana Operasional terdiri atas bentuk , yaitu : (1) rencana sekali pakai

(single use plan) yakni rencana yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu

dan dibubarkan segera setelah tujuan ini tercapai; (2) rencana permanen

(standing plans) , yakni pendekatan pendekatan yang sudah di standarisasi

untuk menghadapi situasi berulang dan dapat diramalkan sebelumnya.

Rencana Sekali pakai

PERENCANAAN STRATEGIK.

Sering juga disebut Perencanaan Jangkah Panjang (longe range planning)

adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka panjang

organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan , serta strategi yang harus dijalankan

untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk melaksanakan strategi tersebut harus pula

disusun program kerja yang terinci , mencakup kegiatan yang harus dilakukan , kapan

harus dimulai , kapan harus selesai , dan siapa yang harus bertanggung jawab, serta

sumber daya manusia yang diperlukan. Singkatnya perencanaan strategik adalah

proses perencanaan jangka panjang yang sudah diformalkan , yang digunakan untuk

merumuskan tujuan organisasi serta cara menghadapinya.

Konsep Strategi

Ada beberapa konsep strategi , pertama, strategi adalah program umum

untuk mencapai sasaran organisasi dan melaksanakan misinya. Kedua, strategi

adalah pedoman umum organisasi untuk menghadapi perubahan lingkungan

sepanjang waktu. Karakteristik Perencanaan Strategik.

Ada lima ciri pokok perencanaan strategik , yaitu :

1.Perencanaan strategik memberikan jawaban atas pertanyaan pertanyaan,

seperti,”apakah jenis usaha yang kita masuki dan seharusnya kita masuki ?”

2. Perencanaan strategik merupakan kerangka dasar yang dapat dipakai

sebagai pedoman untuk penyusunan rencana yang lebih rinci dan pengambilan

Page 9: manajemen

keputusan harian. Jika seorang manajer harus mengambil keputusan

semacam itu, ia dapat mengajukan pertanyaan “ dari alternatif yang ada ,

manakah yang paling konsisten dengan strategi kita ?”

3.Perencanaan strategik memiliki kurun waktu yang lebih panjang daripada jenis

perencanaan lain

4. Perencanaan strategik membantu organisasi untuk mengarahkan sumber

dayanya pada kegiatan yang mempunyai prioritas tinggi

5. Perencanaan strategik merupakan kegiatan tingkat atas, artinya ,pucuk

pimpinan harus terlibat secara aktif. Karena hanya pucuk pimpinan yang

memiliki pandangan yang dibutuhkan untuk mempertimbangkan semua aspek

organisasi dan karena commitment dari pucuk pimpinan sangat diperlukan

untuk menumbuhkan dan mendukung commitment dari bawah.

Keuntungan dan kerugian perencanaan

Keuntungan perencanaan

Dengan perencanaan tujuan jelas, objektif dan rasional

Semua aktivitas terarah, teratur, ekonomis dan bermanfaat

Meningkatkan pendaya gunaan semua fasilitas yang dimiliki

Menggambarkan keseluruhan perusahaan/organisasi

Memperkecil resiko yang dihadapi perusahaan

Memberikan landasan untuk pengendalian

Merangsang prestasi kerja

Memberikan gambaran mengenai seluruh pekerjaan dengan jelas dan

lengkap

Kerugian perencanaan

Perencanaan akan membatasi tindakan dan inisiatif

Menyebabkan terlambatnya tindakan yang perlu diambil dalam keadaan

darurat

Informasi yang dibutuhkan untuk meramalkan masa depan belum tentu

tepat

Page 10: manajemen

Biaya yang diperlukan untuk perencanaan cukup besar, bahkan

melampaui hasil yang akan dicapai

Mempunyai penghalang-penghalang psikologis karena orang lebih

memperhatikan masa sekarang dari pada masa yang akan datang

Kesimpulan

Membuat perencanaan merupakan hal yang penting dalam suatu

organisasi

Semua pihak harus terlibat dalam melaksanaka perencanaan

Dengan perencanaan setengah dari pekerjaan sudah terlaksana

Page 11: manajemen

PENGENDALIAN PERSEDIAAN

(INVENTORY CONTROL)

PENDAHULUAN

Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional

suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena

kebijakan persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva

lancar di satu sisi dan pelayanan kepada pelanggan disisi lain. Pengaturan

persediaan ini berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis ( operation, marketing,

dan finance). Berkaitan dengan persediaan ini terdapat konflik kepentingan

diantara fungsi bisnis tersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang

rendah, sedangkan Marketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan

yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi.

Berkaitan dengan kondisi diatas, maka perlu ada pengaturan terhadap

jumlah persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan

proses produksi maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama

dari pengendalian persediaan adalah agar perusahaan selalu mempunyai

persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam

spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat

terjamin (tidak terganggu).

Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip

ekonomi, yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi. Baik

persediaan yang terlalu banyak, maupun terlalu sedikit akan minimbulkan

membengkaknya biaya persediaan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan

timbul biaya-biaya yang disebut carrying cost, yaitu biaya-biaya yang terjadi

karena perusahaan memiliki persediaan yang banyak, seperti : biaya yang

tertanam dalam persediaan, biaya modal (termasuk biaya kesempatan

pendapatan atas dana yang tertanam dalam persediaan), sewa gudang, biaya

Page 12: manajemen

administrasi pergudangan, gaji pegawai pergudangan, biaya asuransi, biaya

pemeliharaan persediaan, biaya kerusakan/kehilangan,

Begitu juga apabila persediaan terlalu sedikit akan menimbulkan biaya

akibat kekurangan persediaan yang biasa disebut stock out cost seperti :

mahalnya harga karena membeli dalam partai kecil, terganggunya proses

produksi, tidak tersedianya produk jadi untuk pelanggan. Jika tidak memiliki

persediaan produk jadi terdapat 3 kemungkinan, yaitu : 1). Konsumen

menangguhkan pembelian (jika kebutuhannya tidak mendesak). Hal ini akan

mengakibatkan tertundanya kesempatan memperoleh keuntungan. 2).

Konsumen membeli dari pesaing, dan kembali ke perusahaan (jika kebutuhan

mendesak dan masih setia). Hal ini akan menimbulkan kehilangan kesempatan

memperoleh keuntungan selama persediaan tidak ada. 3). Yang terparah jika

pelanggan membeli dari pesaing dan terus pindah menjadi pelanggan pesaing,

artinya kita kehilangan konsumen.

Selain biaya di atas dikenal juga biaya pemesanan (ordering cost) yaitu

biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak

penempatan pesanan sampai tersedianya bahan/barang di gudang. Biaya-biaya

tersebut antara lain : biaya telepon, biaya surat menyurat, biaya adminisrasi dan

penempatan pesanan, biaya pemilihan pemasok, biaya pengangkutan dan

bongkar muat, biaya penerimaan dan pemeriksaan bahan/barang.

TUJUAN PERSEDIAAN

1. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety stock)

2. Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian

3. Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran.

Pengertian dan Jenis-jenis Persediaan

Persediaan (inventory) adalah bahan-bahan atau barang (sumberdaya-

sumberdaya organisasi) yang disimpan yang akan dipergunakan untuk

memenuhi tujuan tertentu, misalnya : untuk proses produksi atau perakitan,

Page 13: manajemen

untuk suku cadang dari peralatan, maupun untuk dijual. Walaupun persediaan

hanya merupakan suatu sumber dana yang menganggur, akan tetapi dapat

dikatakan tidak ada perusahaan yang beroperasi tanpa persediaan.

Berdasarkan kepada fungsinya persediaan dikelompokkan menjadi 3 jenis,

yaitu : Lot-size inventory, fluctuation stock, dan anticipation stock.

Lot-size-inventory, yaitu persediaan yang diadakan dalam jumlah yang

lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan pada sat itu. Cara ini dilakukan dengan

tujuan : memperoleh potongan harga (quantity discout) karena pembelian dalam

jumlah yang besar, dan memperoleh biaya pengang-kutan per unit yang rendah.

Fluctuation stock, merupakan persediaan yang diadakan untuk

menghadapi permintaan yang tidak bisa diramalkan sebelumnya, serta untuk

mengatasi berbagai kondisi tidak terduga seperti : terjadi kesalahan dalam

peramalan penjualan, kesalahan waktu produksi, kesalahan pengiriman.

Anticipation Stock, yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi

fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan seperti mengantisipasi pengaruh

musim, dimana pada saat permintaan tinggi perrusahaan tidak mampu

menghasilkan sebanyak jumlah yang dibutuhkan. Disamping itu juga persediaan

ini ditujukan untuk mengantisipasi kemungkinan sulitnya memperoleh bahan

sehingga tidak menggangu operasi perusahaan.

Sedangkan berdasarkan kepada bentuk fisiknya pesediaan dapat

dikelompokkan ke dalam menjadi 5 jenis persediaan,yaitu persediaan : bahan

baku (raw material), komponen rakitan (parts/components), bahan pembantu

(supplies), barang dalam proses (work in process), dan barang jadi (finished

goods).

Bahan baku adalah barang-barang berwujud (seperti : kayu, tanah liat,

besi ) yang akan digunakan dalam proses produksi. Barang tersebut bisa

diperoleh dari sumber alam, dibeli dari para pemasok, atau dibuat sendiri untuk

dipergunakan dalam proses selanjutnya. Komponen adalah bagian produk yang

diperoleh dari perusahaan lain yang secara langsung akan dirakit.

Page 14: manajemen

Bahan pembantu adalah barang atau bahan yang dipergunakan di dalam

proses produksi, akan tetaapi tidak merupakan bagian daari produk akhir.

Barang dalam proses atau barang setengah jadi, adalah seluruh

barang/bahan yang telah mengalami pengolahan (merupakan hasil dari suatu

proses) akan tetapi masih harus mengalami pengolahan lebih lanjut untuk siap

menjadi produk jadi. Barang jadi adalah seluruh barang yang telah mengalami

pengolahan dan telah siap di jual kepada konsumen.

JENIS PERSEDIAAN

1. Persediaan barang jadi biasanya tergantung pada permintaan pasar

(independent demand inventory)

2. Persediaan barang setengah jadi dan bahan mentah ditentukan oleh

tuntutan proses produksi dan bukan pada keinginan pasar (dependent

demand inventory).

ALIRAN MATERIAL

Bahan dalam

proses

Vendor Bahan Barang dalam Barang

Customer

Pemasok mentah proses jadi

(Pelanggan)

Barang dalam

Proses

Fungsi Persediaan.

Page 15: manajemen

1. Menghilangkan/mengurangi risiko keterlambatan pengiriman bahan

2. Menyesuaikan dengan jadwal produksi

3. Menghilangkan/mengurangi resiko kenaikan harga

4. Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan secara musiman

5. Mengantisipasi permintaan yang dapat diramalkan.

6. Mendapatkan keuntungan dari quantity discount

7. Komitmen terhadap pelanggan.

Fungsi dari adanya persediaan: (Essentials of inventory management by Max

Müller, 2003, Amacom, page )

1. Prediktabilitas.

Artinya, dalam perencanaan produksi maka diperlukan adanya persediaan

bahan awal, material. Sehingga persediaan dapat memprediksi apa yang

anda butuhkan dari apa yang anda proses.

2. Menghadapi fluktuasi dari permintaan

Karena permintaan tidak dapat diprediksi, namun kepuasan pelanggan

harus dipertahankan dengan manajemen persediaan yang baik.

(menghindari stok out)

3. Menghidari dari perubahan suplai yang tidak dapat diprediksi.

Misalnya, ketidak tersediaan barang di pasaran, atau kelalaian supplier

dalam pengiriman barang.

4. Melindungi dari kenaikan harga

Pembelian dalam jumlah yang tepat pada waktu yang tepat dapat

menghindari dampak dari inflasi. Dengan mengkontrak harga pembelian

diawal dengan supplier, kemudian supplier mengirimkan barang pesanan

secara periodic

5. Mendapatkan Quantity discount (potongan harga karena pembelian dalam

jumlah banyak)

6. Menurunkan biaya pemesanan

Page 16: manajemen

Jika pembelian dilakukan bersamaan dalam jumlah besar, sehingga

pemesanan dilakukan lebih jarang biaya pemesanan turun. Tetapi

perlu diingat carrying cost, naik.

HAL-HAL YANG DIPERTIMBANGKAN

1. Struktur biaya persediaan.

a. Biaya per unit (item cost)

b. Biaya penyiapan pemesanan (ordering cost)

- Biaya pembuatan perintah pembelian (purchasing order)

- Biaya pengiriman pemesanan

- Biaya transportasi

- Biaya penerimaan (Receiving cost)

- Jika diproduksi sendiri maka akan ada biaya penyiapan (set up

cost): surat menyurat dan biaya untuk menyiapkan perlengkapan

dan peralatan.

c. Biaya pengelolaan persediaan (Carrying cost)

- Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang hilang

apabila nilai persediaan digunakan untuk investasi (Cost of capital).

- Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak (Cost of

storage). Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan.

d. Biaya resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of obsolescence,

deterioration and loss).

e. Biaya akibat kehabisan persediaan (Stockout cost)

2. Penentuan berapa besar dan kapan pemesanan harus dilakukan.

Analisis ABC

Seringkali suatu organisasi/perusahaan dihadapkan kepada masalah

penyimpanan dan pemeliharaan persediaan yang berbeda-beda, baik itu bahan

baku, komponen, maupun barang jadi. Dalam kondisi seperti ini manajemen

Page 17: manajemen

harus memberikan prioritas pengendalian yang ketat kepada jenis persediaan

yang nilainya tinggi, sedangkan terhadap persediaan yang nilainya rendah

pengendalian dapat dilakukan dengan agak longgar, sebab terlalu ketat

pengendalian terhadap jenis ini bisa jadi biaya pengendalian menjadi lebih tinggi

dari nilai persediaannya.

Agar pengendalian efisien, maka persediaan tersebut harus

diklasifikasikan terlebih dahulu. Klasifikasi biasanya dibagi menjadi tiga, yang

biasa disebut klasifikasi ABC. Konsep ini diperkenalkan HF. Dickie pada tahun

1950 an.Klasifikasi didasarkan kepada nilai persediaan. Dengan diketahuinya

klasifikasi ini, maka pengendalian akan dilakukan lebih intensif kepada item

tertentu yang merupakan item yang terpenting dari seluruh item yang ada

dibandingkan dengan item lainnya.

Nilai dalam klasifikasi ABC adalah volume bahan yang dibutuhkan

selama suatu periode dikalikan dengan harganya, dengan perkataan lain nilai di

sini adalah nilai investasi (volume rupiah tahunan). Item yang memiliki nilai

investasi yang lebih tinggi dari item lain dianggap item yang lebih penting,

sehingga akan mendapat perhatian yang lebih serius dalam pengendaliannya.

Item persediaan yang termasuk klasifikasi A adalah item yang memiliki

jumlah fisik yang relatif sedikit (sekitar 20 persen) akan tetapi memiliki nilai

rupiah tahunan yang tinggi (mencapai sekitar 70 persen) dari seluruh investasi

persediaan. Kelompok ini harus mendapat perhatian yang serius karena

berdampak biaya tinggi dalam persediaan.

Klasifikasi B, adalah kelompok persediaan yang memiliki volume fisik

sekitar 30 persen item dan sekitar 20 persen dari nilai investai tahunan.

Terhadap kelompok persediaan ini pengendalian dilakukan secara moderat.

Klasifikasi C, adalah barang-barang yang secara fisik mencapai sekitar 50

persen item dan sekitar 10 persen nilai investasi tahunan. Terhadap kelompok

persediaan ini hanya diperlukan teknik pengendalian yang sederhana, dan

pemeriksaan hanya perlu dilakukan sekali-kali. Nilai-nilai persentasi di atas

bukan merupakan nilai yang mutlak, akan tetapi sangat tergantung kepada

Page 18: manajemen

kebijakan perusahaan, dan begitu juga klasifikasinya tidak mutlak harus tiga

klasifikasi.

Contoh :

Item volume Harga/unit volume Persentase

Kelas

(unit) (nilai uang) (nilai uang)

G-103 1,000 $ 90.00 $ 90,000 38.8%

A

G-204 500 154.00 77,000 33.2%

A

G-109 1,550 17.00 26,350 11,3%

B

G-524 350 42.86 15,001 6,4%

B

G-702 1,000 12.50 12,500 5,4%

B

G-693 600 14.17 8,502 3,7%

C

G-906 2,000 .60 1,200 .5%

C

G-507 100 8,50 850 .4%

C

G-592 1,200 .42 504 .2%

C

Page 19: manajemen

G-345 250 .60 150 .1%

C

Upaya Pengendalian Persediaan

Dalam upaya Pengendalian Persediaan (inventory control) dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menetapkan sistem Penyediaan Persediaan

b. Menetapkan jumlah persediaan

c. Menetapkan administrasi persediaan

A. Menetapkan Sistem Penyediaan Persediaan

Secara umum sistem penyediaan persediaan akan mengikuti pola

sebagai berikut :

POLA UMUM

Q

Page 20: manajemen

ROP

SS

0 lt

t

Keterangan :

Q = Quantity, menunjukkan kuantitas persediaan

t = time, menunjukkan waktu

LT = Lead time (waktu tenggang), yaitu jarak waktu antara saat

pemesanan dilakukan sampai dengan datangnya pesanan.

SS = Safety Stock (persediaan pengaman), biasa disebut persediaan

penyangga (buffer stock) atauu persediaan besi (iron stock), yaitu

persediaan yang dicadangkan untuk kebutuhan selama

menunggu barang datang.

ROP = Reorder Point adalah titik dimana harus dilakukan pemesan-

an ulang. Besarnya ROP dihitung dengan menambahkan jumlah

persediaan pengaman dengan jumlah pemakaian selama lead

time (pemakaian rata-rata per hari x lead time), secara matematis

ditulis :

ROP = SS + LT x d

Page 21: manajemen

POLA IDEAL

Q

0

Ciri-ciri :

1. Pembeelian dapat dilakukan setiap saat dalam jumlah yang dikehendaki

2. Persediaan dapat diadakan sekaligus

3. Penggunaan persediaan tidak berfluktuasi

Contoh : penjual makanan

FIXED ORDER SIZE

I

max

Q

Page 22: manajemen

ROP

SS

0 t

Ciri-ciri :

1. Pemesanan/pembelian selalu dilakukan apabila jumlah persediaan

telah mencapai re order point

2. Jumlah pembelian selalu sebanyak Economic Order Quantity atau

Economic Lot Size

3. Jarak waktu antara dua pemesanan tidak sama.

Contoh : pompa bensin.

FIXED ORDER INTERVAL

Q

I

mak

Page 23: manajemen

t t

t

Ciri-ciri :

1. Jumlah yang dipesan/dibeli setiap kali tidak selalu sama

2. waktu pembelian telah ditentukan jadwalnya, sehingga jumlah yang

dipesan harus dihitung terlebih dahulu.

3. Jarak waktu antara dua pesanan sama.

Contoh : Toko kelontong.

B. Menetapkan Jumlah Persediaan :

Dari pola persediaan di atas dapat terlihat bahwa perusahaan perlu selalu

menghitung berapa kebutuhan perusahaan, berapa jumlah yang harus tersedia,

dan berapa jumlah yang harus dibeli. Dalam menentukan hal-hal tersebut tidak

terlepas dari berapa jumlah yang diperlukan konsumen. Dengan demikian maka

kegiatan ini harus didasarkan kepada peramalan yang akurat mengenai berapa

permintaan konsumen dalam suatu periode. Peramalan tersebut dapat dilakukan

baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif (lihat bab Peramalan).

Page 24: manajemen

Model Economic Order Quantity

Economic Order Quantity (EOQ) atau Economic Lot Size (ELS)

merupakan suatu metode manajemen persediaan paling terkenal dan paling tua.

Diperkenalkan oleh FW. Harris sejak tahun 1914. Model ini dapat dipergunakan

baik untuk persediaan yang dibeli maupun yang dibuat sendiri, dan banyak

digunakan sampai saat ini karena penggunaannya relatif mudah. Model ini

mampu untuk menjawab pertanyaan tentang kapan pemesanan/pembelian harus

dilakukan dan berapa banyak jumlah yang harus dipesan agar biaya total

(penjumlahan antara biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan) menjadi

minimum.

Dalam gambar berikut ini dapat dilihat tingkat pemesanan optimal terjadi

pada saat biaya penyimpanan sama dengan biaya pemesanan.

Biaya

Biaya Total

Biaya penyimpanan

Biaya

Mini-

mum

Biaya pemesanan

Kuantitas

0 Jumlah pemesanan optimal

Page 25: manajemen

Dari gambar ini, dapat disimpulkan bahwa:

- Biaya carrying cost, akan terus meningkat seiring naiknya jumlah

barang yg dipesan ( order Quantity, Q)

- Ordering Cost, akan terus menurun seiring naiknya jumlah barang yg

dipesan

- Biaya total ( carrying cost + ordering cost) akan membentuk kurva

parabola. Dimana biaya terendah terjadi ditengah, yang disebut

Optimal Order, atau Jumlah optimal pemesanan sehingga total biaya

seminimal mungkin. Disarankan memesan barang pada titik Optimal

Order (Qopt) dengan menggunakan Economic Order Quantity Models.

Agar model ini dapat dipergunakan, diperlukan pemenuhan terhadap

asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Permintaan terhadap bahan/barang independen

2. Tingkat persediaan diketahui dan bersifat konstan.

3. Lead time diketahui dan bersifat konstan.

4. Tidak terdapat quantity discount.

5. Harga per unit konstan sepanjang periode analisis.

6. Biaya penyimpanan per unit konstan.

7. Biaya pemesanan per pesanan konstan.

8. Barang yang dipesan/disimpan hanya satu jenis.

9. Tidak ada pesanan yang ditunda.

Besarnya biaya persediaan total dihitung dengan persamaan sebagai

berikut :

D Q

s TC = S + H

Q 2

Page 26: manajemen

Sedangkan untuk menentukan jumlah pembelian yang paling ekonomis

digunakan formulasi sebagai berikut :

2 DS

Q = EOQ =

H

Keterangan : D = kebutuhan per tahun

S = biaya pemesanan untuk setiap pesanan

H = biaya penyimpanan per tahun per unit

Q = jumlah pesanan setiap pemesanan

TC = total biaya

Frekuensi pemesanan adalah jumlah permintaan per tahun dibagi dengan

jumlah pemesanan yang paling ekonomis, secara matematis ditulis :

D

F = --- KALI PER TAHUN

Q

Jangka waktu antar setiap pesanan adalah jumlah hari kerja dalam satu tahun

dibagi dengan frekuensi pemesanan, atau ditulis :

Jumlah hari kerja per tahun

Page 27: manajemen

T =

Frekuensi pemesanan

Model dengan Pemesanan Tertunda (Back order).

Dalam kondisi tertentu mungkin permintaan pelanggan tidak dipenuhi

sekaligus, atau ada pesanan yang pemenuhannya ditunda yang disebabkan

tidak tersedianya persediaan (stock out). Hal ini sudah barang tentu akan

berakibat terhadap besarnya biaya, yaitu akan menyebabkan timbulnya biaya

kekurangan persediaan. Dengan demikian maka biaya total persediaan

merupakan penjumlahan dari biaya pemesanan + biaya penyimpanan + biaya

kekurangan persediaan. Kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Q

k K

t

K-k

Keterangan : Q = tingkat persediaan

K = jumlah setiap pesanan

k = on hand inventory

K-k = back order, yaitu jumlah pesanan yang belum bisa

dipenuhi.

Page 28: manajemen

Biaya persediaan total per tahun (TC), kuantitas paling ekonomis (EOQ), dan

surplus persediaan (I) dihitung dengan formulasi :

I2 D (Q – I)2

TC = H ----- + S --- + B ----------

2Q Q 2Q

H + B

2 DS

EOQ = B

H

B

2 DS

I = H H + B

Page 29: manajemen

Model Quantity Discount

Dalam rangka meningkatkan volume penjualan seringkali perusahaan

(supplier) memberikan harga yang lebih rendah kepada pelanggan yang

membeli dalam jumlah yang lebih besar. Jadi harga per unit ditentukan semakin

murah dengan semakin banyaknya jumlah yang dibeli.

Dalam model potongan harga ini kita harus mempertimbangkan trade off

antara biaya pembelian dengan biaya penyimpanan, dimana semakin banyak

jumlah yang dibeli maka biaya pembelian per unit akan semakin menurun, tapi di

lain pihak biaya penyimpanan akan semakin meningkat.

Asumsi dalam Quantity Discount Model

1. Permintaan Bebas (Independent Demand)

2. Tingkat permintaan konstan (Demand rate is constant).

3. Lead time tetap dan diketahui (Lead time is constant and know)

4. Harga per unit tergantung kepada kuantitas (Unit cost depent on quantity)

5. Biaya penyimpanan proporgsional dengan rata-rata tingkat persediaan

(Carrying cost depends linearly on the average level of inventory)

6. Biaya pemesana per pesanan tetap (Ordering/setup cost per order is fixed)

7. Hanya satu item yang dikendalikan (The item is a single product)

Dalam rangka mencari biaya terendah dengan menggunakan model ini

dimasukan biaya pembelian untuk mencari biaya total, secara matematis ditulis :

D QH

TC = --- S + ----- + PD

Q 2

Page 30: manajemen

Kalau terdapat beberapa potongan harga, maka untuk menentukan jumlah

pemesanan yang akan meminimaliasi biaya persediaan total tahunan, perlu

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Hitung nilai EOQ untuk potongan harga tertinggi (harga terendah). Apabila

jumlah ini fisibel, artinya jumlah yang akan dibeli mencapau jumlah yang

dipersyaratkan dalam potongan harga, maka jumlah tersebut merupakan

jumlah pembelian/pesanan yang optimal. Jika tidak lanjutkan ke tahap 2.

2. Hitung biaya total untuk kuantitas pada harga terendah tersebut.

3. Hitung EOQ pada harga terendah kedua. Jika jumlah ini fisibel hitung biaya

totalnya, dan bandingkan dengan biaya total pada kuantitas sebelumnya

(langkah 2). Kuantitas optimal adalah kuantitas yang memiliki biaya terendah.

4. Jika langkah ketiga masih tidak fisibel, ulangi langkah-langkah di atas sampai

diperoleh EOQ fisibel atau perhitungan tidak bisa dilanjutkan.

C. Administrasi Persediaan

Administrasi persediaan menyangkut administrasi gudang dan cara-cara

penyimpanan persediaan. Supaya penerimaan dan pengeluaran persediaan

dapat diawasi, perlu diadakan sistem administrasi pemesanan, penerimaan,

penyimpanan, dan pengeluaran persediaan di gudang. Pada umumnya

administrasi persediaan secara sederhana dapat diatur melalui antara lain :

1. Surat permintaan Pembelian.

2. Surat Penerimaan

3.Administrasi di dalam gudang

Page 31: manajemen

Metode Penilaian Persediaan

Agar persediaan yang dijual atau yang tersisa nilainya dapat

diketahui, maka perlu dilakukan penilaian terhadap persediaan tersebut.

Penilaian terhadap persediaan ini sangat penting dilakukan, sebab persediaan

posnya setara dengan uang tunai. Banyak metode yang biasa digunakan dalam

menilai persediaan,antara lain : First in first out (FIFO), Last in first out (LIFO),

Weighted Average Method.

Sesuai dengan namanya first in first out (FIFO), metode ini

mengasumsikan bahwa bahan/barang yang pertama dibeli akan pertama

dikeluarkan (digunakan atau dijual). Jadi persediaan akhir akan dinilai

berdasarkan harga bahan/barang yang terakhir diterima.

Kebalikan dari FIFO, metode Last in first out (LIFO) mengasumsikan

bahwa bahan/barang yang terakhir masuk pertama dikeluarkan, jadi persediaan

akhir akan dinilai berdasarkan harga bahan/barang yang pertama dibeli/diterima

Metode Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Method) menentukan

nilai persediaan berdasarkan pada harga rata-rata bahan/barang yang dibeli

pada satu periode. Harga rata-rata dihitung dengan cara membagi total nilai

persediaan (rupiah) dalan satu periode dengan total persediaan (unit) periode

yang bersangkutan.

HARGA POKOK PERSEDIAAN

Dasar utama yang digunakan dalam akunatansi persediaan adalah haraga

pokok (cost0 yang dirumuskan sebagai harga yang dibayar atau yang

dipertimbangkan untuk memperoleh suatu aktiva. Dalam hubungannya dengan

persediaan, harga pokok adalah jumlah semua pengeluaran-pengeluaran

langsung atau tiak langsung yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan

dan penempatan persediaan tersebut agar dapat dijual. Perumusan harga pokok

seperti diatas sulit dijalankan dalam praktek sehingga biasanya terjadi

penyimpangan –penyimpangan dimana harga pokok terdiri dari harga faktur

Page 32: manajemen

ditambah biaya angkut, sedang biaya-biaya yang lain diperlakukan sebagai biaya

waktu (periode cost) yang dibebankan pada perode yang bersangkutan.

Biaya – biaya yang terkait dalam persediaan dapat berupa: (Managing Drug

Supply, WHO, 2nd edition,page 229, Kumarian Press)

1. Carrying cost/ Inventory holding cost. Biaya ini dapat berupa

Opportunity cost. Biaya uang yang diinvestasikan dalam

pembiayaan stok barang yang seharusnya dapat digunakan untuk

tujuan lain

Biaya penyimpanan (storage cost) : Biaya yg diperlukan untuk

menyimpan stok barang termasuk: biaya gudang, gaji karyawan

gudang, pajak, bangunan dll.

Biaya kerusakan. Makin tinggi jumlah persediaan, risiko kerusakan

juga bertambah

Biaya karena kadaluarsa (expiry cost)

Cost of Obsolence. Biaya yang muncul seiring berjalannya waktu,

muncul nya produk2 baru, menyebabkan stok menjadi ketinggalan

jaman.

Wastage Cost ; biaya yg timbul karena kecurian, kehilangan.

2. Purchasing cost / Biaya Pembelian

Biaya pembelian muncul setiap kali pemesanan barang dilakukan. Perlu

diperhitungkan biaya dalam pemesanan seperti: biaya fax, telpon, kertas,

gaji karyawan.

3. Shortage Cost / biaya yang timbul karena kekurangan stok

Biaya ini dapat berupa:

- Biaya karena harus melakukan emergency purchase ( pembelian

mendadak, tidak terencana dimana harga nya lebih mahal)

Page 33: manajemen

- Kehilangan pendapatan jika pelanggan pergi, karena ketidakberadaan

stok barang

- Kehilangan nama baik suatu usaha, dan hilangnya kepercayaan

pelanggan

METODE PENENTUAN HARGA POKOK PERSEDIAAN

Untuk dapat menghitung harga pokok penjualan dan harga pokok persediaan

akhir dapat digunakan bebagai cara yaitu :

1. identifikasi khusus

2. masuk pertama keluar pertama (MPKP/FIFO)

3. rata-rata tertimbang

4. masuk terakhir keluar pertama (MKTKP/LIFO)

5. persediaan besi/minimum

6. biaya standar

7. biaya rata-rata sederhana

8. harga beli terakhir

9. metode nilai penjualan relative

10.metode biaya variable.

METODA MANAJEMEN PERSEDIAAN

A. METODA EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)

B. METODA SISTEM PEMERIKSAAN TERUS MENERUS (CONTINUOUS

REVIEW SYSTEM)

C. METODA SISTEM PEMERIKSAAN PERIODIK (PERIODIC REVIEW

SYSTEM)

D. METODA HYBRID

E. METODA ABC

Page 34: manajemen

METODA EOQ

ASUMSI:

1. Kecepatan permintaan tetap dan terus menerus.

2. Waktu antara pemesanan sampai dengan pesanan dating (lead time)

harus tetap.

3. Tidak pernah ada kejadian persediaan habis atau stock out.

4. Material dipesan dalam paket atau lot dan pesanan dating pada waktu

yang bersamaan dan tetap dalam bentuk paket.

5. Harga per unit tetap dan tidak ada pengurangan harga walaupun

pembelian dalam jumlah volume yang besar.

6. Besar carrying cost tergantung secara garis lurus dengan rata-rata jumlah

persediaan.

7. Besar ordering cost atau set up cost tetap untuk setiap lot yang dipesan

dan tidak tergantung pada jumlah item pada setiap lot.

8. Item adalah produk satu macam dan tidak ada hubungan dengan produk

lain.

Ukuran

Lot = Q

Rata-

rata

Persedia-

Perse- an = Q/2

Page 35: manajemen

diaan

Waktu

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menghitung EOQ:

D: Besar laju permintaan (demand rate) dalam unit per tahun.

S: Biaya setiap kali pemesanan (ordering cost) dalam rupiah per pesanan

C: Biaya per unit dalam rupiah per unit

i: Biaya pengelolaan (carrying cost) adalah persentase terhadap nilai

persediaan per tahun.

Q: Ukuran paket pesanan (lot size) dalam unit

TC: Biaya total persediaan dalam rupiah per tahun.

Biaya pemesanan per tahun (Ordering cost):

OC = S (D/Q)

Biaya pengelolaan persediaan per tahun (Carrying cost)

CC = ic (Q/2)

Maka, total biaya persediaan:

TC = S (D/Q) + ic (Q/2)

Biaya TC=biaya total

Tahunan Biaya

Page 36: manajemen

Pengelolaan

Biaya iCQ/2

Minimum

Biaya

pemesanan

SxD/Q

EOQ

Terjadi keseimbangan antara carrying cost dan ordering cost, maka Q dihitung

dari:

Q = (2SD)/ic

1. Metode Pencatatan Persediaan Barang

1). Metode Fisik

Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang

masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan persediaan

(stock opname) ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang

masih ada dan kemudian diperhitungkan harga pokoknya. Dalam metode ini

Page 37: manajemen

mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap pembeliaan

barang dicatat dalam rekening pembeliaan. Karena tidak ada catatan mutasi

persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui

sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan

akhir sudah dihitung.

2). Metode Buku (Perpetual)

Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri

yang merupakan buku pembantu persediaan.

Dibandingkan dengan metode fisik maka metode buku merupakan cara yang

lebih baik untuk mencatat persediaan yaitu dapat membantu memudahkan

penyusunan neraca dan laporan rugi-laba, juga dapat digunakan untuk

mengawasi barang-barang dalam gudang.

Page 38: manajemen

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN

A. Anggaran

Penganggaran adalah proses penyusunan anggaran yang dimulai

pembuatan panitia, pengumpulan data dan pengklasifikasian data, pengajuan

rencana kerja fisik dan keuangan tiap-tiap seksi, bagian, divisi, penyusunan

secara menyeluruh, merevisi, dan mengajukan kepada pimpinan puncak dan

disetujui dan dilaksanakan. Anggaran adalah rencana kerja yang dituangkan

dalam angka-angka keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Ada beberapa pengertian tentang anggaran antara lain:

a. Anggaran dapat berupa anggaran fisik dan anggaran keuangan. Anggaran

lazim disebut rencana kerja yang dituangkan secara tertulis dalam bentuk

angka-angka keuangan, lazim disebut anggaran formal

b. Anggaran ialah suatu perencanaan laba strategis jngka panjang, suatu

perencanaan taktis laba jangka pendek, suatu sistem akuntansi berdasarkan

tanggung jawab, suatu penggunaan prinsip pengecualian yang

berkesinambungan, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu

organisasi.

c. Anggaran ialah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup

berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling

mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan

sasran suatu organisasi. Pada umumnya disusun secara tertulis

B. Harga (Price)

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam

pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran

Page 39: manajemen

pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion /

produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari

produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan

karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan

diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang

maupun jasa.

Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan

menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan

yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.

2. Tujuan Penetapan Harga

a. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya

Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan

mendulang untung yang optimal.

b. Mempertahankan perusahaan

Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk

biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk

bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku,

biaya transportasi, dan lain sebagainya.

c. Menggapai ROI (Return on Investment)

Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam

pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan

mempercepat tercapainya modal kembali / roi.

d. Menguasai Pangsa Pasar

Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat

mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di

pasaran.

Page 40: manajemen

e. Mempertahankan status quo

Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya

pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa

pasar yang ada.

3. Strategi Penetapan Harga

Dalam menetapkan suatu harga perlu dilakukan strategi untuk mencapai

tujuan. Stratei yang dapat dilakukan dalam penetapan suatu harga, antara lain:

A. Memilih Sasaran Harga

Langkah pertama adalah memilih sasaran harga, seperti misalnya

bertahan hidup, maksimalisasi keuntungan jangka pendek, volume penjualan,

permintaan pasar, unggul  dalam  pangsa pasar, persaingan, prestise atau

status quo. Perusahaan bertujuan bertahan hidup akan berusaha dengan

menurunkan harga. Laba tidak begitu dipentingkan, selama harga dapat

menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap. Sasaran ini hanya untuk

jangka pendek dan diharapkan dalam jangka panjang perusahaan

Laba sekarang maksimum dilakukan perusahaan dengan

memperkirakan permintaan dan biaya yang dihubungkan dengan alternatif

harga dan memilih harga yang menghasilkan laba sekarang maksimum, arus

kas atau return on investment (ROI). Strategi ini dilakukan dengan

mengasumsikan bahwa permintaan dan fungsi biaya dapat diketahui, tetapi

pada kenyataannya sulit diperkirakan. Strategi ini mengabaikan kinerja jangka

panjang, mengabaikan efek dari variabel bauran pemasaran, reaksi pesaing

dan kendala hukum pada harga.

Sasaran berorientasi pada volume penjualan dilakukan perusahaan

dengan mengatur harga sedemikian rupa untuk meningkatkan volume

penjualan. Perusahaan mengasumsikan bahwa volume penjualan yang lebih

Page 41: manajemen

tinggi akan menghasilkan biaya per unit lebih rendah dan laba jangka panjang

lebih tinggi serta berasumsi bahwa pasar peka terhadap harga.

Sasaran unggul dalam pangsa pasar dilakukan dengan meningkatkan

atau memelihara pangsa pasar tanpa mempertimbangkan fluktuasi penjualan

dalam industri. Sasaran unggul dalam pangsa pasar sering digunakan

perusahaan untuk produk yang mencapai tahap dewasa dalam siklus hidup

produk.

Sasaran permintaan pasar adalah penetapan harga yang dihubungkan

dengan harapan pelanggan dan situasi pembelian yang khusus. Sasaran ini

sering dikenal dengan ”beri harga dengan apa yang pasar kehendaki”.

Sasaran persaingan merancang harga untuk menandingi atau

mengalahkan harga pesaing. Tujuannya untuk memelihara persepsi nilai yang

baik relatif terhadap pesaing. Tempo Scan menetapkan harga Bodrex

sedemikian rupa agar dapat berkompetisi dengan pesaing.

Sasaran prestis dilakukan dengan merancang harga yang konsisten

dengan sebuah produk yang mempunyai status yang tinggi atau prestis.

Harga ini dirancang dengan sedikit memperhatikan struktur biaya perusahaan

atau pesaing.

Sasaran status quo merupakan sasaran yang menetapkan harga untuk

memelihara harga yang ada dalam usaha memepertahankan posisi relatif

terhadap pesaing.

B. Menentukan Permintaan

Langkah kedua, perusahaan menentukan permintaan yang  akan

memperlihatkan  jumlah  produk yang akan dibeli  di pasar dalam periode

tertentu, pada berbagai tingkat harga. Makin inelastis permintaan, makin

mampu  perusahaan  menaik-turunkan  harganya. Menentukan permintaan

dimulai dengan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan harga.

Menurut Nagle faktor yang membuat pembeli kurang peka tehadap harga

Page 42: manajemen

antara lain produk bersifat khusus, pembeli kurang sadar tehadap produk

pengganti, pembeli tidak mudah membandingkan dengan kualitas produk

pengganti, yang dibelanjakan kecil dibanding pendapatan totalnya, yang

dibelanjakan kecil dibanding biaya total produk akhirnya, sebagian biaya

ditanggung pihak lain, produk digunakan bersama dengan aktiva yang dibeli

sebelumnya, produk dianggap memiliki kualitas, prestis atau eksklusif dan

pembeli tidak dapat menyimpan produk tersebut.

Setelah menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan harga,

perusahaan berusaha mengukur kurva permintaan dengan berbagai metode.

Metode pertama melibatkan analisis statistik atas data harga masa lalu, jumlah

terjual dan faktor lain untuk menentukan hubungannya. Metode kedua adalah

melakukan eksperimen harga dengan mengubah harga berbagai produk yang

dijual di toko diskon dan mengamati hasilnya. Metode ketiga adalah meminta

pembeli untuk menyatakan berapa banyak unit yang akan mereka beli pada

berbagai harga yang diusulkan.

Selanjutnya perusahaan perlu untuk mengetahui elastisitas permintaan

terhadap perubahan harga. Jika permintaan hampir tidak berubah dengan

adanya perubahan kecil terhadap harga, maka permintaan itu disebut inelastis,

tetapi jika permintaan itu berubah banyak maka permintaan itu disebut elastis.

Permintaan kurang elastis bila terdapat hanya sedikit atau bahkan tidak ada

barang pengganti atau pesaing, pembeli tidak segera menyadari harga tinggi

tersebut, pembeli lambat dalam mengubah kebiasaan membelinya dan mencari

harga yang lebih rendah, dan pembeli berpikir bahwa harga yang lebih tinggi itu

pantas karena peningkatan kualitas, inflasi secara normal dan lain sebagainya.

Pertimbangan penurunan harga dilakukan jika permintaan tersebut elastis.

C. Memperkirakan Biaya

Langkah ketiga ialah perusahaan memperkirakan perilaku biaya pada

berbagai tingkat produksi dan perilaku biaya dalam kurva pengalamannya.

Page 43: manajemen

Biaya perusahaa ada dua jenis, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya

tetap (overhead) adalah biaya yang tidak bervariasi dengan produksi atau

penjualan, misalnya gaji karyawan. Biaya variabel merupakan biaya yang

bervariasi langsung dengan tingkat produksi, misalnya biaya bahan untuk

produksi. Biaya total merupakan biaya tetap dan biaya variabel untuk tingkat

produksi. Sedangkan biaya rata-rata adalah biaya per unit untuk tingkat

produksi atau total biaya dibagi produksi.

Perusahaan harus mengetahui bagaimana biaya bervariasi dengan

berbagai tingkat produksi agar dapat menetapkan harga yang tepat.

Perusahaan Jepang sering menggunakan metode yang disebut penetapan

biaya sasaran (target costing) yaitu biaya ditentukan dari hasil riset pasar

untuk menentukan fungsi-fungsi yang diinginkan dari produk, kemudian

menentukan harga jual produk tersebut sesuai dengan daya tariknya dan

harga pesaingnya. Selanjutnya mengurangi margin laba dari harga ini,

sehingga diperoleh biaya sasaran yang harus dicapai dan menelitia biaya

setiap unsur, misalnya desain, rekayasa, produksi, penjualan dan lainnya

serta memecahkan dalam unsur yang lebih kecil, merekayasa ulang

komponen, menghilangkan beberapa fungsi, menurunkan biaya pemasok

agar proyeksi biaya akhir sesuai dengan kisaran biaya sasaran.

D. Menganalisis Biaya, Harga dan Penawaran Pesaing

Perusahaan dapat menggunakan analisis biaya, permintaan pasar,

biaya pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi pesaing sebagai dasar

penetapan harga. Perusahaan juga perlu untuk membandingkan biayanya

dengan biaya pesaing, apakah biaya produksinya lebih rendah atau lebih

tinggi dan juga harga dan kualitas penawaran pesaing. Dengan mengetahui

biaya, harga dan kualitas pesaing, perusahaan dapat menggunakan sebagai

titik orientasi untuk menetapkan harga.

Page 44: manajemen

Perusahaan harus menetapkan harga dekat dengan harga pesaing, jika

pesaing itu merupakan pesaing utama. Jika kualitas kualitas penawaran lebih

tinggi dari pesaing, maka perusahaan dapat menetapkan harga lebih tinggi

dari harga pesaing, tetapi jika kualitas penawaran lebih rendah dari pesaing,

maka perusahaan hendaknya menetapkan harga lebih rendah dari pesaing.

Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan pesaing mengubah harganya

sebagai tanggapan terhadap harga yang ditetapkan perusahaan.

E. Memilih Metode Penetapan Harga

Kelima, perusahaan  memilih salah satu dari berbagai metode harga

yaitu: markup pricing,    target-return pricing, competitive pricing,  demand

pricing, preceived value pricing dan value pricing.

Penetapan harga markup (markup pricing) merupakan metode dengan

menambahkan markup standar pada biaya produksi. Penetapan harga

markup populer karena menetapkan biaya dan mengaitkan dengan harga

lebih mudah, harga menjadi serupa jika industri menetapkan harga dengan

metode ini dan merupakan penetapan harga yang lebih adil. Namun demikian

metode ini tidak akan menghasilkan penetapan harga yang optimal, karena

mengabaikan permintaan.

F. Memilih Harga Akhir

Langkah terakhir  dalam prosedur penetapan harga jual adalah

menentukan harga akhir, yang harus mencerminkan  cara-cara psikologis

yang  paling  efektif, harus reaksi-reaksi yang mungkin  timbul  dari distributor,

dialer, tenaga penjualan perusahaan, pesaing,  pedagang dan pemerintah.

Page 45: manajemen

Perusahaan harus mempertimbangkan psikologi harga, disamping faktor

lainnya, terutama faktor ekonomi. Faktor ego sangat efektif digunakan untuk

menetapkan harga, misalnya untuk harga mobil mewah dan parfum mahal

yang menggambarkan citra dari produk tersebut. Angka-angka psikologis

sering digunakan dalam menetapkan harga dalam iklan. Perusahaan lebih

memilih harga Rp. 999.000,- daripada Rp. 1.000.000,-. Padahal hanya

selisih Rp. 1.000,- atau lebih memilih Rp. 299.000,- daripada Rp.300.000,-.

Perusahaan harus mempunyai kebijakan yang konsisten dalam menentukan

harga. Perusahaan penerbangan mengenakan biaya bila tiket yang mendapat

potongan tidak dipakai pada tanggal dan jam yang telah ditentukan. Bank

memberikan penalti bagi yang tidak tepat waktu membayar angsuran.

Demikian pula hotel memberikan tambahan biaya jika melebihi jam checkout.

Perusahaan harus mempertimbangkan keuntungan dan resiko bersama

dengan distributor, penyalur dan wiraniaga terhadap reaksi dari pembeli yang

tidak puas serta harus mempertimbangkan reaksi pihak lain atas harga yang

ditentukan, antara lain reaksi dari distributor, penyalur, wiraniaga dan bahkan

pesaing.

G. Menyesuaikan Harga

Perusahaan  sering  menerapkan strategi  modifikasi terhadap harga

dasarnya.  Modifikasi  pertama adalah  harga per wilayah geografis,  yang

muncul karena masalah bagaimana menetapkan  harga bagi pelanggan yang

letaknya jauh dari perusahaan penjual.  Alternatif-alternatif yang ada pada

modifikasi geografis ini, mencakup harga FOB, harga seragam harga per

wilayah, harga bertitik  patokan, dan harga termasuk angkutan.

Modifikasi kedua adalah potongan harga dan imbalan khusus

mencakup potongan tunai,  potongan  jumlah, potongan fungsional, potongan

musiman  dan  apa yang  disebut dengan imbalan khusus  (allowances).

Potongan tunai merupakan pengurangan harga apabila membayar secara

Page 46: manajemen

tunai atau membayar tagihannya sebelum jatuh tempo. Potongan jumlah

merupakan pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam jumlah

besar. Potongan fungsional merupakan potongan yang diberikan kepada

anggota saluran perdagangan yang melakukan fungsi tertentu, misalnya

fungsi penjualan, penyimpanan dan melakukan pencatatan. Potongan

musiman adalah pengurangan harga untuk pembeli yang membeli tidak pada

musimnya. Sedangkan imbalan khusus adalah pengurangan harga dari daftar

harga, yang terdiri dari potongan tukar tambah dan potongan promosi.

Potongan tukar tambah merupakan pengurangan harga dengan menyerahkan

barang lama ketika membeli barang baru, Modifikasi ketiga  berupa harga

promosi yang meliputi harga "tumbal",  harga kejadian khusus, rabat tunai,

pembiayaan berbunga rendah, bentuk pembayaran lebih lama, garansi dan

kontrak jasa serta potongan psikologis.

Modifikasi keempat adalah harga diskriminatif, yaitu penetapan harga

yang berbeda bagi  pelanggan  yang bermacam-macam bentuk produk yang

berbeda, tempat  yang  berbeda dan waktu yang berbeda.

Modifikasi kelima berupa menetapkan harga pada pembaruan produk

asli yang dilindungi oleh hak paten untuk "market skimming" atau untuk

penerobosan pasar; penetapan harga jual terhadap  produk tiruan dengan

mengambil  salah  satu dari sembilan  strategi harga mutu.

Modifikasi terakhir  terjadi pada bauran  produk yang mencakup

penetapan harga lini produk, produk oposional dan produk yang saling

menarik, serta produk sampingan.

Bila perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memprakarsai

suatu perubahan harga, maka ia sebaiknya dengan hati-hati  mem-

perhitungkan reaksi pelanggan dan pesaing. Reaksi pelanggan sangat

dipengaruhi  oleh  penafsiran pelanggan atas perubahan harga itu sendiri.

Sedangkan  reaksi  pesaing  mengalir  dari seperangkat kebijakan pesaing

tentang bagaimana semestinya bereaksi atau dari tanggapan spontan pada

setiap situasi. Selain itu perusahaan yang memprakarsai  perubahan  harga

Page 47: manajemen

hendaknya juga mengantisipasikan kemungkinan reaksi dari pembekalan,

pedagang perantara dan  pemerintah.

Perubahan yang menghadapi tindakan perubahan harga jual yang

dilakukan oleh pesaing harus mencoba memahami niat pesaing serta kira-kira

arah  perubahan harga tadi.  Apabila kecepatan reaksi diperlukan,  maka

perusahaan  sebaiknya mempersiapkan terlebih dahulu segala strategi yang

berbeda-beda bagi segala kemungkinan tindakan pesaing yang berbeda-beda

pula.

4. Cara / Teknik / Metode Penetapan Harga Produk

a. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)

Penetapan harga berdasarkan permintaan adalah penetapan harga yang

dihubungkan dengan harapan pelanggan dan situasi pembelian yang

khusus. Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan

harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang

mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga

terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

Sasarannya untuk menentukan seberapa besar harapan pembeli untuk

membayar produk berdasarkan kontribusinya terhadap kebutuhan atau

keinginannya

b. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)

Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan

produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan

markup pricing dan break even analysis.

c. Pendekatan Pasar (market approach)

Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara

menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga

seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.

Page 48: manajemen
Page 49: manajemen

ARUS KAS

1. DEFINISI ARUS KAS

Arus kas merupakan arus masuk dan keluar dari suatu perusahaan. Arus kas

disajikan dalam suatu laporan arus kas. Arus Kas adalah arus masuk dan arus

keluar kas atau setara kas (cash equivalent) atau investasi yang sifatnya sangat

likuid,berjangka pendek dan yang cepat dapat di jadikan kas dalam jumlah

tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan (Ikatan

Akuntan Indonesia 2004 : 22). Arus Kas adalah arus kas masuk operasi dengan

pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan arus kas operasi dimasa

mendatang (Brigham dan Houston 2001 : 47).

Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Arus Kas adalah arus

kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas dalam periode tertentu yang

berjangka pendek dalam pengelolaan uang yang dimiliki perusahaan

2. LAPORAN ARUS KAS

Laporan arus kas atau cash flow statement atau statement of cash flows adalah

bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu

periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas)

perusahaan (http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_arus_kas)

Belkaoui, (2000:129), menyatakan laporan arus kas sebagai komponen penyusun

laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang juga dapat menjadi

perhatian investor. Laporan arus kas ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan

pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktivitas operasi, investasi,

dan pendanaan. Dalam Trueblood Report, tujuan laporan keuangan No.3

disebutkan bahwa dasar kepentingan investor dan kreditor dalam laporan keuangan

adalah aliran kas perusahaan tanpa menyebutkan income bersih. Kepentingan

investor dan kreditor atas informasi aliran kas meliputi jumlah, waktu, dan tingkat

ketidakpastiannya.

Page 50: manajemen

Sedangka menurut Bowen et al. (1986), menyatakan bahwa manfaat dari laporan

arus kas adalah untuk memprediksi kegagalan, menaksir risiko, memprediksi

pemberian pinjaman, penilaian perusahaan, dan memberikan informasi tambahan

pada pasar modal. T.A. Lee, B.E.Hick, dan R.H. Ashton dalam Harahap (2001:242)

menyatakan bahwa informasi yang disajikan cash flow accounting lebih bermanfaat

dalam menilai atau menganalisis keputusan, baik tentang investasi saham maupun

untuk tujuan peramalan arus kas lainnya.

Berdasarkan penjabaran mengenai konsep laporan arus kas adalah salah satu dari

laporan keuangan dasar. Laporan ini berguna bagi manajer dalam mengevaluasi

operasi masa lalu dan dalam merencanakan aktivitas investasi serta pendanaan di

masa depan. Laporan ini juga berguna bagi para investor, kreditor, dan pihak-pihak

lainnya dalam menilai potensi laba perusahaan. Selain itu, laporan ini juga

menyediakan dasar untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utangnya

yang jatuh tempo.

Pengelompokan dalam laporan arus kas

a. Kegiatan Operasi Perusahaan (Operating)

Kegiatan ini biasanya mencakup kegiatan produksi, pengriman barang,

pemberian servis. Arus kas dari operasi ini umumnya adalah pengaruh kas

dari transaksi dan peristiwa lainnya yang ikut dalam menentukan laba.

Contoh arus kas masuk dari kegiatan operasi adalah sebagai berikut :

a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa termasuk penerimaan

dan piutang akibat penjualan, baik jangka panjang atau jangka pendek.

b) Penerimaan dari bunga pinjaman atas penerimaan dari surat berharga

lainnya seperti bunga atau deviden.

c) Semua penerimaan yang bukan berasal dari sebagian yang sudah

dikaskan dalam kelompok investasi pembiayaan. Seperti jumlah uang

yang diterima dari tuntutan di pengadilan, klaim asuransi, kecuali yang

Page 51: manajemen

berhubungan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan seperti

kerusakan gedung, pengembalian dana dari supplier.

Contoh arus kas keluar dari kegiatan oparesi adalah sebagai berikut :

a) Pembayaran kas untuk membeli bahan yang akan digunakan untuk

produksi atau untuk dijual, termasuk pembayaran utang jangka pendek

atau jangka panjang kepada supplier barang tadi.

b) Bayar kas pada supplier lain dan pegawai untuk kegiatan selainproduksi

barang dan jasa.

c) Pembayaran kas kepada pemerintah untuk pajak, kewajiban lainnya,

denda dan lain-lain.

d) Pembayaran kepada pemberi pinjaman dan kreditur lainnya berupa

bunga.

e) Seluruh pembayaran kas yang tidak berasal dari transaksi investasi atau

pembiayaan seperti pembayaran tuntutan dari pengadilan, pengembalian

dana kepada langganan dan sumbangan.

b. Arus kas dari kegiatan pembiayaan atau pendanaan (financing)

Kegiatan yang termasuk pembiayaan atau pendanaan adalah aktivitas yang

mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan

pinjaman jangka panjang perusahaan, berupa kegiatan mendapatkan

sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari

sumber dana tersebut, meminjam dan membayar utang kembali atau

melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar utang tertentu.

Contoh arus kas masuk dari kegiatan pembiayaan atau pendanaan :

a) Penerimaan dan pengeluaran surat berharga dalam bentuk equity

b) Penerimaan dan pengeluaran obligasi, hipotek, wesel dan pinjaman

jangka pendek lainnya.

Contoh arus kas keluar dari kegiatan pembiayaan atau pendanaan adalah

sebagai berikut:

a) Pembayaran dividen dan pembayaran bunga kepada pemilik akibat

adanya surat berharga saham (equity) tadi.

b) Pembayaran kembali utang yang di pinjam.

Page 52: manajemen

c) Pembagian utang kepada kreditor termasuk utang yang sudah di

perpanjang.

c. Arus kas dari kegiatan investasi

Kegiatan yang termasuk dalam arus kas adalah kegiatan investasi adalah

perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang baik yang berwujud maupun

yang tidak berwujud serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas

antara lain menerima dan menagih pinjaman, utang, surat berharga atau

modal, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya yang digunakan dalam

proses produksi.

Contoh arus kas dari kegiatan investasi:

a) Penerimaan pinjaman luar baik yang baru maupun yang sudah lama.

b) Penjualan saham baik, saham sendiri maupun saham dalam bentuk

investasi

c) Penerimaan dari penjualan aktiva tetap dan aktiva produktif dan tidak

berwujud lainnya.

Contoh arus kas keluar dari kegiatan baru :

a) Pembayaran utang perusahaan dan pembelian kembali surat utang

perusahaan.

b) Pembelian saham perusahaan lain atau perusahaan sendiri

c) Perolehan aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya.

d. Isi dalam bentuk laporan arus kas

Ada 2 bentuk dalam penyajian laporan arus kas yaitu sebagai berikut :

1. Direct method

Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan

kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan

operasi secara lengkap (gross) dan baru dilanjutkan dengan kegiatan

investasi dan pembiayaan. Keunggulan utama dari metode langsung ini

adalah bahwa metode ini melaporkan sumber dan penggunaan kas dalam

laporan arus kas. Kelemahan utamanya adalah bahwa data yang

Page 53: manajemen

dibutuhkan seringkali tidak mudah di dapat dan biaya pengumpulannya

umumnya mahal.

2. Indirect method

Dalam metode ini net income disesuaikan (reconcicle) dengan

menghilangkan:

a) Pengaruh transaksi yang masih belum di realisasi (defferal) dari arus

kas masuk dan keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah

persediaan defferal income, arus kas masuk dan keluar dari transaksi

yang accured seperti piutang dan utang.

b) Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan

pembiayaan yang tidak mempengaruhi kas seperti : penyusutan,

amortisasi, laba rugi dari penjualan aktiva tetap dan dari operasi yang

dihentikan (yang berkaitan dengan kegiatan investasi), laba rugi

pembatalan utang (transaksi pembagian)

Keunggulan dalam metode ini adalah memusatkan pada perbedaan antara

laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi. Dalam hal ini, metode

tersebut menunjukan hubungan antara laporan laba rugi, neraca dan laporan

arus kas. Karena datanya dapat tersedia dengan segera, maka metode ini

lebih murah dibandingkan dengan metode langsung.

3. TUJUAN LAPORAN ARUS KAS

Laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut ini (Hongren

dkk 1989 : 845) :

a. Untuk memperkirakan arus kas masa datang.

Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas perusahaan tidaklah

berubah secara dramatis dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, penerimaan

dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk

memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas dimasa datang.

Page 54: manajemen

b. Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen.

Laporan arus kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan, sehingga

memberikan informasi arus kas kepada investor dan kreditor untuk

mengevaluasi keputusan manajer.

c. Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar deviden kepada

pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman kepada kreditor.

d. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor untuk mengetahui apakah

perusahaan bisa melakukan pembayaranpembayaran ini.

e. Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas

perusahaan.

f. Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan yang mempunyai laba

bersih yang cukup tetapi kas yang rendah menyebabkan diperlukannya

informasi arus kas.

Tujuan Laporan Arus Kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang

penerimaan dan pengeluaran kas (Dyckman, dkk 2001 : 550).

Informasi arus kas membantu pemakai untuk menilai :

a. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas.

b. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban.

c. Penyebab terjadinya perbedaan antara laba dan arus kas terkait.

d. Pengaruh kegiatan investasi dan pembiayaan (pendanaan) yang

menggunakan kas dan yang tidak (non kas) terhadap posisi keuangan

perusahaan

4. KATEGORI ARUS KAS

Semua arus kas masuk dan arus kas keluar diklasifikasikan ke dalam salah satu

dari tiga kategori : Operasi, Investasi, Pendanaan. Pengklasifikasian arus kas ini

penting dilakukan untuk mengevaluasi arus kas yang telah terjadi dan

memprediksi arus kas masa depan.

a. Arus Kas Operasi (Operating Cash Flow).

Page 55: manajemen

Arus kas operasi dikaitkan dengan kegiatan memproduksi dan menyerahkan

barang, menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang diperhitungkan

dalam penentuan laba. Arus kas Operasi adalah semua arus yang tidak

didefinisikan sebagai kegiatan investasi atau pendanaan. Arus kas operasi

mencakup berikut ini:

- Keterkaitannya dengan laba merupakan alasan untuk mengklasifikasikan

arus tersebut sebagai arus kas operasi.

- Arus kas dari transaksi lainnya yang pada awalnya mungkin merupakan

arus investasi atau pendanaan, diklasifikasikan sebagai arus operasi jika

berhubungan dengan kegiatan usaha yang utama.

b. Arus Kas Investasi (Investing Cash Flow)

Arus kas investasi dikaitkan dengan investasi dalam dan pelepasan

(disposisi) aktiva pabrik serta sekuritas hutang dan ekuitas tertentu,

memberikan dan menagih pinjaman, serta kegiatan strategis lainnya.

Kategori ini penting untuk mengidentifikasi rencana pertumbuhan

perusahaan. Kategori ini mencakup hal-hal berikut :

- Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar investasi adalah arus

kas masuk/arus keluar bersih dari kegiatan investasi.

- Perbedaan mendasar antara arus kas keluar operasi dan investasi terletak

pada periode manfaat yang di antisipasi.

- Keuntungan dan kerugian dari operasi yang dihentikan serta transaksi

yang menimbulkan pos-pos luar biasa seringkali dikaitkan dngan arus kas

investasi.

c. Arus Kas Pendanaan (Financing Cash Flow).

Arus kas pembiayaan dikaitkan dengan perolehan sumber daya dari pemilik

dan pemberian pengembalian atas investasi mereka, peminjaman uang, dan

pembayaran kembali pokok pinjaman. Selisih antara arus kas masuk dan

Page 56: manajemen

arus kas keluar pendanaan merupakan arus kas masuk (keluar) bersih dari

kegiatan pendanaan

5. PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS

Ada beberapa pendekatan untuk menyusun laporan arus kas yang digunakan

dalam praktek, yang masing-masing bertujuan mengidentifikasi melalui analisis

transaksi hal-hal berikut ini :

a. Arus kas operasi, investasi, dan pendanaan.

b. Transaksi investasi dan pendanaan non kas yang signifikan.

c. Pos-pos yang merekonsiliasi laba dan arus kas operasi bersih.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 2 yang dapat dipergunakan

perusahaan terdapat dua metode untuk menyajikan laoran arus kas, yaitu :

1. Metode Langsung

Metode langsung menggolongkan berbagai kategori utama dari kegiatan

operasi. Metode langsung lebih mudah untuk dimengerti, dan memberikan

informasi yang lebih banyak untuk mengambil keputusan.

2. Metode Tidak Langsung

Penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan metode ini diawali

dengan laba bersih dan menyesuaikan laba bersih tersebut sehingga

diperoleh arus kas dari aktivitas operasi.

Kedua metode tersebut mendatangkan jumlah sub-total yang sama untuk

kegiatan operasi, kegiatan investasi, kegiatan pendanaan dan arus kas bersih

selama periode tertentu. Metode tersebut berbeda hanya dalam cara

menunjukkan arus kas dari kegiatan operasi.

Penyusunan anggaran kas, menurut Riyanto (1978 : 90), dapat dilakukan

dengan beberapa tahap sebagai berikut :

a. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana

operasional perusahaan. Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi

operasi (operating transactions). Pada tahap ini dapat diketahui adanya

defisit (kekurangan) kas atau surplus (kelebihan) kas.

Page 57: manajemen

b. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank

atau sumber-sumber lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas.

Juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu

pembayarannya kembali. Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi

finansiil (financial transaction).

c. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran

setelah adanya transaksi finansiil. Anggaran kas yang final ini merupakan

gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansiil yang

menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan

Page 58: manajemen

BAB V

INVESTASI

5.1 Pengertian

Investasi merupakan Tindakan atau pilihan bagi seseorang yang

mengalokasikan sejumlah uang untuk mengharapkan return yang lebih tinggi

dimasa yang akan datang.

Menurut Frank J. Fabozzi manajemen investasi adalah proses pengelolaan

uang.

Smith dan Skousen mengatakan , “investing activies : transaction and event the

purchase and sale of scurities (excluding cash equivalent), and, building,

equipment. And other asset not generally held for sale, and the making, and

collecting of loans. They are not classified as operating activies, since the relate

only indirectly to the central, ongoing operations ofentity.”

Adapun menurut Abdul Halim investasi pada hakekatnya merupakan

penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh

keuntungan dimasa mendatang.

Menurut Pernyataan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

Nomor 13 tahun 2004, investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan

untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil

investasi (seperti bunga, royalty, dividen, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai

investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti

manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.

5.2 Tujuan Investasi

Untuk mencapai suatu efektifitas dan efisiensi dalam keputusan maka diperlukan

ketegasan akan tujuan yang diharapkan. Begitu pula halnya dalam bidang

investasi kita perlu menetapkan tujuan yang hendak dicapai:

1. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut.

Page 59: manajemen

2. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan

(profit actual)

3. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham

4. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa

5.3 Jenis-jenis Investasi

Dalam aktivitasnya investasi pada umumnya dikenal dua jenis yaitu;

1. Real investment

Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan asset

berwujud, seperti tanah, mesin-mesin, atau pabrik.

2. Financial investment

Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak tertulis,

seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond).

Adapun tipe-tipe investasi yang dapat dipilih diantaranya:

1. Direct Investment

Direct investment (investasi langsung) adalah tipe investasi dengan

membeli secara langsung suatu aktiva keuangan dari suatu

perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui perantara atau dengan

cara lainnya.

Investasi langsung ada beberapa macam diantaranya:

a. Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan

- Tabungan

- Deposito

b. Investasi langsung yang dapat diperjualbelikan

Page 60: manajemen

Surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed income security)

- T-bond

- Federal agency security

- Municipal bond

- Corporate bond

- Convertible bond

Saham-saham (equity securities)

- Saham preferen (preffered stock)

- Saham biasa (common stock)

Investasi langsung di pasar turunan

- Opsi

o Waran (warrant)

o Opsi cut (put option)

o Opsi cal (call option)

- Future contract

2. Indirect investment

Indirect investment (investasi tidak langsung) adalah investasi yang

tidak terlibat secara langsung atau pembelian aktiva keuangan yang

cukup hanya dengan memegang dalam bentuk saham atau obligasi

saja. Contohnya membeli saham dan obligasi yang dijual dipasar

modal dan itu juga biasanya dilakukan melalui perusahaan investasi

atau adanya perantara (agent).

Page 61: manajemen

5.4 Proses investasi

Secara umum proses manajemen investasi meliputi :

a) Menetapkan Sasaran Investasi

Dalam penentuan sasaran berinvestasi ada beberapa hal yang

harus diperhatikan yaitu jangka waktu investasi (pendek/panjang),

berapa target return yang mau dicapai.

b) Membuat Kebijakan Investasi 

Investor harus mengerti karakter risiko (risk profile) masing-  masing

apakah seorang yang mau mengambil risiko atau menghindari risiko,

berapa banyak dana yang akan diinvestasikan,  fleksibilitas investor

dalam waktu untuk memantau investasi, pengetahuan akan pasar

modal.

c) Pemilihan strategi portofolio dan asset 

Setelah mengetahui hal-hal pada point 1 dan 2 di atas maka kita dapat

membentuk suatu portofolio yang diharapkan efisien dan optimal.  

d) Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja

Tahap ini adalah menjadi tahap reevaluasi bagi perusahaan untuk

melihat kembali apa yang telah dilakukan selama ini dan apakah

tindakan yang telah dilakukan selama ini telah betul-betul maksimal

atau belum.

5.5 Keuntungan dan Kerugian Investasi

Keuntungan Investasi

1. Capital Gain

Merupakan selisih antara harga beli dan harga jual yang terjadi akibat

aktivitas perdagangan dipasar sekunder.

2. Dividen

Page 62: manajemen

Merupakan keuntungan yang diberikan diperusahaan penerbit saham atas

keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Biasanya Dividen dibagikan

setelah adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan sekali

setahun melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Dividen yang diberikan perusahaan, dapat berupa:

a. Tunai, dimana pemegang saham mendapatkan uang tunai

sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki.

b. Saham, dimana pemegang saham mendapatkan jumlah

saham tambahan.

Kerugian Investasi

1. Capital loss

Merupakan kebalikan dari Capital gain, yaitu suatu kondisi dimana nilai

saham yang dijual dibawah atau lebih rendah dari harga belinya.

2. Risiko Likuiditas

Yaitu suatu kondisi dimana perusahaan yang saham dimilikinya

dinyatakan bangkrut atau perusahaan tersebut dilikuidasi. Biasanya hak

klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh

kewajiban perusahan dapat dilunasi. Risiko ini merupakan risiko terberat

dari seorang pemegang saham.

5.6 Contoh Infestasi Beserta Keuntungan Dan Kekurangannya.

Tabungan adalah menyimpan uang di bank untuk dipergunakan

dikemudian jika diperlukan.

Keuntungan : dapat diambil kapan saja dan tidak memiliki resiko

Page 63: manajemen

Kerugian : Uang dapat dengan mudah berkurang, karena dapat

diambil kapan saja dengan mudah serta bunga yang kecil.

Deposito adalah Menyimpan uang untuk periode tertentu, bila belum jatuh

tempo uang tidak dapat diambil sebelum waktunya

Keuntungan : Risiko sangat rendah. Bunga yang dapat diterima

lebih besar dibandingkan tabungan biasa

Kekurangan : Keuntungan atau bunga yang diterima lebih sedikit

bila dibandingkan dengan jenis investasi lain yang berhadapan

langsung dengan risiko pasar.

Reksadana adalah tempat menghimpun dana secara kolektif. Dana yang

terkumpul akan dikelola oleh Manajer Investasi yang akan diinvestasikan

pada jenis investasi lainnya. Bila mendapat keuntungan atau kerugian

akan dibagi secara rata untuk para investor.

Keuntungan : Tidak perlu memiliki banyak pengetahuan, karena

dikelola oleh Manajer Investasi. Karena diinvestasikan ke banyak

tempat, maka bila terjadi kerugian di satu tempat bisa tertolong

tempat lain yang mungkin menghasilkan keuntungan.

Kerugian : Bagi sebagian orang, karena tidak dikelola sendiri

sering tidak puas dengan hasilnya. Keuntungan lebih sedikit

dibandingkan saham dan ada biaya yang dikeluarkan untuk

pengelolanya.

Obligasi adalah surat hutang, merupakan bukti bahwa kita memberikan

hutang kepada perusahaan tertentu atau pemerintah. Pihak yang

berhutang akan memberi bunga untuk jangka waktu tertentu. Jangka

waktu pengembalian hutang lebih dari satu tahun. Obligasi yang paling

aman adalah obligasi atau surat utang dari negara.

Page 64: manajemen

Keuntungan : Bunga lebih besar dibandingkan deposito.

Kerugian : Jangka waktu panjang (> 1 tahun), sehingga

tidak dapat dicairkan bila diperlukan atau bila ingin berinvestasi

lain. Bila pihak yang berhutang bangkrut, berarti tidak dapat

mengembalikan hutangnya.

Saham, memiliki saham berarti Anda memiliki

kepemilikan dalam suatu perusahaan. Uang yang kita tanamkan dijadikan

sebagai modal untuk perusahaan tersebut. Perusahaan akan memberikan

keuntungan yang diterima kepada para pemegang saham yang disebut

sebagai deviden. Bila dinilai baik atau banyak orang yang berminat untuk

membeli saham suatu perusahaan, harganya akan naik, sehingga bila

Anda menjual sahamnya akan memperoleh keuntungan. Sebaliknya, bila

perusahaan menderita kerugian, harga sahamnya dapat turun sehingga

Anda dapat menderita kerugian. Saham ini dapat dibeli pada perusahaan

sekuritas. Untuk tiap transaksi jual atau beli, Anda akan dikenakan biaya.

Keuntungan : Dapat mendatangkan keuntungan

yang sangat besar bila harga saham naik. Dengan modal sedikit,

dapat diperoleh hasil berkali-kali lipat

Kerugian : Risiko kehilangan besar pula, saat

harga saham turun.

Emas, Harga emas cenderung naik setiap tahun, itulah

sebabnya banyak orang yang membeli emas kemudian menjualnya saat

harganya naik. Bila hendak digunakan untuk investasi, emas yang dibeli

hendaknya berupa logam mulia batangan atau koin daripada emas dalam

bentuk perhiasan. Emas batangan atau koin tidak mengalami penyusutan

atau ongkos pembuatan yang biasa dikenakan apabila kita menjual dalam

bentuk perhiasan.

Page 65: manajemen

Keuntungan : Merupakan aset likuid atau aset yang mudah dijual.

Sulit dalam penyimpanan karena bila tidak hati-hati dapat dengan

mudah dicuri.

Properti, sama seperti emas, harga properti yaitu rumah dan

tanah cenderung akan naik. Dengan membeli properti, dan menjualnya di

kemudian hari akan mendatangkan keuntungan karena harga jualnya

sudah naik. Harga rumah akan cepat naik bila lokasinya strategis atau

dekat dengan fasilitas umum, ini dapat menjadi pertimbangan saat akan

memilih lokasi. Bila akan membeli rumah di perumahan yang belum atau

masih dibangun, pastikan pengembang dapat dipercaya dan adanya

perjanjian yang jelas, karena ada beberapa kasus, setelah kita membayar,

pembangunan rumah tidak dilanjutkan yang mengakibatkan kerugian.

Keuntungan, risiko kecil serta dapat disewakan sehingga

dapat memberi penghasilan tambahan.

Kerugian : perlu dana yang besar untuk membeli rumah

atau tanah. Properti bukan aset yang likuid karena tidak mudah

untuk menjualnya bila suatu saat membutuhkan uang.

Page 66: manajemen

PENGONTROLAN

I. PENDAHULUAN

Pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan

pengukuran dan koreksi semua kegiatan dalam rangka memastikan bahwa

tujuan-tujuan dari rencana organisasi dapat terlaksana dengan baik. Fungsi

pengendalian adalah fungsi terakhir dari proses manajemen. Pengendalian

ini berkaitan erat dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini

merupakan hal yang saling mengisi, karena:

Fungsi pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan

Pengendalian hanya dapat dilakukan jika ada perencanaan/rencana

Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan secara baik

Tujuan baru dapat diketahui dicapai dengan baik atau tidak setelah

pengendalian atau pengukuran dilakukan.

Tanpa tujuan dan rencana-rencana, pengendalian adalah tak

mungkin dilaksanakan, karena harus membandingkan antara rencana-

rencana yang dibuat dengan pelaksanaannya. Dengan demikian peranan

pengendalian sangat menentukan baik/buruknya suatu rencana.

Kasus-kasus yang seringkali terjadi dalam banyak organisasi adalah

tidak diselesaikan banyak penugasan, tidak ditepatinya waktu

penyelesaian, suatu anggaran yang berlebihan, dan keuntungan tahun ini

turun, serta tidak tercapainya target penjualan tenaga pemasaran

dilapangan. Berbagai kasus diatas membutuhkan pembahasan masalah

akan pentingnya pengendalian.

II. PENGERTIAN DAN TUJUAN

Beberapa definisi pengendalian menurut para pakar adalah:

1. Menurut Earl P.Strong

Page 67: manajemen

Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam

suatu perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam

rencana.

2. Menurut Harold Koontz

Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap

pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat

untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara.

3. Menurut G.R Terry

Pengendalian dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa

yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu

pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu melakukan perbaikan-

perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras

dengan standar.

4. Menurut Henry Fayol

Pengendalian terdiri dari verifikasi apakah segalanya terjadi

sesuai dengan rencana mengadopsi, instruksi yang dikeluarkan, dan

prinsip-prinsip.

Tujuan pengendalian adalah supaya “proses pelaksanaan dilakukan

sesuai dengan ketentuan-ketentuan rencana dan melakukan tindakan

perbaikan (corrective) jika terdapat penyimpangan-penyimpangan (deviasi),

sesuai tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencana”.

Dengan demikian pengendalian bukan hanya untuk mencari

kesalahan-kesalahan tetapi berusaha untuk menghindari terjadinya

penyimpangan-penyimpangan. Jadi kontrol dilakukan sejak proses dimulai,

sampai dengan pengukuran hasil yang dicapai. Dengan pengendalian

diharapkan juga agar pemanfaatan semua unsur manajemen efektif dan

efisien. Efektivitas adalah berhasil-guna sedangkan efisien adalah berdaya-

guna.

Page 68: manajemen

H.Emerson memberikan definisi tentang efektivitas dan efisien sebagai

berikut:

Efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan Efisien adalah

perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil),

antara keuntungan dengan biaya (antara hasil pelaksanaan dengan

sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang

dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain

hubungan antara apa yang telah diselesaikan dengan apa yang harus

diselesaikan.

III. PROSES PENGENDALIAN

Pengendalian/kontrol dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Menentukan standar-standar atau dasar untuk kontrol

Tahap ini dapat mencakup penetapan standar penjualan dan

produksi sampai kepada dasar presesi dan keamanan. Agar dapat

berfungsi secara efektif, standar tersebut harus dapat dirinci dalam

istilah-istilah yang mudah dipahami dan diterima oleh individu yang

bersangkutan.

Tiga bentuk standar yang umum adalah:

a. Standar-standar fisik, meliputi kuantitas barang, jumlah pelanggan

dan lain-lain

b. Standar-standar moneter, yang ditunjukan dalam rupiah dan

mencakup biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor,

pendapat penjualan dan sejenisnya.

c. Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi, batas waktu

suatu pekerjaan harus diselesaikan

2. Mengukur pelaksanaan kerja

Page 69: manajemen

Tahap ini merupakan proses yang berkesinambungan, repetitive

(berulang-ulang) yang frekuensinya bergantung pada aktivitas yang

sedang diukur.

3. Membandingkan pelaksanaan kerja dengan standard dan menentukan

deviasi-devasi bila ada

Langkah ini praktis merupakan tahap yang paling mudah. Jika

prestasi yang dicapai melebihi standar yang telah ditentukan, bererti

segala sesuatu berjalan lancar. Tindakan perbaikan barangkali tidak

diperlukan, minimal hanya perbaikan yang tidak besar.

4. Melakukan tindakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan

Jika prestasi yang dicapai ternyata lebih rendah dari standar

yang ditetapkan, tindakan perbaikan diperlukan. Tindakan perbaikan

dapat melibatkan beberapa aktivitas sekaligus, meliputi cara bekerja

ataupun perubahan standar prestasi yang telah ditetapkan.

Pengandalian merupakan proses yang berulang-ulang dan dinamis.

Penekanan pengandalian tidak hanya untuk mengendalikan saja tetapi

untuk memonitor prestasi perusahaan atau bagian-bagian.

Bagan Proses pengendalian sebagai berikut:

Page 70: manajemen

Tidak

Ya

IV. JENIS-JENIS PENGENDALIAN

Pada dasarnya ada 3 (tiga) jenis pengendalian:

1. Pengendalian Pendahuluan

Pengendalian ini di desain untuk mengendalikan penyimpangan

dari standar tertentu dan memungkinkan perbaikan dilakukan sebelum

seluruh tahap kegiatan tertentu diselesaikan. Pengendalian ini

merupakan pengendalian yang agresif. Perubahan-perubahan yang

mungkin terjadi dan membuat realisasi rencana terhambat akan selalu

diantisipasi.

2. Pengendalian Konkuren (Yes/No)

Tipe pengendalian ini dilakukan selama kegiatan masih

berlangsung. Tipe ini merupakan pengendalian dimana suatu kegiatan

akan terus dilanjutkan atau tidak apabila ada persetujuan atau ada

Menetapkan suatu prestasi /standar

Mengukur prestasi

Tidak ada perubahan

Melakukan perbaikan-perbaikan atau mengevaluasi kembali standar prestasi dan pengukurannya.

Apakah prestasi sesuai dengan standar?

Page 71: manajemen

kondisi tertentu yang harus dipenuhi. Tipe pengendalian ini kurang

populer dibandingkan dengan tipe pertama. Tetapi tipe pengendalian ini

setidaknya dapat digunakan sebagai pelengkap.

3. Pengendalian Umpan Balik (Post Action Control)

Pengendalian ini mengevaluasi hasil-hasil yang telah terjadi

setelah suatu kegiatan selesai. Penyebab-penyebab penyimpangan

kemudian ditentukan, dan penemuan tindakan koreksi akan diterapkan

pada kegiatan serupa dikemudian hari, misalnya untuk penentuan

bonus dan motivasi karyawan.

V. SIFAT DAN WAKTU PENGENDALIAN

Sifat dan waktu pengendalian/kontrol dibedakan atas:

1. Preventive Control

Pengendalian yang dilakukan sebelum kegiatan dengan maksud

supaya tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Hal ini bisa

dilakukan dengan melakukan beberapa cara, yaitu:

a. Membuat peraturan-peraturan yang berhubungan dengan tata cara

suatu kegiatan atau dibuat tata tertib.

b. Membuat pedoman-pedoman kerja

c. Menetapkan sanksi-sanksi terhadap pembuat kesalahan

d. Menentukan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab

e. Mengorganisasikan segala macam kegiatan

f. Menentukan sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan

2. Repressive Control,

Pengendalian yang dilakukan setelah terjadi

penyimpangan/kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan, dengan

maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga sasaran

Page 72: manajemen

yang direncanakan dapat dicapai. Hal ini dapat dilakukan dengan cara-

cara berikut:

a. membandingkan antara hasil-hasil kegiatan dengan rencana yang

telah ditentukan

b. mencari penyebab terjadinya penyimpangan, kemudian mencari

jalan keluarnya

c. memberikan penilaian terhadap hasil kegiatan, termasuk kegiatan

para penanggung jawabnya

d. melaksanakan sanksi yang telah ditentukan terhadap pembuat

kesalahan

e. mencari kembali prosedur-prosedur yang telah ditentukan

f. mengecek kebenaran laporan yang telah dibuat para petugas

pelaksana

3. Pengendalian yang dilakukan tengah proses penyimpangan terjadi

4. Pengendalian Berkala, ialah pengendalian yang dilakukan secara

berkala sebulan sekali atau satu kuartal sekali atau satu tahun sekali

5. Pengendalian Mendadak, ialah pengendalian dilakukan secara

mendadak

VI. CARA-CARA PENGENDALIAN

Cara-cara pengendalian dapat dibedakan atas:

1. Pengawasan Langsung,

Yaitu pengawasan yang dilakukan secara langsung oleh seorang

manajer secara pribadi. Dia memeriksa pekerjaan yang sedang

dilakukan untuk mengetahui apakah hasil-hasilnya seperti yang

dikehendakinya.

Keuntungannya:

Page 73: manajemen

a. akan terjadi kontak langsung antara atasan dan bawahan,

sehingga akan mempertinggi hubungan kerja antara bawahan dan

atasan

b. akan memberikan kepuasan tersendiri bagi bawahan, karena

merasa diperhatikan oleh atasannya

c. akan tertampung sumbangan pikiran dari bawahan yang mungkin

bisa berguna bagi kebijaksanaan selanjutnya

Kerugiannya:

a. waktu seorang manajer banyak tersita, akibatnya waktu untuk

pekerjaan lainnya berkurang, misalnya perencanaan, pengambilan

keputusan dan lain-lain.

b. Mengurangi inisiatif bawahan, karena bawahannya merasa

atasannya selalu mengamati mereka

c. Ongkos makin besar, karena adanya biaya perjalanan

Pengendalian langsung ini dapat dilakukan dengan cara inspeksi

langsung, observasi ditempat (on the spot observation) dan laporan

ditempat (on the spor report). Manajer yang mempunyai tugas

kompleks tidak mungkin melakukan pengendalian langsung sebanyak

mungkin, maka untuk tugas pengendalian ini dilakukan dengan

pengendalian tidak langsung.

2. Pengawasan Tidak Langsung

Yaitu pengendalian jarak jauh melalui laporan yang diberikan

oleh bawahan. Laporan ini dapat berupa kata-kata, angka-angka atau

statistik yang berisi gambaran atas kemajuan yang dicapai.

Pengendalian tidak langsung dapat berupa laporan tertulis dan laporan

lisan.

Page 74: manajemen

Kelemahan pengendalian semacam ini adalah hal-hal yang

dilaporkan itu biasanya yang baik-baik saja dan yang dapat

menyenangkan manajer. Laporan biasanya kurang dapat

mencerminkan keadaan objektif, karena ada kecenderungan Asal

Bapak Senang (ABS)

3. Pengawasan Berdasarkan Kekecualian

Yaitu pengendalian yang dikhususkan pada penyimpangan-

penyimpangan yang luar biasa dari hasil standar yang diharapkan.

VII. MACAM-MACAM PENGENDALIAN

Pengendalian terdiri dari:

1. Internal Control (Pengendalian Intern)

Ialah pengendalian yang dilakukan seorang atasan terhadap

bawahannya. Cakupan dari pengendalian intern ini meliputi hal-hal

yang cukup luas dari pelaksanaan tugas, prosedur, sistem, hasil,

kehadiran dan lain-lain.

2. External Control (Pengendalian ekstern)

Ialah pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar. Pengendalian

ekstern dapat dilakukan secara formal maupun informal.

VIII. ALAT-ALAT PENGENDALIAN

Beberapa alat yang dapat dipergunakan untuk melakukan fungsi

pengendalian perusahaan adalah:

1. Budget

Budget/anggaran adalah suatu ikhtisar hasil yang akan

diharapkan dan pengeluaran yang disediakan untuk mencapai hasil

tersebut. Pengendalian Budget (Budgetary Control) dapat diketahui

Page 75: manajemen

atau diawasi, yaitu apakah hasil yang diharapkan dari penerimaan atau

pengeluaran itu sesuai dengan yang diinginkan atau tidak. Hal ini dapat

diketahui dengan cara membandingkannya dengan budget, karena

dalam budget telah ditetapkan jumlah penerimaan, jumlah pengeluaran

serta hasil yang akan diperoleh untuk masa yang akan datang. Apabila

tidak sesuai dengan budget, baik penerimaan/pengeluaran maupun

hasil yang diperoleh, maka perusahaan itu tidak efektif karena terdapat

penyimpangan (deviasi) dan pimpinan perusahaan harus segera

mengadakan perbaikan (correction).

Budgetary control biasanya digunakan sehubungan dengan

kontrol basis yang bersifat fungsional yaitu penjualan, produksi dan

pembelian, dan tidak terhadap kontrol basis yang berisfat fakturil,

misalnya kuantitas, biaya, waktu.

Pada dasarnya tipe-tipe budget terdiri atas 2 golongan, yaitu

Constant budget dan Variable budget. Tipe-tipe budget lainnya yaitu;

a. Sales budget

b. Production budget

c. Cost production budget

d. Step budget, berhubungan dengan production budget dan

menunjukkan barmacam-macam tingkat produksi

e. Purchasing budget

f. Labor budget/budget personal adalah suatu budget yang

berhubungan dengan jumlah buruh yang ada dalam perusahaan,

buruh yang akan diterima dalam jangka waktu yang akan datang,

berapa yang akan dipensiunkan, berapa yang perlu mendapat

premi dan sebagainya.

g. Cash and financial budget

h. Master budget

2. Non Budget, meliputi:

Page 76: manajemen

a. Personal Observation, yaitu pengawasan langsung secara pribadi

oleh pimpinan perusahaan terhadap karyawan/bawahan yang

sedang bekerja. Apabila terjadi penyimpangan, maka pimpinan

dapat segera melakukan koreksi dengan cara menegur atau

memberikan petunjuk, sehingga pada saat itu juga kegiatan

tersebut dapat segera diperbaiki.

b. Report, adalah laporan yang dibuat oleh manajer bawahan,

misalnya manajer produksi menyusun laporan produksi (production

report), manajer penasaran membuat laporan-laporan pemasaran

(marketing reports) dan manajer keuangan membuat laporan

keuangan (financial report). Berdasarkan laporan-laporan ini dapat

diketahui dan diawasi perkembangan dan kegiatan-kegiatan yang

sudah lampau. Tetapi jika terjadi penyimpangan tidak dapat segera

diketahui sehingga perbaikan akan terlambat. Hal ini merupakan

suatu kelemahan alat pengendalian ini apabila dibandingkan

dengan personal observation, yang dapat segera melakukan

perbaikan terhadap penyimpangan yang ada.

c. Financial statement, merupakan daftar laporan keuangan yang

biasanya terdiri dari balance sheet dan income statement (neraca

dan daftar rugi laba). Dari kedua daftar ini dapat diketahui dan

diawasi melalui analisa laporan keuangan, mengenai keadaan

permodalan perusahaan. Apakah perusahaan mempunyai sejumlah

modal, sehingga mampu dengan segera membayar seluruh

kewajiban keuangan yang segera harus dibayar?

- Apakah perusahaan “likwit’/solvable?

- Apakah perputaran modal sesuai dengan yang diinginkan?

- Bagaimanakah rehabilitas perusahaan, apakah

menguntungkan atau tidak?

d. Statistik, merupakan proses pengumpulan data, keterangan dan

kejadian yang telah berlalu. Menganalisa data tersebut dan

menyajikannya dalam bentuk-bentuk tertentu, misalnya grafik-

Page 77: manajemen

grafik, kurva-kurva sehingga dapat memudahkan pimpinan

mengetahui kejadian yang telah berlalu dan dapat dengan mudah

pula dijadikan informasi sebagai bahan dalam mengambil

keputusan.

e. Break Event Point, yaitu suatu titik atau keadaan ketika jumlah

penjualan tertentu tidak mendapatkan laba atau rugi. Jadi jumlah

biaya sama dengan jumlah penjualan.

f. Internal Audit, yaitu pengendalian yang dilakukan oleh atasan

terhadap bawahan yang meliputi bidang-bidang kegiatan secara

menyeluruh yang mengangkut masalah keuangan, apakah sesuai

dengan prosedur dan praktek yang telah ditetapkan. Auditing ini

juga menyangkur pengendalian persediaan yang baik, pembayaran

barang yang dibeli, dan pemeriksaan yang cukup apakah barang

yang telah dibayar benar-benar telah diterima.

Page 78: manajemen

IX. PENGAWASAN KEFARMASIAN

Tujuan pengawasan sediaan farmasi adalah :

1. Melindungi masyarakat dari sediaan farmasi yang tidak memenuhi

syarat

2. Melindungi masyarakat dari penyalahgunaan dan salah penggunaan

sediaan farmasi dan alat kesehatan

3. Mencegah persaingan tidak sehat antar perusahaan farmasi

Sediaan farmasi yang tidak memenuhi syarat mungkin banyak

terdapat pada obat tradisional, obat atau makanan baik yang terdaftar

atau tidak terdaftar. Begitu juga apakah produk sediaan farmasi yang

kebanyakan untuk konsumsi dokter praktek itu tersentuh pengawasan

mutu, karena produk pabrik ini kebijaksanaan marketingnya jarang

ditemukan di apotik yang biasa disampling petugas pengawasan.

Sediaan farmasi yang disalahgunakan mungkin saja

psikotropik/narkotik atau bias saja zat adiktif lainnya seperti minuman

beralkohol.

Kalau dalam proses pembuatan minuman beralkohol itu harus

dilakukan dari fermentasi dan penyulingan, apakah pihak pengawas

yakin produksi yang beribu-ribu liter per hari itu hasil dari fermentasi?

Ataukah hanya dengan mencampur alkohol teknis dengan essence

saja? Jika demikian telah terjadi penyalahgunaan proses dan bahan

baku.

Salah penggunaan mungkin banyak terjadi pada pemakaian obat

keras, yang seharusnya dengan resep dokter, tetapi khusus di

Indonesia bisa diperoleh di sarana pelayanan kefarmasian apotik dan

toko obat mana saja. Seharusnya pihak pengawas bisa menutup dari

hulunya bukan dipantau di hilirnya saja. Persaingan tidak sehat antar

perusahaan famasi terjadi secara besar-besaran. Bukan rahasia lagi di

kalangan dokter dan apoteker bahwa ada pemberian komisi setiap

bulan yang totalnya entah berapa miliar dari perusahaan tertentu, dan

Page 79: manajemen

tentu ini diambil dari harga obat yang biaya promosinya bisa sekitar

sepuluh kali lipat harga obat dan hal ini ditanggung oleh

pasien/konsumen. Disamping itu jika harga obat dengan nama generik

dan nama dagang terlalu jauh, bisa terjadi pemalsuan merek, dimana

bungkus luar obat generik diganti dengan obat nama dagang atau

terjadi penyelundupan obat yang semerek dari Negara tetangga.