Management Kala III Aktif

27
Bagian Obstetrik Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta MATERI TUTORIAL

description

Manajemen Kala 3 Aktif

Transcript of Management Kala III Aktif

  • Bagian Obstetrik Dan GinekologiFakultas Kedokteran Dan Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiyah YogyakartaMATERITUTORIAL

  • DefinisiDimulai setelah lahirnya bayi & berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban

  • Fisiologi Kala IIIFase Pelepasan plasentaMiometrium bkontraksi mikuti penyusutan volume cavum uteri stlh lahirnya bayi.Penyusutan b(-) nya ukuran t4 plekatan plasenta plasenta terlipat, menebal & kemudian lepas dr dinding uterus.

  • Fase pengeluaran plasentaSetelah lepas, plasenta akan turun ke bag. bawah uterus/dlm vagina

  • Tanda-tanda lepasnya plasentaPerubahan bentuk & tinggi fundus. Tali pusat memanjangSemburan darah mendadak dan singkat

  • MEKANISME PELEPASAN PLASENTA1. Schultze : pelepasan dimulai dari tengah/sentral shiny schultzTanda:Tali pusat tampak b(+) panjang dari vagina (tanda ahfeld)Tdk keluar darah banyak/ menyemburBagian fetal turun lebih dulu.

  • 2. Duncan : pelepasan plasenta dimulai dari pinggir/ marginal dirty duncan

    Tanda:Keluar darah menyembur & tiba-tiba dari vagina ( < 400 ml)Bag. maternal turun lebih dulu

  • Metode Pelepasan Plasenta1. Perasat KustnerTangan kanan merengangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri menekan darah diatas simfisis. Bila tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus. Bila tidak masuk kembali kedalam, berarti plasenta lepas dari dinding uterus.

    Perasat ini hendaknya dilakukan secara hati-hati, apabila hanya sebagian plasenta terlepas, perdarahan banyak akan dapat terjadi

  • 2. Perasat StrassmanTangan kanan meregangkan dan menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri mengetok-ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat yang diregangkan ini, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus. Bila tidak terasa getaran, berarti telah lepas dari dinding uterus

  • 3. Perasat KlienWanita tersebut disuruh mengedan. Tali pusat tampak turun kebawah, mengedannya dihentikan dan tali pusat masuk kembali kedalam vagian berarti plasenta telah lepas dari dinding uterus

  • 4. Perasat CredeDengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar plasenta lepas dari dinding uterus hanya dapat di pergunakan bila terpaksa misalnya pendarahan. Perasat ini dapat mengakibatkan kecelakaan perdarahan post partum

  • MANAJEMEN AKTIF KALA TIGAManajemen aktif adalah segera memberikan oksitosin 10 iu setelah bayi lahir dan melakukan traksi terkendali pada tali pusat (controled-Cordtraction) agar separasi plasenta segera di inisiasi

  • Tujuan

    Mpersingkat wkt krn mhasilkan kontraksi uterus yg efektifMemperpendek kala IIIMcegah perdarahan

  • keuntunganPersalinan kala tiga yang lebih singkatMengurangi jumlah kehilangan darahMengurangi kejadian retensio plasenta

  • KerugianKala III persalinan lebih panjangJumlah kehilangan darah lebih banyakKejadian retensio plasenta mungkin lebih cenderung terjadiKomplikasi persalinan yang berkaitan dengan kala III mungkin cenderung terjadi

  • 3 langkah utama managemen kala III aktifPemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahirMelakukan penegangan tali pusat terkendaliRangsangan taktil (pemijatan), Masase fundus uteri

  • Pemberian suntikan OksitosinSegera berikan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk segera diberikan ASILetakkan kain bersih diatas perut ibu untuk mengurangi kontaminasi dari tangan penolongPeriksa uterus untuk memastikan tidak ada yg lain (undiagnosed twin).

  • d. Memberitahukan kepada ibu bahwa ia akan disuntik .e. Selambat-lambatnya dalam waktu 15 menit setelah bayi lahir, segera suntikkan oksitosin 5 iu pada 1/3 paha kanan bagian luar

  • Tehnik tali pusat terkendali1. Berdiri di samping ibu.2. Pindahkan klem kedua yang telah dijepit sewaktu kala dua persalinan pada tali pusat sekitar 3 - 5 cm dari vulva. Memegang tali pusat lebih dekat ke vulvaakan mencegah inversio.

    Peregangan tali pusat terkendali

  • 3. Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (alas dengan kain) tepat diatas tulang pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat melakukan penegangan pada tali pusat. Setelah terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat, kemudian tangan pada dinding abdomen menekan korpus uteri ke bawah dan atas korpus. Lakukan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya inversio uteri.

  • 4. Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga ada kontraksi yang kuat (sekitar dua atau tiga menit ).5. Pada saat kontraksi mulai (uterus menjadi bulat atau tali pusat memanjang ) tegangkan kembali tali pusat ke arah bawah (dengan hati-hati ) bersamaan dengan itu, lakukan penekanan korpus uteri ke arah bawah dan kranial hingga plasenta terlepas dari tempat implantasinya

  • 6. Jika plasenta tidak turun setelah 30-40 detik dimulainya penegangan tali pusat dan tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan lepasnya plasenta, jangan teruskan penegangan tali pusat.7. Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk meneran sehingga plasenta akan terdorong ke introitus vagina. Tetap tegangkan tali pusat ke arah bawah mengikuti arah jalan lahir.

  • 8. Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, teruskan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Selaput ketuban mudah robek, pegang plasenta dengan kedua tangan dan dengan lembut putar plasenta hingga selaput terpilin.9. Lakukan penarikan secara lembut dan perlahan-lahan untuk melahirkan selaput ketuban.

  • 10. Jika terjadi selaput robekan pada selaput ketuban saat melahirkan plasenta, dengan hati-hati periksa vagina dan serviks dengan seksama. Gunakan jari-jari tangan anda atau klem atau cunam DTT atau steril untuk keluarkan selaput ketuban yang dapat dicapai oleh jari-jari tangan tersebut

  • rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteriLetakkan telapak tangan pada fundus uteriJelaskan kepada ibu bahwasanya tindakan ini akan terasa tidak nyaman, anjurkan kepada ibu untuk menarik nafas dalam dan tenangDengan lembut tapi mantap, gerakan tangan secara memutar pada fundus sehingga uterus berkontraksi jika dlm 15 uterus tidak berkontraksi lakukan tatalaksana atonia uteri

  • Periksa plasenta dan selaputnya, pastikan keduanya lengkap dan utuhPeriksa uterus untuk memastikan kelengkapannya bahwa uterus berkontraksi dengan baik, jika masih belum berkontraksi dengan baik ulangi rangsangan taktil.Periksa kontraksi uterus tiap 15 selama 1 jam pertama dan setiap 30 selama 1 jam kedua pasca salin