Managemen Rumah Sakit

63
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Rumah sakit juga merupakan salah satu organisasi sektor publik yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan atau mementingkan upaya penyembuhan dan pemulihan yang telah dilaksanakan secara serasi dan terpadu oleh pihak rumah sakit dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta upaya perbaikan. Saat ini rumah sakit telah menjadi suatu instrumen penting yang dibutuhkan untuk kelangsungn hidup dan kesehatan manusia. Rumah Sakit sebagai salah satu organisasi pelayanan di bidang kesehatan telah memiliki otonomi dan bersifat swadana, sehingga pihak rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan diperlukan manajemen yang seefektif mungkin. Terdapat lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Manajemen dilakukan untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Pelaksanaan manajemen dilakuknn oleh manusia dan sumberdaya lainnya. Sehingga manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi 1

Transcript of Managemen Rumah Sakit

Page 1: Managemen Rumah Sakit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

kesehatan. Rumah sakit juga merupakan salah satu organisasi sektor publik yang bergerak

dalam bidang pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan suatu upaya

kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan atau mementingkan

upaya penyembuhan dan pemulihan yang telah dilaksanakan secara serasi dan terpadu oleh

pihak rumah sakit dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta upaya perbaikan.

Saat ini rumah sakit telah menjadi suatu instrumen penting yang dibutuhkan untuk

kelangsungn hidup dan kesehatan manusia.

Rumah Sakit sebagai salah satu organisasi pelayanan di bidang kesehatan telah

memiliki otonomi dan bersifat swadana, sehingga pihak rumah sakit dituntut untuk

memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan diperlukan manajemen yang seefektif

mungkin. Terdapat lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,

mengordinasi, dan mengendalikan. Manajemen dilakukan untuk mencapai tujuan bersama

yang telah ditetapkan. Pelaksanaan manajemen dilakuknn oleh manusia dan sumberdaya

lainnya. Sehingga manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,

menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-

fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan, kepemimpinan

dan pengawasan.

Manajemen rumah sakit adalah koordinasi antara berbagai sumber daya (unsur

manajemen) melalui proses perencanaan, pengorganisasian, ada kemampuan pengendalian

untuk mencapai tujuan rumah sakit seperti: menyiapkan sumber daya, mengevaluasi

efektivitas, mengatur pemakaian pelayanan, efisiensi, kualitas. Manajemen diperlukan untuk

mengatur strategi yang berkaitan dengan mutu total untuk meningkatkan kemampuan rumah

sakit guna memperoleh keuntungan kompetitif dalam pasar. Sehingga peran manajemen di

dalam rumah sakit sangatlah diperlukan. Semua kegiatan yang berada di dalam rumah sakit

perlu dikaitkan dengan manajemen yang efektif agar tujuan dari rumah sakit tersebut

tercapai.

1

Page 2: Managemen Rumah Sakit

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen rumah sakit ?

2. Bagaimana perencanaan dalam rumah sakit ?

3. Apa saja standarisasi dan klasifikasi dalam rumah sakit ?

4. Bagaimana pelayanan rumah sakit ?

5. Bagaimana sistem pelaporan dalam rumah sakit ?

6. Bagaimana bentuk pembiayaan dalam rumah sakit ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen rumah sakit

2. Mengetahui perencanaan dalam rumah sakit

3. Memahami standarisasi dan klasifikasi dalam rumah sakit

4. Mengetahui pelayanan dalam rumah sakit

5. Memahami sistem pelaporan dalam rumah sakit

6. Mengetahui bentuk pembiayaan dalam rumah sakit

1.4 Manfaat

Memberikan informasi kepada pembaca agar mengetahui seluk beluk tentang manajemen

dalam rumah sakit.

2

Page 3: Managemen Rumah Sakit

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Rumah Sakit

Kata benda “manajemen” atau management dapat mempunyai berbagai arti. Pertama

sebagai pengelolaan, pengendalian, atau penanganan (managing). Kedua, perlakuan secara

terampil untuk menangani sesuatu berupa skillful treatment. Ketiga, gabungan dari dua

pengertian tersebut, yaitu yang berhubungan dengan pengelolaan suatu perusahaan, rumah

tangga, atau suatu bentuk kerja sama dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

Tiga pengertian itu mendukung kesepakatan bahwa manajemen dapat dipandang sebagai

ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu artinya manajemen memenuhi kriteria ilmu dan metode

keilmuan yang menekankan kepada konsep-konsep, teori, prinsip, dan teknik pengelolaan.

Pengertian manajemen didefinisikan dalam berbagai cara, tergantung dari titik pandang,

keyakinan serta pengertian dari pembuat definisi. Berikut adalah pengertian manajemen menurut

beberapa ahli:

1. Menurut Henry Fayol

Menyebutkan ada lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,

mengordinasi, dan mengendalikan. Sedangkan fungsi manajemen adalah elemen-elemen

dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan

acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

2. Menurut Richard L.Daft (2002:8)

“Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan

efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian

sumberdaya organisasi.”

3. Menurut James A.F. Stoner (2006:Organisasi.org)

“Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan

pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang

ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan

sebelumnya”.

3

Page 4: Managemen Rumah Sakit

4. Menurut Koontz and Donnel (1972)

Management is getting thing done through the efforts of other people” (manajemen

adalah terlaksananya pekerjaan melalui orang-orang lain).

5. Menurut George R. Terry (1977)

Manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating,

dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan

menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.

6. Menurut T. Hani Handoko (2000)

Manajemen merupakan bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,

menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-

fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan,

kepemimpinan dan pengawasan.

7. Menurut Ricky W. Griffin

Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,

dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.

Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien

berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan

jadwal.

Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

upaya kesehatan. Berbagai definisi rumah sakit terdapat dalam beberap pustaka. Ada

yang memberi definisi berdasarkan bentuk fisik, ada yang berdasarkan sifat kuantitatif

dari pelayanannya, dan adapula yang berdasarkan maksud atau misinya. Definisi rumah

sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus

dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam

menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-

sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.

SK menteri Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa rumah sakit

umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan  kesehatan yang bersifat dasar,

spesialistik dan subspesialistik.

Diluar tiga dasar pokok kebutuhan manusia (pangan, sandang, naungan), rumah

sakit telah menjadi suatu instrumen yang perlu untuk mengadakan unsur dasar keempat,

4

Page 5: Managemen Rumah Sakit

yaitu kelangsungan hidup dan kesehatan. Agar suatu rumah sakit dapat hidup dan tumbuh

subur dalam persaingan pasar secara global, rumah sakit harus mengadopsi suatu strategi

luas yang memberinya suatu keuntungan kompetitif berkelanjutan. Dalam hal ini

diperlukan manajemen untuk mengatur strategi yang berkaitan dengan mutu total untuk

meningkatkan kemampuan rumah sakit guna memperoleh keuntungan kompetitif dalam

pasar.

Manajemen rumah sakit adalah koordinasi antara berbagai sumber daya (unsur

manajemen) melalui proses perencanaan, pengorganisasian, ada kemampuan

pengendalian untuk mencapai tujuan rumah sakit seperti: menyiapkan sumber daya,

mengevaluasi efektivitas, mengatur pemakaian pelayanan, efisiensi, kualitas. Manajemen

di Rumah Sakit haruslah dilaksanakan seperti “bebek merenangi kolam,” tampak tenang

di permukaan dan tetap aktif bergerak di bawah permukaan (Wilan, 1990). Hal ini perlu

dilakukan karena rumah sakit berhadapan dengan orang khususnya orang sakit sehingga

harus tampak tenang di satu pihak. Di pihak lain, karena kompleksnya masalah yang

dihadapi di rumah sakit, maka para manajernya harus betul-betul aktif bergerak terus

untuk mampu memberi pelayanan yang terbaik. Konsep manajemen rumah sakit telah

bermula sejak jaman Arab kuno dulu, juga pada rumah sakit dalam sejarah islam, rumah

sakit Budha di India, dan semacam rumah sakit di Israel dimana dokter yang ada juga

bertindak sebagai pendeta dan pemaham kekuatan magis. Pada masa Nabi Muhammad

SAW sistem perumahsakitan yang modern dibentuk dengan baik. Rumah sakit jiwa telah

dibangun di Arab sepuluh abad sebelum Eropa membangun rumah sakit sejenis. Selain

itu, dokter-dokter islam juga berperan sentral dalam perkembangan ilmu farmasi dan ilmu

kimia. Beberapa rumah sakit yang masyhur di jazirah arab ketika itu antara lain di

Bagdad, Damaskus dan Kairo. Dalam kegiatan organisasi rumah sakit yang kompleks

pengalaman saja tidak akan cukup, penanganannya tidak bisa lagi atas dasar kira-kira dan

selera, hal ini disebabkan oleh:

1. Sumber daya yang makin sulit dan mahal.

2. Era kompetisi yang menuntut pelayanan prima.

3. Tuntutan masyarakat yang makin berkembang.

5

Page 6: Managemen Rumah Sakit

Manajemen profesional berarti melaksanakan manajemen dengan tata cara yang

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka memerlukan orang yang terlatih pula

secara benar dan tepat.

2.2 Perencanaan Rumah Sakit

Pendirian suatu RS sebagai bagian dari pelayanan kesehatan, hendaknya tidak

semata-mata untuk memberikan pertolongan kesehatan pada masyarakat, tetapi juga

dengan tujuan untuk dapat mengurangi absensi karena sakit dan bahkan dapat

meningkatkan produktivitas. (Sulastomo, 2000)

Dengan kenyataan-kenyataan seperti itu, yang terpenting adalah bagaimana kita

dapat lebih mengupayakan efisiensi yang setinggi-tingginya, mengingat adanya

kebutuhan perawatan RS merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan. Dengan

keterbatasan dana yang ada, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang,

adalah tugas kita bersama untuk dapat memenuhi kebutuhan minimum RS bagi

masyarakat kita, di tengah-tengah kebutuhan pelayanan kesehatan yang juga semakin

meningkat.

2.2.1 Perencanaan wilayah

Adalah penting bahwa dalam perencanaan pelayanan kesehatan, perencanaan RS

didasarkan pada suatu wilayah yang luas. Mendasarkan pada wilayah yang sempit, akan

menyebabkan suatu perencanaan tumpang tindih.

Dengan perencanaan wilayah dimaksudkan agar perencanaan RS tidak

terpisahkan dari kesatuan administrasi wilayah, sehingga adanya tumpang tindih dapat

dihindari. Model ini memungkinkan perencanaan RS dapat ditempatkan pada suatu lokasi

yang sangat sesuai dengan distribusi dan jumlah penduduk di wilayah tersebut. Di

samping itu, juga akan memungkinkan distribusi pelayanan kesehatan yang lebih merata

bagi seluruh wilayah.

2.2.2 Langkah-langkah dalam perencanaan

Setiap tingkat perencanaan hendaknya dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli

dengan waktu yang cukup, agar dapat bekerja secara berhati-hati dan teliti.

Langkah pertama dalam pendirian sebuah RS adalah dibentuknya sebuah tim

kecil, yang mungkin hanya terdiri dari 2 atau 3orang yang dapat diperluas, tergantung

6

Page 7: Managemen Rumah Sakit

pada perkembangan. Sudah tentu anggota tim ini sebaiknya yang sudah berpengalaman

dalam perencanaan RS dan terdiri dari dokter dan administrator RS.

Tugas pertama yang harus dilakukan oleh tim ini adalah menentukan adanya

kebutuhan RS adalah menentukan jumlah penduduk, angka kesakitan (morbiditas)

wilayah tersebut, proyeksi dari perubahan-perubahan di masa depan dalam bidang

praktek kedokteran, penduduk dan ekonomi, dan juga proyeksi masa depan dari

perkembangan pelayanan kesehatan. Adalah sangat penting untuk menentukan peranan

RS tersebut dalam kaitannya dengan perencanaan wilayah.

2.2.3 Master Plan

Pada dasarnya ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam menetapkan

desain RS. Bagian-bagian yang sering dikunjungi masyarakat hendaknya ditempatkan

dekat pintu masuk utama, misalnya untuk penerimaan pasien, ruangan poliklinik dan lain

sebagainya.

2.2.4 Perencanaan Personel

Yang penting dalam perencanaan RS adalah tenaga medis dan para media yang

akan menunjang RS. Selain itu, mempertimbangkan segi-segi efisiensi dari kebutuhan

personel tersebut. Pada RS umum dengan kapasitas 150 tempat tidur diperlukan beberapa

tenaga spesialist yang full time, yaitu spesialis anak, bedah, dan kebidanan dan penyakit

dalam. Tenaga spesialis lainnya, dapat dipertimbangkan atas dasar part time.

Penentuan jumlah tenaga para-medis justru lebih pelik lagi. Beberapa faktor yang

perlu dipertimbangkan adalah :

a. Kapasitas tempat tidur, baik untuk dewasa, anak-anak maupun bayi.

b. Tata ruang sera besarnya RS.

c. Jenis, jumlah dan distribusi dari perlengkapan kedokteran dan perlengkapan lainnya.

d. Jenis-jenis fasilitas pelayanan yang ada.

e. Bed occupancy rate.

f. Organisasi RS, kualitas personel, status hubungan kerja dan lain sebagainya.

Dengan mahalnya pelayanan RS, pembiayaan RS semakin tidak mungkin

mengandalkan dana-dana dari para donatur atau sosiawan lainnya. Pendapatan RS harus

menjadi andalan utama untuk menunjang biaya operasi. Prognosis mengenai masalah ini

harus ditentukan pada saat yang sedini mungkin. Bahkan merupakan bagian dari

7

Page 8: Managemen Rumah Sakit

perencanaan itu sendiri dan sejalan dengan perencanaan operasi RS. Di sinilah, pada

dasarnya, perlunya perencanaan tingkat operasi RS sejalan dengan biaya yang diperlukan

untuk operasi tersebut dengan memperhitungkan pendapat yang akan diperoleh pada

setiap tingkat operasi.

Hal ini memerlukan perhitungan-perhitungan ekonomi, upaya menekan

pengeluaran pada tingkat yang sangat dibutuhkan, sementara harus menghasilkan

pendapatan yang dapat menjamin kelangsungan hidup RS.

Contoh perencanaan sebuah RS dengan kapasitas 150 tempat tidur yang terbagi

atas: VIP (18 tt), kelas IA (30 tt), kelas IB (30 tt), kelas II (14 tt), dan kelas III (38 tt).

Diperhitungkan, RS tersebut akan oprasi penuh setelah 3 tahun.

2.3 Standarisasi dan Klasifikasi Rumah Sakit

Standarisasi pelayanan kesehatan rumah sakit dimaksudkan untuk memberikan

kejelasan arti dan strategi bagi Rumah Sakit dalam rangka pemerataan dan peningkatan

pelayanan Rumah Sakit secara keseluruhan sehingga Rumah Sakit benar-benar

dimanfaatkan secara berdayaguna dan berhasil guna. Secara khusus tujuan standarisasi

Rumah Sakit adalah:

1. Agar supaya pengembangan Rumah Sakit dapat terarah dan terkendali dengan

memperhatikan kebutuhan pelanggan atau masyarakat yang dilayani.

2. Adanya kesamaan standar ketenagaan, peralkatan, bangunan fisik kegiatan pelayanan

dan sebagainya.

3. Sebagai pedoman petugas Rumah Sakit dalam menjalankan tugasnya.

4. Sebagai dasar penilaian kinerja Rumah Sakit

5. Sebagai dasar akreditasi Rumah Sakit

6. Untuk memberikan perlindungan hukum bagi para petugas kesehatan maupun

pelanggan internal maupun eksternal

Standar pelayanan rumah sakit, berisi kriteria-kriteria penting mengenai jenis

disiplin pelayanan yang berkaitan terutama dengan struktur dan proses pelayanan rumah

sakit. Kriteria ini harus dimiliki oleh semua rumah sakit/ apabila kriteria tersebut dapat

dipenuhi oleh suatu rumah sakit, maka mutu pelayanan rumah sakit tersebut dapat

dipertanggungjawabkan.

8

Page 9: Managemen Rumah Sakit

Dalam standar pelayanan rumah sakit di Indonesia, seperti yang tercantum dalam

surat keputusan nomor 436/Menkes/SK/VI/1993 disebutkan beberapa kriteria dari

berbagai jenis disiplin pelayanan seperti :

1. Administrasi dan manajemen

2. Pelayanan medis

3. Pelayanan gawat darurat

4. Kamar operasi

5. Pelayanan intensif

6. Pelayanan perinatal risiko tinggi

7. Pelayanan keperawatan

8. Pelayanan anastesi

9. Pelayanan radiologi

10. Pelayanan farmasi

11. Pelayanan laboratorium

12. Pelayanan rehabilitas medis

13. Pelayanan gizi

14. Rekam medis

15. Pengendalian infeksi di rumah sakit

16. Pelayanan sterilisasi sentral

17. Keselamatan, kebakaran dan kewaspadaan bencana

18. Pemeliharaan sarana’pelayanan lain

19. Pelayanan lain

20. Perpustakaan

Untuk dapat melengkapi Standar Pelayanan Rumah Sakit ini, diperlukan adanya

standar medis yang harus dijadikan acuan dalam upaya meningkatkan dan

mengembangkan rumah sakit untuk mencapai kondisi yang sesuai dengan standar yang

ditetapkan.

Setiap jenis pelayanan memuat sebagian atau keseluruhan standar, yaitu:

Standar 1. Falsafah dan Tujuan

Standar2. Administrasi dan Manajemen

Standar3. Staf dan Pimpinan

9

Page 10: Managemen Rumah Sakit

Standar4. Fasilitas dan Peralatan

Standar5. Kebijakan dan Prosedur

Standar6. Pengembangan staf dan Program pendidikan

Standar7. Evaluasi dan Pengendalian mutu

2.3.1 Standar administrasi dan manajemen

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Pimpinan bertanggung jawab bahwa hak pasien dilindungi dan kebutuhannya

dipenuhi

Standar 2. Administrasi dan manajemen

Adanya ketetapan dan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum untuk

mencapai misi dan tujuan

Standar 3. Staf dan pimpinan

Adanya pelimpahan kewenangan dari pemilik rumah sakit kepada pimpinan untuk

mengelola rumah sakit dengan baik.

Standar 4. Fasilitas dan peralatan

Pemilik, pimpinan dan manajemen bertanggung jawab mengenai sarana dan

peralatan sehingga dapat mencapai tujuan rumah sakitsesuai dengan fungsi dan falsafah.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Adanya kebijakan dan prosedur tertulis untuk membina dan meningkatkan

kemampuan manajemen rumah sakit termasuk melindungi dan memenuhi kebutuhan

pasien.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Pimpinan bertanggung jawab mengenai pendidikan berkelanjutan, orientasi dan

program pelatihan staf untuk menjaga kemampuan dan meningkatkan pelayanan.

Standar 7. Evaluasi dan pengendalian mutu

Pimpinan menyusun dan menetapkan program pengendalian mutu yang efektif

dalam rumah sakit.

2.3.2 Standar pelayanan medis

Standar 1. Falsafah dan tujuan

10

Page 11: Managemen Rumah Sakit

Pelayanan medis harus disediakan dan diberikan kepada pasien sesuai dengan

ilmu pengetahuan kedokteran mutakhir serta memanfaatkan kemampuan dan fasilitas

rumah sakit secara optimal. Setiap jenis pelayanan medis harus sesuai dengan masing-

masing standar pelayanan medis profesi. Tujuan pelayanan medis ialah mengupayakan

kesembuhan pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Direktur/Wakil Direktur Medis ditetapkan sebagai administrator.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Penetapan staf dan hak kewajiban ditentukan oleh pejabat yang berwenang.

Standar 4. Fasilitas dan peralatan

Fasilitas yang cukup harus tersedia bagi semua staf sehingga dapat tercapai tujuan

dan fungsi pelayanan dengan efektif.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Staf medis dalam pengembangan kebijakan, langkah-langkah dasar, keputusan,

dan peraturan, serta pelaksanaan pelayanan medis yang sesuai dengan standar profesi.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Kriteria : rumah sakit menganalisis kebutuhan jenis pelayanan medis spesialistik

dan mendorong pendidikan spesialisasi atau sub spesialis, pimpinan mendorong staf

untuk menghadiri pertemuan atau program pendidikan berkelanjutan

Standar 7. Evaluasi dan pengendalian mutu

Pimpinan harus melaksanakan evaluasi pelayanan dan pengendalian mutu

2.3.3 Standar pelayanan gawat darurat

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Unit gawat darurat harus dapat memberikan pelayanan darurat dengan standar

yang tinggi kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan yang mengalami

kecelakaan.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Unit gawat darurat harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan harus diatur

dan dipimpin serta diintegrasikan dengan bagian dari instalasi rumah sakit lainnya.

11

Page 12: Managemen Rumah Sakit

Standar 3. Staf dan pimpinan

Unit gawat darurat dipimpin oleh dokter dan staf yang terdiri dari tenaga medis,

paramedis perawatan, dan tenaga non medis yang berkualifikasi untuk menjamin

dilaksanakannya pelayanan yang telah ditentukan.

Standar 4. Fasilitas dan peralatan

Fasilitas yang disediakan harus menjamin efisiensi bagi pelayanan pasien gawat

darurat dalam waktu 24 jam terus menerus.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Harus ada kebijakan dan prosedur pelaksanaan tertulis di unit yang selalu

disempurnakan dan mudah didapat oleh seluruh staf

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Unit gawat darurat agar dimanfaatkan untuk pelatihan magang (in service

training) dan pendidikan berkelanjutan bagi seluruh pegawai.

Standar 7. Evaluasi dan pengendalian mutu

Adanya upaya penilaian kemampuan dan hasil unit gawat darurat harus secara

terus-menerus.

2.3.4 Standar kamar operasi

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Pelayanan di kamar operasi harus memiliki falsafah dan tujuan tertulis yang

mencerminkan pelayanan medis dan pelayanan perawatan agar dapat tercipta koordinasi

dan kesinambungan pelayanan pasien selama dilakukan tindakan pembedahan.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Kamar operasi merupakan bagian integral dari unit rumah sakit dan diatur agar

dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Pelayanan kamar operasi harus dilaksanakan oleh tenaga medis , paramedis

perawatan dan paramedis non perawatan yang terlatih dan berpengalaman.

Standar 4. Fasilitas dan peralatan

12

Page 13: Managemen Rumah Sakit

Rancang bangun dan peralatan kamar operasi harus memenuhi syarat agar dapat

mendukung terselenggaranya pelayanan pembedahan yang efektif dan didukung dengan

program pemeliharaan peralatan kedokteran dan program pengamanan (safe practice).

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Kebijakan dan prosedur yang mengatur tentang pengelolaan dan pelayanan

operasi harus dibuat tertulis dan dipasang pada kamar operasi.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Pendidikan berkelanjutan (in service educational programme) harus

dikembangkan untuk tenaga dari unit tersebut sehingga staf dapat meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuannya untuk melaksanakan tindakan dan

prosedur baru.

Standar 7. Evaluasi dan pengendalian mutu

Harus ada prosedur evaluasi untuk menilai penampilan kerja staf dan mutu

pelayanan pembedahan.

2.3.5 Standar pelayanan intensif

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Pelayanan intensif disediakan dan diberikan kepada pasien yang dalam keadaan

sakit berat dan perlu dirawat di ruang khusus, memerlukan pemantauan ketat dan terus-

menerus serta tindakan segera. Pelayanan intensif ini bertujuan menurunkan angka

kematian dan kesakitan.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Pengorganisasian pelayanan intensif disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan

diintegrasikan dengan pelayanan medis lainnya.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Unit pelayanan intensif dipimpin oleh dokter spesialis yang berwenang dan

dibantu tenaga staf yang terlatih.

Standar 4. Fasilitas dan peralatan

Rancang bangun dan peralatan di pelayanan intensif harus dapat mendukung

pelayanan secara efektif dan aman.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

13

Page 14: Managemen Rumah Sakit

Perlu dibuat kebijakan dan prosedur tertulis sebagai bagian dari kebijakan dan

prosedur rumah sakit.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Partisipasi staf di unit pelayanan intensif dalam program pengembangan dan

pendidikan merupakan kegiatan esensial.

Standar 7. Evaluasi dan pengendalian mutu

Harus ada prosedur evaluasi yang mampu mengukur penampilan kerja mutu

pelayanan.

2.3.6 Standar pelayanan perinatal risiko tinggi

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Pelayanan perinatal resiko tinggi adalah pelayanan yang menciptakan kondisi

bagi ibu dan janin atau bayinya agar dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan

yang optimal serta terhindar dari morbiditas dan mortalitas.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Pelayanan perinatal resiko tinggi harus mampu memenuhi kebutuhan pasien, serta

diatur dan diintegrasikan dengan unit kerja sekurang-kurangnya: kebidanan, kesehatan

anak, dan anastesi, serta unit lain yang terkait.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Unit perinatal resiko tinggi dipimpin oleh seorang dokter dan staf yang terdiri dari

tenaga medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan, dan tenaga nonmedis

yang berkualifikasi untuk menjamin dilaksanakannya pelayanan yang telah ditentukan

Standar 4. Fasilitas dan peralatan

Untuk menjamin pelayanan yang baik, desain fasilitas dan perlengkapan harus

baik dan harus ada program pelatihan penggunaan serta pemeliharaan alat.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Perlu dibuat kebijakan tertulis mengenai prosedur pada tiap unit kegiatan.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Pendidikan berkelanjutan harus dikembangkan untuk tenaga unit kegiatan yang

ada agar dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dalam

memberikan pelayanan.

14

Page 15: Managemen Rumah Sakit

Standar 7. Evaluasi dan pengendalian mutu

Harus ada prosedur evaluasi sehingga prestasi semua staf dan pelayanan dapat

dipantau untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien.

2.3.7 Standar pelayanan keperawatan

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Pelayanan keperawatan diorganisasi dan dikelola agar dapat memberikan asuhan

keperawatan yang optimal bagi pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Pendekatan sistematik digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan yang

berorientasi pada kebutuhan pasien.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Pelayanan keperawatan dikelola untuk mencapai tujuan pelayanan.

Standar 4. Fasilitas dan peralatan

Fasilitas dan peralatan harus memadai untuk mencapai tujuan pelayanan

keperawatan.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Adanya kebijakan dan prosedur secara tertulis yang sesuai dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan prinsip praktek keperawatan yang konsisten dengan tujuan pelayanan

keperawatan.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Harus ada program pengembangan dan pendidikan berkesinambungan agar setiap

keperawatan dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya.

Standar 7. Evaluasi dan pengendalian mutu

Pelayanan keperawatan menajamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu

tinggi dengan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian mutu di rumah

sakit.

2.3.8 Standar pelayanan anastesi

Standar 1. Falsafah dan tujuan

15

Page 16: Managemen Rumah Sakit

Pelayanan anastesi diselenggarakan untuk menjamin tindakan anastesi kepada

penderita secara aman, efisien, dan potensial yang merupakan kegiatan terpadu dengan

unit kerja lain yang terkait. Anastesi yang bertujuan untuk menghilangkan rasa nyeri,

menjaga faal sistem organ tubuh agar selalu stabil, mengurangi stres, serta untuk

memudahkan tindakan pembedahan atau tindakan medis lain, tidak luput dari bahaya

yang merugikan pasien.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Pelayanan anastesi diatur dan dikelola untuk mencapai tujuan.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Pengorganisasi pelayanan anastesi harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien

yang diatur dan diintegrasikan dengan pelayanan medis lainnya yang terkait.

Standar 4. Fasilitas dan peralatan

Harus tersedia sarana prasarana yang cukup dan baik yang memungkinkan

pemberian zat anastesi secara aman.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Kebijakan yang dilaksanakan harus mencerminkan prinsip-prinsip pelayanan

anastesi yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutakhir.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Semua staf mempunyai hak untuk memperoleh dan berkewajiban untuk

mengikuti program-program pendidikan yang sesuai agar dapat menambah dan

memelihara pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Standar 7. Evaluasi dan pengendalian mutu

Unit pelayanan anastesi harus dapet menjamin pemberian pelayanan anastesi dan

menjaga kualitas yang tinggi, sebagai bagian dari kegiatan pengendalian mutu

2.3.9 Standar pelayanan radiologi

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Bagian radiologi di rumah sakit memberikan pelayanan radiodiagnostik dan

pelayanan radioterapi sebaik-baiknya kepada penderita yang membutuhkan.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

16

Page 17: Managemen Rumah Sakit

Bagian radiologi harus mempunyai bagan organisasi dan uraian tugas yang jelas

bagi semua klasifikasi pegawai yang ada.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Bagian radiologi dipimpin oleh seorang dokter spesialis radiologi dan dibantu

oleh staff yang dianggap mampu sehingga tujuan pelayanan bisa tercapai.

Standar 4. Fasilitas dan peralatan

Ruangan peralatan radiologi imejing mempunyai luas yang cukup dan nyaman

agar seluruh pelayanan yang diberikan aman,baik bagi petugas maupun pasien serta

lingkungan.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Agar pelayanan terhadap pasien bisa optimal maka perlu ada prosedur tertulis

yang didasarkan pada pengetahuan dalam bidang radiologi imejing.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Program pendidikan diberikan kepada semua staf bagian radiologi.

Standar 7. Evaluasi dan pengendalian mutu

Prosedur evaluasi akan menilai profesionalisme dalam pelayanan radiologi

imejing dan pengamalan etika profesi setiap saat.

2.3.10 Standar pelayanan farmasi

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem

pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien,

penyediaan obat yang bermutu, dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan farmasi

yang efisien dan bermutu, berdasarkan fasilitas yang ada dan standar pelayanan

keprofesian yang universal.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Pelayanan farmasi diatur dan dikelola demi tercapainya tujuan pelayanan

Standar 4. Fasilitas dan peralatan

17

Page 18: Managemen Rumah Sakit

Harus tersedia ruangan, peralatan, dan fasilitas lain yang dapat mendukung

administrasi, profesionalisme, dan fungsi teknik pelayanan farmasi sehingga menjamin

terselenggaranya pelayanan farmasi yang fungsional ,profesional, dan etis.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Semua kebijakan dan prosedur yang ada harus tertulis dan dicantumksn tanggal

dikeluarkannya peraturan tersebut. Peraturan dan prosedur yang ada harus mencerminkan

standar pelayanan farmasi mutakhir, yang sesuai dengan peraturan dan tujuan dari pada

pelayanan farmasi itu sendiri

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Setiap staf di rumah sakit harus mempunyai kesempatan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilannya.

Standar 7. Evaluasi dan pengendalian mutu

Pelayanan farmasi harus mencerminkan kualitas pelayanan kefarmasian yang

bermutu tinggi, melalui cara pelayanan farmasi rumah sakit yang baik.

2.3.11 Standar pelayanan laboratorium

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Laboratorium rumah sakit menyelenggarakan pelayanan laboratorium patologi

maupun laboratorium medis lainnya secara profesional dan bermutu, sesuai dengan

kebutuhan pasien.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Pelayanan laboratorium hars mempunyai bagan organisasi dan tata kerja bagi

semua klasifikasi tenaga pelaksana. Laporan yang lengkap serta pencatatan harus

disimpan rapi.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Pelayanan laboratorium harus dipimpin oleh seorang tenaga dokter atau dokter

spesialis patologi senior yang memenuhi syarat untuk bertanggung jawab pada segi

profesi, organisasi, dan administrasi pelayanan laboratorium. Harus ada personil yang

cukup yang mempunyai kualifikasi dan berpengalaman untuk mengawasi dan memimpin

pekerjaan laboratorium.

Standar 4. Fasilitas dan peralatan

18

Page 19: Managemen Rumah Sakit

Harus tersedia ruangan, perlengkapan, peralatan, dan bahan dalam setiap bagian

laboratorium untuk menciptakan suasana kerja yang optimal, tepat dan akurat, tepat

waktu, efisien, dan aman.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Untuk menjamin perawatan pasien yang optimal, pelayanan laboratorium harus

mempunyai kebijakan dan prosedur yang tertulis berdasarkan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta metode yang muktahir.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Perencanaan pengembangan staf dan program-program pendidikan harus ada

bagi semua staf yang terlibat dalam pelayanan laboratorium.

Standar 7. Evaluasi dan pengendalian mutu

Adanya prosedur penilaian intern dan ekstern terhadap standar pelayanan

laboratorium dan konduite staf. Prosedur ini merupkan mekanisme agar data yang

diperoleh dari evaluasi digunakan seefektif mungkin untuk kemajuan pelayanan, sesuai

dengan tujuan.

2.3.12 Standar pelayanan rehabilitasi medis

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Pelayanan rehabilitasi medis bertujuan memberikan tingkat penyembuhan

setinggi mungkin kepada pasien sesudah kehilangan fungsi dan kemampuan. Hal ini

dapat dicapai dengan baik melalui pemanfaatan keterampilan tenaga dokter spesialis

rehabilitasi medis dan profesi penunjang medis secara terpadu, guna memberikan mutu

perawatan yang terbaik menurut etika masing-masing profesi terkait.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Pelayanan rehabilitasi medis mempunyai bagan organisasi dan uraian tugas yang

tertulis bagi semua klasifikasi tenaga. Harus ada suatu rencana pelayanan/perawatan yang

tertulis untuk semua pasien yang memerlukan pelayanan rehabilitasi medis, berdasarkan

potensi rehabilitasi pasiennya.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Unit rehabilitasi medis harus dipimpin oleh seorang dokter dengan kualifikasi

pasca sarjana ilmu rehabilitasi medis. Pengaturan staf akan bergantung pada besar dan

19

Page 20: Managemen Rumah Sakit

volume kegiatan pelayanan yang diberikan tiap-tiap disiplin dengan menyediakan tenaga

professional dalam jumlah cukup untuk mencapai tujuan pelayanan.

Standar 4. Fasilitas dan pelayanan

Unit rehabilitasi medis dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan pelayanan, pendidikan, dan administrasi.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Untuk menjamin perawatan pasien yang optimal yang sesuai dengan

standarmedis, unit rehabilitasi medis harus mempunyai kebijakan tertulis dan prosedur

yang berdasarkan pada pengetahuan mutakhir.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Program pendidikan hendaknya melibatkan seluruh staf dalam unit rehabilitasi medis.

Standar 7. Evaluasi dan pengendalin mutu

Hendaknya ada prosedur evaluasi terhadap pelayan klinik dan etika setiap staf

unit Rehabilitasi Medis. Prosedur ini harus mencerminkan suatu mekanisme yang

memungkinkan untuk mendapat data evaluasi yang dipergunakan secara efektif untuk

perbaikan pelayanan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

2.3.13 Standar pelayanan gizi

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Pelayanan gizi diberikan untuk mencapai pelayanan gizi pasien yang optimal

dalam memenuhi gizi orang sakit, baik untuk keperluan metabolism tubuhnya,

peningkatan kesehatan ataupun untuk mengoreksi kelainan metabolisme dalam upaya

penyembuhan pasien dirawat dan berobat jalan.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Pelayanan gizi rumah sakit harus mempunyai bagan organisasi dan uraian tugas

yang jelas bagi semua klasifikasi personil.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Pelayanan gizi dipimpin dan diorganisasi untuk mencapai tujuan pelayanan.

Standar 4. Fasilitas dan pelayanan

Tersedianya fasilitas fisik dan peralatan yang cukup untuk pelayanan gizi yang

efisien. Bersih, dan aman.

20

Page 21: Managemen Rumah Sakit

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Adanya kebijakan dan prosedur secara tertulis yang sesuai dengan tujuan

pengetahuan dan prinsip dari pelaksanaan pelayanan gizi dan konsisten dengan peraturan

atau persyaratankebutuhan pada instalasi gizi dan tujuan rumah sakit.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Semua pegawai mempunyai kesempatan dan kemudahan untuk mendapatkan

program pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan mereka.

Standar 7. Evaluasi dan pengembangan mutu

Adanya tata kerja yang dibentuk untuk mengevaluasi mutu pelayanan dan untuk

menkoreksi masalah yang ada.

2.3.14 Standar rekam medis

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Rumah sakit harus menyelenggarakan rekam medis yang merupakan bukti

tentang proses pelayanan medis kepada pasien.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Rekam medis diorganisasi dan dikelola untuk mendukung pelayanan medis yang

efektif.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Pelayanan rekam medis diselenggarakan untuk mencapai tujuan pelayanan rumah

sakit.

Standar 4. Fasilitas dan pelayanan

Fasilitas dan peralatan yang cukup lama harus disediakan agar tercapai pelayanan

yang efisien.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Kebijakan dan prosedur harus tersedia yang mencerminkan pengelolaan unit

rekam medis dan menjadi acuan bagi staf rekam medis yang bertugas.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

21

Page 22: Managemen Rumah Sakit

Semua staf mempunyai kesempatan untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan

yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Standar 7. Evaluasi dan pengembangan mutu

Ada prosedur baku untuk menilai kualitas pelayanan dan menanggulangi masalah

yang timbul.

2.3.15 Standar pengendalian infeksi di rumah sakit

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Kegiatan pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu keharusan untuk

melindungi pasien dari kejangkitan infeksi, dalam bentuk upaya pencegahan, surveilans,

dan pengobatan yang rasional.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

1. Harus ada komite yang bertanggung jawab, mengatur, dan meninjau pengendalian

infeksi.

2. Komite Pengendalian Infeksi membuat kebijakan dan prosedur mengenai tehnik

aseptic, isolasi, sanitasi, dan penggunaan antibiotik.

3. Komite memberikan saran dalam hal:

a. Konstruksi bangunan agar diperhatikan prinsip pengendalian infeksi,

b. Alat/instrumen baru digunakan sesuai dengan prinsip pengendalian infeksi.

4. Komite mengadakan peninjauan angka infeksinosokomial, penelitian khusus infeksi,

dan pelaksanaan program.

5. Komite mengadakan peninjauan berkala untuk observasi pelaksanaan program,

termasuk surveilans, hasilnya dilaporkan sebagai dokumen termasuk saran mengenai

pendidikan.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Pimpinan dan staf diberikan kewenangan dalam pengelolaan program

pengendalian infeksi.

Standar 4. Fasilitas dan pelayanan

Perlengkapan untuk kebersihan rumah sakit harus disediakan demikian pula

lingkungan harus bersih.

22

Page 23: Managemen Rumah Sakit

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Semua staf berhak mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan dan

keterampilan melalui program pendidikan.

Standar 7. Evaluasi dan pengembangan mutu

Harus ada prosedur untuk menilai mutu pelayanan dan ada mekanisme untuk

mengatasi masalah.

2.3.16 Standar pelayanan sterilisasi sentral

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Pelayanan sterilisasi sentral melayani semua bagian rumah sakit yang

menggunakan instrument, linen, baju, dan lain-lain bahan yang dibuat steril.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

1. Ada bagan organisasi yang jelas menggambarkan alur tanggung jawab dan

komunikasi baik di dalam unit dan yang di luar.

2. Organisasi dapat ditinjau dan disempurnakan setiap tiga tahun.

3. Terdapat prosedur tertulis mengenai proses pembersihan, pencucian dan

sterilisasi semua bahan dan instrumen.

4. Terdapat buku ekspedisi untuk bahan yang dikirim dari dan ke bagian.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Standar 4. Fasilitas dan pelayanan

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Semua staf berhak mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan dan

keterampilan melalui program pendidikan.

Standar 7. Evaluasi dan pengembangan mutu

Harus ada prosedur untuk menilai mutu pelayanan dan ada mekanisme untuk

mengatasi masalah.

23

Page 24: Managemen Rumah Sakit

2.3.17 Standar keselamatan kerja, kebakaran, dan kewaspadaan bencana

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Rumah sakit dibangun, dilengkapi dengan peralatan, dijalankan dan dipelihara

sedemikian rupa untuk menjaga keamanan dan mencegah kebakaran serta persiapan

menghadapi bencana. Hal ini bertujuan untuk menjamin dan menjaga keselamatan hidup

pasien, pegawai, dan pengunjung.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Ditetapkan seorang pejabat yang bertanggung jawab atas pencegahan dan

penanggulangan bahaya kebakaran dan bencana. Adanya unit dengan tugas menyusun

dan menetapkan program keselamatan kerja.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Pimpinan dan staf harus memiliki pengetahuan, keterampilan, pengalaman dalam

upaya menjamin keselamatan kerja serta mencegah dan menanggulangi bahaya

kebakaran dan bencana, serta mampu melaksanakan pertolongan hidup dasar (basic life

support).

Standar 4. Fasilitas dan pelayanan

Tersedia fasilitas dan peralatan yang cukup serta siap pakai terus-menerus untuk

menunjang program keselamatan kerja, menanggulangi bahaya kebakaran dan bencana.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Kebijakan, prosedur, peraturan, dan pedoman tertulis harus diterapkan disetiap

unit kerja dan berlaku bagi setiap orang danlam upaya mencapai keselamatan kerja serta

mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bencana.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Adanya program tertulis tentang pendidikan dan pelatihan bagi staf untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keselamatan kerja bahaya

kebakaran dan bencana.

Standar 7. Evaluasi dan pengembangan mutu

Adanya prosedur tertulis tentang pelaksanaan evaluasi dari program keselamatan

kerja, kebakaran, dan bencana.

24

Page 25: Managemen Rumah Sakit

2.3.18 Standar pemeliharaan sarana

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Adanya suatu program pengelolaan pemeliharaan peralatan untuk mencegah

resiko kerusakan peralatan yang digunakan untuk diagnosis, pengobatan, pemantauan,

dan perawatan pasien.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Bagian pemeliharaan sarana harus mempunyai bagan organisasi dan uraian tugas

yang jelas bagi semua staf.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Pemeliharaan sarana diorganisasi dan diarahkan untuk mencapai tujuan rumah

sakit.

Standar 4. Fasilitas dan pelayanan

Fasilitas dan perlatan yang memadai untuk pengoperasian setiap bagian

pemeliharaan sarana.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Menuangkan kebijakan dan prosedur terbaru yang mencerminkan prinsip-prinsip

ilmu pengetahuan yang terbaru untuk setiap unit pemeliharaan sarana sesuai dengan

kebutuhan dan peraturan.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Staf dapat mengikuti program pendidikan guna memeliharan dan meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan.

Standar 7. Evaluasi dan pengendalian mutu

Terdapat beberapa metode untuk mengevaluasi kualitas sarana dan mengoreksi

permasalahan yang telah diidentifikasikan.

2.3.19 Standar pelayanan lain

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Pembangunan bidang kesehatan merupakan tanggung jawab pemerintah dan

masyarakat. Peran serta aktif dari masyarakat akan semakin ditingkatkan baik dalam

25

Page 26: Managemen Rumah Sakit

bidang finansial maupun dalam bidang upaya memelihara kesehatan sehingga dicapai

kemandirian pelayan kesehatan dan jenjang yang berkaitan

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Pelayanan ini dilaksanakan untuk member pelayanan optimal terhadap

penderitadan menunjang pelayanan medis di rumah sakit. Tujuan member efisiensi

pelayanan dan kecepatan pelayanan demi kesembuhan pasien.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Ketenagakerjaan disesuaikan dengan tujuan pelayanan

Standar 4. Fasilitas dan pelayanan

Fasilitas dan peralatan yang cukup menjamin pelayanan yang efisien.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Adanya kebijakan dan prosedur tertulis sesuai dengan peraturan yang ada dan

kemajuan ilmu.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Semua staf mempunyai kesempatan mengikuti program pendidikan un tuk

menambah pengetahuan dan keterampilan

Standar 7. Evaluasi dan mutu pengembangan

Perlu ada prosedur untuk menilai suatu pelayanan dan pemecahan masalah.

2.3.20 Standar perpustakaan

Standar 1. Falsafah dan tujuan

Perpustakaan yang memadai perlu diadakan untuk memenuhi kebutuhan

informasi bagi semua staf dan pegawai. Pelayanan perpustakaan disesuaikan dengan

besar dan tanggung jawab rumah sakit dan berkaitan dengan sumber daya daerah dan

wilayah yang tersedia. Staf dan petugas rumah sakit dapat menggunakan fasilitas

tersebut.

Standar 2. Administrasi dan pengelolaan

Perpustakaan merupakan salah satu bagian dari rumah sakit dan dipimpin oleh

seorang staf dibidang perpustakaan yang bertanggung jawab kepada Direktur

Administrasi. Perpustakaan mencatat semua aktivitas sesuai dengan panduan kerja. Bila

26

Page 27: Managemen Rumah Sakit

perlu dibentuk panitia penasihat yang membimbing kepala perpustakaan. Perpustakaan

perlu mempunyai rencana pengembangan.

Standar 3. Staf dan pimpinan

Jumlah dan jenis pegawai perpustakaan serta fungsinya harus sesuai dengan

tujuan dan cakupan pelayanannya. Pelayanan diberikan oleh staf terlatih dibidang

perpustakaan khususnya yang berpengalaman dalam perpustakaan kesehatan.

Standar 4. Fasilitas dan pelayanan

Fasilitas yang cukup baik dan memadai perlu disediakan bagi pelayanan

perpustakaan sehingga dapat berkembang.

Standar 5. Kebijakan dan prosedur

Perpustakaan perlu mempunyai kebijakan yang dapat ditinjau setiap tiga tahun

dan diperbarui bila perlu. Kerja sama dengan perpustakaan lain perlu dibina dalam

bentuk saling menguntungkan.

Standar 6. Pengembangan staf dan program pendidikan

Perlu ada program pengembangan staf. Kepala perpustakaan bertanggung jawab

terhadap pelatihan staf dan petunjuk bagi pemakai, sehingga pemakaian perpustakaan

menjadi maksimal.

Standar 7. Evaluasi dan mutu pengembangan

Pelayanan perpustakaan dan staf perlu dinilai secara berkala menurut kriteria yang

baku untuk peningkatan mutu pelayanan.

2.4 Manajemen Pelayanan Rumah Sakit

2.4.1 Pelayanan rawat jalan

Rawat jalan rumah sakit sangat terkait dengan hal berikut:

1. Pelayanan

2. Keuangan

3. Aturan

4. Kepuasan pasien

5. Manajemen

6. Kondisi masyarakat

27

Page 28: Managemen Rumah Sakit

Perkembangan rawat jalan rumah sakit sangat pesat, hal ini dipicu oleh sistem

pembiayaan yang sangat menuntut efisiensi dan perkembangan teknologi kedokteran

yang canggih yang memberikan kecepatan yang sangat signifikan. Secara umum

gambaran perkembangan itu seperti berikut:

1. Masa lampau

1.1 Departemen pasien rawat jalan rumah sakit

1.2 Praktek dokter

1.3 Agen perawatan di rumah

1.4 Pusat pembedajan pasien rawat jalan

1.5 Ruang rawat darurat rumah sakit

2. Masa kini

2.1 Pusat radiasi dan kemoterapi

2.2 Pusat dialysis

2.3 Pusat pencitraan diagnosis

2.4 Pusat pencitraan bergerak

2.5 Pusat kebugaran

2.6 Kesehatan okupasional

2.7 Opname pasial/ pasien rawat jalan psikiatrik

2.8 Pusat rehabilitasi

2.9 Pusat bedah rawat jalan

2.10 Klinik kedokteran olah raga

2.11 Pusat perawatan primer/ mendesak

2.12 Klinik kesehatan wanita

2.13 Pusat perawatan luka

Gambaran tersebut menunjukkan adanya perkembangan yang pesat, maka

otomatis variasi pelayanan antara satu dengan yang lain akan sangat berbeda.

2.4.2 Pelayanan gawat darurat

Pelayanan gawat darurat mempunyai ciri penyediaan ER (ruang gawat darurat)

layanan secara administratif salah satu daerah yang paling kompleks untuk layanan rawat

jalan rumah sakit.

Ciri kekompleksitas itu adalah

28

Page 29: Managemen Rumah Sakit

1. Pelayanan 24 jam

2. Ambulance yang harus siap

3. Penunjang yang harus siap pula

4. Siap pula menghadapi masalah

Selain hal di atas yang perlu diperhatikan adalah adanya tingkatan pelayanan dan

diperhatikan adanya tingkatan pelayanan dari sangat gawat sampai “false emergency”,

dan terkait erat dengan waktu penanganan yang dibutuhkan dalam hal kecepatan, atau

sering kali antara tingkatan pelayanan dan waktu perlu penanganan yang bersamaan.

2.4.3 Pelayanan rawat inap

Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang

menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi,

rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya. Rumah sakit harus memberikan

pelayanan yang terbaik kepada pasien.

Kegiatan pelayanan rawat inap meliputi:

1. Penerimaan pasien

2. Pelayanan medik

3. Pelayanan penunjang medik

4. Pelayanan perawatan

5. Pelayanan obat

6. Pelayanan makanan

7. Pelayanan administrasi keuangan

2.4.4 Pelayanan rawat intensif

Ada 3 pelayanan penting yang termasuk dalam Intensive Care Medicine (ICM), yaitu:

1. ICU (Intensive Care Unit)

2. ICCU (Intensive Cordine Care Unit)

3. NICU (Neonatal Intensive Care Unit)

Ciri pelayanan intensif yaitu:

1. Pelayanan, yang merupakan pelayanan yang terus menerus selama 24 jam

2. Pemantauan, yang terus menerus dan berbagai segi dipantau sekaligus, dan perlu

waktu yang cepat,

29

Page 30: Managemen Rumah Sakit

3. Penelitian, dalam artian pengamatan dan pengobatan yang menyesuaikan dengan

proses perjalanan penyakit

Jenis pelayanan ada 3 macam:

1. RR, yaitu Recovery Room, untuk pasien pasca operasi, ditangani kurang dari 24

jam

2. HDU yaitu High Dependency Unit, pelayanan yang lebih tinggi baik perawatan

dan pengobatan

3. ICU yaitu Intensive Care Unit, pelayanan khusus yang meliputi pemantauan dan

pengobatan

2.4.5 Pelayanan operasi

Pelayanan operasi mempunyai spesifikasi yang khusus diantaranya:

1. Dilakukan oleh ahli tertentu

2. Dilakukan pada tempat tertentu

3. Sangat memperhatikan sterilisasi

4. Adanya pembiayaan yang khusus

Pelayanan spesifik di atas memerlukan manajemen kompak antar anggota tim,

serta spesifikasi petugas yang tertentu, maka perlu upaya yang jelas dalam rangka

pengembangan, diiperlukan juga alat sangat besar variasinya mulai dari sederhana

sampai lat canggih dengan biopsi jarum sampai cangkok organ tubuh.

2.4.6 Pelayanan radiologi

Ada 3 pelayanan penting, yaitu:

1. Radiodignostik

Pelayanan untuk melakukan diagnosisdengan menggunakan radiasi pengion,

meliputi antara lain :

- X-ray konvensional, foto polos, Thorax foto, foto kontras, BNO/IVP

- Computed Tomography Scan (CT Scan)

- Mammografi.

2. Radioterapi

Radioterapi adalah tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan

menggunakan radiasi pengion untuk mematikan sel kanker sebanyak mungkin

30

Page 31: Managemen Rumah Sakit

dengan kerusakan pada sel normal sekecil mungkin. Tindakan terapi ini

menggunakan sumber radiasi tertutup.

3. Radionuklir

Pengelompokan di atas didasari oleh tingkat kesulitan dan kecanggihan, serta

bahaya radiasi yang ditimbulkan,

2.4.7 Pelayanan laboratorium

Pelayanan instalasi laboratorium klinik di rumah sakit diharapkan dapat

meningkatkan mutu, efektif, efisien, dan mampu melaksanakan fungsinya. Karakteristik

instalasi laboratorium dapat digambarkan:

1. Tingkat layanan

2. Organisasi

3. Susunan kepegawaian

4. Sistem informasi

5. Gedung dan perlengkapan

6. Peraturan laboratorium

7. Perencanaan strategik

2.4.8 Pelayanan gizi

Pelayanan gizi rumah sakit merupakan salah satu pelayanan penunjang medik

dalam pelayanan kesehatan paripurna rumah sakit yang terintegrasi dengan kegiatan

lainnya, mempunyai peranan penting dalam mempercepat pencapaian tingkat kesehatan

baik bersifat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.

Kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit meliputi:

1. Kegiatan pengadaan dan pengolahan/produksi makanan

Proses kegiatan penyelenggaraan makanan meliputi perencanaan menu sampai

dengan pendistribusian makanan kepada pasien, dalam rangka pencapaian status

kesehatan yang optimal melalui pemberian diit yang tepat.

2. Kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap

Serangkaian proses kegiatan yang dimulai dari perencanaan hingga evaluasi diit

pasien di ruang rawat. Pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat meliputi:

membaca catatan medik pasien dan menganamnesa makanan, merancang diit,

31

Page 32: Managemen Rumah Sakit

penyuluhan konsultasi gizi, pemesanan makanan ke dapur utama, monitoring dan

evaluasi diit, pengiriman daftar permintaan makanan dari ruangan, melakukan

pengawasan, pencatatan dan pelaporan ke unit terkait.

3. Kegiatan penyuluhan/ konsultasi dan rujukan gizi

Serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi yang direncanakan dan

dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian sikap serta perilaku

positif pasien dan lingkungannya terhadap upaya peningkatan gizi dan kesehatan.

4. Kegiatan penelitian dan pengembangan

Kegiatan penelitian dan pengembangan adalah serangkaian kegiatan instalasi

gizi dalam upaya mendapatkan cara yang berdaya guna dan berhasil guna dalam

meningkatkan kualitas pelayanan gizi, dengan melibatkan dan menggunakan dana dan

sarana yang tersedia.

2.4.8 Pelayanan umum

Fasilitas rumah sakit yang beragam dan sering kali sangat spesifik seperti limbah

medis dan peralatan medis seringkali menyulitkan dan penanganan dilaksanakan asal

selesai dan asal jalan sangat sulit untuk memperoleh pengalaman yang secara-terus-

menerus dapat dikembangkan sebagai cara yang relevan dan dapat diterima. Kondisi ini

didasari adanya:

1. Keragaman jenis alat

2. Menggunakan teknologi dari sederhana sehingga sangat canggih

3. Biaya yang murah sampai sangat mahal

4. Teknik yang sederhana sampai hanya dapat dikerjakan oleh pembuat

5. Adanya SDM yang tak terlatih sampai terlatih sangat khusus

2.5 Sistem Informasi Rumah Sakit

2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit

Sistem informasi rumah sakit (SIRS) adalah suatu proses pengumpulan,

pengolahan, dan penyajian data rumah sakit se-Indonesia. Sistem Informasi ini mencakup

semua Rumah Sakit umum maupun khusus, baik yang dikelola secara publik maupun

privat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun

2009 tentang Rumah Sakit. SIRS ini merupakan penyempurnaan dari SIRS Revisi V

32

Page 33: Managemen Rumah Sakit

yang disusun berdasarkan masukan dari tiap Direktorat dan Sekretariat dilingkungan

Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Hal ini diperlukan agar dapat menunjang

pemanfaatan data yang optimal serta semakin meningkatnya kebutuhan data saat ini dan

yang akan datang.

2.5.2 Dasar Hukum

1. Rumah sakit di Indonesia wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang

semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit sebagaimana ketentuan dalam

pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit .

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi

Public (KIP) maka tersediannya data dan informasi mutlak dibutuhkan

terutama oleh badan layanan umum seperti rumah sakit.

2.5.3 Dasar Pelaksanaan

1. Berdasarkan SK Menkes No. 1410 Revisi V, Tentang Sistem Informasi Rumah

Sakit Berdasarkan PERMENKES No. 1171 Tahun 2011, Pasal 1 (satu) ayat 1

(satu) Tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, yaitu “Setiap rumah sakit wajib

melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS).

2. Berdasarkan kesepakatan dengan Dinas Kesehatan RL (tahunan) dikirimkan

mulai Januari 2012 untuk data tahun 2011 dan RL 5 (bulanan) dikirimkan

mulai tahun berjalan.

Penyelenggaraan SIRS bertujuan untuk :

1. Merumuskan Kebijakan dibidang perumahsakitan

2. Menyajikan informasi rumah sakit secara nasional

3. Melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi penyeleggaraan rumah

sakit secara nasional.

2.5.4 Sifat Pelaporan

Sifat pelaporan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan

1. Pelaporan yang bersifat terbaru, setiap saat (updated), ditetapkan berdasarkan

kebutuhan informasi untuk pengembangan program dan kebijakan dalam

bidang perumahsakitan.

33

Page 34: Managemen Rumah Sakit

2. Pelaporan yang bersifat periodic dilakukan 2(dua) kali dalam 1(satu)tahun yang

terdiri dari laporan tahunan dan rekapitulasi laporan bulanan (otomatis).

2.5.5 Pengisian Laporan

Pengisian laporan SIRS mengacu pada pedoman system informasi rumah sakit

yaitu :

1. Direktorat Jenderal Bina Upaya kesehatan bersama Dinas Kesehatan Provinsi

dan Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap pelaksanaan SIRS di rumah sakit.

2. Pembinaan oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan , dilakukan melalui

bimbingan teknis pelaksanaan SIRS kepada rumah sakit dan Dinas Kesehatan

Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota.

3. Pengawasan pelaksanaan SIRS dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina

Upaya Kesehatan bersama-sama seluruh DinasKesehatan Provinsi dan Dinans

Kesehatan Kabupaten/Kota.

4. Dalam rangka pembinaan dan pengawasan untuk meningkatkan efektifitas

pelaporan SIRS, Direktorat Jenderal dapat memberikan penghargaan kepada

rumah sakit maupun Dinas Kesehatan Provinsi dan /atau Dinas Kesehatan

Kabupaten /Kota.

2.5.6 Pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit

1. Pencatatan

Pencatatan disini dimaksudkan pendokumentasian segala informasi medis

seorang pasien ke dalam rekam medis. Data pasien dapat dikelompokkan ke dalam

dua kelompok, yaitu data sosial dan data medis.Untuk mendapatkan data medis yang

baik, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan oleh dokter dan ahli di bidang

kesehatan lainnya, yaitu mencatat secara tepat waktu, up to date, cermat dan lengkap,

dapat dipercaya dan menurut kenyataan, berkaitan dengan masalah dan pokok

perihalnya, sehingga tidak bertele-tele, bersifat subjektif sehingga menimbulkan

kesan jelas. Kegiatan pencatatan ini melibatkan semua unit pelayanan di rumah sakit

yang memberikan pelayanan ataupun tindakan kepada pasien.

34

Page 35: Managemen Rumah Sakit

Bentuk catatan dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu:

1. Catatan yang bersifat kolektif

Catatan ini dalam bentuk buku yang sering disebut buku register.

Buku register ini merupakan sumber utama data kegiatan rumah sakit.

2. Catatan yang bersifat individual

Catatan ini mendokumentasikan segala tindakan medik yang

diberikan kepada seorang pasien. Bentuk catatan ini berupa lembaran-

lembaran yang dinamakan rekam medis.

2. Pengolahan data medis

Sebelum dilakukan pengolahan, berkas-berkas rekam medis tersebut

diteliti kelengkapannya baik isi maupun jumlahnya. Rekapitulasi dari sensus

harian diolah untuk menyiapkan laporan yang menyangkut kegiatan rumah sakit,

sedangkan formulir-formulir rekam medis diolah untuk menyiapkan laporan yang

menyangkut morbiditas dan mortalitas (Depkes RI, 1994).

1. Penyusunan dan analisis data

Penyajian data menurut sifatnya dapat berupa :

1.1 Data deskriptif, masih menggambarkan keadaan apa adanya dan belum

memberikan gambaran makna daripada keadaan tersebut.

1.2 Data analitik, sudah dapat memberikan makna dari pola keadaan

sesuatu sehingga dapat memberikan suatu informasi yang dapat

dipakai sebagai bahan tindak lanjut oleh pengambil keputusan.

2.5.7 Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit

Sistem pelaporan rumah sakit merupakan bagian dari sistem informasi

rumah sakit berbagai data tentang kegiatan rumah sakit dikumpulkan untuk

mewujudkan sistem ini.  Data tersebut dikumpulkan melalui berbagai formulir

standart sesuai dengan frekuensi dan periodenya, jenis data dan formulir yang

perlu dilaporkan antara lain :

1. Data kegiatan rumah sakit (RL.1)

Formulir RL.1 merupakan formulir rekapitulasi yang mencakup berbagai

kegiatan rumah sakit seperti rawat inap, rawat jalan, pelayanan instalasi rawat

darurat, kegiatan bedah dan non bedah, pelayanan kesehatan gigi, kegiatan

35

Page 36: Managemen Rumah Sakit

radiologi, pengujian kesehatan, rehabilitasi medik, latihan kerja, pelayanan

kesehatan jiwa, kegiatan transfusi darah, kegiatan pengujian kesehatan,

kegiatan farmasi rumah sakit, kegiatan pemeriksaan laboratorium klinik,

kegiatan rujukan, kegiatan keluarga berencana.  Formulir ini dibuat setiap

triwulan oleh masing-masing rumah sakit berdasarkan pencatatan harian yang

dikompilasikan setiap bulan. Data yang dilaporkan mencakup semua keadaan

mulai tanggal 1 bulan pertama  sampai dengan tanggal 30 atau 31 bulan

ketiga pada triwulan yang bersangkutan.

2. Data kegiatan morbiditas rumah sakit, terdiri dari :

Kegiatan morbiditas individual pasien rawat inap yang meliputi :

2.1 Morbiditas untuk pasien umum (RL2.1) yang isinya mencakup: jati diri

pasien, tanggal masuk dan tanggal keluar, diagnosis, penyebab luar cedera

dan keracunan, operasi atau tindakan keadaan keluar rumah sakit dan

sebagainya.

2.2 Morbiditas untuk pasien kebidanan (RL.2.2) yang isinya mencakup : jati

diri pasien, tanggal masuk dan tanggal keluar, cara melahirkan, diagnotis

utama, masa getasi, operasi atau tindakan. Keadaan keluar rumah sakit,

tanggal melahirkan, paritas, dan jumlah kelahiran hidup atau mati.

2.3 Morbiditas untuk bayi lahir di rumah sakit (RL.2.3) yang isinya mencakup

: tanggal masuk dan tanggal keluar pasien, tanggal lahir bayi, berat lahir,

keadaan lahir, diagnosis utama, dan keadaan keluar rumah sakit.

2.4 Rekapitulasi data keadaan morbiditas rawat inap di rumah sakit (RL2a,

dan RL2a1 untuk laporan survailans terpadu) memuat data kompilasi

penyakit atau morbiditas pasien rawat inap yang dikelompokkan menurut

daftar tabulasi dasar klasifikasi internasional penyakit ke sepuluh. Untuk

masing-masing kelompok penyakit berisi informasi mengenai jumlah

pasien keluar menurut golongan umur dan menurut seks, serta jumlah

pasien keluar mati.

36

Page 37: Managemen Rumah Sakit

2.5 Data status informasi (RL2c) sehingga lampiran RL2a1 yang memuat

informasi tentang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

2.6 Rekapitulasi data keadaan morbiditas pasien rawat jalan di rumah sakit

(RL2b, dan RL 2b1), memuat data kompilasi penyakit atau morbiditas

pasien rawat jalan yang dikelompokkan menurut daftar tabulasi dasar

klasifikasi internasional penyakit kesepuluh. Untuk masing-masing

kelompok penyakit berisi informasi mengenai jumlah kasus baru menurut

golongan umur dan menurut seks serta jumlah kunjungan.

3. Data inventarisasi (data dasar) rumah sakit (RL 3), memuat data identitas

rumah sakit, surat ijin penyelenggaraan, direktur rumah sakit, fasilitas

kesehatan gigi, fasilitas tempat tidur, fasilitas unit rawat jalan.

4.    Data ketenagaan rumah sakit (RL 4), memuat informasi rekapitulasi data

jumlah tenaga yang bekerja di rumah sakit menurut kualifikasi pendidikan

dan status kepegawaian, dan RL 4a yang merupakan data individual

ketenagaan rumah sakit memuat data pribadi, data pekerjaan, pendidikan

lanjut, pengalaman kerja, latihan jabatan dan status kepegawaian.

5.     Data peralatan rumah sakit (RL5) memuat informasi rekapitulasi data jumlah

peralatan medik yang ada di rumah sakit menurut sumber pengadaan dan

keadaannya, dan RL5a yang merupakan data individual peralatan medik di

rumah sakit, memuat nama atau jenis alat, tipe atau model, kapasitas dan

sebagainya (Ditjen Yan.Med, 1992).

2.6 Masalah Pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit

a. Dari unit pelapor terutama menyangkut kecepatan, ketepatan dan akurasi data yang

dilaporkan,

Ketepatan dan akurasi data yang dilaporkan masih memprihatinkan dan ini

dipengaruhi oleh tingkat kesadaran dan beban kerja. Rendahnya tingkat kesadaran

untuk menghasilkan laporan yang baik disebabkan adanya sikap belum merasa

memiliki dan memerlukan data untuk unitnya sendiri, bertambahnya macam-

37

Page 38: Managemen Rumah Sakit

macam dan bentuk laporan yang diminta sebagai konsekuensi pengembangan

program, menyebabkan bertambahnya macam dan bentuk laporan yang diminta

sebagai konsekuensi pengembangan program, menyebabkan bertambahnya beban

kerja petugas pelaporan rumah sakit.

b.      Dari unit pengelola ditingkat pusat, berkisar pada terbatasnya dana untuk

pembinaan dan pelatihan serta bertambahnya kebutuhan akan data (Nugroho,

1996).

38

Page 39: Managemen Rumah Sakit

BAB IIIRINGKASAN

A. Pengertian

Manajemen rumah sakit adalah koordinasi antara berbagai sumber daya (unsur

manajemen) melalui proses perencanaan, pengorganisasian, ada kemampuan

pengendalian untuk mencapai tujuan rumah sakit seperti: menyiapkan sumber daya,

mengevaluasi efektivitas, mengatur pemakaian pelayanan, efisiensi, kualitas.

B. Perencanaan Rumah Sakit

1. Perencanaan wilayah

Perencanaan wilayah dimaksudkan agar perencanaan RS tidak terpisahkan dari

kesatuan administrasi wilayah, sehingga adanya tumpang tindih dapat dihindari.

2. Langkah- langkah dalam perencanaan

Dibentuknya sebuah tim kecil, yang mungkin hanya terdiri dari 2 atau 3orang

yang dapat diperluas, tergantung pada perkembangan. Sudah tentu anggota tim ini

sebaiknya yang sudah berpengalaman dalam perencanaan RS dan terdiri dari dokter dan

administrator RS.

3. Perencanaan Personel

Yang penting dalam perencanaan RS adalah tenaga medis dan para media yang

akan menunjang RS. Selain itu, mempertimbangkan segi-segi efisiensi dari kebutuhan

personel tersebut.

C. Standarisasi dan Klasifikasi Rumah Sakit

Standarisasi pelayanan kesehatan rumah sakit dimaksudkan untuk memberikan

kejelasan arti dan strategi bagi Rumah Sakit dalam rangka pemerataan dan peningkatan

pelayanan Rumah Sakit secara keseluruhan sehingga Rumah Sakit benar-benar

dimanfaatkan secara berdayaguna dan berhasil guna.

Setiap jenis pelayanan memuat sebagian atau keseluruhan standar, yaitu:

Standar 1. Falsafah dan Tujuan

39

Page 40: Managemen Rumah Sakit

Standar2. Administrasi dan Manajemen

Standar3. Staf dan Pimpinan

Standar4. Fasilitas dan Peralatan

Standar5. Kebijakan dan Prosedur

Standar6. Pengembangan staf dan Program pendidikan

Standar7. Evaluasi dan Pengendalian mutu

D. Manajemen Pelayanan Rumah Sakit

1. Pelayanan rawat jalan

Rawat jalan rumah sakit sangat terkait dengan hal berikut: pelayanan, keuangan,

aturan, kepuasan pasien, manajemen, dan kondisi masyarakat.

2. Pelayanan gawat darurat

Pelayanan gawat darurat mempunyai ciri penyediaan ER (ruang gawat darurat)

layanan secara administratif salah satu daerah yang paling kompleks untuk

layanan rawat jalan rumah sakit.

3. Pelayanan rawat inap

Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang

menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi,

rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya. Rumah sakit harus

memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien.

4. Pelayanan rawat intensif

Ada 3 pelayanan penting yang termasuk dalam Intensive Care Medicine (ICM),

yaitu:

4. ICU (Intensive Care Unit)

5. ICCU (Intensive Cordine Care Unit)

6. NICU (Neonatal Intensive Care Unit)

40

Page 41: Managemen Rumah Sakit

5. Pelayanan operasi

Pelayanan spesifik ini memerlukan manajemen kompak antar anggota tim, serta

spesifikasi petugas yang tertentu, maka perlu upaya yang jelas dalam rangka

pengembangan, diiperlukan juga alat sangat besar variasinya mulai dari sederhana

sampai lat canggih dengan biopsi jarum sampai cangkok organ tubuh.

6. Pelayanan radiologi

Ada 3 pelayanan penting, yaitu: Radiodignostik, radioterapi, dan radionuklir.

7. Pelayanan laboratorium

8. Pelayanan gizi

9. Pelayanan umum.

E. Sistem Informasi Rumah Sakit

Sistem informasi rumah sakit (SIRS) adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan

penyajian data rumah sakit se-Indonesia. Pengelolaan sistem informasi rumah sakit,

meliputi ; pencacatan dan pengelolaan data medis,

1. Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit

a. RL 1, Data Kegiatan Rumah Sakit

b. RL 2a, Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap

c. RL 2b, Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan

d. RL 2a 1,Data Keadaan Penyakit Khusus Pasien Rawat Inap RS

e. RL 2b 1, Data Keadaan Penyakit Khusus Pasien Rawat Jalan RS

f. RL 2c, Data Status Imunisasi

g. RL 3, Data Inventaris RS

h. RL 4, Data Ketenagaan RS

i. RL 5, Data Peralatan Medik RS

2. Masalah Pelaporan Sistem Informasi Rumah Sakit

a) Dari unit pelapor terutama menyangkut kecepatan, ketepatan dan akurasi data

yang dilaporkan,

b) Dari unit pengelola ditingkat pusat, berkisar pada terbatasnya dana untuk

pembinaan dan pelatihan serta bertambahnya kebutuhan akan data

41

Page 42: Managemen Rumah Sakit

DAFTAR PUSTAKA

Herujito, M. Yayat. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Bogor: Grasindo.

Siregar, Charles. 2003. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Sulastomo. 2000. Manajemen Kesehatan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sumber: Sabarguna, Boy S. 2008. Manajemen Pelayanan Rumah Sakit. Yogyakarta. Konsorsium

rumah sakit islam jateng DIY

Widjono, Djoko. 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya : Airlangga

University Press

42

Page 43: Managemen Rumah Sakit

FORM PENILAIAN KELOMPOK

NO

NAMA NIMPenilaian

MakalahPenguasaan

MateriAVA

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

43