MANAGEMEN RUMAH SAKIT
-
Upload
micko-martha-thamrin -
Category
Documents
-
view
95 -
download
1
Transcript of MANAGEMEN RUMAH SAKIT
MANAGEMEN RUMAH SAKIT
PERENCANAAN R.S
Perlu diingat r.s adalah mahal :
Saat mendirikan dan
Saat operasi
Di perkirakan 50% dari total
belanja kesehatan ( health
expenditure)
Di Ceylon < 40%
Swedia ± 45 %
1
Sebagai bagian sistem
pelayanan kesehatan sangat ideal
bila rumah sakit dapat dicapai
masyarakat
Sebelum mendirikan rumah sakit :
- Diupayakan tidak meningkat
kebutuhan rawat inap
- Dengan strategi merawat
pasien dengan perawatan
berjalan
PERENCANAAN WILAYAH
Dimaksudkan perencanaan
rumah sakit tidak terpisahkan dari
2
kesatuan administrasi wilayah,
sehingga lokasi sesuai dengan :
- Distribusi dan jumlah penduduk
di wilayah tersebut dan
- Distribusi pelayanan kesehatan
lebih merata bagi seluruh
wilayah
Dari segi penyelenggara :
Kegiatan dapat dikoordinasikan
sehingga lebih efisien dan
ekonomis
Seperti : - Pengadaan (pembelian)
dapat dikoordinasikan
3
dengan sarana kesehatan
lainnya
- Upaya meningkatkan
mutu lebih efisien
dengan pemakaian
tenaga ahli dll
Contoh :
- Inggris dan negara Skandinavia
menerapkan perencanaan
wilayah secara utuh
- AS peranan swasta sangat
besar, group-group r.s dalam
satu asosiasi melakukan
koordinasi dalam pengadaan
4
dan pembelian barang serta
penggunaan tenaga ahli
Dari contoh diatas terlihat r.s
bukan suatu lembaga yang berdiri
sendiri, harus ada koordinasi
dengan rumah sakit lainnya harus
efisinsi
DI INDONESIA
Pemerintah menentukan kriteria
r.s sesuai tingkat administrasi yaitu
r.s tipe A,B,C,D
Rumah sakit ini saling
berhubungan dalam konsep
rujukan
5
LANGKAH-LANGKAH DALAM PERENCANAAN
Dibentuk tim kecil 2- 3 orang
dengan tugas :
- Jumlah penduduk
- Morbiditas
- Perobahan ke depan dalam
praktek bidang kedokteran
- Sosial ekonomi
- Kemampuan masyarakat
membiayai rumah sakit
- Sistem transportasi dll
6
Selanjutnya tentukan perkiraan
kebutuhan rumah sakit baik biaya
investasi maupun operasi,
sehingga master Plan r.s
dipersiapkan
Perhatikan Penempatan ruangan
Yang sering dikunjungi
masyarakat ditempatkan dekat
pintu utama
(penerimaan pasien, poliklinik dll )
7
- Selanjutnya pembantu
penunjang (lab, ro dll )
- Selanjutnya IRNA
- Seterusnya bagian RT (dapur,
cucian, asrama dll )
Tempat tidur yang disediakan
idealnya 4 – 5 tt/1000 penduduk
PERENCANAAN PERSONEL
Yang sangat penting kebutuhan
tenaga medis dan para medis baik
part time atau full time.
Rumah sakit dengan 150 tt
diperlukan tenaga specialis full
8
time (anak, bedah, kebidanan,
dan penyakit dalam )
PERLU DIPERTIMBANGKAN
- Kapasitas tt, dewasa, anak,
bayi
- Tata ruang
- Jenis, jumlah dan distribusi alat
kedokteran dan perlengkapan
lainnya
- Jenis dan pelayanan yang ada
- Bed occupancy rate
- Organisasi r.s
9
PROGRAM PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT
TUJUAN :
MENINGKATKAN KWALITAS
PELAYANAN RUMAH SAKIT
MELALUI PELAYANAN GIZI
YANG TERINTEGRASI DENGAN
PELAYA-NAN KESEHATAN
LAINNYA DI RUMAH SAKIT
10
TUGAS IGRS
PENGADAANMAKANAN
PENELITIAN & KEGIATAN
PENELITIAN
PENGEMBANGAN POKOK DI GIZI
R. RAWAT
11
KEGIATANPOKOK
PENYULUHANKONSULTASIRUJUKAN GIZI
KEGIATAN PELAYANAN GIZI R.SDI
R.S A, B, C, D
RS.A RS.B RS.C RS. D
A. Pel gizi di x x x x
R.perawatan
B. Penyediaanpengolahan x x xx
12
penyaluran makanan
C. PenyuluhanKonsultasi gizi x x xxDan rujukan
D. Penelitian danPengembangan x x xxgizi
PEDOMAN TENAGA DIR.S TIPE A, B, C, D
KWALIFIKA PEDD RATIO TT RATIO TT RATIO TT
RATIO TT
SI TENAGA DIKAN RS A RS B RS C RS D
1. PEMBINA PND GIZI 1 : 2000 - -
-
2. PENATA S2 GIZI 1:500 1:500 1:500
-
3. PENATA S1 GIZI 1:300 1:300 1:300
-
13
MUDA
4. PENGATUR SM GIZI 1:200 1:200 1:200
-
TK I D4
5. PENGATUR SM GIZI 1:100 1:100 1:100 -
D3
6. PENGATUR ASS AHLI 1:50 1:50 1:50
1:30
MUDA GIZI DI
7. PEKARYA TENAGA 1:8 1:6 1:6 1:5
TK I MNENGAH
PETAMA
GIZI
STANDAR NASIONAL UNTUK ASUHAN KESEHATAN RUMAH
SAKIT DI INDONESIA
1. BOR : 75 – 85 %
2. ALOS : 7 – 10 HARI
3. TOI : 1 – 3 HARI
14
4. BTO : 5 – 45 HARI
5. NDR ( 48 JAM) : <2.5%
6. CDR : < 3 %
7. ANASTHESIA DEATH RATE : 1/5000
8. POST OPERATION DEATH RATE : <1 %
9. POST OPERATIVE INFECTION RATE : < 1 %
10. NORMAL TISSUE INFECTION RATE : < 10 %
11. MATERNAL DEATH RATE : <
0.25%
12. NEONATAL DEATH RATE : < 2 %
13. ANGKA INFEKSI NOSUKOMIAL : 1-2 %
RUMUS UNTUK MENGHITUNG MUTU PELAYANAN R.S
1. BED OCCUPANCY RATE (BOR)
Persentase pemakaian tempat
tidur pada satu satuan waktu
15
tertentu. Indikator ini memberikan
gambaran tentang tinggi
rendahnya pemanfaatan tempat
tidur r.sJumlah hari perawatan r.s dalam waktu tertentu x 100%
Jumlah TT x jumlh hari dalam satu satuan waktu
2. AVERAGE LENGTH OF STAY (ALOS)
Rata–rata lamanya perawatan
seorang pasien. Indikator ini
disamping merupakan gambaran
tingkat efisiensi manajemen pasien
di sebuah r.s, indicator ini juga
dapat dipakai untuk mengukur
16
mutu pelayanan apabila diagnosis
penyakit tertentu dijadikan
tracernya (yang perlu pengamatan
lebih lanjut )
Jumlah hari perawatan pasien keluar r.s
Jumlah pasien keluar r.s (hidup & mati )
3. BED TURN OVER ( BTO )
Frekuensi pemakaian tempat
tidur dalam satu satuan waktu
( biasanya per tahun) tempat tidur
r.s. Indikator ini
akan memberikan gambaran
tingkat pemakaian tempat tidur r.s
17
Jumlah pasien keluar r.s ( hidup & mati )
Jumlah tempat tidur
4. TURN OVER INTERVAL ( TOI)
Rata- rata hari tempat tidur
tidak ditempati dari saat ke saat
sampai terisi berikutnya. Indicator
ini juga memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tepat
tidur
(Jumlah TTx hari ) – hari perawatan r.s
Jumlah pasien keluar (hidup x mati )
5. NET DEATH RATE ( NDR)
18
Angka kematian di atas 48 jam
setelah dirawat untuk tiap –tiap
100 penderita keluar rs
Jumlah pasien mati diatas 48 jam dirawat x 100%
Jumlah pasien r.s - kematian dibawah 48 jam
6. GROSS DEATH RATE ( GDR)
Angka kematian umum
penderita keluar rs
Jumlah pasien mati seluruhnya dirawat x100%
Jumlah pasien keluar rumah sakit ( hidup x mati )
19
7. NET DEATH RATETotal kematian > 48 jam dalam periode waktu tertentu x
100%
Total pasien keluar hidup & mati > 48 jam dlm periode yg
sama
8. NET INFECTION RATE
Total pnderita infeksi yg didpt rs dlm periode wkt tertentu x
100%
Jmlh pasien keluar hidup & mati dlm periode yg sama
9. ANASTHESIA DEATH RATE
Total kematian Anasthesia dlm periode tertentu x 100%
Total pasien yg mendapat Anasthesia dlm priode yg sama
10. POST OPERASI DEATH
RATE
20
Total kematian dlm 10x operasi dlm periode tertentu x 100%
Total psien yg dioperasi dlm periode yg sama
11. NORMAL TISSUE REMOVAL RATE
Total Normal tissue yg diangkat x 100%
Total tissue yang diperiksa
12. MATERNAL DEATH RATE
Jmlh pasien kebidanan yg meninggal dlm periode tertentu
x100%
Jmlh pasien kebidanan yg keluar hidup x mati
13. FOETAL DEATH RATE
Jmlh kematian bayi dg U.K > 20 minggu x 100%
Jmlh semua kelahiran dlm periode tertentu
14. CONTACT RATE ( 5 MIL)
21
Total pasien keluar hidup x mati x 100%
Jumlah populasi
15. HOSPITALIZATION RATE
Total hari rawat x 100 %
Jumlah populasi
16. OUT PATIENT RATE
Jumlah kunjungan ( baru x lama ) x 100%Jumlah populasi17.EMERGENCY OUT PATIENT RATE
Total kunjungan pasien gawat darurat x 100 %Jumlah populasi
Hasil perhitungan standar mutu
pelayanan r.s tersebut harus
22
dibandingkan dengan masing –
masing standar mutu nasional.
Untuk ukuran mutu yang tidak ada
standar nasionalnya angkanya
dibandingkan dengan hasil
penilaian tahun-tahun sebelumnya.
23