Managemen Komunikasi Dan Informasi

23
KOMUNIKASI DEFINISI KOMUNIKASI Istilah komunikasi berasal dari kata LatinCommunicare atau Communis yang berarti sama ataumenjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.Beberapa definisi komunikasi adalah: 1.Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perludipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid) .2.Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G). 3.Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain(Davis, 1981). 4.Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W) 5.Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang l a i n , komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).

description

MANAGEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI

Transcript of Managemen Komunikasi Dan Informasi

KOMUNIKASI

DEFINISI KOMUNIKASIIstilah komunikasi berasal dari kata LatinCommunicare atau Communisyang berarti sama ataumenjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agarapa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.Beberapa definisi komunikasi adalah:

1.Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perludipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid)

.2.Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentangpikiran atau perasaan (Roben.J.G).

3.Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain(Davis, 1981).

4.Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)

5.Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain,komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).

BENTUK KOMUNIKASIKomunikasi sebagai proses memiliki bentuk :1.Bentuk Komunikasi berdasarkan a.Komunikasi langsungKomunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaanisyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita b.Komunikasi tidak langsungBiasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerimapenerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnyamenggunakan radio, buku, dll.Contoh : Buanglah sampah pada tempatnya

2.Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran : a.Komunikasi massayaitu komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlahyang besar, umumnya tidak dikenal.Komunikasi masa yang baik harus :Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-teleBahasa yang mudah dimengerti/dipahamiBentuk gambar yang baikMembentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio) b.Komunikasi kelompokAdalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dandikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik. c.Komunikasi perorangan.Adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon3.Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan : a.Komunikasi satu arahPesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidakmempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio. b.Komunikasi timbal balik.Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanyakomunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik

KEBIJAKAN TENTANG MASA PENYIMPANAN (RETENSI) BERKAS REKAM MEDISRetensi berarti menyimpan. Jadi sistem retensi adalah sistem yang mengatur jangka waktu penyimpanan berkas rekam medis (bukan sistem yang mengatur tata cara pemusnahan rekam medis). Permenkes 269/Menkes/Per/III/2008 dalam bab IV pasal 8 mengatur bahwa : Rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun tehitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan; Setelah batas waktu 5 (lima) tahun sebgaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik. Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya disimpan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung dari tanggal dibuatnya ringkasan tersebut.

DAFTAR LAMBANG/SIMBOL/SINGKATANSINGKATAN PENYAKIT1. AIDS : ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME2. AP: ANGINA PECTORIS3. APP: APENDISITIS4. BBLR: BERAT BADAN LAHIR RENDAH5. BP: BRONCHO PNEUMONIA6. BPH: BENIGNA PROSTAT HYPERTROPY7. BY: BAYI8. CA: CARCINOMA\9. CHD: CONGENITAL HEARTH DISEASE10. CRF: CRONIC RENAL FAILURE11. CVD: CEREBRO VASCULAR DISEASE12. DBD: DEMAM BERDARAH DENGUE13. DHF: DENGUE HAEMORRAGIC FEVER14. DM: DIABETES MELLITUS15. DSS: DENGUE SHOCK SYNDROME16. DOA: DCATH ON ARRIVAL17. FAM: FIBRO ADENOMA MAMAE18. FR: FRAKTUR19. GE: GASTRO ENTERITIS20. GED: GASTRO ENTERITIS DEHIDRATION21. GGK: GANGGUAN GINJAL KRONIK22. GO: GONOCOCCAL INFECTION23. GV: GANTI VERBAN24. HNP: HERNIATED NUCLCUS PULPOSIS25. ISK: INFEKSI SALURAN KENCING26. ISPA: INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS27. IUFD: INTRA UTERINE FETAL DEATH28. KB: KELUARGA BERSAMA29. KET: KEHAMILAN EKTOPIC TERGANGGU30. KKP: KEKURANGAN KALORI PROTEIN31. KP: KOCH PULMONUMUNIT KERJA PKRS

A.PELAYANAN PKRSUndang-undang RI no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menyatakan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun kenyataannya upaya pelayanan kesehatan paripurna di rumah sakit masih belum dilaksanakan secara maksimal. Rumah sakit masih berorientasi pada upaya kuratif dan rehabilitative, sementara pelayanan promotif dan preventif di rumah sakit masih dianggap sebelah mata, karena dinilai merupakan sebuah cost center tanpa pernah melihat esensi dampak/ outcome dari promosi kesehatan yang dikelola dengan baik seperti yang dilakukan di beberapa negara maju. Health Promoting Hospital (HPH) atau rumah sakit yang mempromosikan kesehatan di dunia saat ini telah menjadi trend dan dipandang sebagai rumah sakit masa depan karena menintegrasikan seluruh aspek pelayanan secara holistik dan inklusif terhadap kesehatan secara berkesinambungan. Pelayanan secara holistik bertujuan bahwa pelayanan yang dilakukan oleh rumah sakit tidak hanya berdimensi fisik semata yang berorientasi pada patogenik tetapi juga mencakup seluruh dimensi manusia meliputi bio, psiko, sosio dan determinan lainnya yang berorientasi pada salutogenik. Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan rujukan harus melaksanakan pelayanan yang inklusif sehingga RS akan memberikan kontribusi lebih bagi peningkatan derajat kesehatan masayarakat melalui upaya pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan sistematis. Ciri pelayanan kesehatan inklusif adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dari mulai pelayanan kesehatan dasar/ primer, pelayanan kesehatan rujukan sekunder/ tersier hingga dikembalikan ke pelayanan kesehatan primer atau langsung ke lingkungan masayarakat yang telah terkondisikan untuk peningkatan derajat kesehatannya. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dimulai per 1 Januari 2014 dan penerapan akreditasi RS versi 2012 mewajibkan rumah sakit untuk menerapkan pelayanan secara paripurna sebagaimana amanat undang-undang RI nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. Upaya promotif dan preventif menjadi suatu upaya terintegrasi dalam pelayanan rumah sakit. Upaya promotif dan preventif dapat dijadikan kendali mutu dan biaya dengan melalui peningkatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga serta masyarakat rumah sakit untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung upaya penyembuhan dan rehabilitasi.RSUD R. Syamsudin,SH kota Sukabumi, sebagai rumah sakit rujukan regional Jawa Barat bagian Barat Selatan berusaha menerapkan pelayanan paripurna dalam rangka mensukseskan program jaminan kesehatan nasional. Upaya promosi kesehatan telah direvitaslisasi sejak tahun 2008 dan saat ini pengelolaan promosi kesehatan di RSUD R. Syamsudin,SH telah memiliki struktur yang jelas.Berdasarkan hal tersebut penerbitan buku pedoman pelayanan promosi kesehatan ini diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam tata kelola instalasi promosi kesehatan sebagai koordinator/ pengelola upaya promosi kesehatan di RSUD R. Syamsudin,SH kota Sukabumi.1. TUJUAN PEDOMANTujuan pembuatan pedoman pelayanan PKRS adalah sebagai acuan dalam pelayanan PKRS yang terintegrasi dengan unit layanan lainnya di RSUD R.Syamsudin,SH.1. RUANG LINGKUP PELAYANANRuang lingkup pelayanan PKRS di RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi meliputi :1. Edukasi staf 1. Edukasi pasien dan keluarga1. Edukasi pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit1. Mempromosikan tempat kerja yang sehat1. Peningkatan mutu pelayanan berbasis bukti melalui penelitian dan pengembangan promosi kesehatan klinis (Clinical Health Promotion)

1. BATASAN OPERASIONALBatasan Operasional pelayanan PKRS adalah sebagai berikut :1. Edukasi Staf adalah upaya peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan staf rumah sakit dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk menunjang produktifitas kerja di lingkungan rumah sakit dan keselamatan pasien.1. Edukasi Pasien dan Keluarga adalah upaya peningkatan partisipasi pasien dan keluarga dalam upaya peningkatan status kesehatannya secara mandiri melaui upaya peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan pasien dan keluarga sesuai dengan kebutuhan pasien.1. Edukasi pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit adalah upaya rumah sakit dalam menyediakan informasi kesehatan maupun informasi pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat akan informasi kesehatan dan pelayanan rumah sakit.1. Mempromosikan tempat kerja yang sehat adalah meciptakan sistem dan lingkungan kerja yang sehat yang mendukung perilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya mendukung produktifitas kerja dan keselamatan pasien.1. Peningkatan mutu pelayanan berbasis bukti melalui penelitian dan pengembangan promosi kesehatan klinis (Clinical Health Promotion) adalah upaya peningkatan kualitas pelayanan RS baik pengambilan keputusan maupun upaya perbaikan pelayanan secara berkesinambungan didasarkan pada bukti melalui hasil penelitian dan pengembangan promosi kesehatan klinis dan mendukung promosi kesehatan berkelanjutan.

1. LANDASAN HUKUMKegiatan promosi kesehatan di RS merupakan upaya kesehatan bersama ,sebagai landasan hukum pelayanan PKRS meliputi :1. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan1. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit1. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 004/Menkes/SK/II/2012 tentang Petujuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/X/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah1. Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Nomor 66/Menkes-Kesos/SK/I/2001 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat dan Angka Kreditnya

Pelayanan promosi kesehatan yang professional memiliki standar pengelolaan sumberdaya manusia/ tenaga sebagai bagian penting dalam pelayanan. Pengaturan tenaga promosi kesehatan bertujuan agar kegiatan pelayanan yang di berikan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Standar ketenagaan PKRS telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 004/Menkes/SK/II/2012 tentang Petujuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit dan Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Nomor 66/Menkes-Kesos/SK/I/2001 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat dan Angka Kreditnya1. KUALIFIKASI TENAGA PKRSPada umumnya seluruh petugas rumah sakit adalah tenaga promotor kesehatan namun untuk tenaga khusus pengelola dan pemberi pelayanan promosi kesehatan harus memenuhi kulalifikasi sebagai berikut :1. Tenaga Pengelola PKRSTenaga pengelola PKRS adalah tenaga yang memiliki tugas dan fungsi pengelolaan/ manajemen kegiatan PKRS di RSUD R. Syamsudin,SH. Adapun kualifikasi tenaga pengelola PKRS adalah sebagai berikut :1. Pendidikan minimal S 1 Kesehatan diutamakan peminatan promosi kesehatan1. Memiliki sertifikat pelatihan pengelola PKRS1. Tenaga Fungsional PKRSTenaga fungsional PKRS adalah tenaga yang memiliki tugas dan fungsi memberikan pelayanan langsung sesuai dengan runag lingkup pelayanan yang ditetapkan. Adapun kualifikasi tenaga fungsional PKRS sebagai berikut :1. Fungsional ahliPendidikan minimal S 1 Kesehatan 2). Memiliki sertifikat pelatihan jabatan fungsional3). Memenuhi pencapaian angka kredit1. Fungsional terampil1. Pendidikan minimal D3 Kesehatan1. Memiliki sertifikat pelatihan jabatan fungsional1. Memenuhi pencapaian angka kredit1. Tenaga Fungsional khusus edukator a. Minimal D 3 Kesehatan b. Minimal memiliki sertifikat pelatihan edukasi dasarc. Memiliki sertifikat pelatihan komunikasi efektif dan terapeutik1. Tenaga Teknis lainnya1. Pendidikan minimal SMA sederajat1. Memiliki kompetensi desain multimedia1. DISTRIBUSI KETENAGAANDistribusi ketenagaan pelayanan promosi kesehatan di lakukan sesuai dengan ruang lingkup pelayanan sebagai berikut :1. Tenaga pengelola PKRSTenaga pengelola PKRS terdiri dari kepala instalasi PKRS, koordinator media dan teknologi, koordinator advokasi dan kemitraan serta koordinator pemberdayaan dan peranserta. 1. Pelayanan rawat inapPelayanan PKRS di rawat inap meliputi pendidikan pasien dan keluarga yang dilakukan oleh tenaga fungsional PKRS ataupun tenaga fungsional kesehatan lainnya yang mendapatkan sertifikasi edukator. 1. Pelayanan rawat jalanPelayanan pendidikan pasien dan keluarga di rawat jalan difasilitasi dengan adanya klinik edukasi terintegrasi. Di klinik tersebut terdapat dokter umum, perawat dan ahli gizi yang telah tersertifikasi edukator.

1. PENGATURAN JAGA Pola pengaturan jaga disesuaikan dengan beban kerja dengan prinsip pengeloaan yang efektif dan efisien. 1. Pelayanan edukasi di klinik edukasi dilakukan setiap hari Senin-Jumat mulai pkl. 08.00 14.00 WIB1. Pelayanan edukasi di rawat inap dilakukan sesuai dengan kondisi pasien.1. Pelayanan edukasi ke masyarakat sekitar rumah sakit melalui siaran radio BUNUT FM dilakukan setiap hari mulai Pkl. 05.00 s.d 23.00 dengan pengaturan 3 shift kerja sebagai berikut :1. Shift 1 Pkl. 04.30 11.301. Shift 2 Pkl. 10.00 17.001. Shift 3 Pkl. 16.00 23.00Setiap shif kerja mendapatkan waktu istirahat 1 (satu) jam.

TATA LAKSANA PELAYANAN

Pelayanan promosi kesehatan meliputi pelayanan edukasi pasien dan keluarga di rawat inap dan rawat jalan, pelayanan edukasi staf, pelayanan edukasi pengunjung dan masyarakat, mempromosikan tempat kerja yang sehat, penelitian dan pengembangan promosi kesehatan serta bersama unit lain meningkatkan kualitas mutu pelayanan secara berkesinambungan berbasis perilaku.1. Pelayanan Edukasi Pasien dan Keluarga di Rawat JalanPelayanan edukasi pasien dan keluarga di rawat jalan dilakukan di klinik edukasi terintegrasi. Tenaga edukator adalah dokter umum, perawat dan ahli gizi yang telah tersertifikasi edukator. Untuk menunjang pelayanan dibuatkan pedoman edukasi yang telah di standardisasi. Kegiatan edukasi meliputi assesment kebutuhan edukasi pemberian edukasi secara terstruktur dan merencanakan tindak lanjut pelayanan. Adapun pasien yang berkunjung ke klinik edukasi terdiri dari pasien langsung dan pasien rujukan dari klinik dokter spesialis. Alur pelayanan edukasi di klinik rawat jalan adalah sebagai berikut :

PasienPendaftaranKlinik SpesialisKlinik EdukasiYaTdkKebutuhan edukasiPulang

Gambar 4.1 Alur Pelayanan Edukasi di Rawat JalanPasien yang membutuhkan pelayanan edukasi dapat melakukan pendaftaran langsung ke klinik edukasi. Klinik edukasi juga menerima rujukan dari klinik spesialis sesuai dengan kebutuhan edukasi.1. Pelayanan Edukasi Pasien dan Keluarga di Rawat InapPelayanan edukasi pasien di rawat inap bertujuan untuk meningkatkan partisipasi pasien dan keluarga dalam mendukung upaya penyembuhannya melalui peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan upaya peningkatan kesehatannya secara mandiri. Pemberi pelayanan adalah tenaga kesehatan tersertifikasi minimal edukator dasar. Pemberian edukasi disesuaikan dengan kebutuhan yang didapat melalui assessment kebutuhan edukasi. Inisial kebutuhan edukasi dilakukan oleh tenaga fungsional promosi kesehatan sedangkan pelaksana edukator dilakukan oleh masing-masing profesi sesuai dengan kebutuhan edukasi pasien tersebut. RS menerbitkan buku panduan edukasi dan media edukasi yang telah terstandardisasi yang bertujuan untuk menjaga mutu pelayanan promosi kesehatan. Alur pelayanan edukasi pasien dan keluarga di rawat inap sebagai berikut :PasienIGDRawat Inap1. Pelayanan Medik1. Keperawatan1. Penunjang

Proses EdukasiTdkYaAsessmen Kebutuhan edukasiPulangEvaluasiRe edukasi/ TidakDiizinkan pulang

Gambar 4.2 Alur Edukasi di Rawat Inap

Edukasi pasien dan keluarga di rawat inap dilakukan pada semua pasien sesuai dengan kebutuhan edukasi. Setelah pasien masuk rawat inap maka dilakukan kajian kebutuhan edukasi oleh tenaga fungsional PKRS, hasil kajian ini di jadikan dasar bagi multi profesi dalam melakukan edukasi. Edukasi dilakukan terintegrasi multi profesi. Setelah dilakukan edukasi kemudian dilakukan evaluasi apakah diperlukan edukasi kembaliatau tidak, jika di perlukan maka dilakukan edukasi kembali tetapi jika pasien sudah akan pulang dan masih memerlukan edukasi lanjutan maka dianjurkan untuk mengikuti program edukasi melaui klinik edukasi. 1. Pelayanan Edukasi Pengunjung dan Masyarakat Sekitar Rumah SakitPelayanan edukasi bagi pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit dilakukan berdasarkan hasil kajian kebutuhan edukasi pengunjung dan masyarakat yang dilakukan secara berkala. Pemberian edukasi bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi kesehatan maupun informasi pelayanan RS. Edukasi dilakukan oleh tenaga edukator melalui metode dan media yang tepat. Pada sasaran pengunjung dan masyarakat RS informasi yang dapat disampaikan diantaranya penyakit yang menjadi isu terkini, tatalaksana pelayanan di RS, info pelayanan dan peraturan RS dll. 1. Mempromosikan tempat kerja yang sehatRumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang memiliki karakteristik potensi resiko berbahaya (hazard) mulai dari risiko bahaya fisik, biologis, kimia bahkan psikologis. Setiap hari petugas kesehatan berada dilingkungan tersebut sehingga dibutuhkan manajemen lingkungan kerja yang menfasilitasi untuk peningkatan kesehatan dan kebugaran karyawannya. Pengelola promosi kesehatan harus secara aktif membuat sistem dan kebijakan rumah sakit yang berparadigma sehat dan bersama unit kesehatan dan keselamatan kerja RS dan instalasi sanitasi dan kebersihan meningkatkan budaya kerja yang safety, lingkungan kerja yang sehat dan hidup bersih dan sehat menuju rumah sakit yang hijau dan sehat (Green and Healthy Hospital).1. Penelitian dan Pengembangan Promosi Kesehatan Penelitian dan pengembangan promosi kesehatan bertujuan untuk mengembangkan program promosi kesehatan berkelanjutan dan membantu pengambilan keputusan dan kebijakan yang berbasis bukti. Dalam kegiatannya pengelola PKRS melakukan koordinasi dengan Sub Bidang Penelitian.

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien merupakan prioritas dari setiap pelayanan RS. Setiap RS harus menjamin keselamatan pasien melalui upaya peningkatan kualitas pelayanan secara berkesinambungan. Upaya promosi kesehatan pun tidak terlepas dari upaya menjamin pelayanan yang diberikan aman kepada pasien. Pelayanan edukasi bagipasien dan keluarga tidak dapat dianggap hanya sebatas memberikan informasi, tetapi RS harus menjamin bahwa isi informasi yang diberikan adalah benar karena akan berakibat fatal dalam merubah perilaku pasien dan keluarganya dalam upaya peningkatan status kesehatannya secara mandiri. Mendapatkan informasi yang benar dijamin oleh Undang-Undang RI No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang menyatakan bahwa pasien berhak atas informasi yang benar terhadap kesehatannya. Upaya jaminan keselamatan pasien tersebut dilakukan melalui :1. Adanya kebijakan tentang pelayanan edukasi pada pasien dan keluarga Kebijakan pelayanan edukasi pasien dan keluarga merupakan dasar hukum pelaksanaan pelayanan edukasi yang ditetetapkan oleh direktur. Kebijakan ini memuat tentang tatalaksana dan tatakelola pelayanan edukasi. Kebijakan ini akan memberikan perlidungan bagi pemberi edukasi (edukator) maupun memberikan perlindungan dan jaminan keselamatan bagi pasien dan keluarga. 1. Adanya pedoman/ panduan edukasi pasien dan keluarga yang telah distandardisasiUntuk menjamin bahwa informasi yang diberikan benar maka RS harus menerbitkan pedoman edukasi pasien dan keluarga yang distandardisasi. Tidak menutup kemungkinan dokter penanggungjawab pasien (DPJP) tidak bisa memberikan pelayanan edukasi yang cukup sehingga dimungkinkan edukasi diberikan oleh dokter umum, oleh karena itu pedoman ini akan memberikan panduan apa saja yang harus dipersiapkan dan materi apa saja harus diberikan selama proses edukasi. Proses penyusunan panduan edukasi pasien dan keluarga dilakukan oleh profesi yang bersangkutan yang didasarkan pada sumber rujukan ilmiah untuk menghindarikesalahan isi materi panduan. Beberapa panduan yang harus disiapkan rumah sakit adalah :1. Panduan edukasi obat high alert1. Panduan edukasi peralatan medis1. Panduan edukasi penyakit 1. Panduan edukasi rehabilitasi medik1. Panduan edukasi manajemen nyeri1. Panduan edukasi gizi1. Panduan edukasi masalah perawatan1. dll1. Pembuatan media yang di standardisasiMedia merupakan alat bantu dari proses edukasi pasien dan keluarga yang berisi materi edukasi. Media berfungsi sebagai alat penyampai pesan sehingga struktur media harus menjamin informasi yang diberikan adalah benar. Proses pembuatan media harus melibatkan tenaga yang memiliki kompetensi dibidangnya untuk menjamin bahwa informasi yang diberikan adalah benar. Tenaga ahli tersebut dapat berfungsi sebagai validator dan verifikator dari konten media yang dibuat. Semua media rumah sakit harus distandardisasi dan memiliki kode media yang ditetapkan oleh direktur. Proses pembuatan media juga harus melalui ujicoba media untuk memastikan kefektifan media tersebut dalam proses edukasi. 1. Asessmen kebutuhan Asessmen kebutuhan edukasi pasien dan keluarga dilakukan untuk mengetahui nilai-nilai yang dimiliki pasien dan keluarga yang mendukung maupun yang bertentangan dengan upaya peningkatan kesehatan. Hal ini akan memberikan dasar bagi pemberi edukasi untuk memberikan penguatan nilai tersebut jika nilai tersebut sejalan dengan upaya peningkatan kesehatan. Sedangkan jika nilai yang diyakini pasien dan keluarga bertentangan dengan upaya peningkatan kesehatan maka harus diluruskan.

Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari pelayanan rumah sakit sebagaimana amanat undang-undang RS nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit yang menyatakan bahwa RS harus melakukan upaya kesehatan perseorangan secara paripurna. Oleh karena itu standar rumah sakit yang memperomosikan kesehatan merupakan bagian tak terpisahkan dari standar pelayanan minimal RS yang bertujuan untuk memberdayakan seluruh masyarakat RS untuk dapat meningkatkan dan mempertahankan status kesehatannya secara aktif.Pedoman pelayanan promosi kesehatan bertujuan untuk memberikan acuan yang jelas dan profesional dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan promosi kesehatan di rumah sakit yang tepat bagi klien/pasien,staf dan masyarakat sekitar RS sesuai tuntutan dan kebutuhan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Pedoman pelayanan ini perlu dilakukan review minimal 2 tahun sekali untuk mengetahui relevansi pedoman pelayanan yang dibuat dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bagi manajemen RS pedoman ini merupakan dokumen mutu tatalaksana pelayanan sedangkan bagi pengguna jasa RS pedoman ini dapat menjadi bukti jaminan terhadap pelayanan yang diberikan oleh RS.

PROGRAM KERJA PKRSAdapun rencana kegiatan Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Rumah Sakit QIM diantaranya adalah:NoUraianBulan

23456789101112Ket

1. 1.Membuat Rencana Kegiatan Tahunan Unit Kerja PKRS

2. 2.Melaksanakan advokasi / koordinasi kepada petugas

3. 3.Mengidentifikasi kebutuhan PKRS di instalasi sasaran kegiatandengan cara observasi lingkungan dan koordinasi dengan Kepala Ruang / Poli / Instalasi

4. 4.Analisa data

5. 5.Mengembangkan strategi PKRS

6. 6.Mengembangkan media PKRS

a. Website Rumah Sakit QIM

b. Leaflet

c. Poster / Banner

7. 7.Melaksanakan ujicoba media PKRS

8. 8.Melaksanakan upaya perubahan perilaku masyarakat RS melalui :

a. Pemberdayaan

b. Bina Suasana

c. Advokasi

d. Kemitraan

9. 9.Mengevaluasi proses dan hasil media PKRS

10.Melaksanakankampanye Hidup Sehat terkait dengan :

a. Hari TBC

b. Hari Diabetes Mellitus

c. Hari Demam Berdarah

d. Hari Imunisasi

e. Hari Lansia

f. Hari Tanpa Tembakau

g. Hari Anti Narkoba

h. Hari Anak

i. Hari ASI

j. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun/Handrub

k. Hari Kesehatan Nasioanal

l. Hari Paru

m. Hari AIDS/HIV

n. Hari Kusta

11.Mengembangkan pedoman PKRS

12.Mengikuti seminar / lokakarya PKRS

13.Evaluasi Kegiatan

14.Membuat laporan PKRS