Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan
-
Upload
nurul-azizah -
Category
Documents
-
view
59 -
download
8
description
Transcript of Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan
i
MAKALAH MANAGEMEN KEFARMASIAN
ANALISI KEUANGAN
Disusun oleh:
Home Group 1
1. Fitri Rina Wulandari (1206244062)
2. Frans Putra N.S (1106067305)
3. Jauza Nurrianti (1206260160)
4. Maulidya Augustine (1206210995)
5. Nurul Azizah (1206211152)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
βAnalisi Keuanganβ ini dengan baik.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Eme Stepani Sitepu selaku dosen
pembimbing mata kulian managemen kefarmasian yang telah membimbing kami
dan membantu terselesaikannya makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari masih banyak kesalahan
dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami mohon maaf jika terdapat
banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan makalah ini. Kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki
kekuarangan kami di masa yang akan datang.
Depok, 17 Desember 215
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Rumusan Masalah 2
1.3.Tujuan Penulisan 2
BAB II ISI 3
2.1. Definisi Laporan Keuangan 3
2.2 Tujuan Laporan Keuangan 3
2.3. Karakteristik Laporan Keuangan 3
2.4. Jenis Laporan Keuangan 4
2.4.1. Neraca 4
2.4.2. Laba Rugi 6
2.4.3. Laporan Perubahan Ekuitas dan Perubahan Arus Kas 10
2.4.4. Rasio Keuangan 11
2.4.4.1. Rasio Liquiditas 11
2.4.4.2. Rasio Aktivitas 15
2.4.4.3.Rasio Profitabilitas 22
BAB III PENUTUP 28
3.1. Kesimpulan 28
3.2. Saran 28
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan alat yg sangat penting untuk mendapatkan
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh
perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti jika diperbandingkan dan
dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yg dapat mendukung
keputusan yg diambil. Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh
pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk
menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan
kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisis keuangan bermanfaat bagi
pihak manajemen untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi,
pengembangan karier, bagi pemegang saham untuk mengetahui kinerja
perusahaan, pendapatan, keamanan investasi, bagi kreditor untuk mengetahui
kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya, bagi pemerintah untuk
menghitung pajak, persetujuan untuk go public, dan bagi karyawan agar
penghasilan yang memadai, meningkatkan kualitas hidup, dan keamanan kerja.
Ananlisis keuangan sangat diperlukan tidak hanya pada perusahaan ataupun
organisasi yang berorientasi laba. Namun, juga diperlukan pada organisasi nirlaba,
seperti pada rumah sakit atau kegiatan usaha lain seperti apotek. Umumnya
sebuah kefaramasian baik di ruam sakit, apotek, ataupun perusahaan farmasi
didirikan dengan tujuan untuk memberikan suatu pelayanan kesehatan,
dibutuhkan oleh pasien dalam batas-batas kemampuan teknologi dan sarana yang
disediakan. Maka dalam hal ini pihak manajemen dituntut mampu untuk
menggerakkan, mengatur, dan mengkoordinasikan segala hal termasuk keuangan
sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal.
Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai berbagai jenis analisi
keuangan dalam sebuah perusahaan farmasi, apotek, maupun rumah sakit.
2
1.2. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian laporan keuangan?
b. Apakah tujuan laporan keuangan?
c. Bagaimana jenis- jenis laporan keuangan?
d. Apakah yang dimaksud rasio keuangan?
1.3. Tujuan Penulisan
a. Menjelaskan pengertian laporan keuangan.
b. Menjelaskan tujuan laporan keuangan.
c. Menjelaskan jenis- jenis laporan keuangan.
d. Menjelaskan rasio keuangan.
3
BAB II
ISI
2.1. Definisi Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan merupakan
bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posiis keuangan (yang
disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana,
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk jadwal dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, seperti informasi keuangan
segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi dan merupakan
informasi historis. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, mengukur dan
melaporkan informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil
keputusan yang tepat bagi pemakai informasi tersebut (M. Sadeli, 2002).
2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 menyatakan bahwa
tujuan penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi tentang isi keuangan, kinerja, dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi
b. Menujukan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
2.3. Karakteristik Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan yang berguna
bagi pemakai informasi harus memiliki empat karakteristik kualitatif pokok yaitu
dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan.
4
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ada dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Namun demikian,
informasi kompleks yang seharusnya ada dalam laporan keuangan tidak dapat
dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu
sulit dipahami oleh pemakai tertentu.
b. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan. Hal ini jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa
kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di
masa lalu.
c. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, material, dan dapat diandalkan penyajiannya.
d. Dapat dibandingkan
Informasi harus dapat dibandingkan untuk mengidentifikasi kecenderungan
posisi, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan.
2.4. Jenis Laporan Keuangan
2.4.1. Neraca
Definisi Laporan Keuangan Neraca
Neraca, disebut juga laporan posisi keuangan, menyajikan informasi
pada tanggal tertentu tentang asset yang dikuasi perusahan dan sumber
pendanaan terhadap asser tersebut baik yang berasal dari hutang maupun
modal. Sesuai dengan namanya, neraca terdiri dari 2 (dua) sisi yaitu sisi
kiri (debet) dan sisi kanan (kredit). Informasi keuangan tentang asset
lazimnya ditempakan di sisi kiri, sedangkan informasi utang dan ekuitas
ditempatkan di sisi kanan.
5
Contoh Laporan Keuangan Neraca
Komponen dalam Neraca
Dalam neraca ada beberapa kompenen yaitu aktiva, kewajiban atau yang
sering disebut utang, dan komponen terakhir adalah ekuitas (modal).
a. Aktiva
Menurut Kasmir (2010:39), aktiva didefinisikan sebagai
βHarta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat
tertentu maupun periode tertentu. Klasifikasi aktiva terdiri atas aktiva
lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya.β
Aktiva lancar adalah harta atau kekayaan yang segera dapat
diuangkan (ditunaikan) pada saat dibutuhkan dan paling lama satu
tahun.
Aktiva tetap adalah harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan
dalam jangka panjang lebih dari satu tahun.
6
b. Kewajiban
Kewajiban (utang) menurut Keown (2004:37) adalah βSumber
pembiayaan dari kredit oleh para penyalur atau suatu pinjaman dari
bank.β Menurut Soemarso (2004:230), kewajiban digolongkan
menjadi kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.
Kewajiban lancar adalah kewajiban-kewajiban yang akan jatuh
tempo dalam satu tahun atau dalam satu siklus kegiatan normal.
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban-kewajiban yang jatuh
tempo lebih dari satu tahun.
c. Ekuitas
Menurut Kasmir (2010:44), modal (ekuitas) merupakan hak yang
dimiliki perusahaan.
2.4.2. Laba Rugi
Definisi Laporan Keuangan Laba/Rugi
Menurut Van Horne (2009:193), laporan laba rugi adalah ringkasan dari
pendapatan (masuk) dan biaya (keluar) selama periode waktu tertentu,
diakhiri dengan menghitung laba bersih atau rugi bersih dalam periode
tersebut.
Tujuan Laporan Keuangan Laba/Rugi
1. Mengetahui besaran pajak yang akan dikenakan kepada suatu
perusahaan.
2. Mengevaluasi dan mengecek history perolehan laba tiap tahun.
3. Mengecek efisiensi usaha berdasarkan nilai biaya usaha.
Bentuk Laporan Laba/Rugi
Terdapat dua bentuk laporan laba/rugi, antara lain:
2. Langkah tunggal (single step)
Laba/rugi merupakan selisih antara semua pendapatan dan semua
biaya. Perhitungan laba/rugi dilakukan dengan cara
mengelompokkan semua pendapatan dan menguranginya dengan
7
semua biaya (tanpa memisahkan pendapata (biaya) operasional dari
pendapatan (biaya) non-operasional).
3. Langkah bertahan (multi step)
Laporan laba/rugi disusun dalam beberapa kelompok. Pada
kelompok pertama, perusahaan menghitung laba/rugi yang diperoleh
dari kegiatan operasional (selisih antara pendapatan operasional dan
biaya operasional). Kelompok selanjutnya, perusahaan menghitung
laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan non-operasional (selisih antara
pendapatan non-operasional dan biaya non- operasional).
Cara Penyusunan Laporan Laba/Rugi:
Sebelum membuat laporan laba rugi, tulislah semua akun pendapatan
dan akun biaya ke kolom Laba/Rugi di neraca lajur. Akun biaya
seharusnya berada di sisi debet, sedangkan akun pendapatan berada di
sisi kredit. Selisih total pendapatan dan total biaya merupakan laba/rugi
dan dicantumkan di baris βPenghitungan laba/rugiβ. Jika perusahaan
menghasilkan laba maka dicantumkan di Debet di kolom Laba/Rugi
yang terdapat di neraca lajur. Dan sebaliknya jika perusahaan mengalami
rugi maka dicantumkan di sisi Kredit. Penulisan laba di Debet semata-
mata untuk menyeimbangkan saldo Debet dan Kredit di kolom
Laba/Rugi yang terdapat di neraca lajur. Setelah itu, secara berurutan,
lakukan hal-hal berikut ini untuk membuat laporan laba/rugi:
1. Tulislah nama perusahaan, phrasa βLaporan Laba/Rugiβ dan periode
laporan.
2. Untuk bentuk laporan langkah tunggal:
a. Cantumkan akun-akun pendapatan dan informasi nilai rupiahnya
untuk masing-masing akun pendapatan, dimulai dari pendapatan
operasional diikuti dengan pendapatan non-operasional.
b. Jumlahkan semua pendapatan dan berilah keterangan βTotal
Pendapatanβ
8
c. Cantumkan akun-akun biaya dan informasi rupiahnya untuk
masing-masing akun biaya, dimulai dari biaya-biaya operasional
diikuti dengan biaya non-operasional.
d. Jumlahkan semua biaya dan berilah keterangan βTotal Biayaβ
e. Hitunglah selisih antara pendapatan dan biaya. Berilah
keterangan βLaba (Rugi)β. Jika rugi, selisih ditulis dalam tanda
kurung.
Contoh Laporan Keuangan Laba/Rugi β Langkah Tunggal
3. Untuk laporan langkah bertahap:
a. Cantumkan akun-akun pendapatan operasional dan informasi
nilai rupiah untuk masing-masing akun pendapatan tersebut.
b. Jumlahkan semua pendapatan operasional dan berilah
keterangan βTotal Pendapatan Operasionalβ.
9
c. Cantumkan akun-akun biaya operasional dan informasi nilai
rupiahnya untuk masing-masing akun biaya tersebut.
d. Jumlahkan semua biaya operasional dan berilah keterangan
βTotal Biaya Operasionalβ
e. Hitunglah selisih pendapatan operasional dengan biaya
operasional. Berilah keterangan βLaba (Rugi) Operasionalβ. Jika
rugi, tulislah selisih tersebut dalam tanda kurung.
f. Untuk kegiatan non-operasional, lakukan langkah-langkah yang
sama dari 3a s/d 3e.
g. Hitunglah βLaba (Rugi) Bersihβ dengan menjumlahkan βLaba
(Rugi) Operasionalβ dan βLaba (Rugi) Non-Operasionalβ
Contoh Laporan Keuangan Laba/Rugi β Langkah Bertahap
10
2.4.3. Laporan Perubahan Ekuitas dan Perubahan Arus Kas
2.4.3.1.Laporan Perubahan Ekuitas
Definisi Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan yang menggambarkan jumlah modal yang dimiliki saat ini
serta sebab-sebab berubahnya modal. Laporan perubahan ekuitas,
kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang
saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan
jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan
selama periode yang bersangkutan.
Contoh Laporan Perubahan Ekuitas (Modal)
2.4.3.2.Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan
para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih
perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan
kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam
rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2,
2009). Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan
para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan
11
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
flow) dari berbagai perusahaan.
Contoh Laporan Arus Kas
2.4.4. Rasio Keuangan
2.4.4.1.Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas dapat digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam hal membayarkan kewajiban-kewajiban finansial
jangka pendek perusahaan tersebut yang akan jatuh tempo atau yang
perlu segera dilakukan pembayaran. Menurut John J. Hampton, rasio
likuiditas bertujuan untuk menguji keccukupan dana, solvency
perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban
yang segera harus dipenuhi (Sugiono dan Untung. 2008).
Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang baik maka perusahaan
tersebut bukan hanya dapat membayarkan kewajiban finansial secara
tepat waktu akan tetapi juga dapat memiliki kas yang cukup untuk
memanfaatkan peluang usaha yang muncul.
Jenis-jenis rasio likuiditas:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan salah satu rasio untuk mengukur
likuiditas jangka pendek perusahaan yang paling sering digunakan.
Rasio lancar ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
12
membayarkan kewajiban finansialnya yang akan jatuh tempo melalui
harta/aset lancar yang dimiliki perusahaan tersebut. Yang termasuk ke
dalam aset lancar, yaitu kas,piutan atau tagihan lain, persediaan dan
surat-surat berharga jangka pendek. Rasio lancar yang disarankan oleh
penganalisis paling tidak 2:1 (dimana dua dolar aset lancar untuk
membayarkan setiap dolar kewajiban lancar). Semakin tinggi rasio
lancar yang dimiliki suatu perusahaan maka semakin kuat pula posisi
kondisi keuangan perusahaan tersebut. rasio lancar ini dapat dihitung
dengan rumus:
Rasio Lancar =Aset Lancar
Kewajiban Jangka Pendek
Jika suatu perusahaan memiliki aset lancar 1,5 X dapat diartikan
bahwa setiap Rp.1,- kewajiban finansial yang harus dibayarkan
perusahaan tersebut dijamin pembayarannya oleh Rp.1,5,- aset lancar
yang dimiliki perusahaan tersebut. Apabila mengukur tingkat likuiditas
dengan menggunakan current ratio sebagai alat pengukurnya, maka
tingkat likuiditas atau current ratio dapat dipertinggi dengan cara
(Riyanto, 2001:28):
a. Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah
aktiva lancar.
b. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi
jumlah utang lancar.
c. Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan
mengurangi aktiva lancar.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Melalui rasio cepat kita dapat mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek
perusahaan dengan aset lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.
Persediaan merupakan salah satu jenis aset lancar, akan tetapi
persediaan tidak dimasukkan dalam aset lancar pada perhitungan ini
karena persediaan merupakan aset lancar yang tidak likuid (Sugiono
dan Untung. 2008). Dikatakan tidak likuid dikarenakan proses yang
13
dilalui untuk merubah persediaan menjadi kas sangat panjang dan sulit.
Rasio cepat yang cukup memuaskan adala 1:1. Rasio dibawah 1;1 dapat
menggambarkan bahwa perusahaan tersebut terlalu bergantung pada
persediaan dan penjualan yang akan datang untuk membayarkan
kewajiban atau utang-utang jangka pendeknya. Sedangkan apabila rasio
lebih besar dari 1:1 menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki
kondisi keuangan yang sangat aman (Zimmerer dan Scarborough.
2008). Rasio cepat dapat dihitung dengan rumus:
Rasio Cepat =Total Aset Lancar β Persediaan
Total Kewajiban Jangka Pendek
Jika perusahaan memiliki rasio cepat sebesar 0,9X dapat
diartikan bahw setiap Rp.1,- hutang lancar yang harus segera
dibayarkan perusahaan tersebut dapat dijamin oleh Rp.0,9 kas dan
piutang yang ada tanpa harus menunggu hasil dari penjualan persediaan
yang dimiliki perusahaan (Sugiono dan Untung. 2008).
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio cepat ini dapat menunjukkan kemampuan perusahaan
membayarkan kewajiban finansial yang harus segera dibayar tanpa
mengubah aset lancar bukan kas (piutang dagang dan persediaan) yang
dimiliki menjadi kas. Rasio ini merupakan rasio perbandingan antara
kas yang terdapat pada perusahaan dan yang terdapat di bank
dibandingkan dengan total hutang lancaryang harus segera dibayarkan
perusahaan (Sugiono dan Untung. 2008). Cash ratio dapat dihitung
dengan rumus:
Rasio Kas =Kas
Total Kewajiban Jangka Pendek
Jadi, jika perusahaan memiliki rasio kas sebesar 0,2X maka dapat
diartikan bahwa setiap Rp.1,- kewajiban finansial yang harus dibayar
perusahaan tersebut dapat dilunasi dengan Rp.0,2 kas yang dimilikinya.
4. Rasio Aliran Kas (Cash Flow Liquidity Ratio)
Cara lain untuk mengetahui likuiditasi suatu perusahaan dalam
membayarkan kewajiban jangka pendeknya adalah melalui rasio aliran
14
kas. Rasio ini dapat digunakan karena pembilang yang digunkana dalam
perhitungan merupakan kas dan setara dengan kas dan diikutsertakan
dalam arus kas dari hasil operasi perusahaan tersebut. Rasio aliran kas
dapat dihitung dengan rumus:
Rasio Aliran Kas =Kas + Surat Berharga + CF ππππ ππππππ‘πππ
Total Kewajiban Jangka Pendek
Contoh perhitungan rasio likuiditas dapat dilihat dari contoh
berikut
β’ πΉππππ π³πππππ =π¨πππ π³πππππ
π²ππππππππ π±πππππ π·πππ ππ
Pada tahun 2010, CR = 227.819.168.461
123.450.557.939 = 1,845
Kesimpulan: setiap Rp.1 utang lancar dijamin oleh 1,8 harta lancar
atau perbandingannya antara aktiva lancar dengan hutang lancar
adalah 1,8 : 1
β’ πΉππππ πͺππππ =π»ππππ π¨πππ π³πππππβπ·πππππ ππππ
π»ππππ π²ππππππππ π±πππππ π·πππ ππ
Pada tahun 2010, QR = 227.819.168.461 β 82.424.270.814
123.450.557.939 = 1.17
Kesimpulan: Quick ratio industri-industri umumnya adalah 0,5
kali sedangkan PT.COLORPACK INDONESIA 1,17 maka
15
keadaanya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang
walaupun sudah dikurangi persediaan.
β’ πΉππππ π²ππ =π²ππ
π»ππππ π²ππππππππ π±πππππ π·πππ ππ
Pada tahun 2010, Rasio kas = 9.435.631.304
123.450.557.939= 0.076
Kesimpulan: setiap Rp.1,- kewajiban finansial yang harus dibayar
perusahaan tersebut dapat dilunasi dengan Rp.0,076 kas yang
dimilikinya.
2.4.4.2.Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan
dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya termasuk sumber
dana. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat
penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio aktivitas (activity
ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini bertujuan untuk
mengukur jangka waktu penagihan piutang selama satu periode atau berapa
kali dana yang diinvestasikan dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
Selain itu, rasio aktivitas juga bertujuan untuk menghitung jumlah hari piutang
tersebut rata-rata tidak dapat ditagih. Terdapat beberapa jenis rasio aktivitas
yaitu rasio perputaran aktiva, rasio perputaran modal kerja, rasio perputaran
aktiva tetap, rasio perputaran sediaan, perputaran piutang, dan hari rata-rata
penagihan piutang.
a) Rasio Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)
Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan
total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan
perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turn
over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan
keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan
tertentu (Syamsuddin, 2009:19).
16
Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran
aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin
baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba
dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam
menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat
memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan
atau diperbesar.
b) Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
Perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan
modal kerja bersih. Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi utang
lancar.
Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto)
berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan
(Riyanto, 2008:335). Periode perputaran modal kerja (working capital turn
over period) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-
komponen modal kerja sampai dimana saat kembali menjadi kas. Makin
pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran atau makin tinggi.
Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung berapa lama
periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja
tersebut.
c) Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turnover)
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap.
Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang
tertanam pada harta tetap seperti peralatan, dalam rangka menghasilkan
penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap
rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2003:17). Rasio ini
17
berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan
aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.
Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas
terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau
mungkin disebabkan halhal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang
berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi
semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap
tersebut.
d) Rasio Perputaran Persediaan (inventory turnover)
Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam
persediaan berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari
persediaan dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334). Rasio
perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang..
Ada dua masalah yang timbul dalam perhitungan dan analisis rasio
perputaran persediaan. Pertama, penjualan dinilai menurut harga pasar
(market price), persediaan dinilai menurut harga pokok penjualan (at Cost),
maka sebenarnya rasio perputaran persediaan (at cost) digunakan untuk
mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan rasio yang dihitung
dengan membagi penjualan dengan persediaan mengukur perputaran
persediaan dalam kas (Sawir, 2003:15).
e) Rasio Perputaran Piutang (receivable turn over)
Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana
18
yang diinvestasikan dalam piutang ini berputar dalam satu peiode. Rumus
untuk mencari receivable turn over adalah sebagai berikut:
Perputaran Piutang =Penjualan Kredit
Piutang rata β rata
f) Hari Rata-rata penagihan Piutang (Days of Receivable)
Days of receivable merupakan rasio yang menunjukkan jumlah hari piutang
tersebut rata-rata tidak dapat ditagih. Persamaan untuk mencari rasio
tersebut adalah sebagai berikut:
π·ππ¦π ππ ππππππ£ππππ =Piutang rata β rata Γ 360
Penjualan Kredit
Contoh Menghitung Rasio Aktivitas
Neraca PT. Yumiko Maharani, Tbk.
Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)
.
Pos-Pos Neraca 2005 2006
Aktiva Lancar
Kas 250 260
Giro 350 300
Surat-surat berharga 140 160
Piutang 550 360
persediaan 250 310
Aktiva lancar lainnya 100 150
Total aktiva lancar (Current Asset) 1.640 1.340
Aktiva Tetap
Tanah 900 1.000
Mesin 1.050 1.050
19
Kendaraan 650 750
Akumulasi Penyusutan (200) (250)
Total Aktiva Tetap 2.400 2.550
Aktiva Lainnya
Total Aktiva Lainnya 160 110
Total Aktiva 4.200 4.000
Utang Lancar
Utang Bank (10%) 500 550
Utang dagang 200 200
Utang lainnya 50 0
Total utang lancar 750 750
Utang jangka panjang
Utang bank (10%) 900 750
Utang obligasi (8%) 400 400
Total utang jangka panjang 1.300 1.150
Ekuitas
Modal setor 1.600 1.600
Cadangan laba 650 500
Total ekuitas 2.250 2.100
Total pasiva 4.200 4.000
Neraca PT. Yumiko Maharani, Tbk
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)
Komponen R/L 2005 2006
Total penjualan 5.950 5.550
Harga Pokok Penjualan 4.050 3.850
Laba Kotor 1.900 1.700
Biaya Operasi
20
Biaya umm dan administrasi 185 200
Biaya penjualan 145 180
Biaya lainnya 40 30
Total biaya operasi 370 410
Laba kotor operasi 1530 1.290
Penyusutan 200 250
Pendapatan bersih operasi 1.330 1.040
Pendapatan lainnya 470 260
DEBIT 1.800 1.300
Biaya bunga
Bunga bank 140 130
Bunga obligasi 40 40
Total Biaya bunga 1.440 1.340
EBT 1.620 1.130
Pajak (20%) 324 226
EAIT 1.296 904
Earning per share
Menghitung rasio aktivitas dengan :
a. Rasio Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)
R u mus :
D i k : T ot a l pen j u a l an = pen ju a l an
T o t a l ak t i va
U n tuk t ahun 2 00 5
T ot a l a s s e t s t u r n o v e r a t au 1 , 42 k a l i perputaran total
aktiva tahun 2005 sebanyak 1,42 kali. Artinya, setiap Rp.1,-
aktiva dapat menghasilkanRp. 1,42 penjualan.
U n tuk t ahun 2 00 6
21
T o t a l a s s e t s t u rn ov e r a t au 1 ,4 k a l i perputaran total
aktiva tahun 2006 sebanyak 1,4 kali. Artinya setiap Rp.1,-
aktiva dapat menghasilkan Rp. 1,4 penjualan.
b. Rasio Perputaran modal kerja
Rumus :
Diketahui: Total penjualan = penjualan
Untuk tahun 2005
Perputaran modal kerja 6,68 atau 6,7 kali. Perputaran modal kerja
tahun 2005 sebanyak 6,7 kali, artinya setiap Rp.1,- modal
kerja dapat menghasilkan Rp. 6,7 penjualan.
Untuk tahun 2006
Perputaran modal kerja 9,406 atau 9,4 kali. Perputaran modal kerja
tahun 2006 sebanyak 9,4 kali, artinya setiap Rp.1,- modal
kerja dapat menghasilkan Rp. 9,4 penjualan.
c. Fi x ed Ass e t Tu rn O v er
R u mus :
D i k : T o t a l p en j ua l an = p en j u a l an
To t a l ak t i va t e t ap
U n tuk t ahun 2 00 5
22
T o t a l a s s e t s t u rn ov e r 2 , 47 9 a t au 2 , 5 k a l i perputaran
aktiva tetap tahun 2005 sebanyak 2,5 kali. Artinya setiap
Rp. 1,- aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 2,5 penjualan.
U n tuk t ahun 2 00 6
T ot a l a s s e t s t u r n ov e r 2 , 17 6 a t au 2 , 2 k a l i perputaran
aktiva tetap tahun 2006 sebanyak 2,2 kali. Artinya setiap
Rp. 1,- aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 2,2 penjualan.
2.4.4.3.Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan
juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam
melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari
laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini
disebut juga rasio rentabilitas.
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya (Syafri, 2008:304).
Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan
penjualan. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan
manajemen perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok
penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan penjualan
(Syamsuddin, 2009:61).
πΊπππ π ππππππ‘ ππππππ =πππππ’ππππ β π»ππππ πππππ πππππ’ππππ
πππππ’ππππ
2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin
23
tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.
πππ‘ ππππππ‘ ππππππ =πΏπππ π΅πππ πβ πππ‘πππβ πππππ
πππππ’ππππ
3. Rentabilitas Ekonomi/ daya laba besar/ basic earning power
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak
terhadap total aset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa
besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat
pengembalian atau pendapatan. Rentabilitas Ekonomi menunjukkan
kemampuan total aset dalam menghasilkan laba. Rentabilitas ekonomi
mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya
yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir, 2009:19).
Rentabilitas ekonomi dapat ditentukan dengan mengalikan operating profit
margin dengan asset turnover. Rendahnya Rentabilitas Ekonomi tergantung
dari (Sawir, 2009:19):
π πππ‘ππ‘ππππππ‘ππ πΈππππππ =πΏπππ π΅πππ πβ ππππππ’π πππππ
πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£π
4. Return on Investment
Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah
pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia
didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).
Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on
investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih
diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63).
π ππΌ = πΏπππ π΅πππ πβ πππ‘πππβ πππππ
πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£π
Atau dapat juga dihitung dengan: ROI = Net profit margin x
Assets turn over
5. Return on Equity
Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah
pajak dengan total ekuitas.
Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh
24
manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif,
mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik
modal sendiri (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal
sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.
π ππ‘π’ππ ππ πΈππ’ππ‘π¦ = πΏπππ π΅πππ πβ πππ‘πππβ πππππ
πΈππ’ππ‘ππ
6. Earning Per Share (EPS)
Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar
kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba. Earning per share
merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk
setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66). Oleh karena itu pada
umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon
pemegang saham sangat tertarik akan earning per share. Earning per share
adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.
Earning per share dihitung dengan rumus:
πΈππ = πΏπππ π΅πππ πβ πππ‘πππβ πππππ β π·ππ£ππππ ππβππ ππππππππ
π½π’πππβ π πβππ ππππ π π¦πππ πππππππ
Contoh Soal
Pada laporan keuangan, informasi laba/rugi perusahaan disajikan pada laporan
laba/rugi. Di bawah ini (untuk ilustrasi) adalah laporan laba/rugi PT JAK
(angka dalam ribuan):
25
Dan di bawah ini adalah laporan posisi keuangan atau neraca PT. JAK (angka
dalam ribuan):
26
1. Gross Profit Margin
πΊπππ π ππππππ‘ ππππππ =πππππ’ππππ β π»ππππ πππππ πππππ’ππππ
πππππ’ππππ
πΊπππ π ππππππ‘ ππππππ =10.907.000 β 6.082.000
10.907.000= 44%
Interpretasi: Untuk setiap Rp 1 penjualan bersih yang dihasilkan oleh PT
JAK, Rp 0.56 dipergunakan untuk menutup Harga Pokok Penjualan,
sehingga tersisa Rp 0.44 untuk menutup biaya operasional, dan PT JAK
berharap untuk menghasilkan profit.
2. Net Profit Margin
πππ‘ ππππππ‘ ππππππ =πΏπππ π΅πππ πβ πππ‘πππβ πππππ
πππππ’ππππ
πππ‘ ππππππ‘ ππππππ =979.000
10.907.000 = 9%
Interpretasi: Untuk setiap Rp 1 dari penjualan netto yang dihasilkan, laba
bersih yang tersisa hanya Rp 0.09. Sedangkan yang Rp 0.91 habis untuk
menutup HPP, biaya operasional dan pajak.
3. Rentabilitas Ekonomi
π πππ‘ππ‘ππππππ‘ππ πΈππππππ =πΏπππ ππππ πβ π πππππ’π πππππ
πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£π (ππ ππ‘)
π πππ‘ππ‘ππππππ‘ππ πΈππππππ =1.446.000
10.715.000 = 13,5%
Interpretasi: Untuk setiap Rp 1 Aset yang digunakan, PT JAK hanya
mampu menghasilkan Rp 0.135 Laba Usaha. PT JAK mampu
menghasilkan Laba Usaha 13,5% dari total Aset yang digunakan.
4. Return On Investment
π ππΌ = πΏπππ π΅πππ πβ πππ‘πππβ πππππ
πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£π
π ππΌ = 979.000
10.715.000=9,14 %
27
Interpretasi: Untuk setiap Rp 1 Aset yang digunakan, PT JAK hanya
mampu menghasilkan Rp 0.091 Laba Bersih. Bisa juga dikatakan, PT JAK
hanya mampu menghasilkan Laba Bersih 9.14% dari total Aset yang
digunakan.
5. Return On Equity
π ππ‘π’ππ ππ πΈππ’ππ‘π¦ = πΏπππ π΅πππ πβ πππ‘πππβ πππππ
πΈππ’ππ‘ππ
π ππ‘π’ππ ππ πΈππ’ππ‘π¦ = 979.000
2.071.000 = 47,3%
Interpretasi: Untuk setiap Rp 1 yang diinvestasikan pada PT JAK,
pemegang saham memperoleh tambahan nilai ekuitas Rp 0.473. Dari total
investasi pada PT JAK, pemegang saham memperoleh kenaikan nilai
ekuitas hampir separuhnya yakni 47.3%.
6. Earning Per Share
πΈππ = πΏπππ π΅πππ πβ πππ‘πππβ πππππ β π·ππ£ππππ ππβππ ππππππππ
π½π’πππβ π πβππ ππππ π π¦πππ πππππππ
πΈππ = 979.000
420.000 ππππππ (πππ πππππ) = Rp 2,33
Interpretasi: Setiap satu lembar saham biasa, memperoleh Rp 2,33
28
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Membuat laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai
cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan
lain) serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Laporan keuangan harus dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan
dan juga dapat dibandingkan. Laporan keungan dibuat untuk memberikan
informasi tentang isi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan serta
menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-
sumber daya yang dipercayakan.
Laporan keuangan terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi, laporan
ekuitas dan laporan arus kas. Dari laporan-laporan tersebut digunakan untuk
menghitung berbagai macam rasio yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan
rasio profitabilitas.
3.2 Saran
1. Laporan keuangan harus dibuat dengan hati-hati dan rinci karena dengan
membuat laporan keuangan kita dapat menilai untung atau rugi dari usaha
yang kita miliki. Selain itu laporana keungan juga merupakan bentuk
pertanggungjawaban kita terhadap penggunaan sumber daya.
2. Semua rasio keuangan diharapkan dapat dihitung agar kita mengetahui
berapa rupiah yang dihasilkan dari setiap asset yang kita miliki
DAFTAR PUSTAKA
Mulya, Budi Pandu. 2013.
https://pandubudimulya.wordpress.com/2013/11/25/menghitung-rasio-
likuiditas-solvabilitas-rentabilitas-dan-perputaran-piutang-pt-colorpak-
indonesia-tbk/. Diakses pada: 5 November 2015, 19:19 WIB
Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan,
BPFE,Yogyakarta.
Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Schall, Lawrence D, Charles W. Haley, 1991. Introduction to Financial
Management, Sixthy Edition, MC Graw Hill Book inc, New York.
Sugiono, Arief dan Edy Untung. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan
Keungan: Pengetahuan Dasar bagi Mahasaiswa dan Praktisi Perbankan.
Jakarta: Grasindo.
Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Zimmerer, Thomas W, dan Norman M. Scarborough. 2008. Kewirausahaan &
Manajemen Usaha Kecil 2 (ed.5) β Koran. Jakarta: Salemba Empat.