Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

32
i MAKALAH MANAGEMEN KEFARMASIAN ANALISI KEUANGAN Disusun oleh: Home Group 1 1. Fitri Rina Wulandari (1206244062) 2. Frans Putra N.S (1106067305) 3. Jauza Nurrianti (1206260160) 4. Maulidya Augustine (1206210995) 5. Nurul Azizah (1206211152) FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA 2015

description

Makalah Managemen Kefarmasian: Analisis Keuangan

Transcript of Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

Page 1: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

i

MAKALAH MANAGEMEN KEFARMASIAN

ANALISI KEUANGAN

Disusun oleh:

Home Group 1

1. Fitri Rina Wulandari (1206244062)

2. Frans Putra N.S (1106067305)

3. Jauza Nurrianti (1206260160)

4. Maulidya Augustine (1206210995)

5. Nurul Azizah (1206211152)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA

2015

Page 2: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

limpahan rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul

β€œAnalisi Keuangan” ini dengan baik.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Eme Stepani Sitepu selaku dosen

pembimbing mata kulian managemen kefarmasian yang telah membimbing kami

dan membantu terselesaikannya makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari masih banyak kesalahan

dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami mohon maaf jika terdapat

banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan makalah ini. Kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki

kekuarangan kami di masa yang akan datang.

Depok, 17 Desember 215

Penulis

Page 3: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi ii

BAB I Pendahuluan 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Rumusan Masalah 2

1.3.Tujuan Penulisan 2

BAB II ISI 3

2.1. Definisi Laporan Keuangan 3

2.2 Tujuan Laporan Keuangan 3

2.3. Karakteristik Laporan Keuangan 3

2.4. Jenis Laporan Keuangan 4

2.4.1. Neraca 4

2.4.2. Laba Rugi 6

2.4.3. Laporan Perubahan Ekuitas dan Perubahan Arus Kas 10

2.4.4. Rasio Keuangan 11

2.4.4.1. Rasio Liquiditas 11

2.4.4.2. Rasio Aktivitas 15

2.4.4.3.Rasio Profitabilitas 22

BAB III PENUTUP 28

3.1. Kesimpulan 28

3.2. Saran 28

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan alat yg sangat penting untuk mendapatkan

informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh

perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti jika diperbandingkan dan

dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yg dapat mendukung

keputusan yg diambil. Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh

pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil

operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk

menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan

kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisis keuangan bermanfaat bagi

pihak manajemen untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi,

pengembangan karier, bagi pemegang saham untuk mengetahui kinerja

perusahaan, pendapatan, keamanan investasi, bagi kreditor untuk mengetahui

kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya, bagi pemerintah untuk

menghitung pajak, persetujuan untuk go public, dan bagi karyawan agar

penghasilan yang memadai, meningkatkan kualitas hidup, dan keamanan kerja.

Ananlisis keuangan sangat diperlukan tidak hanya pada perusahaan ataupun

organisasi yang berorientasi laba. Namun, juga diperlukan pada organisasi nirlaba,

seperti pada rumah sakit atau kegiatan usaha lain seperti apotek. Umumnya

sebuah kefaramasian baik di ruam sakit, apotek, ataupun perusahaan farmasi

didirikan dengan tujuan untuk memberikan suatu pelayanan kesehatan,

dibutuhkan oleh pasien dalam batas-batas kemampuan teknologi dan sarana yang

disediakan. Maka dalam hal ini pihak manajemen dituntut mampu untuk

menggerakkan, mengatur, dan mengkoordinasikan segala hal termasuk keuangan

sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal.

Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai berbagai jenis analisi

keuangan dalam sebuah perusahaan farmasi, apotek, maupun rumah sakit.

Page 5: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

2

1.2. Rumusan Masalah

a. Apakah pengertian laporan keuangan?

b. Apakah tujuan laporan keuangan?

c. Bagaimana jenis- jenis laporan keuangan?

d. Apakah yang dimaksud rasio keuangan?

1.3. Tujuan Penulisan

a. Menjelaskan pengertian laporan keuangan.

b. Menjelaskan tujuan laporan keuangan.

c. Menjelaskan jenis- jenis laporan keuangan.

d. Menjelaskan rasio keuangan.

Page 6: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

3

BAB II

ISI

2.1. Definisi Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan merupakan

bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya

meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posiis keuangan (yang

disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana,

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral

dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk jadwal dan informasi

tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, seperti informasi keuangan

segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi dan merupakan

informasi historis. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, mengukur dan

melaporkan informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil

keputusan yang tepat bagi pemakai informasi tersebut (M. Sadeli, 2002).

2.2. Tujuan Laporan Keuangan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 menyatakan bahwa

tujuan penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Memberikan informasi tentang isi keuangan, kinerja, dan arus kas

perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi

b. Menujukan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-

sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

2.3. Karakteristik Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan yang berguna

bagi pemakai informasi harus memiliki empat karakteristik kualitatif pokok yaitu

dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan.

Page 7: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

4

a. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ada dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Namun demikian,

informasi kompleks yang seharusnya ada dalam laporan keuangan tidak dapat

dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu

sulit dipahami oleh pemakai tertentu.

b. Relevan

Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses

pengambilan keputusan. Hal ini jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi

pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa

kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di

masa lalu.

c. Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang

menyesatkan, material, dan dapat diandalkan penyajiannya.

d. Dapat dibandingkan

Informasi harus dapat dibandingkan untuk mengidentifikasi kecenderungan

posisi, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan.

2.4. Jenis Laporan Keuangan

2.4.1. Neraca

Definisi Laporan Keuangan Neraca

Neraca, disebut juga laporan posisi keuangan, menyajikan informasi

pada tanggal tertentu tentang asset yang dikuasi perusahan dan sumber

pendanaan terhadap asser tersebut baik yang berasal dari hutang maupun

modal. Sesuai dengan namanya, neraca terdiri dari 2 (dua) sisi yaitu sisi

kiri (debet) dan sisi kanan (kredit). Informasi keuangan tentang asset

lazimnya ditempakan di sisi kiri, sedangkan informasi utang dan ekuitas

ditempatkan di sisi kanan.

Page 8: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

5

Contoh Laporan Keuangan Neraca

Komponen dalam Neraca

Dalam neraca ada beberapa kompenen yaitu aktiva, kewajiban atau yang

sering disebut utang, dan komponen terakhir adalah ekuitas (modal).

a. Aktiva

Menurut Kasmir (2010:39), aktiva didefinisikan sebagai

β€œHarta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat

tertentu maupun periode tertentu. Klasifikasi aktiva terdiri atas aktiva

lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya.”

Aktiva lancar adalah harta atau kekayaan yang segera dapat

diuangkan (ditunaikan) pada saat dibutuhkan dan paling lama satu

tahun.

Aktiva tetap adalah harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan

dalam jangka panjang lebih dari satu tahun.

Page 9: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

6

b. Kewajiban

Kewajiban (utang) menurut Keown (2004:37) adalah β€œSumber

pembiayaan dari kredit oleh para penyalur atau suatu pinjaman dari

bank.” Menurut Soemarso (2004:230), kewajiban digolongkan

menjadi kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.

Kewajiban lancar adalah kewajiban-kewajiban yang akan jatuh

tempo dalam satu tahun atau dalam satu siklus kegiatan normal.

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban-kewajiban yang jatuh

tempo lebih dari satu tahun.

c. Ekuitas

Menurut Kasmir (2010:44), modal (ekuitas) merupakan hak yang

dimiliki perusahaan.

2.4.2. Laba Rugi

Definisi Laporan Keuangan Laba/Rugi

Menurut Van Horne (2009:193), laporan laba rugi adalah ringkasan dari

pendapatan (masuk) dan biaya (keluar) selama periode waktu tertentu,

diakhiri dengan menghitung laba bersih atau rugi bersih dalam periode

tersebut.

Tujuan Laporan Keuangan Laba/Rugi

1. Mengetahui besaran pajak yang akan dikenakan kepada suatu

perusahaan.

2. Mengevaluasi dan mengecek history perolehan laba tiap tahun.

3. Mengecek efisiensi usaha berdasarkan nilai biaya usaha.

Bentuk Laporan Laba/Rugi

Terdapat dua bentuk laporan laba/rugi, antara lain:

2. Langkah tunggal (single step)

Laba/rugi merupakan selisih antara semua pendapatan dan semua

biaya. Perhitungan laba/rugi dilakukan dengan cara

mengelompokkan semua pendapatan dan menguranginya dengan

Page 10: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

7

semua biaya (tanpa memisahkan pendapata (biaya) operasional dari

pendapatan (biaya) non-operasional).

3. Langkah bertahan (multi step)

Laporan laba/rugi disusun dalam beberapa kelompok. Pada

kelompok pertama, perusahaan menghitung laba/rugi yang diperoleh

dari kegiatan operasional (selisih antara pendapatan operasional dan

biaya operasional). Kelompok selanjutnya, perusahaan menghitung

laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan non-operasional (selisih antara

pendapatan non-operasional dan biaya non- operasional).

Cara Penyusunan Laporan Laba/Rugi:

Sebelum membuat laporan laba rugi, tulislah semua akun pendapatan

dan akun biaya ke kolom Laba/Rugi di neraca lajur. Akun biaya

seharusnya berada di sisi debet, sedangkan akun pendapatan berada di

sisi kredit. Selisih total pendapatan dan total biaya merupakan laba/rugi

dan dicantumkan di baris β€œPenghitungan laba/rugi”. Jika perusahaan

menghasilkan laba maka dicantumkan di Debet di kolom Laba/Rugi

yang terdapat di neraca lajur. Dan sebaliknya jika perusahaan mengalami

rugi maka dicantumkan di sisi Kredit. Penulisan laba di Debet semata-

mata untuk menyeimbangkan saldo Debet dan Kredit di kolom

Laba/Rugi yang terdapat di neraca lajur. Setelah itu, secara berurutan,

lakukan hal-hal berikut ini untuk membuat laporan laba/rugi:

1. Tulislah nama perusahaan, phrasa β€œLaporan Laba/Rugi” dan periode

laporan.

2. Untuk bentuk laporan langkah tunggal:

a. Cantumkan akun-akun pendapatan dan informasi nilai rupiahnya

untuk masing-masing akun pendapatan, dimulai dari pendapatan

operasional diikuti dengan pendapatan non-operasional.

b. Jumlahkan semua pendapatan dan berilah keterangan β€œTotal

Pendapatan”

Page 11: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

8

c. Cantumkan akun-akun biaya dan informasi rupiahnya untuk

masing-masing akun biaya, dimulai dari biaya-biaya operasional

diikuti dengan biaya non-operasional.

d. Jumlahkan semua biaya dan berilah keterangan β€œTotal Biaya”

e. Hitunglah selisih antara pendapatan dan biaya. Berilah

keterangan β€œLaba (Rugi)”. Jika rugi, selisih ditulis dalam tanda

kurung.

Contoh Laporan Keuangan Laba/Rugi – Langkah Tunggal

3. Untuk laporan langkah bertahap:

a. Cantumkan akun-akun pendapatan operasional dan informasi

nilai rupiah untuk masing-masing akun pendapatan tersebut.

b. Jumlahkan semua pendapatan operasional dan berilah

keterangan β€œTotal Pendapatan Operasional”.

Page 12: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

9

c. Cantumkan akun-akun biaya operasional dan informasi nilai

rupiahnya untuk masing-masing akun biaya tersebut.

d. Jumlahkan semua biaya operasional dan berilah keterangan

β€œTotal Biaya Operasional”

e. Hitunglah selisih pendapatan operasional dengan biaya

operasional. Berilah keterangan β€œLaba (Rugi) Operasional”. Jika

rugi, tulislah selisih tersebut dalam tanda kurung.

f. Untuk kegiatan non-operasional, lakukan langkah-langkah yang

sama dari 3a s/d 3e.

g. Hitunglah β€œLaba (Rugi) Bersih” dengan menjumlahkan β€œLaba

(Rugi) Operasional” dan β€œLaba (Rugi) Non-Operasional”

Contoh Laporan Keuangan Laba/Rugi – Langkah Bertahap

Page 13: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

10

2.4.3. Laporan Perubahan Ekuitas dan Perubahan Arus Kas

2.4.3.1.Laporan Perubahan Ekuitas

Definisi Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan yang menggambarkan jumlah modal yang dimiliki saat ini

serta sebab-sebab berubahnya modal. Laporan perubahan ekuitas,

kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang

saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan

jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan

selama periode yang bersangkutan.

Contoh Laporan Perubahan Ekuitas (Modal)

2.4.3.2.Laporan Arus Kas

Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan

para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih

perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan

kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam

rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2,

2009). Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan

para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan

Page 14: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

11

membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash

flow) dari berbagai perusahaan.

Contoh Laporan Arus Kas

2.4.4. Rasio Keuangan

2.4.4.1.Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas dapat digunakan untuk mengukur kemampuan suatu

perusahaan dalam hal membayarkan kewajiban-kewajiban finansial

jangka pendek perusahaan tersebut yang akan jatuh tempo atau yang

perlu segera dilakukan pembayaran. Menurut John J. Hampton, rasio

likuiditas bertujuan untuk menguji keccukupan dana, solvency

perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban

yang segera harus dipenuhi (Sugiono dan Untung. 2008).

Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang baik maka perusahaan

tersebut bukan hanya dapat membayarkan kewajiban finansial secara

tepat waktu akan tetapi juga dapat memiliki kas yang cukup untuk

memanfaatkan peluang usaha yang muncul.

Jenis-jenis rasio likuiditas:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan salah satu rasio untuk mengukur

likuiditas jangka pendek perusahaan yang paling sering digunakan.

Rasio lancar ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

Page 15: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

12

membayarkan kewajiban finansialnya yang akan jatuh tempo melalui

harta/aset lancar yang dimiliki perusahaan tersebut. Yang termasuk ke

dalam aset lancar, yaitu kas,piutan atau tagihan lain, persediaan dan

surat-surat berharga jangka pendek. Rasio lancar yang disarankan oleh

penganalisis paling tidak 2:1 (dimana dua dolar aset lancar untuk

membayarkan setiap dolar kewajiban lancar). Semakin tinggi rasio

lancar yang dimiliki suatu perusahaan maka semakin kuat pula posisi

kondisi keuangan perusahaan tersebut. rasio lancar ini dapat dihitung

dengan rumus:

Rasio Lancar =Aset Lancar

Kewajiban Jangka Pendek

Jika suatu perusahaan memiliki aset lancar 1,5 X dapat diartikan

bahwa setiap Rp.1,- kewajiban finansial yang harus dibayarkan

perusahaan tersebut dijamin pembayarannya oleh Rp.1,5,- aset lancar

yang dimiliki perusahaan tersebut. Apabila mengukur tingkat likuiditas

dengan menggunakan current ratio sebagai alat pengukurnya, maka

tingkat likuiditas atau current ratio dapat dipertinggi dengan cara

(Riyanto, 2001:28):

a. Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah

aktiva lancar.

b. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi

jumlah utang lancar.

c. Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan

mengurangi aktiva lancar.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Melalui rasio cepat kita dapat mengetahui kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek

perusahaan dengan aset lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

Persediaan merupakan salah satu jenis aset lancar, akan tetapi

persediaan tidak dimasukkan dalam aset lancar pada perhitungan ini

karena persediaan merupakan aset lancar yang tidak likuid (Sugiono

dan Untung. 2008). Dikatakan tidak likuid dikarenakan proses yang

Page 16: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

13

dilalui untuk merubah persediaan menjadi kas sangat panjang dan sulit.

Rasio cepat yang cukup memuaskan adala 1:1. Rasio dibawah 1;1 dapat

menggambarkan bahwa perusahaan tersebut terlalu bergantung pada

persediaan dan penjualan yang akan datang untuk membayarkan

kewajiban atau utang-utang jangka pendeknya. Sedangkan apabila rasio

lebih besar dari 1:1 menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki

kondisi keuangan yang sangat aman (Zimmerer dan Scarborough.

2008). Rasio cepat dapat dihitung dengan rumus:

Rasio Cepat =Total Aset Lancar βˆ’ Persediaan

Total Kewajiban Jangka Pendek

Jika perusahaan memiliki rasio cepat sebesar 0,9X dapat

diartikan bahw setiap Rp.1,- hutang lancar yang harus segera

dibayarkan perusahaan tersebut dapat dijamin oleh Rp.0,9 kas dan

piutang yang ada tanpa harus menunggu hasil dari penjualan persediaan

yang dimiliki perusahaan (Sugiono dan Untung. 2008).

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio cepat ini dapat menunjukkan kemampuan perusahaan

membayarkan kewajiban finansial yang harus segera dibayar tanpa

mengubah aset lancar bukan kas (piutang dagang dan persediaan) yang

dimiliki menjadi kas. Rasio ini merupakan rasio perbandingan antara

kas yang terdapat pada perusahaan dan yang terdapat di bank

dibandingkan dengan total hutang lancaryang harus segera dibayarkan

perusahaan (Sugiono dan Untung. 2008). Cash ratio dapat dihitung

dengan rumus:

Rasio Kas =Kas

Total Kewajiban Jangka Pendek

Jadi, jika perusahaan memiliki rasio kas sebesar 0,2X maka dapat

diartikan bahwa setiap Rp.1,- kewajiban finansial yang harus dibayar

perusahaan tersebut dapat dilunasi dengan Rp.0,2 kas yang dimilikinya.

4. Rasio Aliran Kas (Cash Flow Liquidity Ratio)

Cara lain untuk mengetahui likuiditasi suatu perusahaan dalam

membayarkan kewajiban jangka pendeknya adalah melalui rasio aliran

Page 17: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

14

kas. Rasio ini dapat digunakan karena pembilang yang digunkana dalam

perhitungan merupakan kas dan setara dengan kas dan diikutsertakan

dalam arus kas dari hasil operasi perusahaan tersebut. Rasio aliran kas

dapat dihitung dengan rumus:

Rasio Aliran Kas =Kas + Surat Berharga + CF π‘“π‘Ÿπ‘œπ‘š π‘œπ‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘–π‘œπ‘›

Total Kewajiban Jangka Pendek

Contoh perhitungan rasio likuiditas dapat dilihat dari contoh

berikut

β€’ π‘Ήπ’‚π’”π’Šπ’ 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 =𝑨𝒔𝒆𝒕 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

π‘²π’†π’˜π’‚π’‹π’Šπ’ƒπ’‚π’ π‘±π’‚π’π’ˆπ’Œπ’‚ π‘·π’†π’π’…π’†π’Œ

Pada tahun 2010, CR = 227.819.168.461

123.450.557.939 = 1,845

Kesimpulan: setiap Rp.1 utang lancar dijamin oleh 1,8 harta lancar

atau perbandingannya antara aktiva lancar dengan hutang lancar

adalah 1,8 : 1

β€’ π‘Ήπ’‚π’”π’Šπ’ π‘ͺ𝒆𝒑𝒂𝒕 =𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕 π‘³π’‚π’π’„π’‚π’“βˆ’π‘·π’†π’“π’”π’†π’…π’Šπ’‚π’‚π’

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 π‘²π’†π’˜π’‚π’‹π’Šπ’ƒπ’‚π’ π‘±π’‚π’π’ˆπ’Œπ’‚ π‘·π’†π’π’…π’†π’Œ

Pada tahun 2010, QR = 227.819.168.461 – 82.424.270.814

123.450.557.939 = 1.17

Kesimpulan: Quick ratio industri-industri umumnya adalah 0,5

kali sedangkan PT.COLORPACK INDONESIA 1,17 maka

Page 18: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

15

keadaanya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang

walaupun sudah dikurangi persediaan.

β€’ π‘Ήπ’‚π’”π’Šπ’ 𝑲𝒂𝒔 =𝑲𝒂𝒔

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 π‘²π’†π’˜π’‚π’‹π’Šπ’ƒπ’‚π’ π‘±π’‚π’π’ˆπ’Œπ’‚ π‘·π’†π’π’…π’†π’Œ

Pada tahun 2010, Rasio kas = 9.435.631.304

123.450.557.939= 0.076

Kesimpulan: setiap Rp.1,- kewajiban finansial yang harus dibayar

perusahaan tersebut dapat dilunasi dengan Rp.0,076 kas yang

dimilikinya.

2.4.4.2.Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan

dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya termasuk sumber

dana. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat

penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio aktivitas (activity

ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan

dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini bertujuan untuk

mengukur jangka waktu penagihan piutang selama satu periode atau berapa

kali dana yang diinvestasikan dalam piutang ini berputar dalam satu periode.

Selain itu, rasio aktivitas juga bertujuan untuk menghitung jumlah hari piutang

tersebut rata-rata tidak dapat ditagih. Terdapat beberapa jenis rasio aktivitas

yaitu rasio perputaran aktiva, rasio perputaran modal kerja, rasio perputaran

aktiva tetap, rasio perputaran sediaan, perputaran piutang, dan hari rata-rata

penagihan piutang.

a) Rasio Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)

Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan

total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan

perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turn

over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan

keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan

tertentu (Syamsuddin, 2009:19).

Page 19: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

16

Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran

aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin

baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba

dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam

menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat

memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan

atau diperbesar.

b) Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan

modal kerja bersih. Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi utang

lancar.

Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto)

berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan

(Riyanto, 2008:335). Periode perputaran modal kerja (working capital turn

over period) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-

komponen modal kerja sampai dimana saat kembali menjadi kas. Makin

pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran atau makin tinggi.

Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung berapa lama

periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja

tersebut.

c) Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turnover)

Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap.

Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang

tertanam pada harta tetap seperti peralatan, dalam rangka menghasilkan

penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap

rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2003:17). Rasio ini

Page 20: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

17

berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan

aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.

Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas

terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau

mungkin disebabkan halhal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang

berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi

semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap

tersebut.

d) Rasio Perputaran Persediaan (inventory turnover)

Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam

persediaan berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari

persediaan dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334). Rasio

perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang..

Ada dua masalah yang timbul dalam perhitungan dan analisis rasio

perputaran persediaan. Pertama, penjualan dinilai menurut harga pasar

(market price), persediaan dinilai menurut harga pokok penjualan (at Cost),

maka sebenarnya rasio perputaran persediaan (at cost) digunakan untuk

mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan rasio yang dihitung

dengan membagi penjualan dengan persediaan mengukur perputaran

persediaan dalam kas (Sawir, 2003:15).

e) Rasio Perputaran Piutang (receivable turn over)

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana

Page 21: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

18

yang diinvestasikan dalam piutang ini berputar dalam satu peiode. Rumus

untuk mencari receivable turn over adalah sebagai berikut:

Perputaran Piutang =Penjualan Kredit

Piutang rata βˆ’ rata

f) Hari Rata-rata penagihan Piutang (Days of Receivable)

Days of receivable merupakan rasio yang menunjukkan jumlah hari piutang

tersebut rata-rata tidak dapat ditagih. Persamaan untuk mencari rasio

tersebut adalah sebagai berikut:

π·π‘Žπ‘¦π‘  π‘œπ‘“ π‘Ÿπ‘’π‘π‘’π‘–π‘£π‘Žπ‘π‘™π‘’ =Piutang rata βˆ’ rata Γ— 360

Penjualan Kredit

Contoh Menghitung Rasio Aktivitas

Neraca PT. Yumiko Maharani, Tbk.

Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)

.

Pos-Pos Neraca 2005 2006

Aktiva Lancar

Kas 250 260

Giro 350 300

Surat-surat berharga 140 160

Piutang 550 360

persediaan 250 310

Aktiva lancar lainnya 100 150

Total aktiva lancar (Current Asset) 1.640 1.340

Aktiva Tetap

Tanah 900 1.000

Mesin 1.050 1.050

Page 22: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

19

Kendaraan 650 750

Akumulasi Penyusutan (200) (250)

Total Aktiva Tetap 2.400 2.550

Aktiva Lainnya

Total Aktiva Lainnya 160 110

Total Aktiva 4.200 4.000

Utang Lancar

Utang Bank (10%) 500 550

Utang dagang 200 200

Utang lainnya 50 0

Total utang lancar 750 750

Utang jangka panjang

Utang bank (10%) 900 750

Utang obligasi (8%) 400 400

Total utang jangka panjang 1.300 1.150

Ekuitas

Modal setor 1.600 1.600

Cadangan laba 650 500

Total ekuitas 2.250 2.100

Total pasiva 4.200 4.000

Neraca PT. Yumiko Maharani, Tbk

Laporan Laba Rugi

Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)

Komponen R/L 2005 2006

Total penjualan 5.950 5.550

Harga Pokok Penjualan 4.050 3.850

Laba Kotor 1.900 1.700

Biaya Operasi

Page 23: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

20

Biaya umm dan administrasi 185 200

Biaya penjualan 145 180

Biaya lainnya 40 30

Total biaya operasi 370 410

Laba kotor operasi 1530 1.290

Penyusutan 200 250

Pendapatan bersih operasi 1.330 1.040

Pendapatan lainnya 470 260

DEBIT 1.800 1.300

Biaya bunga

Bunga bank 140 130

Bunga obligasi 40 40

Total Biaya bunga 1.440 1.340

EBT 1.620 1.130

Pajak (20%) 324 226

EAIT 1.296 904

Earning per share

Menghitung rasio aktivitas dengan :

a. Rasio Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)

R u mus :

D i k : T ot a l pen j u a l an = pen ju a l an

T o t a l ak t i va

U n tuk t ahun 2 00 5

T ot a l a s s e t s t u r n o v e r a t au 1 , 42 k a l i perputaran total

aktiva tahun 2005 sebanyak 1,42 kali. Artinya, setiap Rp.1,-

aktiva dapat menghasilkanRp. 1,42 penjualan.

U n tuk t ahun 2 00 6

Page 24: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

21

T o t a l a s s e t s t u rn ov e r a t au 1 ,4 k a l i perputaran total

aktiva tahun 2006 sebanyak 1,4 kali. Artinya setiap Rp.1,-

aktiva dapat menghasilkan Rp. 1,4 penjualan.

b. Rasio Perputaran modal kerja

Rumus :

Diketahui: Total penjualan = penjualan

Untuk tahun 2005

Perputaran modal kerja 6,68 atau 6,7 kali. Perputaran modal kerja

tahun 2005 sebanyak 6,7 kali, artinya setiap Rp.1,- modal

kerja dapat menghasilkan Rp. 6,7 penjualan.

Untuk tahun 2006

Perputaran modal kerja 9,406 atau 9,4 kali. Perputaran modal kerja

tahun 2006 sebanyak 9,4 kali, artinya setiap Rp.1,- modal

kerja dapat menghasilkan Rp. 9,4 penjualan.

c. Fi x ed Ass e t Tu rn O v er

R u mus :

D i k : T o t a l p en j ua l an = p en j u a l an

To t a l ak t i va t e t ap

U n tuk t ahun 2 00 5

Page 25: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

22

T o t a l a s s e t s t u rn ov e r 2 , 47 9 a t au 2 , 5 k a l i perputaran

aktiva tetap tahun 2005 sebanyak 2,5 kali. Artinya setiap

Rp. 1,- aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 2,5 penjualan.

U n tuk t ahun 2 00 6

T ot a l a s s e t s t u r n ov e r 2 , 17 6 a t au 2 , 2 k a l i perputaran

aktiva tetap tahun 2006 sebanyak 2,2 kali. Artinya setiap

Rp. 1,- aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 2,2 penjualan.

2.4.4.3.Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan

juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam

melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari

laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini

disebut juga rasio rentabilitas.

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada

seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan

sebagainya (Syafri, 2008:304).

Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)

Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan

penjualan. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan

manajemen perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok

penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan penjualan

(Syamsuddin, 2009:61).

πΊπ‘Ÿπ‘œπ‘ π‘  π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘“π‘–π‘‘ π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘–π‘› =π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› βˆ’ π»π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘ƒπ‘œπ‘˜π‘œπ‘˜ π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›

π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›

2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin

Page 26: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

23

tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

𝑁𝑒𝑑 π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘“π‘–π‘‘ π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘–π‘› =πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘†π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜

π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›

3. Rentabilitas Ekonomi/ daya laba besar/ basic earning power

Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak

terhadap total aset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa

besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat

pengembalian atau pendapatan. Rentabilitas Ekonomi menunjukkan

kemampuan total aset dalam menghasilkan laba. Rentabilitas ekonomi

mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya

yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir, 2009:19).

Rentabilitas ekonomi dapat ditentukan dengan mengalikan operating profit

margin dengan asset turnover. Rendahnya Rentabilitas Ekonomi tergantung

dari (Sawir, 2009:19):

π‘…π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘‘π‘–π‘π‘–π‘™π‘–π‘‘π‘Žπ‘  πΈπ‘˜π‘œπ‘›π‘œπ‘šπ‘– =πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘†π‘’π‘π‘’π‘™π‘’π‘š π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž

4. Return on Investment

Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah

pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio

yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam

menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia

didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).

Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on

investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih

diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63).

𝑅𝑂𝐼 = πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘†π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž

Atau dapat juga dihitung dengan: ROI = Net profit margin x

Assets turn over

5. Return on Equity

Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah

pajak dengan total ekuitas.

Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh

Page 27: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

24

manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif,

mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik

modal sendiri (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal

sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.

π‘…π‘’π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘› 𝑂𝑛 πΈπ‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦ = πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘†π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜

πΈπ‘˜π‘’π‘–π‘‘π‘Žπ‘ 

6. Earning Per Share (EPS)

Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar

kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba. Earning per share

merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk

setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66). Oleh karena itu pada

umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon

pemegang saham sangat tertarik akan earning per share. Earning per share

adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.

Earning per share dihitung dengan rumus:

𝐸𝑃𝑆 = πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘†π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜ βˆ’ 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘“π‘’π‘Ÿπ‘’π‘›

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š π‘π‘–π‘Žπ‘ π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿ

Contoh Soal

Pada laporan keuangan, informasi laba/rugi perusahaan disajikan pada laporan

laba/rugi. Di bawah ini (untuk ilustrasi) adalah laporan laba/rugi PT JAK

(angka dalam ribuan):

Page 29: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

26

1. Gross Profit Margin

πΊπ‘Ÿπ‘œπ‘ π‘  π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘“π‘–π‘‘ π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘–π‘› =π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› βˆ’ π»π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘ƒπ‘œπ‘˜π‘œπ‘˜ π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›

π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›

πΊπ‘Ÿπ‘œπ‘ π‘  π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘“π‘–π‘‘ π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘–π‘› =10.907.000 βˆ’ 6.082.000

10.907.000= 44%

Interpretasi: Untuk setiap Rp 1 penjualan bersih yang dihasilkan oleh PT

JAK, Rp 0.56 dipergunakan untuk menutup Harga Pokok Penjualan,

sehingga tersisa Rp 0.44 untuk menutup biaya operasional, dan PT JAK

berharap untuk menghasilkan profit.

2. Net Profit Margin

𝑁𝑒𝑑 π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘“π‘–π‘‘ π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘–π‘› =πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘†π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜

π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›

𝑁𝑒𝑑 π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘“π‘–π‘‘ π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘–π‘› =979.000

10.907.000 = 9%

Interpretasi: Untuk setiap Rp 1 dari penjualan netto yang dihasilkan, laba

bersih yang tersisa hanya Rp 0.09. Sedangkan yang Rp 0.91 habis untuk

menutup HPP, biaya operasional dan pajak.

3. Rentabilitas Ekonomi

π‘…π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘‘π‘–π‘π‘–π‘™π‘–π‘‘π‘Žπ‘  πΈπ‘˜π‘œπ‘›π‘œπ‘šπ‘– =πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘ π‘’π‘π‘’π‘™π‘’π‘š π‘π‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž (π‘Žπ‘ π‘’π‘‘)

π‘…π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘‘π‘–π‘π‘–π‘™π‘–π‘‘π‘Žπ‘  πΈπ‘˜π‘œπ‘›π‘œπ‘šπ‘– =1.446.000

10.715.000 = 13,5%

Interpretasi: Untuk setiap Rp 1 Aset yang digunakan, PT JAK hanya

mampu menghasilkan Rp 0.135 Laba Usaha. PT JAK mampu

menghasilkan Laba Usaha 13,5% dari total Aset yang digunakan.

4. Return On Investment

𝑅𝑂𝐼 = πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘†π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž

𝑅𝑂𝐼 = 979.000

10.715.000=9,14 %

Page 30: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

27

Interpretasi: Untuk setiap Rp 1 Aset yang digunakan, PT JAK hanya

mampu menghasilkan Rp 0.091 Laba Bersih. Bisa juga dikatakan, PT JAK

hanya mampu menghasilkan Laba Bersih 9.14% dari total Aset yang

digunakan.

5. Return On Equity

π‘…π‘’π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘› 𝑂𝑛 πΈπ‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦ = πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘†π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜

πΈπ‘˜π‘’π‘–π‘‘π‘Žπ‘ 

π‘…π‘’π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘› 𝑂𝑛 πΈπ‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦ = 979.000

2.071.000 = 47,3%

Interpretasi: Untuk setiap Rp 1 yang diinvestasikan pada PT JAK,

pemegang saham memperoleh tambahan nilai ekuitas Rp 0.473. Dari total

investasi pada PT JAK, pemegang saham memperoleh kenaikan nilai

ekuitas hampir separuhnya yakni 47.3%.

6. Earning Per Share

𝐸𝑃𝑆 = πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘†π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜ βˆ’ 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘“π‘’π‘Ÿπ‘’π‘›

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š π‘π‘–π‘Žπ‘ π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿ

𝐸𝑃𝑆 = 979.000

420.000 π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ (π‘šπ‘–π‘ π‘Žπ‘™π‘˜π‘Žπ‘›) = Rp 2,33

Interpretasi: Setiap satu lembar saham biasa, memperoleh Rp 2,33

Page 31: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

28

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Membuat laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan

laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai

cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan

lain) serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan

keuangan. Laporan keuangan harus dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan

dan juga dapat dibandingkan. Laporan keungan dibuat untuk memberikan

informasi tentang isi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan serta

menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-

sumber daya yang dipercayakan.

Laporan keuangan terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi, laporan

ekuitas dan laporan arus kas. Dari laporan-laporan tersebut digunakan untuk

menghitung berbagai macam rasio yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan

rasio profitabilitas.

3.2 Saran

1. Laporan keuangan harus dibuat dengan hati-hati dan rinci karena dengan

membuat laporan keuangan kita dapat menilai untung atau rugi dari usaha

yang kita miliki. Selain itu laporana keungan juga merupakan bentuk

pertanggungjawaban kita terhadap penggunaan sumber daya.

2. Semua rasio keuangan diharapkan dapat dihitung agar kita mengetahui

berapa rupiah yang dihasilkan dari setiap asset yang kita miliki

Page 32: Managemen Kefarmasaian Analisi Keuangan

DAFTAR PUSTAKA

Mulya, Budi Pandu. 2013.

https://pandubudimulya.wordpress.com/2013/11/25/menghitung-rasio-

likuiditas-solvabilitas-rentabilitas-dan-perputaran-piutang-pt-colorpak-

indonesia-tbk/. Diakses pada: 5 November 2015, 19:19 WIB

Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan,

BPFE,Yogyakarta.

Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan

Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Schall, Lawrence D, Charles W. Haley, 1991. Introduction to Financial

Management, Sixthy Edition, MC Graw Hill Book inc, New York.

Sugiono, Arief dan Edy Untung. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan

Keungan: Pengetahuan Dasar bagi Mahasaiswa dan Praktisi Perbankan.

Jakarta: Grasindo.

Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Zimmerer, Thomas W, dan Norman M. Scarborough. 2008. Kewirausahaan &

Manajemen Usaha Kecil 2 (ed.5) – Koran. Jakarta: Salemba Empat.