Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

39
MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM Model Pengembangan Teori dan Aplikasi Sistem Nama : SUKMAIDI NPM : 1422010020 Prodi : ILMU TARBIYAH Konsentrasi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Dosen : Dr. DEDEN MAKBULLOH, M.Ag. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung

Transcript of Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

Page 1: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM

Model Pengembangan Teori dan Aplikasi Sistem

Nama : SUKMAIDI

NPM : 1422010020

Prodi : ILMU TARBIYAH

Konsentrasi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Dosen : Dr. DEDEN MAKBULLOH, M.Ag.

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung

Program Pasca sarjana

Departemen Agama RI

Page 2: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

TA 2014/2015

MANA NAJEMEN MUTU PENDIDIDKAN ISLAM

Model Pengenbangan Teori dan Aplikasi Sistem Penjaminan Mutu

1. Isu Management Mutu Pendidikan Islama. Masalah Management Mutu

Management mutu dalam bidang pendidikan ,masih tergolong baru dibandingkan dalam management mutu bidang ekonomi industri. Edward sallis mengatakan bahwa gerakan untuk menerapkan management mutu dalam bidang pendidikan dimulaki sejak tahun 1980-an. Para tokoh pendidikan telah mengkajitentang penerapan management mutu di sekolah-sekolah. Robert Kaplan dalam hasil penelitiannya memberikan input pada management mutu di Harvard Bussness School walaupun hanya terbatas pada relevansi kurikulum pendidikan dengan dunia industri. A. Roberts melakukan pecinelitian tentang management mutu dalam aspek kepuasan . orang tua dan dunia kerja ynag menyatakan bahwa terdapat variasi cara mewujudkan kepuasan tersebut.

Para tokoh bidang pendidikan berbeda pandangan tentang teori management mutu, yakni berkaitan dengan cirri-ciri sekolah atau madrasah bermutu dan bagai mana cara mewujudkan ciri-ciri tersebut. Atas dasar ini beberapa teori yang berkembang dalam management mutu sebagai upaya untuk meigkatkan dan menjamin mutu yaitu quality control (CQ), quality assurance (QA), total quqlity control (TQC), total quality management (TQM), dan school base management (SBM). Semua teori menempatkan Quality (mutu) sebagai pusat pengawasan dan evaluasi. Dari beberapa teori tersebut yang menjadi isu popular dalam bidang pendidikan adalah sekolah/madrasah sebagai layanan jasa, kecuali TQM selain pendidikan juga lebih dulu digunakan dalam bidang ekonomi produksisedangkan ketiga teori lainya lebih banyak diterpkan dalam dunia ekonomi industry layanan yang sudah mapan digunakan sebagai strategi untuk memberikan kepuasan pelanggan.

b. Masalah Pendidikan IslamMadrasah dalam wacana internasional menimbulkan kontrasepsi. Keragaman makna

tentang madrasah dapat ditimbulkan sbagai akibat dari karakteristik masing masing lembaga pendidikan islam banyak dilakukan olehpara tokoh Barat, sedangankan tokoh muslim Indonesia masih jarang yang meneliti dari penulis madrasah dalam publikasi internasional.

Page 3: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

Atas dasar permsalahan tersebut, diperlukan karya-karya monumental hasil penelitian yang dikembangkan oleh pemikir pendidikan Islam agar dapat memeberikan warna dalam wacana internasional.

Madrsah sebagai lembaga pendidikan islam formal yang teritegrasi dalam system pendidikan nasional di Indonesia memerlukan manajemen mutu,. Peningkatan peningkatan jumlah madrasah yang umumnya status swasta perlu diimbangi dengan peningkatan mutunya secara terencana dan berkelanjutan. Berkaitan denga hal ini banyak mengundang kritik renadahnya mutu pendidikan madrasah yang notabene memiliki akar sejarah yang kuat dalam masyarakat Indonesia.

Madrasah di Indonesia bagi pemetintahan dan pembuat kebijakan mempunyai kepentingan khusus, yaitu untuk meneruskan system kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Pemerintah telah menempatkan madrasah sama dengan ssekolah yang diatur dalam system pendidikan nasional.

Madrasah dapat menjadi salah satu indikator tingkat kemajuan bangsa Indonesia. Kemajuan bangsa dapat diukur dari tingkat pendidikan madrasah yang myoritas penduduknya muslim.

Paradigm pendidikan diIndonesia sejalan dengan otonomi daerah telah berubah dari paradigm sentralistik menjdi otonomi pendidikan. Paradigma sentralistik telah diketahui banyak menyimpan kelemahan. Kelemahan yang paling menonjol adalah adnya ketergantungan baik dalam teoris maupun praktis di lembaga-lembaga pendidikan karena terbiasa menunggu juklak dan juknis dari pusat. Keajuan lembaga pendidikan tersebut sangat bergantung pada political wiil (kebikjakan) pemerintah pusat. Sedangkan di daerah hingga para kepala madrasah tidak melakukan reaksi-reaksi dan inovasi apapun kecuali melaksanakan perintah dan petunjuk dari pemerintah pusat melalui Kementrian Agama.

Pada masa orde baru para pakar menilai bahwa kelamahan dalam penyelenggaraan pendidikan nasional antara lain : (1) kebijakan pendidikan nsional yang sangat sentralistik, mengabaikan keragaman realitas, kondisi sosial, ekonomi, budaya masyarakat Indonesia di berbagai daerah. (2) Penyelenggaraan kehidupan social lebih berorientasi kepada pencapaian target-target terteuntu, seperti target kurikulum, mengabaikan proses pembelajaran yang, efektif dan mampu menjangkau seluruh ranah dan potensi peserta didik.

Otonomi daerah yang diatur pemerintah di Indonesia sudah memberikan peluang kepada madrsah untuk tumbuh dan berkembang secara mandiri. Masalah yang dihadapi madrasah di Indonesia pada dasarnya sama dengan sekolah yaitu menghadapi tuntutan mutu. Masalah mutu banyak persoalan terkait dengan standar dan pengukuran mutu itu sendiri. Hal ini dipersulit lagi dengan maslah komitmen yang selalu menimbulkan keraguan. Rendahnya kualitas pendidikan tersebut disebabkan oleh tidak adanya komitmen pemerintah terhadap amanat UUD 1945 untuk mewujudkan sistem yang mencerdaskan rakyat.

Page 4: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

Madrasah memerlukan penanganan mutu. Setiap daerah dan setiap madrasah memiliki keunikan dan kebutuhan prioritas yang relatif berbeda. Kebutuhan dasar yang berkembang dalam proses pendidikan tidak dapat diikuti oleh pemerintah pusat. Penerapan kebijakan pendidikan yang sentralistik mengakibatkan madrasah atau sekolah sangat lemah diberbagai kebutuhan dasar pendidikan baik dari segi hardware, software, maupun brainware. Hardware berkaitan dengan pengankat keras berupa berbagai macam fasilitas, sarana, dan prasarana pendidikan dimadrasah seperti bangunan, lahan percobaan, peralatan belajar, peralata administarsi, laboratorium,dan gedung perpustakaan. Software berakaitan dengan perangkat lunak berupa visi, misi, fungsi, dan tujuan pendidikan, termasuk didalamnya kurukulum, silabus, dan program-progrm lainya seperti program audit, dan penjaminan mutu. Sedangkan brainware, berhubungan dengan degree, kualifikasi dan kompetensi sumberdaya manusia yang kurang mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang dapat meningkatkan kualifikasi dan kompetensi mereka.

Undang undang Reepublik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional (UUSPN) bab III pasal 4 ayat 6 mengamanatkan agar pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Undang-unangn tentang Sisdiknas tersebut telah menjadi kesepakatan bersama dan kebutuhan untuk mengatur model system pendidikan nasional.

Standar nasional pendidikan lebih lanjut diatur terperinci secara dalam peraturan pemerintah (PP) RI No 19 Th 2005. Pasl 33 PP tersebut dinyatakan bahwa setandar nasional berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanan, dan pengawasn pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Dengan demikian, tujuan pengeturan standar nasional pendidikan yaitu untuk menjamin mutu pendidikan nasional. Jaminan mutu perlu dilakukan dalam system pendidikan nasional sejak tingkat dasar, menengah hingga pendidikan tinggi. Sebagaimana yang terjadi dalam pedebatan internasional tenteng manajemen mutu yaitu masalah standar. Apakah standar dirumuskan oleh pihak internal atau pikah eksternal. Demikian pula denga pengukura mutunya apakah oleh pihak internal madrasah atau eksternal. Hal ini menjadi perdebatan actual dalam teori manajemen mutu.

Masalah yang dihadapi oleh lebaga pendidikan bukan hanya Karen paradigma, yang sentralistik, tetepi juga banyak tantangan baru yang dihadapi dalam system pendidikan yang menganut paradigm desentralistik dan otonomi,yaitu tingkat kemandidrian dan percaya diri.

Lembaga-lembaga pendidikan islam seperti madrasah faktualnay belum memenuhi standar yang diharapkan baik oleh pemerintah, masyarakat , anak-anak bangsa, maupun para orang tua di keluarga. Memang banayk factor yang dapat memengaruhi mutu pendidikan madrasah. Factor-faktor yang memengaruhi mutu pendidikan sanagt beregam, seperti salah satunya dikemukakan oleh Syafaruddin, yaitu: pemeliharaan gedung yang baik, guru-guru yang profesional, nilai moral tinggi, hasil ujian yang unggul, dukungan orang tua, bisnis, dan masyarakat, bahkan penerapan teknologi, kekuatan kapemimpinan,

Page 5: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

pemeliharaan dan perhatian terhadap pelajar, kurikulum yang tepat, aatu perpaduan berbagai factor. Macam-macam factor tersebut, dapat diklasifikasikan menjadi faktor internal lembaga pendidikan ayng bersangkutan maupun factor eksternal berupa lingkuyngan dan kebijakan pemerintah.

Masalah pokok yang dihadapi oleh madrasah adalah sebagai berikut: 1) rendahnya kemampuan manajerial kepala madrasah, mencangkup : kuarng mampu mengembangkan inovasi pendidikan, kurang menguasai prinsip-prinsip manajemen pendidikan berbasis madrasah kurang manpu mendayagunakan sumberdaya, lemehnya system administrasi dan keuangan, serta kurangnya monitoring dan evaluasi capaian hasil pendidikan; 2) rendahnya kualitas tenaga pengajar mencakup: guru mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan (75% miss mucth) guru kurang menguasai materi, guru kurang menguasai metodologi pengajaran yang efektif, guru kurang menguasai media dan alat pembelajaran, guru kurang mengakses buku-buku dan pengetehuan baru, guru kurang manpu ngoprasikan computer sebgai alat pendukug tugas pokok dan fungsi guru, dan rendahnya insentif : 3) rendahnya dukungan masyarakat, mencakup: kurang partisispasi masyarakat dalam program peningkatan mutu pendidikan madrasah, belum fungsionalnya komite madrasah, lemahnya tingkat ekonomi masyarakat pengguna madrasah.

Masalah pengembangan teori manajemen mutu merupakan masalah yang urgent dalam system pendidiakn madrasah karena banyaknya kritik terhadap madrasah berkaitan dengan masalah mutu yang rendah, seakan akan tidak berjalannya manajemen dengan baik. Faktor manajemen dalam system pendidiakan memiliki kontribusi besar yang akan memengaruhi pada proses-proses belajar mengajar yang akan menghasilkan lulusan, sebab pada akhirnya system pendidikan adalah bertujuan untuk menghasilkan lulusan tertentu ssuai dengan yang disyaratkan daalm standar penddikan. Perubah aruan system budaya, prilaku, daan pembaruan sistem dari yang standar menjadi nilai tambah menjadi prasyarat tercapainya mutu tinggi. Perubahan, kondisi ini lebih dominan ditentukan oleh factor manajemen sebab, dalam manajemen menyatu didalamnya kemampuan mendorong keterlibatan semua anggta yang terkait didalam melaksakan quality improvement ten dalam menrsebut.

c. Perdebatan Teori Manajemen Mutu Pendidikan Manajemen mutu yang dikemukakan Deming dikritisi oleh Jhon C.Anderson, dkk,

yang mnyatakan bahwa deminng sebenarya hanyan memeberikan semacam petunjuk (prescriptive) bukan menjelaskan teori manajemen mutu, sehingga tampak empiris praktis denagn 14 poin sebagai rambu-rambunya.

Nuria Lopes Mielgo dkk, meneliti tentang hubungan antara mutu dan manajemen inovasi yang sudah lumrah bertentangan menurutnya. Hasil penelitianya bahwa walaupun dua kegiatan tersebut adalah komplek tetapi kenyataannya perusahaan-perusahaan yang adalah perusahaan yang mengubah manajemen dengan menemukan manajemen mutu. Menurutnya kemempuan inovasi berhubungan dengan sumber nilai tertentu dan menjadi kemamapuan akumulasi yang melebihi batas baktu sehingga

Page 6: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

memiliki nilai tamabah. Oleh karena itu dalam perusahaan atu organisasi diperlukan standar dan control mutu sehimgga muncul standar terhadap proses dan produk baru.

Sim B.Sitkin, dkk ,mendebat karakteristik totsl quality manajemen dalam pendekatan tradisional yang hanya membatasi diri pada control, control mutu karena tidak mengandung unsure pembelajaran.

Hasil penelitian Reger menyimpulkan bahwa kesuksesan organisasi tergantung pada kemempuan manajemen dalam menyusun model yang dinamis untuk mentransfrmasikan perubahan secara bertahap sesuai prioritas oragnisasi.

T. Ravichardran menyimpulkan bahwa mutu terbaik hanya dicapai jika top manajemen menciptakan infra struktur yang mengenalkan perbaikan dalam desain proses dan menghubungkannya dengan stakeholders.

Manajemen mutu walaupun konotsinya positif tetapi dalam pengembangan manajemen mutu tidak selalu positif sebagai pembelajaran dalam kenyataannya sulit dikembangkan. Jeliaskova meneliti varisi penjaminan mutu dieropa dengan menyimpulkan bahwa dinamika eksternal dan internal sangant memengaruhi desain penjaminan mutu eksternal menjdi model yang ditransfer ari Negara satu kenegara lainnya.

John Biggs meneliti penjaminan mutu dalam dua perdebatan apakah sifatnya retrospective atau prospective. Kesimpulan penelitian Biggs menyatakan bahwa penjaminan mutu itu sifatnya prospective yang mengandung proses Quality Model, Qulity Enhancement, dan Quality feasibility sebagai tahapan pencapaian mutu. Kesimpulan ini bertentangan denagan Bowden yang menyimpulkan bahwa penjaminan mutu adalah pengukuran terhadap apa yang sudah dilaksanakan dalam manajemen.

Jitse D.J. Ameijde dkk, menyimpulkan bahwa kesuksean organisasi ditentukan oleh adanya distribusi kepemimpinan (distributed leadership ) yang membentuk tim, bukan pada perseoranagan pemimpin. Penelitian ini menolak pendapat yang menyatakan bahwa produktifitas ditentukan oleh individu sebagai sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.

Dirkvan Damme menyimpulkan bahwa penjaminan mutu (QA) harus kolaborasi antara pemerintah dan institusi pendidikan dengan pengukuran yang diperluas, walaupun dalam hal kasus mobilitas peneriman peserta didik denagan program yang sangat beragam. Hal ini dengan pertimbangan bahwa stakeholder utama adalah pemerintah yang membutuhkan sumber daya manusia yang handal.

Berdasarkan uraian hasil-hasil peneltian tetang manajemen mutu, perdebatan akademiknya terletak pada pengukuran dan pengelola mutu itu sendiri bukan pada penting tidaknya manajemen mutu.

2. Transformasi Teori Manajemen Mutua. Konsep Mutu Pendidikan

Page 7: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

Pendapat para ahli manajemen mutu bidang industry terdapat dua arus pemikiran tentang konsep mutu: 1) kepuasan pelanggan menjadi target yang harus di capai dalam penjualan produk. Maka dlam pendidikan harus benar-benar memehami apa yang dibutuhkan peserta didik. 2) suatu produk memiliki kualitas apa bila sesusi denagn standar kualitas yang telah ditentukan. Yang menjadi ukuran mutu adalah standardisasi.yang dapat dikembagkan dari waktu kewaktu sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan, mengurangi pengerjaan kembali, tidak pemborosan, mengurangi pembayaran garansi,meningkatkan hasil kinerja yang lebih sempurna.b. Framework Manajemen Mutu dalam Bidang Pendidikan

Manajemen yang berarti pengelolaan. Perkembangan teori manajemen pada dasarnya adalah pemberdayaan semua sumberdaya organisasai serta menggali sumberdaya yang belum tersedia secara terpadu dengan tujuan untuk meningkatkan mutu secara efektif dan efisien.

Sallis mengemukakan bahwa yang penting untuk meninkatkan mutu pendidikan yaitu kepemimpinan, tekad dan drivinngforce untuk mencapai mutu terbaik yang dimulai dari atas (top down process) yaitu :1. Menyenagkan pelanggan melalui pertemuan, diskusi, daftar pertanyaan, dan

sebagainaya.2. Membentuk fasilitator yang akan memasyarakatkan program dan mengarahkan

kelompok pengarah dalam pengembangan program peningkatan mutu.3. Membentuk kelompok pengarah peningkatan mutu yang mendorong dan

menunjang proses peningkatan mutu.4. Menunjukkan koordonator peningkatan mutu yang membantu dan mengarahkan

tim kerja dalam menemukan penyelesaian masalah.5. Menyelanggarakan seminar manajemen untuk mengevaluasi kemajuan.6. Mengaalisis dan mendiaknosis situasi yang sedang berkembang.7. Menggunakan atau mencoba model-model yang telah diterpkan oleh lembaga lain8. Menggunakan konsultan dari luar walaupun tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya

sebagainmana pada perusahaan9. Meningkatkan latihan yang mengerah pada mutu yang diutamakan dalam

perusahaan budaya.10. Menyebarluaskan pengertian mutu kepada seluruh individu dalam lembaga

pendidikan agar semua terlibat dalam proses peningkatan budaya.11. Mengukur biaya dari mutu termasuk menghitung kerugian yang diakibatkan oleh

penurunan jumlah siswa/mahasiswa baru, Drop out, reputasi yang menurun, hilangan kesempatan, dan sebagainya.

12. Menerapkan alat dan ternik melalui pengenbangan kelompok kerja efektif13. Mengevaluasi program pada setiap periode tertentu agar program pada setiap

periode tertentu sebagaimana direncanakan agar tidak mengelami kegagalan.

Page 8: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

Sallis berpendapat bahwa dalam sustu sistem mutu pendidikan haru mengandung elemen-elemen ntara lain:

1. Rencaa pengembangan kelembagaan (strategyplan) untuk mewujudkan pelayaan mutu terpadu

2. Mutu merupakan kebijaksaan yang diarahkan kepada pelangan (interal dan eksternal)

3. Tanggung jawab pengelola yang tertanggung juga pada peran dari tim manajemen senior

4. Badan pengendali mutu merupakan kelompok pengarah mutu untuk menciptakan d5. Pemasaran dan publikasi yang dismpaikan kepada pemakai jasa6. Informasi terhadap ketentuan penerimaan siwa yang perlu di perbaharui7. Program pengenalan bagi calon siswa serta pemakai jasa pendidikan penjelasan

tentang kurukulum yang selengkapnya8. Penjelasan tentang kurikulum yang selengkapnya9. Memberikan bimbingan dan konseling terhadap siswa10. Manajemen pengajaran11. Bentuk kurikulum yang menunjukkan tujuan dan spesifikasi program12. Pengembangan staf dan latihan13. Pemeretaan kesempatan bagi staf dan siswa14. Pemantauan dan evaluasi15. Ketantuan administrasi yang jelas16. Pengkajian ulang terhadap keberhasilan dan kegaaglan yang dihadapi sebaiknya

oleh pengawas dari luar.

3. Sistem Penjaminan Mutu pendidikan a. Urgensi Penjaminan Mutu Dalam Pendidikan

Gerakan manajemen pada era modern semakin berkembang, bukan hanya dalam bidang industri, melainkan juga dalam bidang pendidikan. Hal ini hal ini menjadi tren baru dalam lembaga pendidikan dengan menerapka konsep dan srtategi peningkatan mutu melalui implementasi manajemen mutu terpadu. Tentu hal ini pula yang menjadi kebutuhan utama begi lemabaga pendidikan yang dikelola secara serius. Tanpa melakukan hal ini labat laun akan mengalami ketertinggalan.dlam masalah mutu. Menurut Sashkin dan keiser, ada delapan elemen mutu yang sangat penting yaitu:1. Informasi mutu harus digunakan untuk menungkatkan mutu 2. Otoritas harus seimbang dengan tanggung jawab terhadap mutu3. Tersedia atas ketercapian mutu4. Kersasama menjadi basis kerja tim5. Warga sekolah harus aman dalam melaksanakan kerja

Page 9: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

6. Iklim keterbukaan harus tersedia7. Gaji harus adil warga 8. sekolah harus merasa memiliki

Berbada menurut Joseph C. Field yang megemukakan 10 langkah yang harus dihahului untuk menerapkan manajemen mutu yaitu

1. Mempelajari dan memahami TQM secara menyeluruh2. Memahami dan mengadopsi jiwa dan filosofi untuk perbaikan terus menerus3. Menilai jaminan mutu saat ini dan program pengendaian mutu 4. Membangun sistem mutu terpadu5. Mempersiapkan orang-orang untuk merubah, menilai budaya mutu sebagai

tujuan untuk mempersiapkan perbaiakan, melatih orang-orang untuk bekerja pada suatu kelompok kerja.

6. Mempelajari teknik untuk menyerang atau mengatasi akar persoalan dan mengaplikasikan tindakan koreksidengan menggunakan teknik dan alat TQM

7. Memilih dan menetapkan pilot project untuk diaplikasikan 8. Tetapkan prosedur tindakan perbaikan dan sadari akan keber hasilannya9. Menciptaka komitmen dan strategi yang benar mutu terpadu oleh pemimpin yang

akan menggunakannya.10. Memelihara jiwa mutu terpadu dalam penyelidikan aplikasi pengetahuan yang

amat luas.

Implementasi manajemen mutu hrus berjalan dengan kebutuhan bersama, sehingga penerapannya perlu komitmen tim manajemen.

TQE dapat disebut pula Total Quality School (TQS) sebagaimana Arcaro dengan lima pilarnya1. Focus kepada pelanggan baik internal maupun eksternal2. Adanya keterlibatan total3. Adanya ukuran baku mutu lulusan sekolah4. Adanya komitmen dan5. Adanya perbaikan yang berkelanjutan

Pada sekolah yang dimaksud dengan pelanggan internal adalah warga sekolah dan eksternal adalah orang tua, masyarakat pemerintah, memakai jaa lulusan sekolah.

b. Penjamin mutu pendidikan 1. Perencanaan mutu pendidikan

Page 10: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

Perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Meskipun masa depan tidak mudah diprediksi, namun perencanaan penting untuk manghindarkan kekedar kebetulan-kebetulan.

2. Pelaksanaan rencana berbasis standar mutu Pelaksanaan suatu rencana agar berjalandengan lancar di perlukan perorganisasian sumber-sumber daya yang ada. Pengorganisaiaan adalah pengatiran kerja bersama sumberdaya keuangan, fisik, dan manusia dalam organisasi.

3. Pengawasan mutu Pengawasn dilakukan untuk mendeteksi apakah standar mutu yang telah ditetapkan sudah tercapai atau belum. Jika dalam pengawasan maish ditemukan hal-hal yang masih kurang maka dilakukan tindakan perbaikan mutu.

4. Audit mutu internal dan eksternal Audit mutu merupakan prosedur dalam siklus penjaminan mutu yang bertujuan untuk memastikan tingkat capaian mutu berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan dalam perencanaan mutu. Siklus auduit mutu berkaitan dengan sistem manajemen mutu. Lembaga pendidikan yang melakukan audit mutu secara berkala dapat mengetahui perkembangan mutu dan dapat memastikan bahwa pelaksanaan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

5. Tindakan perbaikan dan peningkatan mutu berkelanjutanWalaupun dalam prinsip manajemen mutu mulailah sustu tindakan dengan cara yang benar kan tetapi melihat kompleksnya factor-faktor yang memengaruhi mutu pendidikan maka setelah dilakukan monev dan audit mutu dibandingkan denga standar yang telah ditetapkan. Apabila masih terjadi kesenjangan (gap) maka dilakukan tindakan perbaikan dan apabila sudah tercapai maka dilaukan peningkatan standar mutu. Dengan demikian siklus menajamen mutu tidak pernah berakhir,selalu berproses menjuju kesempurnaan sepanjang hayat. Dengan cara demikian pula maka padatnya saktivitas lembaga pendidikan semua bermuara pada pencapaian standar mutu yang terus berkembang.

4. Madrasah : Lembaga Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan NasionalMadrasah dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Nasional

Madrasah yang dibina oleh departemen agama banyak mendapat diskriminatif terutama dalam pembiayaan diri pemerintah. Akan tetapi, sebanarnya madrasah merupakan model pendidikan di Indonesia yang mengintegrasikan ilmu, sehingga ilmu umum dan ilmu agama dipelajari secara seimbang an dimuat dalam kurikulum madrasah. Hal ini sejalan dengan cita-cita umat islam yakni ilmu itu tidak ada dikotomi.

Kebijakan menyamakan antara negeri dan swasta merupakan langkah maju untuk bersaing dalam masalah mutu. Artinya, sekolah-sekolah/madrsah-madrasah memiliki perlakuan sama yaitu mendapat mendapat pembiayaan dari pemerintah dan hanya diakui

Page 11: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

berdasarkan kualitasnya. Masalah-maslah yang masih dihadapi oleh lembaga pendidikan madrasah yaitu biya dari pemerintasumner h masih diskriminatif, pengadaan tenaga guru kurang suber belajar. Adpun mengenai jumlah perkembanngan siswa MTS dan MI dalam rangka menuntaskan wajib belajar menunjukan perkembangan yang menggembirakan.

Umumnya madrasah berstatus swasta, dan bersal dari lingkungan pedesaa. Oleh kareana itu diutuhkan adalah pemberdayaan madrasah supaya tetap dapat survve dan menjadi bagian adri sistem pendidikn nasional. Strategi pemberdaan madrasah di tingkat dsa juga dimaksudkan sebagai bagiandari program penuntasan wajib bealajar, yakni untuk memberikan tempat bagi anak-anak usia pendidikan dasar untuk dapat bersekolah. Program-progarm dalam memberdayakan madrasah tersebut berupa bantuan-bantuan fisik berupa pelatiahan,biaya operasional, dan beaiswa.

Pembengunan msadrsah secara fisaik keberhasilannya lebih ditentukan oleh peran birokrat atau aparat peran pemerintah. Namun, keberhasilan pendidikan secara kualitas akan lebih banyak tergantung pada peran guru-guru dan penyelenggaara madrasah itu sendiri, karena bagaimanapun bagusnya sekolah, canggihnya peralatan penunjang pembalajaran yang tersedia, jika gru atau tenaga pengajarnya tidak mampu maka resiko kegagalan pun sangat tinggi.

Madarsah Aliyah Negeri pertama kali didirikan melalui proses penegerian berdasarkan SK Mentri Agama No.80 1967, yaitu dengan menegerikan madrasah aliyah Al-Isalm di Surakarta, dan kemudian Madrasah Aliyah di Magetan Jawa timur.

Kurikulum madrasah sejak tahun 1975-an sebagai lembaga pendidikan yang menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang diberikan sekurang-kurangnya 30% di samping mata pelajaran umum. Madrassah memiliki kewajiban yang sama dengan sekolah umum dalam peningkatan mutu, sehingga ijazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan ijaza sekolah umum, setingkat lulusan Madrasah dapat melanjutkan kesekolah umum setingkat lebih atas, siswa madrasah dapat berpindah kesekolah umum yang setingkat. Adapun kurukulum ilmu keisalman tetap, seperti materi yang terkait dengan Al-Qur’an, al-Hadits, fiqih, bahaa arab, dan sejarah kebudayaan Islam. Orientasi terhadap pencapain standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tertentu menjadi ciri kebijakan dalam kurikulum madrasah.

Setelah diberlakukannya akreditasi oleh badan akreditasi nasional sekolah/madrasah (BAN-S/M) maka kualitas madrasah ditentukan oleh hasil akreditasi tersebut, apakah nilai A,B,C atau tidak terakreditasi. Instrument yang digunakan unk mengukur mutu sekolah lainnya. Hal ini menunjukkan kemajuan yang dialami oleh sistem pendidikan madrasah.

Pengakuan pendidikan Islam dengan cirri khasnya baru dilihat dalam UU No.2 Th 1989 tentang sistem pendidikan Nasional bahwa madrasah diakui sebagi sub sistem pendidikan Nasional sebagaimana didalam PP No.28 Th 1990 tentang pendidikan dasar dan PP No.29 tentang pendidikan menengah.

Pendidikan madrasah alam sistem pehnjaminan mutu peniddikan nasional perlu memiliki delapan standar nasional pendidikan yaitu standar isi, proses, kompetensi

Page 12: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

lulusan, pendidk dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian.

Pendidikan madrasah harus mampu bersaing dengan sekolah lainya, sehingga perlu adanya benchmarking sebagai standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. ukuran keunggulan dapat ditentukan ditingkat sekolah, daerah, nasional maupun internasional.

5. Model Pengembangan Teori Manajemen Mutu Pendidian Islama. Urgensi pengembangan mutu pendidikan Islam

Urgensi pengenbangan mutu pendidikan Islam melihat pada kondisi realitas yang berkembang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Ilmu penegetahuan semakin berkembang. Teori manajemen mutu sudah banyak dikembangkan oleh para pakar mulai bidang industry hingga bidang pendidikan dan social kemasyarakatan. Pendidikan Islam diIndonesia perlu melakukan internasionalisasi mutun agar sejajar dengan kemajuan-kemajuan diberbagai belahan dunia.semua dapat dilakukan terlebih dahulu dengan penguatan kapasitas pendidikan islam secara internal dengan melalukan penjaminan mutu internal yang konsisten, terencana, dan berkelanjutan. Dalam konteks ini untuk pengembangan pendidikan Islam diperlukan sistem manajemen mutu yang memadukan kekuatan internal dengan eksternal, sehingga mampu meraih prestasi terbaik. Jika pendidikan Islam sudah bermutu, maka masyarakatpun akan percaya menjadikan pendidikan Islam sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan. b. Pengembangan Sistem Jaminan Mutu Pendidikan Islam

Sistem jaminan mutu internan pendidikan Islam perlu dikembangkan berkaitan dengan potensi kekuatan yang dimiliki pendidikan Islam yang mengarah pada kebutuhan nyata terhadap mutu secara substansial. Dalam sistem jaminan mutu pendidikan Islam, perlu disusun secara mutu pengembangn yang menjadi awal rangkain kegiatan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan Islam secara makro. Kemudian secara mikro melakukan analisis kebutuhan dengan menerapkan pendekatan SWOT untuk menawarkan program yang sesuai kebutuhan.

Proses kegiatan yang berjalan di pendidikan memiliki koherensi dengan proses pembelajaran. Jika proses pembelajaran dijadikan komitmen komunitas pendidikan Islam, maka apapun yang terjadi dan apapu yang dihadapi dipandang sebagai proses pebelajaran yang baik. Banyak hal yang terjadi dikalangan praktisi pendidikan, meletakkan persoalan hanya sebagai kejadian yang sambil lalu, tidak direfleksi sebagi pembelajaran, sehigga tidak mendapatkan hikmah dan perbakan dimasa-masa depan. Kecerobohan dalam hl ini menyebabkan praktisi pendidiakan terjebak pada masalah yang sama dan berulang dari waktu kewaktu. Berbeda sekali dengan cara pandang pembelajaran. Maka kegagalanpun dapat dipandang sebagai proses menuju sukses.

Agar madrasah terus berkembembang, maka sumberdaya manusia yang berkiprah didalamnya perlu mendapatkan pelatihan. Pelatihan dilaksanakan bukan hanya pada saat

Page 13: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

ada program dipihak eksternal melainkan inisiatif pihak madrasah secara internal untuk menyelenggarakan pelatihan.c. Pengembanga Visi, Misi, dan tujuan pendidikan Islam

Visi madrasah yang dirumuskan prlu melihat kaitan dengan masa depan Islam di Indonesia. Dalam hal ini visi emiliki nilai antisipatif, perlu ad kemampuan memprediksi masa depan yang berdasarkan indicator-indikator perubahan dan perkembangan yang teratur.

Misi madrsah berupa tugas kewajiban, tanggung jawab, dan rencana tindakan perlu di deskripsikan sehingga dapat dipahami seluruh komunitas madrasah. Misi ini dirumuskan sesuai dengan visi lemabga pendidikan madrasah.

Agar lemabga pendidikan islam tetap eksis ditengah persaingan global, perlu memiliki strategi peningkatan mutu dan cara pengukurannya strategi tersebut pada dasarnya bertumpu pada kempuan memperbaiki dan merumuskan visinya setiap zaman yang dituangkan dalam rumusan tujuan pendidikan yang jelas. Tujuan tersebut dirumuskan dalam program-program dengan sasaran yang hendak dicapai.

Visi sebagai kekuatan abstrak yang menjadi sumber energi organisasim dalam mencapai tujuan. Visi harus dijabarkan kedalam sejulah misi yang mengisyaratkan adanya kegiatan-kegiatan untuk dilaksanakan sesuai kepentingan organisasi. Tatkala misi dilaksanakn, keberadaan stategi menjadi agenda penting karena merupakan cara terbaik yang dipilih dalam mencapai tujuan secara efektif.

6. Manaemen Mutu Peserta Didik Dalam Pendidikan IslamMutu peserta didik dimadrasah perlu dikembangkan dengan mengacu pada

karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Karakteristik peserta didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah mencari ilmu. Dalam ilmu penddidikan Islam hakikat ilmu berasal dari Allah SWT, sedangkan proses memperolehnya dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar.

Seorang peserta didik harus bersih hatinya agar mendapatkan pancaran ilmu dengan mudah dari tuhan. Ia juga harus menunjukkan sikap akhlak yang tinggi. Terutama terhadap gurunya, pandai membagi waktu yang baik, memehami tatakrama dalam majelis ilmu, berupaya menyenangkan hati sang guru, tidank menunjukkan sikap yang memancing ketiaksenangan guru, giat belajr dan sabar dalam menuntut ilmu. Sikap yang demikian itu sebagi prasyarat untuk mencapai keberhasilan dalam menutut ilmu pengetahuan.

Mutu peserta didik pada mdrasah tidak hanya dilihat ari mutu lulusan saja melainkan mutu dalam proses belajar untuk mendapatkan ilmu. Oleh karena itu, visi, misi, dan tujuan madrasah tiak semata-mata dikaitkan dengan oeerta didik yang diharapkan setelah lulus, melainkan bagaiman pula meerumuskan mutu proses belajar megajar peserta didik sebagai in dikator mutu madrasah. Mutu pesrte didik pada madrasah sebagai basis standar mutu dalam merumuskan visi, misi, dan tujuan madrasah menjadi semakin jelas

Page 14: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

memerlukan manajemen mutu terpadu yang meletakkan mutu sebagai focus dan dilaksanakan secara terencana, terukur, dan berkelanjutan.

7. Manajemen Mutu Sumbar Daya Manusia Dalam Pendidikan IslamSumber daya manusia yang paling menentukan maju mundurnya suatu madrasah

adalah tenaga guru. Guru pada madrasah memiliki cirri sebagi al-alim atu al-mu’alim yang berarti orang yang mengetahui. Al-mu’alim banyak digunakan oleh para ulama atau para ahli pendidikan untuk menunjuk pada konsep guru.

Guru adalah orang dewasa yang karena peranya berkewajiban memberikan atau melekukan sentuh pendidikan (relasi pedagogis) denagn peserta didik. Untuk menjadai pendidik yang sebenarnya tergantung pada kemampuannya melakukan sentuhan pendidikan peserta didik dalam setiap relasinya. Secara spesifik guru adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah/madrasah.

Predikat guru yaitu bagi seseorang yang dapat mengembangkan pengetahuan dan mewariskan kepada orang lain (bersifat koknitif) meltih keterampilan jasmani kepada orang (bersifat psikomotor) dan menenemkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (bersifat efektif) ketiga ranah tersebut merupakan wilayah kemampuan manusia yang harus dibina secara seimbang.

Guru pada madrasah memiliki tugas :a. Sebagai pemberi ilmu pengetahuan yang benar kepada para peserta didikb. Guru sebagaim Pembina akhlak mulia yang merupakn tiangnutama untuk

menopang kelangsungan hidup suatu bangsac. Guru member petunjuk kepada peserta didik tenteg hidup yang baik. Yaitu

manusia yang tahu siapa pencipta dirinya yang menyebabkan ia tidak menjadi orang yang tahu berbuat baik kepada rasul, kepada orang tua dan kepada orang lain yang berjasa kepada dirinya.

Untuk menjadi seorang guru yang professional tiaklah mudah karena ia harus memiliki syarat-syarat keguruan. Menurut Munir Mursi syarat-syarat guru dalam Islam yaitu umur harus suah dewasa, kesehatan harus sehat jasmani dan rohani, keahlian harus menguasai bidang yang diajarkanya dan menguasai ilmu mendidik (ilmu mengajar) dan harus berkepribadian muslim.

Pendidik yang sukses dalam mendidik yaitu :

a. Cakap dalam bidangnya, kreatif dalam pegejarannya, senanng dengan pekerjaannya, cinta kepada peserta didiknya

b. Harus menjadi suru tauladan yang baik bagi orang lain, baik dalam tutur kata maupun dalam perbuatan.

c. Harus mengerjakan apa yang diperintahkan kepada peserta didiknya, berupa adab, akhlak, dan ilmu-ilmu pengetahuan

Page 15: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

d. Harus mengetahui bahwa pekerjaanya mirip dengan pekerjaan para nabiyang diutus Allah SWT

e. Dengan pilihan profeinya itu harus lapang dada terhadap semmua peserta didik.f. Harus saling menolong dengan teman-teman guru lainnya.g. Tawadhu dalam hal keilmuanh. Jujur dan menepati janjii. Sabar.

Penerapan jaminan mutu dalam memilih program Studi berkaitan dengan relevansi kebutuhan kemampuan professional, dan semakin dilengkapi dengan jaminanmutu terhadap kinerja perncanaan dan pelaksanaan. Dalam memberikan jaminan mutu tersebut, bahwa didalam penngembangan sangat dibutuhkan kinerja yang professional. Agar tepat sasaran dalam pengembangan mutu guru, maka perlu langkah berikut :a. Identifikasi jabatan baru dengan memastikan penambahan tenaga berdasarkan

kebutuhan melalui identifikasi jabatan dengan baik.b. Memastikan bahwa orang yang diseleksi adalah orang yang baik c. Masa percobaan dengan memberikan kesempatan bagi tenaga dan pemimpin

organisasi dalam mengevaluasi tidaknya dalam penunjukan mereka dalam program pengembangan tersebut.

d. Penilaian tujuan dengan memastikan singkronisasi antara tujuanorganisasi dan tujuan pribadi

e. Pengembangan menjamin kapasitas guru selalu sesuai dengan keprluan pelanggan dan juga memastikan adanya peningkatan kepuasan profesi.

Mutu SDM agar berjalan sistemik maka diperlukan sistem manajemen mutu, sehingga yang dominan adalah sistem sebgai ukuran bukan individu, sistem lebih pokok untuk lancarnya program penjaminan mutu.

8. Satndar Mutu dan Akreditasi Madrasaha. Sistem Penjaminan Mutu Madrasah

Madrasah menggunakan sistem penjaminan mutu yang beragam yaitu antara eksternal yakni Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah dan internal. Hal ini berdasarkan hasil survey bahwa sesuai dengan peraturan pemerintah setiap madrasah harus diakreditasi sehingga menggunakan BAN-S/M (Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah). Model akreditasi BAN-S/M oleh komunitas madrasah dinilai sebagai sistem yang akan menjamin mutu madrasah.

b. Implementasi Model Penjaminan Mutu Badan Akreditasi Nasional (BAN) Sekolah/Madrasah1. Standar Isi Madrasah Aliyah

Page 16: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

1) Madrasah melaksanakan kuriulum berdasarkan Sembilan komponen muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu mata pelajaran mualatan local, kegiatan pengembanngan diri, mengatur beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas, dan kelulusan, penjurusan, pendidikan kecakapan hidup dn pendidikan berbasis keunggulan local dan global.

2) Madrasah Aliyah mengembangkan kurikulum bersama seluruh guru mata pelajaran, konselor, dan komite atau penyelenggara lembaga pendidikan.

3) Madrasah mengembangkan kurikulum melalui mekanisme tujuh tahap penyusun KTSP.

4) Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan prinsip perbaikan dan mengayaan layanan pembelajaran, pendayagunaan kondidi alam, social dan budaya.

5) Madrasah meiliki kurikulum muatan local yang penyusunannya melibatkan guru, komite atau penyelenggara lembaga pendidikan, dinas pendidikan dan instansi terkait di daerah.

6) Madrasah memiliki program pengembangan diri dalam bentuk kegiatan konseling dan minimal empat jenis program ekstakulikuler.

7) Madrasah memiliki sebanyak tiga belas mata pelajaran atau lebih yang dilengkapi dengan SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar)

8) Madrasah menerapkan kegiatan pembelajaran jatujam taatp muka selama 45 menit, perminggu 38 jam pembelajaran, dan pertahun 34 minggu efektif.

9) Guru pelajaran memberikan penugasan terstruktur pada siswa sebanyak 76-100% dengan maksimal 60% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran.

10) Guru pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur sebanyak 76-100% dengan maksimal 60% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran

11) Pengembangan KTSP disahkan oleh kanwil Kemeneg sebanyak tiga belas silabus mata pelajaran atau lebih.

12) Guru menyusun silanus sendiri sebanyak 76-100%. Sialbus dan RPP disusun secara bersama yaitu dalam MGMP.

13) Mdrasah memiliki tiga belas mata pelajaran atau lebih yang memiliki silabus.

14) Guru yang mengembangkan silabus mata pelajaran dengan tujuh langkan sebanyak 76-100%.

15) Madrasah menjadwalkan awal tahun pelajaran, minggu efektif pembelajaran efektif dan hari libur pada kalender akademik. Semua madrasah melakukan analisis jam efektif sehingga kalender akademik sudah mengantisipasi waktu-waktu tertentuyang tidak dapat digunakan untuk proses pembelajaran.

2. Standar Proses Madrasah Aliyah

Page 17: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

Beberapa indicator madrasah memiliki standar proses perigkat mutu tertinggi dalam versi BAN-S/M, yaitu:1) Madrasah mengembangkan silabus secara mandiri2) Setiap mata pelajaran memiliki RPP yang dijabarkan dadri silabus sebanyak

13 mata pelajaranatau lebih.3) Penyusunan RPP sudah memerhatikan prinsip perbedaan indvidu siswa

mendorong parisipasi aktif siswa, dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi sebanyak76-100%.

4) Madrasah me;laksanakn proses pembelajaran dengan memenuhi 4 persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran yaitu:a. Berkaitan dengan rombongan belajar yang lebih dari 32 orang,b. Beban kerja guru 24 jam tatap muka, c. Tersedianya buku teks 1:1dengan jumlah peserta didik d. Adanya pegelolaan kelas.

5) Madrasah melaksanakn proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran sebanyak 76-100%.

6) Madrasah melaksanakn pemantauan proses pembelajaran oleh kepala madrasah mencangkup perencanaan, pelaksanaan, dan penialian serta dilakukan diskusi hasil pemantauan.

7) Supervise proses pembelajaran dilakukan oleh kepala madrasah dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan dan konsultasi.

8) Evaluasi proses pembelajaran dilakukan kepala madrasah dengan memerhatikan proses pembelajaran dan kinerja guru.

9) Kepala madrasah melporkan pengawasan proses pembelajaran kepada pemangku kepentingan(yang bersangkutan, dewan guru dan pengawas madrasah)

10) Kepala madrasah melakukan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan proses pembalajaran selama sati tahun berakhir sebanyak 76-100% hasil pengawasan.

3. Standar Kompetensi Lulusan Madrasa AliyahBeberapa indicator madrasah memiliki standar kompetensi lulusan peringkat

mutu tertinggi dalam versi BAN-S/M yaitu:1) Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran kelompok iptek (Bahasa,

MTK, IPA, IPS,TIK) ditetapkan 75,0 atau lebih.2) Dua madrasah menjalankan kegiatan siswa yang dapat menganalisis dan

memecahkan masalah-masalah kompleks sebanyak empat jenis dan / atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.

3) Rata-rata nilai ketuntaan mata pelajaran IPA, IPS, ditetapkan75,0 atau lebih.

Page 18: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

4) Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa dengan memanfaatkan dan memfungsikan sumber belajar meliputi bahan ajar, buku teks, perpustakaan,laboratorium dan internet.

5) Madrasah menjalankan kegiatan pembahasan untuk mencari informasi / pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar sebanyak empat jenis dan / atau empat kali atau lebih dalam satu tahun.

6) Madrasah menjalankan kegiatan pemban elajaran yang mampu memanfaatkan lingkung secara produktif dan bertanggungjawab sebanyak empat jenis dan atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.

7) Madrasah memfasilitasi siswa untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya atau sebanyak empat jenis dan/ atau empat kali atau lebih dalam satu tahun.

8) Madrsah memfasilitasi kegiatan siswa untuk mengekspresikan karya seni dan budaya sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.

9) Madrasah menjalankan kegiatan kesiswaan guna menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab sebanyak empat jenis dan /atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.

10) Madrasah menjalankan kegiatan menegakkan aturan-aturan social sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.

11) Madrasah memberikan penghargaan bagi juara madrasah, juga jurusan, juara kelas, dan juara mata pelajaran. (berupa sertifikat, kamus bahasa Indonesia, Bahasa Arab).

12) Madrasah memberikan layanan pembelajaran yang mampu menumbuhkan sikap sportif untuk mendapatkan hasil terbaik sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.

13) Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang melibatkan pertisipasi siswa dalm kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.

14) Madrasah melaksanakn program bagi siswa untuk membantuk karakter, menumbuhkan rasa sportivitas, dan keberhasilan lingkungan sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.

15) Sebanyak 76-100% silabus khususnya mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan IPS memuat kegiatan pembelajaran dalam kemampuan memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di masyarakat.

16) Mardasah memfasilitasi empat jenis atau lebih kegiatan pembahasan dan pengalaman ajaran agama.

17) Madrasah melaksanakan kegiatan pembelajarn untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan social dan ekonomi

Page 19: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

dalam lingkup global sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.

18) Ada kegiatan pembentukan akhlak mulia melalui program pengembangan diri sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.

19) Sebanyak kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi, kerja kelompok, dan persaingan sehat.

20) Mdrasah memfasilitasi kegiatan siswa yang menghasilkan karya kreatif dan individual maupun kelompok sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.

21) Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.

22) Tersedianya kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan, maupun lomba, laporan hasil kunjungan karyawisata/studi lapangan, majalah dinding, dan bulletin siswa internal madrasah.

23) Rata-rata ketuntasan belajar mata pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa inggris ditetapkan 75,0 atau lebih.

24) Madrasah membarikan layanan dalam pengembangan iptek sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.

25) Madrasah melakukan kegiatan untuk menghadapi ujian akhir dan sleksi masuk perguruan tinggi sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Aliyah1) Sebanyak 76-100% guru pendidikan minimum S1 atau D-IV. 2) Sebanyak 76-100% guru pelajaran memiliki kesesuaian antara mata pelajaran

yang mampu dengan latar belakan pendidikanya.3) Sebanyak 76-100% guru hadir untuk menjalankan tugas mengajar dalam satu

semester terakhir.

4) Sebanyak 76-100 % guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi

pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran.

5) Semua guru bertindak sesuai dengan norma agama, hokum,social, serta

peraturan dan ketentuan yang berlaku.

6) Adanya rapat dewan guru rapat antara guru dan madrasah, serta pertemuan

antara guru dan orang tua siswa.

Page 20: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

7) Adanhya kesesuaian antara latar belakang kompetensi guru dengan mata

pelajaran yang diampu dengan pengalaman mengajar rata-rata diatas 9 tahun

8) Kepala madrasah berstatus sebgai guru, memiliki sertifikat pendidik, dan

memiliki SK sebgai kepala madrasah.

9) Kepala madrasah memiliki kualifikasi akademik minimum S1 atau D-IV

kepandidikan dikeluarkan oleh perguruan tinggi terakreditasi.

10) Kepala madrasah memiliki pengalaman mengajar limatahun atau lebih.

11) Sebanyak 76-100 % lulusan diterima dipergurauan tinggi terakreditasi pada

dua tahun terakhir

12) Kepala madrasah mampu menggalang dana pengembanga kegiatan

ekstrakulikuler secara mandiri sebanyak 76-100% dari dana ekstrakulikuler

dalam rencan kerja madrasah (RKM).

13) Kepala madrasah melakukan supervisi dan monitoring secara terencana

dengan implementasi sebanyak 76-100% dari kegiatan monitoring yang

direncanakan dalam RKM

14) Tenaga administrasi sebanyak 76-100% memiliki kualifikasi akademik

pendidikan menengah atau yang sederajad.

15) Tenaga administrasi sebanyak 76-100% memiliki latar belakang pendidikan

yang beragam, sehingga belum dapat dikatakan sesuai dengan tugasnya.

16) Madrasah memiliki tenaga perpustakaan minimal dua orang keduanya

memenuhi kualifikasi D-1

17) Madrasah memiliki tenaga perpustakaan keduanya sesuai dengan tugasnya.

18) Madrasah memilki tenaga laboratorium minimal dua orang, keduanya

memenuhi ualifikasi D-1.

19) Madrasah memilki empat jenis atau lebih tenaga layanan khusus

5. Standar sarana dan prasarana dan Madrasah Aliyah

1) Memiliki lahan lulusan 76-100% atau lebih dari ketentuan lahan minimal.

2) Berada dilokasi aman, terhindar dari potensi bahaya yang mengancam

kesehatan an keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan

dalam keadaan darurat.

Page 21: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

3) Berada di lokasi yang nyaman, terhindar dari gangguan pencemaran air,

kebisingan dan pencemaran udara serta memiliki sarana untuk menungkatkan

kenyamanan.

4) Berada dilokasi yang sesuai dengan peruntukannya, memiliki status hak atas

tanah dan izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah.

5) Memiliki lantai seluas 76-100% atau lebih dari ketentuan luas minimal.

6) Memiliki struktur yang stsbil dan kokoh serta dilengkapi dengan sistem

pencegahan bahaya kebakaran dan petir.

7) Memiliki empat jeis atau lebih sanitasi sebagai persayaratan kesehatan.

8) Memiliki instalasi listrik dengan daya 1.300 watt atau lebih.

9) Memiliki izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan bangunan sesuatu

dengan peruntukannya sebelum bangunan berdiri.

10) Melakukan pemeliharaan ringan dan berat terhadap bengunan secara berkala

sesuai ketentuan.

11) Memiliki lima belas atau lebih jenis prasarana yang di persyaratkan.

12) Memiliki ruang perpustakaan dengan luas dan sarana sesuai dengan ketentuan.

13) Madrasah memiliki ruang laboratorium biologi, yang adapat menampung

minuman satun rombongan belajar, dengan luas dan sarana sesuai ketentuan.

6. Standar Pengelolaan Madrasah Aliyah

1) Madrasah merumuskan dan menetapkan visi, mudah dipahami dan sering di

sosialisasikan

2) Madrasah menetapkan dan merumuskan misi mudah dipaahami dan sering di

sosialisasikan

3) Madrasah merumuskan dan meneta serpkan tujuan, mudah dipahami dan

sering disosialisasikan.

4) Madrasah memiliki rencana kerja jangka menegah dan rencana kerja tahunan

dan sudah di sosislisasikan oleh pimpinan

5) Madrasah memiliki 7 atau 8 dokumen aspek pengelolaan secara tertuis, yaitu :

KTSP, Kalender Akademik, struktur organisasi madrasah, pendayagunaan

Page 22: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

pendidik dan tenaga kependidikan, peraturan akademik, tata tertip madrasah,

kode etik madrasah, dan biaya operasional madrasah.

6) Madrasah memiliki struktur organisasi yang dipajang didinding dan disertai

uraia tugas yang jelas.

7) Madrasah melaksanakan kegiatan sebanyak 76-100% sesuai rencana kerja

tahunan.

8) Adrasah meiliki empat atau lima dokumen kegiatan kesiswaan yaitu :

a. Seleksi penerimaan siswa baru,

b. Member layanan konseling

c. Melaksanakan kegiatan ekstra dan kulikuler

d. Melakukan pembinaan prestasi unggulan

e. Melakukan pelacakan terhdap alumni

9) Madrasah memiliki empat atau lima dokumen kegiatan kurikulum

pembalajaran, penilaian hasil belajar

7. Standar Pemniayaan madrasah Aliyah

1) Madrasah memiliki catatan tahunan berupa dokumen nilai asset sarana dan

prasarana secara menyeluruh selama tiga tahu terakhir

2) Madrasah membelanjakan biaya sebanyak 76-100% dari anggaran

pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan dalam RKA madrasah,

yaitu untuk biaya pendidikan lanjut, pelatihan, seminar.

3) Madrasah memiliki modal kerja sebanyak 76-100 % untuk membiayai seluruh

kebutuhan pendidikan selama satu tahun terakhir

4) Madrasah mengeluarkan dana untuk pembayaran gaji, intensif, transport an

tunjangan lain bagi guru pada tahun berjalan

5) Madrasah mengeluarkan dana untuk pembayaran gaji, intensif, transport an

tunjangan lain bagi tenaga Kependidikan pada tahun berjalan

6) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran penunjang

pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama tiga tahu terakhir

7) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran

pengadaan bahan habis pakai selama satu tahun terakhir

Page 23: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

8) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran kegiatan

kesiswaan selama satu tahu terakhir seperti pramuka, OSIS dll.

9) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran

kegiatan rapat selama satu tahun terakhir

10) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran

pengadaan transport dan perjalanan dinas selama satu tahun terakhir

11) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran

pengadaan soal-soal ulangan selama satu tahun terakhir

12) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran

pengadaan soal-soal ulangan selama satu tahun terakhir

13) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran

pengadaan daya dan jasa selama satu tahun terakhir seperti listrik, telpon dan

air.

14) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran

pengadaan soal-soal ulangan selama satu tahun terakhir

8. Standar Penilaian Madrasah Aliyah

1) sebanyak 76-100% guru menginformasikan rancangan dan criteria penilaian

kapada siswa

2) sebaanyak 76-100% silabus matapelajaran dilegkapi indicator pencapaian KD

dan teknik penilaian

3) sebanyak 76-100% guru mengembangkan instrument dan pedoman penilaian

sesuai dengan bentuk dan penilaain.

4) sebanyak 76-100% guru menggunakan teknik penilaian berupa tes,

pengamatan, penugasan terstruktur, penugasan mandiri dan /atau bentuk lain.

5) sebanyak 76-100% mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan

hasil belajar dan kesulitan belajar siswa.

6) sebanyak 76-100% guru mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan siswa

disertai balikan komentar yang mendidik.

7) sebanyak 76-100% memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaiakan

pembelajaran

Page 24: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

8) sebanyak 76-100% guru melaporkan hasil penilaian prestasi belajar siswa

kepada kepala madrasah

9) sebanyak 76-100% guru melaporkan hasil penilaian akhlak siswa kepada guru

pendidikan agama dan hasil penialaian kepribadian siswa dan guru pendidikan

kewarganegaraan

10) sebanyak 76-100% mata pelajaran ditentukan KKM nya melalui rapat dewan

guru

11) madrasah mengordinasikan ulang tengah dan akhir semester

12) madrasah menentuka criteria kenaikan kelas atau criteria kenaikan program

pembelajaran melalui rapat dewan guru

13) madrasah menentukan nilai akhir melalui rapat dewan guru dengan

mempertimbangkan hasil penilaian oleh guru

14) madrasah menyelenggarakan ujian madrasah dan menentukan kelulusan siswa

lebih tinggi 1,1 atau lebih diatas criteria yang berlaku

15) madrasah melaporkan hasil penilaian stiap akhir smester kapada orang tua /

wali siswa dalam bentuk buku lapor hasil belajar siswa dengan diawali

penjelasan umum kepala madrasah dilanjutkan penjelasan wali kelas dengan

masing-masing orang tua waliyang bersangkutan

16) madrasah melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuanpendidikan

kepala kanwil kemenag kurang dari satu bulan setelah akhir smester

17) madrasah menetuka kelulusan siswa sesuai criteria kelulusan memlalui rapat

dewan guru

18) madrasah enerbitkan dan menyerahkan surat keterangan hasil ujian national

(SKHUN) setiap siswa yang mengikuti UN kurang dari satu minggu setelah

pengumuman hasil ujian.

19) Madrasah menernitkan dan menyerahkan ijzah kepada setiap siswa yang telah

lulus kurang dari satu minggu setelah blangko ijazah diterima dari Kemenag.

20) Madrasah menggunakan hasil UN MTs paket B secara transparan sebagai

penentu penerima siswa baru

Page 25: Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

9. Masa Depan Manajemen Mutu Pendidikan Islam

Tujuan menerapkan sistem penjaminan mutu interal ada dua yaitu :

1) Untuk memperbaiki mutu secara berkelanjutan

2) Untuk akuntabilitas lembaga pendidikan Islam.

Lembaga pendidikan masa denpan perlu memiliki sistem yang kuat untuk menjamin

mutu yang dapat dipertnggungjawabkan kepada stakeholders. Dengan demikian, perlu ada

keseimbangan sitem penjaminan mutu antara internal dan eksternal yang secara bertahap akan

mencapai mutu secara komprehensip.