Makrozoobentos Fix
-
Upload
laily-rizka -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
description
Transcript of Makrozoobentos Fix
PITFALL TRAP
LAPORANUNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Ekologiyang dibina oleh Drs. H. Agus Dharmawan, M.Si dan
Prof. Dr. Hj. Mimien Henie Irawati, M.Si
Oleh :
KELOMPOK 1/OFFERING C
Anggrasti Megah Insani (130341614801)Lianasari Wijaya (130341614879)Muhammad Mustofa Yusuf (130341614800)Riska Nurlaili (130341614848)Yoananda Ramadina (130341614878)Zulfindira Septri Ruudevi (130341614831)
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGIMaret 2015
A. TOPIK : Menentukan Keanekaragaman Fauna Tanah dan Pola Sebarannya
Menggunakan Metode Perangkap Jebag (Pitfall Trap)
B. TUJUAN :
1. Untuk mengetahui organisme yang mendiami habitat tanah
2. Untuk menangkap organisme di dalam tanah dengan pitfall trap
C. DASAR TEORI
Tanah merupakan hasil dari proses dekomposisi bantuan dan bahan-
bahan organik. Bentukan padat tanah terdiri atas dua komponen utama yaitu;
a) mineral tanah yang terbentuk dari batuan induk dan b) materi organik yang
merupakan hasil dekomposisi. Proses dekomposisi batuan dan organik tanah
dipengaruhi oleh cuaca,iklim, dan organisme yang ada di dalam
tanah(petunjuk praktikum)
Organisme yang mendiami habitat tanah tergabung dalam kelompok-
kelompok yang membentuk suatu sistem integrasi yang disebut komunitas
organisme tanah. Komunitas hewan tanah juga merupakan suatu sistem, yang
berhubungan erat dengan dekomposisi materi organik dan penguraian materi
anorganik, sehingga dapat diserap oleh tumbuh-tumbuhan yang berada di
daerah tersebut. Jenis organisme yang berada di dalam tanah bermacam-
macam, mulai dari tumbuhan rendah sampai tumbuhan tinggi dan juga hewan
rendah dan mamalia. Organisme yang berada di dalam tanah membentuk
suatu sistem yang saling berkaitan erat dalam pelaksanaan proses dekomposisi
dalam tanah(petunjuk praktikum).
Dalam percobaan ini akan dipelajari mengenai komunitas mesofauna
dan makrofauna tanah. Organisme dalam tanah dalam pengelompokkan
menurut ukuran tubuhnya dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok yaitu;
mikrofauna, mesofauna, dan makrofauna. Menurut beberapa sumber bahwa
disebut makrofauna apabila ukuran tubuhnya tidak dapat lolos pada saringan
dengan besar lubang 1 mm. Makrofauna dan mesofauna tanah yang sering
ditemukan adalah aschelminthes, artropoda terutama insekta, baik instar muda
maupun dewasanya(petunjuk praktikum)
Wallwork (1970) mengatakan bahwa terdapat saling tumpang tindih
antara populasi yang berada di atas tanah dan populasi yang berada di dalam
tanah. Hal ini dapat dijelaskan dengan mengamati keanekaragaman hewan
tanah dalam variasi horizontal. Jadi terlihat bahwa distribusi hewan tanah
bukan sebagai satu kelompok, melainkan suatu seri dari bebearapa kamunitas
yang kontinyu.
D. ALAT dan BAHAN
Alat:
- Cetok
- Kuas
- Botol plakon
- Saringan kecil
- Gelas air mineral
- Mikroskop stereo
- Lampu meja
- Pinset
- Cawan petri
Bahan:
- Gliserin
- Alkohol 70%
- Formalin 5%
E. CARA KERJA
Disiapkan peralatan praktikum
Ditentukan sungai yang akan diteliti
Ditentukan 2 titik pada 1 stasiun
F. DATA
Stasiun 1
No. TaksaTitik 1 Titik 2 ∑
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1Chironomidae(merah cerah)
2 2 1 2 1
2Hymenosomantidae
1 2 1
3Chironomidae (putih pucat)
1
4Larva lalat jangkung
1
5 Ekor pegas 1 16 Siput kolam 3 3 2 17 Kepiting sungai 1 1 28 Larva ulat air 1
9Larva merutu biasa
1 11 3 1
10 Cacing 211 Lintah 1
Stasiun 2
No. TaksaTitik 1 Titik 2 ∑
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Dijaring makrozoobentos yang
ada di sungai dan dipisahkan
makrooobentos dari pasir
Dimasukkan ke dalam plastik yang telah diisi dengan
air
Diulangi sampai 3 ulangan pada setiap titik dan diukur
faktor abiotik (suhu, pH, kekeruhan dan DO) pada
setiap ulangan
Diidentifikasi makrooobentos yang telah didapatkan menggunakan panduan tabel identifikasi
1 Cacing merah 4 4 14 5 132 Chironomidae 4 1 2 2 4 23 Tipulidae 14 Mollusca 1 1 15 Ekor pegas 3 16 Cacing coklat7 Sudathephecidae 2 18 Thiaridae 3 19 Tabanidae 110 Hymosomantidae 1
Stasiun 3
No. TaksaTitik 1 Titik 2 ∑
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 61 Hymosomantidae 1 1 2 1 32 Thiaridae 3 2 1 4 1 1 2 3 13 Chironomidae
(putih pucat)1 19 3
4 Larva merah cerah
3 8 3 8 7 27
5 Sudathephecidae 1 16 Guppy 4 1 17 Lymnacidae 18 Tipulidae 19 Ekor pegas 1
Data abiotik
No.Faktor abiotik
Titik 1 Titik 21 2 3 1 2 3
1 Suhu 26,3 25,4 25,2 24,7 24,2 24,5
2 Turbidy 16 14 11 12 10 10
3 DO 0,7 0,5 0,4 0,4 0,6 0,44 pH 7,01 6,35 6,96 7,08 7,02 7,01
No.Faktor abiotik
Titik 1 Titik 24 5 6 4 5 6
1 Suhu 22,5 26,3 26,0 25,4 25,4 25,4
2 Turbidy 11 11 4 7
3 DO 0,5 0,4 0,3 0,3 0,6 0,44 pH 6,96 6,97 7,0 7,0
G. ANALISIS DATA
ANALISIS DATA
1. Plot 1
Indeks Keanekaragaman
Rumus > H= - Σ pi ln pi
a. Cheutopilus maculatus
Pi = 2/29 =0,069
Pi ln pi = - 0,256
b. Ponerinae
Pi = 2/29 =0,069
Pi ln pi = - 0,256
c. Dolichoderusthoracicus
Pi = 2/29 =0,069
Pi ln pi = - 0,256
d. Myrmicinae
Pi= 23/ 29 =0,79
Pi ln pi = - 0,186
H= - Σ pi ln pi
H = - (-0,954)
Indeks Kemerataan
E = H/ ln S
E = 0,954 / 1,386 = 0,688
Indeks Kekayaan
R= S-1 / ln N
= 4-1 / 3,367
= 0,89
Analisa
Berdasarkan hasil praktikum pengamatan hewan tanah di kawasan kebun
Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang, didapatkan beberapa macam
spesies. Spesies-spesies tersebut merupakan hewan tanah yang terkena
jebakan dengan menggunakan gliserin sebagai penarik hewan tersebut.
Setelah dianalisis dan dihitung, mendapatkan hasil untuk indeks
keanekaragamanuntuk plot 1 taksaCheutopilusmaculatus,
Ponerinaesp.,Dolichoderusthoracicus, danMyrmicinaedi dapatkanhasil untuk
indeks keanekaragaman adalah 0,954. Sedangkan untuk indeks kemerataan
0,688 ,danuntukindekskekayaanadalah 0,89. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa keanekaragaman , kemerataan dan kekayaan pada plot 1 masih rendah,
hal ini berdasarkan nilai dari masing masing indeks yang masih dibawah 1.
2. Plot 2
Indeks Keanekaragaman
Rumus > H= - Σ pi ln pi
a. Dolichoderusthoracicus
Pi = 1/ 14 = 0,071
Pi ln pi = - 0,187
b. Myrmicinae
Pi = 13 / 14 = 0,928
Pi ln pi = - 0,069
H = - (-0,256)
Indeks Kemerataan
E = H/ ln S
E = 0,256 / 0,693 = 0, 369
Indeks Kekayaan
R= S-1 / ln N
R = 1/639 = 0,00156
Analisa
Plot kedua ini juga berlokasi sama dengan lokasi pada plot 1. Pada plot kedua ini
hanya didapatkan dua jenis spesies. Dari hasil penghitungan didapatkan indeks
keanekaragaman adalah 0,256 sedangkan untuk indeks kemerataan adalah 0, 369 dan
untuk indeks kekayaan adalah 0,00156. Apabila dilihat dari hasil ini, maka dapat
ditarik kesimpulan sementara dari ketiga indeks masih kurang keanekaragamannya,
kekayaan dan kemerataanya. Hal ini dikarenakan nilai yang dihasilkan masih di
bawah 1.
3. Plot 3
a. Dolichoderusthoracicus
Indeks Keanekaragaman
Rumus > H= - Σ pi ln pi
Pi= 1/13 = 0,076
Pi ln pi = - 0, 195
H = 0,195
Indeks Kemerataan
E = H/ ln S
E = 0,195 / 0 = tak terhingga
Indeks Kekayaan
R= S-1 / ln N
R= 0 / 2,56 = 0
Analisa
Pada plot ketiga, hanya ditemukan 1
macamspesiesyakniDolichoderusthoracicus .spesies ini ditemukan pada lokasi yang
sama dengan lokasi plot 1 dan plot 2. Apabila dihitung mendapatkan hasil untuk
indeks keanekaragaman adalah 0,195, sedangkan untuk kemerataannyatak terhingga,
karena disni hanya ada 1 spesies. Dan ketika dihitung akan menghasilkan nilai tak
terhingga. Untuk kekayaannya bernilai 0. Hal ini dapat ditarik kesimpulan sementara
bahwa indeks kemerataan, keanekaragaman dan kekayaan masih
rendahyaknidibawah 1.
ABIOTIK
1 2 3
KESUBURAN too little too little too little
LIGHT 2 2 1
KELEMBABAN 3 3 3
pH 7 7 7
H. PEMBAHASAN
Fauna tanah merupakan hewan yang hidup di tanah, baik hidup pada
permukaan tanah maupun yang terdapat di dalam tanah. (Irwan,
1992).Kelompokmikroorganismetanahantaralainadalahmikrobiauniselulersepe
rti alga tanah, bakteri, jamurdan protozoa. Sedangkanmesobiotanyaantaralain
adalahcacing, cacingoligochaeta, enchytracida, larva serangga yang
lebihkecildanmikroarthropoda, sepertiacarinadancollembolasertamikrobiota
yang jugameliputiserangga yang lebihbesarseperticacingtanah, jangkrik,
kecoa,kumbangtanahdanlainnya (Odum, 1994).
Di lapangan, hewan tanah juga dapat dikumpulkan dengan memasang
perangkap jebak (pitfall trap). Pengumpulan hewan permukaan tanah dengan
memasang perangkap jebak juga tergolong pada pengumpulan hewan tanah
secara dinamik. Perangkap jebak hanya berupa bejana yang ditanam di tanah
(Suin, 1989).Metode sampling yang cocok digunakan untuk komunitas hewan
tanah adalah pitfall trap.Pitfall trapinimerupakan perangkap berbentuk
sumuran dari gelas aqua yang berisi larutan alkohol 70% dan gliserin. Fungsi
larutan gliserin adalah untuk menarik hewan agar masuk dalam perangkap.
Keuntungan dari metode ini adalah alatnya murah, mudah penggunaannya,
cepat operasinya, data yang diperoleh merupakan cerminan komunitas
binatang tanah.
Pada plot 1, jenishewan yang terperangkapyaituCheutopilusmaculatus,
Ponerinaesp.,Dolichoderusthoracicus,danMyrmicinae.Keanekaragamanjugadi
pergunakanuntukmengetahuipengaruhfaktorlingkunganabiotikterhadapkomun
itas (Fachrul, 2008).Hakimdkk. (1989) dan Makalew menjelaskan bahwa
faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi aktivitas organisme tanah yaitu:
iklim (curah hujan, suhu), tanah (suhu tanah, hara, kelembaban tanah,
kemasaman) dan vegetasi (hutan, padang rumput) serta cahaya matahari
(intensitas cahaya).Keberadaan hewanyang terperangkappada plot 1 tersebut
disebabkan karena adanya faktor abiotik yang mempengaruhi persebaran
organisme tersebut diantaranya adalah kesuburantanah, intensitascahaya, pH
tanah, dankelembabantanah. Keanekaragaman cenderung akan rendah pada
ekosistem yang secara fisik terkendali (dibatasi oleh faktor-faktor lingkungan
abiotik) atau mendapat tekanan lingkungan dan akan cenderung tinggi pada
ekosistem yang dibatasi atau diatur oleh faktor biotik (Dharmawan, 2005).
Berdasarkan data
pengamatanterlihatbahwajumlahspesiesMyrmicinaemenempatijumlah paling
banyakdiantaraspesies yang lain.Hal inisesuaidenganteoriolehHerwinadkk.
(2008) bahwaMyrmicinaeadalah sub famili yang paling dominan,
sedangkanPheidoleand Paratrechinaadalahgerena yang paling
banyakspesiesnya.MenurutWilson (1987), semutadalahkelompokserangga
yang paling
mampuberadaptasi.Kemudianjikadilihatdarinilaiindekskeanekaragaman,
kemerataandankekayaanpada plot 1, masihtergolongrendah.Hal
inidipengaruhiolehbeberapafaktor.
Faktor yang
pertamaadalahkesuburantanah.Hasilpengukurankesuburantanahadalahtoo
littleyaitusangatlahkecil.Hal
inimenunjukkanbahwakandunganorganikdalamtanahinicukupsedikit.Berdasar
kan data yang diperoleh, jumlahspesies yang beradapada plot
tersebutrelatifsedikit,
sehinggahalinikemungkinandapatmenjadindikasipenyebabrendahnyakesubura
ntanahtersebut.MenurutSuin (1997)
keberadaanarthropodajugaberperanpentingdalampeningkatankesuburantanahd
anpenghancuranserasahsertasisa-sisabahanorganik.Borrordkk.(1992)
jugaberpendapatbahwaseranggatanahdapatmemperbaikisifatfisiktanahdanmen
ambahkandunganbahanorganiknya.
Faktorselanjutnyaadalahintensitascahaya.Intensitascahayapada plot 1
relatifsangatkecilyaitusebesar 2.Hal inidikarenakantempatpada plot 1
inisedikittertutupiolehdaun-daundaritanamanherba,
sehinggadapatmenghalangimasuknyacahaya.Jumar (2000)
menyebutkanberdasarkanresponnyaterhadapcahaya, fauna tanahada yang
aktifpadapagi, siang, sore, danmalamhari.Sugiyarto(2000)
menjelaskanbahwakebanyakan fauna permukaaantanahaktif di
malamhari.Selainterkaitdenganpenyesuaian proses metabolismenya,
responfauna
tanahterhadapintensitascahayamataharilebihdisebabkanolehakitivitasmenghin
daripemangsaandari predator. Denganpergerakaannyayang umumnyalambat,
makakebanyakanjenisfauna
tanahaktifataumunculkepermukaantanahpadamalamhari.
Faktor yang
ketigayaitukelembabantanah.Berdasarkanhasilpengukuran,
kelembabantanahnyaadalah 3.Jikadilihatdariskala 1-10
makakelembabantanahinitergolong
rendah.Tetapijikadilihatdarijumlahindividunya,
cukupbanyak,terutamapadaspesiesMyrmicinae.Hal
inisesuaidenganteoribahwakelembabantanah yang
rendahinilebihdisukaioleharthropodaterutama fauna permukaantanah
(epifauna) (Karmana,
2010).Kelembabantanahinijugaberkaitaneratdengansuhutanah.MenurutSuin
(2006), Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang sangat
menentukan kehadiran dan kepadatan organisme tanah, dengan demikian suhu
tanah akan menentukan tingkat dekomposisi material organik tanah.
SejalandenganpernyataanSuin (2006), Hanafiah (2007) jugamenyebutkan
temperatur sangat mempengaruhi aktivitas mikrobial tanah. Aktivitas ini
sangat terbatas pada temperatur di bawah 10ºC, laju optimum aktivitas biota
tanah yang menguntungkan terjadi pada suhu 18-30ºC. Nitrifikasi berlangsung
optimum pada temperatur sekitar 30ºC. Pada suhu diatas 30ºC lebih banyak
unsur K-tertukar dibebaskan pada temperatur rendah.
Faktor yang keempatyaitupH.Pengukuran pH tanah juga sangat di
perlukan dalam melakukan penelitian mengenai fauna tanah. Keadaan iklim
daerah dan berbagai tanaman yang tumbuh pada tanahnya serta berlimpahnya
mikroorganisme yang mendiami suatu daerah sangat mempengaruhi
keanekaragaman relatif populasi mikroorganisme (Leksono, 2007). Kondisi
pH tanahpada plot 1 relatifnetralyaitusebesar 7.MenurutKarmana
(2010).kondisiiniakanmemberikankondisi yang
lebihmembuatarthropodaatauindividulebihbertahanhidupdaripadakondisiyang
asam.Perubahan pH
tanahdapatmenggangguketersediaannutrisidanmetabolisme
(dapatmengganggukerjaenzim) yang
dapatmengakibatkankematianbagiorganismetanah.
I. KESIMPULAN
Spesies paling banyak adalah cacing merah dimana ia hidup pada pencemaran
sedang dengan tingkat kekeruhan 16 mg/L, pH 7,08, suhu 26,3 o C, dan DO
sebesar 0,7.
Tingkat keanekaragaman makrooobentos dipengaruhi oleh faktor abiotik yang
membatasinya.
Semakin tinggi keanekaragaman menunjukkan lingkungan air itu stabil atau
tingkat pencemarannya kecil.
Indeks keanekaragaman pada stasiun ketiga menunjukan tingkat
keanekaragaman yang tinggi, karena mempunyai kisaran perhitungan lebih
dari 3.
Indeks kemerataan dari stasiun ketiga tergolong sedang, karena hasil
penghitungan menunjukan data lebih dari 1 dan kurang dari 3.
Indeks kekayaan dari stasiun ketiga tergolong sedang, karena hasil
penghitungan menunjukan data lebih dari 1 dan kurang dari 3.
Faktor abiotik berpengaruh terhadap keanekaragaman, kekayaan dan
kemerataan dari spesies. Semakin faktor abiotiknya optimum dan sesuai,
maka ketiga kriteria tersebut dapat bernilai tinggi.
J. DAFTAR RUJUKAN
Borror.1992. PengenalanPelajaranSerangga, Edisi VI. Yogyakarta: Gajah
Mada.
Dharmawan. 2005. EkologiHewan. Malang:UM-Press.
Fachrul, N.F. 2008.Metode Sampling Bioekologi.Jakarta:BumiAksara.
Hakim, dkk. 1986. Dasar-DasarIlmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.
Hanafiah, K.A. 2007.Dasar-DasarIlmu Tanah. Jakarta: GrafindoPersada.
Herwina, H., Yaherwandi, danSalmah, S. 2008. Struktur Komunitas dan
Peranan Ekologi Semut Sebagai Predator Serangga Hama pada Beberapa
Tipe Lanskap Pertanian di Sumatra Barat. Sumatera Utara: FMIPA
Universitas Andalas.
Irwan, Z.D. 1992. Prinsip-prinsipEkologidanOrganisasiEkosistem,
Komunitas, danLingkungan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Jumar. 2000. EntomologiPertanian. Jakarta: PenerbitRinekaCipta.
Karmana,I,Wayan.2010.AnalisisKeanekaragamanEpifaunaDenganMetodeKol
eksi Pitfall Trap Di KawasanHutanCangar Malang.JurnalGaneÇSwara, 4 (1):
1-5.
Leksono, A. S. 2007. Ekologi: PendekatanDeskriptifdanKuantitatif. Malang:
Bayumedia Publishing.
Odum, E. P. 1994. Dasar-
DasarEkologi.EdisiKetiga.TerjemahanolehKoesbiono, D.G. Bengon, M.
Eidmen& S. Sukarjo. Jakarta: PT. Gramedia.
Sugiyarto.2000. KeanekaragamanMakrofauna Tanah
PadaBaerbagaiUmurTegakanSengon di RPH JatirejoKabupaten
Kediri.Biodiversitas. 1 (2): 11-15.
Suin, N.M. 1989. EkologiHewan Tanah. Jakarta: BumiAksara.
Suin, N.M. 1997. EkologiHewan Tanah. Jakarta: BumiAksara.
Suin, N.M.2006. Ekologi Hewan Tanah.Jakarta: BumiAksara.