makalh mtk

download makalh mtk

of 30

Transcript of makalh mtk

BAB IPENDAHULUAN

I.1Latar BelakangPerkembangan zaman mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin maju dan semakin canggih, membuat teknologi beton mempunyai potensi yang lebih luas dalam bidang kontruksi bangunan. Hal ini menyebabkan beton banyak digunakan untuk konstruksi bangunan gedung, rumah, jalan raya, jalan kereta api, lapangan terbang, pelabuhan, jembatan, bangunan air, terowongan,bangunan lepas pantai, kapal, dan lain-lain. Beton merupakan bahan yang dominankarena memiliki durability dan workability yang baik. Serta mudah diproduksi secaralokal dan bentuknya kaku (rigid).Beton agregat ringan merupakan material penting dan diminati sehingga saat ini telah diaplikasikan pada struktur bangunan dan jembatan. Beton agregat ringan mempunyai keuntungan ekonomi jika dibandingkan beton agregat normal. Meskipun biaya pervolume beton lebih tinggi tetapi karena beratnya yang ringan menyebabkan pengurangan dimensi struktur sehingga secara keseluruhan akan memberikan biaya yang lebih rendah. Kemajuan teknologi beton yang dicapai telah memungkinkan beton agregat ringan struktural diproduksi secara masal dengan kuat tekan mutu normal antara 17,24 41,36 MPa [1], bahkan telah dilakukan studi terhadap beton agregat ringan mutu tinggi antara 30108 MPa [2].ACI 213R-87 menjelaskan terdapat beberapa agregat ringan yang dapat dipakai untuk menghasilkan beton agregat ringan antara lain vermicutlite, perlite, batu apung (pumice stone), scoria, expanded slag, expanded clay dan expanded slate. Batu apung sebagai salah satu bahan agregat ringan terbentuk dari pembekuan lava vulkanik gunung berapi. Batu apung mempunyai density yang kecil yaitu antara 300800 kg/m3 dan termasuk agregat ringan [3]. Beton dengan batu apung dapat digolongkan sebagai beton agregat ringan. Batu apung pada beton dapat dijadikan penyelesaian permasalahan density agregat kasar yang besar sekitar 1200-1700 kg/m3. Density agregat kasar merupakan penyebab beratnya elemen struktur beton utama seperti balok dan kolom. Batu apung mempunyai density kecil, absorpsi besar dan bentuk permukaan berpori yang menyebabkan beton agregat ringan batu apung akan mempunyai perilaku mekanik seperti kuat tekan dan kuat tarik yang berbeda dengan beton agregat normal.

I.2 Tujuan Rancangan BetonPerencanaan campuran beton ini bertujuan untuk menghasilkan beton dengan sebaik-baiknya, dimana memiliki kriteria sebagai berikut :Kuat tekan tinggi (compressive strength)Berat jenis < 1800 kg/m3 Biaya produksi ekonomis

BAB IIKAJIAN PUSTAKA BETON RINGAN

II.1Jenis-Jenis Beton Agregat RinganBeton agregat ringan merupakan salah satu bagian dari beton ringan (lightweight concrete) selain arated lightweight concrete dan no fine lighweight concrete. Beton agregat ringan dapat dibuat dari agregat ringan yang berasal dari a) agregat ringan produk industri misalnya furnace bottom ash, furnace klinker, b) agregat ringan natural misalnya batu apung (pumice stone) dan scoria, c) agregat ringan artificial misalnya slag, expand shale, expand clay, perlite dan vermiculite .Menurut ACI 213R-87 terdapat tiga jenis beton agregat ringan berdasarkan density, yaitu: a) Beton agregat ringan kepadatan rendah dengan density kering udara 400 800 kg/m3 dan kuat tekan antara 0,696,89 MPa. Agregat ringan yang digunakan antara lain vermiculite dan perlite. b) Beton agregat ringan kekuatan moderat dengan density kering udara 8001400 kg/m3 dan kuat tekan antara 6,8917,24 MPa. Agregat ringan yang digunakan antara lain batu apung (pumice stone) dan scoria. c) Beton agregat ringan struktural dengan density kering udara 1440 1850 kg/m3 dan kuat tekan lebih besar dari 17,24 MPa. Agregat ringan yang digunakan antara lain pumice stone, slag, clay dan slate.

II.2Sifat-sifat Beton Agregat RinganBulk Density atau density beton agregat ringan bervariasi tergantung pada density agregat, kadar semen dan factor air-semen. Secara umum density beton agregat ringan akan naik jika density agregat dan kadar semen meningkat, tetapi akan menurun jika faktor air-semen meningkat. Density beton agregat ringan sangat berpengaruh pada sifatsifat mekanik yang dihasilkan seperti kuat tekan dan kuat tarik. Beton agregat ringan dengan density rendah akan sukar dipadatkan sehingga segregasi yang terjadi menyebabkan rendahnya kuat tekan dan kuat tarik. Penentuan density beton agregat ringan berdasarkan standar ASTM C567-91 [5]. Menurut Satish dkk. , density beton agregat ringan terbagi menjadi density tinggi antara 1550-1850 kg/m3 dan density menengah antara 8001550 kg/m3. Menurut ACI 213R-87 terdapat tiga density beton agregat ringan yaitu: a) density rendah antara 400800 kg/m3. b) density menengah antara 8001400 kg/m3 dan c) density tinggi antara 14401850 kg/m3. Kuat tekan beton dinyatakan dalam bentuk kuat tekan benda uji beton silinder 100x200 mm pada umur 28 hari yang diuji berdasarkan standar ASTM C39 . Kuat tekan beton ditentukan dengan persamaan:fc = dengan :fc = kuat tekan P = beban tekan aksial A = luas penampang benda uji.

Kuat tekan beton agregat ringan sangat dipengaruhi oleh density agregat, faktor air-semen, kadar semen dan umur beton. Secara umum kuat tekan beton agregat ringan akan naik jika secara berturut-turut density, kadar semen dan umur beton meningkat, tetapi kuat tekan beton akan turun jika faktor air-semen meningkat . Secara makrostruktur, kuat tekan beton ditentukan oleh ikatan antara agregat dengan pasta semen pada interface zone. Kehancuran pada beton biasanya terjadi karena lemahnya ikatan antara pasta semen dengan agregat pada interface zone. Perkuatan interface zone pada beton agregat ringan merupakan suatu cara untuk mendapatkan kuat beton yang tinggi. Beberapa bahan tambahan dengan kandungan silika tinggi dapat dipakai untuk memperbaiki interface zone antara lain terak nikel, silica fume dan fly ash .Tegangan tarik pada beton dapat terjadi karena geser, torsi dan aksi lain serta dapat menyebabkan terjadinya retak-retak. Sehingga penting untuk dapat memprediksi kuat tarik belah beton. Percobaan kuat tarik belah berdasarkan ASTM C496-96 .Benda uji berupa silinder beton ukuran 100x200 mm ditempatkan secara horizontal di antara dua tumpuan dari mesin tekan. Kuat tarik belah benda uji ditentukan dengan persamaan:

fc = dengan:ft = kuat tarik belah betonP = beban tekan diametralL = panjang benda uji d = diameter benda ujiBAB IIIMETODE PEMBUATAN

Dalam pembuatan beton diperlukan material-material seperti semen, air, agregat kasar,agregat halus ,dan admixture dalam pencampurannya agar dapat menghasilkan beton yang baik. Akan tetapi dalam pembuatan beton ringan, Berat jenis beton adalah kecil atau sama dengan 1800kg/m3. Untuk itu penggunaan pasir kerang dan batu apung dalam campuran beton dapat digunakan untuk memperoleh berat jenis tersebut.III.1Pemilihan Material III.1.1Agregat Halus (Pasir Kerang)Karakteristik kualitas aggregat halus yang digunakan sebagai komponen structural beton memegang peranan penting dalam menentukan karakteristik kualitas struktur beton yang dihasilkan, sebab aggregat halus mengisi sebagian besar volume beton. Denganberat jenis yang lumayn kecil yaitu 2300 kg/m3, maka dipilih pasir kerang.

III.1.2Agregat Kasar (Batu Apung)Agregat kasar yang digunakan dalam campuran beton ini adalah batu apung yang tidak dilakukan pengujian kimia sebelumnya. Beberapa sifat fisik batu apung yang diperoleh dari pengujian adalah density sebesar 410 kg/m3 dan modulus kehalusan sebesar 9,32. Untuk mengurangi permukaan berpori batu apung yang berpengaruh pada sifat absorpsi air dilakukan perendaman terlebih dahulu selama 1 hari.III.1.3 Portland Composite Cement (PCC)Indonesian Standard : SNI 15-7064-2004PCC (Portland Composite Cement) digunakan untuk bangunan-bangunan pada umumnya, sama dengan penggunaan Semen Portland Jenis I dengan kuat tekan yang sama. PCC mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah selama proses pendinginan dibandingkan dengan Semen Portland Jenis I, sehingga pengerjaannya akan lebih mudah dan menghasilkan permukaan beton/plester yang lebih rapat dan lebih halus.

III.1.4 AdmixturesAdmixture yang ditambahkan agar proses workability lebih mudah digunakan Superplasticizer (Viscocrete 10). Namun dalam segala hal, penggunaan Superplasticizer perlu sesuai dengan standard ASTM-C 494-81 tipe F. Ketepatan dosis penambahan Superplasticizerumumnya perlu dibuktikan dengan membuat campuran percobaan (trial mixes) dengan beberapa variasi dosis penambahan Superplasticizer hingga mendapatkan hasil yang optimum dalam memenuhi syarat kelecakan yang direncanakan.

III.1.5 AdditiveAdapun bahan-bahan additive yang digunakan dalam pembuatan beton antara lain:

III.1.5.1 Silica FumeSilicafume dipilih menjadi bahan adiktif agar mengurangi penggunaan semen. Silicafume atau disebut juga mikrosilika merupakan limbah yang memiliki kandungan silica(SiO2) mencapai 85-95% Ukuran butiran silika yang sangat halus bcrkisar 0,1-1m, lebih kecil dibandingkan butiran semen yang bekisar 5-50 m. Tujuan ditambahkan ke pencampuran pembuatan beton, akan mengisi rongga-rongga(filler) di antara butiran semen sehingga beton akan menjadi lebih kompak dan padat. Standar spesifikasi untuksilica fume yang digunakan dalam campuran semen adalah ASTM C1240. Selain itu, mikrosilika akan bereaksi dengan C3S dan C2S dalam semen dan menghasilkan gel CSH-2 yang akan membentuk suatu ikatan gel yang kuat dan padat didi dalam beton. Selanjutnya, reduksi kalsium hidroksida (CaOH) oleh Si02 akan mengurangi unsur pembentukettringite sehingga mengurangi sensitivitas beton terhadap serangan sulfat. Karenanya, beton tidak mudah ditembus air serta tidak mudah mengalami korosi. Penggunaan silicafume pada beton biasa digunakan dalam konstruksi bangunan di daerah pesisir dan di daerah yang memiliki kelembaban tinggi.

III.2 Prosedur Pembuatan Beton Adapun urutan dalam pembuatan campuran beton adalah sebagai berikut:1. Mix Design (Dijelaskan Pada Bab IV)2. Menyiapkan semua bahan yang diperlukan dengan jumlah sesuai mix design.3. Untuk batu apung terlebih dahulu dipecahkan sehigga lolos ayakan 1 dan direndam selama satu hari agar daya absorpsi berkurang. 4. Nampan Besi dipersiapkan untuk mencampur semua bahan agar menjadi campuran beton 5. Masukkan semen ,pasir kerang, batu apung, bahan additive, admixture lalu masukkan air sesuai ukuran yang tercantum dalam mix design 6. Pengadukan beton dilakukan 10 menit atau sampai diperoleh campuran beton yang seragam.7. Setelah campuran beton sudah seragam, tuangkan campuran tersebut kedalam silinder ukuran 10 cm X 20cm.8. Setelah 1 x 24 jam, buka bekisting dan beton disimpan di dalam karung yang dibasahkan/ lembab.

BAB IVMIX DESIGN

IV.1PengertianPada pembuatan beton, diperlukan perencanaan campuran pembuatan beton, yang sering dikenal sebagai Mix Design. Perencanaan campuran ini bertujuan untukmenentukan proporsi material-material pembuat beton yang memenuhi persyaratanyang dijabarkan sebagai berikut :1. Kekuatan Tekan Beton2. Berat jenis beton3. Workabilitas4. Durabilitas /Sustainable

IV.1.1Kekuatan Tekan BetonKuat Tekan beton ini adalah kuat tekan yang direncanakan pada umur 4, 7, 14 dan 28 hari yang dinyatakan dalam satuan MPa. Beton direncanakan memiliki kuat tekan beton sebesar 40 MPa. IV.1.2Berat Jenis BetonBerat jenis beton adalah maksimal 1800 kg/m3. Oleh karena itu, perlu beberapa trial mix yang dilakukan agar bisa mendapat komposisi campuran beton dibawah berat jenis yang diisyaratkan.

IV.1.3WorkabilitasWorkabilitas secara generalisasi adalah kemudahan dalam pengerjaan atau pembuatan beton. Tetapi karena sulitnya mendefinisikan Workabilitas secara spesifik, pendefinisian Workabilitas dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Kompaktibilitas, atau kemudahan dimana beton dapat dipadatkan dan rongga-rongga udara diambil.2. Mobilitas, atau kemudahan dimana beton dapat mengalir didalam cetakan.3. Stabilitas, atau kemampuan beton untuk tetap sebagai massa yang homogen, koheren, dan stabil selama dikerjakan dan digetarkan tanpaterjadi pemisahan butiran (segregasi).Dalam pembuatan beton, direncanakan pembuatan beton yang semudah-mudahnya dengan material-material yang mudah ditemukan serta sumber dayanya cukup banyak.

IV.1.4Durabilitas /SustainableDurabilitas adalah daya tahan beton terhadap lingkungan atau cuaca disekitar tempat beton tersebut akan diaplikasikan. Beton yang direncanakan haruslah mempunyai daya tahan yang lama (Sustainable). Hal ini bertujuan agar betonyang digunakan dapat digunakan terus menerus tanpa diganti atau diperbaiki,dan juga untuk menekan biaya perawatan beton itu sendiri.

IV.2Campuran Beton Dan Alasan Pemilihan BahanApabila perencanaan campuran beton ini terencana dengan baik, maka mutu beton yang kita buat akan sesuai dengan mutu beton yang akan kita rencanakan. Spesifikasi dari material yang digunakan dapat dilihat pada Bab II. Tetapi dalam pencampuran beton dalam, perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan material sebagaiberikut :IV.2.1SemenSemen yang digunakan harus mencapai tingkat kehalusan yang baik, semen harus memenuhi syarat kehalusan lolos saringan No.200. Semen juga dijaga agar tidak lembab. Semen yang dipakai pada pembuatan beton pada adalah Semen Gresik.

IV.2.2 Aggregat Halus (Pasir Kerang)Pasir yang digunakan untuk pembuatan beton, sebaiknya dicuci bersih. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan bahan organik dan lumpur. Kandungan bahan organik dan lumpur pada pasir dapat menyebabkan pasir tidak homogen dan juga merusakFine Modulus dari pasir itu sendiri. Pasir pada pembuatan ini dikondisikan dalam keadaan SSD (Saturated SurfaceDry). Aggregat halus yang digunakan yaitu pasir kerang. Pasir kerang dipilih karena memiliki berat jenis yang lebih ringan pada pasir pada umumnya. Pasir kerang yang telah di uji sebelumnya dilaboratorium memiliki berat jenis sebesar 2315 kg/m3.

IV.2.3Agregat Kasar (Batu Apung)Agregat kasar yang digunakan dalam campuran beton ini adalah batu apung yang tidak dilakukan pengujian kimia sebelumnya. Batu apung dipilih karena memiliki berat jenis yang lebih ringan dibandingkan dengan batu pecah alami. Berat jenis batu apung yang telah diuji dilaboratorium adalah 410 kg/m3

IV.2.4Material LainnyaMaterial lainnya seperti Silica fume dan Superplastiscizer dijaga kondisinya agar tidak lembab, sehingga dimasukkan ke dalam kantong plastikyang diikat rapat. Pemakaian Silica fume bertujuan untuk menambah kekuatan tekan beton dan juga untuk mengurangi pemakaian semen agar beton lebih ekonomis. Sedangkan, pemakaian superplastiscizer bertujuan untuk pemudahan dalam mengaduk campuran beton.

IV.3Perancangan Campuran BetonMix Design yang direncanakan adalah campuran beton mutu 40 MPa. Dengan benda uji sebanyak 10 buah yang akan diuji pada umur 4,7, 14 dan 28 hari.Bahan dan data yang digunakan :

1. Semen Gresik2. Batu apung yang direndam selama 1 hari.3. Agregat halus dari Pasir kerang 4. Silica fume sebanyak 3% dari berat semen 5. Superplastiscizer visco sebanyak 0.6% dari berat semen6. Ukuran agregat kasar maksimum 20 mm7. Kuat tekan rencana 40 MPa pada umur 28 hari8. Faktor air semen : 0,309. Kepadatan Basah=1750 kg/m310. Proporsi Pasir = 55%11. Proporsi Batu Apung = 45%

IV.4Perencanaan dan Perhitungan Campuran Beton SilinderAdapun langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan dan perhitungan campuran adalah sebagai berikut:1. Menentukan kuat tekan yang diisyaratkan (characteristic strength)Dalam pembuatan beton ini direncakan kuat tekan sebesar 40 MPa dalam 28 hari

2. Faktor Air Semen (W/C)Faktor air semen yang digunakan ialah 0,3

3. Menentukan Banyaknya Kadar Air Bebas

4. Wf=195 kg/m3Wc=225 kg/m3

Kadar Air Bebas= 2/3(Wf) + 1/3(Wc) = 2/3(195) + 1/3(225) = 205 kg/m3

5. Menentukan Kadar PC

Kadar PC=

=

= 683,33 kg/m3

6. Mencari Total Kadar AgregatTotal Kadar Agregat = Kepadatan Beton Basah Kadar PC Air = 2800 683,33 205= 861.67 kg/m3

7. Mencari Kadar PasirKadar Pasir= 55% x 861,67 kg/m3= 473,92 kg/m3

8. Mencari Kadar Batu ApungKadar Batu Apung = 861,67 kg/m3 473,92 kg/m3 = 387,75 kg/m3

9. Menentukan Banyaknya Silica FumeSilica fume yang digunakan adalah sebanyak 3% dari berat semen, yaituSilica Fume = 3% x 683,33 kg/m3 = 20,5 kg/m3

10. Menentukan banyaknya Superplasticsizer yang digunakanBanyaknya Superplasticsizer yang digunakan ialah 0,6% dari berat semen, yaitu:Superplasticsizer = 0,6% x 683,33 kg/m3= 4,1 kg/m3

11. Berat Semen TerkoreksiBesarnya berat semen dikurangi berat silica fume sehingga menjadi:Semen = 683,33 kg/m3 20,5 kg/m3 = 662,83 kg/m3

12. Berat Air TerkoreksiBesarnya berat air dikurangi pemakaian superplasticsizer sehingga menjadi :Air = 205 kg/m3 4,1 kg/m3 = 200,9 kg/m3

13. Menghitung Volume 10 SilinderSilinder cetakan yang digunakan berukuran Diamter 10 cm dan tinggi 20 cmVolume = (3,14 x 102 x 20 x ) x 10 =1570 cm3 = 0,00157 m3

14. Menghitung Berat Material Untuk 10SilinderBerat material untuk 10 silinder adalah berat material per m3 dikalikan volume 10 silinder, hasilnya dapat dilihat dibawah ini:

MaterialBerat per m3 (kg)

Air3,15

Semen10,41

Pasir7,44

Batu Apung6,09

Superplasticsizer0,06

Silica Fume0,32

15. Menghitung Berat Material Untuk 10 Silinder TerkoreksiUntuk mengantisipasi adukan yang terbuang sewaktu pengadukan, maka berat material 10 silinder dikalikan factor keamanan sebesar 1,1, maka berat material menjadi :MaterialBerat Per m3 (kg)Koreksi (kg)

Air3,153,47

Semen10,4111,45

Pasir7,448,18

Batu Apung6,096,7

Superplasticsizer0,060,07

Silica Fume0,320,35

MaterialBerat per m3 (kg)

Air3,47

Semen11,45

Pasir8,18

Batu Apung6,7

Superplasticsizer0,07

Silica Fume0,35

Dari Perencanaan dan Perhitungan diatas, maka penggunaan berat material sebagai berikut:

BAB VURAIAN HASIL UJI

V.1Perhitungan Berat Jenis Batu Apung Dan Berat Jenis Pasir KerangV.1.1Agregat Kasar Perhitungan berat jenis dan penyerapan agregat kasar di berikan sebagai berikut : 1. berat jenis semu :

1. penyerapan : keterangan : w1 : berat benda uji kering ( gram )w2 : berat benda uji kering oven ( gram )w3 : berat benda uji kering permukaan jenuh dalam air ( gram )

V.1.1.1 Hasil Pengujian Berat Jenis Batu Apung

Tabel : HASIL PENGUJIAN BERAT JENIS BATU APUNG (ASTM C 127-88-93)Percobaan Nomor12

Berat batu apung di udara (W1) gram3000 gram3000 gram

Berat batu apung di air terjadi penambahan berat (W2) gram3000 gr +4352 gr=7352 gr3000 gr+4282 gr=7282 gr

Berat jenis batu pecah = W1/(W1+W2) gr/cc0,408 gr/cc0,412 gr/cc

Dari percobaan di dapat berat jenis batu pecah:

=

= 0,410 gr/cm3

V.1.1.2 Hasil Pengujian Resapan Air Batu Apung

TABEL : HASIL PENGUJIAN RESAPAN AIR BATU PECAH(ASTM C 127 88 93)PERCOBAAN NOMORIII

Berat batu pecah SSD ( w1 )-gr30003000

Berat pasir oven ( w2 )-gr19231892

Kelembapan pasir :( w1 w2 )/w2 x 100%56,01 %58,55 %

Dari percobaan di dapat resapan air batu apung:

=

= 57,28 %

V.1.2 Agregat Halus (Pasir Kerang)Perhitungan Berat Jenis Pasir dan Resapan air diberikan sebagai berikut:1. Berat jenis jenuh kering permukaan = 500 / (w1 + 500 w2) 2. Penyerapan = (500 - Bk) / Bk x 100%Keterangan : Bk= berat benda uji kering oven (gram)w2= berat piknometer berisi air (gram)w1= berat piknometer berisi benda uji dan air (gram)500 = berat benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh (gram)

V.1.2.1 Perhitungan Berat Jenis Pasir Kerang

Tabel: PERCOBAAN BERAT JENIS PASIR Kerang12

Berat labu + pasir + air (w1) (gr)1552,51504,8

Berat pasir SSD (gr) 500500

Berat labu + air (w2) (gr)1262,51227

Berat jenis pasir = [500/(500+w2-w1)] (gr/cm3)2,382,25

Perhitungan :Percobaan IBerat jenis = 500/((500 + 1262,5- 1552,5) = 2,38gr/cm3 Percobaan II Berat jenis = 500/((500 + 1227- 1504,8) = 2,25gr/cm3Maka didapat :Berat jenis Pasir rata-rata = (2,38 + 2,25 ) / 2 = 2,315 gr/cm3

V.2.1.2 Perhitungan Resapan Air Pasir KerangTabel: PERCOBAAN AIR RESAPAN PADA PASIRPercobaan Nomor12

Berat pasir SSD (gr)500500

Berat pasir oven (w1) (gr)488,35486,04

Kadar air resapan :[(500-w1)/w1]x100% (%) 2,382,87

Percobaan IJumlah air resapan = [(500 488,35)/ 488,35 ]x 100% = 2,38%Precobaan IIJumlah air resapan=[(500-486,05)/486,04]x 100%= 2,87%Jadi, dari hasil percobaan diperoleh kadar air resapan rata-rata =(2,38 + 2,87 )/2= 2,625%

BAB VITES KUAT TEKAN BETON

VI.1 Test Kekuatan Tekan Hancur (ASTM C 823 75 )V1.1 Tujuan Untuk mengetahui kekuatan tekan hancur beton terhadap pembebananV1.2 Peralatan1. Timbangan 1. Pemanas / kompor listrik + media untuk memanaskan belerang1. Alat perata belerang 1. Mesin test hidrolis. (Torsee Universal Testing Machine) Tokyo Testing Machine MFG CO , LTD 3. Type : RAT 2003. CAP : 200 tf3. MFG no: 203803. Date : May 1981

VI.3 Bahan1. Belerang 1. Minyak / oli 1. Beton uji berbentuk silinder 10 , tinggi 20 cm sebanyak 8 buah

VI.4Prosedur Pelaksanaan Test kekuatan tekan hancur dilaksanakan saat benda uji berumur 28 hari. Sebelum ditest diukur dimensinya ( tinggi dan diameter) terlebih dahulu diambang beratnya. Siapkan alat perata belerang kemudian diolesi dengan minyak atau oli agar belerang tidak menempel pada alat perata tersebut. Tuang belerang cair ke alat perata belerang, setelah itu benda uji beton diletakkan dalam alat peratadan tekan lalu tunggu sampai kira kira belerang telah mengeras dan melekat dengan beton, kemudian angkat. Permukaan yang ditempeli belerang adalah permukaan beton yang kasar. Lalu letakkan benda uji pada alat tekan mesin test hidrolis dan pilih permukaan yang rata ( yang terdapat belerangnya) sebagai bidang yang dibebani. Gerakkan tuas yang berwarna merah keatas dan tekan tombol penggerak ke posisi on . Matikan tombol penggerak pada saat beton pecah ( jarum sudah tidak bergerak lagi ). Untuk mengambil kembali benda uji , gerakkan tuas ke bawah sehingga benda uji terlepas dari jepitan. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm dihitung luas permukaan lingkarannya.Sehingga luas permukaan yang dibebani ialah = (3,14 x 10 cm x 20 cm) = 78,5 cmRumus : kuat tekan beton = P/ADimana ; P: Beban ( kg ) A: Luas penampang yang dibebani ( cm 2)

VI.2Data Kuat Tekan Beton

TABEL KEKUATAN TEKAN BETON

No. Benda UjiBerat (Kg)Berat Jenis Beton(Kg/m3)Luas Penampang (cm2)UmurKuat Tekan (kg)Kuat Tekan (Mpa)

12,67172078.54880011,2

22,68170578.54785010

32,66160078.54920011,7

42,68170578.54910011,5

52.66169378.57863011

62,59164878.57950012,1

72,64168078.5141075013,7

82,72173178.5141120014,3

BAB VIIIRINCIAN BIAYA

VIII.1Harga Marketing MixingMaterialHarga Per Kg

Pasir kerangIDR 50/Kg

Semen GresikIDR 1000/Kg

Batu ApungIDR 2000/Kg

Silica fumeIDR 12000/Kg

Viscocrete 8010IDR 35000/Kg

VIII.2Rincian Harga Pemakaian per KgMaterialJumlah Pemakaian (Kg)Harga Pemakaian

Semen11,45IDR 11450

Pasir8,18IDR 409

Batu Apung6,7IDR 13400

Superplasticisizer0,07IDR 2450

Silica Fume0,35IDR 4200

TOTALIDR 28902

VIII.2Rincian Harga Pemakaian per M3MaterialJumlah Pemakaian (M3)Harga Pemakaian

Semen11,45IDR 663057,323

Pasir8,18IDR 23694,267

Batu Apung6,7IDR 775796,184

Superplasticisizer0,07IDR 45859,872

Silica Fume0,35IDR 713375,8016

TOTALIDR 2221783,4476

BAB IXKESIMPULANIX.1KesimpulanSetelah dilakukan uji kuat tekan beton, dapat disimpulkan kekuatan kuat tekan beton yang dibuat buat adalah sebagai berikut:No. Benda UjiBerat (Kg)Berat Jenis Beton(Kg/m3)Luas Penampang (cm2)UmurKuat Tekan (kg)Kuat Tekan (MPa)

12,67172078.54880011,2

22,68170578.54785010

32,66160078.54920011,7

42,68170578.54910011,5

52.66169378.57863011

62,59164878.57950012,1

72,64168078.5141075013,7

82,72173178.5141120014,3

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan didapatkan uji tekan paling maksimum sebesar 14,3 MPa . Dengan Menggunakan Agregat Halus sebesar 8,18 Kg, Semen 11,45, Agrega Kasar 6,7 Kg, Silica Fume 0,35 Kg, Air 3,47 Kg, Superplasticizer 0,07 Kg untuk benda uji sebanyak 10 sample. Dengan menggunakan Superplasticizer, workability dalam pencampuran jauh lebih mudah dengan fas yang kecil sebesar 0,3.

DAFTAR PUSTAKA

0. ACI Committee 213R-87, (1999), Guide for Structural Lightweight Aggregate Concrete, ACI Committee 213,American Concrete Institute.

0. Khaloo, A.R., El Dash,K.L., dan Ahmad, S.H., (1999), Model for Lightweight Concrete Columns Confined by Either Single Hoops or Interlocking Double Spirals, ACI Materials Journal, V.96 S96, pp.883-890.

0. ASTM C330-03, (1996), Standard Specification for Lightweight Aggregates for Structural Concrete, ASTM Standards: Concrete and Aggregates, V.04.02., Philadelphia.

0. Sugiri Saptahari, (2005), Penggunaan Terak Nikel sebagai Agregat dan Campuran Semen untuk Beton MutuTinggi, Jurnal Infrastruktur dan Lingkungan Binaan, ITB, Bandung, V.1, No.1

0. ASTM C567-91, (1996), Test Method for Unit Weight of Structural Lightweight Concrete, ASTM Standards: Concrete and Aggregates, V.04.02., Philadelphia.

0. Chandra Satish and Berntsson Leif, (2002), Lightweight Aggregate Concrete: Science, Technology and Applications, Chalmers University of Technology, Goteborg, Sweden, William Andrew Publishing, Norwich, New York, USA.

0. ASTM C496-96, (1996), Test Method for Splitting Tensile Strength of Cylindrical Concrete Specimens, ASTM Standards: Concrete and Aggregates, V.04.02., Philadelphia. 10. ACI 211.1-91, (1991), Standard Practice for Selecting Proportion.

0. ASTM C39-94, (1996), Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete Specimens, ASTM Standards: Concrete and Aggregates, V.04.02., Philadelphia

0. Subakti, Aman, TEKNOLOGI BETON DALAM PRAKTEK, 2005, Jurusan Teknik Sipil - FTSP ITS, Surabaya.

LAMPIRAN

Agregat Kasar (Batu Apung)

Agregat Halus (Pasir Kerang)

Silica Fume

Semen Gresik

Viscocrete

Uji Kuat Tekan Beton 4 hari

Salah Satu Sample Umur 4 hari diuji Kuat Tekan

Uji Kuat Tekan Beton 7 hari

Salah Satu Sample Umur 7 hari diuji Kuat Tekan

Uji Kuat Tekan Beton 14 hari

Salah Satu Sample Umur 14 hari diuji Kuat Tekan

2